PENGAJIAN DHUHA MASJID BAITUSSALAM
Makna Hidup Manusia
Ustad Felix Siauw
Jum’at,
24 Dzulhijjah 1433 H – 9 Nopember 2012
Assalamu’alaikum
wr.wb.,
Muslimin
dan muslimat yang dirahmati Allah subhanahu
wata’ala,
Bahasan kali ini adalah tentang Makna Hidup Manusia
berdasarkan AlQur’an Surat Al Baqarah ayat 30 – 38, yang pada hakekatnya
ayat-ayat tersebut bercerita tentang perbandingan agama. Karena kita tahu bahwa agama terbesar di
dunia sekarang ini adalah Kristen dan Islam. Berikut kita lihat dari dua agama
tersebut bagaimana mengatur tujuan hidup
manusia. Dan apa konsekuensinya bagi hidup manusia pada zaman sekarang.
Banyak orang yang berfikir dan menelaah
tentang Tujuan Hidup manusia yang secara sadar atau tidak, secara
langsung atau tidak, selalu ia tanyakan
dalam hidupnya sendiri. Kadang ketika
kita menjalani hidup, bila sudah jenuh pada suatu titik maka kita akan
bertanya, sebenarnya hidup ini untuk apa ?
Ketika seseorang pada usia-usia tertentu, ia berpendapat bahwa hidup ini
untuk mencari uang (harta), lalu ia mati-matian bekerja mencari uang. Sampai pada suatu titik kemudian
bertanya-tanya, benarkah hidupku ini untuk mencari uang (harta) ? Diperbudak
oleh kerja ? Benarkah hidupku untuk itu ?
Barangkali untuk orang lain mengatakan
bahwa hidup ini untuk happy, bahagia
dan kesenangan, sampai pada suatu titik
dimana kesenangan sudah jenuh, maka orang berfikir lagi, benarkah hidup
ini untuk kesenangan belaka ? Lalu
muncul pemikiran tentang Tujuan Hidup. Bahkan tidak jarang orangtua sudah sejak dini
menanamkan tentang tujuan hidup untuk anak-anaknya seperti apa. Dan
parahnya, banyak orangtua yang
menanamkan kepada anak-anaknya bahwa tujuan hidup tidak lebih sekedar
materi. Biasanya pesan orangtua kepada
anak-anaknya : Belajar baik-baik agar kelak menjadi orang. Yang dimaksud
menjadi orang adalah sukses, punya
harta banyak, punya rumah mewah, punya mobil pribadi, bisa meng-Hajikan
orangtuanya, dst.
Itulah kata mereka tentang definisi “menjadi
orang”, itulah tujuan hidup. Sehingga tidak
aneh, bila akhirnya anak-anak mereka mengejar materi saja.
Tujuan
hidup menurut pandangan Nasrani dan pandangan Islam.
Menurut pandangan orang-orang Nasrani, dalam
AlKitab yang terdiri dari Kitab
Perjanjian Lama (Old Testament) dan Kitab Perjanjian Baru (New Testament), di
mana dalam Kitab Perjanjian Lama (Kitab sebelum Nabi Isa Almasih lahir) dan
Kitab Perjanjian Baru (Kitab setelah Nabi Isa Almasih lahir) dan Kitab
Perjanjian Baru inilah yang disebut Bibel
(Injil). Sedangkan Kitab Perjanjian Lama berisi tentang Kitab-Kitab
terdahulu (Taurat dan Zabur).
Kitab
Perjanjian Lama
punya Surat 1
(pertama), namanya Surat Genesis
(Surat Kejadian) yang menceritakan sebagaimana judulnya yaitu Penciptaan alam
semesta dan bagaimana terjadinya manusia.
Dikisahkan di situ : Tuhan
menciptakan bumi dan langit dalam tujuh masa.
Demikian kata mereka dalam Surat Genesis. Selanjutnya diceritakan tentang :
Hari pertama menciptakan apa, hari kedua menciptakan apa, dan selanjutnya hari
ketiga, keempat, kelima, ke enam, sampai hari ketujuh Tuhan bersitirahat (And
God have rest). Itu menurut mereka.
Dalam terjemahan yang lain diceritakan :
Setelah menciptakan bumi dan
langit dalam enam masa, Tuhan lalu tidur
pada Hari Ketujuh. Karena itulah muncul pemahaman dalam agama mereka “Hari
Ketujuh”. Kalau Tuhan saja tidur
(beristirahat), berarti manusia tidak boleh bekerja pada hari tersebut. Maka
orang-orang Nasrani (Awal) menjadikan hari ibadah setiap pekan pada hari
ketujuh, namanya Hari Sabath (artinya
: Hari ke tujuh). Maka orang-orang Yahudi dan Nasrani zaman dulu melakukan
peribadatan pada hari Sabath (Hari ketujuh), karena hari itu Tuhan sedang
istirahat (tidur). Maka paham mereka, manusia tidak boleh bekerja pada hari
tersebut, kecuali beribadah saja.
Selanjutnya diceritakan dalam Kitab tersebut: Setelah Tuhan menciptakan langit dan bumi, kemudian Tuhan menciptakan
dan menumbuhkan berbagai-macam pohon.
Termasuk di dalamnya pohon yang buahnya bisa dimakan dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman
serta pohon pengetahuan tentang yang
baik dan yang jahat. (Kitab Genesis 2 : 9)
Dalam Kitab tersebut diceritakan
bahwa setelah Tuhan menciptakan
segala macam surga, bumi, langit dst,
maka Tuhan menciptakan sebuah taman, namanya Taman Eden (Surga). Di
taman itu tumbuh dua batang pohon yang sangat menarik, sangat sepesial, yaitu
yang bernama Pohon Pengetahuan dan Pohon Kehidupan.
Disebutkan dalam Kitab : Kemudian Tuhan Allah berpesan, semua pohon
dalam taman ini boleh engkau makan dengan bebas. Tetapi Pohon Pengetahuan
(tentang yang baik dan yang jahat) jangan engkau makan buahnya, karena bila
engkau makan, engkau pasti mati.
Ternyata itulah larangannya, yaitu boleh tinggal di Surga Eden, tetapi
tidak boleh memakan satu buah, karena akan mati. Itulah terminologi orang
Kristen.
Ternyata setan membujuk laki-laki dan perempuan. Menurut cerita dalam AlKitab tersebut,
setelah dilarang seperti itu, Tuhan lalu
meninggalkan manusia di Taman Eden.
Setalah itu datanglah setan yang menjelma dalam bentuk
seekor ular dan ular itu berkata kepada manusia : “Sekali-kali kamu tidak akan
mati tetapi Allah mengetahui bahwa pada
waktu kamu memakannya, justru matamu akan terbuka. Engkau akan bisa menjadi seperti Allah, tahu
yang baik dan yang jahat” (Genesis 3 : 6).
Maksudnya : Bahwa Tuhanmu menyuruh
kamu tidak boleh memakan buah itu, tetapi Tuhanmu bohong, kamu tidak makan mati kalau kamu memakan buah
itu. Justru kalau kamu memakan buah itu
yaitu buah pengetahuan, kamu akan
punya banyak pengetahuan, sama dengan Tuhan. Buah itu tidak boleh dimakan oleh kamu, karena
Tuhan takut tersaingi, yaitu bukan saja Tuhan yang punya pengetahuan tetapi
kamu juga punya pengetahuan.
Akhirnya perempuan itu mengambil buah itu. Maka perempuan itu melihat buah pohon itu
baik untuk dimakan. dan sedap pula kelihatannya. Lagipula pohon itu menarik hati karena
memberikan ilmu (pengetahuan). Lalu ia mengambil buahnya dan dimakannya. Setelah dimakan maka ia juga memberikan
kepada suaminya dan suaminya-pun memakannya.
Gara-gara itulah maka manusia melanggar peraturan Tuhan (Genesis 3 : 6).
Itulah cerita dalam terminologi Kristen.
Karena itu pula-lah orang Kristen membenci perempuan pada
awalnya. Karena itu mereka menjuluki perempuan adalah perangkap setan. Mereka (orang Kristen) mengatakan bahwa setan
tidak berani menggoda laki-laki, karena laki-laki anti godaan. Yang digoda adaalh perempuan. Maka dahulu salah seorang Uskup di Roma
(Itali) sempat mengatakan bahwa perempuan adalah perangkap setan. Karena setan tidak bisa menggoda laki-laki,
maka setan menggoda perempuan. Karena
perempuanlah maka kita manusia lalu diturunkan di dunia. Seandainya perempuan
tidak makan buah itu, kita semua masih ada di Surga. Demikian kata mereka. Maka perempuan lalu
disalah-salahkan, karena perempuan akalnya lemah.
Cerita mereka selanjutnya, setelah memakan buah itu mereka sadar bahwa
mereka menjadi telanjang. Awalnya tidak punya pengetahuan lalu menjadi punya
pengetahuan. Kemudian mereka merasa malu
karena sudah punya pengetahuan maka lalu diambillah daun-daunan dari Surga
untuk menutupi auratnya, dan mereka bersembunyi di balik semak-belukar.
Diceritakan berikutnya : “Petang itu Tuhan Allah berjalan di dalam taman. Lalu
mereka berdua bersembunyi di antara pohon-pohon supaya tidak terlihat oleh Tuhan.
Tetapi Tuhan Allah berseru kepada laki-laki itu : “Dimanakah engkau ?”.
Memang aneh, Tuhan tidak tahu manusia berada, hanya karena manusia itu
bersembunyi di antara pohon-pohon. Tetapi itulah AlKitab mereka. Itu membuktikan
bahwa AlKitab itu buatan manusia.
Berbeda dengan AlQur’an yang tidak sedikit-pun cela dalam
penceritaan-nya.
Ternyata setelah mereka diketahui dan diketahui pula telah memakan buah terlarang, cerita berikutnya : “Kemudian Tuhan menyeru kepada orang
laki-laki itu : Apakah karena itu lalu kamu memakan buah ? Aku mendengar kamu
di taman, maka aku menjadi takut. Tuhan
berkata : Siapa yang mengatakan kepadamu bahwa kamu telanjang ? Apakah kamu
telah memakan buah yang telah Aku larang ?
Maka laki-laki itu menjawab : Perempuan yang engkau buat
untuk menemani aku telah memberi buah
itu kepada aku lalu aku makan. Tuhan bertanya kepada perempuan : Benarkah kamu
yang memberi buah itu ? Perempuan itu
berkata : Tidak, aku ditipu oleh ular
sehingga aku memakan buah itu. (Genesis 3 : 8-9).
Itulah sifat manusia yang diceritakan dalam AlKitab, bahwa manusia suka
berkilah, tidak mengaku apa yang diperbuatnya dan menyalahkan orang lain.
Setelah terbukti bahwa semua itu terjadi dan larangan sudah dibuat, maka
semuanya terkena kutuk. Ular juga dikutuk.
Tuhan Allah berkata kepada ular : “Engkau
akan dihukum karena perbuatanmu. Dari seluruh binatang hanya kamu yang harus
menanggung kutukan ini. Yaitu kamu akan berjalan menjalar (dengan perut), makan
debu seumur hidup dan perempuan akan saling membenci, keturunanmu
bermusuhan. Keturunan-nya akan
meremukkan kepalamu, engkau menggigit tumit mereka”.
Itulah kutukan bagi ular. Kutukan bagi orang perempuan lebih spesifik lagi
: Tuhan Allah menyeru kepada perempuan :
“Aku akan menambah kesakitanmu selagi kamu hamil dan pada waktu kamu
melahirkan. Tetapi kamu akan tetap
birahi walaupun begitu, kamu akan tunduk kepadanya”.
Itulah hukuman bagi orang perempuan menurut versi Kristen (AlKitab), yaitu
hamil dan melahirkan akan terasa sakit,
tetapi ia akan tetap senang kepada suaminya. Jadi menurut Krsiten hamil
dan melahirkan adalah hukuman.
Berbeda dengan Islam, dimana bila orang perempuan merasa sakit sedikit
ketika hendak melahirkan para malaikat membantu dengan Istighfar. Ketika tepat hendak melahirkan malaikat ber-Istighfar lagi. Ketika bayi sudah lahir
dengan selamat dan bayi itu fitrah, yang melahirkan ikut fitrah, Bila bayi itu
meninggal ketika dilahirkan, maka ia menunggu
ibunya di surga apabila ibu-bapaknya ikhlas. Bila ibunya meninggal
karena melahirkan maka ia terhitung mati sahid.
Itulah suatu contoh bahwa Islam berbeda dengan agama lain. Bahwa Islam
memuliakan wanita.
Kembali kepada cerita AlKitab: Bahwa Tuhan tidak saja memberikan hukuman bagi perempuan tetapi juga
kepada laki-laki. Yaitu laki-laki
kemudian diperintahkan untuk bekerja keras mencari nafkah. Setiap kerja keras maka itu adalah sebuah
hukuman. Tuhan berkata : Karena engkau
mendengarkan perkataan isterimu, yaitu memakan buah yang Aku larang, karena
perbuatanmu maka terkutuklah tanah, engkau harus bekerja keras seumur hidup,
karena tanah ini menghasilkan makanan, semak dan duri akan dihasilkan, tumbuhan
liar akan menjadi makanan. Kamu akan bekerja keras, bersusah-payah dan
mengeluarkan keringat sampai menghasilkan sesuatu. Sebab kamu berasal dari
tanah, dari tanah kamu dibentuk dan kepada tanah kamu akan kembali.
Itulah yang menjadi sebuah filosofi mereka, bahwa karena manusia berbuat
dosa maka ia turun ke dunia, dikarenakan ia telah memakan buah yang telah Tuhan
larang.
Setelah manusia dan setan turun ke dunia, Tuhan berkata kepada malaikat,
inilah perkataan Tuhan :
“Berfirmanlah Tuhan Allah, sesungguhnya manusia itu telah
menjadi salah satu dari kita, mereka tahu tentang yang baik dan tentang yang
jahat, karena itu jangan sampai dia mengulurkan tangannya lagi dan mengambil
pula buah dari pohon kehidupan. Sebab
kalau dia sampai makan dari pohon kehidupan maka dia akan hidup selamanya.
Oleh karena itulah Tuhan Allah mengusir mereka dari Taman
Eden, supaya mengusahakan dia menghalau dan di sebelah timur Taman Eden, untuk menjaga pohon kehidupan ini
ditempatkanlah beberapa Kerub”.
Keterangan:
Kerub dalam bahasa internasional adalah Cherrobin (lihat di Google) yaitu binatang yang sangat mengerikan. Kepalanya berbentuk kepala singa, punya sayap
dan selalu memegang pedang yang menyala-nyala.
Pedang itu diayun-ayunkan, menyambar siapa saja yang berani mendekati
pohon kehidupan.
Dari
ayat AlKitab tersebut banyak muncul cerita tentang Tree of Life (Pohon Kehidupan). Dalam film-film cerita (Game)
banyak cerita tentang Tree of Life, yaitu pohon yang memberikan kehidupan
abadi. Karena dalam paham kaum kapitalis mereka takut mati. Maka mereka mencari
cara agar bisa hidup abadi.
(Sementara orang Muslim justru tidak mau
hidup itu abadi, karena mereka sangat ingin bertemu dengan Allah subhanahu wata’ala di Akhirat. Untuk itu
maka orang harus mati).
Berdasarkan AlKitab, situs Taman Eden
berada di antara sungai Efrat dan sungai Tigris
(daerah Irak, Timur-Tengah). Maka
orang-orang Kristen sampai sekarang masih mencari, dengan harapan ada pintu
yang terlewat untuk menuju Taman Eden yang di situ masih ada pohon kehidupan
(Tree of Life). Itulah spekulasi mereka.
Kesimpulannya :
1.
Mereka
berpaham bahwa hidup mereka adalah untuk
menjalani sebuah hukuman karena mereka telah berbuat dosa dan Tuhan belum
memaafkan mereka, maka di dunia pekerjaan mereka adalah menjalani hukuman.
Hamil dan melahirkan adalah hukuman. Bahkan turunnya manusia ke dunia ibarat
mereka sedang dipenjara di dunia, karena menjalani sebuah hukuman sampai pada
waktu tertentu dan tidak ada Job
Discribsion.
2. Tuhan mereka bohong.
Karena Tuhan berkata : “Kalau kamu
makan buah ini kamu akan mati". Ternyata sesudah makan buah terlarang itu
mereka (manusia) itu tidak mati. Berarti Tuhan tidak benar. Yang benar adalah
setan, yang mengatakan: “Tuhanmu bohong,
kamu tidak akan mati setelah makan buah ini.
Justru kalau kamu makan, maka kamu akan punya pengetahuan. Tuhan itu bohong, dia takut tersaingi, maka
kamu dilarang makan buah itu”.
3.
Tuhan belum
memaafkan manusia , karena manusia diturunkan ke bumi dalam keadaan Tuhan
marah. Maka muncullah konsep Dosa-asal (dosa waris). Artinya setiap manusia punya dosa turunan
yaitu dosanya Adam dan Hawa. Untuk menebus dosa itu maka harus lewat Jesus yang disalib di kayu salib. Itulah dongeng mereka.
Itulah pemahaman berdasarkan orang-orang
Krsiten, yang kitabnya tidak benar. Maka AlQur’an
menyebutkan : Kalau Kitab itu buatan
manusia, maka kamu akan menemukan pertentangan yang banyak.
Ternyata benar, baru membaca Kitab Genesis sebagian saja, baru pada Surat
Kejadian-Awal saja sudah terlihat Tuhannya bohong, yang tidak mungkin terjadi
di sebuah dunia nyata. Maka itu bukan
kitab yang benar.
Bagaimana dengan AlQur’an ?. Dalam
AlQur’an diceritakan hal yang sama yaitu pada (awal AlQur’an) Surat Al Baqarah ayat 30 :
Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka
bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah)
di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
Padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui."
Keterangan.
Yang dimaksud Khalifah dalam ayat
tersebut adalah wakil, pengelola (manager), di atas muka bumi. Perkataan Malaikat dalam ayat tersebut bukanlah protes,
melainkan sekedar konfirmasi dari perintah Allah. Dan Allah berfirman dalam ayat tersebut
: “Sesungguhnya
Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui” – Dan itu dibuktikan
kepada para Malaikat seperti dalam ayat berikutnya (ayat 31).
Ayat 31 :
Dan
Dia(Allah) mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian
mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku
nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"
Maksudnya, ketika Allah subhanahu wata’ala telah selesai
mengajarkan kepada Adam tentang nama-nama semua benda yang ada di bumi, dan
Adam-pun menjadi tahu semua nama benda itu, lalu Allah berfirman kepada para
malaikat untuk menyebutkan nama-nama benda itu, ternyata tidak ada malaikat
yang bisa menyebutkannya. Para Malaikat itu lalu menjawab sebagaimana ayat 32
berikut.
Ayat
32 :
Mereka
menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa
yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui
lagi Maha Bijaksana."
Maka setelah Malaikat meng-konfirmasi
bahwa mereka tidak bisa melakukan hal itu, tidak tahu nama-nama benda yang
telah di ajarkan kepada Adam, maka Allah subhanahu
wata’ala memberikan lagi kepada Adam
seperti dalam ayat 33 berikut :
Ayat
33 :
Allah
berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda
ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu,
Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku
mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan
apa yang kamu sembunyikan?"
Dari ayat tersebut, kita mendapatkan dalil bahwa Allah subhanahu wata’ala memberikan kepada manusia yang tidak diberikan kepada
malaikat. Yang membuat kita (manusia) lebih mulia daripada para malaikat. Yang
membuat kita diamanatkan yang tidak diamanatkan kepada para malaikat, itulah akal. Kemampuan untuk menyebutkan
nama-nama benda, kemampuan untuk mempelajari sesuatu. Karena diberi akal
itulah, maka kita dibebankan (diberikan) AlQur’an.
Maka manusia akan menjadi bodoh kalau tidak mau memakai akalnya. Tetapi bila manusia mau memakai akalnya, maka
ia akan lebih mulia daripada malaikat dan ciptaan-ciptaan yang lain.
Dan
(ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para Malaikat: "Sujudlah kamu
kepada Adam," Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur
dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.
Dalam ayat tersebut kata “Kami” (Allah)
adalah gaya-bahasa Arab yang menunjukkan sebuah majas (ketinggian). Yaitu
penggunaan kata “Kami” setelah Allah berhasil membuktikan kepada para malaikat
bahwa Dia (Allah) adalah benar, lalu berfirman seperti dalam ayat tersebut di
atas.
Dalam ayat tersebut : “Maka sujudlah mereka semua kecuali Iblis. Ia
enggan dan takabur dan ia termasuk golongan orang-orang kafir”.
Itulah sebagai catatan tentang dosa-dosa awal yang tersebut dalam
AlQur’an, yaitu : Rasa enggan (malas), takabur (sombong) merasa dirinya lebih
baik daripada yang lain, menolak
kebenaran dan meremehkan manusia, dst.
Dan itu dilakukan oleh Iblis, bukan malaikat. Karena dalam ayat lain AlQur’an menerangkan
bahwa malaikat dibuat dari cahaya dan Iblis dibuat dari api. Dan Iblis
berasal dari golongan Jin yang punya akal. Maka ia bisa membantah. Sedangkan malaikat
tidak punya akal, maka mereka tidak bisa dan tidak mungkin membantah, karena
tidak punya akal. Sedangkan Iblis punya
akal, maka Iblis membantah. Setelah
Iblis membantah maka ia termasuk golongan Jin yang kafir.
Ayat
35 :
Dan
Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan
makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai,
dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang
yang zalim.
Dalam ayat tersebut Allah subhanahu wata’ala tidak menyebutkan nama buah itu. Adapun yang menyebutkan buah Khuldi adalah Syaithan (Setan)
yang memberi nama. Sedangkan Allah tidak menerangkan itu pohon apa.
Mengapa Syaithan memberikan nama demikian
? Karena tipu-daya syaithan adalah : Ini pohon keabadian, kalau anda memakan
buahnya, maka anda akan bisa hidup selamanya. Lalu manusia tertarik. Sedangkan Allah subhanahu wata’ala tidak pernah menyebutkan itu abadi atau tidak. Karena itu hanyalah tipu-daya syaithan. Maknanya tidak ada kehidupan abadi di dunia
ini. Dan Syaithan selalu menjanjikan kepada manusia sesuatu yang abadi di
dunia.
Kemudian, apakah buah itu dimakan oleh
manusia (Adam dan Hawa) ? Ternyata
dimakan, tetapi Allah subhanahu wata’ala
menyebutkannya dengan bagus sekali dalam
ayat beriktut (ayat 36) dibandingkan bahasa AlKitab yang tidak bagus dan tidak
hemat isinya.
Ayat
36 :
Lalu
keduanya digelincirkan oleh syaitan
dari surga itu*] dan dikeluarkan dari keadaan semula**] dan Kami berfirman:
"Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu
ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang
ditentukan."
*] Adam dan hawa dengan tipu daya syaitan
memakan buah pohon yang dilarang itu, yang mengakibatkan keduanya keluar dari
surga, dan Allah menyuruh mereka turun ke dunia. yang dimaksud dengan syaitan
di sini ialah iblis yang disebut dalam surat
Al Baqarah ayat 34 di atas.
**] Maksud Keadaan semula ialah kenikmatan, kemewahan dan kemuliaan hidup
dalam surga.
Keterangan ayat.
Kata “digelincirkan”
menurut para ahli tafsir, artinya tidak sampai terjerembab, hanya terpelest,
tidak sampai jatuh terjerembab. Jadi
tidak terlalu serius dan bukanlah kejadian yang sangat istimewa, seperti yang
diceritakan oleh AlKitab, dimana Tuhan sampai marah besar (mengamuk) dan semua
terkena hukuman. Tidak demikian. Dalam
AlQur’an, kejadian tersebut bukanlah sesuatu yang sangat serius, bukan sesuatu
yang sangat besar.
Dalam ayat tersebut Allah subhanahu wata’ala berfirman : “Turunlah kamu dari surga, sebagian dari
kamu menjadi musuh bagian yang lain”.
Apakah itu maksudnya diusir ? Tidak. Kita
manusia tidak pernah diusir oleh Allah sebagaimana pendapat orang-orang
Krsiten. Maka jangan pernah beranggapan bahwa kita manusia di dunia ini karena
diusir oleh Allah. Orang Kristen
beranggapan (merasa) diusir, karena memang demikian kata-kata dalam
AlKitab.
Sedangkan dalam AlQur’an, kita tidak pernah diusir. Karena seperti kita baca
sebelumnya, yaitu pada ayat 30 tersebut di atas : “Sesungguhnya Aku (Allah) hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi”.
Maknanya, bahwa sejak awal memang Allah hendak menjadikan seorang
Khalifah (Manager) di muka bumi. Bahwa
maksud kita (manusia) diciptakan Allah subhanahu
wata’ala memang tidak pernah untuk mendiami Surga, tetapi untuk pergi ke
bumi. Jadi kita tidak pernah diusir
sebagaimana anggapan orang-orang Kristen.
Adapun kejadian itu adalah sebagai pembelajaran bagi manusia (suatu
proses) dan selanjutnya disuruh turun ke bumi.
Ayat
37 :
Kemudian Adam menerima beberapa kalimat*] dari Tuhannya,
Maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi
Maha Penyayang.
*] Tentang beberapa kalimat (ajaran-ajaran) dari Tuhan yang diterima oleh
Adam sebahagian ahli tafsir mengartikannya dengan kata-kata untuk bertaubat.
Dan Adam menerima ampunan dan maaf dari Allah subhanahu wata’ala karena taubatnya.
Maknanya: Allah telah menerima taubat manusia. Kalimat Taubat Nabi Adam ‘alaihissalam adalah : Robbana
dzolamna anfusana faillam taghfirlana watarhamna lana kunanna minal khosyirin (Ya
Rabb kami, kami telah men-dzolimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi
rahmat kepada kami, niscaya kami
termasuk orang-orang yang rugi).
Dan Allah memperkuat pernyataan-Nya di ayat yang lain : Innahu
huwa tawwaburrahim (Sesungguhnya
Allah Maha Menerima Taubat, dan Dia Maha Penyayang terhadap umat-Nya).
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam sebuah Hadits : Sekalipun anda datang dengan membawa
dosa-dosa sebesar gunung, maka Allah membawa ampunan sepenuh bumi.
Maka bagi kita tidak ada alasan untuk tidak bertaubat kepada Allah subhanahu wata’ala.
Sedangkan Adam bertaubat maka Allah maafkan dan diberikan ampunan. Maka
setiap manusia yang bertaubat, selama
taubatnya itu dengan tulus dan bersungguh-sungguh pasti Allah berikan maaf dan
ampunan.
Ayat
38 :
Kami
berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! kemudian jika datang
petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa
yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan
tidak (pula) mereka bersedih hati".
Dari ayat tersebut, kita ambil pelajaran
bahwa siapa yang mengikuti petunjuk dari Allah (yaitu AlQur’an dan Hadits),
pasti tidak ada kekhawatiran dan takut (sedih) dalam menjalani hidup di dunia
ini.
Kira-kira bila dibayangkan, Adam berkata
kepada Allah : “Ya Allah kami disuruh ke dunia, sedangkan kami tidak pernah di
dunia, lalu bagaimana mungkin kami bisa menjadi seorang Khalifah di dunia
?” Maka Allah subhanahu wata’ala menjawab : “Tenanglah kalian, turunlah ke bumi,
dan Kami akan turunkan Petunjuk untuk bagaimana menjadi seorang Khalifah di
bumi. Bila kamu ambil Petunjuk itu, maka Aku (Allah) jamin tidak akan ada
kekhawatiran dan kamu tidak akan bersedih karena Petunjuk-Ku pasti benar”.
Maka setelah itu Adam turun ke bumi dengan
mengambil Petunjuk Allah subahanahu wata’ala.
Dan yang sebenarnya kita manusia tidak
pernah diusir sebagaimana anggapan orang Kristen.
Yang terjadi adalah kesalahan manusia
ketika ia mendengarkan perkataan Syaithan dan itu merupakan pelajaram terakhir
dari Allah subhanahu wata’ala sebelum
manusia diturunkan ke dunia. Maka pesan Allah dalam AlQur’an : Innahu
lakum ‘aduwwummubin (Sesungguhnya syaithan itu adalah musuh yang nyata
bagimu).
Maka hati-hatilah wahai manusia, jangan
sampai kalian terpedaya sebagaimana Adam terpedaya oleh Syaithan. Tetapi bila
anda sampai terpedaya, dan pasti akan terpedaya, maka Allah subhanahu wata’ala sediakan ampunan
seluas bumi.
Maknanya, bahwa manusia dikaruniai akal,
dengan demikian manusia lebih mulia daripada malaikat. Dengan akal itu manusia bisa belajar, dan
bisa ber-taubat kepada Allah subhanahu
wata’ala.
Setiap
Bani Adam berdosa dan setiap pendosa yang
terbaik adalah yang bertaubat kepada Allah dengan segera, yang menyadari
kesalahananya, dan ber-Istighhfar kepada
Allah dan berhenti dari perbuatan dosanya itu dan berbuat kebaikan
sebanyak-banyakanya.
Maka manusia turun ke bumi dan kita (manusia) menjadi agen sebuah missi .
Missi kita adalah mengatur dunia dengan Islam, dengan AlQur’an, bersenjatakan akal yang telah dikaruniakan Allah subhanahu wata’ala, dan hati untuk bersenang-senang di
dunia. Dan dengan missi untuk
memakmurkan bumi, ada Job Discribsion-nya
yaitu AlQur’an dan As Sunnah. Agar
kita bisa melaksanakan dengan baik dan waktu kita terbatas.
Bedanya dengan anggapan Kristen, mereka menganggap dirinya sebagai residifis (terhukum) sedang menjalani hukuman di bumi, sementara
kita Umat Islam merasa sebagai Khalifah fil Ardh. (Pengelola bumi),
dimana ada kesenangan hidup dengan petunjuk Allah yaitu AlQur’an. Sedangkan
bagi orang Kristen, hidup ini seperti sedang menjalani hukuman, sesuai dengan
konsep agama mereka. Maka mereka senang dengan menghukum dirinya sendiri.
Contoh: Orang yang benar-benar
beragama Kristen asli, yang benar-benar mendalami agama, maka mereka harus
menyiksa diri. Minimal bagi seorang
pastur tidak boleh menikah. Itu berarti menyiksa diri. Sementara dalam Islam menikah itu enak, beristeri adalah kesenangan sekaligus
mendapat pahala. Dunia ini sesungguhnya hanyalah perhiasan. Dan sebaik-baik perhiasan
adalah isteri yang sholihah (suami yang sholih). Itulah kesenangan hidup dan
kita berhak untuk menikmatinya. Karena dunia memang diciptakan untuk itu, yaitu
ada kesenangan, ada peringatan dan ada
petunjuk dari Allah subhanahau wata’ala.
Kalau mereka yang orang Kristen merasa susah dan kesakitan tetapi kita umat
Islam tidak khawatir dan tidak sedih.
Inti dari bahasan ini adalah : Allah subhanahu
wata’ala menurunkan manusia ke dunia, membekali mereka dengan akal, yang
itu berbeda dengan para Malaikat. Oleh karena itulah mereka diberikan sebuah
amanah yang ditolak langit, bumi, gunung dan Malaikat.
Dan amanah dimaksud adalah AlQur’anul
Karim, yang kemudian bisa memakmurkan
bumi dan segala isinya. Maka bila manusia menggunakan akalnya maka ia akan
mendapatkan AlQur’an dan As Sunnah sebagai petunjuk yang membuat ia menjadi
muslim, beriman, kafir atau musyrik.
Allah subhanahu wata’ala
berfirman dalam Surat Thaha 123 – 127 :
123. Allah berfirman:
"Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh
bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa
yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.
124.
Dan arangsiapa berpaling dari peringatan-Ku (AlQur’an) maka sesungguhnya baginya
penghidupan yang sempit,dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan
buta".
125.
Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan
buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?"
126.
Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka
kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan".
127.
Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya
kepada ayat-ayat Tuhannya. dan sesungguhnya azab di akhirat itu lebih berat dan
lebih kekal.
Kesimpulan: Setiap ada masalah, maka itu akibat penyelewengan Syari’at. Maka agar tidak ada masalah, kita hendaknya
memakai Hukum Allah subhanahu wata’ala (AlQur’an).
Sekian bahasan, mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN
LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIK.
Wassalamu’alaikum
warohmatullahi wabarokatuh
________________
No comments:
Post a Comment