PENGAJIAN DHUHA
MASJID BAITUSSALAM
Memperkokoh Aqidah
H.Muhammad Alfis Chaniago
(MUI - Pusat)
Jum’at, 18 Dzulqo’dah 1438H – 11 Agustus 2017.
Assalamu’alaikum wr.wb.,
Muslimin dan muslimah yang dirahmati Allah subhanahu wata’ala.
Allah subhanahu
wata’ala berfirman dalam AlQur’an Surat
Al Baqarah ayat 216
Diwajibkan
atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci.
boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi
(pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui,
sedang kamu tidak mengetahui.
سُوۡرَةُ البَقَرَة
كُتِبَ عَلَيۡڪُمُ ٱلۡقِتَالُ وَهُوَ كُرۡهٌ۬ لَّكُمۡۖ
وَعَسَىٰٓ أَن تَكۡرَهُواْ شَيۡـًٔ۬ا وَهُوَ خَيۡرٌ۬ لَّڪُمۡۖ وَعَسَىٰٓ أَن
تُحِبُّواْ شَيۡـًٔ۬ا وَهُوَ شَرٌّ۬ لَّكُمۡۗ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ وَأَنتُمۡ لَا
تَعۡلَمُونَ (٢١٦)
Diwajibkan atas kamu berperang,
padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci
sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi [pula] kamu menyukai
sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui. (216)
Banyak orang yang
“sok tahu”, pedomannya hanya perasaan.
Padahal Islam mengajarkan : Terhadap ayat-ayat Allah kita harus Sami’na
wa atho’na (Kami mendengar dan kami taat). Walaupun itu berbentuk
peperangan.
Perang ada dua
macam : Perang Konvensional dan Perang Un-Konvensional.
Perang
Konvensional adalah perang senjata lawan senjata, fisik lawan fisik, seperti
Yahudi Israel memerangi Palestina.
Sasarannya adalah merebut daerah demi daerah.
Perang
un-konvensional adalah perang cita-cita. Perang
Idiologi, Perang Aqidah. Perng
Aqidah adalah tempat tumbuh Aqidah digantikan dengan keyakinan lain. Dan itu
yang terjadi skarang ini.
Sebetulnya saat
ini kita sedang berada dalam suasana peperangan yaitu Perang Aqidah. Kenapa umat
Islam banyak yang kalah dalam Perang Aqidah ini ? Karena memang Aqidahnya
lemah. Imannya lemah, lalu mari kita lihat Negara-negara yang kalah dalam
perang Aqidah.
Philipina
dalam
sejarahnya, dahulu 100% penduduknya beragama Islam. Sekarang penduduk Philipina
yang beragama Islam tinggal 2%-nya. Kemana yang 98%-nya, mereka telah menjadi umat yang lain, yang bukan Islam.
Karena kalah dalam Perang Aqidah. Begitu pula Singapore, dahulunya 95%
penduduknya beragama Islam, tetapi sekarang tinggal 15% yang beragama Islam.
Kemana yang 80% ? Mereka telah menjadi umat yang lain.
Perang
Aqidah
sebetulnya bukan persoalan main-main, bukan persoalan yang sepele. Walaupun persenjataan
Nuclear, Bom Atom diluncurkan dan meledak di suatu wilayah, tetapi bahaya-nya
tidak separah Perang Aqidah.
Perang
Aqidah
sepertinya tenang-tenang dan damai-damai saja, padahal musuh sudah masuk ke
dalam rumah kita dan menguasai mental anak-anak kita. Tetapi kita tenang-tenang
saja.
Kalau anda pergi
ke Bukhara, sebuah negeri di wilayah
Uzbekistan, tempat kelahiran perawi Hadits yang sngat terkenal, yaitu Imam Bukhari, bila anda datang ke sana
akan menemukan banyak bekas-bekas bangunan Islam. Karena dahulu di sana Islam
pernah berjaya. Karena kalah dalam
perang Aqidah, saat ini Bukhara (Uzbekistan) umatnya telah menjadi umat yang lain.
Memperkuat
Aqidah.
Dahulu, dalam
sejarah penduduk Indonesia yang beragam Islam 97% dari seluruh jumlah penduduk.
Sekarang umat Islam Indonesia diperkirakan 85%. Yang 12 % menjadi umat yang lain. Walaupun Islam tidak
akan pernah habis di dunia, tetapi tidak tertutup kemungkinan Islam akan pamit
dari negeri Indonesia tercinta ini.
Kenapa ? Karena
kita tidak pandai menjaga, atau
memperkokoh Aqidah Islam kita.
Apakah jumlah kita
umat Islam sedikit? Tidak. Jumlah kita banyak tetapi kita selalu kalah. Oleh
karena itu perlu kembali kepada Aqidah sebagaimana di zaman Rasulullah saw. dan
sahabat. Bagaimana di zaman itu
Rasulullah saw berusaha memperkokoh Iman/Aqidah. Sampai sampai para tokoh Quraisya Mekkah dengan ke-putus-asaan
mereka, mendatangi paman Rasulullah saw yaitu Abu Thalib.
Mereka berkata : “Wahai Abu Thalib, katakan kepada keponakanmu
Muhammad, kami datang beramai-ramai ini untuk maksud
berdamai dengan keponakanmu Muhammad. Tanyakan apa maunya, akan kami ikuti. Kalau
dia ingin kekayaan, kami bersedia untuk memberikan harta kepadanya sampai dia
menjadi orang terkaya di kota Mekkah.
Kalau dia ingin jabatan, maka kami
akan angkat dia sebagai raja kita.
Kalau dia ingin bersenang-senang dengan wanita, kami sanggup mencarikan
wanita-wanita yang paling cantik di seluruh kota Mekkah ini. Tetapi syaratnya
hanya satu : Hentikan dakwahnya
menyiarkan Islam”.
Kemudian pesan itu
oleh Abu Thalib disampaikan kepada
Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam. Setelah mendengar pesan
tersebut Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi
wasallam bersabda kepada paman beliau
Abu Thalib : “Wahai pamanku, tolong sampaikan kepada mereka, apapbila mereka mampu
meletakkan matahari di tangan-kananku,
dan rembulan di tangan-kiriku, dan meminta aku untuk menghentikan
dakwahku, maka itu tidak akan aku lakukan,
sampai Allah memberikan kemenangan kepadaku atau aku lebur bersama
perjuangan dakwahku”.
Demikian kuatnya
Aqidah beliau Nabi Muhammad shollallahu
‘alaihi wasallam, beliau tidak lari dan berhenti berdakwah dari godaan hawa
nafsu itu. Sementara di kita saat ini kaum muslimin bila di iming-iming satu
jabatan saja atau oleh hal yang lain saja, langsung bertekuk lutut, menyerah
dan mengikuti kemauan “musuh” kita. Kita tidak sadar bahwa yang demikian itu
sangat membahayakan diri dan umat ini.
Wahai
saudara-saudaraku umat yang terpilih dan terhormat,
Marilah disampaing
kita memperkokoh Aqidah kita, kita juga
harus membersih-kan dari Khurafah, dari hal-hal yang berbau
Syirik. Dari hal-hal yang dibenci oleh Allah subhanahu wata’ala. Oleh karena
itu kita menolak Pluralisme, dalam
arti pluralis yang bersifat synthetis, relatifis, dan synkretisme.
Syinkretis
artinya
: Seseorang mengaku Islam, dia sholat, dia Haji, membayar zakat, tetapi setiap
Malam Jum’at dia masih secara rutin memandikan Keris pusakanya. Itulah salah satu bentuk synkretisme agama.
Disamping ia
percaya kepada Allah, dia mengamalkan Islam, tetapi dia juga mengamalkan
keyakinan-keyakinan yang lain, diluar keyakinan Islam. Inipun harus kita jauhkan.
Synthetisme
agama
adalah agama oplosan. Saat ini yang dioplos bukan saja minuman keras, tetapi
agamapun di-oplos (dicampur). Morfin,
ganja, sabu-sabu (Narkoba) saat ini selalu mendekati anak-anak muda kita saat
ini, termasuk masyarakat kita, umat kita.
Agama oplosan, contohnya : Gavatar
(campuran antara Islam, Kristen, Hindu dan Budha). Demikian pula ada seorang wanita (Lia Eden) yang mengaku sebagai
Koodinator Malaikat, dan mencampurkan semua agama.
Sampai saat ini
masih terjadi kegiatan pencampuran agama terutama di kampus-kampus Perguruan
Tinggi yaitu paham Pluralisme yang mengatakan semua agama adalah sama. Yaitu
menyembah Tuhan yang sama, hanya caranya yang berbeda. Inipun berbahaya. Justru
inilah yang paling banyak pengaruhnya di kampus-kampus.
Oleh karena itu marilah
kita perkokoh Aqidah agama kita (Islam), kita kuatkan Iman kita, marilah kita
selalu belajar-belajar dan belajar. Maka kami berusaha untuk selalu menulis
buku tentag ajaran Islam. Buku kami yang
terbaru : Ensiklopedia Hadits, ada
tujuh Jilid. Sekedar informasi, karena
Dakwah perlu di-informasi-kan.
Quwwatun
‘Ibadah.
Maka marilah kita
perkuat Ibadah kita, berusaha agar ketika kita beribadah, misalnya sholat,
hendaknya setiap laki-laki melakukan Sholat
Berjamaah di masjid atau Surau atau Mushola. Sebagaimana kita sudah mendengar perkataan
kaum Yahudi (Israel) : Kami tidak takut dengan umat Islam yang
banyak, tetapi kami takut kalau jumlah Jamaah sholat Subuh sumat Islam sudah
menyamai Jamaah Sholat Jum’at.
Artinya, Jamaah
Sholat Subuh umat Islam sudah menggetarkan hati mereka (Yahudi). Maka marilah kita usahakan agar kita kaum
Muslimin selalu ber-Jamaah sholat Subuh di Masjid (Musholla) terdekat. Tidak usah kita terpengaruh dengan perbedaan Madz-hab. Seperti kita ketahui Imam Syafi’i menyatakan
bahwa Sholat Berjamaah adalah Sunnah Muakadah.
Imam Maliki
mengatakan : Tidak harus di Masjid. Dan Imam Hanbali mengatakan : Sholat
berjamaah wajib di Masjid. Maka silakan
anda pilih mana yang sesuai dengan keyakinan kita masing-masing.
Kita tidak perlu bersikeras harus mengikut Madz-hab Imam Syafi’i
atau Madz-hab lainnya, tidak. Tetapi
silakan pilih, ketiganya pasti punya
dalil yang kuat. Dan tidak usah membangga-banggakan salah satu Madz-hab. Tetapi
marilah kita perkokoh Aqidah umat Islam. Selalu-lah
sholat berjamaah di Masjid. Jangan sampai kita tidak saling mengenal,
tidak akrab, padahal kita bertetangga, hanya karena tidak pernah sholat
berjamaah di Masjid. Sholatnya masing-masing di rumah. Tidak demikian, hindari sholat sendirian di
rumah. Sholatlah berjamaah di Masjid.
Karena sholat
berjamaah di masjid adalah perintah langsung dari Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam : Sebaik-baik
sholat adalah di rumah kecuali sholat Fardhu. Maksudnya: Ketika kita
melakukan sholat Fardhu (Wajib) harus di Masjid (mushola) kecuali berhalangan (Udzur) Syar’i.
Bila kita lihat
kebiasaan di daerah-daerah (Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur) mereka umat
Islam sudah banyak yang sholatnya selalu berjamaah di Masjid.
Di
Bali
(Denpasar) Masjid Baitul Makmur
ketika Sholat Subuh selalu penuh bahkan sampai diluar masjid, seperti ketika
sholat Jum’at. Inilah satu-satunya
Masjid di Indonesia yang sudah melaksanakan Sholat Subuh seperti ketika sholat
Jum’at. Masjid Baitul Makmur selalu
penuh jamaah ketika sholat Subuh, masjid bertingkat dua, jamaah sholat Subuhnya
sampai sekitar 3000 (tigaribu) orang. Umumnya jamaah datang satujam atau
setengah jam sebelum Sholat-Jamaah
dimulai. Alhamdulillah.
Maka sebagai
seorang Muslim, untuk memberi contoh agar anak-anak atau cucu-cucu kita
(generasi penerus) kita menjadi generasi Muslim yang kuat Aqidahnya, berilah contoh dari kita, cara beribadah yang benar, tepat waktu,
berjamaah di masjid, dst. Tidak usah dengan terlalu banyak kata-kata, tetapi
dengan perilaku kita sebagai orang tua, tunjukkan ke-disiplinan kita dalam
beragama.
Kita ajak
saudara-saudara kita untuk membangun dan mengelola Islam ini dengan tegak, untuk mengantisipasi adanya Perang Aqidah, yang telah dilakukan
oleh agama-agama lain atau konspirasi
dunia yang selalu berusaha untuk melakukan Perang Aqidah di negeri kita saat ini. Kita ajak keluarga kita setiap Subuh datang di
Masjid untuk berjamaah Sholat Subuh, sebelumnya kita kerjakan sholat Sunat
Fajar.
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda
dalam Hadits Sahahih : “Sholat dua rokaat
sebelum sholat Subuh yang dilakukan oleh
seorang Muslim timbangannya lebih berat daripada dunia seisinya”.
Maka marilah kita
kejar keuntungan-keuntungan untuk Akhirat kita, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Kejarlah olehmu keuntungan-keuntungan Akhirat tetapi jangan kamu
lupakan nasibmu di dunia”.
Kenapa kita
melakukan Sholat ? Karena Allah subhanahu
wata’ala memerintah-kannya dalam AlQur’an.
Bagaimana cara kita melakukan sholat, dijelaskan dalam As Sunnah (Al Hadits).
Bagaimana supaya sholat khusyu’, dicontohkan dan diajarkan oleh
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam
dalam Hadits.
Dan semua
persoalan kehidupan dijelaskan dalam Hadits,
dan untuk itu kami telah menyusun Ensiklopedia
Hadits sebanyak 7 (tujuh) buku. Anda ingin mendapatkannya, bisa berhubungan
dengan Pak Muchtar - Masjid Baitussalam.
Sekian bahasan,
mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA
WABIHAMDIKA ASYHADU AN LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIK.
Wassalamu’alaikum
warohmatullahi wabarokatuh.
_______________
BUYA H. MUHAMMAD ALFIS CHANIAGO
PRIA
berwajah bersih, kalem dan berjiwa Sumani,
Solok, Sumatera Barat, pada 14 November 1954. Sejak meninggalkan kampung
halamannya, hijrah ke Ibu Kota RI, Jakarta , banyak liku-liku kehidupan yang
dilaluinya. Semuanya menjadi catatan sejarah hidupnya, untuk tetap berada dalam
iman kepada Allah, seperti yang diajarkan Buyanya asal Minangkabau yang taat
dalam Islam. Perjalanan hidupnya yang ditempuh dengan tawakal dan islami, telah
mengantarkannya menjadi seorang aktifis dakwah dan pencinta kesenian.
Lelaki berkulit kuning
langsat, murah senyum ini memiliki intelektualitas yang tinggi, baik menyangkut
ilmu pengetahuan dunia, maupun lmu pengetahuan akhirat. Sebagai intelektual
muslim, Buya Alfis (panggilannya) pernah menjadi penceramah tetap di Televisi
Pendidikan Indonesia (TPI) kini MNC Tv tahun 1991 s/d 1997. Ketua Umum KMSP
(1997-2004), Kini Anggota Komisi I Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Ketua
DPP SATKAR Ulama Indonesia Periode 2002-2009, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat
Dewan Mubaligh Indonesia, Pimpinan Umum dan Pengasuh Rubrik Buletin DMI, Aktif
berdakwah di berbagai masjid, Radio dan Televisi, mengarang buku-buku agama dan
menerbitkannya, hingga sekarang ini.
Oleh para sahabat dekatnya,
Buya Alfis Chaniago ini dikenal sebagai seorang yang memiliki etos gerak yang
tinggi. Hampir tidak ada waktu baginya untuk berdiam sejenak saja, pikirannya
terus menggerakkan seluruh aktivitasnya dengan kreatif. Senantiasa menghubungi
para ulama kondang untuk meminang tulisannya agar dapat diterbitkan dalam
buletin kecil yang secara rutin setiap Jum’at menjadi pegangan jamaah masjid di
seantero Jabotabek. Ia menjadi pionir buletin (dalam bentuk buku) masuk masjid
yang bermanfaat menyirami ruhani para jamaah dalam menjalani kehidupannya.
Tidak kurang dari 17.000 orang yang membaca tulisannya setiap hari Jum’at.
Salah satu yang berkesan
baginya ialah, ketika menggantikan Yusuf Kalla sebagai pembicara dalam sebuah
Seminar dan tampil bersama Susilo Bambang Yudhoyono (Presiden RI ) Jakarta
tahun 2001. Kiat Buya yang satu ini dalam menghadapi banyak persoalan hidup
dewasa ini, melalui intelektualitasnya, “Jangan salahkan keadaan,
sesungguhnya yang membuat problem dalam hidup, adalah hati dan pikiran kita.
Untuk mengatasi kegundahan dan kegalauan dalam setiap perubahan zaman, kita
harus menyapa jiwa dengan ilmu pengetahuan dan takwa,” begitu katanya dengan
suara lembut dan teduh. Seterusnya untuk mengembalikan suasana batin yang
sering galau dalam kecemasan menghadapi kehidupan dunia yang berkembang pesat
ini, Kini Buya Alfis sedang asyik menyiapkan buku-buku terbaru dalam konteks
menyapa hati manusia agar senantiasa mendapat cahaya-Nya. Diantara buku
terbarunya yang berjudul ‘Encyclopedy Hadits sebanyak sepuluh jilid’. Insya
Allah segera diterbitkan.
No comments:
Post a Comment