Translate

Wednesday, January 21, 2015

Sifat-sifat Rasulullah Saw, oleh : Ustadz Najamuddin


PENGAJIAN DHUHA MASJID BAITUSSALAM

Sifat-sifat Rasulullah Saw 
Ustadz Najamuddin

Jum’at,  25 Rabi’ul Awal 1436H – 16 Januari 2015


Assalamu’alaikum wr.wb.,

Muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah subhanahu wata’ala,

Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam AlQur’an Surat At Taubah  ayat 33 :

Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk diunggulkan (dimenangkan)-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai.

Untuk apa Allah subhanahau wata’ala mengutus Rasul-Nya ?, tujuannya adalah untuk :

1.     Membawakan Al Huda  yaitu Al Qur’’an.  Sebutan AlQur’an adalah : Al Huda, Asy Syifa, An Nuur, Al Kitab, Al Wahyu.
2.     Membawakan agama yang benar.  Allah subhanahu wata’ala ingin Islam adalah agama yang menang, unggul di dunia, meskipun orang-orang musyrik tidak suka akan hal itu.

Ketika ‘Aisyah rodhiyallahu ‘anha, isteri Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam ditanya bagaimana sifat (Akhlak) Rasulullah ? Beliau menjawab : AlQur’an. Apakah mu’jizat beliau yang terbesar?,  dijawab : AlQur’an. Dan dalam Hadits Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Sebaik-baik manusia adalah orang yang belajar AlQu’ran dan mengajarkannya”.  Dalam Hadits lain disebutkan : “Sampaikanlah AlQur’an itu walau satu ayat”.

Ayat sebagaimana disebutkan di atas (Surat At Taubah ayat 33) disebut sampai tiga kali dalam AlQur’an, seperti dalam Surat Ash Shof ayat 9, yaitu bahwa Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam diutus oleh Allah untuk tujuan  sebagaimana disebutkan di atas. Yaitu agar Islam menjadi agama yang unggul di dunia. Ternyata benar, sampai sekarang Islam berkembang dengan baik di dunia. Tiga tahun lalu Islam menjadi agama nomor tiga terbesar di dunia, tetapi saat ini (tahun 2015)  Islam menjadi agama terbesar di dunia.

Saat ini banyak sekali orang-orang Barat (Eropa-Amerika) yang masuk Islam.  Dan yang masuk Islam itu bukan hanya orang-orang biasa, melainkan orang-orang cerdik-pandai, orang-orang intelektual, sarjana, dst. Seorang pendeta Kristen yang hebat,  namanaya Yusef Estes masuk Islam. Padahal sebelumnya ia adalah seorang penceramah yang hebat di gereja di Amerika. Sehingga ketika itu Amerika gempar, ada seorang peng-khotbah gereja masuk Islam.

Seorang tokoh Katolik di di UK bernama Abdurahim Green masuk Islam, juga seorang dokter kepresidenan Amerika serikat bernama Dr. Laurens Brown masuk Islam,  dan ipar dari Tony Blair (eks.Perdana Menteri Inggris) masuk Islam. Bintang-bintang film Holywood saat ini ada 9 (sembilan) orang yang masuk Islam dan mereka kemana-mana selalu memakai Jilbab.  Luar biasa.   Semua itu melalui  sarana AlQur’an.

Maka bacalah AlQur’an, bukan hanya dibaca saja, melainkan dipelajari, dihayati dan  diamalkan (diterapkan) dalam kehidupan sehari-hari.  Selanjutkan diberitrahukan (didakwahkan) kepada orang lain. Jangan hanaya untuk diri sendiri dan jangan ingin masuk surga sendiri, tidak peduli dengan orang lain, tetapi sampaikan AlQur’an.  Perkara orang itu tidak mau menerima, terserah dia, yang penting anda sampaikan.

Hendaknya yang pertama disampaikan adalah AlQur’an, barulah sesudah itu Hadits, jangan dibalik. Selaras dengan perintah Allah subhanahu wata’ala : Taatilah Allah dan Rasul-Nya.  Perintah Sholat  adalah dari AlQur’an, dan bagaimana pelaksanaan sholat, lihatlah dalam Hadits.

Diulang lagi dalam Surat Al Fat-h ayat 28 :

Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya (unggul) terhadap semua agama. dan cukuplah Allah sebagai saksi.

Kata-kata, kalimatnya (ayatnya) sama dengan yang disebutkan sebelumnya si atas, sampai tiga kali, hanya berbeda Suratnya, diulang lagi dan diulang lagi. Isinya bahwa Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam diutus oleh Allah subhanahu wata’ala untuk membawakan AlQur’an dan agama yang benar bagi semua manu-sia di muka bumi. Agama Islam adalah agama yang maju dan hebat dibandingkan agama-agama yang lain. Saksinya siapa ? Tidak usah banyak-banyak saksi, cukup Allah saja menjadi saksi.

Maka membaca (mempelajari) AlQur’an tidak usah cepat-cepat, membaca dengan target, sekian kali khatam.  Bukan begitu cara mempelajari AlQur’an, karena tidak ada perintah (Hadits) harus sekian kali khatam AlQur’an. Yang ada adalah Hadits : Perbanyak membaca AlQur’an terutama di bulan Romadhon.  Sehingga menjadi paham, dihayati dan menjadi petunjuk lalu diterapkan, dipraktekkan (diamalkan) dalam kehidupan sehari-hari.  Bukan berapa kali khatam AlQur’an. Memang tetap akan mendapatkan pahala dari membacanya, tetapi sayang kalau AlQur’an tidak menjadi petunjuk hidup.

Padahal Allah subhanahua wata’ala menginginkan agar AlQur’an menjadi petunjuk hidup.  Sebagaimana dalam AlQur’an Surat Al Baqarah ayat 185 :

(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.

Bahwa AlQur’an diturunkan untuk manusia bukan saja menjadi petunjuk hidup, tetapi juga berisi penjelasan-penjelasan dan pembeda antara yang haq dan yang bathil, antara yang benar dan yang salah, yang baik dan yang buruk. Maka sayang sekali kalau AlQur’an tidak kita baca, kita pahami dan hayati serta amalkan. Padahal isi AlQur’an sangat luar biasa.

Sifat Muhammad Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam lihat Surat Al Fat-h ayat 29 :

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya, maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.

Maksudnya, bahwa :
Pertama, Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam dan orang yang bersamanya (orang Islam) punya sifat keras (tegas) kepada kekafiran (bukan kepada orangnya).  Kalau sudah masalah ‘Aqidah maka tegas (keras), tidak ada kompromi dengan orang-orang kafir dan orang musyrik.

Kedua, Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam dan orang-orang yang bersamanya (kaum muslimin) mereka saling kasih-mengasihi, sayang-menyayangi. Saling tolong-menolong, bantu-membantu, saling mendo’akan antara sesama muslim.

Ketiga, mereka sama-sama ruku’ dan sujud mencari ke-ridho-an Allah subhanahu wata’ala (maksudnya : Sholat berjamaah) setiap hari lima kali bahkan ditambah 2 kali Tahajud dan sholat Dhuha, serta sholat-sholat Sunnat lainnya.

Keempat, mereka tampak pada wajahnya tanda-tanda bekas sujud. Bukan berarti jidatnya tampak hitam, dan itu semua sudah disebutkan dalam Kitab Taurat dan Injil. Kalau dalam Taurat dan Injil sekarang tidak ada ayat yang menyatakan itu, berarti ayat itu sudah dihapus oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani.  Karena Allah subhanahu wata’ala tidak pernah dusta (bohong).

Selanjutnya dalam ayat disebutkan : Seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadi tanaman yang kuat lalu menjadi besarlah ia dan tegak-lurus di atas pokoknya, tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya

Maksudnya, bahwa Islam itu semula (pada awalnya) lemah, tetapi semakin ber-kembang menjadi kuat sampai hari ini.  Maka senanglah “penanamnya”.  Siapakah penanamnya ? Dia-lah Allah dan Rasul-Nya, Malaikat dan orang-orang beriman karena kemajuan Islam.

Dan Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang beriman). Maksudnya, Allah telah memberitahukan bahwa dengan kemajuan Islam orang-orang kafir tidak suka.  Dan itu bagi Allah tidak masalah. Dan menjanjikan bagi orang-oranag beriman akan memperoleh balasan ampunan  dan pahala yang besar.

Lihat Surat Fushshilat ayat 34 – 35 :Œ 
34. Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara Dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.

35. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.

Maksudnya, bahwa sabar adalah karunia Allah subhanahu wata’ala. Kejahatan dibalas dengan kebaikan.  Itulah sifat Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam. Kalau ada orang jahat kepada kita, jangan dibalas dengan jahat pula, melainkan dengan kebaikan. 

Dan jangan terpengaruh dengan orang yang suka membakar-bakar hati, karena yang suka membakar-bakar hati adalah syaithon yang selalu mengganggu.
Lihat ayat berikutnya yaitu ayat 36 Surat Fushshilat :

Dan jika syetan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui.

Artinya,  bahwa AlQur’an adalah hebat sekali, semua persoalan bisa dijawab oleh AlQur’an.  Yang kita khawatirkan biasanya adalah bagaimana sepeninggal kita, keluarga kita, bagaimana kalau mereka itu ekonominya lemah, imannya, fisiknya lemah,  takwa-nya lemah. 

Maka lihat AlQur’an Surat An Nisaa’ ayat 9 :

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.

Maka hendaknya kepada keluarga dan anak-anak keturunan kita,  kita tanamkan ketakwaan kepada Allah subhanahu wata’ala yang kuat, dan didiklah untuk selalu berkata benar (jujur).  Hendaknya pula kepada anak-anak kita ajarkan atau perintahkan untuk mempelajari AlQur’an. Agar mereka menjadi orang yang kuat imannya, kuat ekonominya, kuat ke-Takwaannya.

Bacalah dan pelajarilah selalu AlQur’an.  Orang yang tidak pernah mempelajari (membaca) AlQur’an ia akan sulit hidupnya, sesat dan sering menemui jalan buntu.  Karena dalam tubuh orang yang tidak pernah membaca dan belajar AlQur’an akan banyak sekali dimasuki jin dan syaithon.

Seperti disebutkan di atas bahwa akhlak Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam adalah AlQur’an.  Maka kalau kita tidak mempelajari (meng-kaji) AlQur’an akibatnya seperti berikut,  Surat Al A’raaf ayat 175 :
  
Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami(Allah) berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat.

Ayat 176 :

Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.

Maka banyak-bayaklah meng-kaji AlQur’an.  Karena bila orang meninggalkan AlQur’an maka yang datang kepadanya adalah syaithon. Dan syaithon masuk ke dalam dirinya, kemana-mana ia bersama syaithon. Dan orang itu akan bertekuk-lutut dengan syaithon. Kalau kita mengkaji AlQur’an maka syaithon lari, sebaliknya kalau tidak mengkaji AlQur’an maka syaithon akan masuk dalam diri kita.  Maka bacalah AlQur’an terus setiap saat sampai ajal tiba.

Dan orang yang selalu membaca, mempelajari AlQur’an akan ditinggikan derajatnya.  Tetapi orang yang tidak mau mempelajari dan menolak AlQur’an, maka ia seperti anjing yang selalu menjulurkan lidahnya.
Bagi orang yang tidak mau mempelajari (mengkaji) AlQur’an akan dimasukkan ke dalam neraka Jahannam.

Lihat Surat Al A’raaf ayat 179 :

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka itulah orang-orang yang lalai.

Orang yang masuk neraka adalah orang yang punya hati tetapi tidak mau memahami AlQur’an. Punya mata, tetapi tidak untuk melihat AlQur’an, punya telinga tetapi tidak mau mendengarkan AlQur’an, mereka tidak ada bedanya dengan binatang ternak. Bahkan lebih sesat lagi dari binatang ternak.

Maka kita harus mengaji (memahami) AlQur’an. Untuk lebih mendapat kemudahan dalam mengaji (memahami AlQur’an) ada dua jalan yaitu dengan : Sholat Tahajud dan Infak/shodakoh.

Lihat Surat Al Muzamil ayat 1 – 7 :
   

1. Hai orang yang berselimut (Muhammad),
2. Bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya),
3. (Yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit.
4. Atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.
5. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat.
6. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.
7. Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak).

Dengan bangun malam dan sholat malam Tahajud, maka kita akan dimudahkan dalam membaca dan mengkaji AlQur’an.

Kedua,  dengan banyak Infak/Shodakoh . Lihat Surat Al Baqarah ayat 267 – 270 :

267. Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.

268. Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui.

269. Allah menganugerahkan Al Hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).

270. Apa saja yang kamu nafkahkan atau apa saja yang kamu nazarkan, maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya. orang-orang yang berbuat zalim tidak ada seorang penolongpun baginya.

Sekian bahasan, semua berdasarkan AlQur’an, Mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIK.

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
                                                            _______________

No comments:

Post a Comment