PENGAJIAN DHUHA
MASJID BAITUSSALAM
Amalan Mulia
Dzulhijjah & Fiqih Qurban
Ahmad Fihri, MA
Jum’at, 25 Dzulqo’dah 1438H – 18 Agustus
2017
Assalamu’alaikum wr.wb.,
Muslimin dan muslimah yang dirahmati Allah subhanahu wata’ala,
Bahasan kali ini
adalah Bab Amalan Mulia di bulan Zulhijjah dan Bab tentang Fiqih Qurban, salah
satu bentuk pencerminan Cinta kita kepada Allah subhanahu wata’ala.
Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam
AlQur’an Surat At Taubah ayat 36 :
إِنَّ عِدَّةَ ٱلشُّہُورِ عِندَ ٱللَّهِ ٱثۡنَا عَشَرَ
شَہۡرً۬ا فِى ڪِتَـٰبِ ٱللَّهِ يَوۡمَ خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضَ مِنۡہَآ
أَرۡبَعَةٌ حُرُمٌ۬ۚ ذَٲلِكَ ٱلدِّينُ ٱلۡقَيِّمُۚ فَلَا تَظۡلِمُواْ فِيہِنَّ
أَنفُسَڪُمۡۚ وَقَـٰتِلُواْ ٱلۡمُشۡرِڪِينَ كَآفَّةً۬ ڪَمَا يُقَـٰتِلُونَكُمۡ
ڪَآفَّةً۬ۚ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلۡمُتَّقِينَ (٣٦)
Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah
di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram* Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka
janganlah kamu menganiaya diri** kamu dalam bulan yang empat itu, dan
perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu
semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.
*]
Maksudnya antara lain ialah: bulan Haram (bulan Zulqa’dah, Zulhijjah, Muharram
dan Rajab),
tanah Haram (Mekah) dan ihram.
**] Maksudnya
janganlah kamu menganiaya dirimu dengan mengerjakan perbuatan yang dilarang,
seperti melanggar kehormatan bulan itu dengan mengadakan peperangan.
Ayat tersebut
berbicara tentang waktu (bulan Hijriyah). Bulan ini kita sudah memasuki bulan Zulqo’dah
1438H, salah satu bulan yang diharamkan oleh Allah subhanahu wata’ala. Kita diberikan kekuatan oleh Allah subhanahu wata’ala, salah satu
diantaranya adalah Waktu. Bagi orang yang beriman, waktu adalah
sesuatu yang berharga. Bahkan ber-efek kepada Ibadah.
Maka kalau dalam
satu keluarga Muslim tidak punya kalender Hijriyah, maka keluarga itu akan
sia-sia. Apalagi kalau suatu keluarga
tinggal di kampung (pelosok) tidak punya media koran atau majalah (media
cetak), tidak punya teman/tetangga, dan di rumah tersebut tidak punya Kalender
Hijriyah, maka ia akan bingung menandai kapan 1 Romadhon tahun ini, misalnya.
Termasuk ia akan
bingung kapan 1 Syawal dst.
Bahkan bulan depan
ketika sudah memasuki 1 Zulhijjah bagi
orang yang ingin ber-Qurban, ada
wanti-wantinya (pesan) : Ada waktu-waktu dimana tidak boleh potong
rambut, potong kuku, dst,
termasuk kapan nanti hari 9 Zulhijjah-nya. Maka bagi orang yang beriman ketika membaca/mengingat
ayat tersebut di atas (Surat At Taubah ayat 36) bahwa bilangan bulan dalam satu tahun ada 12
bulan dan ada bulan yang diharamkan (dimuliakan) yaitu Zulqo’dah, Zulhijjah, Muharram dan
Rojab.
Sebagai orang
muslim kita harus hafal nama-nama Bulan
Hijriyah :
Mu – Sho : 1. Muharram – 2. Shofar.
Ro – Ro : 3.Robi’ul Awal – 4 Robi’ul Akhir
Ju – Ju : 5
Jumadil Awal – 6 Jumadil Akhir.
Ro – Sya : 7
Rojab – 8 Sya’ban.
Ro – Sya : 9
Romadhon – 10 Syawal.
Zul – Zul
: 11 Zulqo’dah – 12
Zulhijjah.
Bulan ini kita
berada di bulan Zulqo’dah (25 Zulqo’dah 1438 H), nanti tanggal 23 Agustus 2017 (Rabu) kita
sudah masuk 1 Zulhijjah.
Ketika Allah subhanahu wata’ala ber-firman tentang Waktu, sebagaimana ayat tersebut di
atas, dan ketika ber-firman tentang 12 bulan dalam satu tahun bersama dengan proses
penciptaan langit dan bumi di antara 12 bulan itu ada 4 bulan yang disucikan (diharamkan,
dimuliakan), maka bila kita melakukan ketaatan-ketaatan maka pahalanya akan
dilipat-gandakan. Sebaliknya kalau kita melakukan kemaksiatan, maka Allah akan
melipat-gandakan dosanya.
Adapun 4 bulan
dimaksud adalah: Zulqo’dah, Zulhijjah,
Muharram (3 bulan berurutan) dan Rojab. Maka perbanyak amalan di bulan-bulan
tersebut, hindari kemaksiatan. Allah subhanahu
wata’ala bersumpah bahwa pada sepuluh awal bulan Zulhijjah, dan semua rukun
Islam terangkum hari-hari tesebut. Sedangkan Rojab berakhir dengan Sya’ban. Maka hendaklah kaum muslimin selalu
menyediakan (membeli) Kalender Hijriyah di rumah masing-masing. Karena sangat
berkaitan dengan keperluan Ibadah.
Kalau di rumah
tidak ada Kalender Hijriyah, kita rugi. Apalagi
kalau kita membiasakan Shaum pertengahan bulan (Bulan Hijriyah). Dan Shaum
sunnah yang lain. Ketika Allah subhanahu
wata’ala ber-firman tentang waktu, maka di sana ada Ibadah, ada Iman. Jangan sampai kita menyia-nyiakan anugerah
berupa waktu-waktu tersebut.
Karena hari Rabu
23 Agustus 2017 sudah masuk 1 Zulhijjah 1438 Hijriyah,
Maka catatannya
adalah : Berkaitan dengan bulan Rojab
dan Zulqo’dah
tidak ada satu Hadits-pun yang Shahih yang menerangkan tentang Shaum sunnah, yang bila dikerjakan akan
begini, begini dst. Kalaupun ada Hadits, maka Haditsnya Dho’if (lemah). Justru
yang dianjurkan untuk melakukan amal-sholih adalah di bulan Zulhijjah dan di
bulan Muharram (Shaum 10 Muharram).
Dan menurut
Hadiuts Rasulullah saw : Untuk menyelisihi dengan orang-orang Yahudi maka
dianjurkan shaum tanggal 9 dan 10 Muharram atau 10 dan 11 Muharram. Sebagai Shaum Tasu’ah dan Shaum ‘Asyura.
Kenapa Allah subhanahu wata’ala bersumpah dengan 10
hari dibulan Zulhijjah, dalilnya adalah AlQur’an Surat Al Fajr ayat 1 dan 2 :
وَٱلۡفَجۡرِ (١) وَلَيَالٍ عَشۡرٍ۬ (٢)
1. Demi fajar,
2.
Dan malam yang sepuluh*],
*] Malam yang sepuluh itu ialah malam
sepuluh terakhir dari bulan Ramadhan. dan ada pula yang mengatakan sepuluh yang
pertama dari bulan Muharram Termasuk di dalamnya hari Asyura. ada pula yang
mengatakan bahwa malam sepuluh itu ialah sepuluh malam pertama bulan Zulhijjah.
Dalam AlQur’an terutama Juz 30 terakhir banyak
Surat-Surat atau ayat-ayat yang bicara tentan Fisika. Maka saat ini banyak
anak-anak yang belajar Fisika, Ilmu Perbintangan (Astronomi) dan Ilmu-Ilmu
lainnya, itu mencerminkan ketundukan mereka di hadapan Tuhannya. Dasarnya adalah Iman (Tauhid).
Tetapi saat ini
Ilmu itu disekuler-kan, dipisah-kan dengan faktor Ke-Tauhidan,
padahal semua Ilmu itu berasal dari Allah subhanahu
wata’ala.
Penafsiran
Para Ulama.
Karena ayat
tersebut menyebut “Malam” maka para ulama menafsirkan bahwa yang
dimaksudkan adalah sepuluh Malam
Terakhir di bulan Romadhon. Karena di sana ada Malam Kemuliaan (Lailatul
Qadar). Karena di malam itu diturunkan AlQur’an
yang Mulia, disampaikan oleh Malaikat
yang mulia (Jibril) dan kepada Nabi
Yang Mulia Muhammad shollallahu
‘alaihi wasallam.
Sebagaimana
dinyatakan oleh Allah subhanahu wata’ala
dalam Surat Al Qadr ayat 4 dan 5 :
تَنَزَّلُ ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةُ وَٱلرُّوحُ فِيہَا بِإِذۡنِ
رَبِّہِم مِّن كُلِّ أَمۡرٍ۬ (٤) سَلَـٰمٌ هِىَ حَتَّىٰ مَطۡلَعِ ٱلۡفَجۡرِ (٥)
4.
Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya
untuk mengatur segala urusan.
5.
Malam itu (penuh) Kesejahteraan sampai terbit fajar.
Maka yang paling bisa merasakan ke-Imanan yang dahsyat
adalah orang-orang yang melakukan Ittikaf di sepuluh malam terakhir
Romadhon.
Ulama lain
menafsirkan, bahwa “malam yang sepuluh”
adalah 10 hari di awal Zulhijjah. Maka ada yang bertanya : Lebih mulia mana
antara 10 hari Awal Zulhijjah atau 10 Akhir di bulan Romadhon?. Para ulama
menjelaskan : Kalau titik beratnya “malam”
maka malam sepuluh hari terakhir bulan Romadhon yang lebih mulia. Tetapi kalau
tinjauannya pada “siang hari” maka
sepuluh hari awal Zulhijjah lebih mulia. Karena ibadah-ibadah 10 hari di awal
Zulhijjah dikerjakan siang hari. Misalnya
: Qurban, Shiam Arofah, Wukuf di Arofah, dst. Di sinilah menariknya.
Bahkan ketika
Allah subhanahu wata’ala bersumpah dengan 10 hari di awal Zulhijjah ternyata
ranghkaian Rukun Islam adalah “berkumpul” di sana (1 – 10 Zulhijjah). Haji
Wukuf di Arofah (9-10), Shaum
(9 Zulhijjah), Zakat,
Hadits Rasulullah
saw : Berpuasa di hari Arofah akan menggugurkan dosa-dosa satu tahun yang
lampau dan satu tahun yang akan datang.
Dalam kisah Nabi
Ibrahim ‘alaihissalam yang membawa
Hajar (isterinya) dan Ismail, anaknya yang masih bayi, ke lembah yang tandus
dan kering yaitu Makkah, di atas
bekas bangunan Ka’bah yang tinggal sisa-sisa fondasinya saja, setelah istirahat
beberapa saat, Nabi Ibrahim ‘alaihissalam berjalan hendak kembali ke
Falistin meninggalkan Hajar dan anaknya Ismail. Maka Hajar, isterinya, yang merasa akan ditinggalkan
di lembah itu, memanggil dan bertanya :
“Whai Ibrahim, kenapa engkau pergi?, Kenapa kami ditinggal di sini?”.
Nabi Ibrahim ‘alaihissalam diam tidak menjawab, tetap
berjalan meninggalkan Hajar dan anaknya Ismail. Diulang kembali Hajar memanggil
dan bertanya: “Ibrahim, kenapa aku dan
anakmu engkau tinggalkan di sini, engkau hendak kemana ? Apakah karena kecemburuan Sarah maka kami
ditinggalkan di sini ?”. Nabi
Ibrahim tidak menjawab. Hajar bertanya lagi
: “Apakah ini kehendak Allah ?”.
Barulah Nabi
Ibrahim ‘alaihissalam berbalik badan,
menjawab : “Iya, benar, ini kehendak Allah”. Kemudian beliau berdo’a
agar Mekkah menjadi negeri yang makmur, penuh dengan buah-buahan, beliau meneruskan
perjalanan kembali ke Falistin tempat rumah beliau bersama Sarah. Mendengar jawaban
itu, Hajar menunduk dan berkata lirih : “Kalau
ini sudah kehendak Allah, aku terima apapun keadaanku”.
Maka kekuatan
orang melakukan Sa’i dan karena do’a Nabi Ibrahim ‘alaihissalam yang tulus dan
ikhlas, perjuangan yang luar-biasa dari Nabi Ibrahim dan isteri beliau (Hajar),
menghasilkan buah yang luar-biasa, menjadilah kota Makkah yang semula lembah
tandus dan kering-kerontang, menjadi Makkah yang makmur, sejahtera sebagaimana
kita lihat di saat ini. Mekkah menjadi pusat kegiatan keagamaan (Islam) dan
menjadi pusat perhatian dunia.
Sa’i
artinya berusaha.
Ketika itu Hajar berusaha mencari air karena kehausan. Ia berlari-lari kecil
antara bukit Sofa dan Marwa sambil mengkhawatirkan anaknya yang kehausan, mencari air, sementara anak
bayinya (Ismail) ditinggal di dekat
Ka’bah (yang ketika itu tinggal puing dan fondasinya).
Dalam kondisi
kehausan mulutnya selalu berucap : Air, air, air sambil terus berlari kecil
mondar-mandir antara dua bukit Sofa dan Marwa, diiringi rasa putus-asa.
Tetapi Hajar terus
berusaha (Sa’i) mencari air, untuk diri dan anaknya (Ismail).
Sampai
tujuh kali
mondar-mandir (bolak-balik) antara Sofa dan Marwa. perjuangan yang luar-biasa,
diiringi do’a kepada Allah subhanahu wa
ta’ala minta diberi air, air, air.
Ternyata usahanya berbuah manis, di sela-sela kaki Ismail yang
ditidurkan di dekat fondasi Ka’bah, keluarlah air, yang kemudiaan orang
menyebutnya dengan Air Zamzam.
Maka kalau hari
ini kita bersusah-payah, berlelah-lelah mendidk anak-anak kita dan berdo’a, dan
kitapun tidak tahu karena mungkin kita sudah meninggal, menjadi apa anak kita.
Kita hanya bisa berusahadan berdo’a.
Lihat Surat As Shoffaat ayat 99 – 103 :
وَقَالَ إِنِّى ذَاهِبٌ إِلَىٰ رَبِّى سَيَہۡدِينِ (٩٩)
رَبِّ هَبۡ لِى مِنَ ٱلصَّـٰلِحِينَ (١٠٠) فَبَشَّرۡنَـٰهُ بِغُلَـٰمٍ حَلِيمٍ۬
(١٠١) فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعۡىَ قَالَ يَـٰبُنَىَّ إِنِّىٓ أَرَىٰ فِى
ٱلۡمَنَامِ أَنِّىٓ أَذۡبَحُكَ فَٱنظُرۡ مَاذَا تَرَىٰۚ قَالَ يَـٰٓأَبَتِ
ٱفۡعَلۡ مَا تُؤۡمَرُۖ سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّـٰبِرِينَ (١٠٢)
فَلَمَّآ أَسۡلَمَا وَتَلَّهُ ۥ لِلۡجَبِينِ (١٠٣)
99. Dan Ibrahim
berkata:"Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan Dia akan
memberi petunjuk kepadaku.
100.
Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang
yang saleh.
101.
Maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar.
102.
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim,
Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa
aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab:
"Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah
kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".
103.
Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas
pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ).
Dari ayat tersebut
(102), ketika Ismail sampai usia dewasa
(bukan masih kecil) suatu hari Nabi Ibrahim ‘alaihissalam bercerita tentang mimpi beliau kepada puteranya
(Ismail) dan minta pendapatnya serta ingin menguji seberapa jauh Iman dan Taqwa
puteranya :. “Bagaimana menurut kamu”.
Maka jawab Ismail sebagaimana disebutkan dalam ayat tersebut. Jawabannya jelas,
tegas, ikhlas sebagai seorang anak yang penuh Iman dan Taqwa serta berserah-diri kepada Allah subhanahu wata’ala. Jawaban seorang anak yang demikian tinggi Iman
dan cinta Ismail kepada Allah subhanahu
wata’ala.
Kalau anak seperti
Ismail itu menjadi “Harta dan kekayaan”
pasangan suami isteri yang memberikan pelipur lara kepada kedua orangtuanya, ternyata
Ismail seorang anak yang selama ini
didambakan dan sangat dicintai oleh Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, tetapi “dibelanjakan”
(dikorbankan) kepada Allah subhanahu
wata’ala. Itulah jiwa ber-Qurban
yang memunculkan kekuatan untuk “memberi” yang terbaik.
Bisakah kita
berlaku (bersikap) seperti itu. Ikhlas-kah bila anda menjual HP anda yang
seharga Rp 5 juta lalu dibelikan seekor domba/kambing untuk ber-Qurban ?
Sementara Nabi
Ibrahim ‘alaihissalam bukan sekedar
HP, melainkan anak yang tercinta “diminta” oleh Allah untuk “Qurban”. Mampukah kita ?
Karena Qurban itu
sudah merupakan perintah Allah subhanahu
wata’ala, mudah-mudahan kita bersabar dan melakukan dengan Ikhlas
“Penyembelihan Hewan Qurban” .
Dalam kisah, ketika
Nabi Ibrahim ‘alaihissalam kembali kepada Sarah, tidak lama kemudian
terjadi kejutan. Suatu hari di rumah Nabi
Ibrahim ‘alaihissalam didatangi 3
(tiga) orang laki-laki yang misterius. Nabi Ibrahim ‘alaihissalam kemudian menyembelih anak sapi untuk hidangan makan
bagi ketiga orang tamu itu. Ketika sampai
dihidangkan Nabi Ibrahim ‘alahissalam
mempersilakan tamunya untuk makan bersama. Tetapi tiga orang tamu itu menjawab:
Tidak usah repot-repot, kami sudah makan
(tidak mau makan). Salah seorang tamu itu berkata : Kami datang memberikan kabar gembira untukmu, bahwa akan datang anak
yang’alim dari isterimu (Sarah).
Mendengar
pembicaraan tamu itu, Sarah berteriak sambil menepuk-nepuk pipinya seraya
berkata : “Bagimana mungkin aku punya
anak, aku sudah tua”. Ketika itu umur Sarah sudah 90 tahun. Ternyata tidak lama kemudian Sarah hamil dan
pada waktunya lahirlah bayi laki-laki sehat wal ‘afiat, dialah Ishaq (Nabi Ishaq ‘alaihissalam) putera kedua Nabi Ibrahim ‘alaihissalam.
Demikianlah, bila Allah subhanahu wata’ala berkehendak, apapun bisa terjadi. Dan dalam hal
ini Allah memberikan kejutan bagi keluarga Nabi
Ibrahim ‘alaihissalam, yaitu memberikan putera yang selama ini
mereka idam-idamkan.
Keutamaan
Bulan Zulhijjah.
Implementasi
Syahadat yang kita ucapkan, mengumpul dalam
sepuluh hari di awal bulan
Zulhijjah : Sholat, Shaum, Haji, Dzikir,
Qurban , dst. Maka ketika orang bicara
ketaatan kepada Allah subhanahu wata’ala sudah lebih dahulu Allah beri
fasilitasnya.
Sebelum kita
mengucapkan: Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in
(AlFatihah, hanya kepada Engkau (Allah)
kami menyembah dan hanya kepada Engkau kami meminta pertolongan) - Allah subhanahu
wata’ala sudah memberikan berbagai kenikmatan hidup kepada manusia. Maka ketika kita mengucapkan ; Alhamdulillahirobbil
‘alamin, semua fasilitas sudah diberikan oleh Allah
subhanahu wata’ala, termasuk alam
semesta, bumi, langit otak (akal) semua sudah diberikan kepada kita manusia.
Maka perlu di
ajarkan kepada anak-anak kita, termasuk perintah Syari’at menyembelih hewan
Qurban, sebagai tanda ke-Taqwa-an kita
kepada Allah subhanahu wata’ala. Kemudian
sejak hari pertama sampai hari ke sepuluh kita dianjurkan untuk
memperbanyak Takbir, Tahmid, Tahlil, Dzikir, Tilawah, Shaum Sunnah, dst. Boleh melakukan Shaum
sejak hari pertama sampai hari ke-sembilan Zulhijjah. Kalaupun tidak sejak hari
pertama, tetapi hari ke-sembilan (9 Zulhijjah) jangan dilupakan, lakukan Shaum Sunnah (Shaum Arofah).
Bagi
yang ingin ber-Qurban.
Hadits dari Ummu
Salamah : Rasulullah shollallahu ‘alaihi
wasallam bersabda : “Jika kalian
melihat hilal pada hari pertama Zulhijjah dan kalian berniat hendak ber-Qurban,
hendaknya menahan diri untuk memotong rambut dan kuku, sejak hari pertama
sampai hari kesembilan”.
Dalam
Kitab-Fiqihnya Said Tsabit . berkata
: Larangan tersebut (dalam Hadits di atas) meliputi cara apapun termasuk larangan mencukur rambut kepala sebagian
saja atau sekedar mencabutinya. Sampai saat penyembelihan hewan Qurban.
Maka disarankan
bagi anda yang ingin ber-Qurban, sebelum masuk hari pertama Zulhijjah, silakan
memotong rambut (mencukur) memotong kuku dsb, agar nyaman selama sepuluh hari
pertama bulan Zulhijjah.
Fiqih
Ber-Qurban.
1.
Hari-hari Tasyriq (11, 12 dan 13
Zulhijjah) tidak boleh melakukan Shaum
(Puasa).
2.
Adab menyembelih Hewan Qurban : Pisau
untuk menyembelih harus tajam. Dan jangan diperlihatkan kepada hewan Qurban
yang akan disembelih. Usahakan hewan tidak tersiksa sebelum disembelih. Proses
penyembelihan harus dengan Adab sesuai contoh Rasulullah shollallahu
‘alaihi wasallam.
3.
Hadits Rasulullah saw : Wajib bagi yang ber-kelapangan rezki untuk
menyembelih hewan Qurban.
4.
Bedakan antara Qurban dan ‘Aqiqoh. Qurban
adalah penyembelihan hewan pada (dalam rangka) Hari Raya Idul Ad-ha. Aqiqoh
: Penyembelihan domba/kambing dalam rangka kelahiran seorang bayi. Sesuai
Sunnah Rasulullah saw, penyembelihan
Aqiqoh adalah pada hari ke-tujuh
sejak kelahiran bayi. Untuk bayi laki-laki : Dua ekor kambing/domba dan untuk
bayi perempuan satu ekor kambing/domba. Sebagai rasa Syukur kepada Allah subhanahu wata’ala.
5.
Para Ulama Fiqih mengatakan : Hukum
ber-Qurban adalah Sunnat Muakkad.
Jenis hewan untuk
Qurban adalah hewan ternak :
1.
Unta sesudah mencapai umur 5 (lima) tahun
2.
Sapi (lembu) sesudah mencapai umur 2(dua) tahun.
3.
Kambing, sesudah mencapai umur 1 (satu)
tahun
4.
Domba sesudah mencapai 6 (enam) bulan.
Satu ekor sapi (unta) untuk Qurban 7 (tujuh)
orang. Pahalanya untuk sekeluarga yang
ikut urunan. Haditsnya : Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda : Satu Qurban adalah untuk satu keluarga yang ber-Qurban
Pertanyaannya : Bolehkah
ber-Qurban untuk atas nama orang yang sudah meninggal ?
Dalam hal ini ada
dua pendapat Ulama :
1.
Orang yang sudah meninggal diikutkan kepada
keluarga yang masih hidup.
2.
Orang yang sudah meninggal sudah putus
amalannya, maka ridak bisa Qurban di atas namakan orang yang sudah
meninggal. Kecuali ketika masih hidup
seseorang berwasiat dan titip uang untuk membeli hewan Qurban.
Aqiqoh dan ber-Qurban boleh dengan cara berhutang, dengan ketentuan ada
jaminan yang berhutang mampu melunasi sesuai perjanjian. Termasuk ‘Aqiqoh.
Lebih utama orang
(laki-laki) yang ber-Qurban hendaknya menyembelih sendiri, sesuai dengan Sunnah Rasulullah saw (Beliau)
menyembelih sendiri hewan Qurbannya berupa domba.
Pendistribusian
daging hewan Qurban, kecuali untuk dimakan sendiri sekeluarga, juga dibagikan
kepada tetangga, saudara, handai-taulan tidak
pandang kaya atau miskin. Berbeda dengan pendistribusian Zakat yang sudah
ditentukan dalam 8 Asnaf.
Syarat
hewan Qurban :
Sehat fisiknya,
tidak buta, tidak cacat, tidak sakit, tidak pincang, tidak terlalu kurus. Ini perlu disosialisasikan kepada orang yang
hendak ber-Qurban dan para penjual hewan Qurban.
Sekian bahasan,
mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA
WABIHAMDIKA ASYHADU AN LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIK.
Wassalamu’alaikum
warohmatullahi wabarokatuh.
__________
No comments:
Post a Comment