PENGAJIAN DHUHA
MASJID BAITUSSALAM
Irwansyah Al Maidany, Lc.
Jum’at,
5 Romadhon 1435H – 4 Juli 2014
Assalamu’alaikum
wr.wb.
Muslimin
dan muslimat yang dirahmati Allah subhanahu
wata’ala,
Kajian kali ini adalah bahasan tentang
Pentingnya Mempersiapkan Generasi Umat Islam Yang Kuat. Ada pepatah Arab yang
mengatakan : Sesungguhnya di tangan
generasi mudalah masa depan bangsa dan umat ini. Bila generasi itu baik,
kuat Iman, kuat kecerdasannya, kuat hartanya, maka kuatlah bangsa itu. Jika
generasi itu rusak, maka maka hancurlah masa depan umat/bangsa itu.
Sementara itu bila kita lihat generasi
muda umat/bangsa kita saat ini selalu di didik oleh musuh-musuh (orang-orang
kafir) dari luar (Barat) dari gaya hidup, pergaulan bebas, merokok, sampai
kepada minum-minuman keras, narkoba, dst. untuk menghancurkan masa depan bangsa
kita. Itulah agenda terselubung yang harus kita
ketahui/sadari bahwa orang-orang dari luar-negeri menghendaki generasi kita
umat muslim terbesar di dunia, hancur.
Bila satu generasi hancur, maka sudah tidak ada lagi generasi muslim di dunia ini.
Maka penting sekali kita mempersiapkan
anak-anak (generasi muda) kita, sehingga menjadi generasi muslim yang kuat, dimulai sejak anak-anak. Allah subhanahu
wata’ala berfirman dalam AlQur’an Surat Ar Ruum ayat 54 :
سُوۡرَةُ الرُّوم
۞
ٱللَّهُ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن ضَعۡفٍ۬ ثُمَّ جَعَلَ مِنۢ بَعۡدِ ضَعۡفٍ۬
قُوَّةً۬ ثُمَّ جَعَلَ مِنۢ بَعۡدِ قُوَّةٍ۬ ضَعۡفً۬ا وَشَيۡبَةً۬ۚ يَخۡلُقُ مَا
يَشَآءُۖ وَهُوَ ٱلۡعَلِيمُ ٱلۡقَدِيرُ (٥٤)
Allah,
Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu)
sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat,
kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban.
Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah yang Maha mengetahui lagi
Maha Kuasa. (Surat
Ar Ruum ayat 54).
Ketika manusia masih bayi dalam kandungan
ibunya adalah lemah. Begitu lahir ke dunia, bayi masih lemah. Setelah menjadi
anak remaja, pemuda maka manusia itu mempunyai kekuatan. Sampai menjadi orang
dewasa ia mempunyai kekuatan yang luar biasa.
Tetapi selanjutnya semakin tua kekuatannya semakin menurun, menjadi
kekek-nenek yang semakin melemah sampai seperti semula kembali melemah, bahkan perilakunya
seperti bayi yang baru di lahirkan.
Itulah Sunnatullah.
Ibarat matahari bersinar di waktu pagi,
sinarnya masih lembut (lemah), dan ketika siang hari (jam 12.00 – 13.00) panas (kekuatan)
matahari mencapai puncaknya dan ketika senja hari sinarnya mulai surut melemah
kembali. Itulah Sunatullah. Sesuatu
yang dalam posisi tengah-tengah itu memiliki puncak kekuatan yang luar-biasa.
Itulah generasi umat kita yang akan datang. Itulah generasi muda yang akan membawa
bangsa ke masa depan, tetapi akan
dihancurkan oleh musuh-musuh Islam.
Bila kita menyimak kembali sejarah Islam
sejak zaman Rasulullah sholallahu ‘alaihi
wasallam, beliau mempunyai sahabat
dan pendukung yang rata-rata (pada umumnya) anak muda dan masih kuat baik fisik
maupun mentalnya. Sahabat yang berusia agak tua hanya Abubakar as Siddiq dan
Umar bin Khathab rodhiyallahu anhuma. Selain
itu rata-rata sahabat umurnya masih di bawah Rasulullah saw.
Ali
bin Abi Thalib
ketika itu berusia 10 tahun sudah menjadi sahabat dan pengikut Rasulullah saw.
Demikian juga ‘Utsman bin ‘Affan, ketika itu masih muda usia. Maka wajarlah kalau
mereka generasi pertama Islam adalah generasi
berlian. Maka dalam Hadits shahih
Rasulullah sholallahu menyatakan : “Sebaik-baik generasi manusia di dunia ini
adalah generasi semasa aku, sesudahnya dan sesudahnya”.
Sebagai contoh : Ali bin Abi Thalib rodhiyallahu
‘anhu ketika masih berusia 10 tahun, dengan segala keberaniannya sudah
sanggup (berani) menggantikan tidur di tempat tidur Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam, ketika
suatu malam beliau sudah diancam akan dibunuh oleh kaum kafir Quraisy, dan
ketika malam itu rumah beliau sudah benar-benar dikepung. Tetapi beliau sempat
menyelinap keluar rumah dan Ali bin Abi Thalib yang menggantikan tidur
berselimut di tempat tidur beliau.
Artinya Ali bin Abi Thalib siap mati
dengan menggantikan tidur di tempat tidur Rasulullah saw.
Memang generasi terdahulu umat Islam
diajarkan berani untuk segala kebaikan oleh Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam.
Sementara generasi kita sekarang, anak-anak remaja kita hanya berani
tawuran, kalau disuruh melawan sendiri mereka tidak mau. Maka Main-set harus kita ubah, sebagai orang
tua dalam mempersiapkan generasi yang akan datang.
Sahabat lainnya seperti Zubair bin Awwam, usianya 10 tahun
ketika itu sudah menjadi pendukung dakwah Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam. Juga sahabat yang bernama Usamah bin Zaid usia 17 tahun, dalam
suatu peperangan, ia ditugasi oleh
Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasaallam,
membawa panji-panii Islam dalam pasukan Islam. Sementara anak-anak kita usia 17
tahun bangun pagi untuk sholat Subuh saja malas, tidak sholat Subuh. Segala
keperluan hidupnya masih menggantungkan kepada orangtua. Belum bisa mandiri.
Juga Muhammad
bin Qosim As Saqofi usia 17 tahun
sudah bisa memimpin pasukan dengan membawa panji Lailaha illallah ke
India. Juga Muhammad Al Fatih II
usia 19 tahun sudah berjuang untuk menaklukkan Konstantinopel (Sekarang Turki)
dan setelah berjuang selama beberapa tahun pada usia 23 tahun bisa menaklukkan
Konstantinopel sampai sekarang masih di kuasai umat Islam. Benar-benar luar biasa
generasi Islam terdahulu.
Ulama besar Imam As Syafi’i rohimahumullah, usia 17 tahun sudah menjadi Mufti Besar
di tengah-tengah umat. Beliau belum genap usia 10 tahun sudah hafal AlQur’an 30
Juz. Beliau menjadi Fuqaha (Ahli Hukum Fiqih)
dan beliau mengambil dasar hukum adalah dari ayat-ayat AlQur’an semua. Maka
beliau menjadi salah satu Madzhab Imam
Ahlussunnah wal Jamaah yang empat (Imam
Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i dan Imam Ahmad bin Hanbal).
Dan semua Ashabul Kahfi yang dikisahkan dalam AlQur’an Surat Al Kahfi, adalah
semuanya anak-anak muda yang mempertahankan ketangguhan keimanan kepada Allah subhanahu wata’ala.
Lihat AlQur’an Surat Al Kahfi ayat 13 :
سُوۡرَةُ الکهف
نَّحۡنُ نَقُصُّ عَلَيۡكَ
نَبَأَهُم بِٱلۡحَقِّۚ إِنَّہُمۡ فِتۡيَةٌ ءَامَنُواْ بِرَبِّهِمۡ وَزِدۡنَـٰهُمۡ
هُدً۬ى (١٣)
Kami
kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka
adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula
untuk mereka petunjuk.
Yaitu
kisah 6 orang anak muda beserta seekor anjingnya yang mengasingkan diri
ke dalam gua, karena mempertahankan keimanannya kepada Allah subhanahu wata’ala, tidak mau dipaksa
untuk murtad dari agama Tauhid mereka, menyembah
rajanya yang dzolim. Mereka dikejar-kejar hendak dibunuh oleh sang raja. Mereka
semula tidak saling mengenal tetapi dalam pelariananya menuju gua, mereka
bertemu dan menjadi persahabatan. Orang
yang baik akan berteman dengan orang yang baik.
Sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam dalam sebuah
Hadits shahih : Ruh-ruh itu seperti tentara
Allah yang bertaburan. Jika ruh itu
dalam satu ritme maka akan bertemu.
Kalau ritmenya positif maka akan bertemu dengan sesama ritme ruh yang baik. Ruh yang buruk
akan bertemu (berkumpul) dengan ruh yang buruk.
Seperti kita perhatikan, seorang ahli ibadah (orang sholih) akan
bertemu dan berkumpul dengan orang-orang sholih. Bertemu di masjid-masjid,
forum pengajian, dst. Demikian pula sebaliknya, orang yang senang
maksiat maka mereka akan bertemu (berkumpul) dengan para penggemar maksiat.
(Misalnya di diskotik, night club, dugem dst, di tempat-tempat maksiat).
Dan banyak contoh kisah lainnya, anak muda
yang sholih setiap bertemu dengan persoalan yang sulit, maka ia akan pergi dan masuk
ke masjid, sholat sunnat dua rokaat dan berdo’a kepada Allah subhanahu wata’ala agar diberi jalan
keluar dari persoalan yang ia hadapi.
Bukan lalu stress, lalu gelap
mata, bunuh diri, dst. Ia mengadu kepada Allah subhanahu wata’ala. Dan Allah telah berjanji dalam Surat An Nashr : Dibalik kesulitan itu ada kemudahan.
Maka tidak putus asa. “Setiap ada masalah selalu mengadu dan
berdo’a kepada Allah subhanahau wata’ala. Pasti ada jalan keluarnya”. Demikian kata-kata pemuda Ibnu Sina seorang generasi muda Islam
terdahulu yang menemukan Ilmu Kedokteran
pertama kali di dunia.
Maka beliau disebut sebagai Bapak Kedokteran dunia. (Orang Barat
menyebutnya : Ave Sin). Semua ahli-ahli kedokteran Barat mengambil (menukil)
ilmunya dari buku tulisan beliau yaitu Kitab
Al Qonun.
Ibnu
Sina
hafal AlQur’an sejak usia 10 tahun. Pada usia 17 tahun beliau sudah selesai
menulis bukunya (AlQonun), yang menjadi Teks standar bidang kedokteran sampai
lahirnya kedoteran modern sekarang.
Dan terdapat lebih dari 500 orang ilmuwan
Islam sekaliber Ibnu Sina dalam segala bidang Ilmu Pengetahuan (Bidang
Astronomi, Matematika, Fisika, Kimia, Geografi), semua itu adalah Ilmuwan
Muslim terdahulu. Mereka itu oleh
orangtuanya ditanamkan terlebih dahulu fondasi
agama. Demikian itu penting bagi anak-cucu kita, pilihlah pendidikan yang
ada fondasi agamanya. Tanamkan di tengah keluarga kita fondasi agama (Islam).
Karena kita semua harus memiliki tanggungjawab kepada Allah subhanahu wata’ala dalam hal mendidik
anak (generasi penerus) kita.
Pertanggungjawaban.
Dalam Hadits Shahih, Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam bersabda : Tidaklah bisa menggerakkan telapak kaki kita
kelak di padang Mahsyar, kecuali ditanya oleh Allah sebelumnya empat hal :
1. Umurmu di dunia
dipergunakan untuk apa,
2. Masa mudamu, dipergunakan
untuk apa,
3. Ilmumu yang
didapat dipergunakan untuk apa,
4. Hartamu bagaimana cara mendapatkanya dan dipergunakan
untuk apa.
Tanamkan
Rasa Bangga dengan Islam.
Kepada generasi muda kita, anak-cucu kita
harus ditanamkan Al I’tizaz bil Islam (rasa
bangga dengan identitas Islam). Tanamkan kepada anak-cucu kita rasa bangga
punya jati-diri sebagai orang Islam. Sebagai penganut agama yang benar di sisi
Allah subhanahu wata’ala.
Tanamkan rasa bangga dengan busana
muslimah. Harus merasa hina berpakaian minim ala Barat, ikut-ikutan mode orang
kafir. Bangga menjadi orang yang
beriman. Allah subhanahau wata’ala berfirmna dalam Surat Ali Imran ayat 139 :
سُوۡرَةُ آل عِمرَان
وَلَا تَهِنُواْ وَلَا
تَحۡزَنُواْ وَأَنتُمُ ٱلۡأَعۡلَوۡنَ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ (١٣٩)
\Janganlah
kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah
orang-orang yang paling tinggi
(derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.
Maknanya, Allah sendiri yang menyatakan
bahwa kita orang beriman adalah orang yang paling tinggi derajatnya di hadapan
Allah subhanahu wata’ala. Maka jangan
merasa minder sebagai orang Islam.
Sebaliknya harus merasa bangga punya identitas orang Islam.
Lihat Surat
Al Munafiqun ayat 8 :
سُوۡرَةُ المنَافِقون
يَقُولُونَ لَٮِٕن
رَّجَعۡنَآ إِلَى ٱلۡمَدِينَةِ لَيُخۡرِجَنَّ ٱلۡأَعَزُّ مِنۡہَا ٱلۡأَذَلَّۚ
وَلِلَّهِ ٱلۡعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِۦ وَلِلۡمُؤۡمِنِينَ وَلَـٰكِنَّ
ٱلۡمُنَـٰفِقِينَ لَا يَعۡلَمُونَ (٨)
Mereka
berkata: "Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah, benar-benar orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari
padanya." Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan
bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui.
Maksudnya, mereka adalah orang-orang munafik yang (pura-pura beriman) dalam perjalanan
menuju perang Uhud, mereka menghasut sehingga sebanyak 300 orang pasukan
muslimin berbalik (tidak mau berperang, desersi), sehingga pasukan Rasulullah
saw yang semula 1000 orang tinggal 700 orang, melawan kaum kafir dari Mekkah
yang berjumlah 10.000 orang.
Dalam ayat tersebut yang dimaksud orang yang kuat adalah kaum muslimin. Orang munafiq itu sudah merasa lemah dan
merasa akan di usir dari Madinah seusai perang Uhud.
Orang munafik tidak punya rasa bangga,
karena tidak beriman. Tidak punya kebanggaan jati-diri. Maka mereka
menyembunyikan kekafirannya dan menampakkan keimanan (pura-pura beriman).
Intinya: Tanamkan rasa
besar hati (kebanggan) sebagai seorang muslim.
Pahamkan
Islam dengan benar.
Kepada anak-anak kita, generasi penerus
kita ajarkan dan pahamkan Islam dengan benar yaitu dari AlQur’an dan As Sunnah.
Berguru dengan guru yang benar, yang mengajarkan Al Qur’an dan As
Sunnah, bukan adat-istiadat atau kebiasaan yang bertentangan dengan AlQur’an
dan As Sunnah Rasulullah sholallahu
‘alaihi wasallam.
Waspadalah dengan dengan stigma
(anggapan) dari orang-orang kafir yang mengatakan bahwa orang berjenggot, suka
ke masjid, dst. adalah teroris. Itu pemahaman orang Barat yang anti Islam. Orang Islam yang berjenggot adalah
melaksanakan Sunnah Rasulullah sholallahu
‘alaihi wasallam. Wanita yang berjilbab adalah melaksanakana ajaran
AlQur’an dan As Sunnah.
Sekian
bahasan mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN
LAILAHA ILLA ANTA, ASTGAHFIRUKA WA ATUBU ILAIK.
Wassalamu’alikum
warohmatullahi wabarokatuh.
No comments:
Post a Comment