PENGAJIAN DHUHA MASJID BAITUSSALAM
Ustadz Ruslan Effendi
Jum’at, 20 Jumadats Tsani 1436H
– 10 April 2015.
Assalamu’alaikum
wr.wb.,
Muslimin
dan muslimat yang dirahmati Allah subhanahu
wata’ala,
Kajian kali ini adalah sebagian dari
usaha kita dalam rangka membentengi diri, jangan sampai kita terpengaruh oleh
paham penyimpangan dari ajaran Islam yang dilakukan oleh kelompok Syi’ah. Kelompok tersebut telah
menyimpang dari ajaran Islam, meskipun mereka mengaku Islam.
Pertama, mereka (kelompok Syi’ah) telah menuduh para sahabat Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam, yaitu Abubakar
as Siddiq, Umar bin Khathab, ‘Utsman bin ‘Affan
rodhiyallahu ‘anhum dan
‘Aisyah rodhiyallhu ‘anha, serta
sahabat-sahabat yang lain, dikatakan bahwa para sahabat dan isteri Rasulullah
itu murtad dan kafir semua. Dikatakan
mereka ahli neraka.
Padahal dalam AlQur’an Allah subhanahu wata’ala ridho atas mereka,
mereka (para sahabat) adalah ahli Surga.
Lihat Surat At Taubah ayat 100 Allah subhanahu
wata’ala berfirman :
سُوۡرَةُ التّوبَة
وَٱلسَّـٰبِقُونَ
ٱلۡأَوَّلُونَ مِنَ ٱلۡمُهَـٰجِرِينَ وَٱلۡأَنصَارِ وَٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوهُم
بِإِحۡسَـٰنٍ۬ رَّضِىَ ٱللَّهُ عَنۡہُمۡ وَرَضُواْ عَنۡهُ وَأَعَدَّ لَهُمۡ
جَنَّـٰتٍ۬ تَجۡرِى تَحۡتَهَا ٱلۡأَنۡهَـٰرُ خَـٰلِدِينَ فِيہَآ أَبَدً۬اۚ
ذَٲلِكَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ (١٠٠)
Orang-orang
yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan
anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada
mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka
surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka
kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.
Kaum Muhajirin
adalah para sahabat Rasulullah shollallahu
‘alaihi wasallam yang ikut Hijrah dari Makkah ke Madinah (Abubakar as
Siddiq, Umar bin Khathab, ‘Utsman bin ‘Affan, Ali bin Abi Thalib dll.). Kaum Anshor
adalah orang penduduk Madinah yang menolong kaum Muhajirin dan mengikuti ajaran
beliau Rasulullah shollallahu ‘alaihi
wasallam (Islam). Mereka semua masuk Surga.
Mereka mengikuti ajaran (Sunnah )
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam
dan para sahabat yang selanjutnya di sebut Ahlussunnah wal Jamaah. Allah subhanahu wata’ala ridho kepada mereka
dan mereka-pun ridho terhadap Allah subhanahu
wata’ala.
Kedua, mereka (Syi’ah)
menuduh ‘Aisyah rodhiyallahu ‘anha isteri Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam telah berzina, seorang pelacur, dst.
Mereka (Syi’ah) mencaci-maki dan mengatakan bahwa saat ini ‘Aisyah rodhiyallahu ‘anha berada di neraka,
digantung dengan kaki di atas, dsb.dsb.
Padahal Allah subhanahu wata’ala membantah, ‘Aisyah r.a. tidak zina, bukan
pelacur. Lihat Surat An Nuur ayat 11 – 24
Allah subhanahu wata’ala berfirman :
سُوۡرَةُ النُّور
إِنَّ ٱلَّذِينَ جَآءُو
بِٱلۡإِفۡكِ عُصۡبَةٌ۬ مِّنكُمۡۚ لَا تَحۡسَبُوهُ شَرًّ۬ا لَّكُمۖ بَلۡ هُوَ
خَيۡرٌ۬ لَّكُمۡۚ لِكُلِّ ٱمۡرِىٍٕ۬ مِّنۡہُم مَّا ٱكۡتَسَبَ مِنَ ٱلۡإِثۡمِۚ
وَٱلَّذِى تَوَلَّىٰ كِبۡرَهُ ۥ مِنۡہُمۡ لَهُ ۥ عَذَابٌ عَظِيمٌ۬ (١١)
لَّوۡلَآ إِذۡ سَمِعۡتُمُوهُ ظَنَّ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَٱلۡمُؤۡمِنَـٰتُ
بِأَنفُسِہِمۡ خَيۡرً۬ا وَقَالُواْ هَـٰذَآ إِفۡكٌ۬ مُّبِينٌ۬ (١٢) لَّوۡلَا
جَآءُو عَلَيۡهِ بِأَرۡبَعَةِ شُہَدَآءَۚ فَإِذۡ لَمۡ يَأۡتُواْ
بِٱلشُّہَدَآءِ فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ عِندَ ٱللَّهِ هُمُ ٱلۡكَـٰذِبُونَ (١٣)
وَلَوۡلَا فَضۡلُ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ وَرَحۡمَتُهُ ۥ فِى ٱلدُّنۡيَا
وَٱلۡأَخِرَةِ لَمَسَّكُمۡ فِى مَآ أَفَضۡتُمۡ فِيهِ عَذَابٌ عَظِيمٌ (١٤) إِذۡ
تَلَقَّوۡنَهُ ۥ بِأَلۡسِنَتِكُمۡ وَتَقُولُونَ بِأَفۡوَاهِكُم مَّا لَيۡسَ
لَكُم بِهِۦ عِلۡمٌ۬ وَتَحۡسَبُونَهُ ۥ هَيِّنً۬ا وَهُوَ عِندَ ٱللَّهِ
عَظِيمٌ۬ (١٥) وَلَوۡلَآ إِذۡ سَمِعۡتُمُوهُ قُلۡتُم مَّا يَكُونُ لَنَآ أَن
نَّتَڪَلَّمَ بِہَـٰذَا سُبۡحَـٰنَكَ هَـٰذَا بُہۡتَـٰنٌ عَظِيمٌ۬ (١٦)
يَعِظُكُمُ ٱللَّهُ أَن تَعُودُواْ لِمِثۡلِهِۦۤ أَبَدًا إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ
(١٧) وَيُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمُ ٱلۡأَيَـٰتِۚ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
(١٨) إِنَّ ٱلَّذِينَ يُحِبُّونَ أَن تَشِيعَ ٱلۡفَـٰحِشَةُ فِى ٱلَّذِينَ
ءَامَنُواْ لَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٌ۬ فِى ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأَخِرَةِۚ وَٱللَّهُ
يَعۡلَمُ وَأَنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ (١٩) وَلَوۡلَا فَضۡلُ ٱللَّهِ عَلَيۡڪُمۡ
وَرَحۡمَتُهُ ۥ وَأَنَّ ٱللَّهَ رَءُوفٌ۬ رَّحِيمٌ۬ (٢٠) ۞ يَـٰٓأَيُّہَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَتَّبِعُواْ خُطُوَٲتِ ٱلشَّيۡطَـٰنِۚ وَمَن يَتَّبِعۡ
خُطُوَٲتِ ٱلشَّيۡطَـٰنِ فَإِنَّهُ ۥ يَأۡمُرُ بِٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنكَرِۚ
وَلَوۡلَا فَضۡلُ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ وَرَحۡمَتُهُ ۥ مَا زَكَىٰ مِنكُم مِّنۡ
أَحَدٍ أَبَدً۬ا وَلَـٰكِنَّ ٱللَّهَ يُزَكِّى مَن يَشَآءُۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ
عَلِيمٌ۬ (٢١) وَلَا يَأۡتَلِ أُوْلُواْ ٱلۡفَضۡلِ مِنكُمۡ وَٱلسَّعَةِ أَن
يُؤۡتُوٓاْ أُوْلِى ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡمَسَـٰكِينَ وَٱلۡمُهَـٰجِرِينَ فِى سَبِيلِ
ٱللَّهِۖ وَلۡيَعۡفُواْ وَلۡيَصۡفَحُوٓاْۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَن يَغۡفِرَ
ٱللَّهُ لَكُمۡۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ (٢٢) إِنَّ ٱلَّذِينَ يَرۡمُونَ
ٱلۡمُحۡصَنَـٰتِ ٱلۡغَـٰفِلَـٰتِ ٱلۡمُؤۡمِنَـٰتِ لُعِنُواْ فِى ٱلدُّنۡيَا
وَٱلۡأَخِرَةِ وَلَهُمۡ عَذَابٌ عَظِيمٌ۬ (٢٣) يَوۡمَ تَشۡہَدُ عَلَيۡہِمۡ
أَلۡسِنَتُهُمۡ وَأَيۡدِيہِمۡ وَأَرۡجُلُهُم بِمَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ (٢٤)
11.
Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan
kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan
ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari
dosa yang dikerjakannya dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang
terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar*].
12.
Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang mukminin dan
mukminat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak)
berkata: "Ini adalah suatu berita bohong yang nyata."
13.
Mengapa mereka (yang menuduh itu) tidak mendatangkan empat orang saksi atas
berita bohong itu? Oleh karena mereka tidak mendatangkan saksi-saksi maka
mereka itulah pada sisi Allah orang-orang yang dusta.
14.
Sekiranya tidak ada kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu semua di dunia dan
di akhirat, niscaya kamu ditimpa azab yang besar, karena pembicaraan kamu
tentang berita bohong itu.
15.
(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan
kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu
menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar.
16.
Dan mengapa kamu tidak berkata, diwaktu mendengar berita bohong itu:
"Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita memperkatakan ini, Maha suci Engkau
(ya Tuhan kami), ini adalah dusta yang besar."
17.
Allah memperingatkan kamu agar (jangan) kembali memperbuat yang seperti itu
selama-lamanya, jika kamu orang-orang yang beriman.
18.
Dan Allah menerangkan ayat-ayatNya kepada kamu. dan Allah Maha mengetahui lagi
Maha Bijaksana.
19.
Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu
tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di
dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui.
20.
Dan sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu semua,
dan Allah Maha Penyantun dan Maha Penyayang, (niscaya kamu akan ditimpa azab
yang besar).
21.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah- langkah
syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya
syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar.
Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian,
niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan
mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang
dikehendaki-Nya. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.
22.
Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara
kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum
kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan
Allah, dan hendaklah mereka mema'afkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak
ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang**],
23.
Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita yang baik-baik, yang lengah***]
lagi beriman (berbuat zina), mereka kena la'nat di dunia dan akhirat, dan bagi
mereka azab yang besar,
24. Pada
hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap
apa yang dahulu mereka kerjakan.
*] Berita bohong ini mengenai istri
Rasulullah s.a.w. 'Aisyah r.a. Ummul Mu'minin, sehabis perang dengan Bani
Mushtaliq bulan Sya'ban 5 H. Perperangan ini diikuti oleh kaum munafik, dan
turut pula 'Aisyah dengan Nabi berdasarkan undian yang diadakan antara
istri-istri beliau. Dalam perjalanan mereka kembali dari peperangan, mereka
berhenti pada suatu tempat. 'Aisyah keluar dari sekedupnya untuk suatu
keperluan, kemudian kembali. tiba-tiba dia merasa kalungnya hilang, lalu dia
pergi lagi mencarinya.
Sementara itu, rombongan berangkat dengan
persangkaan bahwa 'Aisyah masih ada dalam sekedup. Setelah 'Aisyah mengetahui,
sekedupnya sudah berangkat dia duduk di tempatnya dan mengaharapkan sekedup itu
akan kembali menjemputnya. Kebetulan, lewat ditempat itu seorang sahabat Nabi,
Shafwan Ibnu Mu'aththal, diketemukannya seseorang sedang tidur sendirian dan dia
terkejut seraya mengucapkan: "Inna
lillahi wa inna ilaihi raji'un, isteri Rasul!" 'Aisyah terbangun. lalu
dia dipersilahkan oleh Shafwan mengendarai untanya. Syafwan berjalan menuntun
unta sampai mereka tiba di Madinah. Orang-orang yang melihat mereka
membicarakannya menurut pendapat masing-masing. Mulailah timbul desas-desus.
kemudian kaum munafik membesar- besarkannya, Maka fitnahan atas 'Aisyah r.a.
itupun bertambah luas, sehingga menimbulkan kegoncangan di kalangan kaum
muslimin.
**] Ayat ini berhubungan dengan sumpah Abu
Bakar r.a. bahwa dia tidak akan memberi apa-apa kepada kerabatnya ataupun orang
lain yang terlibat dalam menyiarkan berita bohong tentang diri 'Aisyah. Maka
turunlah ayat ini melarang beliau melaksanakan sumpahnya itu dan menyuruh
mema'afkan dan berlapang dada terhadap mereka sesudah mendapat hukuman atas
perbuatan mereka itu.
***] Yang dimaksud dengan wanita-wanita
yang lengah ialah wanita-wanita yang tidak pernah sekali juga teringat oleh
mereka akan melakukan perbuatan yang keji itu.
Ayat-ayat teresebut merupakan bantahan Allah subhanahau wata’ala, seperti disebutkan dalam ayat 12 di atas,
ketika ‘Aisyah r.a. dituduh berzina.
Mengapa kaum mu’inin dan mu’minat ketika
itu tidak membantah, bahwa berita itu adalah kebohongan yang besar.
Dan tuduhan berzina harus ada 4(empat)
orang saksi. Tanpa saksi empat orang
maka siapapun tidak boleh menuduh berzina. Orang yang menuduh demikian termasuk
pendusta di sisi Allah subhanahu
wata’ala. dan harus dihukum dengan dicambuk seratus kali.
Sampai saat ini orang-orang Syi’ah menuduh para sahabat dan isteri
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam
melakukan kejahatan. Dan orang yang
menuduh tanpa bukti dan saksi, maka mereka harus dicambuk/diupukul seratus
kali.
Maka sampai saat ini orang-orang Syi’ah
suka memukuli badan mereka sendiri ketika hari peringatan 10 Muharam (hari
Asyura), kata mereka itu sebagai ikut bela sungkawa atas kematian Ali bin Abi
Thalib, Hasan dan Husin yang wafat di padang Karbala. Suatu bukti bahwa Allah subhanahu wata’ala telah mengirim siksaan kepada kaum Syi’ah. Padahal
Ali bin Abi Thalib, Hasan dan Husin yang membunuh adalah orang-orang Syi’ah
sendiri.
Orang-orang Syi’ah berpendapat bahwa
AlQur’an yang ada sekarang sudah diubah-ubah oleh Abubakar as Siddiq, Umat bin
Khathab, dst. AlQur’an yang ada sekarang sudah tidak asli, dst. Mereka mengaku
mempunyai AlQur’an yang lebih tebal halamannya, terdiri dari 7000-an ayat, yang
lebih lengkap. Tetapi semua itu adalah kebohongan mereka. Mana AlQur’an mereka maksudkan itu ? Sampai
sekarang tidak ada dan mereka tidak berani menunjukkan. Karena memang tidak ada.
Sementara Allah subhanahu wata’ala telah menjaga sendiri AlQur’an kita, sampai hari
Kiamat. Lihat Surat Al Hijr ayat 9 :
سُوۡرَةُ الحِجر
إِنَّا نَحۡنُ نَزَّلۡنَا
ٱلذِّكۡرَ وَإِنَّا لَهُ ۥ لَحَـٰفِظُونَ (٩)
Sesungguhnya
Kami-lah (Allah) yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami (Allah)
benar-benar memeliharanya*].
*] Ayat ini
memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al Qur’an selama-lamanya.
Dan kata orang Syi’ah AlQur’an itu sudah
banyak mengalami perubahan. Dan orang Syi’ah mengatakan bahwa orang Sunni (Ahlusnnah wal Jamaah) adalah
halal darahnya. Maka sampai saat ini
orang Syi’ah banyak membantai orang-orang Sunni
di Syiria dan Iraq.
Di Indonesia sudah diprogram kelak tahun
2020 akan diterapkan seperti di Syiria dan Iraq. Ternyata kejadian penyerangan kepada Majlis
Ad Dzikra (pimpinan Ustadz Arifin Ilham) di Sentul-Depok juga diserang
oleh 50 orang Syi’ah. Mereka sudah mulai
mengadakan uji-coba bagimana reaksi masyarakat terhadap gerakan Syi’ah di
Indonesia.
Dan masih banyak lagi tanda-tanda
(ciri-ciri) orang Syi’ah, sebagaimana bisa dilihat dalam CD (tayangan rekaman)
kegiatan mereka, bagaimana tata-cara peribadatan mereka, dari cara ber-wudhu,
Adzan, Sholatnya dan seterusnya berbeda dengan cara peribadatan Ahlussunnah wal
Jamaah.
(Jamaah
Pengajian Dhuha Masjid Baitussalam menyaksikan tayangan pada layar hasil rekaman/CD
sebagian dari kegiatan peribadatan orang Syi’ah).
Sekian bahasan, mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN
LAILAHA ILLA ANATA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIK
Wassalamu’alaikum
warohmatullahu wabarokatuh.
No comments:
Post a Comment