Translate

Thursday, April 16, 2015

Bahaya Syi’ah, Oleh : Ustadz Ruslan Effendi



PENGAJIAN DHUHA MASJID BAITUSSALAM

Bahaya Syi’ah
Ustadz  Ruslan Effendi
 
Jum’at,  20 Jumadats Tsani 1436H – 10 April 2015.

 Assalamu’alaikum wr.wb.,

Muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah subhanahu wata’ala,
Kajian kali ini adalah sebagian dari usaha kita dalam rangka membentengi diri, jangan sampai kita terpengaruh oleh paham penyimpangan dari ajaran Islam yang dilakukan oleh kelompok Syi’ah. Kelompok tersebut telah menyimpang dari ajaran Islam, meskipun mereka mengaku Islam.

Pertama,  mereka (kelompok Syi’ah)  telah menuduh para sahabat Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam, yaitu Abubakar as Siddiq, Umar bin Khathab, ‘Utsman bin ‘Affan  rodhiyallahu ‘anhum dan ‘Aisyah rodhiyallhu ‘anha, serta sahabat-sahabat yang lain, dikatakan bahwa para sahabat dan isteri Rasulullah itu murtad dan kafir semua.  Dikatakan mereka ahli neraka.

Padahal dalam AlQur’an Allah subhanahu wata’ala ridho atas mereka, mereka (para sahabat) adalah ahli Surga.

Lihat Surat At Taubah ayat 100 Allah subhanahu wata’ala berfirman :

سُوۡرَةُ التّوبَة

وَٱلسَّـٰبِقُونَ ٱلۡأَوَّلُونَ مِنَ ٱلۡمُهَـٰجِرِينَ وَٱلۡأَنصَارِ وَٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوهُم بِإِحۡسَـٰنٍ۬ رَّضِىَ ٱللَّهُ عَنۡہُمۡ وَرَضُواْ عَنۡهُ وَأَعَدَّ لَهُمۡ جَنَّـٰتٍ۬ تَجۡرِى تَحۡتَهَا ٱلۡأَنۡهَـٰرُ خَـٰلِدِينَ فِيہَآ أَبَدً۬ا‌ۚ ذَٲلِكَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ (١٠٠)

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.

Kaum Muhajirin adalah para sahabat Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam yang ikut Hijrah dari Makkah ke Madinah (Abubakar as Siddiq, Umar bin Khathab, ‘Utsman bin ‘Affan, Ali bin Abi Thalib dll.).  Kaum Anshor adalah orang penduduk Madinah yang menolong kaum Muhajirin dan mengikuti ajaran beliau Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam (Islam). Mereka semua masuk Surga.

Mereka mengikuti ajaran (Sunnah ) Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat yang selanjutnya di sebut Ahlussunnah wal Jamaah. Allah subhanahu wata’ala ridho kepada mereka dan mereka-pun ridho terhadap Allah subhanahu wata’ala.

Kedua, mereka (Syi’ah) menuduh ‘Aisyah rodhiyallahu ‘anha isteri Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam telah berzina, seorang pelacur, dst. Mereka (Syi’ah) mencaci-maki dan mengatakan bahwa saat ini ‘Aisyah rodhiyallahu ‘anha berada di neraka, digantung dengan kaki di atas, dsb.dsb.

Padahal Allah subhanahu wata’ala membantah, ‘Aisyah r.a. tidak zina, bukan pelacur.  Lihat Surat An Nuur  ayat 11 – 24 Allah subhanahu wata’ala berfirman :


سُوۡرَةُ النُّور

إِنَّ ٱلَّذِينَ جَآءُو بِٱلۡإِفۡكِ عُصۡبَةٌ۬ مِّنكُمۡ‌ۚ لَا تَحۡسَبُوهُ شَرًّ۬ا لَّكُم‌ۖ بَلۡ هُوَ خَيۡرٌ۬ لَّكُمۡ‌ۚ لِكُلِّ ٱمۡرِىٍٕ۬ مِّنۡہُم مَّا ٱكۡتَسَبَ مِنَ ٱلۡإِثۡمِ‌ۚ وَٱلَّذِى تَوَلَّىٰ كِبۡرَهُ ۥ مِنۡہُمۡ لَهُ ۥ عَذَابٌ عَظِيمٌ۬ (١١) لَّوۡلَآ إِذۡ سَمِعۡتُمُوهُ ظَنَّ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَٱلۡمُؤۡمِنَـٰتُ بِأَنفُسِہِمۡ خَيۡرً۬ا وَقَالُواْ هَـٰذَآ إِفۡكٌ۬ مُّبِينٌ۬ (١٢) لَّوۡلَا جَآءُو عَلَيۡهِ بِأَرۡبَعَةِ شُہَدَآءَ‌ۚ فَإِذۡ لَمۡ يَأۡتُواْ بِٱلشُّہَدَآءِ فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ عِندَ ٱللَّهِ هُمُ ٱلۡكَـٰذِبُونَ (١٣) وَلَوۡلَا فَضۡلُ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ وَرَحۡمَتُهُ ۥ فِى ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأَخِرَةِ لَمَسَّكُمۡ فِى مَآ أَفَضۡتُمۡ فِيهِ عَذَابٌ عَظِيمٌ (١٤) إِذۡ تَلَقَّوۡنَهُ ۥ بِأَلۡسِنَتِكُمۡ وَتَقُولُونَ بِأَفۡوَاهِكُم مَّا لَيۡسَ لَكُم بِهِۦ عِلۡمٌ۬ وَتَحۡسَبُونَهُ ۥ هَيِّنً۬ا وَهُوَ عِندَ ٱللَّهِ عَظِيمٌ۬ (١٥) وَلَوۡلَآ إِذۡ سَمِعۡتُمُوهُ قُلۡتُم مَّا يَكُونُ لَنَآ أَن نَّتَڪَلَّمَ بِہَـٰذَا سُبۡحَـٰنَكَ هَـٰذَا بُہۡتَـٰنٌ عَظِيمٌ۬ (١٦) يَعِظُكُمُ ٱللَّهُ أَن تَعُودُواْ لِمِثۡلِهِۦۤ أَبَدًا إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ (١٧) وَيُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمُ ٱلۡأَيَـٰتِ‌ۚ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ (١٨) إِنَّ ٱلَّذِينَ يُحِبُّونَ أَن تَشِيعَ ٱلۡفَـٰحِشَةُ فِى ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٌ۬ فِى ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأَخِرَةِ‌ۚ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ وَأَنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ (١٩) وَلَوۡلَا فَضۡلُ ٱللَّهِ عَلَيۡڪُمۡ وَرَحۡمَتُهُ ۥ وَأَنَّ ٱللَّهَ رَءُوفٌ۬ رَّحِيمٌ۬ (٢٠) ۞ يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَتَّبِعُواْ خُطُوَٲتِ ٱلشَّيۡطَـٰنِ‌ۚ وَمَن يَتَّبِعۡ خُطُوَٲتِ ٱلشَّيۡطَـٰنِ فَإِنَّهُ ۥ يَأۡمُرُ بِٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنكَرِ‌ۚ وَلَوۡلَا فَضۡلُ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ وَرَحۡمَتُهُ ۥ مَا زَكَىٰ مِنكُم مِّنۡ أَحَدٍ أَبَدً۬ا وَلَـٰكِنَّ ٱللَّهَ يُزَكِّى مَن يَشَآءُ‌ۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ۬ (٢١) وَلَا يَأۡتَلِ أُوْلُواْ ٱلۡفَضۡلِ مِنكُمۡ وَٱلسَّعَةِ أَن يُؤۡتُوٓاْ أُوْلِى ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡمَسَـٰكِينَ وَٱلۡمُهَـٰجِرِينَ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ‌ۖ وَلۡيَعۡفُواْ وَلۡيَصۡفَحُوٓاْ‌ۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَن يَغۡفِرَ ٱللَّهُ لَكُمۡ‌ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ (٢٢) إِنَّ ٱلَّذِينَ يَرۡمُونَ ٱلۡمُحۡصَنَـٰتِ ٱلۡغَـٰفِلَـٰتِ ٱلۡمُؤۡمِنَـٰتِ لُعِنُواْ فِى ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأَخِرَةِ وَلَهُمۡ عَذَابٌ عَظِيمٌ۬ (٢٣) يَوۡمَ تَشۡہَدُ عَلَيۡہِمۡ أَلۡسِنَتُهُمۡ وَأَيۡدِيہِمۡ وَأَرۡجُلُهُم بِمَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ (٢٤)

11. Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar*].

12. Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang mukminin dan mukminat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata: "Ini adalah suatu berita bohong yang nyata."

13. Mengapa mereka (yang menuduh itu) tidak mendatangkan empat orang saksi atas berita bohong itu? Oleh karena mereka tidak mendatangkan saksi-saksi maka mereka itulah pada sisi Allah orang-orang yang dusta.

14. Sekiranya tidak ada kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu semua di dunia dan di akhirat, niscaya kamu ditimpa azab yang besar, karena pembicaraan kamu tentang berita bohong itu.

15. (Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar.

16. Dan mengapa kamu tidak berkata, diwaktu mendengar berita bohong itu: "Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita memperkatakan ini, Maha suci Engkau (ya Tuhan kami), ini adalah dusta yang besar."

17. Allah memperingatkan kamu agar (jangan) kembali memperbuat yang seperti itu selama-lamanya, jika kamu orang-orang yang beriman.

18. Dan Allah menerangkan ayat-ayatNya kepada kamu. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.

19. Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui.

20. Dan sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu semua, dan Allah Maha Penyantun dan Maha Penyayang, (niscaya kamu akan ditimpa azab yang besar).

21. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah- langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.

22. Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka mema'afkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang**],

23. Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita yang baik-baik, yang lengah***] lagi beriman (berbuat zina), mereka kena la'nat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar,

24. Pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.


*] Berita bohong ini mengenai istri Rasulullah s.a.w. 'Aisyah r.a. Ummul Mu'minin, sehabis perang dengan Bani Mushtaliq bulan Sya'ban 5 H. Perperangan ini diikuti oleh kaum munafik, dan turut pula 'Aisyah dengan Nabi berdasarkan undian yang diadakan antara istri-istri beliau. Dalam perjalanan mereka kembali dari peperangan, mereka berhenti pada suatu tempat. 'Aisyah keluar dari sekedupnya untuk suatu keperluan, kemudian kembali. tiba-tiba dia merasa kalungnya hilang, lalu dia pergi lagi mencarinya.

Sementara itu, rombongan berangkat dengan persangkaan bahwa 'Aisyah masih ada dalam sekedup. Setelah 'Aisyah mengetahui, sekedupnya sudah berangkat dia duduk di tempatnya dan mengaharapkan sekedup itu akan kembali menjemputnya. Kebetulan, lewat ditempat itu seorang sahabat Nabi, Shafwan Ibnu Mu'aththal, diketemukannya seseorang sedang tidur sendirian dan dia terkejut seraya mengucapkan: "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un, isteri Rasul!" 'Aisyah terbangun. lalu dia dipersilahkan oleh Shafwan mengendarai untanya. Syafwan berjalan menuntun unta sampai mereka tiba di Madinah. Orang-orang yang melihat mereka membicarakannya menurut pendapat masing-masing. Mulailah timbul desas-desus. kemudian kaum munafik membesar- besarkannya, Maka fitnahan atas 'Aisyah r.a. itupun bertambah luas, sehingga menimbulkan kegoncangan di kalangan kaum muslimin.

**] Ayat ini berhubungan dengan sumpah Abu Bakar r.a. bahwa dia tidak akan memberi apa-apa kepada kerabatnya ataupun orang lain yang terlibat dalam menyiarkan berita bohong tentang diri 'Aisyah. Maka turunlah ayat ini melarang beliau melaksanakan sumpahnya itu dan menyuruh mema'afkan dan berlapang dada terhadap mereka sesudah mendapat hukuman atas perbuatan mereka itu.

***] Yang dimaksud dengan wanita-wanita yang lengah ialah wanita-wanita yang tidak pernah sekali juga teringat oleh mereka akan melakukan perbuatan yang keji itu.

Ayat-ayat teresebut merupakan  bantahan Allah subhanahau wata’ala, seperti disebutkan dalam ayat 12 di atas, ketika ‘Aisyah r.a. dituduh  berzina.  
Mengapa kaum mu’inin dan mu’minat ketika itu tidak membantah, bahwa berita itu adalah kebohongan yang besar.
Dan tuduhan berzina harus ada 4(empat) orang saksi.  Tanpa saksi empat orang maka siapapun tidak boleh menuduh berzina. Orang yang menuduh demikian termasuk pendusta di sisi Allah subhanahu wata’ala. dan harus dihukum dengan dicambuk seratus kali.

Sampai saat ini orang-orang Syi’ah menuduh para sahabat dan isteri Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam melakukan kejahatan.  Dan orang yang menuduh tanpa bukti dan saksi, maka mereka harus dicambuk/diupukul seratus kali.
Maka sampai saat ini orang-orang Syi’ah suka memukuli badan mereka sendiri ketika hari peringatan 10 Muharam (hari Asyura), kata mereka itu sebagai ikut bela sungkawa atas kematian Ali bin Abi Thalib, Hasan dan Husin yang wafat di padang Karbala. Suatu bukti bahwa Allah subhanahu wata’ala  telah mengirim siksaan kepada kaum Syi’ah. Padahal Ali bin Abi Thalib, Hasan dan Husin yang membunuh adalah orang-orang Syi’ah sendiri.

Orang-orang Syi’ah berpendapat bahwa AlQur’an yang ada sekarang sudah diubah-ubah oleh Abubakar as Siddiq, Umat bin Khathab, dst. AlQur’an yang ada sekarang sudah tidak asli, dst. Mereka mengaku mempunyai AlQur’an yang lebih tebal halamannya, terdiri dari 7000-an ayat, yang lebih lengkap. Tetapi semua itu adalah kebohongan mereka.  Mana AlQur’an mereka maksudkan itu ? Sampai sekarang tidak ada dan mereka tidak berani menunjukkan.  Karena memang tidak ada.

Sementara Allah subhanahu wata’ala telah menjaga sendiri AlQur’an kita, sampai hari Kiamat.  Lihat Surat Al Hijr ayat 9 : 

سُوۡرَةُ الحِجر

إِنَّا نَحۡنُ نَزَّلۡنَا ٱلذِّكۡرَ وَإِنَّا لَهُ ۥ لَحَـٰفِظُونَ (٩)

Sesungguhnya Kami-lah (Allah) yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami (Allah) benar-benar memeliharanya*].

*] Ayat ini memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al Qur’an selama-lamanya.

Dan kata orang Syi’ah AlQur’an itu sudah banyak mengalami perubahan. Dan orang Syi’ah mengatakan bahwa orang Sunni (Ahlusnnah wal Jamaah) adalah halal darahnya.  Maka sampai saat ini orang Syi’ah banyak membantai orang-orang Sunni di Syiria dan Iraq. 
Di Indonesia sudah diprogram kelak tahun 2020 akan diterapkan seperti di Syiria dan Iraq.  Ternyata kejadian penyerangan kepada Majlis Ad Dzikra (pimpinan Ustadz Arifin Ilham) di Sentul-Depok juga diserang oleh 50 orang Syi’ah.  Mereka sudah mulai mengadakan uji-coba bagimana reaksi masyarakat terhadap gerakan Syi’ah di Indonesia.

Dan masih banyak lagi tanda-tanda (ciri-ciri) orang Syi’ah, sebagaimana bisa dilihat dalam CD (tayangan rekaman) kegiatan mereka, bagaimana tata-cara peribadatan mereka, dari cara ber-wudhu, Adzan, Sholatnya dan seterusnya berbeda dengan cara peribadatan Ahlussunnah wal Jamaah. 

(Jamaah Pengajian Dhuha Masjid Baitussalam menyaksikan tayangan pada layar hasil rekaman/CD sebagian dari kegiatan peribadatan orang Syi’ah).

Sekian bahasan, mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN LAILAHA ILLA ANATA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIK

Wassalamu’alaikum warohmatullahu wabarokatuh.

No comments:

Post a Comment