Translate

Thursday, August 24, 2017

Amalan Mulia Dzulhijjah & Fiqih Qurban, Oleh : Ahmad Fihri, MA



PENGAJIAN DHUHA MASJID BAITUSSALAM


Amalan Mulia Dzulhijjah & Fiqih Qurban
Ahmad Fihri, MA


Jum’at, 25 Dzulqo’dah 1438H – 18 Agustus 2017

 Assalamu’alaikum wr.wb.,

Muslimin dan muslimah yang dirahmati Allah subhanahu wata’ala,
Bahasan kali ini adalah Bab Amalan Mulia di bulan Zulhijjah dan Bab tentang Fiqih Qurban, salah satu bentuk pencerminan Cinta kita kepada Allah subhanahu wata’ala.

Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam AlQur’an Surat At Taubah ayat 36 :

إِنَّ عِدَّةَ ٱلشُّہُورِ عِندَ ٱللَّهِ ٱثۡنَا عَشَرَ شَہۡرً۬ا فِى ڪِتَـٰبِ ٱللَّهِ يَوۡمَ خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضَ مِنۡہَآ أَرۡبَعَةٌ حُرُمٌ۬‌ۚ ذَٲلِكَ ٱلدِّينُ ٱلۡقَيِّمُ‌ۚ فَلَا تَظۡلِمُواْ فِيہِنَّ أَنفُسَڪُمۡ‌ۚ وَقَـٰتِلُواْ ٱلۡمُشۡرِڪِينَ كَآفَّةً۬ ڪَمَا يُقَـٰتِلُونَكُمۡ ڪَآفَّةً۬‌ۚ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلۡمُتَّقِينَ (٣٦)

Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram* Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu menganiaya diri** kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.

*] Maksudnya antara lain ialah: bulan Haram (bulan Zulqa’dah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab), tanah Haram (Mekah) dan ihram.
**] Maksudnya janganlah kamu menganiaya dirimu dengan mengerjakan perbuatan yang dilarang, seperti melanggar kehormatan bulan itu dengan mengadakan peperangan.

Ayat tersebut berbicara tentang waktu (bulan Hijriyah).  Bulan ini kita sudah memasuki bulan Zulqo’dah 1438H,  salah satu bulan yang diharamkan oleh Allah subhanahu wata’ala.  Kita diberikan kekuatan oleh Allah subhanahu wata’ala, salah satu diantaranya adalah Waktu.  Bagi orang yang beriman, waktu adalah sesuatu yang berharga. Bahkan ber-efek kepada Ibadah.

Maka kalau dalam satu keluarga Muslim tidak punya kalender Hijriyah, maka keluarga itu akan sia-sia.  Apalagi kalau suatu keluarga tinggal di kampung (pelosok) tidak punya media koran atau majalah (media cetak), tidak punya teman/tetangga, dan di rumah tersebut tidak punya Kalender Hijriyah, maka ia akan bingung menandai kapan 1 Romadhon tahun ini, misalnya.
Termasuk ia akan bingung kapan 1 Syawal dst.

Bahkan bulan depan ketika sudah memasuki 1 Zulhijjah bagi orang yang ingin ber-Qurban,  ada wanti-wantinya (pesan) : Ada waktu-waktu dimana tidak boleh potong rambut, potong kuku, dst, termasuk kapan nanti hari 9 Zulhijjah-nya. Maka bagi orang yang beriman ketika membaca/mengingat ayat tersebut di atas (Surat At Taubah ayat 36)  bahwa bilangan bulan dalam satu tahun ada 12 bulan dan ada bulan yang diharamkan (dimuliakan) yaitu Zulqo’dah, Zulhijjah, Muharram dan Rojab.

Sebagai orang muslim kita harus hafal nama-nama Bulan Hijriyah :

Mu –  Sho  :  1. Muharram –  2. Shofar.
Ro   Ro   :  3.Robi’ul Awal – 4 Robi’ul Akhir
Ju    Ju     :  5 Jumadil Awal – 6 Jumadil Akhir.
Ro   Sya  :  7 Rojab – 8 Sya’ban.
Ro   Sya  :  9 Romadhon – 10 Syawal.
Zul –  Zul  :  11 Zulqo’dah – 12 Zulhijjah. 

Bulan ini kita berada di bulan Zulqo’dah (25 Zulqo’dah 1438 H),  nanti tanggal 23 Agustus 2017 (Rabu) kita sudah masuk 1 Zulhijjah.

Ketika Allah subhanahu wata’ala ber-firman tentang Waktu, sebagaimana ayat tersebut di atas, dan ketika ber-firman tentang 12 bulan dalam satu tahun bersama dengan proses penciptaan langit dan bumi di antara 12 bulan itu ada 4 bulan yang disucikan (diharamkan, dimuliakan), maka bila kita melakukan ketaatan-ketaatan maka pahalanya akan dilipat-gandakan. Sebaliknya kalau kita melakukan kemaksiatan, maka Allah akan melipat-gandakan dosanya.

Adapun 4 bulan dimaksud adalah: Zulqo’dah, Zulhijjah, Muharram (3 bulan berurutan) dan Rojab.  Maka perbanyak amalan di bulan-bulan tersebut, hindari kemaksiatan. Allah subhanahu wata’ala bersumpah bahwa pada sepuluh awal bulan Zulhijjah, dan semua rukun Islam terangkum hari-hari tesebut. Sedangkan Rojab berakhir dengan Sya’ban. Maka hendaklah kaum muslimin selalu menyediakan (membeli) Kalender Hijriyah di rumah masing-masing. Karena sangat berkaitan dengan keperluan Ibadah.

Kalau di rumah tidak ada Kalender Hijriyah, kita rugi.  Apalagi kalau kita membiasakan Shaum pertengahan bulan (Bulan Hijriyah). Dan Shaum sunnah yang lain. Ketika Allah subhanahu wata’ala ber-firman tentang waktu, maka di sana ada Ibadah, ada Iman.  Jangan sampai kita menyia-nyiakan anugerah berupa waktu-waktu tersebut.

Karena hari Rabu 23 Agustus 2017 sudah masuk 1 Zulhijjah 1438 Hijriyah,
Maka catatannya adalah : Berkaitan dengan bulan Rojab dan  Zulqo’dah tidak ada satu Hadits-pun yang Shahih yang menerangkan tentang Shaum sunnah, yang bila dikerjakan akan begini, begini dst. Kalaupun ada Hadits, maka Haditsnya Dho’if (lemah). Justru yang dianjurkan untuk melakukan amal-sholih adalah di bulan Zulhijjah dan di bulan Muharram (Shaum 10 Muharram).
Dan menurut Hadiuts Rasulullah saw : Untuk menyelisihi dengan orang-orang Yahudi maka dianjurkan shaum tanggal 9 dan 10 Muharram atau 10 dan 11 Muharram. Sebagai Shaum Tasu’ah dan Shaum ‘Asyura.

Kenapa Allah subhanahu wata’ala bersumpah dengan 10 hari dibulan Zulhijjah, dalilnya adalah AlQur’an Surat Al Fajr ayat 1 dan 2 :

وَٱلۡفَجۡرِ (١) وَلَيَالٍ عَشۡرٍ۬ (٢)
1. Demi fajar,
2. Dan malam yang sepuluh*],

*] Malam yang sepuluh itu ialah malam sepuluh terakhir dari bulan Ramadhan. dan ada pula yang mengatakan sepuluh yang pertama dari bulan Muharram Termasuk di dalamnya hari Asyura. ada pula yang mengatakan bahwa malam sepuluh itu ialah sepuluh malam pertama bulan Zulhijjah.

Dalam  AlQur’an terutama Juz 30 terakhir banyak Surat-Surat atau ayat-ayat yang bicara tentan Fisika.  Maka saat ini banyak anak-anak yang belajar Fisika, Ilmu Perbintangan (Astronomi) dan Ilmu-Ilmu lainnya, itu mencerminkan ketundukan mereka di hadapan Tuhannya.   Dasarnya adalah Iman (Tauhid).
Tetapi saat ini Ilmu itu  disekuler-kan,  dipisah-kan dengan faktor Ke-Tauhidan, padahal semua Ilmu itu berasal dari Allah subhanahu wata’ala.

Penafsiran Para Ulama.
Karena ayat tersebut menyebut “Malam  maka para ulama menafsirkan bahwa yang dimaksudkan adalah sepuluh Malam Terakhir di bulan Romadhon. Karena di sana ada Malam Kemuliaan  (Lailatul Qadar). Karena di malam itu diturunkan AlQur’an yang Mulia, disampaikan oleh Malaikat yang mulia (Jibril) dan kepada Nabi Yang Mulia Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam.

Sebagaimana dinyatakan oleh Allah subhanahu wata’ala dalam Surat Al Qadr ayat 4 dan 5 :

تَنَزَّلُ ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةُ وَٱلرُّوحُ فِيہَا بِإِذۡنِ رَبِّہِم مِّن كُلِّ أَمۡرٍ۬ (٤) سَلَـٰمٌ هِىَ حَتَّىٰ مَطۡلَعِ ٱلۡفَجۡرِ (٥)

4. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.

5. Malam itu (penuh) Kesejahteraan sampai terbit fajar.

Maka yang paling bisa merasakan ke-Imanan yang dahsyat adalah orang-orang yang  melakukan Ittikaf di sepuluh malam terakhir Romadhon.

Ulama lain menafsirkan, bahwa “malam yang sepuluh” adalah 10 hari di awal Zulhijjah.  Maka ada yang bertanya : Lebih mulia mana antara 10 hari Awal Zulhijjah atau 10 Akhir di bulan Romadhon?. Para ulama menjelaskan : Kalau titik beratnya “malam” maka malam sepuluh hari terakhir bulan Romadhon yang lebih mulia. Tetapi kalau tinjauannya pada “siang hari” maka sepuluh hari awal Zulhijjah lebih mulia. Karena ibadah-ibadah 10 hari di awal Zulhijjah dikerjakan siang hari.  Misalnya : Qurban, Shiam Arofah, Wukuf di Arofah, dst. Di sinilah menariknya.

Bahkan ketika Allah subhanahu wata’ala bersumpah dengan 10 hari di awal Zulhijjah ternyata ranghkaian Rukun Islam adalah “berkumpul” di sana (1 – 10 Zulhijjah). Haji Wukuf di Arofah (9-10),  Shaum (9 Zulhijjah),  Zakat,
Hadits Rasulullah saw : Berpuasa di hari Arofah akan menggugurkan dosa-dosa satu tahun yang lampau dan satu tahun yang akan datang.

Dalam kisah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam yang membawa Hajar (isterinya) dan Ismail, anaknya yang masih bayi, ke lembah yang tandus dan kering yaitu Makkah, di atas bekas bangunan Ka’bah yang tinggal sisa-sisa fondasinya saja, setelah istirahat beberapa saat,  Nabi Ibrahim ‘alaihissalam berjalan hendak kembali ke Falistin meninggalkan Hajar dan anaknya Ismail.  Maka Hajar, isterinya, yang merasa akan ditinggalkan di lembah itu, memanggil dan  bertanya :

Whai Ibrahim, kenapa engkau pergi?,  Kenapa kami ditinggal di sini?”.
Nabi Ibrahim ‘alaihissalam diam tidak menjawab, tetap berjalan meninggalkan Hajar dan anaknya Ismail. Diulang kembali Hajar memanggil dan bertanya: “Ibrahim, kenapa aku dan anakmu engkau tinggalkan di sini, engkau hendak kemana ? Apakah karena kecemburuan Sarah maka kami ditinggalkan di sini ?”.  Nabi Ibrahim tidak menjawab.  Hajar bertanya lagi : “Apakah ini kehendak Allah ?”.  

Barulah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam berbalik badan, menjawab : “Iya, benar, ini kehendak Allah”. Kemudian beliau berdo’a agar Mekkah menjadi negeri yang makmur, penuh dengan buah-buahan, beliau meneruskan perjalanan kembali ke Falistin tempat rumah beliau bersama Sarah.  Mendengar jawaban itu, Hajar menunduk dan berkata lirih : “Kalau ini sudah kehendak Allah, aku terima apapun keadaanku”.

Maka kekuatan orang melakukan Sa’i dan karena do’a Nabi Ibrahimalaihissalam yang tulus  dan ikhlas, perjuangan yang luar-biasa dari Nabi Ibrahim dan isteri beliau (Hajar), menghasilkan buah yang luar-biasa, menjadilah kota Makkah yang semula lembah tandus dan kering-kerontang, menjadi Makkah yang makmur, sejahtera sebagaimana kita lihat di saat ini. Mekkah menjadi pusat kegiatan keagamaan (Islam) dan menjadi pusat perhatian dunia. 

Sa’i  artinya berusaha. Ketika itu Hajar berusaha mencari air karena kehausan. Ia berlari-lari kecil antara bukit Sofa dan Marwa sambil mengkhawatirkan anaknya  yang kehausan, mencari air, sementara anak bayinya (Ismail) ditinggal di dekat  Ka’bah (yang ketika itu tinggal puing dan fondasinya).
Dalam kondisi kehausan mulutnya selalu berucap : Air, air, air sambil terus berlari kecil mondar-mandir antara dua bukit Sofa dan Marwa, diiringi rasa putus-asa.

Tetapi Hajar terus berusaha (Sa’i) mencari air, untuk diri dan anaknya (Ismail).
Sampai tujuh kali mondar-mandir (bolak-balik) antara Sofa dan Marwa. perjuangan yang luar-biasa, diiringi do’a kepada Allah subhanahu wa ta’ala minta diberi air, air, air.  Ternyata usahanya berbuah manis, di sela-sela kaki Ismail yang ditidurkan di dekat fondasi Ka’bah, keluarlah air, yang kemudiaan orang menyebutnya dengan Air Zamzam.

Maka kalau hari ini kita bersusah-payah, berlelah-lelah mendidk anak-anak kita dan berdo’a, dan kitapun tidak tahu karena mungkin kita sudah meninggal, menjadi apa anak kita. Kita hanya bisa berusahadan berdo’a.

Lihat Surat As Shoffaat ayat 99 – 103 :

   وَقَالَ إِنِّى ذَاهِبٌ إِلَىٰ رَبِّى سَيَہۡدِينِ (٩٩) رَبِّ هَبۡ لِى مِنَ ٱلصَّـٰلِحِينَ (١٠٠) فَبَشَّرۡنَـٰهُ بِغُلَـٰمٍ حَلِيمٍ۬ (١٠١) فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعۡىَ قَالَ يَـٰبُنَىَّ إِنِّىٓ أَرَىٰ فِى ٱلۡمَنَامِ أَنِّىٓ أَذۡبَحُكَ فَٱنظُرۡ مَاذَا تَرَىٰ‌ۚ قَالَ يَـٰٓأَبَتِ ٱفۡعَلۡ مَا تُؤۡمَرُ‌ۖ سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّـٰبِرِينَ (١٠٢) فَلَمَّآ أَسۡلَمَا وَتَلَّهُ ۥ لِلۡجَبِينِ (١٠٣)
99. Dan Ibrahim berkata:"Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku.

100. Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.

101. Maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar.

102. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".

103. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ).

Dari ayat tersebut (102),   ketika Ismail sampai usia dewasa (bukan masih kecil) suatu hari Nabi Ibrahim ‘alaihissalam bercerita tentang mimpi beliau kepada puteranya (Ismail) dan minta pendapatnya serta ingin menguji seberapa jauh Iman dan Taqwa puteranya :. “Bagaimana menurut kamu”. Maka jawab Ismail sebagaimana disebutkan dalam ayat tersebut. Jawabannya jelas, tegas, ikhlas sebagai seorang anak yang penuh Iman dan Taqwa serta berserah-diri kepada Allah subhanahu wata’ala.  Jawaban seorang anak yang demikian tinggi Iman dan cinta Ismail kepada Allah subhanahu wata’ala.

Kalau anak seperti Ismail itu menjadi “Harta dan kekayaan” pasangan suami isteri yang memberikan pelipur lara kepada kedua orangtuanya, ternyata Ismail seorang  anak yang selama ini didambakan dan sangat dicintai oleh Nabi Ibrahim ‘alaihissalam,   tetapi “dibelanjakan” (dikorbankan) kepada Allah subhanahu wata’ala. Itulah jiwa ber-Qurban yang memunculkan kekuatan untuk “memberi” yang terbaik.

Bisakah kita berlaku (bersikap) seperti itu. Ikhlas-kah bila anda menjual HP anda yang seharga Rp 5 juta lalu dibelikan seekor domba/kambing untuk ber-Qurban ?
Sementara Nabi Ibrahim ‘alaihissalam bukan sekedar HP, melainkan anak yang tercinta “diminta” oleh Allah untuk “Qurban”.  Mampukah kita ?
Karena Qurban itu sudah merupakan perintah Allah subhanahu wata’ala, mudah-mudahan kita bersabar dan melakukan dengan Ikhlas “Penyembelihan Hewan Qurban” .

Dalam kisah, ketika Nabi Ibrahim ‘alaihissalam  kembali kepada Sarah, tidak lama kemudian terjadi kejutan.  Suatu hari di rumah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam didatangi 3 (tiga) orang laki-laki yang misterius. Nabi Ibrahim ‘alaihissalam kemudian menyembelih anak sapi untuk hidangan makan bagi ketiga orang tamu itu. Ketika sampai  dihidangkan Nabi Ibrahim ‘alahissalam mempersilakan tamunya untuk makan bersama. Tetapi tiga orang tamu itu menjawab: Tidak usah repot-repot, kami sudah makan (tidak mau makan). Salah seorang tamu itu berkata : Kami datang memberikan kabar gembira untukmu, bahwa akan datang anak yang’alim dari isterimu (Sarah).

Mendengar pembicaraan tamu itu, Sarah berteriak sambil menepuk-nepuk pipinya seraya berkata : “Bagimana mungkin aku punya anak, aku sudah tua”. Ketika itu umur Sarah sudah 90 tahun.  Ternyata tidak lama kemudian Sarah hamil dan pada waktunya lahirlah bayi laki-laki sehat wal ‘afiat, dialah Ishaq (Nabi Ishaq alaihissalam) putera kedua Nabi Ibrahim ‘alaihissalam.

Demikianlah,  bila Allah subhanahu wata’ala berkehendak, apapun bisa terjadi. Dan dalam hal ini Allah memberikan kejutan bagi keluarga Nabi  Ibrahim ‘alaihissalam,  yaitu memberikan putera yang selama ini mereka idam-idamkan.

Keutamaan Bulan Zulhijjah.
Implementasi Syahadat yang kita ucapkan, mengumpul dalam  sepuluh hari  di awal bulan Zulhijjah : Sholat, Shaum, Haji, Dzikir, Qurban , dst.  Maka ketika orang bicara ketaatan kepada Allah subhanahu wata’ala  sudah lebih dahulu Allah beri fasilitasnya. 

Sebelum kita mengucapkan:  Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in (AlFatihah, hanya kepada Engkau (Allah) kami menyembah dan hanya kepada Engkau kami meminta pertolongan) -  Allah subhanahu wata’ala sudah memberikan berbagai kenikmatan hidup kepada manusia.  Maka ketika kita mengucapkan ; Alhamdulillahirobbil ‘alamin,  semua fasilitas sudah diberikan oleh Allah subhanahu wata’ala, termasuk alam semesta, bumi, langit otak (akal) semua sudah diberikan  kepada kita manusia.

Maka perlu di ajarkan kepada anak-anak kita, termasuk perintah Syari’at menyembelih hewan Qurban, sebagai tanda ke-Taqwa-an  kita kepada Allah subhanahu wata’ala. Kemudian sejak hari pertama sampai hari ke sepuluh kita dianjurkan untuk memperbanyak Takbir, Tahmid, Tahlil, Dzikir, Tilawah, Shaum  Sunnah, dst. Boleh melakukan Shaum sejak hari pertama sampai hari ke-sembilan Zulhijjah. Kalaupun tidak sejak hari pertama, tetapi hari ke-sembilan (9 Zulhijjah) jangan dilupakan, lakukan Shaum Sunnah (Shaum Arofah).

Bagi yang ingin ber-Qurban.
Hadits dari Ummu Salamah : Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Jika kalian melihat hilal pada hari pertama Zulhijjah dan kalian berniat hendak ber-Qurban, hendaknya menahan diri untuk memotong rambut dan kuku, sejak hari pertama sampai hari kesembilan”.  

Dalam Kitab-Fiqihnya Said Tsabit . berkata : Larangan tersebut (dalam Hadits di atas) meliputi cara apapun termasuk larangan mencukur rambut kepala sebagian saja atau sekedar mencabutinya. Sampai saat penyembelihan hewan Qurban.

Maka disarankan bagi anda yang ingin ber-Qurban, sebelum masuk hari pertama Zulhijjah, silakan memotong rambut (mencukur) memotong kuku dsb, agar nyaman selama sepuluh hari pertama bulan Zulhijjah.

Fiqih Ber-Qurban.
1.     Hari-hari Tasyriq (11, 12 dan 13 Zulhijjah) tidak boleh melakukan Shaum (Puasa).
2.     Adab menyembelih Hewan Qurban : Pisau untuk menyembelih harus tajam. Dan jangan diperlihatkan kepada hewan Qurban yang akan disembelih. Usahakan hewan tidak tersiksa sebelum disembelih. Proses penyembelihan harus dengan Adab sesuai contoh Rasulullah  shollallahu ‘alaihi wasallam.
3.     Hadits Rasulullah saw : Wajib bagi yang ber-kelapangan rezki untuk menyembelih hewan Qurban.
4.     Bedakan antara Qurban dan ‘Aqiqoh.  Qurban adalah penyembelihan hewan pada (dalam rangka)  Hari Raya Idul Ad-ha.  Aqiqoh : Penyembelihan domba/kambing dalam rangka kelahiran seorang bayi. Sesuai Sunnah Rasulullah  saw, penyembelihan Aqiqoh adalah pada hari ke-tujuh sejak kelahiran bayi. Untuk bayi laki-laki : Dua ekor kambing/domba dan untuk bayi perempuan satu ekor kambing/domba. Sebagai rasa Syukur kepada Allah subhanahu wata’ala.
5.     Para Ulama Fiqih mengatakan : Hukum ber-Qurban adalah Sunnat Muakkad.  

Jenis hewan untuk Qurban adalah hewan ternak :
1.     Unta sesudah mencapai umur 5 (lima) tahun
2.     Sapi (lembu) sesudah mencapai umur 2(dua) tahun.
3.     Kambing, sesudah mencapai umur 1 (satu) tahun
4.     Domba sesudah mencapai 6 (enam) bulan.  

Satu ekor sapi (unta) untuk Qurban 7 (tujuh) orang. Pahalanya  untuk sekeluarga yang ikut urunan.  Haditsnya : Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda : Satu Qurban adalah untuk  satu keluarga yang ber-Qurban
Pertanyaannya : Bolehkah ber-Qurban untuk atas nama orang yang sudah meninggal ? 

Dalam hal ini ada dua pendapat Ulama :
1.     Orang yang sudah meninggal diikutkan kepada keluarga yang masih hidup.
2.     Orang yang sudah meninggal sudah putus amalannya, maka ridak bisa Qurban di atas namakan orang yang sudah meninggal.   Kecuali ketika masih hidup seseorang berwasiat dan titip uang untuk membeli hewan Qurban.

Aqiqoh dan ber-Qurban boleh dengan cara berhutang, dengan ketentuan ada jaminan yang berhutang mampu melunasi sesuai perjanjian. Termasuk ‘Aqiqoh. 
Lebih utama orang (laki-laki) yang ber-Qurban hendaknya menyembelih sendiri, sesuai dengan Sunnah Rasulullah saw (Beliau) menyembelih sendiri hewan Qurbannya berupa domba.

Pendistribusian daging hewan Qurban, kecuali untuk dimakan sendiri sekeluarga, juga dibagikan kepada tetangga, saudara, handai-taulan tidak pandang kaya atau miskin. Berbeda dengan pendistribusian Zakat yang sudah ditentukan dalam 8 Asnaf.

Syarat hewan Qurban :
Sehat fisiknya, tidak buta, tidak cacat, tidak sakit, tidak pincang, tidak terlalu kurus.  Ini perlu disosialisasikan kepada orang yang hendak ber-Qurban dan para penjual hewan Qurban.

Sekian bahasan, mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIK.

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
                                                         __________

















No comments:

Post a Comment