Translate

Monday, May 26, 2014

Bab Orang Munafik, Oleh : Ustad Sukeri Abdullah



DHUHA 160514

PENGAJIAN DHUHA MASJID BAITUSSALAM 

Bab Orang Munafik 

Ustad Sukeri Abdullah

 Jum’at,  16 Rajab 1435 H – 16 Mei 2014


 
Assalamu’alaikum wr.wb.,

Muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah subhanahu wata’ala,
Bahasan kali ini adalah tentang Menelisik Gerakan Munafik Dalam Sejarah.  Arti kata “munafik”  secara umum para ulama mengartikan :  Orang-orang yang berpura-pura mengikuti ajaran Islam, namun sebenarnya mereka memungkirinya.  Lihat AlQur’an Surat Al Baqarah ayat 10  Allah subhanahu wata’ala berfirman :

سُوۡرَةُ البَقَرَة

فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ۬ فَزَادَهُمُ ٱللَّهُ مَرَضً۬ا‌ۖ وَلَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمُۢ بِمَا كَانُواْ يَكۡذِبُونَ (١٠)


Dalam hati mereka ada penyakit*], lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.

*] Yakni keyakinan mereka terdahap kebenaran Nabi Muhammad s.a.w. lemah. Kelemahan keyakinan itu, menimbulkan kedengkian, iri-hati dan dendam terhadap Nabi s.a.w., agama dan orang-orang Islam.

Makna dalam Surat tersebut menurut para ulama adalah bagian dari Nifak (munafik) besar.   Maka munafik ada dua : Nifaq Saghir (Munafik Kecil) dan Nifaq Qabir (Munafik Besar).

Nifak Saghir (Munafik Kecil) biasanya hanya meliputi pola pikir, ucapan, perilaku, pakaian, adat-istiadat, budaya yang bisa jadi suatu waktu tampak Islami, tetapi sebenarnya ia menyimpan ketidak-sukaan kepada Islam.  Maka kita umat Islam perlu waspada.  Karena Munafik,  sebenarnya adalah sifat orang sebagimana disebutkan di atas.  Orang yang perilakunya tampak Islami, padahal hatinya ada kebencian terhadap Islam.

Yang perlu dipahami khusus oleh para wanita adalah Surat An Nisaa’ ayat 3, Allah subhanahu wata’ala :

سُوۡرَةُ النِّسَاء

وَإِنۡ خِفۡتُمۡ أَلَّا تُقۡسِطُواْ فِى ٱلۡيَتَـٰمَىٰ فَٱنكِحُواْ مَا طَابَ لَكُم مِّنَ ٱلنِّسَآءِ مَثۡنَىٰ وَثُلَـٰثَ وَرُبَـٰعَ‌ۖ فَإِنۡ خِفۡتُمۡ أَلَّا تَعۡدِلُواْ فَوَٲحِدَةً أَوۡ مَا مَلَكَتۡ أَيۡمَـٰنُكُمۡ‌ۚ ذَٲلِكَ أَدۡنَىٰٓ أَلَّا تَعُولُواْ (٣)


Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil*], maka (kawinilah) seorang saja**], atau budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.

*] Berlaku adil ialah perlakuan yang adil dalam meladeni isteri seperti pakaian, tempat, giliran dan lain-lain yang bersifat lahiriyah.
**] Islam memperbolehkan poligami dengan syarat-syarat tertentu. sebelum turun ayat ini poligami sudah ada, dan pernah pula dijalankan oleh para Nabi sebelum Nabi Muhammad s.a.w. ayat ini membatasi poligami sampai empat orang saja.

Ada sebagian wanita akhirnya tidak suka dengan ayat tersebut.  Yang demikian itu maka mereka dimasukkan kepada Nifaq Saghir (Munafik Kecil). Mungkin dalam perilakunya, pakaiannya, semua sudah Islami, tetapi masih ada rasa benci terhadap salah satu ayat AlQur’an. Yang demikian itu tidak boleh. 

Nifaq Qabir (Munafik Besar) misalnya akhir-akhir ini sering muncul di tengah-tengah masyarakat kita seorang wanita yang terlihat “sangat muslimah”. Kepada orang Islam ia menyapa dengan sapaan Islam : Assalamu’alaikum dengan fasih sekali.  Ia sering datang di suatu Majlis Ta’lim wanita,  dengan pakaian serba hitam, jilbabnya sesuai dengan Syar’i, maka yang muncul kesan pada setiap orang yang hadir dalam Jamaah Majlis Taslim.

Begitu duduk di Majlis Ta’lim itu ia sesekali menyapa para muslimat yang ada di dekatnya dengan ucapan yang Islami. Bahasa dan logatnya sesekali diselingi dengan kalimat-kalimat Thoyyibah yang fasih sekali mirip orang Arab. Lalu ia mengaku memang baru beberapa bulan tinggal tidak  jauh dari tempat Majlis Ta’lim ibu-ibu itu.

Karena ibu-ibu Majlis Ta’lim itu senang dengan penampilan wanita baru itu, maka mereka biasanya minta berkenalan dan minta kepada pimpinan Majlis Ta’lim agar diumumkan ada anggota baru dan minta diperkenalkan kepada Majlis. Bahkan kemudian ia diminta bicara berkenalan. Dan ketika bicara kalimatnya bagus, bahasanya Islami, dimulai dengan Hamdalah dst.  

Waktu-waktu berikutnya karena selalu datang di Majlis Ta’lim maka dari segenap anggota jamaah Majlis Ta’lim ada yang mengusulkan agar orang baru itu dijadikan Ustadzah di Majlis Ta’lim itu sebagai selingan.   Kemudian yang bertugas sebagai Qori’ah dalam Majlis Ta’lim itu berhalangan hadir, lalu wanita baru itu diminta menggantikan sebagai Qori’ah.  Ternyata ketika Tilawah (membaca AlQur’an), suaranya enak sekali, fasih dan tajwidnya benar. Sesudah selesai Tilawah iapun memohon maaf bila tilawah-nya tidak bagus.   Para ibu anggota Majlis Ta’lim semakin simpati kepadanya.

Suatu hari ketika tiba hari pengajian ternyata ustadzah yang biasa menyampaikan tausiah tidak hadir karena berhalangan.  Maka secara spontan ibu-ibu anggota Majlis Ta’lim mengusulkan dan men-daulat agar wanita baru itu untuk mengisi dengan tausiah agama.  Dan tentu wanita itu bersedia.  Ketika ia menyampaikan tausiahnya ternyata bahasanya bagus, kalimat-kalimatnya bagus dan memukau sehingga para jamaah ibu-ibu terpesona.

Hari-hari pengajian berikutnya ia ditetapkan sebagai ustadzah di Majlis Ta’lim itu.  Dan wanita baru itu mulailah menyampaikan kesalahan-kesalahan orang Islam, bahkan diteruskan mencela Hadits-Hadits. Mulailah ia menggiring opini publik dengan kata-kata yang mempesona, sehingga yang mendengarkan menjadi terpana dan terpukau.  Sehingga jamaah Majlis Ta’lim banyak yang meng-iya-kan apa yang diucapkan wanita baru itu.

Hari-hari berikutnyaa, mulailah disampaikan apa yang asli ada pada wanita baru itu. Yaitu kebenciannya kepada Islam dan orang-orang Islam.  Masuklah dari sisi-sisi kemanusiaan yang paling sensitif bagi jamaah Majlis Ta’lim kaum ibu itu.
Tahukah anda siapa sebenarnya sosok wanita baru yang moderen itu ?
Dialah salah seorang wanita anggota Missionaris Evangelis, salah satu missi Kristen dunia yang memang diprogram dan ditugasi untuk masuk ke dalam Majlis-Majlis Ta’lim di Indonesia.  Sekitar tahun 1990-an masuk ke Indonesia dan pada tahun 2000 Grup Missionaris Evangelis (dari AS) meng-klaim bahwa mereka sudah berhasil me-murtad-kan orang Islam dari 70 negara Islam di dunia.  Yaitu dengan penampilan wanita-wanita seperti disebutkan di atas.  

Mereka adalah tamatan Universitas Orientalis di Barat. Mereka mengkaji tentang ke-Islaman tetapi dengan tujuan menebarkan para “Dai” ke seluruh dunia agar para “Dai” itu menjadi Dai-dai kafir yang memurtadkan kaum muslimin. Tokoh pemurtadan di Indonesia adalah James Riady, yang konon saat ini sedang dekat dengan salah satu Capres dari Pilpres tahun 2014.  James Riady dulu pernah ikut mendanai  kampanye Bill Clinton untuk menjadi presiden Amerika Serikat ketika itu.

Tampilan wanita-wanita Missionaris Evangelis adalah tampilan yang sangat sempurna persis sama seperti sosok seorang muslimah. Demikian para pria-nya, tak segan-segan mereka memakai baju koko, mereka berjenggot, dst.  Tetapi nampaknya wanita-wanita lebih mudah menyusup ke grup-grup Majlis Ta’lim para ibu.  Maka kebanyakan mereka bekerja-sama dengan Sekolah Teologi yang ada di Jakarta (daerah Matraman). 

Di sekolah teologi ada pelajaran khusus Qira’ untuk naghom Tilawail Injil.  (Lagu-nya persis Qira’ Tilawatil AlQur’an).   Setiap Dies Natalis mereka mengadakan lomba Qira’ Naghom Tilawatil Injil (membaca Injil dengan gaya Naghom Tilawatil Qur’an). Maka ketika didengarkan persis Naghom Tilawatil Qur’an.
Mereka tampak demikian Islami, tetapi hati mereka penuh kebencian terhadap Islam.  Missi mereka adalah memberangus ajaran Islam dan membantai habis kaum muslimin.  Mencerabut agama Islam dari unsur kehidupan kaum muslimin Indonesia.

Apa sebab ada gerakan dendam kesumat seperti tersebut di atas ?
Kita lihat ke belakang kepada sejarah kaum Munafik.  Dalam sejarah perjuangan Islam pada awal-awalnya (generasi awal Islam).  Singkat cerita, tahun 611 Masehi Rasulullah Muhammad sholallahu ‘alaihi wasallam berdakwah secara jahriyah (lisan), menyebarkan ajaran Islam.   Pada saat itu pula (sekitar tahun 600-an Masehi) di dunia sedang berjaya ajaran Paganisme (ajaran Mesir kuno, penyembah dewa-dewa).   

Nusantara (Indonesia) adalah negeri yang dipimpin oleh kerjaan Majapahit  dengan dua idiologi yang mempengaruhinya yaitu Hindu dan Budha, keduanya adalah paham Paganisme.   Demikian pula India (Hindu), China (Konghucu), Syam (Palestina, Libanon, Syiria, dan sekitarnya) ketika itu sudah terjadi sebuah Negara yang berdiri, mereka berpaham Paganisme campur mistisme.  Selanjutnya Persia (Iran), ketika itu adalah Negara super-power.  Di Eropa (Jerman, Perancis, Inggris, dll) berhimpun dengan satu kerajaan yaitu kerajaan Rumawi. Penguasa-penguasa yang berpaham Paganisme juga sudah berkuasa di negeri-negeri tersebut.

Tetapi khusus di jazirah Arab (Mekkah – Madinah) belum ada Negara, belum terbentuk suatu Negara. Di sana ketika itu masih terpecah dalam kabilah-kabilah (suku-suku). Tahun 300 Masehi, dimana puncak awal kejayaan Paganisme muncul ada seorang tokoh di Mekkah bernama Sa’ad, seorang konglomerat besar (pedagang kaya-raya) sering transaksi ke luar Arab ke Basrah (Iraq) di mana penduduknya adalah penyembah sapi (lembu).  Kalau mereka ditanya apa kelebihan sapi, mereka menjawab : Sapi bisa mendatangkan hujan, rezki dan keberkahan lainnya. Mendengar kepercayaan dari Basrah itu,  Saad kemudian kembali ke Mekkah dengan membawa sapi dan tidak lama kemudian turun hujan.

Sejak itu di Mekkah penduduk menyembah patung sapi, juga patung-patung lainnya.  Akhirnya penduduk Mekkah sepakat untuk meletakkan patung-patung berhala itu di dalam Ka’bah untuk disembah bersama-sama.  Maka sejak tahun 300 sampai 600 Masehi, di Mekkah penduduk menyembah berhala tidak ada satu peng-halangpun.  Ketika itu belum ada suatu kekuatan yang bisa menyatukan penduduk Arab – Mekkah,  masing-masing suku saling meletakkan berhala sesembahannya.

Di wilayah yang tanpa penguasa itulah idiologi Islam diusung oleh Rasulullah Muhammad sholallahu ‘alaihi wasallam.    atas izin Allah subhanahu wata’ala.  Muncul ke permukaan di Mekkah dan selanjutnya pindah (hijrah) ke Madinah.  Di saat itulah benih-benih kecemburuan dan kebencian sudah mulai muncul.  Di Madinah (sebelum-nya disebut Yatsrib) muncullah kebencian terhadap Islam.  Di awali dengan ketidak-sukaan orang yang bernama Abdullah bin Ubay bin Zalul seorang Yahudi penduduk Madinah (Yatsrib) kepada Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam sebagai pengusung idiologi baru, yang menurut versi dia berhasil “menyihir” pola pikir orang-orang Madinah. Maka tidak ada pilihan lain bagi Abdullah bin Ubay kecuali harus ber-Islam (meskipun dengan pura-pura).

Kedua, adalah dari sejarah Islam di Nusantara (Indonesia). muncul kaum munafik. Karena pada zaman itu tahun 600-an Masehi di Nusantara penduduknya adalah kaum sudra (rakyat jelata, miskin). 
Sebagaimana di Mekkah ketika itu kekayaan dikuasai oleh beberapa gelintir orang saja, setiap hari selalu terlihat anak-anak yang hanya melilitkan selembar kain di daerah kemaluannya, dengan telanjang dada berjalan dari rumah ke rumah orang kaya untuk mengais makanan dari tempat sampah.  Jumlah kaum miskin lebih banyak dibandingkan beberapa orang kaya. 

Di Nusantara ketika itu lebih parah lagi.  Dengan adanya kasta-kasta Hindu, kasta Budha, banyak orang yang miskin, yaitu disebut kasta Sudra.  Maka kedatangan Islam di Indonesia disambut dengan sangat antusias oleh penduduk. Karena Islam dengan idiologi Lailaha illallah (Tidak ada sesembahan kecuali Allah)  membe-baskan mereka dari perbudakan. Biasanya orang yang tertindas, miskin, menjadi budak, dsb, akan mencari kebebasan dan kemerdekaan.  Akidah Islam menawarkan kebebasan dan kemerdekaan.

Dalam sejarah Islam, pada masa generasi awal di Madinah, tokoh munafik yang bernama Abdullah bin Ubay bin Zalul melakukan dua gerakan yang sangat fenomenal.  Gerakan pertama, adalah dengan membuat berita bohong (issue) yang menyangkut kehormatan Nabi Muhammad Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam.  yaitu dengan menyebarkan fitnah bahwa ‘Aisyah rodhiyallahu ‘anha (isteri Rasulullah saw) telah berzina (selingkuh) dengan laki-laki lain.

Suatu ketika dalam perjalanan pulang dari suatu peperangan yang jauh di luar  kota Madinah, rombongan kaum muslimin yang dipimpin oleh Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam berhenti istirahat di tengah perjalanan. Ketika sedang istirahat itu, ‘Aisyah rodhiyallahu ‘anha keluar dari sekedup (tandu) dan memberitahu kepada sahabat dan para pengusung tandu untuk pergi buang hajat (buang air) yang agak jauh dari tempat itu di balik semak-.semak.

Kembali dari buang hajat dan berjalan menuju tempat rombongan beristirahat, ternyata rombongan sudah berangkat lagi.  Sekedupnya-pun sudah dibawa oleh pengusung bersama rombongan, melanjutkan perjalanan. ‘Aisyah rodhiyallahu ‘anhu lalu duduk ditempat istirahat semula, sambil menunggu barangkali si pembawa tandu (sekedup) kembali menghampirinya. Lama sekali beliau menunggu, tetapi tidak ada yang kembali menghampirinya, akhirnya beliaupun tertidur, karena kelelahan. 

Datanglah seorang sahabat bernama Shofwan salah seorang dari rombongan  yang memang berjalan belakangan, tidak bersama rombongan.  Melihat ‘Aisyah rodhiyallahu ‘anha tertidur, ia bersuara sambil berpaling membelakanginya : “Jika anda bunda ‘Aisyah, naiklah ke kuda saya”. 
Maka ‘Aisyah r.a. terbangun dan segera naik ke kuda Shofwan,  yang ‘Aisyah-pun tahu bahwa orang itu adalah Shofwan salah seorang sahabat Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam.  Tanpa bicara sepatah-katapun mereka berjalan, ‘Aisyah berada di punggung kuda, sahabat Shofwan berjalan kaki menuntun kudanya.  Sepanjang perjalanan itu tidak sepatah-katapun terucap dari mulut mereka. Tibalah mereka esok paginya di Madinah bergabung lagi dengan rombongan kaum muslimin dan Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam.

Dari kejadian itulah,  tersiar kabar hari itu juga di seluruh Madinah bahwa ‘Aisyah rodhiyallahu ‘anha telah berselingkuh dengan Shofwan.  Bayangkan, seorang isteri Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam, yang mengajarkan Islam yang tentunya sangat menentang perzinahan, judi, mabuk, dan perbuatan maksiat lainnya, tetapi ternyata isteri beliau sendiri diberitakan melakukan perselingkuhan. Masyarakat kaum muslimin ketika dibuat goncang karena kabar demikian itu.  Sebagian orang menjadi tidak percaya kepada Islam, sebagian lain ragu dan sebagian lainnya masih tetap beriman. 

Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasalalam ikut terguncang hatinya. Sampai-sampai Allah subhanahu wata’ala perlu menurunkan wahyu, sehingga menjadi clear (bersih) bahwa:  Penyebar berita bohong itu adalah orang-orang di antara kalian juga”. (Maksudnya adalah Abdullah bin Ubay bin Zalul dan kawan-kawannya). Pada saat itu Allah subhanahu wata’ala telah meberitahu kepada Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam bahwa tidak ada perselingkuhan (perzinahan).

Tetapi beritanya tetap tersebar sampai saat ini bahkan sampai Hari Kiamat. Bayangkan Rasulullah saja difitnah seperti itu, bagaimana pula dengan tokoh-tokoh Islam, para ulama sampai hari ini ? Tentu mereka tidak terhindar dari fitnah dan berita bohong sejenis tersebut di atas.  Kita sering mendengar berita bahwa ulama Anu, tokoh Anu, korupsi, mengawini perempuan ini dan itu, berbuat kejahatan, dsb. Semua itu berita bohong dan buruk kalau orang Munafik yang membuat berita.

Itulah berita bohong (fitnah) orang Munafik dari sejak awal. Tetapi bukan saja turun firman Allah subhanahu wata’ala, bahkan Shofwan yang dituduh berselingkuh dengan ‘Aisyah rodhiyallahu ‘anha juga melapor kepada Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam bahwa dirinya adalah orang yang sudah lama menderita impotensi.  Sudah lama tidak punya hasrat dengan wanita. Maka diceritakan kejadiannya sebagaimana disebutkan di atas. Bahkan ia tidak sepatah katapun berbicara dengan ‘Aisyah rodhiyallahu ‘anha ketika dalam perjalanan.
Membuktikan bahwa berita yang disebarkan oleh Abdullah bin Ubay bin Zalul adalah fitnah belaka, tidak benar sama sekali.

Pelajarannya adalah bahwa kebencian orang-orang Munafik (kafir) adalah ingin memberangus Islam, termasuk ajaran kesucian, kesetiaan saumi-isteri dihajar dengan berita perselingkuhan. Dengan harapan agar kaum muslimin mundur atau keluar dari Islam.  Tidak berhenti sampai di situ.  Di kesempatan lain (sebelumnya) orang-orang munafik (kafir) mendirikan masjid Dhiror untuk menyaingi masjid Quba yang didirikan oleh Rasulullaha sholallahu ‘alaihi wasallam bersama kaum muslimin.  

Pada kesempatan lain lagi yaitu ketika perang Badar, terjadilah persekongkolan jahat yang dibuat Abdullah bin Ubay bin Zalul bersama dengan orang-orang Anshor (kaum muslimin asli Madinah). Mereka berpura-pura ikut berperang, tetapi bersama itu Abdullah bin Ubay berkata kepada sahabat terutama orang Anshor (asli Madinah) : “Wahai saudara-saudaraku yang dari Yatsrib (Madinah), ketahuilah bahwa peperangan yang akan kita hadapi ini adalah peperangan antara Muhammad dengan saudara-saudaranya sendiri orang Mekkah”. 

“Lalu kalian orang-orang Yatsrib (Madinah) diseret untuk terlibat dalam peperangan ini. Aku hanya ingin mengingatkan, jangan hanya karena kalian disebut Anshor (kaum penolong) kemudian kalian tidak berpikir jernih dan benar. Bahwa peperangan sesama orang Mekkah itu yang melibatkan kalian,  hasilnya ada dua kemungkinan : Menang atau kalah. 

Kalau kita menang, maka pihak  kita akan mendapat rampasan perang. Ketika pembagian harta rampasan perang,  tentu Muhammad akan memprioritaskan kepada orang asal Mekkah (kaum Muhajirin) ketimbang kalian yang disebut Anshor.  Dan kalian adalah Anshor yang lebih kaya dibandingkan orang Muhajirin, tentu oleh Muhammad dianggap bahwa kalian tidak membutuhkan harta rampasan perang itu.  Itulah kepandaian Muhammad menipu kalian dengan sebutan “Anshor”, agar kalian senang”.

“Kalau ternyata kita (kaum muslimin) kalah, sementara Muhammad menempatkan kalian di barisan paling depan, karena kalah, maka kalianlah yang akan menjadi korban. Maka kalian ini hanyalah sebagai tumbal egoisme Muhammad belaka”.

Perlu diketahi bahwa dalam sejarah Islam, Abdullah bin Ubay bin Zalul tidak mau menyebutkan “orang Madinah” tetapi ia selalu menyebutkan “orang Yatsrib”. Karena Yatsrib adalah nama asli daerah Madinah, dan sebutan “orang Yatsrib” adalah menunjukkan kesukuan.

Maksudnya untuk menebar bibit kebencian kesukuan, agar kaum muslimin di Madinah tidak bersatu. Kalimat orang Munafik semacam itu sampai sekarang tetap disebarkan juga di negeri kita terutama di Jakarta.  Setiap hari dalam pergaluan kita sering mendengar kata-kata : Orang Jawa, orang Batak, Orang padang, dst, padahal semua itu sesama muslim. Demikian itu untuk menebarkan sukuisme yang akhirnya akan melemahkan orang Islam.

Dalam sejarah Islam tersebut, yaitu ketika Perang Badar  memang berhasil hasutan orangMunafik yang dipimpin oleh Abdullah bin Ubay bin Zalul.  Sehingga sebanyak 200 orang yang semula ingin ikut berperang, akhirnya mengundurkan diri. Tersisa hanya 100 orang kaum muslimin.  Ketika terjadi perang Badar itu ternyata dimenangkan oleh kaum Muslimin. melawan orang kafir dari Mekkah, meskipun kaum muslimin banyak menerima kerugian, banyak yang mati syahid.
Karena orang-orang Anshor yang semua ingin maju perang akhirnya banyak mundur dan lari dari peperangan. 

Kaum muslimin yang tetap maju perang ketika itu adalah benar-benar mu’min sejati, Allah subhanahu wata’ala menyebutnya : Pasukan Al Haq. Dan musuhnya yang 1000 orang kafir-musyrik disebut: Pasukan Al Bathil.  Kemudian dalam AlQur’an peperangan tersebut disebut Peperangan Yauman Talqom Jam’an.  Yang terjadi di Padang Badar. Artinya Perang Besar.  Kebesarannya bukan karena jumlah pasukannya, melainkan karena nilai yang dibawa oleh dua kelompok itu sangat besar artinya. 

Peperangan yang sebenarnya tidak dikehendaki oleh kaum muslimin itu (Perang Badar)  sebetulnya menjadi berita besar di dunia ketika itu. Dalam kitab Manhaj Haroqi disebutkan bahwa kalau tidak ada Perang Badar Besar itu, maka dunia tidak akan mengenal Haq dan Bathil (antara Kebenaran dan Kebathilan). Kalau tidak karena kemenangan kaum Muslimin dalam Perang Badar, maka dunia ini tidak akan mengenal idiologi Lailaha illallah Muhammadurrasulullah (Tidak ada sesembahan kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah), artinya tidak mengenal Islam.  Karena Islam sudah punah ketika itu sebelum dikenal oleh orang di dunia ini hingga saat ini.

Dunia ketika itu digemparkan oleh Perang Badar, karena pasukan yang hanya berjumlah 100 (seratus) orang bisa menang perang melawan 1000 (seribu) orang, dengan jumlah korban tentu saja pihak orang kafir lebih banyak.
Berita tentang Perang Badar itu tentu sampai di wilayah Nusantara ketika itu. Tetapi dalam buku-buku sejarah, terutama sejarah dunia yang di ajarkan di sekolah-sekolah di Indonesia,  Perang Badar (Besar) itu tidak pernah ditulis.  Karena yang menulis buku sejarah memang bukan orang Islam. Padahal sejarah telah membuktikan bahwa di dunia ada sebuah Idiologi, yaitu Islam, yang bisa membebaskan manusia dari penindasan manusia atas manusia.

Sejarah Perjuangan Islam generasi awal di Indonesia.   
Di Indonesia sebenarnya Islam sudah memayungi bumi Nusantara sejak 700 tahun. Sejak antara tahun ke-3 Hijrah, atau tahun 627 Masehi para pedagang dari Yaman yang sudah ber-Islam, pekerjaan mereka mengarungi lautan sampai ke bumi Nusntara karena mencari rempah-rempah, otomatis mereka adalah menyebarkan agama Islam. 

Mereka berlayar sampai Timur-Jauh, sampai Asia Tenggara dan mereka mendarat di utara pulau Sumatera  menemukan rempah-rempah, kapur barus dll.  Kemudian mereka membeli, mengumpulkan sampai mengolahnya dan lambat laun  keluarganya di bawa ke Sumatera Utara beranak-pinak. Di wilyah itulah cikal-bakal tempat yang kemudian diberi nama Baros (Maros). 

Kejadian tersebut sekitar tahun 627 Masehi. Tahun 700 – 800 Masehi pengaruh Hindu dan Budha mulai surut dengan tersebarnya agama Islam di Nusantara. Sejak  sekitar tahun 800 – 1500 Masehi pengaruh Islam masuk ke pusat-pusat kekuasaan maka muncullah pula Kesultanan-Kesultanan Islam di seluruh Nusantara.  Artinya ketika itu seluruh wilayah Indonesia seutuhnya dibawah Syari’at Islam. Sampai saat ini di wilayah Indonesia bagian timur masih terdapat bekas-bekas peninggalan Kerjaan Islam. Maka sebenarnya negeri ini (Nusantara) adalah negeri Islam.

Kemudian sekitar tahun 1500 Masehi datanglah orang-orang Eropa (Portugis, Belanda) ke Nusantara, itupun atas usulan Ratu Issabela dari Portugis (Andalusia). Karena tahun 1400 Masehi terjadi pembantaian seluruh kaum Muslimin di Andalusia (Portugis-Spayol), ketika itu di sana telah berdiri Univeristas Islam Andalusia di kota Cordova  (Qurthuba) dibumi-hanguskan oleh orang-orang kafir. Setelah itu Ratu Issabela memberikan instruksi kepada Portugis dan Spanyol untuk mencari kaum Muslimin di seluruh dunia, bila ditemukan habisilah mereka.
Demikian perintah Ratu Issabela dari Spanyol.


Meskipun menurut pers Barat, katanya Ratu Issabela adalah ratu yang penuh kasih-sayang seperti dinyanyikan oleh Ammi Sels.  Ataukah dia adalah ratu berdarah dingin ? Sebab dia adalah pembantai kaum Muslimin dan algojonya bernama Alfonso.   Dalam pelajaran sejarah sekolah, Alfonso sangat diagung-agungkan sebagai pahlawan,  pria yang gagah perkasa, banyak berjasa kepada Negara. Padahal ia adalah pembunuh bayaran, yang membunuh ribuan kaum muslimin di Eropa.

Portugis ketika itu masuk ke Nusantara dari sebelah timur gagal, karena Kesultanan-kesultanan Islam dari timur sudah tahu missi Portugis, termasuk Kerajaan di Manokwari yang ketika itu bernama Nuwar (negeri yang bercahaya), dan semua Kesultanan di daerah Jaziratul Muluk (Maluku), antara Ternate, Tidore, Bone (Sulawesi), Moro (Pilipina Selatan), mereka melakukan border-laut dengan ranjau-ranjaunya sehingga Portugis gagal masuk. Di sebelah barat Nusantara dari Malaka sampai Aceh, Sultan Aceh sudah siap mengusir kedatangan Sepanyol-Portugis.

Artinya, dua Negara tersebut (Spanyol-Portugis) gagal masuk Nusantara saat itu. Maka dibuatlah persetujuan dan dikirimlah Cornelis de Houtman.  Delegasi pertama yang merupakan delegasi Salibiyah, dengan semangat dan semboyan The Gold Godspell Glory ternyata gagal, maka delegasi berikutnya adalah dengan pendekatan Gold (Emas) yaitu dengan pendekatan perdagangan saja.  Cornelis de Houtman di rancang sedemikian rupa, yaitu mendarat di tanah Banten, turun dari kapal disambut oleh Sultan Banten, ucapan pertama Cornelis de Houtman: Assalamu’alaikum.   Maka dengan senang hati Sultan Banten menerima kedatangan Cornelis de Houtman.

Dari situlah perdagangan di mulai, yang lambat laun merembet kepada Monopoli Tunggal perdagangan dan berubah menjadi penindasan.  Tahun 1500 Masehi sebenarnya mereka baru datang.  Tahun 1885 Masehi seorang beragama Protestan bernama C. Snouck Horgronye (dari Belanda) datang di Pulau Jawa (Nusantara) belajar bahasa Arab demikian mahirnya berbahasa Arab, sehingga ia merupakan orang Eropa termahir nomor 2 dalam bahasa Arab.  

Dia masuk ke kota Mekkah belajar agama Islam dengan salah seorang Syekh di Arab, karena dia cerdas dan berperilaku sopan-santun, cepat menyerap, maka Syekh-Syekh  di sana mengajarkan semua ilmunya.  Dalam waktu yang relatif singkat C.Snouck Horgronye  berhasil menguasai seluruh ilmu-ilmu Islam. Akidah, Syari’ah, Muamalah, Sirrah Nabawiyah, strategi perang kaum muslimin, ia tahu semua. Artinya, rahasia Islam sudah ada di tangannya.
C.Snouck Horgronye lalu mengganti namanya dengan nama Islam yaitu Abdul Ghofar  Satu yang ditelisik olehnnya adalah bahwa ulama-ulama Islam punya kebijakan ber-Ijtihad sesuau dengan lokasi mereka tinggal dan kasus yang meliputi mereka. Berbeda dengan Nasrani yang semua harus ditentukan oleh Roma-Vatikan dan semua satu komando. Maka datanglah ia ke Nusantara (ketika itu disebut Hindia-Belanda).

Di tahun 1885 dan seterusnya, ia berhasil menikahi wanita muslimah anak dari kepala daerah di Cianjur, punya empat orang anak , dua di antaranya bernama Umar dan Salamah.  Tahun 1890 C.Snouck Horgronye mengajukan tiga butir proposal penghancuran tanah Islam Nusantara kepada pemerintah kolonial Hindia Belanda.  Tiga butir proposal itu adalah :

1.Gerakan pemurnian agama (Islam), bentuknya adalah pembangunan masjid-masjid, kemudahan berhaji bagi Inlander (Orang pribumi). Ini resiko yang harus ditempuh oleh pemerintah penjajah Belanda atas negeri Islam Nusantara.  Proposal itu terpaksa disetujui karena di balik pemurniaan keagamaan, blokade (pembatasan) bepergian orang Islam Nusantara, hanya ke masjid dan pergi ke Mekkah (berhaji).

Sebenarnya ketika itu pemerintah Hindia Belanda sangat takut, karena setiap orang berhaji dan pulang ke tanah air pasti punya semangat jihad fisabilillah, untuk mengusir penjajah Belanda di Nusantara, apalagi mereka yakini bahwa Belanda adalah kafir (Kristen).

Namun dalam hal ini ada yang tidak tertulis dalam sejarah, yaitu untuk mencabut semangat Jihad fisabilillad diganti dengan semacam gerakan yang diajarkan oleh C.Snouck Horgronye bagi para Inlander (pribumi), dengan menghembuskan Hadits (Hadits palsu atau lemah),  yaitu bahwa membaca Surat Yaasin di malam Jum’at tiga kali, nilainya setara dengan jihad fisabilillah. Dan memang itulah yang dilakukan oleh orang-orang Aceh ketika itu.

2.Peningkatan kesejahteraan sosial bagi Inlander yang nota-bene adalah kaum muslimin.  Resikonya adalah pemerirntah Hidia Belanda harus membangun sekolah-sekolah dan rumah-rumah sakit. Artinya C. Snouck Horgronye menawarkan perdamaian lewat pemerintah penjajah Belanda untuk negreri Islam Nusantara.

3.Jauhkan Inlander (pribumi) yang kebanyakan kaum muslimin dari membicarakan kekuasaan (Dengan kata lain inlander dilarang  bicara soal politik).

Ingat, pada tahun-tahun tersebut sudah masuk sebentar lagi Era (Masa) Mulkan Jabarian (Raja yang bengis), karena tahun 1400 Masehi LBB (Liga Bangsa-Bangsa)  sekarang PBB.,  yang mendengar laporan bahwa ada pembantaian kaum muslimin besar-besaran, datang ke Spanyol, masuk ke dalam sebuah gereja dan dalam gereja itu ada misa yang demikian mewah, dan mereka (pemerintah Spayol) mengatakan : Mana ada pembantaian seperti yang diberitakan ?.  Maka pihak perwakilan LBB merasa tidak terjadi pembantaian kaum muslimin seperti diberitakan orang.  Tidak perlu dituntut ke pengadilan Internasional.

Artinya, era transisional kepemimpinan dari era (masa) Mulkan Adzon ke Mulkan Jabarian (dari Raja yang menggigit yang menjadikan AlQur’an dan Hadits hanya sebagai Lib Service di tahun 1800-an segera masuk ke tahun 1900-an  akan segera berganti masa yang paling kelam buat kaum Muslimin, yaitu Mulkan Jabarian (Kekuasaan yang bengis), era demokratisasi.

C. Snouck Horgronye bukan orang bodoh, ia telah mencuri informasi (berita-berita) tentang adanya perubahan internasional, tentang system kepemimpinan dunia pada saat itu.  Maka ia  segera menawarkan kepada pemerintah Hindia Belanda yaitu : Jangan pernah berbicara tentang berbagi kekuasaan kepada Inlander. Bahasa lain: Jangan berbicara demokrasi untuk Inlander (pribumi).

Caranya : Tanamkan politik Devide et empera (Politik adu-domba) kepada inlander.  Ini proposal tahun  1890, sudah mendekati tahun 1900-an. Dan ternyata benar,  semenjak tahun 1900-an muncullah organisasi-organaisasi masa Islam, misalnya Muhammadiyah berdiri tahun 1912. NU berdiri tahun 1926, menyusul lagi Al Irsad,   Al Wasliyah, dan ternyata ormas-ormas ini tidak pernah bersatu.

Dan pihak pemerintah Belanda selalu mengatakan : Pak Kyai, tidak usah repot-repot, kalau ingin pesantren, dirikanlah pesantren, sandang-pangan-papan lengkap. Tidak usah bicara politik, karena politik adalah urusan kami (pemerintah Belanda). 

Untuk para Raja, kekuasaan kerajaan, status quo merupakan kamuflase, tetap tidak mau meninggalkan kekuasaannya, terlihat sisa-sisanya masih ada di Yogyakarta, Surakarta, Cirebon, dst. Caranya: Jangan biarkan para perajurit keraton belajar Islam di luar kraton, agar tidak usah melawan pemerintah Belanda.
Caranya : Panggil Kyai untuk mengajar dalam kraton, khusus untuk para prajurit santri (cantrik).

Sementara itu sang Raja sendiri bebas menulis sejarah sesuai dengan kemauannya. Maka meskipun sudah beragama Islam, tetapi masih juga memandikan keris, memandikan pusaka-pusaka keraton, dsb. Untuk melestarikan sisa-sisa kebiasaan Hindu-Budha

Dampak adu-domba adalah terjadinya permusuhan laten dalam tubuh kaum muslimin. Adanya kebencian, permusuhan yang luar-biasa antar kaum muslimin.
Dampak kedua dari adu-domba adalah kelemahan akut karena sulit bersatu dalam segala bidang (Bidang idiologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dst).
Racun kemunafikaan sudah menyebar ke mana-mana.  Semua adalah urusan dunia. Masing-masing orang tidak punya kepedulian dengan sekitarnya.

Dominasi asing (penjajah) dalam meng-eksploitasi sumberdaya alam, sumberdaya manusia.  Padahal negeri kita (Indonesia) adalah negeri terkaya di dunia. Pemodal asing bercokol demikian kuat di negeri ini. Karena lobi-lobi mereka dengan para penguasa. Hasilnya, orang asing menjadi tuan dan orang Indonesia menjadi kuli di negeri sendiri. Itulah dampak kemunafikan yang sangat akut di negeri ini.

Maka kita yang masih bersih ini jangan sampai terpengaruh, terlibat, atau ter-ciprat (ter-kontaminasi) kemunafikan-besar. (Munafiq Qabir) seperti disebutkan di atas.
Kalau kita cermati,  gerakan munafik adalah sesungguhnya didasari kebencian terhadap Islam.  Dan sadar atau tidak, saat ini kita sedang menjadi korban kaum munafik.

Maka ada renungan tiga pertanyaan kepada jiwa atau diri kita sendiri sambil menempelkan telapak-tangan kita ke dada kita masing-masing, tanyakan pada diri kita  :

1.     Sudahkah aku mencintai Islam secara totalitas. 
2.     Sudahkah aku mencinatai kaum muslimin semuanya  tanpa pandang suku-bangsa dan latar belakangnya ? 
3.     Sudahkah aku mencintai pejuang-pejuang Islam?.

Pertanyaan sebaliknya, tanyakan kepada jiwa anda masing-masing :

1.     Wahai jiwa, ajaran Islam yang mana yang masih engkau benci ?  (Karena munafik menanamkan kebencian).
2.     Orang Islam yang mana yang masih engkau benci ? (Jawa, Betawi, Batak, Sunda, Madura?)
3.     Wahai jiwa, pejuang Islam yang mana yang masih juga tidak engkau sukai ?.

Akhir hayat Abdullah bin Ubay bin Zalul sangat mengenaskan. Ketika sakaratulmaut ia minta diselimuti dengan sorban Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam, lalu beliau membentangkan sorban beliau untuk menyelimuti Abdullah bin Ubay, dicegah oleh Umar bin Khathab, lalu Rasulullah saw bersabda :
“Tidak usah khawatir wahai Umar, sekalipun baju aku (Muahmmad) tidak akan bisa menjadi tameng (perisai) baginya terhadap siksa Jahannam”. Artinya bahwa Abdullah bin Ubay bin Zalul pasti akan masuk neraka, karena dia adalah tokoh Munafik Besar di masa itu.  

Sekian bahasan, mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIK.

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.  
                                                         _______________

No comments:

Post a Comment