PENGAJIAN MAJELIS DHUHA
ASMAUL HUSNA - AR - RAHMAN
Oleh : Ustadz Dr. Hendri Tanjung, Ph.D
--------------------------------------------------------------------------------
Assalamu'alaikum Warahmatullahi wabarokatuh
ASMAUL HUSNA Adalah Nama-Nama Allah subhanahu wata’ala dalam AlQur’an yaitu
99 Nama. Berikut kita bahas salah-satu
dari Asmaul Husna : Ar Rahman.
Ar
Rahman
(Yang Maha Pengasih) berasal dari kata : Rahima
– Yarham – Rahman. Seorang Ulama ahli Tata-Bahasa Arab bernama Imam Ibnu Fariz beliau wafat tahun 399
H. Sekarang tahun 1436H, jadi beliau
hidup sekitar 737 tahun lalu, sudah cukup lama. Beliau mengatakan bahwa semua
kata yang terdiri dari huruf Ra, Ha, dan Mim, mengandung makna
kelemah-lembutan. Misalnya : Rahima,
Rahman, Rahmat.
Maka banyak orang namanya memakai kata
tersebut, misalnya : Abdurrahman (Hamba
dari Yang Maha Pengasih). Dengan harapan bahwa dengan diberi nama seperti itu,
orang tersebut akan mempunyai jiwa lemah-lembut, halus budipekertinya,
akhlaknya, dst. Dalam Islam bahwa nama
mengandung arti (makna) : Harapan atau do’a. Berbeda dengan anggapan orang Barat : Apalah arti sebuah nama. Mereka
menganggap bahwa nama tidak ada artinya apa-apa.
Dalam Surat
Al Fatihah : Arrahman - Arrahim
artinya Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Juga ada Asma Allah : Al Furqon.
Lihat Surat
AlFurqon ayat 60 :
وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ ٱسۡجُدُواْ لِلرَّحۡمَـٰنِ قَالُواْ وَمَا ٱلرَّحۡمَـٰنُ أَنَسۡجُدُ لِمَا تَأۡمُرُنَا وَزَادَهُمۡ نُفُورً۬ا ۩ (٦٠
Dan
apabila dikatakan kepada mereka: "Sujudlah kamu sekalian kepada yang Maha
Penyayang", mereka menjawab:"Siapakah yang Maha Penyayang itu? Apakah
kami akan sujud kepada Tuhan yang kamu perintahkan kami(bersujud kepada-Nya)?",
dan (perintah sujud itu) menambah mereka jauh (dari iman).
Maksudnya, bahwa nama Ar Rahman untuk Allah subhanahu
wata’ala sejak dahulu kala memang sudah ada. Ayat tersebut menjadi dasar yang kuat bahwa
Asmaul Husna salah satunya adalah : Ar Rahman.
Lihat Surat
Al Isra’ ayat 10 :
وَأَنَّ ٱلَّذِينَ لَا يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡأَخِرَةِ أَعۡتَدۡنَا لَهُمۡ عَذَابًا أَلِيمً۬ا (١٠
Dan
sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, Kami
sediakan bagi mereka azab yang pedih.
Maknanya, bahwa bagi orang yang tidak beriman
kepada Allah dan Hari Akhirat mereka akan dimasukkan ke dalam neraka.
Lihat Surat
Al A’raaf ayat 156 :
وَٱڪۡتُبۡ لَنَا فِى هَـٰذِهِ ٱلدُّنۡيَا حَسَنَةً۬ وَفِى ٱلۡأَخِرَةِ إِنَّا هُدۡنَآ إِلَيۡكَۚ قَالَ عَذَابِىٓ أُصِيبُ بِهِۦ مَنۡ أَشَآءُۖ وَرَحۡمَتِى وَسِعَتۡ كُلَّ شَىۡءٍ۬ۚ فَسَأَكۡتُبُہَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ وَيُؤۡتُونَ ٱلزَّڪَوٰةَ وَٱلَّذِينَ هُم بِـَٔايَـٰتِنَا يُؤۡمِنُونَ (١٥٦
Dan
tetapkanlah untuk Kami kebajikan di dunia ini dan di akhirat; Sesungguhnya Kami
kembali (bertaubat) kepada Engkau. Allah berfirman: "Siksa-Ku akan
Kutimpakan kepada siapa yang aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan aku tetapkan rahmat-Ku
untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang
beriman kepada ayat-ayat kami".
Bahwa Rahmat Allah meliputi segala bidang,
meliputi seluruh alam semesta. Padahal menurut Hadits, bahwa Rahmat Allah yang
diturunkan ke dunia ini hanya satu Rahmat, yang 99 Rahmat masih disimpan.
Tetapi hanya dengan satu Rahmat Allah saja sudah luar-biasa terjadinya
kehidupan di alam semesta ini.
Sampai-sampai seekor harimau betina
mempunyai rasa kasih-sayang.
Sebuas-buasnya harimau, tidak akan ia memakan anaknya. Bahkan anaknya
diasuh oleh induknya dengan penuh kasih-sayang. Itulah Rahmat Allah subhanahu wata’ala.
Apalagi manusia yang diberi akal-budi
tentu manusia akan menyayangi dan mengasihi sesama, apalagi kepada
anak-anaknya, manusia pasti punya rasa kasih-sayang yang sangat mendalam.
Dalam ayat tersebut : Rahmat Allah meliputi segala
sesuatu, termasuk dalam alam
semesta dan alam lingkungan kita. Maka
kita terhadap alam harus rahmat, mengasihi, memelihara alam, dan tidak merusak
alam. Misalnya air, yang merupakan
sumber-daya alam, harus kita jaga kelestariannya, keberadaannya. Sebab kalau tidak kita jaga, air akan
habis. Para ahli mengatakan bahwa tahun
2030 dunia akan kekurangan air. Artinya dihitung dari sekarang (tahun 2015)
maka 15 tahun lagi dunia akan kering, tanpa air. Apabila kelestarian alam tidak
kita jaga.
Demikian pula sepertiga dunia akan
kekurangan air. Satu dari tiga manusia akan mengalami dehidrasi (kekurangan cairan). Maka bila kita menyayangi alam
(air), kita menggunakan seperlunya, dan kita tanami pohon-pohon sebagai
penyimpan air, kalau itu tidak kita lakukan, jangan salahkan siapa-siapa kalau
anak-cucu kita nanti akan kekurangan air.
Demikian Sifat Rahman-Rahim Allah subhanahu wata’ala kepada seluruh
makhluk, kepada seluruh alam, bagaimana agar kita bisa menjaga alam ini supaya
kita bisa menikmatinya bahkan bisa kita wariskan kepada anak-cucu kita.
Itulah pesan-pesan dari AlQur’an di antara
ayat-ayat tersebut di atas, tentang bagaimana Sifat Ar Rahman dari Allah subhanahu
wata’ala.
Dari Hadits riwayat Imam Muslim, hadits
nomor 4942 dalam Kitab At Taubah :
Allah
subhanahu wata’ala menjadikan Rahmat 100 bagian, disimpan sebanyak 99 dan
diberikan 1(satu) bagian dan yang satu bagian itu cukup untuk seluruh alam dan
seluruh makhluk. Yang tercermin antara
lain pada seekor induk hewan yang mengangkat kaki dari anaknya, terdorong dari
Rahmat (kasih-sayang) khawatir jangan sampai menyakiti anaknya itu.
Maknanya: Hewan saja tidak mau menyakiti
anaknya. Itulah kebesaran Rahmat Allah subhanahu
wata’ala. Rahmat Allah akan diberikan kepada siapapun yang Allah kehendaki. Kecuali orang yang pekerjaannya hanya maksiat
terus-menerus, tentu gelap hatinya, gelap penghidupannya. Tertutup Rahmat
baginya.
Rahmat Allah meliputi segala sesuatu, termasuk
orang-orang yang mendatangi Majlis Ta’lim, mereka akan dikaruniai Rahmat Allah subhanahu wata’ala. Dalam Majlis itu akan didapatkan ilmu-ilmu
agama, ilmu AlQur’an dan Hadits, yang tentu akan menambah iman dan ketakwaan bagi siapa yang hadir
didalamnya.
Dalam setiap Majlis Ilmu sebenarnya
diatasnya malaikat menyaksikan dan berdiri bersusun sampai ‘Arsy, malaikat itu
mencatat semua yang hadir dalam Majlis ilmu itu sebagai orang yang cinta Ilmu. Dan
nama-nama itu dilaporkan ke hadapan Allah subhanahu
wata’ala. Itu yang orang tidak
pernah tahu dan sadari ketika mereka mendatangi pengajian (Majlis Ta’lim). Dan
turunlah Rahmat dari Allah subhanahu
wata’ala.
Serulah Allah dan serulah Ar Rahman. Lihat Surat
Al Isra’ ayat 110 :
قُلِ ٱدۡعُواْ ٱللَّهَ أَوِ ٱدۡعُواْ ٱلرَّحۡمَـٰنَۖ أَيًّ۬ا مَّا تَدۡعُواْ فَلَهُ ٱلۡأَسۡمَآءُ ٱلۡحُسۡنَىٰۚ وَلَا تَجۡهَرۡ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتۡ بِہَا وَٱبۡتَغِ بَيۡنَ ذَٲلِكَ سَبِيلاً۬ (١١٠
Katakanlah:
"Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. dengan nama yang mana saja kamu
seru, Dia mempunyai Al Asmaaul husna
(nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu
dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua
itu".
Maksudnya, “Menyeru Allah atau serulah Ar Rahman” adalah mengerjakan sholat. Ketika
sholat (terutama sholat malam, Tahajud) jangan terlalu keras membaca
(mengucapkan) lafadz-nya dan jangan terlalu lirih, tetapi yang sedang saja
cukup terdengar oleh telinga kita sendiri.
Ar
Rahman di bidang sosial-ekonomi.
1.Mengasihi sesama manusia.
Dalam Hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam
Muslim, Rasulullah shollallahu ’alaihi
wasallam bersabda : “Tidaklah
sempurna iman seseorang di antara kamu sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana
ia mencintai dirinya sendiri”.
Hadits tersebut sederhana, tetapi ternyata
tidak mudah melaksanakannya. Bila hadits
itu dilaksanakan dengan benar, tidak lagi ada orang berbuat jahat, tidak ada
orang tipu-menipu. Tidak ada orang yang mau mendzolimi orang lain. Karena orang
satu sama lain saling mencintai, menyayangi.
Orang yang mencintai saudaranya, bila
saudaranya sakit, ia pasti ikut merasakan sakitnya itu. Itulah pertanda sempurnanya iman seseorang.
Kalau itu terjadi, itulah puncak persahabatan yang paling hebat.
Dan itu bisa dimungkinkan ketika kita
sama-sama beribadah kepada Allah subhanahu
wata’ala. Sebagaimana Hadits
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam
: Ketika kita sama-sama beribadah, jiwa kita sedang dipersatukan dengan cinta kita kepada Allah subhanahu
wata’ala.
2.Kepedulian Sosial.
Hadits riwayat Imam Thabrani, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda : Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat
bagi orang lain.
Bila orang bekerja dengan niat baik dan
benar, maka akan bermanfaat bagi orang lain.
Semua orang bisa melaksanakan ajaran ini. Dari orang yang jabatannya
paling tinggi sampai dengan orang yang paling bawah.
Sifat Ar Rahman merupakan sumber
landasan sikap-mental : Mengasihi sesama dan menyantuni fakir-miskin.
3. Mencegah orang berbuat maksiat.
Ini yang orang jarang memahami bahwa itu
adalah bagian dari Sifat Ar Rahman. Ketika
kita tahu bahwa ada teman hendak melakukan maksiat lalu kita cegah, kita
nasihati, adalah bagian dari sifat Ar Rahman (Kasih-sayang).
Maka sebagai pelaksanaan sifat Ar Rahman,
bila ada teman yang ingin berbuat maksiat hendaknya dicegah. Sebagai ungkapan
sifat Kasih-sayang kepada teman tersebut.
4.Menjadikan diri bermanafaat bagi sesama.
5. Mengayomi bawahan, menghormati atasan
dan mengasihi rekan-kerja.
Dalam riwayat Hadits, ada perkataan
sahabat, yaitu Abdullah bin Mas’ud :
“Jika
engkau berteman dengan seseorang maka janganlah engkau mengharap
kasih-sayangnya. Tetapi lihatlah perasaanmu terhadapnya dan dirimu sendiri.
Jika engkau tidak mempunyai perasaan sayang, maka ia sama saja sepertimu”.
Maknanya, jangan kita minta orang lain
menyayangi kita kalau kita tidak sayang kepada orang itu.
Sekian bahasan, mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN
LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIK.
Wassalamu’alaikum
warohmatullahi wabarokatuh.
__________
No comments:
Post a Comment