PENGAJIAN DHUHA MASJID BAITUSSALAM
Persiapan Romadhon.
Ustadz Said Ahmad
Jum’at, 18 Sya’ban 1436 H – 5 Juni 2015.
Assalamu’alaikum
wr.wb.,
Muslimin
dan muslimat yang dirahmati Allah subhanahu
wata’ala,
Tema bahasan kali ini adalah : Persiapan Bulan Romadhon. Apa sebab
kita harus mempersiapkan diri untuk memasuki bulan Romadhon?. Karena hal ini
merupakan tradisi Rasulullah shollallahu
‘alaihi wasallam beserta para sahabat beliau, tradisi para Tabi’in, dan para Tabi’uttabi’in dan orang-orang
beriman pada masa dahulu.
Bahkan Allah subhanahu wata’ala mengajarkan kepada kita melalui peristiwa Isra – Mi’raj Rasulullah shollallahu
‘alaihi wasallam, dimana beliau dipersiapkan benar oleh Allah subhanahu wata’ala, untuk memasuki bulan
Romadhon. Walaupun ketika itu Rasulullah shollallahu
‘alaihi wasallam ditinggalkan isteri beliau yang sangat beliau cintai yaitu
Khodijatul Qubro.
Dimana Khodijatul Qubro sebelum
menghembuskan nafasnya yang terakhir,
Rasulullah shollallahu ‘alaihi
wasallam menangis dan meneteskan air-mata, tetesan air-mata beliau jatuh di
dada Khodijatul Qubro, sampai Khodijatul Qubro berkata : “Ya Rasulullah, aku tahu bahwa engkau sedih, air-matamu menetes di
dadaku, jika sekiranya nanti aku sudah tiada, dan engkau masih membutuhkan
diriku, maka galilah kuburku, ambillah tulang-belulangku, jadikan sebagai
jembatan perjalanan hidupmu”.
Menunjukkan bahwa pada saat itu Khodijah
telah menghabiskan jiwa-raga dan hartanya untuk perjuangan Islam. Bahkan
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam
sejak muda bersama-sama dengan beliau Khodijah.
Sebagaimana kita ketahui ketika beliau berusia 25 tahun dipersunting dan
menjadi suami Khodijatul Qubro. Seluruh harta dan kekayaan Khodijah
dipersembahkan untuk perjuangan Rasulullah shollallahu
‘alaihi wasallam bersama beliau. Hingga akhirnya Khodijah wafat dan
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam
sangat sedih. Dalam sejarah disebutkan bahwa bulan itu adalah bulan-kesedihan.
Kemudian Allah subhanahu wata’ala memberikan “hiburan” agar Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam tidak larut
dalam kesedihan, yaitu dengan diperjalankannya beliau dalam peristiwa Isra-Mi’raj. Yang juga merupakan persiapan Allah terhadap Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam.
Seorang Ahli Hadits, bernama Imam Ahmad
meriwayatkan peristiwa Isra-Mi’raj Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam, sebagai kita kenal dalam AlQur’an Surat Al Isra’ ayat 1 :
سُبۡحَـٰنَ ٱلَّذِىٓ أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَيۡلاً۬
مِّنَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ إِلَى ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡأَقۡصَا ٱلَّذِى بَـٰرَكۡنَا
حَوۡلَهُ ۥ لِنُرِيَهُ ۥ مِنۡ ءَايَـٰتِنَآۚ إِنَّهُ ۥ هُوَ
ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ (١)
Maha
suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al
Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar
Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami.
Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.
Ayat tersebut dimulai dengan kalimat “Subhanallah”
(Mahasuci Allah). Boleh kita katakan bahwa
satu-satunya Surat dalam AlQur’an yang di awali dengan kalimat “Subhana” (Mahasuci Allah), maknanya :
Allah subhanahu wata’ala memiliki
ke-ikut-andilan yang luar biasa dalam peristiwa Isra-Mi’raj. Banyak orang yang mengatakan bahwa peristiwa
tersebut irrasional (tidak masuk
akal).
Bahkan ketika itu di kalangan para sahabat
beliau banyak yang terguncang hati mereka karena Abu Jahal ketika mencaci-maki
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam, mengatakan : Tidak mungkin terjadi peristiwa
itu.
Itulah sebabnya Allah subhanahu wata’ala berfirman : “Subhanalladzi
asra bi ‘abdihi” (Mahasuci Allah
yang telah memperjalankan hamba-Nya) pada suatu malam dari Masjidil Haram ke
Masjidil Aqsha, sebagian dari tanda-tanda Kekuasaan-Nya, kepada Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam.
Dalam Hadits riwayat Imam Ahmad, bahwa
Allah subhanahu wata’ala memerintahkan
kepada Malaikat Jibril untuk mengambil sebuah kendaraan yang tercepat
(Buroq), yang kecepatannya belum
tertandingi oleh pesawat apapun sampai hari ini. Pada malam itu Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam dibawa dari
Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang jaraknya hampir 1000 Km. Sampai di
Masjidil Aqsha beliau disodori minuman dua macam : susu
dan khomer (arak). Dan beliau mengambil minuman susu. Maka Jibril berkata : “Ya Rasulullah, engkau
telah mengambil minuman yang tepat (susu).
Karena susu adalah minuman fitrah manusia”.
Seandainya ketika itu Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam mengambil
minuman khomer, niscaya di kemudian hari umatnya tidak akan henti-hentinya
meminum khomer (minuman keras), dan akan selalu melakukan pembangkangan-pembangkangan
dan kesalahan-kesalahan terhadap Allah subhanahu
wata’ala.
Dari Masjidil Aqsha, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam naik ke
langit lapis pertama, berjumpa dengan Nabi Adam ‘alaihissalam, dan malaikat Jibril menceritakan kepada Adam ‘alaihissalam keperluannya membawa
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam
atas perintah Allah subhanahua wata’ala. Kemudian Nabi Adam ‘alaihissalam memberi salam dan mendo’akan agar Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam diberi
keberkahan dan kemuliaan oleh Allah subhanahu
wata’ala bersama dengan umatnya.
Selanjutnya Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam naik ke
langit lapis kedua, bertemu dengan Nabi Yahya dan Nabi Harun ‘alaihimussalam, yang juga mendo’akan
semoga Rasulullah shollallahu ‘alaihi
wasallam diberikan keberkahan dan kemuliaan bersama umatnya.
Kemudian naik ke langit yang ketiga,
disana berjumpa dengan Nabi Zakariya ‘alaihissalam
juga dido’akan dengan do’a yang sama. Naik lagi ke langit ke-empat berjumpa
dengan Nabi Idris ‘alaihissalam, juga
dido’akan dengan do’a yang sama. Naik lagi ke langit ke-lima berjumpa dengan
Nabi Musa ‘alaihissalam, juga
dido’akan dengan hal yang sama, naik lagi ke langit ke-enam berjumpa dengan
Nabi Yusuf ‘alaihissalam juga
dido’akan dengan do’a yang sama.
Kemudian naik lagi ke langit ke-tujuh berjumpa dengan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam.
Ketika itu Nabi Ibrahim ‘alaihissalam sedang bersandar di
Sidratul Muntaha di mana pada saat itu ribuan malaikat sedang ber-Thawaf, yang
setiap harinya tidak kurang dari 70.000 malaikat melakukan Thawaf. Menunjukkan bahwa malaikat juga melakukan Thawaf,
bukan saja manusia yang sedang ber-haji
atau melakukan umrah.
Dalam riwayat tersebut dikatakan apabila
malaikat itu datang untuk melakukan Thawaf, tidak pernah di lain waktu datang kembali
untuk Thawaf. Setiap hari berdatangan
terus para malaikat sebanyak tidak kurang dari 70.000 malaikat.
Ketika itu Malaikat Jibril berkata kepada
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam :
“Ya Rasulullah, sampai disini saja aku, dan engkau sendiri
menghadap Rabb-mu”. Maka naik lagi Rasulullah ke langit yang lebih tinggi
lagi, dan di sinilah Rasulullah shollallahu
‘alaihi wasallam berjumpa dengan Allah
subhanahu wata’ala, melihat Keagungan Wajah Allah subhanahu wata’ala.
Dalam peristiwa tersebut Allah subhanahu wata’ala memberikan perintah
untuk melakukan kewajiban sholat sehari-semalam sebanyak 50 kali. Ketika turun
lagi ke langit ke-lima berjumpa dengan
Nabi Musa ‘alaihissalam, oleh Nabi
Musa ‘alaihissalam disarankan agar
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam
memohon pengurangan dari jumlah 50 kali sholat sehari-semalam. Maka Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam naik kembali menghadap Allah subhanahu wataa’ala untuk memohon
pengurangan jumlah sholat. Maka
dikurangilah menjadi 45 kali.
Ketika turun dan bertemu lagi dengan Nabi
Musa ‘alaihissalam, beliau disarankan
lagi oleh Nabi Musa ‘alaihissalam
agar mohon lagi pengurangan, karena 45
kali sholat sehari semalam masih terlalu banyak, dikhawatirkan umat
beliau tidak mampu melaksanakannya.
Maka Rasulullah shollallahu
‘alaihi wasallam naik kembali, demikian berkali-kali sampai akhirnya
diperintahkan sholat bagi umat beliau
untuk sholat 5 kali sehari-semalam.
Dengan Isra’-Mi’raj itu, di kala
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam
sedang dalam keadaan sedih, maka terobatilah kesedihan beliau. Sekaligus peristiwa itu sebagai persiapan
yang diberikan kepada Rasulullah shollallahu
‘alaihi wasallam untuk memasuki Bulan
Romadhon. Maka ada do’a yang
diajarkan oleh Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam dalam persiapan
menghadapi Romadhon :
Allahumma barik fi rojaba wa sya’ban wa
balighna romadhon
(Ya Allah ya Tuhan kami, berkahilah aku di bulan Rojab dan Sya’ban dan sampaikanlah
umurku di bulan Romadhon).
Persiapan
Romadhon.
Pertama-tama Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam
dipersiapkan mentalnya, ke-imanannya.
Maka Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam Surat Al Baqarah ayat 183 :
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡڪُمُ
ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِڪُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ (١٨٣)
Hai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu
agar kamu bertakwa,
Artinya, bukan saja kepada kita kaum
muslimin, tetapi kewajiban puasa itu juga diperintahkan kepada umat-umat
sebelumnya, umat-umat terdahulu. Agar
dengan berpuasa itu menjadikan orang yang bertakwa.
Dalam Hadits Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Orang yang berpuasa karena Allah maka
dosa-dosanya diampuni oleh Allah subhanahu wata’ala bagaikan bayi yang baru
lahir dari kandungan ibunya”
Bila Allah subhanahua wata’ala mempersiapkan Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam
ketika menghadapi Romadhon, maka kita sebagai umat Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam dan kita
sebagai hamba Allah subhanahu wata’ala,
selayaknya-lah kita mempersiapkan diri
menghadapi bulan Romadhon yaitu :
1. Ke-imanan harus benar-benar kita persiapkan. Karena yang dipanggil oleh Allah subhanahu wata’ala bukan orang Islam,
melainkan (hanya) orang beriman
untuk melaksanakan puasa di bulan Romadhon.
2.
Quwatul Jismi (Kekuatan fisik)
harus dipersiapkan. Karena fisik sangat
penting . Maka dalam AlQur’an disebutkan : Bila
kalian sakit, maka tidak diwajibkan untuk berpuasa. (Surat Al Baqarah ayat
184). Mulai sekarang anda boleh melakukan
periksa kesehatan, kolesterol, Maag, dst.
3.
Maaliyah (harta), kesiapan
bahan makanan untuk berbuka atau sahur, untuk infak. Karena amalan di bulan Romadhon
dilipat-gandakan pahalanya. Maka hendaknya kekuatan harta untuk infak, shodakoh
dst, sebaiknya dipersiapkan. Amalan dan ibadah Sunnah di bulan Romadhon
pahalanya sama dengan ibadah Fardhu
di luar bulan Romadhon. Ibadah Fardhu pahalanya dilipat-gandakan oleh Allah subhanahu wata’ala dan hanya Allah yang
mengetahui berapa banyaknya apahala.
Dalam Hadits Rasulullah shollalalahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“Barangsiapa yang beribadah kepada Allah
subhanahu wata’ala untuk mendapatkan pahala, maka ibadah orang tersebut seperti
ibadahnya pedagang.
Barangsiapa
yang beribadah kepada Allah subhanahau wata’ala karena takut dimasukkan ke
dalam Neraka, maka ibadah orang tersebut seperti ibadahnya seorang budak
(pegawai). Barangsiapa yang beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala karena
mengharapkan ridho Allah saja, maka ibadah orang tersebut adalah ibadah yang
Hakiki (yang sebenar-benar ibadah)”.
Selanjutnya Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Apabila bulan Romadhon, maka pintu Surga
dibuka lebar-lebar dan pintu Neraka ditutup rapat-rapat, dan syaitahn-syaithan dibelenggu”.
Itulah bentuk persiapan dan penghargaan dari Allah subhanahu wata’ala, berkaitan dimuliakan
bulan Romadhon oleh Allah subhanahu
wata’ala.
Ada lagi Hadits Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Barangsiapa yang hatinya senang (bergembira) dengan datangnya bulan
Romadhon, maka Allah mengharamkan jasadnya disentuh api neraka”. Tetapi Hadits tersebut masih diperselisihkan
ke-Shohih-annya, ada sebagian ulama yang mengatakan Hadits tersebut dho’if (lemah). Namun demikian untuk memberikan semangat
beribadah di bulan Romadhon, membangun keimanan dan membangun Maaliyah
kita di bulan Romadhon, hadits tersebut bisa dijadikan
Fadhilah-fadhilah amalan kita kepada Allah subhanahu
wata’ala.
Marilah kita persiapkan diri dan keluarga
kita, karena belum tentu kita bisa memasuki Romadhon tahun depan, maka Do’a
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam sebagaimana disebutkan di atas
:
Allahumma barik fi rojaba wa sya’ban wa
balighna romadhon ( Ya
Allah ya Tuhan kami, berkahilah kami sampai bulan Rojab dan Sya’ban dan sampaikan umur kami di bulan
Romadhon).
Sekarang kita berdo’a untuk memasuki bulan
Romadhon, maka bulan Romadhon tahun depan-pun sudah termasuk dalam do’a
tersebut. Demikian, karena urgensi-nya
bulan Romadhon. Allah subhanahu wata’ala
berfirman dalam AlQur’an Surat Al Baqarah ayat 185 :
شَہۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ
هُدً۬ى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَـٰتٍ۬ مِّنَ ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِۚ فَمَن شَہِدَ
مِنكُمُ ٱلشَّہۡرَ فَلۡيَصُمۡهُۖ وَمَن ڪَانَ مَرِيضًا أَوۡ عَلَىٰ سَفَرٍ۬
فَعِدَّةٌ۬ مِّنۡ أَيَّامٍ أُخَرَۗ يُرِيدُ ٱللَّهُ بِڪُمُ ٱلۡيُسۡرَ وَلَا
يُرِيدُ بِڪُمُ ٱلۡعُسۡرَ وَلِتُڪۡمِلُواْ ٱلۡعِدَّةَ وَلِتُڪَبِّرُواْ ٱللَّهَ
عَلَىٰ مَا هَدَٮٰكُمۡ وَلَعَلَّڪُمۡ تَشۡكُرُونَ (١٨٥)
(Beberapa hari
yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan
(permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena
itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan
itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau
dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak
hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki
kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu
mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya
yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.
Atas dasar ayat tersebut, maka hendaknya
di bulan Romadhon kita banyak-banyak membaca
AlQur’an, untuk semakin meningkatkan ke-imanan kita. Selama satu tahun (11 bulan) kita menapaki
kehidupan yang penuh dengan onak dan duri, berbagai macam problem, sehingga
bisa menurunkan derajat ke-imanan kita. Maka dengan menghidupkan (memperbanyak
ibadah) di bulan Romadhon, mudah-mudahan ke-imanan kita semakin meningkat, dan
Allah subhanahu wataa’ala akan lebih
banyak memberikan pahala dan ampunan bagi kita.
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam Hadits shahih : “Barangsiapa yang menghidupkan bulan Romadhon, terutama pada
malam-malam Romadhon, maka dosa-dosa orang itu akan diampuni oleh Allah
subhanahu wata’ala yang terdahulu”.
Maksudnya, selama satu bulan penuh
(Romadhon) kita digembleng oleh Allah subhanahau
wata’ala, karena ibadah puasa hanya Allah dan kita sendiri yang tahu. Sementara
ibadah yang lain seperti sholat, zakat, Haji, orang akan tahu dan menyaksikan. Maknanya, puasa mengajarkan kejujuran,
kesungguhan hati, juga agar kita memaksimalkan potensi umur kita.
Sekian bahasan, mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYAHADU AN
LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIK.
Wassalamu’alaikum
warohmatullahi wabarokatuh.
____________
No comments:
Post a Comment