Translate

Thursday, December 11, 2014

Ghazwul Fikri - Perang Pemikiran (Food, Fun & Fashion) , oleh : Ustadz Felix Siauw



 PENGAJIAN DHUHA MASJID BAITUSSALAM

 Ghazwul Fikri - Perang Pemikiran
 (Food, Fun & Fashion)

 Ustadz Felix Siauw

 Jum’at,  12 Shofar 1436H – 5 Desember 2014


Assalamu’alaikum wr.wb.,

Muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah subhanahu wata’ala,
Saat ini banyak komunitas-komunitas orang untuk mau menuju Islam. Bukan hanya kalangan muda saja tetapi Alhamdulillah banyak Ibu-Ibu yang semula tidak kenal apa itu  Hijab (Jilbab) Syar’i, sekarang mulai mengenalnya dan memakainya.   Yang semula malas mendatangi Majlis Ta’lim karena Majlis Ta’lim identik dengan kumpulan orang-orang tua, sekarang anak-anak muda banyak mendatanginya.

Bukan hanya anak muda dan ibu-ibu, tetapi para artis-pun sekarang banyak mendatangi tempat-tempat pengajian, karena jumud (bosan) dengan pergaulannya, sekarang banyak yang mendatangi Majlis Ta’lim dan belajar Islam.

Tetapi pada bagian yang lain,  perusakan dan keburukan tidak kalah hebatnya. Persis dengan apa yang terjadi di zaman Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam di Jazirah Arab dahulu,  yang terjadi adalah polarisasi, yaitu yang baik bertambah banyak dan yang buruk (keburukan) juga bertambah banyak. Yang baik semakin jelas, yang buruk-pun semakin jelas. Pada zaman Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam di tanah Arab sana masyarakatnya terpolarisasi.  Kalau tidak ikut Islam berarti ikut kemusyrikan.


Pada sisi lain kehidupan sosial politik di negeri ini semakin parah.  Pada zaman dahulu para ulama tidak pernah membahas tentang kepemimpinan kafir, tetapi sekarang para ulama saling membahas tentang kepemimpinan kafir. Di satu segi Islam bertambah baik, semakin bertambah pendukungnya, tetapi di sisi lain kaum muslimin bertambah rusak.

Pada zaman dahulu para ulama tidak ada yang pernah membahas tentang kebolehan seorang kafir menjadi pemimpin kaum muslimin.  Zaman dahulu tidak pernah ada silang pendapat di antara para ulama Mu’tabar tentang ke-haraman muslimin dipimpin seorang kafir.  Tetapi sekarang masalah tersebut dibahas.  Ulama terpecah menjadi dua, ada ulama yang berpendapat tidak boleh orang kafir menjadi pemimpin orang muslim, dan ada yang berpendapat boleh, yang penting maslahat-nya terasa. 

Kata ulama : Maqosid Syari’ah adalah maslahat yaitu jujur, amanah, tegas, baik, sejahtera. Selama itu dilakukan, tidak mengapa pemimpinnya kafir. Demikian kata ulama zaman sekarang.
Zaman dahulu tidak pernah ada pembahasan dari para ulama : Allah itu Maha Tinggi atau tidak, tetapi zaman sekarang ada pembahasan tentang hal itu.

Kemudian ada pemeo (kata-kata) : Betul kita ini adalah Negara yang beragama, betul kita adalah rakyat yang beragama, tetapi di atas hukum agama ada Hukum Konstitusi.  Demikian itu tidak pernah terjadi zaman dahulu, kecuali pada zaman Fir’aun. Ketika itu Fir’aaun menyatakan : Aku adalah Tuhan kalian yang paling tinggi. Berarti ada prosesi untuk meninggikan segala sesuatu selain Allah subhanahu wata’ala.

Ternyata zaman sekarang terjadi. Seburuk-buruk orang muslim zaman dahulu, di mana seorang ayah tidak sholat, seorang ibu tidak berjilbab dan tidak sholat, tetapi minimal anaknya menikah harus sesama muslim. Tetapi zaman sekarang ada pembahasan : Tidak mengapa menikah dengan orang non-muslim.
Mengapa terjadi demikian ? Karena kata mereka : Surga bukan milik orang-orang yang beriman saja. Zaman sekarang segala sesuatu menjadi relatif, semua agama sama.  Zaman sekarang bahasan-bahasan tentang agama semakin parah.

Artinya, zaman sekarang memang benar-benar terjadi polarisasi dan polarisasi semakin jelas.  Yang mendukung Islam bertambah banyak, tetapi yang mendukung kekufuran juga semakin bertambah banyak. Di satu sisi orang-orang yang beragama semakin banyak, tetapi di sisi lain orang atheis-liberal semakin bertambah banyak.
Sekarang kita memasuki dunia-terpolarisasi luar biasa.  Sekarang dunia berubah, sebagai dampak adanya para da’i dan para da’i muda, ada artis-artis yang mau belajar Islam dst, semua itu dipengaruhi oleh sesuatu yang sama : Sosial-Media.

Sosial-Media zaman sekarang mempercepat segala macam urusan, menjadi katalis segala macam perkara.  Kebaikan dikatalisasi, keburukan-pun di katalisasi.
Sekarang semua orang punya HP.  Orang punya HP, minimal  ada twitter atau face book di dalam HP-nya. Minimal Watch-up atau BBM-lah. Maka orang-orang mendadak mendapat Tausiyah di  kantong mereka masing-masing.  Dunia berubah pada zaman sekarang.

Karena dunia berubah, maka cara dakwah-pun berubah zaman sekarang.  Dahulu tidak ada istilah Ustad-twitter, tetapi sekarang banyak ustad-ustad yang digelari Ustad-Twitter.   Padahal yang main twitter sekarang-pun jarang.   Perbedaan dunia zaman sekarang ada tiga  yang akan menguasai dunia (kata orang-orang marketing) adalah yang bisa menguasai :

1.     Wanita,
2.     Internet (terkoneksi),
3.     Anak-anak muda.

Menguasai wanita, karena segalanya bisa dipengaruhi wanita.  Perubahan sosial-media merubah segalanya. Contoh : Tahun 2006-2007 ada buku yang ditulis oleh Yuswo Hadi (seorang pakar Marketing) dengan judul : Marketing in Venues marketing di dunia venus. Di katakan dalam bukunya itu (ketika itu) bahwa dunia sudah berubah karena dampak dari adanya SMS.   Gara-gara SMS dunia menjadi berubah.

Dunia menjadi lebih emosional.  Akibatnya, laki-laki yang dahulunya mendominasi wanita tetapi sekarang wanita yang mendominasi laki-laki.
Itu gara-gara adanya SMS.  Zaman dahulu bila seorang laki-laki suka kepada anak perempuan, biasanya dengan menulis surat. Tetapi kalau ia seorang pemberani biasanya  bicara langsung kepada anak perempuan yang ditaksirnya.  Yang jelas anak laki-laki zaman dulu lebih bermutu daripada anak laki-laki zaman sekarang.   

Semenjak adanya SMS, anak laki-laki lebih mudah mengutarakan perasaannya terhadap perempuan yang disukainya.  Demikian menurut Yuswo Hadi dalam bukunya.  

Sehingga beliau mengatakan bahwa untuk ke depan seluruh costumer, seluruh orang-orang yang ada di dunia ini terbagi menjadi dua : Woman (perempuan)dan Wo-men (Woman oriented-men), laki-laki yang sudah ter-orientasi pada perempuan.   Gara-gara SMS,  laki-laki lebih emosional.

Puncaknya tahun 2011 ketika sosial-media mulai merajalela di Indonesia.  Laki-laki  mengenal sosial-media, Facebook, Twitter, lebih emosional lagi. Sempurnalah dunia sekarang,  dunia bukan didominasi oleh laki-laki melainkan oleh perempuan.
Maka orang-orang yang berdakwah harus mengerti posisi ini, bahwa sekarang wanita mendominasi seluruh sendi-sendi kehidupan termasuk sendi-sendi dakwah karena perubahan sosial-media. 

Gara-gara sosial-media zaman sekarang laki-laki tidak lagi bersikap logis. Laki-laki seperti perempuan, maunya emosional. Padahal perbedaan dasarnya : Laki-laki itu logis sedangkan perempuan emosional.   Contoh : Bila laki-laki membeli sesuatu barang tidak banyak tawar-menawar, sekiranya secara logis nilai barang itu sesuai dengan harganya, lalu dibeli (dibayar).   Sedangkan perempuan banyak tawar-menawar sampai lama sekali. Sebab kalau ia (wanita) bisa menawar, ia akan mendapat kepuasan emosinal ketika itu. Wanita tidak memakai logika sedangkan laki-laki memakai logika. Itu dasarnya.

Tetapi di zaman sekarang laki-laki hampir mirip dengan wanita, cara berfikirnya dengan emosional juga. Dahulu laki-laki mendominasi segala macam, tetapi sekarang perempuan yang mendominasi segala macam. Bangga-lah anda sebagai perempuan karena anda-lah yang menentukan dunia ini hendak ke mana. 
Laki-laki lebih emosional daripada perempuan.  Zaman sekarang yang namanya fashion (dandan pakaian, perwatan muka, dst), bukan tugas perempuan, tetapi laki-laki juga pandai berdandan, mempersolek diri. Mereka sudah memikirkan Mix dan Match,  mereka sudah mulai memikirkan gaya-rambut, dst.

Bila anda membaca majalah marketing sekarang, ternyata produk-produk perawatan laki-laki meningkat 300% (Tigaratus persen) dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Contoh : Nivea adalah produk kosmetik untuk perempuan, tetapi sekarang ada Nivea for Men,  Biore for Men, Ponds for Men, dst.  semua itu kosmetik untuk laki-laki. Dan bila anda perhatikan papan reklame yang besar-besar (Billboard) di jalan-jalan raya di Jakarta terpampang : Garnier for Men, dengan gambar laki-laki semua. Sekarang laki-laki menjadi target-pasar untuk kosmetik.


Sejak kemunculan David Beckham (pemain sepakbola dari Inggris)  pada tahun 2007 yang kemudian menjandi “Raja Cowok”, lalu menjadi “Pria-Metrosexual” diperkenalkan.  Zaman sekarang dunia berbeda, perempuan banyak mempengaruhi laki-laki. Dan memang begitulah adanya.

Dunia sekarang dipengaruhi wanita. Dan celakanya, orang-orang yang tahu tentang itu adalah kalangan orang yang tidak suka dengan Islam.    Orang-orang non-Islam (yang anti Islam) tahu persis bahwa wanita banyak mempengaruhi bagaimana arah dunia zaman sekarang dan laki-laki sekarang dipengaruhi oleh wanita.   Karena itulah , mereka (Non-Islam) bersungguh-sungguh (serius) menggulirkan program untuk merusak para wanita.

Kenapa demikian ?  Karena kalau mereka merusak laki-laki mereka hanya mendapat satu hasil. Tetapi bila mereka merusak perempuan, maka akan mendapat tiga hasil sekaligus.  Kalau seorang laki-laki dibujuk-bujuk untuk maksiat, berjudi, minum-minum, berzina dst, maka yang rusak hanya dia seorang.  Tetapi kalau perempuan yang dibujuk-bujuk diberi uang banyak untuk maksiat dan berhasil, maka yang rusak adalah suaminya, anak-anaknya dan seluruh keluarganya menjadi tercemar. 

Bukankah dalam Islam laki-laki adalah pemimpin bagi wanita ?   Itu memang benar, seharusnya demikian.  Tetapi ada juga kata-kata mutiara : Dibalik laki-laki yang kuat (sukses) terdapat wanita yang hebat.
Contoh : Seseorang bekerja di kantor atau seorang pengusaha berbisnis ke sana-kemari, berhasil, sukses, karena ia punya isteri yang dipercaya menjaga rumahnya dan mengasuh anak-anaknya dengan baik. Bayangkan, seandainya isterinya suka menyeleweng, suka bermaksiat, maka rusaklah segala usaha suaminya.

Artinya, pengaruh wanita sangat besar.  Seorang wanita mempengaruhi laki-laki sangat besar.  Maka seorang laki-laki yang kuat, sukses, pasti ada di belakangnya seorang wanita yang hebat.  Dan di balik laki-laki sengsara pasti ada “wanita ketiga” (wanita  simpanan).  Maka hendaknya jangan menjadi wanita yang ketiga.
Dengan kata lain, laki-laki banyak di-support oleh wanita.  Ketika wanita itu dirusak, maka habislah karier laki-laki.

Dalam Islam, contohnya adalah Muhammad Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam, di belakang beliau ada seorang yang wanita yang selalu mendampingi dan senantiasa mendukung beliau, dialah Khadijah rodhiyallahu ‘anha.
Khadijah rodhiyallahu ‘anha  bukan sembarang wanita.  Kadang orang memandang Khadijah tidak secara seutuhnya.
Padahal bila kita melihat secara seutuhnya, beliau adalah wanita yang luar-biasa. 
Para ulama mengatakan : Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam tidak akan berniat poligami kalau isterinya seperti Khadijah. Karena Khadijah adalah perfect (semnpurna) sebagai seorang isteri.

Beliau Khadijah menikah dengan Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam ketika beliau sudah berusia 40 tahun, sedangkan Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam ketika itu berusia 25 tahun.  Muhammad menjadi Rasul ketika beliau berusa 40 tahun berarti Khadijah sudah berumur 55 tahun.  Usia 55 tahun (di Indonesia) adalah usia memasuki pensiun.

Rasulullah Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam dua tahun sebelum menerima wahyu pertama (Iqra’), dua tahun sebelumnya sudah selalu berada di Gua Hira’ (di Jabal Nur) berdiam diri, merenungi segala kejadian dunia yang beliau hadapi selama ini.  Dan selama dua tahun itulah Khadijah rodhiyallahu ‘anha selalu naik-turun, bolak-balik sehari dua kali antara rumah beliau dengan Gua Hira’, demi mengantar makanan kepada suaminya, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam.

Padahal untuk naik-turun ke gua Hira itu bukan pekerjaan yang ringan. Untuk melakukan itu orang harus punya kekuatan fisik yang luar-biasa. Jabal Nur adalah sebuah gunung yang tinggi, untuk menaiki lereng gunung tersebut sampai di mulut gua Hira’ sangat susah. Jalannya tidak lurus tetapi harus mengelilingi lereng yang terjal.  Bila dilakukan oleh laki-laki muda yang sehat kira-kira dua jam perjalanan untuk naik-turun.  Sangat melelahkan.

Bayangkan seorang perempuan (isteri) yang sudah berusia 55 tahun berjalan kaki,  naik-turun bukit terjal selama 2 jam dan itu dilakukan sehari dua kali demi mengantar makanan untuk suaminya. Demikian sayangnya Khadijah kepada suaminya tercinta, demi tenangnya suami dalam perenungannya di Gua Hira.

Suatu ketika setelah dua tahun dengan sabar melayani suaminya, yaitu ketika Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam mendapatkan wahyu yang disampaikan oleh Malaikat Jibril.  Dalam Hadits disebutkan ketika Jibril menyampaikan wahyu yang pertama kali itu,  Malaikat Jibril dalam wujud aslinya. Kemudian berubah sebagai manusia. Dalam Hadits disebutkan bahwa bentangan sayap Malaikat Jibril menutupi langit dari ufuk timur sampai ke barat.



Maka ketika Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam menyaksikan Malaikat Jibril dalam bentuk aslinya, setelah menerima wahyu pertama kali (Surat Al ‘Alaq : Iqra’ bismirobbikalladzi kholaq) beliau merasa ketakutan dan gemetar seluruh tubuhnya, kemudian pulang dalam keadaan seperti itu.  Sampai di rumah beliau mengetuk pintu, dibukakan oleh isterinya Khadijah  dan Khadijah sambil terkejut  melihat suaminya dalam keadaan gemetar, tetapi Khadijah tetap tenang, tidak bingung. 

Segera  dipapahnya suami tercinta  menuju kamar tempat tidurnya lalu diselimutinya, diberi semangkuk air untuk minum. Khadijah melayani suaminya dengan pelayanan yang terbaik, sampai suaminya menjadi tenang. Setalah tenang, Khadijah bertanya, ada apa, apa yang terjadi ? Setelah diceritakan apa yang terjadi di Gua Hira’ bahwa ia menerima wahyu dari Allah subhanahu wata’ala, Khadijah beriman dan beliau-lah satu-satunya wanita pertama yang beriman.

Khadijah rodhiyallahu ‘anha  menjadi contoh wanita yang luar biasa.  Beliau senantiasa menemani Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam. Selanjutnya dalam hidupnya selalu memberikan apa saja demi tegaknya dakwah Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam.  Maka wajar bagi Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam ketika Khadijah (isteri beliau) wafat, bagi beliau tidak ada lagi isteri yang bisa menggantikannya,  seperti Khadijah rodhiyallahu ‘anha.

Nabi Muhammad  shollallahu ‘alaihi wasallam sedihnya luar biasa.  Para sahabat meriwayatkan bahwa tidak pernah mereka melihat beliau sesedih itu. Tahun itu dinamakan Tahun Kesedihan.   Walaupun kemudian pada tahun-tahun berikutnya mendapatkan isteri lagi, seperti ‘Aisyah rodhiyallahu ‘anha yang sangat cantik, muda belia, penuh dengan gairah dsb., termasuk Saodah, Sofiyah, Zainab, dst. namun tidak ada yang bisa menggantikan rasa cinta beliau kepada Khadijah rodhiyallahu ‘anha.

Sampai-sampai ‘Aisyah rodhiyallahu ‘anha pernah berkata : “Demi Allah, tidak ada satupun isteri Rasulullah yang lebih aku cemburui melebihi kecemburuanku kepada Khadijah”.
Mengapa demikian, menurut ‘Aisyah rodhiyallahu anha : “Karena Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam sering menyebut nama Khadijah di dekat telingaku”.

Tentang Khadijah rodhiyallahu ‘anha, Rasulullah shollallahu’alaihi wasallam pernah bersabda : “Hati-hati berbicara tentang Khadijah, karena dia  adalah orang pertama beriman kepadaku dan mendukung seluruh usahaku. Di saat tidak ada seorangpun beriman, dia-lah orang yang beriman kepadaku. 
Di saat manusia menahan tangannya maka dia satu-satunya orang yang telah memberikan hartanya untukku. Dan dari dialah aku mendapatkan anak, bukan dari isteri-isteriku yang lain”.

Dari situlah ‘Aisyah rodhiyallahu ‘anha  tahu bahwa tidak ada seorangpun wanita yang bisa menggantikaan posisi Khadijah di hati Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam.
Bahwa ada seorang wanita yang sangat kuat dan hebat di belakang Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam.  Dari beliau mendapatkan wahyu pertama sampai kemudian jalan dakwahnya ditentukan oleh Allah subhanahau wata’ala.

Selanjutnya kalau kita bicara tentang Nabi-Nabi Ulul Azmi, ternyata ada wanita-wanita hebat di belakang para Nabi Ulul ‘Azami. 

Nabi ‘Isa ‘alaihissalam, ada seorang wanita hebat di belakangnya, ialah Maryam. Ruh Nabi ‘Isa langsung ditiupkan oleh Allah subhanahu wata’ala ke dalam perut seorang perawan mulia bernama Maryam binti Imran.  Maknanya Isa ‘alaihissalam tidak punya ayah.  Maka sebutannya dalam  AlQur’an adalah  ‘Isa ibnu Maryam, dinisbath-kan kepada ibundanya, Maryam.

Cerita Maryam dalam AlQur’an Surat Maryam ayat 16 : “Dan ceritakanalah (kisah) Maryam di dalam AlQur’an  yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya di suatu tempat  di sebelah timur”. 

Dalam kisah,  ketika itu Maryam pergi seorang diri menuju kearah timur (dari Palestina), karena dalam keadaan bingung dan malu karena ia hamil, perutnya semakin besar, padahal ia tidak punya suami   Dan zaman ketika itu, wanita yang hamil tanpa suami adalah aib, sungguh memalukan dalam pandangan masyarakat. Berbeda jauh dengan zaman sekarang, yang orang tidak lagi merasa malu berzina dan maksiat lainnya.

Saking Maryam ingin melindungi (menjaga nama baik) keluarganya, yaitu Keluarga Imron (Ali Imron), karena ia sudah mendapatkan kehamilannya, walaupun ia (Maryam) tidak bisa menjelaskan kepada semua orang bahwa kandungannya itu adalah dari Allah subhanahu wata’ala,     apalagi orang Yahudi Bani Israil jelas tidak akan percaya, maka pergilah ia seorang diri ke  arah timur.

Lihat Surat Maryam ayat 17 :

فَٱتَّخَذَتۡ مِن دُونِهِمۡ حِجَابٗا فَأَرۡسَلۡنَآ إِلَيۡهَا رُوحَنَا فَتَمَثَّلَ لَهَا بَشَرٗا سَوِيّٗا ١٧

Maka Dia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami (Jibril) kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.

Maka Jibril (dalam bentuk manusia biasa, berpakaian gamis putih) datang kepada Maryam, dan Maryam berkata sebagaimana dalam AlQur’an Surat Maryam ayat 18 :

قَالَتۡ إِنِّيٓ أَعُوذُ بِٱلرَّحۡمَٰنِ مِنكَ إِن كُنتَ تَقِيّٗا ١٨

Maryam berkata: "Sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada Tuhan yang Maha pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa".

Maksud ayat tersebut : Maryam berkata bahwa ia berlindung kepada Allah Yang Maha Pemurah dan Penyayang dari godaan laki-laki siapapun. Maka kalau orang itu (laki-laki penjelmaan Jibril) bertakwa hendaknya jangan dekat-dekat  dengan-nya.

Itulah wanita yang suci, tidak mau dekat dengan laki-laki asing.   Karena ia tidak mengenal dan ia harus melindungi kehormatannya.  Kemudian Jibril yang menyerupai laki-laki itu berkata : “Aku ini bukan manusia, aku ini utusan dari Tuhanmu, mengabarkan bahwa engkau akan mengandung seorang anak yang kelak akan disucikan”.

Maka Maryam menjawab : “Bagaimana aku akan mengandung, padahal aku belum pernah disentuh oleh laki-laki dan aku bukanlah seorang pelacur”.
Dalam kisah selanjutnya Maryam melindungi kehormatannya dan melindungi kemuliaannya dan kelak akan menjadi seorang Ibunda dari seorang laki-laki kelak akan dimuliakan sampai akhir zaman, yaitu Nabi ‘Isa ‘alaihissalam, yang lahirnya mulia, hidupnya mulia, matinya mulia dan bangkitnya-pun mulia. Beliau lahir dari seorang wanata Maryam binti Imron.

Wanita di belakang kisah Nabi Musa ‘alaihissalam.
Tidak semua nama wanita tercantum dalam AlQur’an.  Salah satunya yang disebut dalam AlQur’an adalah Umi Musa.  Ketika Umi Musa mengandung usia kandungannya sudah 9 bulan, berarti sebentar lagi lahir,  ketika itu diumumkan oleh Raja Fir’aun bahwa bila ada bayi lahir laki-laki harus dimatikan (dibunuh).   Dan ternyata Umi Musa melahirkan bayi laki-laki. Maka dengan sangat sedih, Ibunda Musa (Umi Musa) mendengar berita itu karena anaknya yang baru saja di lahirkan harus dibunuh.  Allah subhanahu wata’ala menurunkan wahyu kepada Umi Musa perintah agar anaknya dihanyutkan di sungi Nil.

Umi Musa dengan segala berat hati dan kesedihannya, melaksanakan perintah tersebut, dalam hati beliau akankah anaknya selamat ? Bagaimana kalau tenggelam bagaimana kalau dimakan buaya?.  Beliau sangat sedih tetapi dilaksanakan juga perintah itu.  Dalam Tafsir disebutkan bahwa hati Umi Musa menjadi kosong. Istilah sekarang “galau”.

Maka Allah subhanahu wata’ala dengan wahyunya menenangkan hati Umi Musa bahwa kelak  di kemudian hari anaknya itu akan kembali kepadanya. Karena Allah mempunyia “rencana tersendiri”.  Dalam kisah berikutnya setelah sekian tahun berlalu, maka Musa menjadi seorang dewasa, menjadi Nabi yang sangat mukhlis (ikhlas).   Karena ibunya memang seorang yang Ikhlas.

Wanita di belakang Nabi Ibrahim ‘alaihissalam.
Wanita hebat di belakang Nabi Ibrahim ‘alaihissalam adalah Hajar (Siti Hajar). Seorang wanita yang sangat luar-biasa.  Dari seorang pembantu kemudian diperisteri oleh Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, kemudian Hajar melahirkan seorang anak yang ditunggu-tunggu selama puluhan tahun (80 tahun), diberi nama Ismail.

Setelah lahir Ismail, Allah subhanahu wata’ala memerintahkan kepada Ibrahim ‘alaihissalam agar membawa isteri dan anaknya (Ismail) pergi (hijrah) ke-arah selatan, yaitu dari negerinya (negeri Syam, sekarang Palestina) ke Bakkah (Makkah), sebuah  tanah kosong yang tandus, tidak berpenghuni.  Jarak antara Syam dengan Makkah adalah 1244 km, dijalani dengan berjalan kaki, dengan membawa seorang bayi (Ismail).

Bayangkan itu terjadi ribuan tahun lalu. Dan perlu diketahui menurut sejarah peradaban,  ketika zaman Nabi Ibrahim ‘alaihissalam negeri Syam adalah pusat Ibu-kota Dunia (pusat peradaban dunia).  Nabi Ibrahim ‘alaihissalam diperintahkan oleh Allah subhanahu wata’ala untuk pindah ke Makkah, tempat yang gersang, tandus, panas dan tidak berpenghuni. Namanya lembah Bakkah.  (Dalam bahasa Arab, Bakkah artinya menangis).

Sampai di lembah Bakkah (Makkah) beberapa saat istirahat, kemudian Nabi Ibrahim ‘alaihissalam pergi meninggalkan isteri dan anaknya (Hajar dan bayi Ismail) atas perirntah Allah subhanahu wata’ala.
Bayangkan, Siti Hajar dengan bayinya yang masih kecil ditinggalkan begitu saja, tanpa diberi bekal makanan atau minuman oleh Ibrahim ‘alaihissalam. Lalu Hajar bertanya : “Wahai Ibrahim, engkau hendak ke mana ?”.  Nabi Ibrahim tidak menjawab., beliau laki-laki sejati, kalau hatinya lagi galau ia diam. Hajar bertanya lagi, tidak dijawab. Maka Hajar mengganti pertanyaannya : “Wahai Ibrahim, apakah ini perintah Allah?”.

Mendengar kata-kata “Allah” maka Ibrahim membalikkan badan dan menjawab : “Wahai isteriku, bagaimana mungkin aku bisa meninggalkan engkau dan anakku kalau ini bukan perintah Allah subhanahu wata’ala”. Maka Siti Hajar menjadi tenang dan hilanglah keraguannya, lalu berkata :  “Kalau ini memang perintah Allah, silakan tinggalkan kami di sini.  Kami akan aman di sini, sekali-kali Allah tidak akan menelantarkan hamba-Nya”.

Maka pergilah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam meninggalkan isteri dan anaknya di lembah yang gersang dan tandus itu.  Tidak lama kemudian anaknya (Ismail) mulai merengek-rengek, menangis, karena ingin menyusu, air susu ibunya sudah habis. Di sekitarnya juga tidak ditemukan air, makanan sudah habis.  Karena panik, anaknya yang semula digendong, diletakkan anaknya di tanah, Siti Hajar kemudian mencari air.

Semua tempat di sekelilingnya  didatangi tetapi tidak ditemukan air.   Di dekat itu ada bukit yang agak tinggi, ia mengira mungkin di situ ada air, ternyata tidak ada.  Lalu pergi ke sebuah bukit lagi, ternyata tidak ada air.  Selanjutnya karena panik, anaknya selalu menangis kehausan, Hajar berlari-lari kecil  bolak-balik antara dua bukit (Sofa dan Marwa yang berjarak kira-kira 500 meter) ), tetapi tidak juga ditemukan air.  Sampai tujuh kali lari bolak-balik (berarti 3,5 km) sambil hatinya sedih dan khawatir, bingung, penuh harap, setengah menangis,  untuk bisa mendapatkan air.

Setelah hampir putus asa, sambil mondar-mandir itu tiba-tiba Siti Hajar melihat di dekat kaki anaknya (Ismail) keluar air dari dalam tanah.  Siti Hajar kemudian mengumpulkan air itu sambil semakin yakin bahwa Allah subhanahu wata’ala pasti akan menolong hamba-Nya.  Allah subhanahu wata’ala ingin mengajarkan kepada Siti Hajar dan kita semua, bahwa kalau Allah ingin menolong hamba-hamba-Nya, jangan anda dan kita yang berfikir dan menentukan,  karena Allah subhanahu wata’ala yang lebih tahu tempat mana yang lebih baik, tempat mana yang lebih indah dan kapan waktu yang paling tepat.  Tugas kita hanya berusaha dan dan berdo’a (meminta).

Palajarannya bagi kita adalah :  Kalau tidak ada Bunda Hajar tidak ada Sa’i, , tidak ada menyembelih Qurban, melempar Jumrah dst.

Kemudian ketika itu Siti Hajar mengumpulkan air itu, yang semakin banyak terus mengalir.   Siti Hajar dan Ismail diberi makan (minum) langsung oleh Allah subhanahu wata’ala. Selanjutnya Ismail beranjak menjadi anak dewasa, membantu kehidupan ibundanya Hajar.  Nabi Ibrahim ‘alaihissalam datang lagi ke Makkah bertemu dengan isteri dan anaknya yang sudah dewasa.  Suatu hari Ismail melihat ayahnya (Nabi Ibrahim) berjalan bolak-balik, lalu ditanya: “Wahai ayahku, kenapa ayah terlihat ada sesuatu yang difikirkan ?”.

Nabi Ibrahim ‘alaihissalam berkata : “Wahai anakku, dalam tidurku aku bermimpi diperintah oleh Allah subhanahu wata’ala agar aku menyembelihmu”.  Kemudian ditunggu lagi  semalam, apakah masih mimpi yang sama. Ternyata malam harinya Nabi Ibrahim mimpi dengan mimpi yang sama.

Setelah berkali-kali selalu mimpi yang sama yaitu perintah untuk menyembelih anaknya, Nabi Ibrahim ‘alaihissalam berkata kepada puteranya yang sangat dikasihinya (Ismail) : “Wahai anakku, semalam aku bermimpi lagi dengan mimpi yang sama dengan mimpi-mimpi sebelumnya yaitu aku diperintah oleh Allah subhanahu wata’ala untuk menyembelih engkau, bagaimana pendapatmu ?”.

Anaknya (Ismail) menjawab : “Kalau itu perintah Allah, wahai bapakku, laksana-kanlah,  insya Allah engkau akan mendapatiku sebagai orang yang bersabar”.
Demikian Ismail menjawab dengan sabar, sebagai anak hasil ajaran ibunya (Hajar).
“Kalau itu perintah Allah, maka aku taati, karena tidak mungkin Allah subhanahu wata’ala salah”.    Anak yang baik akan terlahir dari seorang Ibu yang baik.

Demikian pula dalam peristiwa Nabi Nuh ‘alaihissalam,  ketika semua orang sudah naik ke dalam perahu, karena seluruh daratan sudah tergenang air karena banjir besar, Nabi Nuh ’alaihisalam melihat anak laki-lakinya sedang berenang-renang dengan susah payah, memanggil : Anakku, naiklah ke kapalku ini, semua orang sudah naik tinggal engkau saja, naiklah!”.  Tetapi anaknya menolak,  tidak mau naik ke atas kapal Nabi Nuh ‘alaihisalam. Akhirnya anak itu tenggelam dan mati.

Kenapa anak Nabi Nuh ‘alaihissalam tidak mau naik ke kapal bergabung dengan ayahnya, karena anak itu mendapatkan ajaran dari ibunya yang memang kafir kepada Nabi Nuh ‘alaihissalam dan Allah subhanahu wata’ala.

Maka benar Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam AlQur’an :

- Begitulah tanah-tanah yang baik akan menghasilkan tanaman yang baik. Tanaman yang tumbuh dari tanah yang buruk,  hanya akan menyiksa tanaman tersebut. 
-         Sesungguhnya isterimu adalah ladang bagimu laki-laki, untuk bercocok-tanam.

Maka bagi anda laki-laki yang hendak menikah pilihlah perempuan yang baik-baik.  Carilah “tanah yang baik”.  Agar menghasilkan tanaman yang baik, yang tumbuh di atasnya.  Kalau tanahnya buruk, gersang, akan tumbuh  tanaman yang buruk.  

Maka orang-orang yang tidak senang dengan Islam, anti Islam, berkepentingan benar untuk merusak perempuan-perempuan Islam.  Di sinilah pentingnya pengaruh Food,  Fun dan Fashion bagi perempuan-perempuan.

Tentang Food (makanan).
Terjadi pada seorang anak laki-laki dalam sebuah keluarga, yang punya keanehan, setiap ada tamu yang datang ke rumahnya selalu dikencingi oleh anak tersebut. Sifat aneh itu sudah seringkali terjadi, setiap ada tamu pasti dikencingi oleh anak tersebut.  Setelah diperiksakan ke ahli jiwa anak, ternyata tidak ditemukan suatu kelainan, anak itu sehat jiwanya. 

Setelah diperiksakan kepada seorang ustadz  ternyata terungkap bahwa ayah dari anak tersebut bekerja pada sebuah perusahaan bir (minuman keras). Lalu disarankan agar orangtuanya pindah kerja, bekerja  mencari nafkah di tempat yang halal. Dan dalam Hadits, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Siapa yang masih bermaksiat, makan makanan haram, maka Allah tahan rezkinya”.

Ternyata setelah bapaknya kerja di perusahaan lain yang halal,  40 hari kemudian anaknya tidak pernah mengencingi tamu lagi. Food (makanan) sangat berpengaruh dalam kehidupan dan perilaku manusia. Dalam penelitian di Inggris, seekor kambing yang disembelih dengan  membaca Bismillah, secara Syar’i dibandingkan dengan kambing yang disembelih tidak secara Syar’i, ternyata berbeda luar biasa.

Para ahli potong hewan di Inggris mengatakan bahwa sumber penyakit adalah darah.  Itu benar.  Hewan yang disembelih tidak secara Syar’i, maka darahnya akan banyak tertinggal dalam daging. Dan bila daging itu dimakan, akan mempengaruhi si pemakan daging itu secara total.  Dan makanan itu sangat berpengaruh kepada orang perempuan.

Fun and Fashion.
Faktor Fun dan Fashion sangat parah merusak pada perempuan-perempuan di zaman sekarang.  Tugas orang-orang yang melakukan Ghazwul Fikri (Perang pemikiran) bukan membuat perempuan-perempuan Islam menjadi murtad. Mereka tidak berniat untuk mengeluarkan anda dari Islam, tetapi niat mereka adalah menggeser fitrah wanita, sehingga wanita itu lupa bahwa diri mereka adalah wanita muslimah yang posisinya mulia dan tugasnya adalah sangat mulia. 

Ialah dengan cara : Rasa malu dari wanitawanita itu dihilangkan dan hancurkan.  
Dalam Hadits shahih Rasulullah shollallhau ‘alaihi wasallam bersabda : Setiap umat ada akhlak. Dan sesungguhnya akhlak umatku adalah rasa malu.
Dalam Hadits lain diriwayatkan bahwa Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam punya rasa malu yang tinggi. Lebih pemalu dibanding anak perempuan. Ketika beliau tidak suka pada sesuatu, akan terlihat pada perubahan wajah beliau.

Tetapi zaman sekarang perempuan-perempuan muda muslimah sudah kehilangan rasa malu. Anak-anak muda permpuan sekarang senang sekali dengan Selfy (memotret diri sendiri dengan HP) dan itu dikirim ke mana-mana sesuka mereka.
Tidak punya rasa malu lagi.  Bahkan Ibu-Ibu juga ikut-ikut main Selfy. Alangkah menyedihkan. Terjadi penggerusan rasa malu pada para wanita muslimah.

Kalau sudah tidak punya rasa malu maka keimanan menjadi nomor ke sekian. Dan itu dimurkai oleh Allah subhanahu wata’ala.

Di bidang Fashion, wanita-wanita zaman sekarang sangat membanggakan dan mengagungkan dengan apa yang ia pakai. Sangat mengagungkan perhiasan, dst. Menarik orang lain agar ia menjadi perhatian.
Fun, adalah pacaran, nonton bola, musik, dsb, sudah terlalu umum dilakukan oleh para wanita dan terang-terangan terjadi di mana-mana.

Maka bagi para Bapak kalau punya anak perempuan, hendaknya benar-benar dijaga. Kalau perempuan-perempuan muslimah di kawal dengan baik, insya Allah generasi ke depan adalah generasi kebangkitan Islam.

Sekian bahasan, mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIK.

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
                                                        ______________

No comments:

Post a Comment