Translate

Tuesday, August 8, 2017

Etika Dalam Pergaulan, oleh : Burhanuddin, Ec, MA.



                         PENGAJIAN DHUHA MASJID BAITUSSALAM


                                             Etika Dalam Pergaulan
                                               Burhanuddin, Ec, MA.


                           Jum’at,  11 Dzulqo’dah 1438H – 4 Agustus 2017.


Assalamu’alaikum wr.wb.,

Muslimin dan muslimah yang dirahmati Allah subhanahu wata’ala,
Dalam hidup pergaulan sehari-hari saat ini bila seseorang ditanya, apakah ia ingin masuk surga ? Ataukah ia ingin dimasukkan ke dalam neraka kelak di Akhirat? Maka jawabannya pasti ia tidak mau masuk neraka. Ia ingin masuk Surga. Tetapi kadang kita lihat realitas perilakunya tidak sesuai dengan jawabannya. Bahwa ia tidak mau masuk neraka,  ia ingin masuk Surga.

Itulah yang menjadi problematika dalam hidup kita.  Ucapan dan tindakan tidak selaras.  Padahal ucapan seharusnya sesuai dengan tindakan. Itulah tanda orang beriman. Orang beriman itu satunya kata dan perbuatan. Orang beriman harus konsisten. Dan demikian itu yang diajarkan oleh Allah subhanahu wata’ala. Dalam AlQur’an Allah subhanahu wata’ala berfirman : “Barangsiapa yang ingin berjumpa dengan Allah di Akhirat kelak, hendaklah ia beriman dan melakukan amal-sholih”.

Ibarat orang yang dijanjikan akan mendapat bonus Hadiah Pergi Haji, tentu orang akan segera menjemputnya.  Bila seseorang dijanjikan akan diberi hadiah uang satu liyar rupiah, tentu orang itu akan segera menjemputnya.
Bila kita diperintahkan oleh Allah subhanahu wata’ala untuk melakukan amal-sholih dengan janji akan dimasukkan ke dalam Surga dan berjumpa dengan Allah subhanahu wata’ala, tentunya kita akan segera melaksanakan Amal-sholih.
Mudah-mudahan kita  saat ini bisa segera melaksanakan Amal-sholih.

Maka seluruh rangkaian hidup ini harus dikaitkan dengan ibadah kepada Allah subhanahu wata’ala. Kalau kita niatkan dengan sungguh-sungguh, sejak kita berusia Baligh (15 Th) sampai  kira-kira usia manusia 65 tahun, berarti umur kita untuk beribadah kepada Allah adalah 50 tahun. Bila usia sebanyak itu diniatkan untuk ibadah kepada Allah subhanahu wata’ala, maka insya Allah kita akan berjumpa dengan Allah subhanahu wata’ala kelak di Surga.
Amin, ya Robbal ‘alamin.

Bila kita niatkan hidup ini untuk ibadah kepada Allah subhanahu wata’ala, insya Allah hidup kita akan bahagia.  Bila ada orang hidupnya bermasalah,  itu karena memang hidupnya tidak untuk beribadah. Kalau ada seorang anggota DPR hidupnya untuk ibadah, insya Allah ia akan masuk Surga dan bertemu dengan Allah subhanahu wata’ala, Tetapi bila menjadi Anggota DPR bukan untuk  ibadah melainkan untuk bermaksiat, maka sejak di dunia ia sudah diborgol dan akan mendapat hukuman di dunia. Belum lagi kelak di Akhirat maka ia akan diborgol oleh Malaikat.

Hidup dalam Pergaulan.
Bagaimana hidup ini dihormati orang tanpa kita meminta dihormati,  maka kita harus mempunyai Etika yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Para guru dan Ulama di pesantren suka dicium tangannya oleh para santri, karena memang guru dan ulama itu akhlaknya bagus, ilmunya tinggi dan cara memberikan pelajaran dengan cara yang baik, maka ia dihormati oleh para santrinya.

Sabda Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam dalam sebuah Hadits Shahih : “Maukah aku tunjukkan sesuatu kepadamu wahai para sahabat, yang membuat kalian termasuk ke dalam golongan orang-orang yang dijauhkan dari api  neraka ?”. Maka para sahabat bertanya : “Apakah itu wahai Rasulullah?”. 
Maka beliau bersabda :

1.     Apabila setiap manusia dalam dirinya ada sikap ramah-tamah. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah marah, atau mencaci-maki orang lain. Bahkan pernah beliau diminta oleh sekelompok orang untuk berdo’a, mendoakan karena mereka yakin do’a Rasulullah pasti Makbul. Orang itu berkata : “Wahai Rasulullah, berdoalah kepadaTuhanmu supaya orang-orang kafir/musyrik itu dilaknat oleh Allah”.  Maka jawaban Rasulullah saw : “Sesungguhnya aku diutus oleh Allah ke dunia bukan untuk melaknat orang.  Sesungguhnya aku diutus untuk menjadikan seseorang dekat kepada Allah subhanahu wata’ala, yaitu membawa Rahmat dan Kasih-Sayang”. (Missi Rasulullah saw adalah membawakan Rahmatan lil ‘Alamin).

Maka ajaran beliau adalah : Kalau ada orang yang mencaci-maki kita, doakan orang itu mudah-mudahan menjadi orang yang baik. Hendaknya kita menjadi orang yang sabar. Orang yang sabar, tandanya ia orang yang beragama dan ber-Iman. Hendaknya kita selalu ingat (Dzikir) kepada Allah. Bila kita ingat kepada Allah, hati kita pasti tenteram dalam menjalani kehidupan ini.

2.     Apabila setiap manusia dalam dirinya ada sifat Lemah-lembut (Layyin).
Bersikaplah lemah-lembut kepada sesama manusia. Meskipun kita menghadapi orang yang sedang marah, tetaplah kita bersifat lemah-lembut. Kadang memang sulit untuk tetap bersikap lemah-lembut karena amenghadapi orang yang kasar atau sombong, bahkan menghina kita.  Karena ke-Imanan kita belum baik. Ketika sedang emosi, kita harus kembali ingat kepada Allah subhanahu wata’ala.
Kalau kita selalu ingat (Dzkir) kepada Allah, niscaya kita akan masuk ke dalam Surga Allah subhanahu wata’ala.

Apalagi dibandingkan dengan orang-orang Sufi, seperti seorang wanita Sufi : Robiyatun ‘Adawiyah yang ia beribadah bukan mengharap surga atau takut neraka, malainkan beliau beribadah karena dasar Cinta kepada Allah subhanahu wata’ala.  Yang tentunya oleh Allah beliau akan dimasukkan ke dalam Surga.
Sementara kita orang biasa ini beribadah karena ingin masuk Surga. Maka kita harus punya sikap lemah-lembut.

3.     Apabila setiap manusia dekat dengan sesama manusia.
Kepada setiap manusia hendaknya dekat.  Meskipun kepada orang kafir sekalipun, hendaknya tetap dekat, jangan dijauhi. Orang jahatpun perlu didekati, karena hakekatnya ia manusia biasa, yang mungkin ia membutuhkan kita, barangkali ia menjadi sadar dan tidak mau menjadi penjahat lagi karena kedekatan kita dengannya. Semula ia orang jahat, tetapi dengan kedekatan kita, maka ia menjadi orang baik-baik.

Mungkin dengan dekat, lalu kita ajak sholat, maka ia menjadi sadar dan akhirnya menjadi orang yang baik.  
Karena seperti disebutkan dalam AlQur’an : Inna sholata tanha ‘anil faghsya-i wal munkar (Sholat itu mencegah dari perbuatan keji (jahat) dan perbuatan mungkar).  
Atau dengan kita melakukan sholat dengan baik, maka kita bisa mencegah seseorang dari kejahatan dan kemungkaran. Karena Hidayah Allah akan turun kepada siapa saja bila Allah menghendaki.

Bisa jadi kesuksesan kita karena ada orang lain yang mendukung kita. Itu juga karena kedekatan kita kepada orang-orang yang membantu kita.

4.     Apabila setiap manusia punya ucapan yang mudah dipahami.
Karena kita bergaul dengan sesama manusia, hendaknya kita punya ucapan, kata-kata, yang mudah dipahami oleh sesama manusia. Apalagi kepada orang yang sedang sakit, atau sedang menderita bathinnya, kita harus mengeluarkan kata-kata bijak.  Jangan “sok ngajari”. Tetapi tolonglah segera orang yang sedang sakit, prioritaskan ia untuk mendapat pertolongan segera.

Rasulullah saw dalam hidupnya selalu memberi kemudahan kepada orang lain. Tidak pernah beliau mempersulit orang lain. Maka bila anda menjadi pejabat atau petugas pelayanan kepada masyarakat,  permudahlah urusan rakyat. Jangan sampai urusan rakyat menjadi sumber uang pelicin. Itu haram hukumnya.

Demikianlah Etika Islam dalam kehidupan masyarakat. Bersumber dari Hadits Shahih diriwayatkan oleh Imam Ibnu Hibban, yaitu Hadits yang ke 470.
Dalam Hadits lain Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Tidak sempurna keimanan seseorang sehingga ia mencintai sudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya-sendiri”. (Hadits Riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Mudah-mudahan kita sebagai orang yang beriman selalu mengucapkan ucapan-ucapan yang penuh dengan keramah-tamahan dan kelembutan. Usahakan keakraban persaudaraan kita dengan siapapun. Bahkan dengan hewan-pun kita harus punya rasa kasih-sayang. Hendaknya kita punya jiwa akrab dengan binatang, supaya binatang bisa jinak kepada kita.

Kesimpulan :
Hendaknya sebagai orang beriman kita punya empat sifat :
1.     Hayyin (Ramah-Tamah).
2.     Layyin (Lemah-lembut)
3.     Qaribun minannaas (Dekat dengan sesama manusia).
4.     Syahlin (Ucapan yang mudah dipahami).

Sekian bahasan, mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIK.

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
  

No comments:

Post a Comment