Translate

Thursday, November 16, 2017

Aku Ingin Bahagia Dunia Dan Akhirat, oleh : Ustadz Ahmad Susilo, Lc.

PENGAJIAN DHUHA MASJID BAITUSSALAM

Aku Ingin Bahagia Dunia Dan Akhirat
Ustadz Ahmad Susilo, Lc.

Jum’at,  14 Shofar 1439H – 3 November 2017.

Assalamu’alaikum wr.wb.,

Muslimin dan muslimah yang dirahmati Allah subhanahu wata’ala,

Dalam sebuah Hadits Shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, seorang sahabat bernama Qatadah bertanya kepada Anas bin Malik : “Ya Anas, do’a apakah yang paling banyak dibaca oleh Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam?”. Anas bin Malik menjawab : “Bahwasanya do’a yang paling banyak diminta oleh Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam beliau berdo’a : Allahumma atina fiddun-ya hasanah, wa fil akhiroti hasanah waqina ‘adzabannaar (Wahai Allah hamba memohon kepada-Mu agar diberikan kebaikan di dunia dan hamba memohon kepada-Mu agar diberikan kebaikan di Akhirat dan hindarkan kami dari adzab neraka).

Ternyata,  Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam yang oleh Allah sudah dijamin masuk Surga, yang sudah dijamin diampuni dosanya, do’a yang paling banyak beliau minta : Bahagia di dunia dan bahagia di Akhirat dan terhindar dari Neraka.  
Itulah do’a yang dicontohkan kepada kita umat Islam oleh Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam dan Allah contohkan dalam AlQur’an.
Di Indonesia orang menyebutnya do’a Sapu Jagad. Orang Indonesia suka yang  praktis-praktis saja, sekali do’a seluruh jagad ter-raih. Mungkin itu maksudnya. Sehingga dalam berdo’a juga tidak benar, banyak yang salah.
Apa yang dido’akan dengan apa yang diusahakan tidak sesuai. Ingin bahagia di dunia dan Akhirat tetapi tidak memahami do’a tersebut.  Tidak memahami makna do’a tersebut dan tidak meng-implementasikannya.

Bahasan kali ini berjudul : Aku Ingin Bahagia Di Dunia dan di Akhirat. 

Kita yakin tidak ada orang yang tidak ingin bahagia. Tetapi bahagia di dunia adalah relative, tidak sama antara orang yang satu dengan orang yang lain. Karena nilai kebahagiaan dunia tidak hanya berdasarkan  materi.   Meskipun banyak orang yang menilai bahagia berdasarkan materi. Kalau memang benar bahwa sumber kebahagiaan adalah materi, maka banyak orang-orng kaya yang berbahagia di dunia. Ternyata tidak.   Banyak orang kaya tetapi tidak bahagia.

Bahagia adalah ketika seorang hamba telah memiliki Iman dan Taqwa, telah memiliki rasa Syukur dan Sabar. Itulah hamba yang paling bahagia di muka bumi. Maka ketika bahagia berlandasan Iman dan Taqwa, syukur dan sabar, maka kelak bahagia di Akhirat  adalah sama, yaitu : Surga.
Maka kemana kita nanti,  apakah ingin bahagia di dunia saja, atau bahagia di dunia dan Akhirat, tergantung bagaimana usaha kita.

Lihat AlQur’an Surat Al Baqarah ayat 200 – 202 :

 فَإِذَا قَضَيۡتُم مَّنَـٰسِكَڪُمۡ فَٱذۡڪُرُواْ ٱللَّهَ كَذِكۡرِكُمۡ ءَابَآءَڪُمۡ أَوۡ أَشَدَّ ذِڪۡرً۬ا‌ۗ فَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَقُولُ رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى ٱلدُّنۡيَا وَمَا لَهُ ۥ فِى ٱلۡأَخِرَةِ مِنۡ خَلَـٰقٍ۬ (٢٠٠) وَمِنۡهُم مَّن يَقُولُ رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى ٱلدُّنۡيَا حَسَنَةً۬ وَفِى ٱلۡأَخِرَةِ حَسَنَةً۬ وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ (٢٠١) أُوْلَـٰٓٮِٕكَ لَهُمۡ نَصِيبٌ۬ مِّمَّا كَسَبُواْ‌ۚ وَٱللَّهُ سَرِيعُ ٱلۡحِسَابِ (٢٠٢)
200. Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berdzikirlah dengan menyebut Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berdzikirlah lebih banyak dari itu. Maka di antara manusia ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan Kami, berilah Kami (kebaikan) di dunia", dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat.

201. Dan di antara mereka ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan Kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa neraka".
202. Mereka itulah orang-orang yang mendapat bahagian daripada yang mereka usahakan; dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya.

Biasanya orang yang hendak pergi menunaikan ibadah Haji, ia bersemangat sekali ibadahnya, sholatnya, membaca AlQur’an, serta ibadah-ibadah lainnya bersemangat sekali. Tetapi begitu selesai mengerjakan Ibadah Haji, masih di Mekkah semangatnya mulai menurun.  Mereka melakukan Thawaf bukan di depan Ka’bah, malainkan di tempat-tempat perbelanjaan di kota Mekkah. Sholatnya bukan lagi di Msjidil Haram, tetapi di Hotel tempat menginap. Do’anya bukan lagi untuk Akhirat, melainkan bagaimana agar sukses di dunia.

Sebagaimana ayat 200 tersebut di atas. Mereka selesai ibadah Haji do’anya : Wahai Tuhan kami, berikan kepada kami kebaikan di dunia, maka bagi mereka tidak punya bagian sedikitpun yang menyenangkan di Akhirat.
Apa sebab ? Karena yang mereka minta hanya dunia.

Tetapi di ayat 201 Allah subhanahu wata’ala berfirman : Dan di antara mereka ada yang berdo’a : Ya Tuhan kami berikan kepada kami kebaikan di dunia, dan kebaikan kami di Akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.

Itulah do’a yang paling sering diucapkan oleh Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam dan paling sering diajarkan kepada kita kaum muslimin.  Agar kita minta bahagia di dunia dan bahagia di Akhirat.

Pada ayat 202 : Mereka itulah orang-orang yang mendapat bagian dari yang mereka usahakan, dan Allah sangat cepat perhitungannya.
Maksudnya mereka yang mendapat bagian karena usahanya di dunia.  Mereka yang ingin bahagia di dunia mereka usaha di dunia dan mereka ingin bahagia di Akhirat maka mereka usaha untuk bahagia di Akhirat.

Bagaimana dengan orang yang sibuk hanya untuk dunianya saja ? Dan bagaimana dengan orang yang lebih mencintai Akhirat ?

Lihat Surat Al Isra’ ayat 18 dan 19 :

مَّن كَانَ يُرِيدُ ٱلۡعَاجِلَةَ عَجَّلۡنَا لَهُ ۥ فِيهَا مَا نَشَآءُ لِمَن نُّرِيدُ ثُمَّ جَعَلۡنَا لَهُ ۥ جَهَنَّمَ يَصۡلَٮٰهَا مَذۡمُومً۬ا مَّدۡحُورً۬ا (١٨) وَمَنۡ أَرَادَ ٱلۡأَخِرَةَ وَسَعَىٰ لَهَا سَعۡيَهَا وَهُوَ مُؤۡمِنٌ۬ فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ ڪَانَ سَعۡيُهُم مَّشۡكُورً۬ا (١٩)

18. Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami(Allah) segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka Jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir (dari Surga Allah).

19. Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik.

Maksudnya, bila orang berusaha hanya untuk dunia saja maka ia akan diberi oleh Allah segala harta dan pangkat hanya di dunia saja. tetapi di Akhirat ia akan masuk Neraka.  Sedangkan orang-orang yang menghendaki kebahagiaan di Akhirat dan berusaha sungguh-sungguh, mereka akan mendapatkan balasan yang berlipat-ganda dengan amal-amalnya dan pada saat itu mereka akan dibalas oleh Allah dengan sempurna (Surga).

Kesimpulan: Siapa yang ingin bahagia di dunia, maka ia wajib berusaha untuk dunia, dan siapa yang ingin bahagia di Akhirat maka ia wajib berusaha untuk Akhirat.

Bila kita lihat orang yang sukses untuk dunia,  maka ia akan berusaha sekuat tenaga tidak mengenal lelah, siang-malam. Berusaha dan bekerja terus-menerus. Ia berusaha dengan sungguh-sungguh. Padahal menurut Allah subhanahu wata’ala, dunia itu tidak ada nilainya sama sekali. Sedangkan Akhirat lebih baik, lebih berharga, lebih kekal, dst.

Maka bila orang memilih Akhirat, tunaikan ayat 19 tersebut dengan sebaik-baiknya. Dimana disebutkan bahwa mereka yang berusaha untuk Aklhirat,. mereka akan dibalas oleh Allah dengan sempurna, yaitu Surga.  Kalau untuk urusan dunia saja mereka berusaha dengan sungguh-sungguh, kenapa untuk Akhirat tidak berusaha sungguh-sungguh ?  Kenapa beribadah dengan malas-malasan ?

Apakah dunia yang anda nomor-satukan dan Allah anda nomor-duakan?  Mudah-mudahan tidak demikian.  Karena Allah-lah yang memberi nyawa kepada kita, Allah-lah yang memberikan kehidupan, rezki, kesehatan, dan semua kenikmatan itu landasannya adalah Allah subhanahu wata’ala. Dan kita sebentar lagi akan dipanggil Allah untuk selanjutnya menuju ke Akhirat. 

Maka sesuai dengan do’a tersebut di atas, kita harus berusaha untuk dunia dengan sungguh-sungguh dan berusaha untuk Akhirat juga dengan sungguh-sungguh.
Orang-orang yang mencintai dunia, Allah berikan jaminan sempurna dunianya tidak akan dirugikan sedikitpun. Lihat Surat Huud ayat 15 – 16 :

مَن كَانَ يُرِيدُ ٱلۡحَيَوٰةَ ٱلدُّنۡيَا وَزِينَتَہَا نُوَفِّ إِلَيۡہِمۡ أَعۡمَـٰلَهُمۡ فِيہَا وَهُمۡ فِيہَا لَا يُبۡخَسُونَ (١٥) أُوْلَـٰٓٮِٕكَ ٱلَّذِينَ لَيۡسَ لَهُمۡ فِى ٱلۡأَخِرَةِ إِلَّا ٱلنَّارُ‌ۖ وَحَبِطَ مَا صَنَعُواْ فِيہَا وَبَـٰطِلٌ۬ مَّا ڪَانُواْ يَعۡمَلُونَ (١٦)

15. Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan.

16. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.

Orang-orang yang cita-citanya hanya dunia saja, maka Allah akan  berikan mereka dunia dengan segala kenikmatannya, mereka tidak akan dirugikan di dunia.
Tetapi di ayat 16 dinyatakan bahwa mereka itu di Akhirat tidak akan mendapat apa-apa, dan akan sia-sia apa yang mereka kerjakan ketika di dunia. Dan mereka akan dimasukkan ke dalam Neraka. Kekayaan di dunia tidak akan dibawa ke- Akhirat.

Tetapi bila yang diusahakan dan dicita-citakan Akhirat, maka Allah akan berikan kebaikan dan kebahagiaan ketika di dunia dan di Akhirat. Maka kita harus bisa membuktikan, untuk  bahagia di dunia dan di Akhirat tidak cukup hanya dengan ucapan di lisan  atau hanya keinginan dalam hati, tetapi buktikan dengan Amal-Ibadah.  Landasannya adalah Iman dan buktikan amal-sholih anda.

Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam Surat An Nahl ayat 97 :

مَنۡ عَمِلَ صَـٰلِحً۬ا مِّن ذَڪَرٍ أَوۡ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤۡمِنٌ۬ فَلَنُحۡيِيَنَّهُ ۥ حَيَوٰةً۬ طَيِّبَةً۬‌ۖ وَلَنَجۡزِيَنَّهُمۡ أَجۡرَهُم بِأَحۡسَنِ مَا ڪَانُواْ يَعۡمَلُونَ (٩٧)

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

Apakah balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan (di dunia)?
Dalam sebuah Hadits Shahih diriwayakan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, dari Abu Hurairah rodhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Sesungguhnya di antara satu Umrah dengan Umrah yang lain, itu menggugurkan kesalahan dan dosa di antara itu, dan orang yang ber-Haji lalu mabrur, maka orang yang hajinya Mabrur tidak ada balasan kecuali Surga”. 

Bandingkan dengan orang yang hanya sibuk mencari dunia, maka di Akhirat tidak mendapat apa-apa, kecuali Neraka.   Maka silakan pilih, terserah kita. Kalau kita ingin Surga, marilah kita beramal sholih dengan sebaik-baiknya. Siapapun kita, laki-laki atau perempuan, yang penting landasan amal sholih itu adalah Mu’min (Orang ber-Iman). Maka balasannya sempurna : Surga.

Lihat Surat Ghofir (Al Mu’min) ayat 40  Allah subhanahu wata’ala berfirman :
  
مَنۡ عَمِلَ سَيِّئَةً۬ فَلَا يُجۡزَىٰٓ إِلَّا مِثۡلَهَاۖ وَمَنۡ عَمِلَ صَـٰلِحً۬ا مِّن ذَڪَرٍ أَوۡ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤۡمِنٌ۬ فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ يَدۡخُلُونَ ٱلۡجَنَّةَ يُرۡزَقُونَ فِيہَا بِغَيۡرِ حِسَابٍ۬ (٤٠)

Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalasi melainkan sebanding dengan kejahatan itu. dan barangsiapa mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezki di dalamnya tanpa hisab.

Maksunya, siapa orang yang berbuat kejahatan, kesalahan dan perbuatan buruk lainnya, mungkin di dunia ia bisa lolos dari  jerat hukum, mungkin menang berperkara di pengadilan, tetapi di Akhirat ia akan dibalas dengan siksa, tidak akan mungkin lolos dari pengadilan Akhirat.   Tetapi ia akan dibalas sebanding dengan perbuatannya.   Tetapi orang-orang yang beramal sholih, baik laki-laki atau perempuan sedang mereka dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk Surga.  Mereka akan mendapat rezki dan kenikmatan tanpa batas.

Sementara kenikmatan di dunia ini terbatas.  Orang sekaya apapun ketika sakit ia tidak bisa merasakan kenikmatan hartanya.  Apalagi oleh dokter dibatasi makannya, tidak boleh makan ini, atau makan itu. Makannyapun ditakar, tidak boleh lebih dari 5 ons sehari, dst. Akan nikmat dari mana ?.

Seseorang yang punya uang 100 juta rupiah, lalu untuk biaya hidup, makan dan bertempat tinggal 15 juta, maka uangnya tinggal 85 juta rupiah.
Kemudian ia membeli pakaian dan asesoris habis 25 juta rupiah, maka uangnya tersisa 60 juta rupiah. Lalu ia ber-sodakoh 1 juta rupiah, maka sisa uangnya bukan 59 juta rupiah, melainkan yang ia miliki 1 Juta rupiah yang disodakohkan itu. Itulah milik-nya yang sesungguhnya. Karena uang shodakoh yang satu juta rupiah itulah yang akan ia bawa ke Akhirat.

Dalam Hadits shahih riwayat Imam Muslim, dari Abu Hurairah rodhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Seorang hamba senantiasa hanya mencari-cari harta dan harta, sesungghnya hartanya itu terbagi menjadi tiga : Harta yang ia makan,  harta yang dipakai sehari-hari dan harta yang ia sodakohkan (infaq-kan) itulah harta milikmu yang sesungguhnya yang kekal sampai Akhirat. Harta selain itu jika ia mati, maka akan ia tinggalkan menjadi milik ahli warisnya”.

Harta yang sudah disodakohkan itulah yang akan menjadi miliknya yang sebenarnya,  yang akan mengikuti sampai ke Akhirat. Harta yang lainnya akan menjadi milik ahli waris yang ditinggalkan.

Dalam Hadits lain, riwayat Imam Muslim, dari sahabat Anas bin Malik, Rasulullah shollllahu ‘alkaihi wasallam bersabda : Nanti kelak jika kita mati, yang akan mengiringi jenazah kita ada tiga, yang dua kembali dan yang satu ikut sampai Akhirat. Yang dua kembali ke rumahnya ialah anggota keluarganya dan hartanya, dan yang satu yang ikut ke Akhirat adalah amal-ibadahnya (sodakohnya).

Bagi kita sekarang, jika kita sudah banyak melakukan amal-ibadah, sodakoh itulah yang akan kita bawa sampai Akhirat. Harta yang lain akan kembali menjadi milik ahli waris. Maka kita berdo’a Robbana atina fiddun-ya hasanah wafil akhiroti hasanah  waqina ‘adzabannaar  – tidak cukup hanya dengan lisan, tetapi harus dengan Iman dan amal-sholih.

Dalam AlQur’an Allah subhanahu wata’ala sering menyebut Iman dan Amal-sholih, kadang dengan : Siapa yang ber-Iman dan ber-Amal-sholih, maknanya adalah : Tidak sempurna iman seseorang  jika belum membuktikan dengan amal-sholih. Tidak ada gunanya amal-sholih seseorang jika tidak punya Iman.

Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam Surat Ali Imran ayat 91 :

إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ وَمَاتُواْ وَهُمۡ كُفَّارٌ۬ فَلَن يُقۡبَلَ مِنۡ أَحَدِهِم مِّلۡءُ ٱلۡأَرۡضِ ذَهَبً۬ا وَلَوِ ٱفۡتَدَىٰ بِهِۦۤ‌ۗ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ لَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٌ۬ وَمَا لَهُم مِّن نَّـٰصِرِينَ (٩١)

Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang diantara mereka emas sepenuh bumi, walaupun Dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu. bagi mereka Itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong.

Dan yang lebih dahsyat lagi dari ayat tersebut diatas, lihat Surat Al Maa-idah ayat 36 – 37 :                 
إِنَّ ٱلَّذِينَ ڪَفَرُواْ لَوۡ أَنَّ لَهُم مَّا فِى ٱلۡأَرۡضِ جَمِيعً۬ا وَمِثۡلَهُ ۥ مَعَهُ ۥ لِيَفۡتَدُواْ بِهِۦ مِنۡ عَذَابِ يَوۡمِ ٱلۡقِيَـٰمَةِ مَا تُقُبِّلَ مِنۡهُمۡ‌ۖ وَلَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٌ۬ (٣٦) يُرِيدُونَ أَن يَخۡرُجُواْ مِنَ ٱلنَّارِ وَمَا هُم بِخَـٰرِجِينَ مِنۡہَا‌ۖ وَلَهُمۡ عَذَابٌ۬ مُّقِيمٌ۬ (٣٧)

36. Sesungguhnya orang-orang yang kafir sekiranya mereka mempunyai apa yang dibumi ini seluruhnya dan mempunyai yang sebanyak itu (pula) untuk menebusi diri mereka dengan itu dari azab hari kiamat, niscaya (tebusan itu) tidak akan diterima dari mereka, dan mereka beroleh azab yang pedih.

37. Mereka ingin keluar dari neraka, padahal mereka sekali-kali tidak dapat keluar daripadanya, dan mereka beroleh azab yang kekal.

Maknanya, bahwa orang-orang kafir itu tidak ada artinya di sisi Allah meskipun orang kafir itu memiliki harta sebanyak dunia dan seisinya. Kenapa orang kafir seperti itu  ?

Lihat Surat Ibrahim ayat 18 :
 مَّثَلُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ بِرَبِّهِمۡ‌ۖ أَعۡمَـٰلُهُمۡ كَرَمَادٍ ٱشۡتَدَّتۡ بِهِ ٱلرِّيحُ فِى يَوۡمٍ عَاصِفٍ۬‌ۖ لَّا يَقۡدِرُونَ مِمَّا ڪَسَبُواْ عَلَىٰ شَىۡءٍ۬‌ۚ ذَٲلِكَ هُوَ ٱلضَّلَـٰلُ ٱلۡبَعِيدُ (١٨)
Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh.

Orang-orang kafir itu setiap berbuat baik di dunia langsung lenyap tidak ada bekasnya, tidak ada balasannya, karena mereka tidak mengakui Allah sebagai Tuhan, bahkan menyakui yang lain sebagai Tuhan.   Mereka sesat yang sngat jauh, diciptakan oleh Allah tetapi disuruh mengakui Allah sebagai Tuhan, mereka tidak mau. Diberi rezki, diberi nikmat di dunia, lalu disuruh mengakui Allah sebagai Tuhan mereka tidak mau. Maka di Akhirat kelak mereka (orang kafir) itu akan disiksa di Neraka, karena mereka sudah berbuat Syirik ketika di dunia.

Maka marilah kita raih dunia dan Akhirat.  Mungkin dunia kita hanya mendapat sedikit, tetapi ada Akhirat yang lebih baik. Karena dunia ini hanya sementara, tidak ada apa-apanya.  Kita semua ini akan tamasya ke Akhirat. Sudahkah kita punya bekal agar kita masuk Surga ?

Lihat Surat Al Hadid  ayat 20 :

ٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّمَا ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَا لَعِبٌ۬ وَلَهۡوٌ۬ وَزِينَةٌ۬ وَتَفَاخُرُۢ بَيۡنَكُمۡ وَتَكَاثُرٌ۬ فِى ٱلۡأَمۡوَٲلِ وَٱلۡأَوۡلَـٰدِ‌ۖ كَمَثَلِ غَيۡثٍ أَعۡجَبَ ٱلۡكُفَّارَ نَبَاتُهُ ۥ ثُمَّ يَہِيجُ فَتَرَٮٰهُ مُصۡفَرًّ۬ا ثُمَّ يَكُونُ حُطَـٰمً۬ا‌ۖ وَفِى ٱلۡأَخِرَةِ عَذَابٌ۬ شَدِيدٌ۬ وَمَغۡفِرَةٌ۬ مِّنَ ٱللَّهِ وَرِضۡوَٲنٌ۬‌ۚ وَمَا ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَآ إِلَّا مَتَـٰعُ ٱلۡغُرُورِ (٢٠)

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu \lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.

“Ketahuilah” dalam ayat  tersebut adalah mengetahui dengan Ilmu.

Selanjutnya lihat ayat 21 :

سَابِقُوٓاْ إِلَىٰ مَغۡفِرَةٍ۬ مِّن رَّبِّكُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُہَا كَعَرۡضِ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ أُعِدَّتۡ لِلَّذِينَ ءَامَنُواْ بِٱللَّهِ وَرُسُلِهِۦ‌ۚ ذَٲلِكَ فَضۡلُ ٱللَّهِ يُؤۡتِيهِ مَن يَشَآءُ‌ۚ وَٱللَّهُ ذُو ٱلۡفَضۡلِ ٱلۡعَظِيمِ (٢١)

Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah mempunyai karunia yang besar.

Maka marilah kita berdo’a : Robbana atina fiddun-ya hasanah, wafil akhiroti hasanah waqinna ‘adzabannaar. (Ya Allah berilah kami  kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di Akhirat dan hindarkanlah kami dari siksa api neraka).
Dan kita buktikan bahwa kita benar-benar ingin bahagia di Akhirat. Ternyata modalnya : Iman dan Amal-sholih. Bukan harta dan anak-keturunan.




Lihat Surat Saba’ ayat 37 :

وَمَآ أَمۡوَٲلُكُمۡ وَلَآ أَوۡلَـٰدُكُم بِٱلَّتِى تُقَرِّبُكُمۡ عِندَنَا زُلۡفَىٰٓ إِلَّا مَنۡ ءَامَنَ وَعَمِلَ صَـٰلِحً۬ا فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ لَهُمۡ جَزَآءُ ٱلضِّعۡفِ بِمَا عَمِلُواْ وَهُمۡ فِى ٱلۡغُرُفَـٰتِ ءَامِنُونَ (٣٧)

Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anak kamu yang mendekatkan kamu kepada Kami(Allah) sedikitpun; tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka Itulah yang memperoleh Balasan yang berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan; dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang Tinggi (dalam syurga).

Sekian bahasan, mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA, ASYHADU AN LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIK.

Wassalamu’alikum warohmatullahi wabarokatuh.

                                                        _____________

No comments:

Post a Comment