PENGAJIAN DHUHA MASJID BAITUSSALAM
Pimpinan Menurut Islam (Lanjutan)
Ustad Ruslan Effendi
Jum’at, 2 Rajab 1435 H – 2
Mei 2014
Assalamu’alaikum wr.wb.,
Muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah subhanahu wata’ala,
Sebagaimana sudah kita bahas pada pertemuan
terdahulu bahwa Syarat Pemimpin ada 5
yaitu :
1. Orang beriman, yang menegakkan sholat, membayar zakat dan
taat kepada semua aturan Allah subhanahu
wata’ala.
2.
Mempunyai
wawasan Ilmu yang luas, tubuh yang sehat, perkasa, dst
sebagaimana disebutkan dalam AlQur’an Surat Al Baqarah 247).
3.
Bertawakkal
kepada Allah subhanahu
wata’ala, suka bermusyawarah, lemah-lembut, santun, tidak otoriter dan dan tidak diktator (Surat
Ali Imran ayat 159).
4.
Lebih
mengutamakan rakyatnya daripada pribadinya, merasakan
penderitaan rakyat (Surat At Taubah ayat 128).
5.
Amanah
(Surat
Al Anfal ayat 27). Baitul Mal (Harta
Negara), hasil bumi, tambang dan semuanya untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Pertanyaannya, adakah saat ini di Indonesia pemimpin yang memenuhi kreteria tersebut di
atas ?. Bila tidak ada, padahal harus
ada pemimpin, maka pemilihan pemimpin yang akan datang ini (Pilpres) adalah keterpaksaan. Terpaksa harus
memilih. Yang demikian masih dibolehkan,
sepanjang pemimpin itu tidak
membahayakan umat Islam. Lihat Surat Ali
Imran ayat 28 :
سُوۡرَةُ آل عِمرَان
لَّا يَتَّخِذِ
ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ٱلۡكَـٰفِرِينَ أَوۡلِيَآءَ مِن دُونِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَۖ وَمَن
يَفۡعَلۡ ذَٲلِكَ فَلَيۡسَ مِنَ ٱللَّهِ فِى شَىۡءٍ إِلَّآ أَن تَتَّقُواْ
مِنۡهُمۡ تُقَٮٰةً۬ۗ وَيُحَذِّرُڪُمُ ٱللَّهُ نَفۡسَهُ ۥۗ وَإِلَى ٱللَّهِ
ٱلۡمَصِيرُ (٢٨)
Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir
menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. barang siapa berbuat
demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. dan Allah
memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. dan hanya kepada Allah kembali
(mu).
Maka untuk saat
ini di Indonesia pilihlah pemimpin yang kira-kira tidak membahayakan Islam dan
kaum muslimin.
Dalam AlQur’an
banyak diceritakan bahwa kelak di Akhirat, antara pemimpin dan yang dipimpin
saling berantem , gontok-gontokan,
mereka ribut, saling menyalahkan, dst. Lihat Surat Al A’raaf ayat 38 – 41 :
سُوۡرَةُ الاٴعرَاف
قَالَ ٱدۡخُلُواْ فِىٓ أُمَمٍ۬
قَدۡ خَلَتۡ مِن قَبۡلِڪُم مِّنَ ٱلۡجِنِّ وَٱلۡإِنسِ فِى ٱلنَّارِۖ كُلَّمَا
دَخَلَتۡ أُمَّةٌ۬ لَّعَنَتۡ أُخۡتَہَاۖ حَتَّىٰٓ إِذَا ٱدَّارَڪُواْ فِيہَا
جَمِيعً۬ا قَالَتۡ أُخۡرَٮٰهُمۡ لِأُولَٮٰهُمۡ رَبَّنَا هَـٰٓؤُلَآءِ أَضَلُّونَا
فَـَٔاتِہِمۡ عَذَابً۬ا ضِعۡفً۬ا مِّنَ ٱلنَّارِۖ قَالَ لِكُلٍّ۬ ضِعۡفٌ۬
وَلَـٰكِن لَّا تَعۡلَمُونَ (٣٨) وَقَالَتۡ أُولَٮٰهُمۡ لِأُخۡرَٮٰهُمۡ فَمَا
كَانَ لَكُمۡ عَلَيۡنَا مِن فَضۡلٍ۬ فَذُوقُواْ ٱلۡعَذَابَ بِمَا كُنتُمۡ
تَكۡسِبُونَ (٣٩) إِنَّ ٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ بِـَٔايَـٰتِنَا وَٱسۡتَكۡبَرُواْ
عَنۡہَا لَا تُفَتَّحُ لَهُمۡ أَبۡوَٲبُ ٱلسَّمَآءِ وَلَا يَدۡخُلُونَ ٱلۡجَنَّةَ
حَتَّىٰ يَلِجَ ٱلۡجَمَلُ فِى سَمِّ ٱلۡخِيَاطِۚ وَڪَذَٲلِكَ نَجۡزِى
ٱلۡمُجۡرِمِينَ (٤٠) لَهُم مِّن جَهَنَّمَ مِهَادٌ۬ وَمِن فَوۡقِهِمۡ غَوَاشٍ۬ۚ
وَكَذَٲلِكَ نَجۡزِى ٱلظَّـٰلِمِينَ (٤١)
38. Allah berfirman:
"Masuklah kamu sekalian ke dalam neraka bersama umat-umat jin dan manusia
yang telah terdahulu sebelum kamu. Setiap suatu umat masuk (ke dalam neraka), dia
mengutuk kawannya (menyesatkannya); sehingga apabila mereka masuk semuanya
berkatalah orang-orang yang masuk kemudian di antara mereka kepada orang-orang
yang masuk terdahulu: "Ya Tuhan kami, mereka telah menyesatkan kami, sebab
itu datangkanlah kepada mereka siksaan yang berlipat ganda dari neraka".
Allah berfirman: "Masing-masing mendapat (siksaan) yang berlipat ganda,
akan tetapi kamu tidak mengetahui".
39.
Dan berkata orang-orang yang masuk terdahulu di antara mereka kepada
orang-orang yang masuk kemudian: "Kamu tidak mempunyai kelebihan
sedikitpun atas kami, maka rasakanlah siksaan karena perbuatan yang telah kamu
lakukan".
40.
Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami(Allah) dan
menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka
pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke
lubang jarum. Demikianlah Kami(Allah) memberi pembalasan kepada orang-orang yang
berbuat kejahatan.
41.
Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut
(api neraka). Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang zalim.
Maka di neraka itu
tidak ada kawan dekat, semua menjadi
musuh. Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat
Kami (Ayat-ayat AlQur’an dan Hadits), tidak mau mengerjakan Syari’at Islam, dengan menyombongkan diri, menganggap Islam
ketinggalan zaman, dst., maka di Akhirat kelak akan ditempatkan di neraka,
tidak akan mereka masuk surga hingga unta bisa masuk lobang-jarum. Artinya
tidak mungkin mereka masuk surga. Tetap
di neraka selamanya.
Itulah informasi
dari Allah subhanahu wata’ala dalam
AlQ ur’an, jangan sam-pai salah memilih pemimpin. Karena akan menyesal di kemudian hari (di
Hari Kemudian).
Dijelaskan lagi
dalam Surat As Saba’ ayat 31 – 33 :
سُوۡرَةُ سَبَإ
وَقَالَ ٱلَّذِينَ
كَفَرُواْ لَن نُّؤۡمِنَ بِهَـٰذَا ٱلۡقُرۡءَانِ وَلَا بِٱلَّذِى بَيۡنَ يَدَيۡهِۗ
وَلَوۡ تَرَىٰٓ إِذِ ٱلظَّـٰلِمُونَ مَوۡقُوفُونَ عِندَ رَبِّہِمۡ يَرۡجِعُ
بَعۡضُهُمۡ إِلَىٰ بَعۡضٍ ٱلۡقَوۡلَ يَقُولُ ٱلَّذِينَ ٱسۡتُضۡعِفُواْ لِلَّذِينَ
ٱسۡتَكۡبَرُواْ لَوۡلَآ أَنتُمۡ لَكُنَّا مُؤۡمِنِينَ (٣١) قَالَ ٱلَّذِينَ
ٱسۡتَكۡبَرُواْ لِلَّذِينَ ٱسۡتُضۡعِفُوٓاْ أَنَحۡنُ صَدَدۡنَـٰكُمۡ عَنِ
ٱلۡهُدَىٰ بَعۡدَ إِذۡ جَآءَكُمۖ بَلۡ كُنتُم مُّجۡرِمِينَ (٣٢) وَقَالَ
ٱلَّذِينَ ٱسۡتُضۡعِفُواْ لِلَّذِينَ ٱسۡتَكۡبَرُواْ بَلۡ مَكۡرُ ٱلَّيۡلِ
وَٱلنَّهَارِ إِذۡ تَأۡمُرُونَنَآ أَن نَّكۡفُرَ بِٱللَّهِ وَنَجۡعَلَ
لَهُ ۥۤ أَندَادً۬اۚ وَأَسَرُّواْ ٱلنَّدَامَةَ لَمَّا رَأَوُاْ ٱلۡعَذَابَ
وَجَعَلۡنَا ٱلۡأَغۡلَـٰلَ فِىٓ أَعۡنَاقِ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْۚ هَلۡ يُجۡزَوۡنَ
إِلَّا مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ (٣٣)
31. Dan orang-orang kafir berkata: "Kami sekali-kali
tidak akan beriman kepada Al Quran ini dan tidak (pula) kepada kitab yang sebelumnya".
dan (alangkah mengerikan) kalau kamu lihat ketika orang-orang yang zalim itu
dihadapkan kepada Tuhannya, sebahagian dari mereka menghadap kan perkataan
kepada sebagian yang lain; orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada
orang-orang yang menyombongkan diri: "Kalau tidaklah karena kamu tentulah
kami menjadi orang-orang yang beriman".
32.
Orang-orang yang menyombongkan diri berkata kepada orang-orang yang dianggap
lemah: "Kamikah yang telah menghalangi kamu dari petunjuk sesudah petunjuk
itu datang kepadamu? (Tidak), sebenarnya kamu sendirilah orang-orang yang
berdosa".
33.
Dan orang-orang yang dianggap lemah berkata
kepada orang-orang yang menyombongkan diri: "(Tidak) sebenarnya tipu
daya(mu) di waktu malam dan siang (yang menghalangi kami), ketika kamu menyeru kami supaya kami kafir kepada Allah dan menjadikan
sekutu-sekutu(tandingan-tandingan) bagi-Nya". kedua belah pihak
menyatakan penyesalan tatkala mereka melihat azab. dan Kami(Allah) pasang
belenggu di leher orang-orang yang kafir. mereka tidak dibalas melainkan dengan
apa yang telah mereka kerjakan.
Mereka orang-orang
kafir setiap hari, setiap saat selalu
menipu kepada kita kaum muslimin, dan ternyata berhasil. Yaitu kita (kaum muslimin) tidak mau memakai Hukum (Aturan) Allah subhanahu wata’ala. Kita
tidak taat kepada AlQur’an, padahal seharusnya AlQur’an-lah yang harus kita
ikuti (taati).
Maka kita kelak
akan menyatakan penyesalan ketika menerima adzab sebagaimana disebutkan dalam
ayat-ayat tersebut di atas.
Bab
Macam-Macam Manusia.
Dalam AlQur’an
disebutkan bahwa ada bermacam-macam manusia.
Yaitu ada 3 macam manusia :
1.
Manusia Syaithan (Insan Syayathin) yaitu
manusia yang berwatak syaithan.
2.
Manusia Hewan, yaitu manusia yang berwatak
seperti hewan.
3.
Manusia Robbani (insan robbani), yaitu
manusia yang selalu belajar, mengamalkan dan menegakkan ajaran-ajaran AlQur’an.
Tentang Manusia syaithan (insan syayathin) lihat Surat
Al An’am ayat 112 :
سُوۡرَةُ الاٴنعَام
وَكَذَٲلِكَ جَعَلۡنَا
لِكُلِّ نَبِىٍّ عَدُوًّ۬ا شَيَـٰطِينَ ٱلۡإِنسِ وَٱلۡجِنِّ يُوحِى بَعۡضُهُمۡ
إِلَىٰ بَعۡضٍ۬ زُخۡرُفَ ٱلۡقَوۡلِ غُرُورً۬اۚ وَلَوۡ شَآءَ رَبُّكَ مَا
فَعَلُوهُۖ فَذَرۡهُمۡ وَمَا يَفۡتَرُونَ (١١٢)
Dan demikianlah Kami (Allah) jadikan bagi tiap-tiap Nabi
itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari
jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan
kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu
(manusia). Jikalau Tuhanmu
menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka
ada-adakan.
Syaithan dan Jin
suka membisik-bisikkan kepada manusia, untuk menipu supaya manusia sesat. Sifat
syaithan adalah sama, ada 3 :
1.
Menyuruh manusia untuk berbuat jahat,
curang, dst.
2.
Menyuruh manusia untuk berbuat keji,
3.
Menyesatkan manusia.
Lihat Surat Al Baqarah ayat 168 – 169 :
سُوۡرَةُ البَقَرَة
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ
كُلُواْ مِمَّا فِى ٱلۡأَرۡضِ حَلَـٰلاً۬ طَيِّبً۬ا وَلَا تَتَّبِعُواْ خُطُوَٲتِ
ٱلشَّيۡطَـٰنِۚ إِنَّهُ ۥ لَكُمۡ عَدُوٌّ۬ مُّبِينٌ (١٦٨) إِنَّمَا
يَأۡمُرُكُم بِٱلسُّوٓءِ وَٱلۡفَحۡشَآءِ وَأَن تَقُولُواْ عَلَى ٱللَّهِ مَا لَا
تَعۡلَمُونَ (١٦٩)
168. Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik
dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.
169.
Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan
mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.
Maksud makanan halal dan thoyyib (baik) adalah Halal
cara mendapatkannya
dan thoyyib (baik)
untuk kesehatan. Meskipun halal tetapi
tidak baik untuk kesehatan, misalnya makanan itu menyebabkan darah tinggi,
kolesterol, jangan dimakan. Disesuaikan dengan kondisi masing-masing pribadi.
Dan jangan
mengikuti langkah syaithan karena syaithan adalah musuh yang nyata. Syaithan suka menyuruh, membisikkan agar
manusia berbuat jahat, curang, tidak jujur dan seterusnya. Juga mendorong manusia
untuk berbuat keji. Yang mengajak mabuk-mabukan, judi, zina adalah syaithan.
Meskipun ujudnya manusia. Jangan diikuti.
Lihat Surat Al Maa-idah ayat 90 – 91 :
سُوۡرَةُ المَائدة
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ
ءَامَنُوٓاْ إِنَّمَا ٱلۡخَمۡرُ وَٱلۡمَيۡسِرُ وَٱلۡأَنصَابُ وَٱلۡأَزۡلَـٰمُ
رِجۡسٌ۬ مِّنۡ عَمَلِ ٱلشَّيۡطَـٰنِ فَٱجۡتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ (٩٠)
إِنَّمَا يُرِيدُ ٱلشَّيۡطَـٰنُ أَن يُوقِعَ بَيۡنَكُمُ ٱلۡعَدَٲوَةَ
وَٱلۡبَغۡضَآءَ فِى ٱلۡخَمۡرِ وَٱلۡمَيۡسِرِ وَيَصُدَّكُمۡ عَن ذِكۡرِ ٱللَّهِ
وَعَنِ ٱلصَّلَوٰةِۖ فَهَلۡ أَنتُم مُّنتَہُونَ (٩١)
90.
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan
panah adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu
agar kamu mendapat keberuntungan.
91.
Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian
di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu
dari mengingat Allah dan sembahyang; Maka berhentilah kamu (dari mengerjakan
pekerjaan itu).
Khamar adalah
minuman keras, adalah haram hukumnya.
Meskipun sedikit tetap haram hukumnya. Termasuk sesaji (untuk) berhala,
untuk roh nenek moyang, adalah haram hukumnya. Upacara larung sesaji di laut,
sedekah laut, sesaji kepada Nyai Lara Kidul, semuanya adalah
haram dan musyrik. Sangat dilarang oleh Islam. Semua itu adalah hasil kreasi
para syaithan (setan). Hasil perbuatan syaithan. Jangan diikuti, bahkan harus dijauhi.
Syaithan akan
selalu mendorong kepada khamar, judi, zina, berfoya-foya
agar manusia jauh dari Allah subhanahu
wata’ala dan tidak melakukan sholat atau ibadah lainnya. Dan orang-orang kafir tahu, bagaimana agar
orang Islam tidak sholat, atau ibadah, maka diadakanlah upacara-upacara
sebagaimana tersebut di atas (sesaji laut, Grebeg Maulid, Sekaten, dst.). Seolah-olah itu jalan yang benar.
Itulah ajakan
syaithan.
Perbuatan
keji, adalah berkaitan dengan zina atau seks bebas.
Lihat Al Isra’ (17) ayat
32 :
سُوۡرَةُ بنیٓ اسرآئیل /
الإسرَاء
وَلَا تَقۡرَبُواْ
ٱلزِّنَىٰٓۖ إِنَّهُ ۥ كَانَ فَـٰحِشَةً۬ وَسَآءَ سَبِيلاً۬ (٣٢)
Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan
suatu jalan yang buruk.
Antar syaithan dan
Jin bekerjasama bagaimana agar manusia berbuat zina. Maka dibikinlah proyek (acara) bagaimana agar
manusia terbuka auratnya, yang merupakan sasaran agar manusia berbuat zina.
Maka dalam kisah Adam dan Hawa, si
Iblis berusaha agar Adam dan Hawa terbuka auratnya. Lihat Surat
Al A’raaf ayat 19 – 20 :
سُوۡرَةُ الاٴعرَاف
وَيَـٰٓـَٔادَمُ ٱسۡكُنۡ
أَنتَ وَزَوۡجُكَ ٱلۡجَنَّةَ فَكُلَا مِنۡ حَيۡثُ شِئۡتُمَا وَلَا تَقۡرَبَا هَـٰذِهِ
ٱلشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ ٱلظَّـٰلِمِينَ (١٩) فَوَسۡوَسَ لَهُمَا
ٱلشَّيۡطَـٰنُ لِيُبۡدِىَ لَهُمَا مَا وُ ۥرِىَ عَنۡہُمَا مِن سَوۡءَٲتِهِمَا
وَقَالَ مَا نَہَٮٰكُمَا رَبُّكُمَا عَنۡ هَـٰذِهِ ٱلشَّجَرَةِ إِلَّآ أَن
تَكُونَا مَلَكَيۡنِ أَوۡ تَكُونَا مِنَ ٱلۡخَـٰلِدِينَ (٢٠)
19. (Dan Allah
berfirman): "Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan isterimu di surga
serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan
janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk
orang-orang yang zalim."
20.
Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada
keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata:
"Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supaya
kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal
(dalam surga)".
Selanjutnya
ayat 21 dan 22 :
سُوۡرَةُ الاٴعرَاف
وَقَاسَمَهُمَآ إِنِّى
لَكُمَا لَمِنَ ٱلنَّـٰصِحِينَ (٢١) فَدَلَّٮٰهُمَا بِغُرُورٍ۬ۚ فَلَمَّا
ذَاقَا ٱلشَّجَرَةَ بَدَتۡ لَهُمَا سَوۡءَٲتُہُمَا وَطَفِقَا يَخۡصِفَانِ
عَلَيۡہِمَا مِن وَرَقِ ٱلۡجَنَّةِۖ وَنَادَٮٰهُمَا رَبُّہُمَآ أَلَمۡ
أَنۡہَكُمَا عَن تِلۡكُمَا ٱلشَّجَرَةِ وَأَقُل لَّكُمَآ إِنَّ ٱلشَّيۡطَـٰنَ
لَكُمَا عَدُوٌّ۬ مُّبِينٌ۬ (٢٢)
21.
Dan dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. "Sesungguhnya saya adalah termasuk
orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua",
22.
Maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala
keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya
menutupinya dengan daun-daun surga. kemudian Tuhan mereka menyeru mereka:
"Bukankah aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan aku
katakan kepadamu: "Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi
kamu berdua?"
Dan selanjutnya
Adam dan Hawa diturunkan di dunia. Dan
sejak itu Adam bertaubat, selalu membaca do’a : Robbana dzolamna anfusana, wa illam
taghfirlana, watarhamna lana kunanna
minal skhosirin.
(Ya
Rabb kami, kami telah men-dzolimi diri
kami sendiri. JIka Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami,
niscaya kami termasuk orang yang merugi).
Sedangkan Iblis (Syaithan) tidak meminta ampunan
kepada Allah subhanahu wata’ala. Padahal
Iblis diusir dari surga.
Dijelaskan dalam Surat Al A’raaf ayat 16 – 17 :
سُوۡرَةُ الاٴعرَاف
قَالَ فَبِمَآ
أَغۡوَيۡتَنِى لَأَقۡعُدَنَّ لَهُمۡ صِرَٲطَكَ ٱلۡمُسۡتَقِيمَ (١٦) ثُمَّ لَأَتِيَنَّهُم
مِّنۢ بَيۡنِ أَيۡدِيہِمۡ وَمِنۡ خَلۡفِهِمۡ وَعَنۡ أَيۡمَـٰنِہِمۡ وَعَن
شَمَآٮِٕلِهِمۡۖ وَلَا تَجِدُ أَكۡثَرَهُمۡ شَـٰكِرِينَ (١٧)
16.
Iblis menjawab: "Karena Engkau(Allah) telah menghukum saya tersesat, saya
benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,
17.
Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari
kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka
bersyukur (taat).
Maka sebagian
manusia tidak taat kepada Allah subhanahu
wata’ala karena hasutan Iblis yang datang kepada manusia dari segala arah (depan,
belakang, kiri dan kanan) manusia sebagaimana dijelaskan dalam ayat tersebut di
atas.
Artinya, bahwa
pekerjaan syaithan adalah menyesatkan manusia, lalu manusia tidak mau memakai
AlQur’an sebagai pegangan hidup, tidak
menjadikan AlQur’an sebagai sumber
hukum. Itulah hasil upaya Iblis,
yaitu kita umat Islam meninggalkan AlQur’an.
Lihat Surat An Nisaa’ ayat 60 :
سُوۡرَةُ النِّسَاء
أَلَمۡ تَرَ إِلَى
ٱلَّذِينَ يَزۡعُمُونَ أَنَّهُمۡ ءَامَنُواْ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ وَمَآ
أُنزِلَ مِن قَبۡلِكَ يُرِيدُونَ أَن يَتَحَاكَمُوٓاْ إِلَى ٱلطَّـٰغُوتِ وَقَدۡ
أُمِرُوٓاْ أَن يَكۡفُرُواْ بِهِۦ وَيُرِيدُ ٱلشَّيۡطَـٰنُ أَن يُضِلَّهُمۡ
ضَلَـٰلاَۢ بَعِيدً۬ا (٦٠)
Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku
dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang
diturunkan sebelum kamu ? Mereka
hendak berhakim kepada thaghut.
Padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan)
penyesatan yang sejauh-jauhnya.
Thaghut
adalah
segala sesuatu yang diikuti selain Allah subhanahu
wata’ala.
Maka kalau kita
mengikuti selain Hukum Allah artinya kita mengikuti Thoghut (Syaithan). Dan
ternyata sekarang kita memakai Hukum
Thoghut dan mengimaninya. Dan
syaithan akan menyesatkan mereka dengan penyesatan yang sejauh-jauhnya.
Maka kalau manusia
mengikuti syaithan pasti sesat.
Lihat Surat Al A’raaf ayat 30 :
سُوۡرَةُ الاٴعرَاف
فَرِيقًا هَدَىٰ
وَفَرِيقًا حَقَّ عَلَيۡہِمُ ٱلضَّلَـٰلَةُۗ إِنَّهُمُ ٱتَّخَذُواْ
ٱلشَّيَـٰطِينَ أَوۡلِيَآءَ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَيَحۡسَبُونَ أَنَّہُم
مُّهۡتَدُونَ (٣٠)
Sebahagian
diberi-Nya petunjuk dan sebahagian lagi telah pasti kesesatan bagi mereka.
Sesungguhnya mereka menjadikan syaitan-syaitan pelindung (mereka) selain Allah,
dan mereka mengira bahwa mereka mendapat petunjuk.
Maksudnya, mereka
menjadikan syaithan-syaithan sebagai pelindung
(pemimpin) mereka, selain Allah subhanahu
wata’ala. Dan mereka mengira
(merasa) benar bahwa mereka mendapatkan petunjuk (Hidayah).
Dan sebagian besar
mengikut syaithan, yaitu syaithan jenis manusia. Karena mereka mengikut jalan
yang sesat. Lihat Surat 10 ayat 32 :
سُوۡرَةُ یُونس
فَذَٲلِكُمُ ٱللَّهُ
رَبُّكُمُ ٱلۡحَقُّۖ فَمَاذَا بَعۡدَ ٱلۡحَقِّ إِلَّا ٱلضَّلَـٰلُۖ فَأَنَّىٰ
تُصۡرَفُونَ (٣٢)
Maka
(Zat yang demikian) itulah Allah Tuhan kamu yang sebenarnya; Maka tidak ada
sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. Maka bagaimanakah kamu dipalingkan
(dari kebenaran)?
AlQur’an
adalah
Haq (benar), selain AlQur’an adalah sesat.
Islam adalah Haq (benar),
selain Islam adalah sesat. Maka Allah
bertanya : Bagaimana mungkin kamu bisa dipalingkan dari kebenaran ? Kenapa AlQur’an ditinggalkan ? Itulah pandainya syaithan, yang berwujud
manusia, membuat acara-acara yang menarik hati, sehingga manusia meninggalkan
AlQur’an. Itulah keadaan yang kita
hadapi sekarang ini.
Bahkan ustad,
kyai, professor doktor yang menjadi syaithan,
mereka mengatakan : Semua agama itu baik,
sama, semua menuju kepada Allah, hanya caranya yang berbeda.
Kata-kata demikian
itu adalah menyesatkan. Dalihnya adalah
AlQur’an, yaitu Surat Al Baqarah ayat 62
:
سُوۡرَةُ البَقَرَة
إِنَّ ٱلَّذِينَ
ءَامَنُواْ وَٱلَّذِينَ هَادُواْ وَٱلنَّصَـٰرَىٰ وَٱلصَّـٰبِـِٔينَ مَنۡ ءَامَنَ
بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأَخِرِ وَعَمِلَ صَـٰلِحً۬ا فَلَهُمۡ أَجۡرُهُمۡ عِندَ رَبِّهِمۡ
وَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡہِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ (٦٢)
Sesungguhnya orang-orang
mukmin, orang-orang Yahudi,
orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka
yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka
akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka,
dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
Inilah ayat yang
dipakai oleh mereka untuk menyesatkan, bahwa semua orang akan masuk surga,
apapun agamanya.
Shabiin adalah
penyembah berhala, dahulunya mereka adalah pengikut Nabi Nuh ‘alaihissalam.
Maksud ayat tersebut adalah : Orang-orang Yahudi yang dimaksud adalah pengikut
Nabi Musa ‘alaihissalam ketika itu.
Juga Nasrani adalah pengikut Nabi ‘Isa ‘alaihissalam
(ketika itu, zaman Nabi Isa a.s.) mereka beriman kepada Allah subhanahu wata’ala, maka mereka masuk
surga.
tetapi itu bagi mereka sebelum datangnya Nabi Muhammad sholallahu ‘alaihi wasallam.
Setelah datangnya
Nabi Muhammd sholallahu ‘alaihi wasallam, lalu mereka mengikut ajaran
Nabi Muhammad sholallahu ‘alaihi wasallam,
menjadi beriman, ber-Syahadat, menjalankan semua perintah-Nya, maka mereka
masuk surga.
Tetapi kalau
mereka bertahan pada agama semula, maka mereka itu disebut Kafir Ahli Kitab. Maka
Yahudi dan Nasrani yang sekarang ini adalah Kafir Ahli Kitab semua. Karena tidak meng-imani Nabi Muhammad
Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam.
Demikian itu
diterangkan dalam Surat Ali Imran ayat
81 – 85.
Juga dalam Surat Al Bayinah ayat 6 :
سُوۡرَةُ آل عِمرَان
وَإِذۡ أَخَذَ ٱللَّهُ
مِيثَـٰقَ ٱلنَّبِيِّـۧنَ لَمَآ ءَاتَيۡتُڪُم مِّن ڪِتَـٰبٍ۬ وَحِكۡمَةٍ۬ ثُمَّ
جَآءَڪُمۡ رَسُولٌ۬ مُّصَدِّقٌ۬ لِّمَا مَعَكُمۡ لَتُؤۡمِنُنَّ بِهِۦ
وَلَتَنصُرُنَّهُ ۥۚ قَالَ ءَأَقۡرَرۡتُمۡ وَأَخَذۡتُمۡ عَلَىٰ ذَٲلِكُمۡ
إِصۡرِىۖ قَالُوٓاْ أَقۡرَرۡنَاۚ قَالَ فَٱشۡہَدُواْ وَأَنَا۟ مَعَكُم مِّنَ
ٱلشَّـٰهِدِينَ (٨١)
Dan
[ingatlah], ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: "Sungguh,
apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah, kemudian datang
kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan
sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya" [2]. Allah berfirman:
"Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian
itu?" Mereka menjawab: "Kami mengakui". Allah berfirman:
"Kalau begitu saksikanlah [hai para nabi] dan Aku menjadi saksi [pula]
bersama kamu". (81)
سُوۡرَةُ البَیّنَة
إِنَّ ٱلَّذِينَ
كَفَرُواْ مِنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَـٰبِ وَٱلۡمُشۡرِكِينَ فِى نَارِ جَهَنَّمَ
خَـٰلِدِينَ فِيہَآۚ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمۡ شَرُّ ٱلۡبَرِيَّةِ (٦)
Sesungguhnya
orang-orang yang kafir yakni ahli kitab (Yahudi dan Nasrani)dan orang-orang
yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. mereka
itu adalah seburuk-buruk makhluk.
Tetapi oleh
tokoh-tokoh ilmuwan Islam seperti disebutkan diatas dikatakan bahwa semua agama
itu sama. Termasuk Yahudi, Nasrani dan Islam adalah sama,
Padahal jelas-jelas Tuhannya tidak sama. Artinya, orang ber-ilmu (ulama)
bisa menjadi syaithan dan menyesatkan dengan perkataannya.
Sekian bahasan,
mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA
WABIHAMDIKA ASYHADU AN LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIK.
Wassalamu’alaikum
warohmatullahi wabarokatuh.
_____________
No comments:
Post a Comment