PENGAJIAN DHUHA
MASJID BAITUSSALAM
Mencermati Tanda Akhir Zaman
Sukeri Abdillah
Jum’at, 12 Jumadil Awal 1435 – 14 Maret 2014.
Assalamu’alaikum
wr.wb.
Muslimin
dan muslimat yang dirahmati Allah subhanahu
wata’ala,
Tema bahasan kali ini adalah Mencermati
Tanda-tanda Akhir Zaman. Dengan mengetahui tanda-tanda akhir zaman,
mudah-mudahan kita masuk dalam kelompok umat Muhammad sholallahu ‘alaihi wasallam yang bisa terselamatkan Aqidah dan Fiqrah-nya. Juga harapannya
adalah terselamatkan amaliah-amaliah kita.
Karena tanpa mengetahui tanda-tanda
akhir zaman kita akan sulit membedakan mana budaya, mana agama. Mana beda antara ibadah dengan bid’ah. Mana amalan utama dan mana amalan yang
sia-sia. Jangankan orang biasa, orang yang disebutkan sebagai tokoh
masyarakat-pun terkadang tidak tahu (tidak bisa membedakan) akan hal-hal
seperti tersebut di atas.
Kadang masyarakat tertipu oleh seruan
lewat internet atau BBM berupa do’a-do’a yang berisi ancaman-ancaman,
siapa yang tidak membaca doa tersebut akan celaka, terkena bencana, dst.
Biasanya itu di broadcast, dan tidak
sedikit orang muslim yang sholih-sholihah ikut-ikut mem-broadcast-nya. Misalnya di
suatu tempat terdengar suara auman yang keras sekali. Katanya, itu adalah suara
Dajjal
yang segera akan muncul. Maka perbanyaklah membaca Tasbih, Tahmid, Takbir dan Tahlil, maka itu akan menyelamatkan dari fitnah Dajjal. Maka
sampaikan surat edaran ini dan sebarkan ke seluruh masyarakat.
Lalu diberi ancaman : Siapa yang tidak
menyebar-luaskan edaran ini (hanya berhenti pada diri anda) maka kecelakaan
akan menimpa diri dan keluarga anda.
Padahal seruan atau edaran itu adalah bathil, omong-kosong. Jangan dipercaya.
Maka perlu kita mencermati tanda-tanda
akhir zaman, yang tersebut di atas adalah dari sisi broadcast. Sementara itu
yang cukup mengkhawatirkan adalah : Jika kita tidak pernah membicarakan
tanda-tanda akhir zaman, lalu menganggap bahwa Dajjal adalah teman, sebagimana kemaksiatan sudah dianggap biasa,
sebagai teman. Hari ini yang bermaksiat
dijadikan teman, orang-orang sholih justru dianggap sebagai musuh. Yang jahat
dijadikan “wali penolong”. Tetapi orang yang mengingatkan kepada jalan
kebaikan, diperlakukan sebagai musuh bebuyutan.
Kita cermati kalimat sebagai berikut : Akan segera muncul Dajjal (asli orangnya) jika sudah banyak orang tidak lagi
membicarakan tentang Dajjal.
Dan yang lebih mengerikan adalah : Orang sudah menjadikan dirinya (bagian
dirinya) ke dalam system Dajjal. Bahkan
ia sudah menjadi pejuang-pejuang dan pembela Dajjal, meskipun harus meneteskan
darah yang penghabisan .
Itulah yang berbahaya.
Dalam Hadits shahih Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam memberikan
sinyal-sinyal yang sangat tepat dan cetha
wela-wela (sangat jelas) bahwa Dajjal
yang asli akan muncul di tengah-tengah kalian jika sudah banyak orang yang
sudah tidak lagi membicarakan tentang Dajjal.
Arti kata “Dajjal” adalah pendusta. Dajjal sendiri gelarnya
adalah Almasih.
Seperti gelarnya Nabi Isa ‘alaihissalam. Kata “Almasih” artinya penghapus.
Dajjal atau AlMasih akan hadir di muka
bumi, sebagai penghapus kebenaran.
Sementara Isa Almasih adalah penghapus pajak. Kelak bila Isa Almasih turun ke
bumi beliau akan menghapus pajak. Karena pajak adalah system Dajjal.
Sebagaimana kita ketahui ada dua perkara yang paling ditakui oleh para
pengusaha yaitu : Petugas Pajak dan Malaikat pencabut nyawa. Itulah dua perkara
yang paling ditakuti oleh para pengusaha.
Negara yang menerapkan system pajak
(Indonsesia hanya mencakok system ini, karena sejarah aslinya orang Indonesia
adalah Islam), Negara dengan system
pajak akan bisa mengejar (membidik) sang subyek dan obyek pajak sampai di
manapun tahu. Sampai menghunjam di kulit bumi-pun petugas pajak tahu. Sistem
ini kelak akan dihapus oleh Isa
Almasih.
Hal tersebut penting untuk dibahas
(dibicarakan) agar kita umat Islam tahu sehingga aqidah, amalan-amalan kita selamat,
dan kita bisa perpijak pada satu sisi yang tepat, benar, tegas dan jelas.
Jangan sampai seorang mu’min (orang beriman) menjadi korban atau
mengorbankan dirinya masuk, kedalam “System Dajjal” sehingga ia berjuang
dan mati untuk system Dajjal itu.
Dari mana sumber bahasannya ? Ialah
AlQur’an Surat Muhammad ayat 18-19
Allah subhanahu wata’ala berfirman :
سُوۡرَةُ محَمَّد
فَهَلۡ يَنظُرُونَ إِلَّا
ٱلسَّاعَةَ أَن تَأۡتِيَہُم بَغۡتَةً۬ۖ فَقَدۡ جَآءَ أَشۡرَاطُهَاۚ فَأَنَّىٰ
لَهُمۡ إِذَا جَآءَتۡہُمۡ ذِكۡرَٮٰهُمۡ (١٨)
18. Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan
hari Kiamat (yaitu) kedatangannya
kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang
tanda-tandanya. Maka apakah
faedahnya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila Kiamat sudah datang?
19.
Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, Tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang
mu’min, laki-laki dan perempuan. dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan
tempat kamu tinggal.
Maksudnya, tanda-tanda Kiamat sudah
datang, Dengan diturunkannya AlQur’an
sebanyak 30 Juz terdiri dari 6.326 ayat, merupakan bagian dari tanda-tanda
Kiamat. Pertanda bahwa Kiamat sudah
sangat dekat.
Kemudian diangkatnya Muhammad sholallahu ‘alaihi wasallam menjadi Nabi
dan Rasul juga merupakan pertanda sudah dekat Kiamat. Maka nama suratnya juga Surat Muhammad. Bahwa tanda-tanda
sudah datang dan syarat-syaratnya sudah terpenuhi, apa guna (faedah)
peringatan tentang datangnya Kiamat untuk kita manusia jika benar-benar Kiamat
tiba ?
Maka Nabi Muhammad sholallahu ‘alaihi wasalam datang untuk mmengingatkan hal
tersebut. Kalau dahulu di Kitab Zabur,
Taurat dan Injil sudah pernah membicarakannya, maka tidak akan ada lagi berita
dari langit yang membicarakan informasi tentang datangnya Kiamat selain AlQur’an.
AlQur’an dan Hadits Rasulullah sholallahu’alaihi wasallam membicarakan
Kiamat dengan cukup detail dan definitif, kecuali satu : Hari, jam, detik
datangnya Kiamat. Tetapi tentang tanda-tanda Kiamat, AlQur’an dengan ditafsir oleh Hadits-hadits
Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam
semuanya sudah sangat definitif. Maka
benar sekali dalam ayat tersebut diatas : Maka sungguh telah datang tanda-tandanya.(Maksudnya,
tanda-tanda Kiamat).
Pada ayat berikutnya (ayat 19) : Maka ketahuilah kalimat Lailaha ilallah -bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Haq) melainkan Allah dan mohonlah ampun bagi
dosamu dan bagi (dosa) orang-orang Mu’min laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui
tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu.
Kira-kira penduduk Indonesia yang sekitar
duaratus juta lebih ini seratus persen memahami kalimat Lailaha ilallah, atau
sekedar ucapan di bibir saja ?. Atau paham tentang makna Lailaha ilallah. Orang akan berjuang mati-matian (Jihad) kalau
ia paham akan makna Lailaha ilallah. Padahal
kalimat itu merupakan pegangan sampai Akhir zaman yang harus kita pegang.
Makna kalimat Lailaha ilallah adalah
sangat bertuah. Maka dalam Hadits
dikatakan : Bila sudah muncul Dajjal di
tengah kalian, perbanyaklah kalian bertasbih, bertahmid, bertahlil, bertakbir
niscaya kalian tidak butuh makan dan minum.
Kalau Lailaha ilallah kita mantap, maka kita akan menjadi pemberani sejati, tiada yang
kita takuti kecuali Allah subhanahu
wata’ala.
Lihat Surat
At Taubah ayat 18 :
سُوۡرَةُ التّوبَة
إِنَّمَا يَعۡمُرُ
مَسَـٰجِدَ ٱللَّهِ مَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأَخِرِ وَأَقَامَ
ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّڪَوٰةَ وَلَمۡ يَخۡشَ إِلَّا ٱللَّهَۖ فَعَسَىٰٓ
أُوْلَـٰٓٮِٕكَ أَن يَكُونُواْ مِنَ ٱلۡمُهۡتَدِينَ (١٨)
Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah
orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari Kemudian, serta tetap mendirikan
shalat, menunaikan zakat dan tidak takut
(kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang
diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.
Mencermati tanda-tanda Akhir zaman membuat
kita semakin mantap (mestinya) untuk menggali makna Lailaha ilallah ,
kemudian meng-aplikasikannya di tengah-tengah kehidupan kita, bukan hanya untuk
kepentingan pribadi, melainkan menjadi Du’at Lailaha ilallah, membantu
menyelamatkan banyak orang. Mendakwahkan
kalimat Lailaha ilallah, beritahukan kepada semua orang, saat ini sudah
sangat kritis. Orang harus memahami makna Lailaha ilallah.
Dan lebih hebat lagi dalam ayat 19
tersebut : Mohonlah ampun bagi dosamu dan
bagi (dosa) orang-orang mu’min laki-laki
dan perempuan.
Demikianlah Sunnahnya di Akhir zaman ini.
Mungkin ketika anda mendakwahkan Lailaha
ilallah kepada mereka, anda akan
diserang habis-habisan. Anda akan
dituduh sebagai orang gila, tidak waras dan dituduh sebagai orang yang anti
dengan kemapanan keadaan. Dengan semakin
kuat Lailaha
ilallah anda, bukan anda semakin menjauh dengan orang-orang, tetapi
justru harus bergabung dengan orang-orang.
Dalam kondisi Akhir zaman nanti bukan
hanya Dajjal yang muncul, tetapi juga muncul Al Mahdi . Untuk mem-back-up eksistensi Al
Mahdi dibutuhkan banyak pendukung.
Dibutuhkan sejumlah banyak manusia.
Maka jangan abaikan manusia khususnya yang mu’min (beriman), sekecil
apapun keimanan yang dimilikinya, rekrut-lah ia masuk ke dalam barisan
pendukung system Al Mahdi. Tanpa itu maka kita akan gagal mem-bai’at
Al Mahdi dan yang paling dikhawatirkan adalah ketika Al Mahdi muncul
kita tidak mem-bai’at berarti kita kafir pada saat itu.
Prosesnya panjang, maka mulailah sejak
sekarang (saat ini). Bila anda cermati saat ini seluruh aktivis gerakan Islam yang
dengan izin Allah subhanahu wata’ala
akhirnya masuk ke ranah politik bahkan
menduduki tampuk kekuasaan, di era demokrasi ini banyak di antara mereka (para
Aktivis gerakan Islam), dijatuhkan.
Pertanyaannya : Mereka menang karena mereka
berada di negaranya yang mayoritas penduduknya muslim atau kafir ? Tetapi ketika mereka dijatuhkan, adakah orang
Islam yang membelanya ?
SIS (Partai Islam) di Aljazair jatuh,
Partai Keadilan Nasional di Malaysia jatuh, Ihwanul Muslimin di Mesir
dijatuhkan, Presiden Erdogan di Turki
digoncang,
Adakah kaum muslimin yang membelanya ?
Waspadalah.
Dan sekarang ini beredar di sosial-media
bahwa ada fatwa ulama Mekkah (Arab Saudi) yang menegaskan bahwa Ihwanul Muslimin adalah satu-satunya
pergerakan dakwah Islam yang paling dekat dengan AlQur’an dan As Sunnah.
Pertanyaannya, adakah yang membela kaum muslimin
di sana ? Di Mesir hanya orang Mesir
yang membelanya. Di Indonesia sama sekali tidak ada suara yang muncul membela
pergerakan dakwah Islam itu. Bukan membela Ihwanul Muslimin-nya tetapi membela
pemerintahannya yang sah dipegang oleh seorang Ihwan ? Adakah ? Tidak seorangpun kaum muslimin yang bersuara
membela mereka yang sesama muslim.
Mencermati Tanda Akhir zaman demi
menyelamatkan akidah kita dan juga anak-cucu kita di masa yang akan
datang. Prediksi-prediksi dunia semakin
hari semakin dekat dan semakin cepat akan datangnya kemunculan kemenangan Islam.
Prediksinya
:
Tahun 2030 akan terjadi ledakan populasi
Islam di Eropa dan Amerika. Paling sedikit setiap tahun di Amerika dan Eropa
ada 4000 orang yang masuk Islam.
Di Jakarta setiap tahun ada 300 orang yang
menjadi muslim (Mualaf) yang tadinya
bukan muslim. Sebenarnya dekatnya kemenangan Islam sudah semakin nyata, maka
musuh-musuh Islam semakin panik. Semakin
habis-habisan mereka berusaha menggembosi aktivis-aktivis Islam. Karena para aktivis Islam yang sampai pada
puncak kekuasaan, mereka akan menjadi border utama yang akan membela AlMahdi pada saat kemunculannya nanti.
Selain dari AlQur’an, dari mana kita
mendapatkan informasi tentang tanda-tanda Akhir zaman, adalah buku-buku yang
menceritakan adanya huru-hara akhir zaman
yaitu yang disebut Malhamah Qubra, Perang Armagedon, AlQiyamah, karya
Muhammad Jamaluddin, Ibnul Qoyyim Al Jauziyah, dst. memberikan informasi
tentang Hadits yang menyebutkan
tanda-tanda Akhir zaman, selalu bersumber (berasal) dari Abu Hurairah rodhiyallahu
‘anhu, sahabat dekat Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam.
Di dalam riwayat disebutkan bahwa Abu Hurairah r.a sendiri awalnya enggan
menyampaikan informasi tentang tanda-tanda Akhir zaman. Abu Hurairah r.a. takut itu akan menjadi
fitnah dan menjadikan ketakutan kaum muslimin.
Atas desakan dari para sahabat utama Rasulullah saw agar Abu Hurairah
r.a. menceritakan saja. Peristiwanya
setelah Rasulullah saw wafat.
Ditanyakan
terus oleh para sahabat utama itu : “Ya
Abu Hurairah, hadits apa lagi yang engkau ketahui dari Rasulullahs sholallahu
‘alaihi wasallam”. Padahal semua hadits tentang ekonomi, sosial budaya,
politik, semua sudah diceritakan.
Sampai kemudian Abu Hurairah ra mengatakan
: “Ya ada, tentang tanda-tanda akhir
zaman. Tetapi aku takut (khawatir) kalau
aku katakan akan menjadi fitnah kaum muslimin”.
Para sahabat utama berkata : “Justru kasihanilah generasi kaum muslimin
dan anak cucu kita nanti. Rasulullah saw
sudah tidak ada, kita juga sudah tidak ada, Lalu siapa yang akan
memberikan petunjuk kepada generasi yang
akan datang ? Padahal Rasulullah wafat hanya meninggalkan dua perkara yaitu AlQur’an dan As Sunnah. Kalau informasi
tentang Akhir zaman sampai anak-cucu kita tidak tahu, lalu pegangan mereka apa
nanti, wahai Abu Hurairah ?”.
Akhirnya Abu Hurairah r.a. dengan berat
hati memunculkan (menyampaikan) beberapa Hadits. Para penulis menyebutkan bahwa
Hadits-Hadits banyak yang menceriterakan
tentang Tanda-tanda Akhir zaman, khususnya tanda-tanda kecil.
Dikumpulkanlah beberapa literatur,
khusunya manuskrip-manuskrip, survey-survey di perpustakaan dan sebagainya,
terkumpullah 150 Hadits yang berbicara tentang Tanda-tanda kecil Kiamat. Tetapi dari sejumlah Hadits tersebut disortir
lagi sehingga hanya kira-kira sekitar 49 dan/atau 50 saja yang Shahih. Selebihnya ada yang Dho’if, ada yang Maudhu’.
Dari mana kita memulai mencermati
Tanda-tanda Akhir zaman ?
Kita awali dari Hadits Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam yang
berbicara tentang Al Imamah
(Kepemimpinan). Lebih mudah dicerna kalau bicara tentang Al Imamah. Antara politik dan agama tidak bisa
dipisahkan. Ulama Salaf sepakat mengatakan bahwa belum sempurna ke-Islaman
seseorang kalau ia masih buta tentang per-politikan. Seorang muslim harus tahu tentang
poltik. Karena ketika kita bicara tentang Tanda Akhir zaman,
kebangkitan atau kehancuran sebuah negeri sangat tergantung kepada
kepemimpinannya.
Yang kita bicarakan adalah tentang fase
kepemimpinan umat manusia. Karena manusia adalah khalifatullah fil ardh (Wakil
Allah di muka bumi). Mereka adalah para pemimpin. Tetapi para pemimpin ini tidak bisa berjalan
sendiri-sendiri, mereka harus di bawah satu komando kepemimpinan untuk menegakkan
kalimat Allah. Maka di antara Khalifatullah fil Ardh, ada orang yang
Allah angkat menjadi Amirul Mu’minin
(Pemimpin orang-orang beriman). Yang sudah pasti orang beriman ini memimpin
seluruh manusia di dunia.
Kepemimpinan dunia ini oleh Rasulullah saw
sebutkan : Allah subhanahu wata’ala
mengangkat pemimpin umat ini di antara mereka dihadirkan kepemimpinan para Nabi
dan Rasul, mulai dari Nabi Adam ‘alaihissalam
sampai Nabi Muhammad sholallahu ‘alaihi
wasallam. Semua manusia di seluruh dunia di bawah kepemimpinan Nabi dan
Rasul. Berakhir pada masa Nabi Muhammad sholallahu ‘alaihi wasallam.
1.Imamah
An Nubuwah
(Kepemimpinan Nabi):
Kepemimpinan Nabi adalah kepemimpinan yang
menegakkan kalimat Allah.
Pada kepemimpinan Nabi Muhammad sholallahu ‘alaihi wasallam adalah
kepemimpinan yang menegakkan AlQur’an dan
As Sunnah.
Dengan bahasa lain : Kepemimpinan Nabi Muhammad sholallahu ‘alaihi wasallam adalah kepemimpinan yang menghukumi perkara umat manusia
berdasarkan AlQur’an dan As Sunnah.
Kepemimpinan ini dikibarkan oleh Rasulullah Muhammad sholallahu ‘alaihi wasallam, sehingga
seluruh dunia ketika itu dalam keadaan damai.
Rasulullah saw bersabda : “Kelak
anda akan saksikan bagaimana seorang nenek berjalan dari San’a (Yaman) untuk mengunjungi Baitullah tidak ada yang
ditakuti kecuali diterkam oleh serigala di jalan”.
Memang bila dunia ini dipimpin dengan AlQur’an dan As
Sunnah, maka kejahatan akan hilang. Sekarang, AlQur’an dan As Sunnah hanya
dijadikan sumber hukum saja (Qanun), kita sudah aman. Contoh Negara yang paling
aman adalah Gaza (Palestina). Di
sana tidak ada copet, pencuri, pengemis. Penduduknya benar-benar melaksanakan
nilai-nilai ke-imanan Islam.
Di masa Rasulullah saw diberlakukan
kepemimpinan yang menjadikan AlQur’an dan As Sunnah sebagai Hukum. Dimasa Rasulullah saw hidup seperti itu
berlaku (bertahan) hanya 10 (sepuluh) tahun, tetapi dunia aman. Dunia dipimpin
oleh Syari’at
Islam. Kemudian Rasulullah saw
bersabda : “Kemudian Allah cabut, maka
habislah kepemimpinan Nabi”.
Pertanyaannya, ketikaNabi Muhammad saw
sudah tidak ada (wafat) berlakukah AlQur’an dan As Sunnah sampai hari ini
? Tetap berlaku, tetapi kenyataannya
tidak diberlakukan, karena tidak ada
pemimpinnya. Tidak ada pelaksananya. Tokoh sentralnya tidak ada.
2.Kepemimpinan
Khulafaurrasyidin.
Setelah itu Khulafaurrasyidin. Setelah Nabi Muhammad sholallahu ‘alaihi wasallam wafat,
Kepemimpinan Negara beralih kepada Abubakar as Siddiq, kemudian Umar bin
Khathab, kemudian ‘Utsman bin ‘Affan dan kemudian Ali bin AbinThalib. Khulafaurrasyidin
ada 4 orang, lalu kepemimpinan dicabut
oleh Allah subhanahu wata’ala, hanya
berlangsung kira-kira 28 tahun saja.
Tetapi pada masa itu sinar Islam sudah
terpancar ke seluruh penjuru dunia. Kecuali di jazirah Nusantara.
Pada awalnya para pedagang Yaman
(Hadramaut) di tahun ke-3 Hijrah Nabi Muhammad saw ke Madinah pedagang Yaman
sudah mendarat di Sumatera bagian utara (Sekarang Sumatera Utara). Mereka mencari kapur barus, kemudian tinggal
dan beranak-pinak di sana, maka tempat itu disebut kota Barus.
Itu pertama kali dakwah Islam di
Nusantara, ketika itu Nabi Muhammad saw masih hidup.
3.Kepemimpinan
Malikun ‘Adzon.
Kepemimpinan beralih ke Malikun ‘Adzon (Raja yang
Menggigit). Disebut demikian (Raja yang
menggigit) karena mereka masih
meng-klaim sebagai Khalifah tetapi AlQur’an
dan Sunnah hanya libservice (penghias
bibir) saja. Di lapangan seratus persen tidak dilaksanakan. Wujud yang paling dekat dengan ling-karan
kekuasaan adalah jika Khalifah sudah dekat kematian, ia sudah mempersiapkan
“putra mahkota” untuk melanjutkan kekuasaan.
Dan sisa-sisanya masih ada di kerajaan Arab Saudi. Mereka meng-klaim
sebagai pemimpin Islam, tetapi yang dilaksanakan pada ring satu (lingkaran )
kekuasaan saja sudah tidak Islami.
Tetapi para cendekiawan muslim (para
ulama) mengomentari fase ini, kata mereka : Meskipun
demikian fase ini masih yang terbaik buat kaum muslimin. Paling tidak mereka
masih punya “Orangtua”.
Fase kepemimpinan Malikun’Adzon ini
dimulai semenjak Kekhilafahan jatuh kepada keluarga
Muawiyah, seterusnya sejak sesudah Nabi Muhammad saw dan ke-Khalifahan yang
4 adalah 28 tahun. (Tahun Masehi 611 + 23 = Tahun 634 M + 28 tahun = Tahun 662
Masehi). Sejak tahun 662 Masehi kepemimpinan
Islam diambil alih oleh keluarga
Muawiyah.
Dan seterusnya sampai berakhir di tangan Mustafa Kemal Attaturk (Malikun ‘Adzon
terakhir), ke-khalifahan disebut Khilafah Turki Usmani tahun 1924
Masehi. Berarti sudah beralih ke keluarga lain.
Hancurlah ke-Khilafahan Islam, hancurlah
kepemimpinan umat manusia dengan system Islam di dunia. Setelah ini umat Islam
tidak punya “Orangtua”. Karena dominasi
kafir muncul di tahun 1914 Masehi
pada saat LBB (Liga Bangsa-Bangsa) dibangun, pembantaian kaum Muslimin di
Andalusia (Spayol-Portugal) sedang berlangsung sampai puncaknya, banyak kaum
muslimin dibunuh dan tokoh-tokoh kaum Muslimin dipenjara dibawah tanah,.
Mereka disekap dalam ruangan kecil ukuran
50 cm X 50 cm, sehingga posisi mereka jongkok dan di bawah pantatnya ada duri
dari paku-paku tajam. Diatas kepala juga berduri dari paku tajam. Dan selalu ada air yang menetes ke ubun-ubun.
Dan para pendeta Kristen di bawah kepemimpinan Ratu Isabela yang kafir berdarah dingin itu dengan algojonya yang
bernama Alfonso, melakukan misa setiap malam dan perwakilan LBB
dari seluruh dunia dihadirkan di situ, sehingga kesannya seakan-akan di Spanyol
aman, tidak terjadi apa-apa. Padahal pembantaian terhadap kaum muslimin sedang
berlangsung.
Mirip dengan kaum Yahudi (Israel) sekarang,
kalau ada pengunjung ke Masjidil Aqsha,
khususnya dari Indonesia akan diterima dan dilayani dengan ramah sekali,
padahal di balik itu kaum Muslimin Palestina sedang disiksa sampai mati. Maka
banyak Jamaah Umrah orang-orang kaya Indonesia sepulang dari sana selalu
berkata : “Di Palestina aman-aman saja, berita-berita di TV saja yang suka
memberitakan bohong”.
4.Kepemimpinan
Malikun Jabariyah.
Malikun ‘Adzon masih lebih baik buat kaum
muslimin. Tetapi kemudian berganti dengan Malikun
Jabariyah (Raja yang bengis). Dikatakan demikian karena AlQur’an dan As
Sunnah dicampakkan. Para pengusungnya
akan dikejar-kejar, diintimidasi, akan dihabisi nyawanya. Itu terjadi sejak
tahun 1924 Masehi, runtuhlah Khilafah Islamiyah, kemudian dunia (khususnya dunia Islam) mulai
terkotak-kotak dalam batas-batas wilayah sempit, territorial-nasionalisme .
Eranya diganti dengan sebutan yang
mentereng versi mereka, namanya Era
Demokratisasi. Era ini sedang berlangsung sekarang. Maka kita sedang dalam masa kritis. Akan
segera muncul fase terakhir, yaitu Khilafah
Rasyidah.
Menurut sabda Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam : “Khalifahnya nanti namanya sama dengan namaku (Muhammad), nama
bapaknya sama dengan nama bapakku (Abdullah)dan oleh Allah akan dibersihkan dan
akan diberi hidayah, sehingga ia akan mendapat gelar Al Mahdi”.
5.
Kepemimpinan Khalifah Rasyidah.
Atas dasar Hadits tersebut, maka Khilafah
Rasyidah nanti khalifahnya bernama Muhammad bin Abdullah dengan gelar Al Mahdi, artinya orang
yang mendapat petunjuk. Kita umat Islam
menyebutnya dengan Imam Mahdi dan
akan memimpin dunia dalam kurun 40 (Emaptpuluh). Tidak disebutkan empat puluh tahun atau
empatpuluh bulan atau empatpuluh hari.
Tetapi disebutkan dalam Hadits Rasulullah saw : Al Mahdi akan memimpin dunia dengan segala kedamaian.
Melanjutkan Risalah pernikahannya, Al Mahdi punya anak, kemudian Al
Mahdi-pun wafat. Kata Abu Hurairah r.a
dalam Hadits shahih : Begitu Nabi
menyebutkan Al Mahdi wafat, kepemimpinan dunia berpindah ke Al Murtadho. Setelah itu Rasulullah diam dan melempar
pandangannya ke depan.
Pertanyaannya, setelah Khilafah Rasyidah masih adakah kepemimpinan lagi di dunia ? Tidak ada lagi. Habis. Karena ketika itu
masuklah tanda-tanda besar Kiamat.
Sebagaimana disebutkan di atas kita
sekarang dalam fase Malikun Jabariyah.
Pertanyaannya, kapan kita kaum muslimin
akan mengakhirinya ? Sangat tergantung pada kita semua. Prediksi-prediksi pengetahuan atau
perhitungan berbagai ilmu, orang mengatakan antara tahun 2030 – 2050 dipastikan
Al Mahdi akan muncul ke permukaan
bumi. Siapkah kita untuk menyambutnya ? Siapkah kita untuk menjadi pembelanya ?
Sebab Rasulullah saw bersabda dalam Hadits
shahih : “Jika kamu melihat/mendengar Al
Mahdi muncul di tengah kalian, maka segeralah kalian mem-bai’atnya walaupun
untuk itu kalian harus merangkak di atas salju”.
Kelak ketika itu orang yang sedang
menunaikan Haji-pun akan dibantai habis-habisan pada saat Al Mahdi akan muncul. Tempat
melempar Jumrah Aqabah, hari pertama
jamaah haji akan dibantai dan Jamarot (temnpat melontar Jumrah) banjir darah.
Bagaimana kita yang ada di Indonesia ?
Al
Mahdi
akan dibai’at oleh tujuh Ulama Dunia yang di belakangnya punya gerbong
(pengikut). Pertanyaannya, anda masuk di
gerbong yang mana ? Dan gerbongnya
sekarang sudah ada, Silakan dipelajari.
Ini PR untuk kita masing-masing kaum
muslimin-muslimat. Terutama anda harus mewariskan keimanan untuk anak-cucu
anda. Anak-cucu anda akan pasti akan
bertemu dengan peristiwa Al Mahdi
sebagaimana disebutkan di atas. Akidah adalah sesuatu yang sangat besar.
Jangan sampai anak-cucu kita kafir
justru ketika muncul Al Mahdi. Jangan sampai anak-cucu kita justru ikut
kelompok penuduh Islam adalah teroris. Besar kemungkinan ketika Al Mahdi muncul
nanti akan dituduh sebagai teroris.
Ingat,
Ihwanul Muslimin, pengusung
AlQur’an dan AS Sunnah sekarang sudah dituduh sebagai teroris oleh Raja Arab
Saudi.
Sekian bahasan, mudah-mudahan
bermanfaat, dan akan dilanjutkan pada pertemuan yang akan datang. Insya Allah.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN
LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIK.
Wassalamu’alaikum
warohmatullahi wabarokatuh.
____________
No comments:
Post a Comment