Translate

Wednesday, August 16, 2017

Memperkokoh Aqidah, oleh : H.Muhammad Alfis Chaniago (MUI - Pusat)



PENGAJIAN DHUHA MASJID BAITUSSALAM


Memperkokoh Aqidah
 H.Muhammad Alfis Chaniago
 (MUI - Pusat)


Jum’at,  18 Dzulqo’dah 1438H – 11 Agustus 2017.



Assalamu’alaikum wr.wb.,

Muslimin dan muslimah yang dirahmati Allah subhanahu wata’ala.
Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam AlQur’an Surat Al Baqarah ayat 216
Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

سُÙˆۡرَØ©ُ البَÙ‚َرَØ©

Ùƒُتِبَ عَÙ„َÙŠۡÚªُÙ…ُ ٱلۡÙ‚ِتَالُ ÙˆَÙ‡ُÙˆَ ÙƒُرۡÙ‡ٌ۬ Ù„َّÙƒُÙ…ۡ‌ۖ ÙˆَعَسَÙ‰ٰٓ Ø£َÙ† تَÙƒۡرَÙ‡ُواْ Ø´َÙŠۡÙ€ًٔ۬ا ÙˆَÙ‡ُÙˆَ Ø®َÙŠۡرٌ۬ Ù„َّÚªُÙ…ۡ‌ۖ ÙˆَعَسَÙ‰ٰٓ Ø£َÙ† تُØ­ِبُّواْ Ø´َÙŠۡÙ€ًٔ۬ا ÙˆَÙ‡ُÙˆَ Ø´َرٌّ۬ Ù„َّÙƒُÙ…ۡ‌ۗ ÙˆَٱللَّÙ‡ُ ÙŠَعۡÙ„َÙ…ُ ÙˆَØ£َنتُÙ…ۡ Ù„َا تَعۡÙ„َÙ…ُونَ (٢١٦)

Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi [pula] kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (216)

Banyak orang yang “sok tahu”, pedomannya hanya perasaan.  Padahal Islam mengajarkan : Terhadap ayat-ayat Allah kita harus Sami’na wa atho’na (Kami mendengar dan kami taat). Walaupun itu berbentuk peperangan.

Perang ada dua macam : Perang Konvensional dan Perang Un-Konvensional.
Perang Konvensional adalah perang senjata lawan senjata, fisik lawan fisik, seperti Yahudi Israel  memerangi Palestina. Sasarannya adalah merebut daerah demi daerah.
Perang un-konvensional adalah perang cita-cita. Perang Idiologi, Perang Aqidah.  Perng Aqidah adalah tempat tumbuh Aqidah digantikan dengan keyakinan lain. Dan itu yang terjadi skarang ini.

Sebetulnya saat ini kita sedang berada dalam suasana peperangan yaitu Perang Aqidah.  Kenapa umat Islam banyak yang kalah dalam Perang Aqidah ini ? Karena memang Aqidahnya lemah. Imannya lemah, lalu mari kita lihat Negara-negara yang kalah dalam perang Aqidah.

Philipina dalam sejarahnya, dahulu 100% penduduknya beragama Islam. Sekarang penduduk Philipina yang beragama Islam tinggal 2%-nya. Kemana yang 98%-nya, mereka telah menjadi umat yang lain, yang bukan Islam. Karena kalah dalam Perang Aqidah. Begitu pula Singapore, dahulunya 95% penduduknya beragama Islam, tetapi sekarang tinggal 15% yang beragama Islam. Kemana yang 80% ? Mereka telah menjadi  umat yang lain.

Perang Aqidah sebetulnya bukan persoalan main-main, bukan persoalan yang sepele. Walaupun persenjataan Nuclear, Bom Atom diluncurkan dan meledak di suatu wilayah, tetapi bahaya-nya tidak separah Perang Aqidah.
Perang Aqidah sepertinya tenang-tenang dan damai-damai saja, padahal musuh sudah masuk ke dalam rumah kita dan menguasai mental anak-anak kita. Tetapi kita tenang-tenang saja.

Kalau anda pergi ke Bukhara, sebuah negeri di wilayah Uzbekistan, tempat kelahiran perawi Hadits yang sngat terkenal, yaitu Imam Bukhari, bila anda datang ke sana akan menemukan banyak bekas-bekas bangunan Islam. Karena dahulu di sana Islam pernah berjaya.  Karena kalah dalam perang Aqidah, saat ini Bukhara (Uzbekistan) umatnya telah menjadi umat yang lain. 

Memperkuat Aqidah.
Dahulu, dalam sejarah penduduk Indonesia yang beragam Islam 97% dari seluruh jumlah penduduk. Sekarang umat Islam Indonesia diperkirakan 85%. Yang 12 % menjadi umat yang lain. Walaupun Islam tidak akan pernah habis di dunia, tetapi tidak tertutup kemungkinan Islam akan pamit dari negeri Indonesia tercinta ini.
Kenapa ? Karena kita tidak pandai menjaga, atau  memperkokoh Aqidah Islam kita.

Apakah jumlah kita umat Islam sedikit? Tidak. Jumlah kita banyak tetapi kita selalu kalah. Oleh karena itu perlu kembali kepada Aqidah sebagaimana di zaman Rasulullah saw. dan sahabat.  Bagaimana di zaman itu Rasulullah saw berusaha memperkokoh Iman/Aqidah. Sampai sampai para tokoh Quraisya Mekkah dengan ke-putus-asaan mereka, mendatangi paman Rasulullah saw yaitu Abu Thalib.  

Mereka berkata : “Wahai Abu Thalib, katakan kepada keponakanmu Muhammad,  kami  datang beramai-ramai ini untuk maksud berdamai dengan keponakanmu Muhammad. Tanyakan apa maunya, akan kami ikuti. Kalau dia ingin kekayaan, kami bersedia untuk memberikan harta kepadanya sampai dia menjadi orang terkaya di kota Mekkah.  Kalau dia ingin jabatan, maka kami  akan angkat dia sebagai raja kita.  Kalau dia ingin bersenang-senang dengan wanita, kami sanggup mencarikan wanita-wanita yang paling cantik di seluruh kota Mekkah ini. Tetapi syaratnya hanya satu : Hentikan dakwahnya menyiarkan Islam”.

Kemudian pesan itu oleh Abu Thalib disampaikan kepada Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam. Setelah mendengar pesan tersebut Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada paman beliau Abu Thalib : “Wahai pamanku, tolong sampaikan kepada mereka, apapbila mereka mampu meletakkan matahari di tangan-kananku,  dan rembulan di tangan-kiriku, dan meminta aku untuk menghentikan dakwahku, maka itu tidak akan aku lakukan,   sampai Allah memberikan kemenangan kepadaku atau aku lebur bersama perjuangan dakwahku”.

Demikian kuatnya Aqidah beliau Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam, beliau tidak lari dan berhenti berdakwah dari godaan hawa nafsu itu. Sementara di kita saat ini kaum muslimin bila di iming-iming satu jabatan saja atau oleh hal yang lain saja, langsung bertekuk lutut, menyerah dan mengikuti kemauan “musuh” kita. Kita tidak sadar bahwa yang demikian itu sangat membahayakan diri dan umat ini.

Wahai saudara-saudaraku umat yang terpilih dan terhormat,
Marilah disampaing kita memperkokoh Aqidah kita,  kita juga harus membersih-kan dari Khurafah, dari hal-hal yang berbau Syirik. Dari hal-hal yang dibenci oleh Allah subhanahu wata’ala. Oleh karena itu kita menolak Pluralisme, dalam arti pluralis yang bersifat synthetis, relatifis, dan synkretisme.

Syinkretis artinya : Seseorang mengaku Islam, dia sholat, dia Haji, membayar zakat, tetapi setiap Malam Jum’at dia masih secara rutin memandikan Keris pusakanya.  Itulah salah satu bentuk synkretisme agama.
Disamping ia percaya kepada Allah, dia mengamalkan Islam, tetapi dia juga mengamalkan keyakinan-keyakinan yang lain, diluar keyakinan Islam.  Inipun harus kita jauhkan.

Synthetisme agama adalah agama oplosan. Saat ini yang dioplos bukan saja minuman keras, tetapi agamapun di-oplos (dicampur).  Morfin, ganja, sabu-sabu (Narkoba) saat ini selalu mendekati anak-anak muda kita saat ini, termasuk masyarakat kita, umat kita.  Agama oplosan, contohnya : Gavatar (campuran antara Islam, Kristen, Hindu dan Budha).  Demikian pula ada seorang wanita (Lia Eden) yang mengaku sebagai Koodinator Malaikat, dan mencampurkan semua agama.

Sampai saat ini masih terjadi kegiatan pencampuran agama terutama di kampus-kampus Perguruan Tinggi yaitu paham Pluralisme yang mengatakan semua agama adalah sama. Yaitu menyembah Tuhan yang sama, hanya caranya yang berbeda. Inipun berbahaya. Justru inilah yang paling banyak pengaruhnya di kampus-kampus.

Oleh karena itu marilah kita perkokoh Aqidah agama kita (Islam), kita kuatkan Iman kita, marilah kita selalu belajar-belajar dan belajar. Maka kami berusaha untuk selalu menulis buku tentag ajaran Islam. Buku kami  yang terbaru : Ensiklopedia Hadits, ada tujuh Jilid. Sekedar informasi, karena Dakwah perlu di-informasi-kan.

Quwwatun ‘Ibadah.
Maka marilah kita perkuat Ibadah kita, berusaha agar ketika kita beribadah, misalnya sholat, hendaknya setiap laki-laki melakukan Sholat Berjamaah di masjid atau Surau atau Mushola.  Sebagaimana kita sudah mendengar perkataan kaum Yahudi (Israel) : Kami tidak takut dengan umat Islam yang banyak, tetapi kami takut kalau jumlah Jamaah sholat Subuh sumat Islam sudah menyamai Jamaah Sholat Jum’at.

Artinya, Jamaah Sholat Subuh umat Islam sudah menggetarkan hati mereka (Yahudi).   Maka marilah kita usahakan agar kita kaum Muslimin selalu ber-Jamaah sholat Subuh di Masjid (Musholla) terdekat.  Tidak usah kita terpengaruh dengan perbedaan Madz-hab.  Seperti kita ketahui Imam Syafi’i menyatakan bahwa Sholat Berjamaah adalah Sunnah Muakadah. 
Imam Maliki mengatakan : Tidak harus di Masjid. Dan Imam Hanbali mengatakan : Sholat berjamaah wajib di Masjid.  Maka silakan anda pilih mana yang sesuai dengan keyakinan kita masing-masing.  

Kita tidak perlu  bersikeras harus mengikut Madz-hab Imam Syafi’i atau Madz-hab lainnya, tidak.  Tetapi silakan pilih, ketiganya  pasti punya dalil yang kuat. Dan tidak usah membangga-banggakan salah satu Madz-hab. Tetapi marilah kita perkokoh Aqidah umat Islam. Selalu-lah sholat  berjamaah di Masjid.   Jangan sampai kita tidak saling mengenal, tidak akrab, padahal kita bertetangga, hanya karena tidak pernah sholat berjamaah di Masjid. Sholatnya masing-masing di rumah.  Tidak demikian, hindari sholat sendirian di rumah. Sholatlah berjamaah di Masjid.  

Karena sholat berjamaah di masjid adalah perintah langsung dari Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam  : Sebaik-baik sholat adalah di rumah kecuali sholat Fardhu. Maksudnya: Ketika kita melakukan sholat Fardhu (Wajib) harus di Masjid (mushola) kecuali berhalangan (Udzur) Syar’i.

Bila kita lihat kebiasaan di daerah-daerah (Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur) mereka umat Islam sudah banyak yang sholatnya selalu berjamaah di Masjid.
Di Bali (Denpasar) Masjid Baitul Makmur ketika Sholat Subuh selalu penuh bahkan sampai diluar masjid, seperti ketika sholat Jum’at.  Inilah satu-satunya Masjid di Indonesia yang sudah melaksanakan Sholat Subuh seperti ketika sholat Jum’at.  Masjid Baitul Makmur selalu penuh jamaah ketika sholat Subuh, masjid bertingkat dua, jamaah sholat Subuhnya sampai sekitar 3000 (tigaribu) orang. Umumnya jamaah datang satujam atau setengah jam sebelum Sholat-Jamaah  dimulai. Alhamdulillah.

Maka sebagai seorang Muslim, untuk memberi contoh agar anak-anak atau cucu-cucu kita (generasi penerus) kita menjadi generasi Muslim yang  kuat Aqidahnya, berilah contoh dari kita,  cara beribadah yang benar, tepat waktu, berjamaah di masjid, dst. Tidak usah dengan terlalu banyak kata-kata, tetapi dengan perilaku kita sebagai orang tua, tunjukkan ke-disiplinan kita dalam beragama.

Kita ajak saudara-saudara kita untuk membangun dan mengelola Islam ini dengan tegak,  untuk mengantisipasi adanya Perang Aqidah, yang telah dilakukan oleh agama-agama lain atau konspirasi dunia yang selalu berusaha untuk melakukan Perang Aqidah di negeri kita saat ini.  Kita ajak keluarga kita setiap Subuh datang di Masjid untuk berjamaah Sholat Subuh, sebelumnya kita kerjakan sholat Sunat Fajar.
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam Hadits Sahahih : “Sholat dua rokaat sebelum sholat Subuh  yang dilakukan oleh seorang Muslim timbangannya lebih berat daripada dunia seisinya”.

Maka marilah kita kejar keuntungan-keuntungan untuk Akhirat kita, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Kejarlah olehmu keuntungan-keuntungan Akhirat tetapi jangan kamu lupakan nasibmu di dunia”.

Kenapa kita melakukan Sholat ? Karena Allah subhanahu wata’ala memerintah-kannya dalam AlQur’an. Bagaimana cara kita melakukan sholat, dijelaskan dalam As Sunnah (Al Hadits).  Bagaimana supaya sholat khusyu’, dicontohkan dan diajarkan oleh Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam dalam Hadits.

Dan semua persoalan kehidupan dijelaskan dalam Hadits,  dan untuk itu kami telah menyusun Ensiklopedia Hadits sebanyak 7 (tujuh) buku. Anda ingin mendapatkannya, bisa berhubungan dengan Pak Muchtar - Masjid Baitussalam.

Sekian bahasan, mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIK.

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
                                                      _______________
 


BUYA H. MUHAMMAD ALFIS                                                 CHANIAGO
                                                                                   
 PRIA berwajah bersih, kalem dan berjiwa  Sumani, Solok, Sumatera Barat, pada 14 November 1954. Sejak meninggalkan kampung halamannya, hijrah ke Ibu Kota RI, Jakarta , banyak liku-liku kehidupan yang dilaluinya. Semuanya menjadi catatan sejarah hidupnya, untuk tetap berada dalam iman kepada Allah, seperti yang diajarkan Buyanya asal Minangkabau yang taat dalam Islam. Perjalanan hidupnya yang ditempuh dengan tawakal dan islami, telah mengantarkannya menjadi seorang aktifis dakwah dan pencinta kesenian.
 Lelaki berkulit kuning langsat, murah senyum ini memiliki intelektualitas yang tinggi, baik menyangkut ilmu pengetahuan dunia, maupun lmu pengetahuan akhirat. Sebagai intelektual muslim, Buya Alfis (panggilannya) pernah menjadi penceramah tetap di Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) kini MNC Tv tahun 1991 s/d 1997. Ketua Umum KMSP (1997-2004), Kini Anggota Komisi I Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Ketua DPP SATKAR Ulama Indonesia Periode 2002-2009, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Dewan Mubaligh Indonesia, Pimpinan Umum dan Pengasuh Rubrik Buletin DMI, Aktif berdakwah di berbagai masjid, Radio dan Televisi, mengarang buku-buku agama dan menerbitkannya, hingga sekarang ini.
 Oleh para sahabat dekatnya, Buya Alfis Chaniago ini dikenal sebagai seorang yang memiliki etos gerak yang tinggi. Hampir tidak ada waktu baginya untuk berdiam sejenak saja, pikirannya terus menggerakkan seluruh aktivitasnya dengan kreatif. Senantiasa menghubungi para ulama kondang untuk meminang tulisannya agar dapat diterbitkan dalam buletin kecil yang secara rutin setiap Jum’at menjadi pegangan jamaah masjid di seantero Jabotabek. Ia menjadi pionir buletin (dalam bentuk buku) masuk masjid yang bermanfaat menyirami ruhani para jamaah dalam menjalani kehidupannya. Tidak kurang dari 17.000 orang yang membaca tulisannya setiap hari Jum’at.
 Salah satu yang berkesan baginya ialah, ketika menggantikan Yusuf Kalla sebagai pembicara dalam sebuah Seminar dan tampil bersama Susilo Bambang Yudhoyono (Presiden RI ) Jakarta tahun 2001. Kiat Buya yang satu ini dalam menghadapi banyak persoalan hidup dewasa  ini, melalui intelektualitasnya, “Jangan salahkan keadaan, sesungguhnya yang membuat problem dalam hidup, adalah hati dan pikiran kita. Untuk mengatasi kegundahan dan kegalauan dalam setiap perubahan zaman, kita harus menyapa jiwa dengan ilmu pengetahuan dan takwa,” begitu katanya dengan suara lembut dan teduh. Seterusnya untuk mengembalikan suasana batin yang sering galau dalam kecemasan menghadapi kehidupan dunia yang berkembang pesat ini, Kini Buya Alfis sedang asyik menyiapkan buku-buku terbaru dalam konteks menyapa hati manusia agar senantiasa mendapat cahaya-Nya. Diantara buku terbarunya yang berjudul ‘Encyclopedy Hadits sebanyak sepuluh jilid’. Insya Allah segera diterbitkan.



No comments:

Post a Comment