Translate

Thursday, January 2, 2014

KUNCI PEMBUKA PINTU SURGA - KUNCI KE 4 : ASH - SHIDQU (Membenarkan) oleh : Ustad Ruslan Effendi



                        
                                                                 
 KUNCI PEMBUKA PINTU SURGA - KUNCI KE 4 
ASH - SHIDQU (Membenarkan) 
 Ustad Ruslan Effendi 
  Jum’at,   25 Muharram 1435 H – 29 November 2013


 Assalamu’alaikum wr.wb.,

Muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah subhanahau wata’ala,
Sebagai kelanjutan bahasan tentang kunci Pembuka Pintu Surga adalah 7 (tujuh) perkara yaitu :
1.      Al ‘Ilmu (Pengetahuan),
2.      Al Yaqin (Percaya),
3.      Al Ikhlash (Bersih),
4.      Ash Shidqu (Membenarkan),
5.      Al Mahabbah (Cinta),
6.      Al Qobul (Menerima),
7.      Inkiyadu (Tunduk, kepatuhan). 

Pada pembahasan sebelumnya dimana kunci (syarat) Ilmu, Yakin, Ikhlash sudah kita bahas, maka bahasan kali ini adalah tentang Ash Shidqu (Membenarkan, jujur).  Hati kita membenarkan, lalu dibuktikan dengan pengamalan (amal).  Bila seseorang hanya mengucapkan Lailaha illallah (Tidak ada Tuhan selain Allah) atau dua kalimah Syahadat, tetapi hatinya tidak membenarkan, maka yang demikian itu tidak Ash Shidqu, alias Munafiq I’tiqodi (munafiq keyakinannya). Jadi ucapannya dusta, mulutnya beriman tetapi hatinya kafir. Allah subhanahu wata’ala tidak menghendaki yang demikian itu. Ucapan dan hati kita harus Ash Shidqu (membenarkan).

Lihat Surat Al Baqarah ayat 8 – 10 :

8. Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian," pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.

9. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.

10. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.

Maksudnya,  bahwa mereka memang bukan orang Mu’min (beriman). Ucapan mereka dusta (bohong). Dan mereka itu hakekatnya kafir, dan ketika mendengar AlQur’an semakin bertambah kafir.  Sedangkan orang Mu’min (beriman) kalau mendengar AlQur’an akan semakin bertambah imannya.

Orang Mu’min (beriman) kalau diperdengarkan AlQur’an maka akan semakin bertambah imannya.  Lihat AlQur’an Surat  Al Anfal ayat 2 :

Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.

Maka bila anda ingin tambah iman anda, silakan selalu mengikuti Majlis Ta’lim yang mengkaji AlQur’an dan Hadits.  Orang yang beriman itu bila mendengar suara Adzan, ia akan bersegera menuju masjid untuk sholat berjamaah. Sedangkan orang yang munafiq, yaitu orang yang dalam hatinya ada penyakit, mendengar Adzan tetap santai-santai, kadang bahkan ngobrol terus, tidak ada getaran dalam hatinya.  Mungkin ia sholat tetapi nanti, ketika waktu sholat hampir habis, sholatnya sendirian dan telat waktunya. Karena hakekatnya ia enggan melakukan sholat. Sholatnya karena terpaksa, tidak ikhlas. Maka disebutkan bahwa dalam hatinya ada penyakit.

Sedangkan orang yang sering mengikuti Majlis Ta’lim (Pengajian), maka orang itu akan semakin bertambah imannya. Kalau ada orang sering mengikuti Majlis Ta’lim tetapi tidak bertambah imannya,  maka perlu dipertanyakan jiwa orang tersebut.

Maka Allah subhanahau wata’ala berfirman (menjelaskan) dalam Surat At Tubah ayat 124 – 125 :

124. Dan apabila diturunkan suatu surat, maka di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang berkata: "Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turunnya) surat ini?" Adapun orang-orang yang beriman, maka surat ini menambah imannya, dan mereka merasa gembira.

125. Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir.

Di zaman sekarangpun dalam masyarakat kita,  orang yang hatinya berpenyakit (munafiq, kafir, bodoh)   bila diberitahu tentang kebenaran, diberitahu mana yang benar dan mana yang salah, padahal kebenaran itu berdasarkan AlQur’an dan Hadits, orang itu tidak percaya, lalu menolak..  Bahkan ada yang lalu berdebat (ngeyel) sambil marah-marah.  Karena mereka tersinggung oleh ayat AlQur’an yang disampaikan. Karena menolak AlQur’an, maka sesuai dengan ayat 125 tersebut di atas, maka mereka akan mati dalam keadaan kafir.

Lihat Surat Al Munafiqun ayat 1 – 3 Allah subhanahu wata’ala berfirman :

1. Apabila orang-orang munafik datang kepadamu (Muhammad), mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah". dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta.

2. Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan.

3. Yang demikian itu adalah karena bahwa sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka tidak dapat mengerti.
Orang munafiq itu menjadikan sumpah-sumpahnya sebagai perisai (topeng) agar tidak dikira kafir,  padahal mereka kafir,  meskipun mereka itu melakukan sholat setiap hari.  Dan setiap ada kegiatan keagamaan (Islam) mereka akan berusaha mengahalangi dengan berbagai cara.
Kalau ada organisasi yang ingin menegakkan Islam, maka mereka (orang munafiq) akan berusaha menghalangi bagaimana agar organisasi tersebut bubar.  Kalau ada orang ingin membentuk majlis Ta’lim juga dihambat, dihalangi agar tidak usah ada Majlis Ta’lim di sekitar rumahnya. Karena mereka itu tidak senang dengan Islam.

Lihat Surat  Ash Shoff ayat 8 Allah subhanahu wata’ala berfirman (memberitahu) kepada kita : 

"Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya".

Mereka (orang-rang kafir, munafiq) mengatakan bahwa semua agama itu baik, semua agama itu sama, semua menuju kepada Tuhan. Itu kata mereka.  Demikian itu untuk memadamkan cahaya Allah (Islam), supaya orang-orang Islam tidak menggunakan Islam sebagai jalan hidupnya. Supaya orang keluar dari Islam dan boleh memilih agama apa saja, karena kata mereka semua agama itu sama. Itulah tipu-daya melalui mulut mereka, berusaha menghalangi manusia dari jalan Allah subhanahu wata’ala.

Kembali kepada Surat At Taubah ayat 3 sebagaimana disebutkan di atas :  Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka telah beriman kemudian menjadi kafir (lagi), lalu hati mereka dikunci mati karena itu mereka tidak dapat mengerti.

Jadi Allah subhanahu wata’ala menghadaki agar kita Istiqomah, yaitu ucapan, hati dan pengamalan sama, jangan lain di mulut lain di hati lain dalam pengamalan (perbuatan). Jangan mendustakan. 
Maka syarat ke-4 sebagai Pembuka Pintu Surga yaitu Ash Shidqu (membenarkan), kita harus membenarkan, meluruskan dan sungguh-sungguh dalam mempraktekkan ucapan kita dalam pengamalan (perbuatan).

Lihat Surat An Nisaa’ ayat 138 – 139  Allah subhanahu wata’ala berfirman :

138. Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih,
139. (Yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah.

Maka dalam memilih pemimpin (Pemilu) kita harus berhati-hati. Orang-orang munafiq itu akan memilih orang kafir sebagai pemimpin. Tidak memilih orang beriman sebagai pemimpin. Artinya, orang yang memilih orang kafir sebagai pemimpin adalah orang munafiq meskipun ia KTP-nya Islam.   Mereka mengharap kekuatan dari orang kafir.  Padahal semua kekuatan adalah milik Allah subhanahu wata’ala.

Maka sebagai orang beriman kita jangan memilih pemimpin dari orang kafir. Pilihlah pemimpin yang muslim (beriman). Termasuk jangan memilih orang yang muslim yang lebih mencintai orang kafir. Jangan memilih mereka, sebab bisa kita masuk neraka Jahannam.

Lihat Surat At Taubah ayat 23 Allah subhanahu wata’ala berfirman :

Hai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan bapa-bapa dan saudara-saudaramu menjadi wali(pelindungmu), jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka wali(pelindung), maka mereka itulah orang-orang yang zalim.

Atas dasar ayat tersebut, maka kalau ada orang Islam yang lebih mencintai orang kafir (kekafiran) jangan memilih dia menjadi pemimpin (pelindung). Kalau ada orang Islam yang ber-azas bukan azas Islam jangan dipilih. Kalau ada orang yang ber-azaskan selain Islam berarti orang itu lebih mencintai kekafiran.

Maka syarat masuk Surga adalah Ash Shidqu, membenarkan AlQur’an. Kalau ada orang memilih pemimpin bukan dari Islam, maka ia telah berbuat dzolim.  Dan orang dzolim itu sanksinya berat, akan disiksa dalam neraka Jahannam.

Lihat Surat Al Kahfi ayat 29, Allah subhanahau wata’ala berfirman : 
Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami(Allah) telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.

Maka sampaikan ayat-ayat AlQur’an. Dan dalam forum ini, kami telah menyampaikan kepada anda.   Terserah orang itu akan beriman atau akan tetap kafir,  resiko biar ditanggung mereka sendiri. Kalau mereka tetap kafir maka mereka akan dimasukkan ke dalam neraka, dipanasi di “ruang oven” yang panas sekali. Kalau mereka kehausan minta minum maka akan diberi minum dari cairan besi yang mendidih. Kira-kira 1500 derajat panasnya. Mereka menggelepar tetapi tidak mati dan tetap merasakan betapa panasnya cairan besi dalam leher dan perut mereka.

Mereka tersiksa selamanya. Karena mereka memilih dunia dan kufur dengan ayat-ayat Allah subhanahu wata’ala. Mereka (orang munafiq) tidak mau membenarkan AlQur’an.  Mereka adalah syirik dalam ketaatan.

Lihat Surat An Nisaa’ ayat 144 – 145 Allah subhanahu wata’ala berfirman :

144. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali (pemimpin) dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu) ?

145. Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.

Berdasarkan ayat tersebut maka kita sebagai muslim janganlah memilih pemimpin dari orang kafir (munafiq). Orang kafir (munafiq) adalah orang yang menentang ayat-ayat Allah (AlQur’an).   KTP mereka memang Islam tetapi kalau mereka mementang ayat-ayat Allah maka mereka adalah munafiq.
Lihat Surat Al A’raaf ayat 50 – 51, Allah subhanahu wata’ala berfirman :

50. Dan para penghuni neraka menyeru kepada para penghuni syurga: " Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau makanan yang telah dirizkikan Allah kepadamu". mereka (penghuni surga) menjawab: "Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kafir,

51. (Yaitu) orang-orang yang menjadikan agama (Islam) mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan kehidupan dunia telah menipu mereka." Maka pada hari (kiamat) ini, Kami melupakan mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini, dan (sebagaimana) mereka selalu mengingkari ayat-ayat kami.

Kelak di Akhirat para penghuni neraka bisa melihat para penghuni surga (mereka saling melihat).  Para penghuni neraka yang sedang tersiksa meminta kepada orang penghuni surga agar diberi air atau makanan.  Maka dijawab oleh penghuni surga bahwa Allah melarang memberikan minuman dan makanan kepada orang yang sedang disiksa itu karena mereka kafir ketika di dunia. Mereka mencemooh-kan agama. . Mereka mentertawakan orang-orang beriman.  Mereka menganggap Islam hanya sendau-gurau.  Mereka mengingkari ayat-ayat Allah subhanahu wata’ala. Lalu mereka selalu menghalangi manusia dari jalan Allah subhanahu wata’ala.

Lihat Surat An Nisaa’ ayat 142 Allah subhanahu wata’ala berfirman :

Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.


Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir): tidak masuk kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir), Maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya.

Maksudnya, orang-orang munafiq itu merasa enggan (malas) sekali bila disuruh sholat.  Mereka mendengar Adzan, tetapi tidak segera menuju masjid untuk melakukan sholat.  Kalaupun melakukan sholat dengan rasa berat dan segan sekali. Berdiri sholat dengan malas-malasan. Apalagi sholat Subuh, mereka sangat berat dan malas sekali melakukannya.  Bahkan jarang sekali melakukan sholat Subuh.   Karena hati mereka tidak Ash Shidqu (membenarkan) perintah Allah subhanahu wata’ala

Mereka dalam keadaan ragu-ragu, kafir tidak mu’min juga tidak. Dikatakan kafir tetapi sholat, meskipun dengan malas, dikatakan beriman juga tidak karena mereka memihak orang kafir. Hati mereka dalam keadaan bimbang.  Dan mereka tidak akan mendapatkan petunjuk (hidayah) dari Allah subhanahu wata’ala.

Syarat untuk masuk surga adalah Ash Shidqu (membenarkan). Maka sikap kita sebagai orang beriman adalah Sami’na wa atho’na (Kami mendengar dan kami taat). Oleh karena itu hendaknya kita Istiqomah (teguh pendirian), satunya hati, sikap dan perbuatan. 
Orang Istiqomah adalah Ahli Surga, Allah subhanahu wata’ala yang menjamin, baik di dunia maupoun di Akhirat.

Lihat Surat Fushshilat ayat 30 – 31 Allah subhanahu wata’ala berfirman :

30. Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu".

31. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta.

Orang Istiqomah (teguh pendirian) adalah orang yang tidak bisa diiming-imingi, disuap, dst, Sementara di negeri kita banyak pejabat yang makan suap, korupsi, dst.  Padahal menurut Hadits : Suap-menyuap masuk neraka,  baik yang menerima maupun yang memberi suap.

Orang yang Istiqomah adalah orang yang benar-benar beriman, dan turunlah kepada mereka Malaikat mengatakan : Jangan kamu takut dan sedih hati tetapi bergembiralah kepada Surga yang telah dijanjikan untukmu.
Allah-lah yang menjadi pelindung  orang Istiqomah baik ketika di dunia maupun  kelak di Akhirat. Dan kelak jalan menuju Akhirat lancar semua baik di alam Kubur, alam Barzah, di padang Mahsyar, semua lancar sampai masuk surga.

Lihat Surat Al Ahzab ayat  23 – 24 Allah subhanahu wata’ala berfirman :

23. Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati(membenarkan) apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; Maka di antara mereka ada yang gugur. dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merobah (janjinya),

24. Supaya Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang benar itu karena kebenarannya, dan menyiksa orang munafik jika dikehendaki-Nya, atau menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Lihat Surat Al Ankabut  ayat 2 – 3  Allah subhanahu wata’ala berfirman :

2. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?

3. Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia(Allah) mengetahui orang-orang yang dusta.

4. Ataukah orang-orang yang mengerjakan kejahatan itu mengira bahwa mereka akan luput (dari azab) kami? Amatlah buruk apa yang mereka tetapkan itu.

Setiap orang yang beriman pasti diuji oleh Allah subhanahu wata’ala. Diuji dengan berbagai macam ujian.  Biasanya orang akan lulus bila diuji dengan kesusahan (penderitaan)  Tetapi umumnya tidak lulus bila diuji dengan kesenangan.

Lihat Surat Al Anbiyaa ayat 35 Allah subhanahu wata’ala berfirman :

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan.

Semua orang pasti mati. Dan sebelum mati kita manusia pasti diuji dengan kesulitan dan kesenangan. Bila diuji dengan kesulitan (kesusahan, penderitaan) biasanya lulus, tetapi bila diuji dengan kesenangan, harta, jabatan, banyak yang tidak lulus.

Demikianlah Ash Shidqu (membenarkan) sebagai syarat ke-empat Pembuka Pintu Surga. Mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN LAILAHA ILLA ANTA, ASTGAHFIRUKA WA ATUBU ILAIK.

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

                                                       _______________



No comments:

Post a Comment