Translate

Thursday, March 20, 2014

Mencermati Tanda Akhir Zaman , oleh : Ustadz Sukeri Abdillah



PENGAJIAN DHUHA MASJID BAITUSSALAM


                                        Mencermati Tanda Akhir Zaman
                                                    Sukeri Abdillah


                             Jum’at,  12 Jumadil Awal 1435 – 14 Maret 2014.




Assalamu’alaikum wr.wb.

Muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah subhanahu wata’ala,
Tema bahasan kali ini adalah Mencermati Tanda-tanda Akhir Zaman. Dengan mengetahui tanda-tanda akhir zaman, mudah-mudahan kita masuk dalam kelompok umat Muhammad sholallahu ‘alaihi wasallam yang bisa terselamatkan Aqidah dan Fiqrah-nya.   Juga harapannya adalah terselamatkan amaliah-amaliah kita.

Karena tanpa mengetahui tanda-tanda akhir zaman kita akan sulit membedakan mana budaya, mana agama.  Mana beda antara ibadah dengan bid’ah.  Mana amalan utama dan mana amalan yang sia-sia. Jangankan orang biasa, orang yang disebutkan sebagai tokoh masyarakat-pun terkadang tidak tahu (tidak bisa membedakan) akan hal-hal seperti tersebut di atas.

Kadang masyarakat tertipu oleh seruan lewat internet atau BBM  berupa do’a-do’a yang berisi ancaman-ancaman, siapa yang tidak membaca doa tersebut akan celaka, terkena bencana, dst. Biasanya itu di broadcast, dan tidak sedikit orang muslim yang sholih-sholihah ikut-ikut mem-broadcast-nya.  Misalnya di suatu tempat terdengar suara auman yang keras sekali. Katanya, itu adalah suara Dajjal yang segera akan muncul. Maka perbanyaklah membaca Tasbih, Tahmid, Takbir dan Tahlil, maka itu akan menyelamatkan dari fitnah Dajjal. Maka sampaikan surat edaran ini dan sebarkan ke seluruh masyarakat.
Lalu diberi ancaman : Siapa yang tidak menyebar-luaskan edaran ini (hanya berhenti pada diri anda) maka kecelakaan akan menimpa diri dan keluarga anda.
Padahal seruan atau edaran itu adalah bathil, omong-kosong. Jangan dipercaya.

Maka perlu kita mencermati tanda-tanda akhir zaman, yang tersebut di atas adalah dari sisi broadcast.  Sementara itu yang cukup mengkhawatirkan adalah : Jika kita tidak pernah membicarakan tanda-tanda akhir zaman, lalu menganggap bahwa Dajjal adalah teman,  sebagimana kemaksiatan sudah dianggap biasa, sebagai  teman. Hari ini yang bermaksiat dijadikan teman, orang-orang sholih justru dianggap sebagai musuh. Yang jahat dijadikan “wali penolong”. Tetapi orang yang mengingatkan kepada jalan kebaikan, diperlakukan sebagai musuh bebuyutan.

Kita cermati kalimat sebagai berikut : Akan segera muncul Dajjal (asli orangnya) jika sudah banyak orang tidak lagi membicarakan tentang Dajjal.

Dan yang lebih mengerikan adalah : Orang sudah menjadikan dirinya (bagian dirinya) ke dalam system Dajjal.  Bahkan ia sudah menjadi pejuang-pejuang dan pembela Dajjal, meskipun harus meneteskan darah yang penghabisan .
Itulah yang berbahaya.

Dalam Hadits shahih Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam memberikan sinyal-sinyal yang sangat tepat dan cetha wela-wela (sangat jelas) bahwa Dajjal yang asli akan muncul di tengah-tengah kalian jika sudah banyak orang yang sudah tidak lagi membicarakan tentang Dajjal.

Arti kata “Dajjal” adalah pendusta. Dajjal sendiri gelarnya adalah Almasih.
Seperti gelarnya Nabi Isa ‘alaihissalam. Kata “Almasih” artinya  penghapus.
Dajjal atau AlMasih akan hadir di muka bumi, sebagai penghapus kebenaran.

Sementara Isa Almasih adalah penghapus pajak. Kelak bila Isa Almasih turun ke bumi beliau akan menghapus pajak. Karena pajak adalah system Dajjal. Sebagaimana kita ketahui ada dua perkara yang paling ditakui oleh para pengusaha yaitu : Petugas Pajak dan Malaikat pencabut nyawa. Itulah dua perkara yang paling ditakuti oleh para pengusaha.

Negara yang menerapkan system pajak (Indonsesia hanya mencakok system ini, karena sejarah aslinya orang Indonesia adalah Islam), Negara  dengan system pajak akan bisa mengejar (membidik) sang subyek dan obyek pajak sampai di manapun tahu. Sampai menghunjam di kulit bumi-pun petugas pajak tahu. Sistem ini kelak akan dihapus oleh Isa Almasih.  
Hal tersebut penting untuk dibahas (dibicarakan) agar kita umat Islam tahu sehingga aqidah, amalan-amalan kita selamat, dan kita bisa perpijak pada satu sisi yang tepat, benar, tegas  dan jelas.  Jangan sampai seorang mu’min (orang beriman) menjadi korban atau mengorbankan dirinya masuk, kedalam “System Dajjal” sehingga ia berjuang dan mati untuk system Dajjal itu.

Dari mana sumber bahasannya ? Ialah AlQur’an Surat Muhammad ayat 18-19 Allah subhanahu wata’ala berfirman :

سُوۡرَةُ محَمَّد

فَهَلۡ يَنظُرُونَ إِلَّا ٱلسَّاعَةَ أَن تَأۡتِيَہُم بَغۡتَةً۬‌ۖ فَقَدۡ جَآءَ أَشۡرَاطُهَا‌ۚ فَأَنَّىٰ لَهُمۡ إِذَا جَآءَتۡہُمۡ ذِكۡرَٮٰهُمۡ (١٨)


18. Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari Kiamat (yaitu) kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya. Maka apakah faedahnya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila Kiamat sudah datang?

19. Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, Tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mu’min, laki-laki dan perempuan. dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal.

Maksudnya, tanda-tanda Kiamat sudah datang,  Dengan diturunkannya AlQur’an sebanyak 30 Juz terdiri dari 6.326 ayat, merupakan bagian dari tanda-tanda Kiamat. Pertanda bahwa Kiamat sudah sangat dekat.

Kemudian diangkatnya Muhammad sholallahu ‘alaihi wasallam menjadi Nabi dan Rasul juga merupakan pertanda sudah dekat Kiamat.  Maka nama suratnya juga Surat Muhammad.   Bahwa tanda-tanda sudah datang dan syarat-syaratnya sudah terpenuhi, apa guna (faedah) peringatan tentang datangnya Kiamat untuk kita manusia jika benar-benar Kiamat tiba ?

Maka Nabi Muhammad sholallahu ‘alaihi wasalam datang untuk mmengingatkan hal tersebut.  Kalau dahulu di Kitab Zabur, Taurat dan Injil sudah pernah membicarakannya, maka tidak akan ada lagi berita dari langit yang membicarakan informasi tentang datangnya Kiamat selain AlQur’an.


AlQur’an dan Hadits Rasulullah sholallahu’alaihi wasallam membicarakan Kiamat dengan cukup detail dan definitif, kecuali satu : Hari, jam, detik datangnya Kiamat. Tetapi tentang tanda-tanda Kiamat,  AlQur’an dengan ditafsir oleh Hadits-hadits Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam semuanya sudah sangat definitif.  Maka benar sekali dalam ayat tersebut diatas : Maka sungguh telah datang tanda-tandanya.(Maksudnya, tanda-tanda Kiamat).

Pada ayat berikutnya (ayat 19) : Maka ketahuilah kalimat Lailaha ilallah -bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Haq)  melainkan Allah dan mohonlah ampun bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang Mu’min  laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu.

Kira-kira penduduk Indonesia yang sekitar duaratus juta lebih ini seratus persen memahami kalimat Lailaha ilallah, atau sekedar ucapan di bibir saja ?. Atau paham tentang makna Lailaha ilallah.  Orang akan berjuang mati-matian (Jihad) kalau ia paham akan makna Lailaha ilallah.  Padahal kalimat itu merupakan pegangan sampai Akhir zaman yang harus kita pegang.

Makna kalimat Lailaha ilallah adalah sangat bertuah.  Maka dalam Hadits dikatakan :  Bila sudah muncul Dajjal di tengah kalian, perbanyaklah kalian bertasbih, bertahmid, bertahlil, bertakbir niscaya kalian tidak butuh makan dan minum.
Kalau Lailaha ilallah kita mantap, maka kita akan menjadi pemberani sejati, tiada yang kita takuti kecuali Allah subhanahu wata’ala.

Lihat Surat At Taubah ayat 18 :

سُوۡرَةُ التّوبَة

إِنَّمَا يَعۡمُرُ مَسَـٰجِدَ ٱللَّهِ مَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأَخِرِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّڪَوٰةَ وَلَمۡ يَخۡشَ إِلَّا ٱللَّهَ‌ۖ فَعَسَىٰٓ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ أَن يَكُونُواْ مِنَ ٱلۡمُهۡتَدِينَ (١٨)


Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.


Mencermati tanda-tanda Akhir zaman membuat kita semakin mantap (mestinya) untuk menggali makna Lailaha ilallah , kemudian meng-aplikasikannya di tengah-tengah kehidupan kita, bukan hanya untuk kepentingan pribadi, melainkan menjadi Du’at Lailaha ilallah, membantu menyelamatkan banyak orang.  Mendakwahkan kalimat Lailaha ilallah, beritahukan kepada semua orang, saat ini sudah sangat kritis. Orang harus memahami makna Lailaha ilallah. 

Dan lebih hebat lagi dalam ayat 19 tersebut : Mohonlah ampun bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mu’min  laki-laki dan perempuan.
Demikianlah Sunnahnya di Akhir zaman ini.

Mungkin ketika anda mendakwahkan Lailaha ilallah kepada mereka,  anda akan diserang habis-habisan.  Anda akan dituduh sebagai orang gila, tidak waras dan dituduh sebagai orang yang anti dengan kemapanan keadaan.  Dengan semakin kuat Lailaha ilallah anda, bukan anda semakin menjauh dengan orang-orang, tetapi justru harus bergabung dengan orang-orang.

Dalam kondisi Akhir zaman nanti bukan hanya Dajjal yang muncul, tetapi juga muncul Al Mahdi .  Untuk mem-back-up eksistensi Al Mahdi dibutuhkan banyak pendukung.  Dibutuhkan sejumlah banyak manusia.  Maka jangan abaikan manusia khususnya yang mu’min (beriman), sekecil apapun keimanan yang dimilikinya, rekrut-lah ia masuk ke dalam barisan pendukung system Al Mahdi.  Tanpa itu maka kita akan gagal mem-bai’at Al Mahdi dan yang paling dikhawatirkan adalah ketika Al Mahdi muncul kita tidak mem-bai’at berarti kita kafir pada saat itu.

Prosesnya panjang, maka mulailah sejak sekarang (saat ini). Bila anda cermati saat ini seluruh aktivis gerakan Islam yang dengan izin Allah subhanahu wata’ala akhirnya masuk ke ranah politik bahkan menduduki tampuk kekuasaan, di era demokrasi ini banyak di antara mereka (para Aktivis gerakan Islam), dijatuhkan.

Pertanyaannya : Mereka menang karena mereka berada di negaranya yang mayoritas penduduknya muslim atau kafir ?  Tetapi ketika mereka dijatuhkan, adakah orang Islam yang membelanya ?

SIS (Partai Islam) di Aljazair jatuh, Partai Keadilan Nasional di Malaysia jatuh, Ihwanul Muslimin di Mesir dijatuhkan,  Presiden Erdogan di Turki digoncang,
Adakah kaum muslimin yang membelanya ? Waspadalah.

Dan sekarang ini beredar di sosial-media bahwa ada fatwa ulama Mekkah (Arab Saudi) yang menegaskan bahwa Ihwanul Muslimin adalah satu-satunya pergerakan dakwah Islam yang paling dekat dengan AlQur’an dan As Sunnah.
Pertanyaannya, adakah yang membela kaum muslimin di sana ?   Di Mesir hanya orang Mesir yang membelanya. Di Indonesia sama sekali tidak ada suara yang muncul membela pergerakan dakwah Islam itu. Bukan membela Ihwanul Muslimin-nya tetapi membela pemerintahannya yang sah dipegang oleh seorang Ihwan ? Adakah ?  Tidak seorangpun kaum muslimin yang bersuara membela mereka yang sesama muslim.

Mencermati Tanda Akhir zaman demi menyelamatkan akidah kita dan juga anak-cucu kita di masa yang akan datang.  Prediksi-prediksi dunia semakin hari semakin dekat dan semakin cepat akan datangnya kemunculan kemenangan Islam.

Prediksinya :
Tahun 2030 akan terjadi ledakan populasi Islam di Eropa dan Amerika. Paling sedikit setiap tahun di Amerika dan Eropa ada 4000 orang yang masuk Islam.
Di Jakarta setiap tahun ada 300 orang yang menjadi muslim (Mualaf)  yang tadinya bukan muslim. Sebenarnya dekatnya kemenangan Islam sudah semakin nyata, maka musuh-musuh Islam semakin panik.  Semakin habis-habisan mereka berusaha menggembosi aktivis-aktivis Islam.  Karena para aktivis Islam yang sampai pada puncak kekuasaan, mereka akan menjadi border utama yang akan membela AlMahdi pada saat kemunculannya  nanti.

Selain dari AlQur’an, dari mana kita mendapatkan informasi tentang tanda-tanda Akhir zaman, adalah buku-buku yang menceritakan adanya huru-hara akhir zaman  yaitu yang disebut Malhamah Qubra,  Perang Armagedon, AlQiyamah, karya Muhammad Jamaluddin, Ibnul Qoyyim Al Jauziyah, dst. memberikan informasi
tentang Hadits yang menyebutkan tanda-tanda Akhir zaman, selalu bersumber (berasal) dari Abu Hurairah rodhiyallahu ‘anhu,  sahabat dekat Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam.   

Di dalam riwayat disebutkan bahwa Abu Hurairah r.a sendiri awalnya enggan menyampaikan informasi tentang tanda-tanda Akhir zaman.  Abu Hurairah r.a. takut itu akan menjadi fitnah dan menjadikan ketakutan kaum muslimin.  Atas desakan dari para sahabat utama Rasulullah saw agar Abu Hurairah r.a. menceritakan saja.   Peristiwanya setelah Rasulullah saw wafat. 

Ditanyakan  terus oleh para sahabat utama itu : “Ya Abu Hurairah, hadits apa lagi yang engkau ketahui dari Rasulullahs sholallahu ‘alaihi wasallam”. Padahal semua hadits tentang ekonomi, sosial budaya, politik, semua sudah diceritakan.
Sampai kemudian Abu Hurairah ra mengatakan : “Ya ada, tentang tanda-tanda akhir zaman.  Tetapi aku takut (khawatir) kalau aku katakan akan menjadi fitnah kaum muslimin”. 

Para sahabat utama berkata : “Justru kasihanilah generasi kaum muslimin dan anak cucu kita nanti.  Rasulullah saw sudah tidak ada, kita juga sudah tidak ada, Lalu siapa yang akan memberikan  petunjuk kepada generasi yang akan datang ? Padahal Rasulullah wafat hanya meninggalkan dua perkara yaitu AlQur’an dan As Sunnah.  Kalau informasi tentang Akhir zaman sampai anak-cucu kita tidak tahu, lalu pegangan mereka apa nanti, wahai Abu Hurairah ?”.

Akhirnya Abu Hurairah r.a. dengan berat hati memunculkan (menyampaikan) beberapa Hadits.  Para penulis menyebutkan bahwa Hadits-Hadits  banyak yang menceriterakan tentang Tanda-tanda Akhir zaman, khususnya tanda-tanda kecil.
Dikumpulkanlah beberapa literatur, khusunya manuskrip-manuskrip, survey-survey di perpustakaan dan sebagainya, terkumpullah 150 Hadits yang berbicara tentang Tanda-tanda kecil Kiamat.  Tetapi dari sejumlah Hadits tersebut disortir lagi sehingga hanya kira-kira sekitar 49 dan/atau 50 saja  yang Shahih.  Selebihnya ada yang Dho’if, ada yang Maudhu’.  

Dari mana kita memulai mencermati Tanda-tanda Akhir zaman ?
Kita awali dari Hadits Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam yang berbicara tentang Al Imamah (Kepemimpinan). Lebih mudah dicerna kalau bicara tentang Al Imamah.  Antara politik dan agama tidak bisa dipisahkan. Ulama Salaf sepakat mengatakan bahwa belum sempurna ke-Islaman seseorang kalau ia masih buta tentang per-politikan.  Seorang muslim harus tahu tentang poltik.  Karena ketika  kita bicara tentang Tanda Akhir zaman, kebangkitan atau kehancuran sebuah negeri sangat tergantung kepada kepemimpinannya.

Yang kita bicarakan adalah tentang fase kepemimpinan umat manusia. Karena manusia adalah khalifatullah fil ardh (Wakil Allah di muka bumi). Mereka adalah para pemimpin.  Tetapi para pemimpin ini tidak bisa berjalan sendiri-sendiri, mereka harus di bawah satu komando kepemimpinan untuk menegakkan kalimat Allah.  Maka di antara Khalifatullah fil Ardh, ada orang yang Allah angkat menjadi Amirul Mu’minin (Pemimpin orang-orang beriman). Yang sudah pasti orang beriman ini memimpin seluruh manusia di dunia.

Kepemimpinan dunia ini oleh Rasulullah saw sebutkan : Allah subhanahu wata’ala mengangkat pemimpin umat ini di antara mereka dihadirkan kepemimpinan para Nabi dan Rasul, mulai dari Nabi Adam ‘alaihissalam sampai Nabi Muhammad sholallahu ‘alaihi wasallam. Semua manusia di seluruh dunia di bawah kepemimpinan Nabi dan Rasul.  Berakhir pada masa Nabi Muhammad sholallahu ‘alaihi wasallam.

1.Imamah An Nubuwah (Kepemimpinan Nabi):
Kepemimpinan Nabi adalah kepemimpinan yang menegakkan kalimat Allah.
Pada kepemimpinan Nabi Muhammad sholallahu ‘alaihi wasallam adalah kepemimpinan yang menegakkan AlQur’an dan As Sunnah. 

Dengan bahasa lain :  Kepemimpinan Nabi Muhammad sholallahu ‘alaihi wasallam adalah kepemimpinan yang menghukumi perkara umat manusia berdasarkan AlQur’an dan As Sunnah.  Kepemimpinan ini dikibarkan oleh Rasulullah Muhammad sholallahu ‘alaihi wasallam, sehingga seluruh dunia ketika itu dalam keadaan damai.  Rasulullah saw bersabda : “Kelak anda akan saksikan bagaimana seorang nenek berjalan dari San’a (Yaman) untuk mengunjungi Baitullah tidak ada yang ditakuti kecuali diterkam oleh serigala di jalan”. 

Memang bila dunia ini dipimpin dengan AlQur’an dan  As Sunnah, maka kejahatan akan hilang. Sekarang, AlQur’an dan As Sunnah hanya dijadikan sumber hukum saja (Qanun), kita sudah aman. Contoh Negara yang paling aman adalah Gaza (Palestina). Di sana tidak ada copet, pencuri, pengemis. Penduduknya benar-benar melaksanakan nilai-nilai ke-imanan Islam.

Di masa Rasulullah saw diberlakukan kepemimpinan yang menjadikan AlQur’an dan As Sunnah sebagai Hukum.  Dimasa Rasulullah saw hidup seperti itu berlaku (bertahan) hanya 10 (sepuluh) tahun, tetapi dunia aman. Dunia dipimpin oleh Syari’at Islam.  Kemudian Rasulullah saw bersabda : “Kemudian Allah cabut, maka habislah kepemimpinan Nabi”.

Pertanyaannya, ketikaNabi Muhammad saw sudah tidak ada (wafat) berlakukah AlQur’an dan As Sunnah sampai hari ini ?  Tetap berlaku, tetapi kenyataannya tidak diberlakukan,  karena tidak ada pemimpinnya. Tidak ada pelaksananya. Tokoh sentralnya tidak ada.




2.Kepemimpinan Khulafaurrasyidin.
Setelah itu Khulafaurrasyidin. Setelah Nabi Muhammad sholallahu ‘alaihi wasallam wafat, Kepemimpinan Negara beralih kepada Abubakar as Siddiq, kemudian Umar bin Khathab, kemudian ‘Utsman bin ‘Affan dan kemudian Ali bin AbinThalib.  Khulafaurrasyidin ada 4 orang, lalu kepemimpinan  dicabut oleh Allah subhanahu wata’ala, hanya berlangsung kira-kira 28 tahun saja.
Tetapi pada masa itu sinar Islam sudah terpancar ke seluruh penjuru dunia. Kecuali di jazirah Nusantara.

Pada awalnya para pedagang Yaman (Hadramaut) di tahun ke-3 Hijrah Nabi Muhammad saw ke Madinah pedagang Yaman sudah mendarat di Sumatera bagian utara  (Sekarang Sumatera Utara).  Mereka mencari kapur barus, kemudian tinggal dan beranak-pinak di sana, maka tempat itu disebut kota Barus.
Itu pertama kali dakwah Islam di Nusantara, ketika itu Nabi Muhammad saw masih hidup.

3.Kepemimpinan Malikun ‘Adzon.
Kepemimpinan beralih ke Malikun ‘Adzon (Raja yang Menggigit).  Disebut demikian (Raja yang menggigit)  karena mereka masih meng-klaim sebagai Khalifah  tetapi AlQur’an dan Sunnah hanya libservice (penghias bibir) saja. Di lapangan seratus persen tidak dilaksanakan.  Wujud yang paling dekat dengan ling-karan kekuasaan adalah jika Khalifah sudah dekat kematian, ia sudah mempersiapkan “putra mahkota” untuk melanjutkan kekuasaan.  Dan sisa-sisanya masih ada di kerajaan Arab Saudi. Mereka meng-klaim sebagai pemimpin Islam, tetapi yang dilaksanakan pada ring satu (lingkaran ) kekuasaan saja sudah tidak Islami.

Tetapi para cendekiawan muslim (para ulama) mengomentari fase ini, kata mereka : Meskipun demikian fase ini masih yang terbaik buat kaum muslimin. Paling tidak mereka masih punya “Orangtua”. 

Fase kepemimpinan Malikun’Adzon ini dimulai semenjak Kekhilafahan jatuh kepada keluarga Muawiyah, seterusnya sejak sesudah Nabi Muhammad saw dan ke-Khalifahan yang 4 adalah 28 tahun. (Tahun Masehi 611 + 23 = Tahun 634 M + 28 tahun = Tahun 662 Masehi).  Sejak tahun 662 Masehi kepemimpinan Islam diambil alih oleh keluarga Muawiyah.

Dan seterusnya sampai berakhir di tangan Mustafa Kemal Attaturk (Malikun ‘Adzon terakhir),  ke-khalifahan disebut Khilafah Turki Usmani tahun 1924 Masehi.  Berarti sudah beralih ke keluarga lain.
Hancurlah ke-Khilafahan Islam, hancurlah kepemimpinan umat manusia dengan system Islam di dunia. Setelah ini umat Islam tidak punya “Orangtua”. Karena dominasi kafir muncul di tahun 1914 Masehi pada saat LBB (Liga Bangsa-Bangsa) dibangun, pembantaian kaum Muslimin di Andalusia (Spayol-Portugal) sedang berlangsung sampai puncaknya, banyak kaum muslimin dibunuh dan tokoh-tokoh kaum Muslimin dipenjara dibawah tanah,.

Mereka disekap dalam ruangan kecil ukuran 50 cm X 50 cm, sehingga posisi mereka jongkok dan di bawah pantatnya ada duri dari paku-paku tajam. Diatas kepala juga berduri dari paku tajam.  Dan selalu ada air yang menetes ke ubun-ubun. Dan para pendeta Kristen di bawah kepemimpinan Ratu Isabela yang kafir berdarah dingin itu dengan algojonya yang bernama Alfonso, melakukan misa setiap malam dan perwakilan LBB dari seluruh dunia dihadirkan di situ, sehingga kesannya seakan-akan di Spanyol aman, tidak terjadi apa-apa. Padahal pembantaian terhadap kaum muslimin sedang berlangsung.

Mirip dengan kaum Yahudi (Israel) sekarang, kalau ada pengunjung ke Masjidil Aqsha, khususnya dari Indonesia akan diterima dan dilayani dengan ramah sekali, padahal di balik itu kaum Muslimin Palestina sedang disiksa sampai mati. Maka banyak Jamaah Umrah orang-orang kaya Indonesia sepulang dari sana selalu berkata : “Di Palestina aman-aman saja, berita-berita di TV saja yang suka memberitakan bohong”.

4.Kepemimpinan Malikun Jabariyah.
Malikun ‘Adzon masih lebih baik buat kaum muslimin. Tetapi kemudian berganti dengan Malikun Jabariyah (Raja yang bengis). Dikatakan demikian karena AlQur’an dan As Sunnah dicampakkan.  Para pengusungnya akan dikejar-kejar, diintimidasi, akan dihabisi nyawanya. Itu terjadi sejak tahun 1924 Masehi, runtuhlah Khilafah Islamiyah,  kemudian dunia (khususnya dunia Islam) mulai terkotak-kotak dalam batas-batas wilayah sempit, territorial-nasionalisme .  

Eranya diganti dengan sebutan yang mentereng versi mereka, namanya Era Demokratisasi. Era ini sedang berlangsung sekarang.  Maka kita sedang dalam masa kritis. Akan segera muncul fase terakhir, yaitu Khilafah Rasyidah.  
Menurut sabda Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam :  Khalifahnya  nanti namanya sama dengan namaku (Muhammad), nama bapaknya sama dengan nama bapakku (Abdullah)dan oleh Allah akan dibersihkan dan akan diberi hidayah, sehingga ia akan mendapat gelar Al Mahdi”.   


5. Kepemimpinan Khalifah Rasyidah.
Atas dasar Hadits tersebut, maka Khilafah Rasyidah nanti khalifahnya bernama Muhammad bin Abdullah  dengan gelar Al Mahdi, artinya orang yang mendapat petunjuk.  Kita umat Islam menyebutnya dengan Imam Mahdi dan akan memimpin dunia dalam kurun 40 (Emaptpuluh).  Tidak disebutkan empat puluh tahun atau empatpuluh bulan atau empatpuluh hari.  Tetapi disebutkan dalam Hadits Rasulullah saw : Al Mahdi akan memimpin dunia dengan segala kedamaian.

Melanjutkan Risalah pernikahannya, Al Mahdi punya anak, kemudian Al Mahdi-pun wafat.  Kata Abu Hurairah r.a dalam Hadits shahih : Begitu Nabi menyebutkan Al Mahdi wafat, kepemimpinan dunia berpindah ke Al Murtadho.  Setelah itu Rasulullah diam dan melempar pandangannya ke depan.

Pertanyaannya, setelah Khilafah Rasyidah masih adakah  kepemimpinan lagi di dunia ?  Tidak ada lagi. Habis. Karena ketika itu masuklah tanda-tanda besar Kiamat.


Sebagaimana disebutkan di atas kita sekarang dalam fase Malikun Jabariyah.
Pertanyaannya, kapan kita kaum muslimin akan mengakhirinya ? Sangat tergantung pada kita semua.  Prediksi-prediksi pengetahuan atau perhitungan berbagai ilmu, orang mengatakan antara tahun 2030 – 2050 dipastikan Al Mahdi akan muncul ke permukaan bumi. Siapkah kita untuk menyambutnya ? Siapkah kita untuk menjadi pembelanya ?

Sebab Rasulullah saw bersabda dalam Hadits shahih : “Jika kamu melihat/mendengar Al Mahdi muncul di tengah kalian, maka segeralah kalian mem-bai’atnya walaupun untuk itu kalian harus merangkak di atas salju”. 

Kelak ketika itu orang yang sedang menunaikan Haji-pun akan dibantai habis-habisan pada saat Al Mahdi akan muncul.  Tempat melempar Jumrah Aqabah,  hari pertama jamaah haji akan dibantai dan Jamarot (temnpat melontar Jumrah) banjir darah.
Bagaimana kita yang ada di Indonesia ?

Al Mahdi akan dibai’at oleh tujuh Ulama Dunia yang di belakangnya punya gerbong (pengikut).  Pertanyaannya, anda masuk di gerbong yang mana ?  Dan gerbongnya sekarang sudah ada,  Silakan dipelajari.
Ini PR untuk kita masing-masing kaum muslimin-muslimat. Terutama anda harus mewariskan keimanan untuk anak-cucu anda.  Anak-cucu anda akan pasti akan bertemu dengan peristiwa Al Mahdi sebagaimana disebutkan di atas. Akidah adalah sesuatu yang sangat besar.

Jangan sampai anak-cucu kita kafir justru ketika muncul Al Mahdi. Jangan sampai anak-cucu kita justru ikut kelompok penuduh Islam adalah teroris. Besar kemungkinan ketika Al Mahdi muncul nanti akan dituduh sebagai teroris.
Ingat,  Ihwanul Muslimin, pengusung AlQur’an dan AS Sunnah sekarang sudah dituduh sebagai teroris oleh Raja Arab Saudi.

Sekian bahasan, mudah-mudahan bermanfaat, dan akan dilanjutkan pada pertemuan yang akan datang. Insya Allah.

SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIK.

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
                                                        ____________

No comments:

Post a Comment