KUNCI PEMBUKA PINTU SURGA - KUNCI KE 4
ASH - SHIDQU (Membenarkan)
Ustad
Ruslan Effendi
Jum’at,
25 Muharram 1435 H – 29 November 2013
Assalamu’alaikum
wr.wb.,
Muslimin
dan muslimat yang dirahmati Allah subhanahau
wata’ala,
Sebagai
kelanjutan bahasan tentang kunci Pembuka Pintu Surga adalah 7 (tujuh) perkara
yaitu :
1.
Al ‘Ilmu (Pengetahuan),
2.
Al Yaqin (Percaya),
3.
Al Ikhlash (Bersih),
4.
Ash Shidqu (Membenarkan),
5.
Al Mahabbah (Cinta),
6.
Al Qobul (Menerima),
7.
Inkiyadu (Tunduk, kepatuhan).
Pada pembahasan sebelumnya dimana kunci
(syarat) Ilmu, Yakin, Ikhlash sudah kita bahas, maka bahasan kali ini
adalah tentang Ash Shidqu (Membenarkan, jujur). Hati kita membenarkan, lalu dibuktikan dengan
pengamalan (amal). Bila seseorang hanya
mengucapkan Lailaha illallah (Tidak
ada Tuhan selain Allah) atau dua kalimah Syahadat, tetapi hatinya tidak
membenarkan, maka yang demikian itu tidak Ash
Shidqu, alias Munafiq I’tiqodi
(munafiq keyakinannya). Jadi ucapannya dusta, mulutnya beriman tetapi hatinya
kafir. Allah subhanahu wata’ala tidak
menghendaki yang demikian itu. Ucapan dan hati kita harus Ash Shidqu (membenarkan).
Lihat Surat Al Baqarah ayat 8 – 10 :
8. Di
antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan hari
kemudian," pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang
beriman.
9. Mereka
hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu
dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.
10.
Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi
mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.
Maksudnya,
bahwa mereka memang bukan orang Mu’min (beriman). Ucapan mereka dusta
(bohong). Dan mereka itu hakekatnya kafir, dan ketika mendengar AlQur’an
semakin bertambah kafir. Sedangkan orang
Mu’min (beriman) kalau mendengar AlQur’an akan semakin bertambah imannya.
Orang Mu’min (beriman) kalau
diperdengarkan AlQur’an maka akan semakin bertambah imannya. Lihat AlQur’an
Surat Al Anfal ayat 2 :
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang
bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan
ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah
mereka bertawakkal.
Maka bila anda ingin tambah iman anda,
silakan selalu mengikuti Majlis Ta’lim yang mengkaji AlQur’an dan Hadits. Orang yang beriman itu bila mendengar suara
Adzan, ia akan bersegera menuju masjid untuk sholat berjamaah. Sedangkan orang
yang munafiq, yaitu orang yang dalam hatinya ada penyakit, mendengar Adzan
tetap santai-santai, kadang bahkan ngobrol
terus, tidak ada getaran dalam hatinya.
Mungkin ia sholat tetapi nanti, ketika waktu sholat hampir habis,
sholatnya sendirian dan telat waktunya. Karena hakekatnya ia enggan melakukan
sholat. Sholatnya karena terpaksa, tidak ikhlas. Maka disebutkan bahwa dalam
hatinya ada penyakit.
Sedangkan orang yang sering mengikuti
Majlis Ta’lim (Pengajian), maka orang itu akan semakin bertambah imannya. Kalau
ada orang sering mengikuti Majlis Ta’lim tetapi tidak bertambah imannya, maka perlu dipertanyakan jiwa orang tersebut.
Maka Allah subhanahau wata’ala berfirman (menjelaskan) dalam Surat At Tubah ayat 124 – 125 :
124.
Dan apabila diturunkan suatu surat, maka di antara mereka (orang-orang munafik)
ada yang berkata: "Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan
(turunnya) surat ini?" Adapun orang-orang yang beriman, maka surat ini
menambah imannya, dan mereka merasa gembira.
125.
Dan adapun orang-orang yang di dalam
hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka,
disamping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir.
Di zaman sekarangpun dalam masyarakat
kita, orang yang hatinya berpenyakit
(munafiq, kafir, bodoh) bila diberitahu tentang kebenaran, diberitahu mana
yang benar dan mana yang salah, padahal kebenaran itu berdasarkan AlQur’an dan
Hadits, orang itu tidak percaya, lalu menolak.. Bahkan ada yang lalu berdebat (ngeyel) sambil marah-marah. Karena mereka tersinggung oleh ayat AlQur’an
yang disampaikan. Karena menolak AlQur’an, maka sesuai dengan ayat 125 tersebut
di atas, maka mereka akan mati dalam keadaan kafir.
Lihat Surat
Al Munafiqun ayat 1 – 3 Allah subhanahu
wata’ala berfirman :
1. Apabila orang-orang munafik
datang kepadamu (Muhammad), mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa sesungguhnya
kamu benar-benar Rasul Allah". dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya
kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang
munafik itu benar-benar orang pendusta.
2. Mereka
itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi (manusia)
dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan.
3. Yang
demikian itu adalah karena bahwa sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian
menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka tidak
dapat mengerti.
Orang munafiq itu menjadikan
sumpah-sumpahnya sebagai perisai (topeng) agar tidak dikira kafir, padahal mereka kafir, meskipun mereka itu melakukan sholat setiap
hari. Dan setiap ada kegiatan keagamaan
(Islam) mereka akan berusaha mengahalangi dengan berbagai cara.
Kalau ada organisasi yang ingin menegakkan
Islam, maka mereka (orang munafiq) akan berusaha menghalangi bagaimana agar
organisasi tersebut bubar. Kalau ada
orang ingin membentuk majlis Ta’lim juga dihambat, dihalangi agar tidak usah
ada Majlis Ta’lim di sekitar rumahnya. Karena mereka itu tidak senang dengan
Islam.
Lihat Surat Ash Shoff ayat 8 Allah subhanahu wata’ala berfirman
(memberitahu) kepada kita :
"Mereka
ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah
(justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya".
Mereka (orang-rang kafir, munafiq) mengatakan
bahwa semua agama itu baik, semua agama itu sama, semua menuju kepada Tuhan.
Itu kata mereka. Demikian itu untuk
memadamkan cahaya Allah (Islam), supaya orang-orang Islam tidak menggunakan
Islam sebagai jalan hidupnya. Supaya orang keluar dari Islam dan boleh memilih
agama apa saja, karena kata mereka semua agama itu sama. Itulah tipu-daya
melalui mulut mereka, berusaha menghalangi manusia dari jalan Allah subhanahu wata’ala.
Kembali kepada Surat At Taubah ayat 3 sebagaimana disebutkan di atas : Yang
demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka telah beriman kemudian menjadi
kafir (lagi), lalu hati mereka dikunci mati karena itu mereka tidak dapat
mengerti.
Jadi Allah subhanahu wata’ala menghadaki agar kita Istiqomah, yaitu ucapan, hati dan pengamalan sama, jangan lain di
mulut lain di hati lain dalam pengamalan (perbuatan). Jangan mendustakan.
Maka syarat ke-4 sebagai Pembuka Pintu
Surga yaitu Ash Shidqu
(membenarkan), kita harus membenarkan, meluruskan dan sungguh-sungguh dalam
mempraktekkan ucapan kita dalam pengamalan (perbuatan).
Lihat Surat
An Nisaa’ ayat 138 – 139 Allah subhanahu wata’ala berfirman :
138.
Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang
pedih,
139.
(Yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman
penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan
di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah.
Maka dalam memilih pemimpin (Pemilu) kita
harus berhati-hati. Orang-orang munafiq itu akan memilih orang kafir sebagai pemimpin. Tidak memilih
orang beriman sebagai pemimpin. Artinya, orang yang memilih orang kafir sebagai
pemimpin adalah orang munafiq meskipun ia KTP-nya Islam. Mereka mengharap kekuatan dari orang
kafir. Padahal semua kekuatan adalah milik Allah subhanahu wata’ala.
Maka sebagai orang beriman kita jangan
memilih pemimpin dari orang kafir. Pilihlah pemimpin yang muslim (beriman). Termasuk
jangan memilih orang yang muslim yang lebih mencintai orang kafir. Jangan
memilih mereka, sebab bisa kita masuk neraka Jahannam.
Lihat Surat
At Taubah ayat 23 Allah subhanahu
wata’ala berfirman :
Hai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan bapa-bapa
dan saudara-saudaramu menjadi wali(pelindungmu), jika mereka lebih mengutamakan
kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka wali(pelindung),
maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
Atas dasar ayat tersebut, maka kalau ada
orang Islam yang lebih mencintai orang kafir (kekafiran) jangan memilih dia
menjadi pemimpin (pelindung). Kalau ada orang Islam yang ber-azas bukan azas
Islam jangan dipilih. Kalau ada orang yang ber-azaskan selain Islam berarti
orang itu lebih mencintai kekafiran.
Maka syarat masuk Surga adalah Ash
Shidqu, membenarkan AlQur’an. Kalau ada orang memilih pemimpin bukan
dari Islam, maka ia telah berbuat dzolim.
Dan orang dzolim itu sanksinya berat, akan
disiksa dalam neraka Jahannam.
Lihat Surat
Al Kahfi ayat 29, Allah subhanahau
wata’ala berfirman :
Dan
katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka barangsiapa yang
ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah
ia kafir". Sesungguhnya Kami(Allah) telah sediakan bagi orang orang zalim
itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. dan jika mereka meminta minum,
niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang
menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang
paling jelek.
Maka sampaikan ayat-ayat AlQur’an. Dan
dalam forum ini, kami telah menyampaikan kepada anda. Terserah orang itu akan beriman atau akan
tetap kafir, resiko biar ditanggung
mereka sendiri. Kalau mereka tetap kafir maka mereka akan dimasukkan ke dalam
neraka, dipanasi di “ruang oven” yang
panas sekali. Kalau mereka kehausan minta minum maka akan diberi minum dari
cairan besi yang mendidih. Kira-kira 1500 derajat panasnya. Mereka menggelepar
tetapi tidak mati dan tetap merasakan betapa panasnya cairan besi dalam leher
dan perut mereka.
Mereka tersiksa selamanya. Karena mereka
memilih dunia dan kufur dengan ayat-ayat Allah subhanahu wata’ala. Mereka (orang munafiq) tidak mau membenarkan
AlQur’an. Mereka adalah syirik dalam ketaatan.
Lihat Surat
An Nisaa’ ayat 144 – 145 Allah subhanahu
wata’ala berfirman :
144.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir
menjadi wali (pemimpin) dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan
alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu) ?
145.
Sesungguhnya orang-orang munafik itu
(ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. dan kamu
sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.
Berdasarkan ayat tersebut maka kita sebagai
muslim janganlah memilih pemimpin dari orang kafir (munafiq). Orang kafir
(munafiq) adalah orang yang menentang ayat-ayat Allah (AlQur’an). KTP mereka memang Islam tetapi kalau mereka
mementang ayat-ayat Allah maka mereka adalah munafiq.
Lihat Surat
Al A’raaf ayat 50 – 51, Allah subhanahu
wata’ala berfirman :
50. Dan para penghuni neraka menyeru kepada para penghuni
syurga: " Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau makanan yang telah
dirizkikan Allah kepadamu". mereka (penghuni surga) menjawab:
"Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang
kafir,
51.
(Yaitu) orang-orang yang menjadikan agama (Islam) mereka sebagai main-main dan
senda gurau, dan kehidupan dunia telah menipu mereka." Maka pada hari
(kiamat) ini, Kami melupakan mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan
mereka dengan hari ini, dan (sebagaimana) mereka selalu mengingkari ayat-ayat
kami.
Kelak di Akhirat para penghuni neraka bisa
melihat para penghuni surga (mereka saling melihat). Para penghuni neraka yang sedang tersiksa
meminta kepada orang penghuni surga agar diberi air atau makanan. Maka dijawab oleh penghuni surga bahwa Allah
melarang memberikan minuman dan makanan kepada orang yang sedang disiksa itu
karena mereka kafir ketika di dunia. Mereka mencemooh-kan agama. . Mereka
mentertawakan orang-orang beriman.
Mereka menganggap Islam hanya sendau-gurau. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah subhanahu wata’ala. Lalu mereka selalu
menghalangi manusia dari jalan Allah subhanahu
wata’ala.
Lihat Surat
An Nisaa’ ayat 142 Allah subhanahu
wata’ala berfirman :
Sesungguhnya
orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka dan
apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. mereka
bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. dan tidaklah mereka menyebut
Allah kecuali sedikit sekali.
Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir): tidak masuk kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir), Maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya.
Maksudnya, orang-orang munafiq itu merasa
enggan (malas) sekali bila disuruh sholat.
Mereka mendengar Adzan, tetapi tidak segera menuju masjid untuk
melakukan sholat. Kalaupun melakukan
sholat dengan rasa berat dan segan sekali. Berdiri sholat dengan malas-malasan.
Apalagi sholat Subuh, mereka sangat berat dan malas sekali melakukannya. Bahkan jarang sekali melakukan sholat
Subuh. Karena hati mereka tidak Ash
Shidqu (membenarkan) perintah Allah subhanahu
wata’ala
Mereka dalam keadaan ragu-ragu, kafir tidak mu’min juga tidak.
Dikatakan kafir tetapi sholat, meskipun dengan malas, dikatakan beriman juga
tidak karena mereka memihak orang kafir. Hati mereka dalam keadaan
bimbang. Dan mereka tidak akan
mendapatkan petunjuk (hidayah) dari Allah subhanahu
wata’ala.
Syarat untuk masuk surga adalah Ash Shidqu (membenarkan). Maka sikap
kita sebagai orang beriman adalah Sami’na wa atho’na (Kami mendengar
dan kami taat). Oleh karena itu hendaknya kita Istiqomah (teguh
pendirian), satunya hati, sikap dan perbuatan.
Orang Istiqomah adalah Ahli Surga, Allah subhanahu wata’ala yang menjamin, baik
di dunia maupoun di Akhirat.
Lihat Surat
Fushshilat ayat 30 – 31 Allah subhanahu
wata’ala berfirman :
30. Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami
ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan
pendirian mereka, Maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan:
"Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka
dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu".
31.
Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya
kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa
yang kamu minta.
Orang Istiqomah (teguh pendirian) adalah
orang yang tidak bisa diiming-imingi, disuap, dst, Sementara di negeri kita
banyak pejabat yang makan suap, korupsi, dst.
Padahal menurut Hadits : Suap-menyuap
masuk neraka, baik yang menerima maupun
yang memberi suap.
Orang yang Istiqomah adalah orang
yang benar-benar beriman, dan turunlah kepada mereka Malaikat mengatakan : Jangan kamu takut dan sedih hati tetapi
bergembiralah kepada Surga yang telah dijanjikan untukmu.
Allah-lah yang menjadi pelindung orang Istiqomah baik ketika di dunia
maupun kelak di Akhirat. Dan kelak jalan
menuju Akhirat lancar semua baik di alam Kubur, alam Barzah, di padang Mahsyar,
semua lancar sampai masuk surga.
Lihat Surat
Al Ahzab ayat 23 – 24 Allah subhanahu wata’ala berfirman :
23. Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang
menepati(membenarkan) apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; Maka di
antara mereka ada yang gugur. dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu
dan mereka tidak merobah (janjinya),
24.
Supaya Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang benar itu karena
kebenarannya, dan menyiksa orang munafik jika dikehendaki-Nya, atau menerima
taubat mereka. Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Lihat Surat
Al Ankabut ayat 2 – 3 Allah subhanahu
wata’ala berfirman :
2.
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami
telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?
3.
Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka sesungguhnya
Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia(Allah) mengetahui
orang-orang yang dusta.
4. Ataukah
orang-orang yang mengerjakan kejahatan itu mengira bahwa mereka akan luput
(dari azab) kami? Amatlah buruk apa yang mereka tetapkan itu.
Setiap orang yang beriman pasti diuji oleh
Allah subhanahu wata’ala. Diuji
dengan berbagai macam ujian. Biasanya
orang akan lulus bila diuji dengan kesusahan (penderitaan) Tetapi umumnya tidak lulus bila diuji dengan
kesenangan.
Lihat Surat
Al Anbiyaa ayat 35 Allah subhanahu
wata’ala berfirman :
Tiap-tiap
yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan
kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). dan hanya kepada kamilah kamu
dikembalikan.
Semua orang pasti mati. Dan sebelum mati
kita manusia pasti diuji dengan kesulitan dan kesenangan. Bila diuji dengan
kesulitan (kesusahan, penderitaan) biasanya lulus, tetapi bila diuji dengan
kesenangan, harta, jabatan, banyak yang tidak lulus.
Demikianlah Ash Shidqu (membenarkan) sebagai syarat ke-empat Pembuka Pintu
Surga. Mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN
LAILAHA ILLA ANTA, ASTGAHFIRUKA WA ATUBU ILAIK.
Wassalamu’alaikum
warohmatullahi wabarokatuh.
_______________
No comments:
Post a Comment