PENGAJIAN DHUHA
MASJID BAITUSSALAM
Bahaya Syi’ah (Lanjutan ke 2)
Ustadz Ruslan
Effendi
Jum’at,
27 Jumadats Tsani 1436H – 17 April 2015.
Assalamu’alaikum
wr.wb.,
Muslimin
dan muslimat yang dirahmati Allah subhanahu
wata’ala,
Allah
subhanahu wata’ala berfirman dalam
AlQur’an Surat An Nisaa’ ayat 56 :
سُوۡرَةُ النِّسَاء
إِنَّ ٱلَّذِينَ
كَفَرُواْ بِـَٔايَـٰتِنَا سَوۡفَ نُصۡلِيہِمۡ نَارً۬ا كُلَّمَا نَضِجَتۡ
جُلُودُهُم بَدَّلۡنَـٰهُمۡ جُلُودًا غَيۡرَهَا لِيَذُوقُواْ ٱلۡعَذَابَۗ إِنَّ
ٱللَّهَ كَانَ عَزِيزًا حَكِيمً۬ا (٥٦)
Sesungguhnya
orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami (Allah), kelak akan Kami masukkan
mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit
mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Demikianlah ancaman bagi orang yang
mengingkari ayat-ayat Allah subhanahu
wata’ala (AlQur’an). Dan Syi’ah secara terus-terang mengingkari
AlQur’an, karena menurut mereka AlQur’an sekarang yang ada sudah diubah-ubah dan diganti oleh para sahabat terutama oleh
Abubakar as Shiddiq dan Umar bin Khathab.
Syi’ah juga menganggap para sahabat Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam (Abubakar
as Shiddiq, Umar bin Khathab, Utsman bin ‘Affan) adalah kafir dan penghianat. Demikian
yang tertulis dalam kitab-kitab imam mereka.
Bahkan mereka menuduh ‘Aisyah rodhiyallahu ‘anha
isteri Rasulullah shollallahu ‘alaihi
wasallam adalah kafir, seorang pelacur, ia masuk neraka. Demikian
pernyataan orang-orang Syi’ah dalam kitab-kitab mereka.
Pada ayat lain dalam AlQur’an disebutkan
bahwa orang-orang kafir (seperti Syi’ah), matinya dipukuli sambil dicabut nyawanya oleh
malaikat. Malaikat pencabut nyawa ada
dua : Malaikat yang mencabut nyawa dengan kasar bengis) dan malaikat yang mencabut
nyawa manusia dengan halus (lemah lembut).
Lihat Surat
An Naazi’aat ayat 1 – 2 Allah subhanahu
wata’ala berfirman :
بِسۡمِ ٱللهِ
ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
وَٱلنَّـٰزِعَـٰتِ
غَرۡقً۬ا (١) وَٱلنَّـٰشِطَـٰتِ نَشۡطً۬ا (٢)
1. Demi (malaikat-malaikat) yang
mencabut (nyawa) dengan keras,
2. Dan
(malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan lemah-lembut,
Maknanya, ada malaikat yang mencabut nyawa
manusia dengan keras dan ada malaikat yang mencabut nyawa manusia dengan lemah
lembut. Manusia yang dicabut nyawanya dengan keras, maka sebelum dicabut ia
dipukuli (digebugi) oleh malaikat dengan keras.
Itulah orang-orang kafir.
سُوۡرَةُ الاٴنفَال
وَلَوۡ تَرَىٰٓ إِذۡ
يَتَوَفَّى ٱلَّذِينَ ڪَفَرُواْۙ ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةُ يَضۡرِبُونَ وُجُوهَهُمۡ
وَأَدۡبَـٰرَهُمۡ وَذُوقُواْ عَذَابَ ٱلۡحَرِيقِ (٥٠) ذَٲلِكَ بِمَا قَدَّمَتۡ
أَيۡدِيڪُمۡ وَأَنَّ ٱللَّهَ لَيۡسَ بِظَلَّـٰمٍ۬ لِّلۡعَبِيدِ (٥١)
Lihat Surat
Al Anfaal ayat 50 – 51 Allah subhanahu
wata’ala berfirman :
50.
Kalau kamu melihat ketika para Malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir
seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata): "Rasakanlah olehmu
siksa neraka yang membakar", (tentulah kamu akan merasa ngeri).
51.
Demikian itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. Sesungguhnya Allah
sekali-kali tidak menganiaya hamba-Nya.
Yang dimaksud orang kafir dalam ayat
tersebut adalah orang kafir yang mana saja termasuk Syi’ah, yang tidak percaya lagi dengan AlQur’an dan
menjelek-jelekkan para sahabat dan isteri-isteri Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam
“Siksa
neraka” adalah akibat perbuatan manusia itu sendiri, yaitu perbuatan
dosa. Maka kita sebagai orang beriman hendaknya
banyak-banyak istighfar supaya jangan sampai mati membawa dosa. Karena dosa berarti siksa neraka.
Lihat Surat Al An ‘Aam
ayat 93 Allah subhanahu
wata’ala berfirman :
سُوۡرَةُ الاٴنعَام
وَمَنۡ أَظۡلَمُ مِمَّنِ
ٱفۡتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبًا أَوۡ قَالَ أُوحِىَ إِلَىَّ وَلَمۡ يُوحَ
إِلَيۡهِ شَىۡءٌ۬ وَمَن قَالَ سَأُنزِلُ مِثۡلَ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُۗ وَلَوۡ
تَرَىٰٓ إِذِ ٱلظَّـٰلِمُونَ فِى غَمَرَٲتِ ٱلۡمَوۡتِ وَٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةُ
بَاسِطُوٓاْ أَيۡدِيهِمۡ أَخۡرِجُوٓاْ أَنفُسَڪُمُۖ ٱلۡيَوۡمَ تُجۡزَوۡنَ عَذَابَ
ٱلۡهُونِ بِمَا كُنتُمۡ تَقُولُونَ عَلَى ٱللَّهِ غَيۡرَ ٱلۡحَقِّ وَكُنتُمۡ عَنۡ
ءَايَـٰتِهِۦ تَسۡتَكۡبِرُونَ (٩٣)
Dan
siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah
atau yang berkata: "Telah diwahyukan kepada saya", padahal tidak ada
diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata: "Saya akan
menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah." Alangkah dahsyatnya sekiranya
kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul
maut, sedang para Malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata):
"Keluarkanlah nyawamu" di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang
sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan)
yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap
ayat-ayatNya.
Berdasarkan ayat tersebut ada 3 macam
manusia yang matinya dipukuli (digebugi) oleh malaikat :
1. Orang yang berbuat
kedustaan terhadap Allah subhanahu
wata’ala.
2. Yang mengatakan
bahwa “telah diwahyukan kepada saya”,
padahal tidak pernah diwahyukan kepadanya sesuatupun. Termasuk yang mengaku Nabi seperti Ghulam Ahmad (Ahmadiyah), Lia Aminudin (mengaku mendapat wahyu),
mereka berdusta, termasuk Syi’ah, termasuk orang-orang yang mengatakan : Semua
agama adalah sama (JIL).
3.
Orang-orang yang menentang Allah subhanahu wata’ala.
Orang-orang JIL (Jaringan Islam Liberal)
telah berdusta dengan mengatakan : Semua agama adalah sama. Mereka
berkata seperti itu berdasarkan ayat AlQur’an yang ditafsiri dengan akal
mereka. Yaitu mereka menggunakan ayat Al
Qur’an Surat Al Baqarah 62 dengan
tafsir sekehendak nafsunya :
سُوۡرَةُ البَقَرَة
إِنَّ ٱلَّذِينَ
ءَامَنُواْ وَٱلَّذِينَ هَادُواْ وَٱلنَّصَـٰرَىٰ وَٱلصَّـٰبِـِٔينَ مَنۡ ءَامَنَ
بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأَخِرِ وَعَمِلَ صَـٰلِحً۬ا فَلَهُمۡ أَجۡرُهُمۡ عِندَ
رَبِّهِمۡ وَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡہِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ (٦٢)
62. Sesungguhnya
orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang
Shabiin*], siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah**],
hari kemudian dan beramal saleh***], mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka,
tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
*] Shabiin ialah orang-orang yang
mengikuti syari'at nabi-nabi zaman dahulu atau orang-orang yang menyembah
bintang atau dewa-dewa.
**] Orang-orang mukmin begitu pula orang
Yahudi, Nasrani dan Shabiin yang beriman kepada Allah Termasuk iman kepada
Muhammad s.a.w., percaya kepada hari akhirat dan mengerjakan amalan yang saleh,
mereka mendapat pahala dari Allah.
***] Ialah perbuatan yang baik yang
diperintahkan oleh agama Islam, baik yang berhubungan dengan agama atau tidak.
Mereka (JIL) menafsirkan AlQur’an dengan
akal mereka sendiri, maka menafsirkan dengan hawa nafsu. Yang demikian itu dilarang. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam melarang dalam Hadits shahih beliau bersabda
: “Barangsiapa yang menafsirkan AlQur’an
dengan akalnya, maka tempatnya adalah di neraka”.
Mereka (JIL) lalu mengatakan bahwa semua
orang beriman termasuk Yahudi, Nasrani dan Sabiin akan masuk surga.
Sedangkan menurut AlQur’an, berkaitan
dengan ayat tersebut di atas, semua
Nabi-Nabi telah diberitahu oleh Allah subhanahu
wata’ala bahwa : Kelak akan datang
seorang Rasul bernama Ahmad (Muhammad),
kalau ia datang beritahukan umatmu, agar beriman kepadanya. Untuk orang Yahudi berimanlah kepada Nabi Musa
‘alaihissalam dengan kitabnya Taurat,
beramal sholih, maka akan masuk surga.
Tetapi itu sebelum datangnya Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam.
Bagi umat Nasrani, yang beriman kepada
Nabi Isa ‘alaihissalam, kepada Kitab
Injil dan beramal sholih, maka akan masuk surga. Tetapi itu sebelum datangnya Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam. Setelah
datangnya Nabi Muhammad shollallahu
‘alaihi wasallam seharusnya umat Yahudi dan Nasrani beriman kepada Nabi
Muhammad s.a.w., AlQur’an dan beramal sholih.
Maka mereka akan masuk surga. Demikian maksud ayat tersebut di atas.
Lihat AlQur’an Surat Ali Imran ayat 81 – 85 Allah subhanahu wata’ala berfirman :
Ïj9
وۡرَةُ
آل عِمرَان
وَإِذۡ أَخَذَ ٱللَّهُ
مِيثَـٰقَ ٱلنَّبِيِّـۧنَ لَمَآ ءَاتَيۡتُڪُم مِّن ڪِتَـٰبٍ۬ وَحِكۡمَةٍ۬ ثُمَّ
جَآءَڪُمۡ رَسُولٌ۬ مُّصَدِّقٌ۬ لِّمَا مَعَكُمۡ لَتُؤۡمِنُنَّ بِهِۦ
وَلَتَنصُرُنَّهُ ۥۚ قَالَ ءَأَقۡرَرۡتُمۡ وَأَخَذۡتُمۡ عَلَىٰ ذَٲلِكُمۡ
إِصۡرِىۖ قَالُوٓاْ أَقۡرَرۡنَاۚ قَالَ فَٱشۡہَدُواْ وَأَنَا۟ مَعَكُم مِّنَ
ٱلشَّـٰهِدِينَ (٨١) فَمَن تَوَلَّىٰ بَعۡدَ ذَٲلِكَ فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ
ٱلۡفَـٰسِقُونَ (٨٢) أَفَغَيۡرَ دِينِ ٱللَّهِ يَبۡغُونَ وَلَهُ ۥۤ
أَسۡلَمَ مَن فِى ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ طَوۡعً۬ا وَڪَرۡهً۬ا وَإِلَيۡهِ
يُرۡجَعُونَ (٨٣) قُلۡ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَمَآ أُنزِلَ عَلَيۡنَا وَمَآ
أُنزِلَ عَلَىٰٓ إِبۡرَٲهِيمَ وَإِسۡمَـٰعِيلَ وَإِسۡحَـٰقَ وَيَعۡقُوبَ وَٱلۡأَسۡبَاطِ
وَمَآ أُوتِىَ مُوسَىٰ وَعِيسَىٰ وَٱلنَّبِيُّونَ مِن رَّبِّهِمۡ لَا نُفَرِّقُ
بَيۡنَ أَحَدٍ۬ مِّنۡهُمۡ وَنَحۡنُ لَهُ ۥ مُسۡلِمُونَ (٨٤) وَمَن يَبۡتَغِ
غَيۡرَ ٱلۡإِسۡلَـٰمِ دِينً۬ا فَلَن يُقۡبَلَ مِنۡهُ وَهُوَ فِى ٱلۡأَخِرَةِ مِنَ
ٱلۡخَـٰسِرِينَ (٨٥)
81. Dan (ingatlah), ketika Allah
mengambil perjanjian dari para nabi: "Sungguh, apa saja yang Aku berikan
kepadamu berupa Kitab dan Hikmah kemudian datang kepadamu seorang Rasul (Muhammad)
yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman
kepadanya dan menolongnya"*]. Allah berfirman: "Apakah kamu mengakui
dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?" mereka menjawab:
"Kami mengakui". Allah berfirman: "Kalau begitu saksikanlah (hai
Para Nabi) dan aku menjadi saksi (pula) bersama kamu".
82.
Barang siapa yang berpaling sesudah itu, maka mereka itulah orang-orang yang
fasik**].
83.
Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal
kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik
dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allah-lah mereka dikembalikan.
84.
Katakanlah: "Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan
kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya'qub, dan
anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan Para Nabi dari Tuhan
mereka. kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan hanya
kepada-Nyalah kami menyerahkan diri."
85.
Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan
diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang
rugi.
*] Para Nabi berjanji kepada Allah s.w.t.
bahwa bilamana datang seorang Rasul bernama Muhammad mereka akan iman kepadanya
dan menolongnya. Perjanjian nabi-nabi ini mengikat pula Para ummatnya.
**] Fasik ialah orang yang tidak
mengindahkan perintah Allah s.w.t. yaitu tidak beriman kepada Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam.
Lihat AlQur’an Surat Al A’raaf ayat 157
Allah subhanahu wata’ala ber-firman :
t سُوۡرَةُ الاٴعرَاف
ٱلَّذِينَ يَتَّبِعُونَ
ٱلرَّسُولَ ٱلنَّبِىَّ ٱلۡأُمِّىَّ ٱلَّذِى يَجِدُونَهُ ۥ مَكۡتُوبًا
عِندَهُمۡ فِى ٱلتَّوۡرَٮٰةِ وَٱلۡإِنجِيلِ يَأۡمُرُهُم بِٱلۡمَعۡرُوفِ
وَيَنۡہَٮٰهُمۡ عَنِ ٱلۡمُنڪَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ ٱلطَّيِّبَـٰتِ وَيُحَرِّمُ
عَلَيۡهِمُ ٱلۡخَبَـٰٓٮِٕثَ وَيَضَعُ عَنۡهُمۡ إِصۡرَهُمۡ وَٱلۡأَغۡلَـٰلَ ٱلَّتِى
كَانَتۡ عَلَيۡهِمۡۚ فَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ بِهِۦ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ
وَٱتَّبَعُواْ ٱلنُّورَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ مَعَهُ ۥۤۙ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ
ٱلۡمُفۡلِحُونَ (١٥٧)
157. (Yaitu orang yang beriman)) orang-orang
yang mengikut rasul (Nabi Muhammad) Nabi
yang Ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang
ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang
mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala
(makanan) yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang
dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka*]. Maka
orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti
cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka itulah
orang-orang yang beruntung.
*] Maksudnya: dalam syari'at yang dibawa
oleh Muhammad itu tidak ada lagi beban-beban yang berat yang dipikulkan kepada
Bani Israil. Umpamanya: mensyari'atkan membunuh diri untuk sahnya taubat,
mewajibkan kisas pada pembunuhan baik yang disengaja atau tidak tanpa
membolehkan membayar diat, memotong anggota badan yang melakukan kesalahan,
membuang atau menggunting kain yang kena najis.
Atas dasar ayat tersebut, maka orang
Yahudi dan Nasrani yang tidak mengimani Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam mereka adalah kafir dari Ahli Kitab. Mereka
adalah Yahudi dan Nasrani, diberi Kitab (Taurat dan Injil) tetapi kitab mereka
mereka ingkari.
Lihat AlQur’an
Surat Al Bayyinah ayat 6, Allah subhanahu
wata’ala berfirman :
¨ سُوۡرَةُ البَیّنَة
إِنَّ ٱلَّذِينَ
كَفَرُواْ مِنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَـٰبِ وَٱلۡمُشۡرِكِينَ فِى نَارِ جَهَنَّمَ
خَـٰلِدِينَ فِيہَآۚ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمۡ شَرُّ ٱلۡبَرِيَّةِ (٦)
Sesungguhnya
orang-orang yang kafir yakni ahli kitab
dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di
dalamnya. mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.
Berarti kalau ada orang (JIL) mengatakan semua agama sama dan akan masuk surga semua, maka perkataan tersebut bertentangan dengan ayat
AlQur’an sebagaimana disebutkan di atas. Orang tersebut nyata-nyata telah
berdusta.
Na’udzubillah
min dzalik!.
Mereka menafsirkan dengan akalnya. Padahal Allah subhanahu wata’ala sudah menggariskan bahwa untuk men-tafsir-kan
AlQur’an adalah :
1. Dengan AlQur’an
(ayat AlQur’an),
2. Dengan Sunnah
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam,
3. Dengan Tafsir para
sahabat.
Maka dilarang menafsirkan AlQur’an dengan
akal, karena yang muncul adalah hawa-nafsu.
Lihat Surat Al Baqarah ayat 185 :
سُوۡرَةُ البَقَرَة
شَہۡرُ رَمَضَانَ
ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدً۬ى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَـٰتٍ۬ مِّنَ
ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِۚ فَمَن شَہِدَ مِنكُمُ ٱلشَّہۡرَ فَلۡيَصُمۡهُۖ وَمَن
ڪَانَ مَرِيضًا أَوۡ عَلَىٰ سَفَرٍ۬ فَعِدَّةٌ۬ مِّنۡ أَيَّامٍ أُخَرَۗ يُرِيدُ
ٱللَّهُ بِڪُمُ ٱلۡيُسۡرَ وَلَا يُرِيدُ بِڪُمُ ٱلۡعُسۡرَ وَلِتُڪۡمِلُواْ
ٱلۡعِدَّةَ وَلِتُڪَبِّرُواْ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَٮٰكُمۡ وَلَعَلَّڪُمۡ
تَشۡكُرُونَ (١٨٥)
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah)
bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan
yang bathil). karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri
tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan
Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah
baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang
lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran
bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu
bersyukur.
Maksudnya : Pertama, bahwa AlQur’an sebagai petunjuk bagi manusia
dan penjelasan-penjelasannya (Tafsirnya) mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang
bathil). Artinya, AlQur’an dijelaskan
(ditafsirkan) dengan ayat AlQur’an.
Kedua, AlQur’an
ditafsirkan dengan As Sunnah (Hadits).
Dalam Hadits banyak sekali menjelaskan tentang ayat-ayat AlQur’an.
Misalnya disebutkan dalam ayat AlQur’an tentang Sholat, tentang perintah-perintah
dan larangan-larangan serta aturan lainnya
Bagaimana penjelasan (tafsirnya) tentang tata-cara sholat ada dalam
Hadits (As Sunnah) Rasulullah shollallahu
‘alaihi wasallam.
Lihat Surat
An Nahl ayat 44 :
Ï سُوۡرَةُ النّحل
بِٱلۡبَيِّنَـٰتِ وَٱلزُّبُرِۗ
وَأَنزَلۡنَآ إِلَيۡكَ ٱلذِّڪۡرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيۡہِمۡ
وَلَعَلَّهُمۡ يَتَفَكَّرُونَ (٤٤)
Keterangan-keterangan
(mukjizat) dan kitab-kitab. dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu(Muhammad)
menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka*] dan
supaya mereka memikirkan,
*] Yakni: perintah-perintah,
larangan-larangan, aturan dan lain-lain yang terdapat dalam Al Quran.
Maksudnya, bahwa banyak Hadist (As Sunnah)
yang menfasirkan (menjelaskan) tentang ayat-ayat AlQur’an.
Ketiga, tafsir AlQur’an
dengan perbuatan (atsar) para sahabat Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam, karena perbuatan mereka benar (ahli
Surga).
Maka tidak boleh men-Tafsir AlQur’an
dengan akal manusia biasa. Termasuk JIL yang menafsirkan AlQur’an dengan otak
mereka. Maka mereka itulah yang akan mati dengan dipukuli oleh malaikat yang
kasar ketika mencacbut nyawa manusia.
Mudah-mudahan kita orang beriman meninggal
dengan dicabut nyawa kita oleh malaikat dengan lembut (halus). Lihat Surat
An Nahl ayat 30 – 32 :
سُوۡرَةُ النّحل
۞
وَقِيلَ لِلَّذِينَ ٱتَّقَوۡاْ مَاذَآ أَنزَلَ رَبُّكُمۡۚ قَالُواْ خَيۡرً۬اۗ
لِّلَّذِينَ أَحۡسَنُواْ فِى هَـٰذِهِ ٱلدُّنۡيَا حَسَنَةٌ۬ۚ وَلَدَارُ
ٱلۡأَخِرَةِ خَيۡرٌ۬ۚ وَلَنِعۡمَ دَارُ ٱلۡمُتَّقِينَ (٣٠) جَنَّـٰتُ عَدۡنٍ۬
يَدۡخُلُونَہَا تَجۡرِى مِن تَحۡتِہَا ٱلۡأَنۡهَـٰرُۖ لَهُمۡ فِيہَا مَا
يَشَآءُونَۚ كَذَٲلِكَ يَجۡزِى ٱللَّهُ ٱلۡمُتَّقِينَ (٣١) ٱلَّذِينَ
تَتَوَفَّٮٰهُمُ ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةُ طَيِّبِينَۙ يَقُولُونَ سَلَـٰمٌ عَلَيۡكُمُ
ٱدۡخُلُواْ ٱلۡجَنَّةَ بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ (٣٢)
30.
Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: "Apakah yang telah
diturunkan oleh Tuhanmu?" mereka menjawab: "(Allah telah menurunkan)
kebaikan". orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat
(pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan
itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa,
31.
(Yaitu) syurga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di bawahnya
sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang mereka
kehendaki. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertakwa,
32.
(Yaitu) orang-orang yang diwafatkan
dalam keadaan baik*] oleh para Malaikat dengan mengatakan (kepada mereka):
"Salaamun'alaikum**], masuklah kamu ke dalam syurga itu disebabkan apa
yang telah kamu kerjakan".
*] Maksudnya: wafat dalam keadaan suci
dari kekafiran dan kemaksiatan atau dapat juga berarti mereka mati dalam keadaan
senang karena ada berita gembira dari Malaikat bahwa mereka akan masuk syurga.
**] Artinya selamat sejahtera bagimu.
Kembali kepada Syi’ah, dalam kitab-kitab mereka disebutkan bahwa orang-orang
Syi’ah berdo’a meminta pertolongan bukan kepada Allah subhanahu wata’ala melainkan kepada Fatimah dan Zainab. Dan ketika mereka ber-Haji mereka bukan
menyebutkan Labbaik Allahumma labbaik,
dst, melainkan mereka menyebut : Labbaik ya Husain, Labbaik ya Husain, dst. Sebagimana
terlihat dalam rekaman CD dari perilaku mereka.
سُوۡرَةُ یُونس
وَلَا تَدۡعُ مِن دُونِ
ٱللَّهِ مَا لَا يَنفَعُكَ وَلَا يَضُرُّكَۖ فَإِن فَعَلۡتَ فَإِنَّكَ إِذً۬ا
مِّنَ ٱلظَّـٰلِمِينَ (١٠٦)
Yang demikian itu bertentangan dengan Surat Yunus ayat 106 :
Dan
janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula)
memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian),
itu, maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zalim".
Lihat Surat
Faathir ayat 13 – 14 :
وۡرَةُ فَاطِر
يُولِجُ ٱلَّيۡلَ فِى
ٱلنَّهَارِ وَيُولِجُ ٱلنَّهَارَ فِى ٱلَّيۡلِ وَسَخَّرَ ٱلشَّمۡسَ وَٱلۡقَمَرَ
ڪُلٌّ۬ يَجۡرِى لِأَجَلٍ۬ مُّسَمًّ۬ىۚ ذَٲلِڪُمُ ٱللَّهُ رَبُّكُمۡ لَهُ
ٱلۡمُلۡكُۚ وَٱلَّذِينَ تَدۡعُونَ مِن دُونِهِۦ مَا يَمۡلِكُونَ مِن قِطۡمِيرٍ (١٣)
إِن تَدۡعُوهُمۡ لَا يَسۡمَعُواْ دُعَآءَكُمۡ وَلَوۡ سَمِعُواْ مَا ٱسۡتَجَابُواْ
لَكُمۡۖ وَيَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِ يَكۡفُرُونَ بِشِرۡڪِكُمۡۚ وَلَا يُنَبِّئُكَ
مِثۡلُ خَبِيرٍ۬ (١٤)
13.
Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan
menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan.
yang (berbuat) demikian itulah Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nyalah kerajaan. dan
orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa
walaupun setipis kulit ari.
14.Jika
kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalau mereka
mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. dan dihari kiamat
mereka akan mengingkari kemusyirikanmu dan tidak ada yang dapat memberi
keterangan kepadamu sebagai yang diberikan oleh yang Maha Mengetahui.
Sementara itu orang-orang Syi’ah berdo’a
minta perolongan menyeru kepada Fatimah,
kepada Zainab. Dan dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa yang
mereka seru itu (selain Allah subhanahu
wata’ala) tidak mempunyai manfaat atau kekuatan apapun meskipun setipis
kulit ari. Tentunya itu perbuatan Syirik. Karena meminta dan berdo’a selain
kepada Allah sbhanahu wata’ala.
Sekian bahasan, mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA, ASHADU AN
LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBU
ILAIK.
Wassalamu’alaikum
warohmatullahi wabarokatuh.
______________
No comments:
Post a Comment