Translate

Thursday, July 10, 2014

Mempersiapkan Generasi Umat Yang Tangguh, oeh : Irwansyah Al Maidany, Lc.

PENGAJIAN DHUHA MASJID BAITUSSALAM

Mempersiapkan Generasi Umat Yang Tangguh.
Irwansyah Al Maidany,  Lc.

Jum’at,  5 Romadhon 1435H – 4 Juli 2014



Assalamu’alaikum wr.wb.

Muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah subhanahu wata’ala,
Kajian kali ini adalah bahasan tentang Pentingnya Mempersiapkan Generasi Umat Islam Yang Kuat. Ada pepatah Arab yang mengatakan : Sesungguhnya di tangan generasi mudalah masa depan bangsa dan umat ini. Bila generasi itu baik, kuat Iman, kuat kecerdasannya, kuat hartanya, maka kuatlah bangsa itu. Jika generasi itu rusak, maka maka hancurlah masa depan umat/bangsa itu.

Sementara itu bila kita lihat generasi muda umat/bangsa kita saat ini selalu di didik oleh musuh-musuh (orang-orang kafir) dari luar (Barat) dari gaya hidup, pergaulan bebas, merokok, sampai kepada minum-minuman keras, narkoba, dst. untuk menghancurkan masa depan bangsa kita.   Itulah agenda terselubung yang harus kita ketahui/sadari bahwa orang-orang dari luar-negeri menghendaki generasi kita umat muslim terbesar di dunia, hancur.  Bila satu generasi hancur, maka sudah tidak ada lagi generasi muslim di dunia ini.  

Maka penting sekali kita mempersiapkan anak-anak (generasi muda) kita, sehingga menjadi generasi muslim yang kuat, dimulai sejak anak-anak.  Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam  AlQur’an Surat Ar Ruum ayat 54 :
سُوۡرَةُ الرُّوم

۞ ٱللَّهُ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن ضَعۡفٍ۬ ثُمَّ جَعَلَ مِنۢ بَعۡدِ ضَعۡفٍ۬ قُوَّةً۬ ثُمَّ جَعَلَ مِنۢ بَعۡدِ قُوَّةٍ۬ ضَعۡفً۬ا وَشَيۡبَةً۬‌ۚ يَخۡلُقُ مَا يَشَآءُ‌ۖ وَهُوَ ٱلۡعَلِيمُ ٱلۡقَدِيرُ (٥٤)

  
Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah yang Maha mengetahui lagi Maha Kuasa. (Surat Ar Ruum ayat 54).

Ketika manusia masih bayi dalam kandungan ibunya adalah lemah. Begitu lahir ke dunia, bayi masih lemah. Setelah menjadi anak remaja, pemuda maka manusia itu mempunyai kekuatan. Sampai menjadi orang dewasa ia mempunyai kekuatan yang luar biasa.  Tetapi selanjutnya semakin tua kekuatannya semakin menurun, menjadi kekek-nenek yang semakin melemah sampai seperti semula kembali melemah, bahkan perilakunya seperti bayi yang baru di lahirkan.
Itulah Sunnatullah.

Ibarat matahari bersinar di waktu pagi, sinarnya masih lembut (lemah), dan ketika siang hari (jam 12.00 – 13.00) panas (kekuatan) matahari mencapai puncaknya dan ketika senja hari sinarnya mulai surut melemah kembali. Itulah Sunatullah. Sesuatu yang dalam posisi tengah-tengah itu memiliki puncak kekuatan yang luar-biasa. Itulah generasi umat kita yang akan datang.  Itulah generasi muda yang akan membawa bangsa ke masa depan,  tetapi akan dihancurkan oleh musuh-musuh Islam.

Bila kita menyimak kembali sejarah Islam sejak zaman Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam,  beliau mempunyai sahabat dan pendukung yang rata-rata (pada umumnya) anak muda dan masih kuat baik fisik maupun mentalnya. Sahabat yang berusia agak tua hanya Abubakar as Siddiq dan Umar bin Khathab rodhiyallahu anhuma. Selain itu rata-rata sahabat umurnya masih di bawah Rasulullah saw.

Ali bin Abi Thalib ketika itu berusia 10 tahun sudah menjadi sahabat dan pengikut Rasulullah saw. Demikian juga ‘Utsman bin ‘Affan, ketika itu masih muda usia. Maka wajarlah kalau mereka generasi pertama Islam adalah generasi berlian.  Maka dalam Hadits shahih Rasulullah sholallahu menyatakan : “Sebaik-baik generasi manusia di dunia ini adalah generasi semasa aku, sesudahnya dan sesudahnya”. 

Sebagai contoh : Ali bin Abi Thalib rodhiyallahu ‘anhu ketika masih berusia 10 tahun, dengan segala keberaniannya sudah sanggup (berani) menggantikan tidur di tempat tidur Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam, ketika suatu malam beliau sudah diancam akan dibunuh oleh kaum kafir Quraisy, dan ketika malam itu rumah beliau sudah benar-benar dikepung. Tetapi beliau sempat menyelinap keluar rumah dan Ali bin Abi Thalib yang menggantikan tidur berselimut di tempat tidur beliau.
Artinya Ali bin Abi Thalib siap mati dengan menggantikan tidur di tempat tidur Rasulullah saw.

Memang generasi terdahulu umat Islam diajarkan berani untuk segala kebaikan oleh Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam.  Sementara generasi kita sekarang, anak-anak remaja kita hanya berani tawuran, kalau disuruh melawan sendiri mereka tidak mau. Maka Main-set harus kita ubah, sebagai orang tua dalam mempersiapkan generasi yang akan datang. 

Sahabat lainnya seperti Zubair bin Awwam, usianya 10 tahun ketika itu sudah menjadi pendukung dakwah Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam. Juga sahabat yang bernama Usamah bin Zaid usia 17 tahun, dalam suatu peperangan,  ia ditugasi oleh Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasaallam, membawa panji-panii Islam dalam pasukan Islam. Sementara anak-anak kita usia 17 tahun bangun pagi untuk sholat Subuh saja malas, tidak sholat Subuh. Segala keperluan hidupnya masih menggantungkan kepada orangtua. Belum bisa mandiri.

Juga Muhammad bin  Qosim As Saqofi usia 17 tahun sudah bisa memimpin pasukan dengan membawa panji Lailaha illallah ke India.  Juga Muhammad Al Fatih II usia 19 tahun sudah berjuang untuk menaklukkan Konstantinopel (Sekarang Turki) dan setelah berjuang selama beberapa tahun pada usia 23 tahun bisa menaklukkan Konstantinopel sampai sekarang masih di kuasai umat Islam. Benar-benar luar biasa generasi Islam terdahulu.

Ulama besar Imam As Syafi’i rohimahumullah,  usia 17 tahun sudah menjadi Mufti Besar di tengah-tengah umat. Beliau belum genap usia 10 tahun sudah hafal AlQur’an 30 Juz.  Beliau menjadi Fuqaha (Ahli Hukum Fiqih) dan beliau mengambil dasar hukum adalah dari ayat-ayat AlQur’an semua. Maka beliau menjadi salah satu Madzhab Imam Ahlussunnah wal Jamaah yang empat (Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i dan Imam Ahmad bin Hanbal).

Dan semua Ashabul Kahfi yang dikisahkan dalam AlQur’an Surat Al Kahfi, adalah semuanya anak-anak muda yang mempertahankan ketangguhan  keimanan kepada Allah subhanahu wata’ala.
Lihat AlQur’an Surat Al Kahfi ayat 13 :

   سُوۡرَةُ الکهف

نَّحۡنُ نَقُصُّ عَلَيۡكَ نَبَأَهُم بِٱلۡحَقِّ‌ۚ إِنَّہُمۡ فِتۡيَةٌ ءَامَنُواْ بِرَبِّهِمۡ وَزِدۡنَـٰهُمۡ هُدً۬ى (١٣)

Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.

Yaitu  kisah 6 orang anak muda beserta seekor anjingnya yang mengasingkan diri ke dalam gua, karena mempertahankan keimanannya kepada Allah subhanahu wata’ala, tidak mau dipaksa untuk murtad dari agama Tauhid mereka,  menyembah rajanya yang dzolim. Mereka dikejar-kejar hendak dibunuh oleh sang raja. Mereka semula tidak saling mengenal tetapi dalam pelariananya menuju gua, mereka bertemu dan menjadi persahabatan.  Orang yang baik akan berteman dengan orang yang baik.

Sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam dalam sebuah Hadits shahih :  Ruh-ruh  itu seperti tentara Allah yang bertaburan.  Jika ruh itu dalam satu ritme maka akan bertemu.  Kalau ritmenya positif maka akan bertemu dengan  sesama ritme ruh yang baik. Ruh yang buruk akan bertemu (berkumpul) dengan ruh yang buruk.

Seperti kita perhatikan,  seorang ahli ibadah (orang sholih) akan bertemu dan berkumpul dengan orang-orang sholih. Bertemu di masjid-masjid, forum  pengajian, dst.  Demikian pula sebaliknya, orang yang senang maksiat maka mereka akan bertemu (berkumpul) dengan para penggemar maksiat. (Misalnya di diskotik, night club, dugem dst, di tempat-tempat maksiat).

Dan banyak contoh kisah lainnya, anak muda yang sholih setiap bertemu dengan persoalan yang sulit, maka ia akan pergi dan masuk ke masjid, sholat sunnat dua rokaat dan berdo’a kepada Allah subhanahu wata’ala agar diberi jalan keluar dari persoalan yang ia hadapi.  Bukan lalu stress,  lalu gelap mata, bunuh diri, dst. Ia mengadu kepada Allah subhanahu wata’ala. Dan Allah telah berjanji dalam Surat An Nashr : Dibalik kesulitan itu ada kemudahan. 

Maka tidak putus asa. “Setiap ada masalah selalu mengadu dan berdo’a kepada Allah subhanahau wata’ala. Pasti ada jalan keluarnya”.  Demikian kata-kata pemuda Ibnu Sina seorang generasi muda Islam terdahulu yang menemukan Ilmu Kedokteran  pertama kali di dunia.
Maka beliau disebut sebagai Bapak Kedokteran dunia. (Orang Barat menyebutnya : Ave Sin). Semua ahli-ahli kedokteran Barat mengambil (menukil) ilmunya dari buku tulisan beliau yaitu Kitab Al Qonun. 
Ibnu Sina hafal AlQur’an sejak usia 10 tahun. Pada usia 17 tahun beliau sudah selesai menulis bukunya (AlQonun), yang menjadi Teks standar bidang kedokteran sampai lahirnya kedoteran modern sekarang.

Dan terdapat lebih dari 500 orang ilmuwan Islam sekaliber Ibnu Sina dalam segala bidang Ilmu Pengetahuan (Bidang Astronomi, Matematika, Fisika, Kimia, Geografi), semua itu adalah Ilmuwan Muslim terdahulu.  Mereka itu oleh orangtuanya ditanamkan terlebih dahulu fondasi agama. Demikian itu penting bagi anak-cucu kita, pilihlah pendidikan yang ada fondasi agamanya. Tanamkan di tengah keluarga kita fondasi agama (Islam). Karena kita semua harus memiliki tanggungjawab kepada Allah subhanahu wata’ala dalam hal mendidik anak (generasi penerus) kita.

Pertanggungjawaban.
Dalam Hadits Shahih, Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam bersabda : Tidaklah bisa menggerakkan telapak kaki kita kelak di padang Mahsyar, kecuali ditanya oleh Allah sebelumnya empat hal :

1.     Umurmu di dunia dipergunakan untuk apa,
2.     Masa mudamu, dipergunakan untuk apa,
3.     Ilmumu yang didapat dipergunakan untuk apa,
4.     Hartamu  bagaimana cara mendapatkanya dan dipergunakan untuk apa.

Tanamkan Rasa Bangga dengan Islam.
Kepada generasi muda kita, anak-cucu kita harus ditanamkan  Al I’tizaz bil Islam (rasa bangga dengan identitas Islam). Tanamkan kepada anak-cucu kita rasa bangga punya jati-diri sebagai orang Islam. Sebagai penganut agama yang benar di sisi Allah subhanahu wata’ala.

Tanamkan rasa bangga dengan busana muslimah. Harus merasa hina berpakaian minim ala Barat, ikut-ikutan mode orang kafir.  Bangga menjadi orang yang beriman.  Allah subhanahau wata’ala berfirmna dalam Surat Ali Imran ayat 139 :
سُوۡرَةُ آل عِمرَان

وَلَا تَهِنُواْ وَلَا تَحۡزَنُواْ وَأَنتُمُ ٱلۡأَعۡلَوۡنَ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ (١٣٩)



\Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.

Maknanya, Allah sendiri yang menyatakan bahwa kita orang beriman adalah orang yang paling tinggi derajatnya di hadapan Allah subhanahu wata’ala. Maka jangan merasa minder sebagai orang Islam. Sebaliknya harus merasa bangga punya identitas orang Islam.

Lihat Surat Al Munafiqun ayat 8 :

سُوۡرَةُ المنَافِقون

يَقُولُونَ لَٮِٕن رَّجَعۡنَآ إِلَى ٱلۡمَدِينَةِ لَيُخۡرِجَنَّ ٱلۡأَعَزُّ مِنۡہَا ٱلۡأَذَلَّ‌ۚ وَلِلَّهِ ٱلۡعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِۦ وَلِلۡمُؤۡمِنِينَ وَلَـٰكِنَّ ٱلۡمُنَـٰفِقِينَ لَا يَعۡلَمُونَ (٨)

Mereka berkata: "Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah,  benar-benar orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari padanya." Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui.

Maksudnya, mereka adalah orang-orang munafik yang (pura-pura beriman) dalam perjalanan menuju perang Uhud, mereka menghasut sehingga sebanyak 300 orang pasukan muslimin berbalik (tidak mau berperang, desersi), sehingga pasukan Rasulullah saw yang semula 1000 orang tinggal 700 orang, melawan kaum kafir dari Mekkah yang berjumlah 10.000 orang.

Dalam ayat tersebut yang dimaksud orang yang kuat adalah kaum muslimin.  Orang munafiq itu sudah merasa lemah dan merasa akan di usir dari Madinah seusai perang Uhud.
Orang munafik tidak punya rasa bangga, karena tidak beriman. Tidak punya kebanggaan jati-diri. Maka mereka menyembunyikan kekafirannya dan menampakkan keimanan (pura-pura beriman).
Intinya: Tanamkan rasa besar hati (kebanggan) sebagai seorang muslim.

Pahamkan Islam dengan benar.
Kepada anak-anak kita, generasi penerus kita ajarkan dan pahamkan Islam dengan benar yaitu dari AlQur’an dan As Sunnah.  Berguru dengan guru yang benar, yang mengajarkan Al Qur’an dan As Sunnah, bukan adat-istiadat atau kebiasaan yang bertentangan dengan AlQur’an dan As Sunnah Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam.  

Waspadalah dengan dengan stigma (anggapan) dari orang-orang kafir yang mengatakan bahwa orang berjenggot, suka ke masjid, dst. adalah teroris.  Itu  pemahaman orang Barat yang anti Islam.   Orang Islam yang berjenggot adalah melaksanakan Sunnah Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam. Wanita yang berjilbab adalah melaksanakana ajaran AlQur’an dan As Sunnah.
  
Sekian  bahasan mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN LAILAHA ILLA ANTA, ASTGAHFIRUKA WA ATUBU ILAIK.

Wassalamu’alikum warohmatullahi wabarokatuh.

No comments:

Post a Comment