PENGAJIAN DHUHA
MASJID BAITUSSALAM
Aku Ingin
Bahagia Dunia Dan Akhirat
Ustadz
Ahmad Susilo, Lc.
Jum’at, 14 Shofar 1439H – 3
November 2017.
Assalamu’alaikum
wr.wb.,
Muslimin
dan muslimah yang dirahmati Allah subhanahu
wata’ala,
Dalam sebuah
Hadits Shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, seorang sahabat bernama
Qatadah bertanya kepada Anas bin Malik : “Ya
Anas, do’a apakah yang paling banyak dibaca oleh Rasulullah shollallahu ‘alaihi
wasallam?”. Anas bin Malik menjawab
: “Bahwasanya do’a yang paling banyak
diminta oleh Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam beliau berdo’a : Allahumma
atina fiddun-ya hasanah, wa fil akhiroti hasanah waqina ‘adzabannaar (Wahai Allah hamba memohon kepada-Mu agar
diberikan kebaikan di dunia dan hamba memohon kepada-Mu agar diberikan kebaikan
di Akhirat dan hindarkan kami dari adzab neraka).
Ternyata, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam yang oleh Allah sudah dijamin masuk
Surga, yang sudah dijamin diampuni dosanya, do’a yang paling banyak beliau
minta : Bahagia di dunia dan bahagia di
Akhirat dan terhindar dari Neraka.
Itulah do’a yang
dicontohkan kepada kita umat Islam oleh Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam dan Allah contohkan dalam AlQur’an.
Di Indonesia
orang menyebutnya do’a Sapu Jagad.
Orang Indonesia suka yang
praktis-praktis saja, sekali do’a seluruh jagad ter-raih. Mungkin itu
maksudnya. Sehingga dalam berdo’a juga tidak benar, banyak yang salah.
Apa yang
dido’akan dengan apa yang diusahakan tidak sesuai. Ingin bahagia di dunia dan
Akhirat tetapi tidak memahami do’a tersebut. Tidak memahami makna do’a tersebut dan tidak
meng-implementasikannya.
Bahasan kali ini
berjudul : Aku Ingin Bahagia Di Dunia
dan di Akhirat.
Kita yakin tidak
ada orang yang tidak ingin bahagia. Tetapi bahagia di dunia adalah relative,
tidak sama antara orang yang satu dengan orang yang lain. Karena nilai
kebahagiaan dunia tidak hanya berdasarkan materi.
Meskipun banyak orang yang menilai bahagia berdasarkan materi. Kalau
memang benar bahwa sumber kebahagiaan adalah materi, maka banyak orang-orng
kaya yang berbahagia di dunia. Ternyata tidak.
Banyak orang kaya tetapi tidak bahagia.
Bahagia adalah
ketika seorang hamba telah memiliki Iman
dan Taqwa, telah memiliki rasa Syukur dan Sabar. Itulah hamba yang paling bahagia di muka bumi. Maka ketika
bahagia berlandasan Iman dan Taqwa, syukur dan sabar, maka kelak bahagia di
Akhirat adalah sama, yaitu : Surga.
Maka kemana kita
nanti, apakah ingin bahagia di dunia
saja, atau bahagia di dunia dan Akhirat, tergantung bagaimana usaha kita.
Lihat AlQur’an Surat Al Baqarah ayat 200 – 202 :
فَإِذَا قَضَيۡتُم
مَّنَـٰسِكَڪُمۡ فَٱذۡڪُرُواْ ٱللَّهَ كَذِكۡرِكُمۡ ءَابَآءَڪُمۡ أَوۡ أَشَدَّ
ذِڪۡرً۬اۗ فَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَقُولُ رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى ٱلدُّنۡيَا وَمَا
لَهُ ۥ فِى ٱلۡأَخِرَةِ مِنۡ خَلَـٰقٍ۬ (٢٠٠) وَمِنۡهُم مَّن يَقُولُ رَبَّنَآ
ءَاتِنَا فِى ٱلدُّنۡيَا حَسَنَةً۬ وَفِى ٱلۡأَخِرَةِ حَسَنَةً۬ وَقِنَا عَذَابَ
ٱلنَّارِ (٢٠١) أُوْلَـٰٓٮِٕكَ لَهُمۡ نَصِيبٌ۬ مِّمَّا كَسَبُواْۚ وَٱللَّهُ سَرِيعُ
ٱلۡحِسَابِ (٢٠٢)
200. Apabila
kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berdzikirlah dengan menyebut
Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu,
atau (bahkan) berdzikirlah lebih banyak dari itu. Maka di antara manusia ada
orang yang bendoa: "Ya Tuhan Kami, berilah Kami (kebaikan) di dunia",
dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat.
201. Dan di antara mereka ada orang yang bendoa:
"Ya Tuhan Kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan
peliharalah Kami dari siksa neraka".
202. Mereka itulah orang-orang yang mendapat bahagian
daripada yang mereka usahakan; dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya.
Biasanya orang
yang hendak pergi menunaikan ibadah Haji, ia bersemangat sekali ibadahnya,
sholatnya, membaca AlQur’an, serta ibadah-ibadah lainnya bersemangat sekali.
Tetapi begitu selesai mengerjakan Ibadah Haji, masih di Mekkah semangatnya
mulai menurun. Mereka melakukan Thawaf bukan di depan Ka’bah, malainkan
di tempat-tempat perbelanjaan di kota Mekkah. Sholatnya bukan lagi di Msjidil
Haram, tetapi di Hotel tempat menginap. Do’anya bukan lagi untuk Akhirat,
melainkan bagaimana agar sukses di dunia.
Sebagaimana ayat
200 tersebut di atas. Mereka selesai ibadah Haji do’anya : Wahai Tuhan kami, berikan kepada kami kebaikan di dunia, maka bagi
mereka tidak punya bagian sedikitpun yang menyenangkan di Akhirat.
Apa sebab ? Karena yang mereka minta hanya dunia.
Tetapi di ayat 201
Allah subhanahu wata’ala berfirman : Dan di antara mereka ada yang berdo’a : Ya Tuhan kami berikan kepada kami kebaikan
di dunia, dan kebaikan kami di Akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.
Itulah do’a yang
paling sering diucapkan oleh Rasulullah shollallahu
‘alaihi wasallam dan paling
sering diajarkan kepada kita kaum muslimin.
Agar kita minta bahagia di dunia dan bahagia di Akhirat.
Pada ayat 202 : Mereka itulah orang-orang yang mendapat
bagian dari yang mereka usahakan, dan Allah sangat cepat perhitungannya.
Maksudnya mereka
yang mendapat bagian karena usahanya di dunia.
Mereka yang ingin bahagia di dunia mereka usaha di dunia dan mereka
ingin bahagia di Akhirat maka mereka usaha untuk bahagia di Akhirat.
Bagaimana dengan
orang yang sibuk hanya untuk dunianya saja ? Dan bagaimana dengan orang yang
lebih mencintai Akhirat ?
Lihat Surat Al Isra’ ayat 18 dan 19 :
مَّن كَانَ يُرِيدُ
ٱلۡعَاجِلَةَ عَجَّلۡنَا لَهُ ۥ فِيهَا مَا نَشَآءُ لِمَن نُّرِيدُ ثُمَّ
جَعَلۡنَا لَهُ ۥ جَهَنَّمَ يَصۡلَٮٰهَا مَذۡمُومً۬ا مَّدۡحُورً۬ا (١٨) وَمَنۡ
أَرَادَ ٱلۡأَخِرَةَ وَسَعَىٰ لَهَا سَعۡيَهَا وَهُوَ مُؤۡمِنٌ۬ فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ ڪَانَ
سَعۡيُهُم مَّشۡكُورً۬ا (١٩)
18.
Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami(Allah)
segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki
bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka Jahannam; ia
akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir (dari Surga Allah).
19. Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat
dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka
mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik.
Maksudnya, bila
orang berusaha hanya untuk dunia saja maka ia akan diberi oleh Allah segala
harta dan pangkat hanya di dunia saja. tetapi di Akhirat ia akan masuk
Neraka. Sedangkan orang-orang yang
menghendaki kebahagiaan di Akhirat dan berusaha sungguh-sungguh, mereka akan
mendapatkan balasan yang berlipat-ganda dengan amal-amalnya dan pada saat itu
mereka akan dibalas oleh Allah dengan sempurna (Surga).
Kesimpulan: Siapa yang ingin bahagia di dunia, maka
ia wajib berusaha untuk dunia, dan siapa yang ingin bahagia di Akhirat maka ia
wajib berusaha untuk Akhirat.
Bila kita lihat
orang yang sukses untuk dunia, maka ia
akan berusaha sekuat tenaga tidak mengenal lelah, siang-malam. Berusaha dan
bekerja terus-menerus. Ia berusaha dengan sungguh-sungguh. Padahal menurut
Allah subhanahu wata’ala, dunia itu
tidak ada nilainya sama sekali. Sedangkan Akhirat lebih baik, lebih berharga,
lebih kekal, dst.
Maka bila orang
memilih Akhirat, tunaikan ayat 19 tersebut dengan sebaik-baiknya. Dimana
disebutkan bahwa mereka yang berusaha untuk Aklhirat,. mereka akan dibalas oleh
Allah dengan sempurna, yaitu Surga.
Kalau untuk urusan dunia saja mereka berusaha dengan sungguh-sungguh,
kenapa untuk Akhirat tidak berusaha sungguh-sungguh ? Kenapa beribadah dengan malas-malasan ?
Apakah dunia yang
anda nomor-satukan dan Allah anda nomor-duakan?
Mudah-mudahan tidak demikian. Karena
Allah-lah yang memberi nyawa kepada kita, Allah-lah yang memberikan kehidupan,
rezki, kesehatan, dan semua kenikmatan itu landasannya adalah Allah subhanahu wata’ala. Dan kita sebentar
lagi akan dipanggil Allah untuk selanjutnya menuju ke Akhirat.
Maka sesuai dengan
do’a tersebut di atas, kita harus berusaha untuk dunia dengan sungguh-sungguh
dan berusaha untuk Akhirat juga dengan sungguh-sungguh.
Orang-orang
yang mencintai dunia, Allah berikan jaminan sempurna dunianya tidak akan
dirugikan sedikitpun. Lihat Surat Huud
ayat 15 – 16 :
مَن كَانَ يُرِيدُ
ٱلۡحَيَوٰةَ ٱلدُّنۡيَا وَزِينَتَہَا نُوَفِّ إِلَيۡہِمۡ أَعۡمَـٰلَهُمۡ فِيہَا
وَهُمۡ فِيہَا لَا يُبۡخَسُونَ (١٥) أُوْلَـٰٓٮِٕكَ ٱلَّذِينَ لَيۡسَ لَهُمۡ فِى
ٱلۡأَخِرَةِ إِلَّا ٱلنَّارُۖ وَحَبِطَ مَا صَنَعُواْ فِيہَا وَبَـٰطِلٌ۬ مَّا
ڪَانُواْ يَعۡمَلُونَ (١٦)
15. Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan
perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di
dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan.
16. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di
akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka
usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.
Orang-orang yang
cita-citanya hanya dunia saja, maka Allah akan
berikan mereka dunia dengan segala kenikmatannya, mereka tidak akan
dirugikan di dunia.
Tetapi di ayat 16
dinyatakan bahwa mereka itu di Akhirat tidak akan mendapat apa-apa, dan akan
sia-sia apa yang mereka kerjakan ketika di dunia. Dan mereka akan dimasukkan ke
dalam Neraka. Kekayaan di dunia tidak akan dibawa ke- Akhirat.
Tetapi bila yang
diusahakan dan dicita-citakan Akhirat, maka Allah akan berikan kebaikan dan
kebahagiaan ketika di dunia dan di Akhirat. Maka kita harus bisa membuktikan,
untuk bahagia di dunia dan di Akhirat
tidak cukup hanya dengan ucapan di lisan
atau hanya keinginan dalam hati, tetapi buktikan dengan Amal-Ibadah. Landasannya adalah Iman dan buktikan amal-sholih anda.
Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam Surat An Nahl ayat 97 :
مَنۡ عَمِلَ صَـٰلِحً۬ا
مِّن ذَڪَرٍ أَوۡ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤۡمِنٌ۬ فَلَنُحۡيِيَنَّهُ ۥ حَيَوٰةً۬
طَيِّبَةً۬ۖ وَلَنَجۡزِيَنَّهُمۡ أَجۡرَهُم بِأَحۡسَنِ مَا ڪَانُواْ يَعۡمَلُونَ
(٩٧)
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik
laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami
berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan.
Apakah balasan
yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan (di dunia)?
Dalam sebuah
Hadits Shahih diriwayakan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, dari Abu Hurairah rodhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“Sesungguhnya di antara satu Umrah dengan
Umrah yang lain, itu menggugurkan kesalahan dan dosa di antara itu, dan orang
yang ber-Haji lalu mabrur, maka orang yang hajinya Mabrur tidak ada balasan kecuali Surga”.
Bandingkan dengan
orang yang hanya sibuk mencari dunia, maka di Akhirat tidak mendapat apa-apa, kecuali Neraka. Maka silakan pilih, terserah kita. Kalau
kita ingin Surga, marilah kita beramal sholih dengan sebaik-baiknya. Siapapun
kita, laki-laki atau perempuan, yang penting landasan amal sholih itu adalah Mu’min (Orang ber-Iman). Maka
balasannya sempurna : Surga.
Lihat Surat Ghofir (Al Mu’min) ayat 40 Allah subhanahu
wata’ala berfirman :
مَنۡ عَمِلَ سَيِّئَةً۬
فَلَا يُجۡزَىٰٓ إِلَّا مِثۡلَهَاۖ وَمَنۡ عَمِلَ صَـٰلِحً۬ا مِّن ذَڪَرٍ أَوۡ
أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤۡمِنٌ۬ فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ يَدۡخُلُونَ ٱلۡجَنَّةَ يُرۡزَقُونَ
فِيہَا بِغَيۡرِ حِسَابٍ۬ (٤٠)
Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia
tidak akan dibalasi melainkan sebanding dengan kejahatan itu. dan barangsiapa
mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam
keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezki di dalamnya
tanpa hisab.
Maksunya, siapa
orang yang berbuat kejahatan, kesalahan dan perbuatan buruk lainnya, mungkin di
dunia ia bisa lolos dari jerat hukum,
mungkin menang berperkara di pengadilan, tetapi di Akhirat ia akan dibalas
dengan siksa, tidak akan mungkin lolos dari pengadilan Akhirat. Tetapi ia akan dibalas sebanding dengan
perbuatannya. Tetapi orang-orang yang
beramal sholih, baik laki-laki atau perempuan sedang mereka dalam keadaan
beriman, maka mereka akan masuk Surga. Mereka
akan mendapat rezki dan kenikmatan tanpa batas.
Sementara
kenikmatan di dunia ini terbatas. Orang
sekaya apapun ketika sakit ia tidak bisa merasakan kenikmatan hartanya. Apalagi oleh dokter dibatasi makannya, tidak
boleh makan ini, atau makan itu. Makannyapun ditakar, tidak boleh lebih dari 5
ons sehari, dst. Akan nikmat dari mana ?.
Seseorang yang
punya uang 100 juta rupiah, lalu untuk biaya hidup, makan dan bertempat tinggal
15 juta, maka uangnya tinggal 85 juta rupiah.
Kemudian ia
membeli pakaian dan asesoris habis 25 juta rupiah, maka uangnya tersisa 60 juta
rupiah. Lalu ia ber-sodakoh 1 juta
rupiah, maka sisa uangnya bukan 59 juta rupiah, melainkan yang ia miliki 1
Juta rupiah yang disodakohkan itu. Itulah milik-nya yang sesungguhnya. Karena
uang shodakoh yang satu juta rupiah itulah yang akan ia bawa ke Akhirat.
Dalam Hadits
shahih riwayat Imam Muslim, dari Abu Hurairah rodhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shollallahu
‘alaihi wasallam bersabda : “Seorang
hamba senantiasa hanya mencari-cari harta dan harta, sesungghnya hartanya itu
terbagi menjadi tiga : Harta yang ia makan,
harta yang dipakai sehari-hari dan harta yang ia sodakohkan (infaq-kan)
itulah harta milikmu yang sesungguhnya yang kekal sampai Akhirat. Harta selain
itu jika ia mati, maka akan ia tinggalkan menjadi milik ahli warisnya”.
Harta yang sudah
disodakohkan itulah yang akan menjadi miliknya yang sebenarnya, yang akan mengikuti sampai ke Akhirat. Harta
yang lainnya akan menjadi milik ahli waris yang ditinggalkan.
Dalam Hadits lain,
riwayat Imam Muslim, dari sahabat Anas bin Malik, Rasulullah shollllahu
‘alkaihi wasallam bersabda : Nanti kelak jika kita mati, yang akan mengiringi
jenazah kita ada tiga, yang dua kembali dan yang satu ikut sampai Akhirat. Yang
dua kembali ke rumahnya ialah anggota keluarganya dan hartanya, dan yang satu
yang ikut ke Akhirat adalah amal-ibadahnya (sodakohnya).
Bagi kita
sekarang, jika kita sudah banyak melakukan amal-ibadah, sodakoh itulah yang
akan kita bawa sampai Akhirat. Harta yang lain akan kembali menjadi milik ahli
waris. Maka kita berdo’a Robbana atina fiddun-ya hasanah wafil
akhiroti hasanah waqina ‘adzabannaar – tidak cukup hanya dengan lisan, tetapi
harus dengan Iman dan amal-sholih.
Dalam AlQur’an
Allah subhanahu wata’ala sering
menyebut Iman dan Amal-sholih,
kadang dengan : Siapa yang ber-Iman dan
ber-Amal-sholih, maknanya adalah : Tidak sempurna iman seseorang jika belum membuktikan dengan amal-sholih.
Tidak ada gunanya amal-sholih seseorang jika tidak punya Iman.
Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam Surat Ali Imran ayat 91 :
إِنَّ ٱلَّذِينَ
كَفَرُواْ وَمَاتُواْ وَهُمۡ كُفَّارٌ۬ فَلَن يُقۡبَلَ مِنۡ أَحَدِهِم مِّلۡءُ
ٱلۡأَرۡضِ ذَهَبً۬ا وَلَوِ ٱفۡتَدَىٰ بِهِۦۤۗ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ لَهُمۡ عَذَابٌ
أَلِيمٌ۬ وَمَا لَهُم مِّن نَّـٰصِرِينَ (٩١)
Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang
mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang
diantara mereka emas sepenuh bumi, walaupun Dia menebus diri dengan emas (yang
sebanyak) itu. bagi mereka Itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak
memperoleh penolong.
Dan yang lebih
dahsyat lagi dari ayat tersebut diatas, lihat Surat Al Maa-idah ayat 36 – 37 :
إِنَّ ٱلَّذِينَ
ڪَفَرُواْ لَوۡ أَنَّ لَهُم مَّا فِى ٱلۡأَرۡضِ جَمِيعً۬ا وَمِثۡلَهُ ۥ
مَعَهُ ۥ لِيَفۡتَدُواْ بِهِۦ مِنۡ عَذَابِ يَوۡمِ ٱلۡقِيَـٰمَةِ مَا
تُقُبِّلَ مِنۡهُمۡۖ وَلَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٌ۬ (٣٦) يُرِيدُونَ أَن
يَخۡرُجُواْ مِنَ ٱلنَّارِ وَمَا هُم بِخَـٰرِجِينَ مِنۡہَاۖ وَلَهُمۡ عَذَابٌ۬
مُّقِيمٌ۬ (٣٧)
36. Sesungguhnya
orang-orang yang kafir sekiranya mereka mempunyai apa yang dibumi ini
seluruhnya dan mempunyai yang sebanyak itu (pula) untuk menebusi diri mereka
dengan itu dari azab hari kiamat, niscaya (tebusan itu) tidak akan diterima
dari mereka, dan mereka beroleh azab yang pedih.
37. Mereka ingin keluar dari neraka, padahal mereka
sekali-kali tidak dapat keluar daripadanya, dan mereka beroleh azab yang kekal.
Maknanya, bahwa
orang-orang kafir itu tidak ada artinya di sisi Allah meskipun orang kafir itu
memiliki harta sebanyak dunia dan seisinya. Kenapa orang kafir seperti itu ?
Lihat Surat Ibrahim ayat 18 :
مَّثَلُ ٱلَّذِينَ
كَفَرُواْ بِرَبِّهِمۡۖ أَعۡمَـٰلُهُمۡ كَرَمَادٍ ٱشۡتَدَّتۡ بِهِ ٱلرِّيحُ فِى
يَوۡمٍ عَاصِفٍ۬ۖ لَّا يَقۡدِرُونَ مِمَّا ڪَسَبُواْ عَلَىٰ شَىۡءٍ۬ۚ ذَٲلِكَ
هُوَ ٱلضَّلَـٰلُ ٱلۡبَعِيدُ (١٨)
Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan
mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang
berangin kencang. mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang
telah mereka usahakan (di dunia). yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh.
Orang-orang kafir
itu setiap berbuat baik di dunia langsung lenyap tidak ada bekasnya, tidak ada
balasannya, karena mereka tidak mengakui Allah sebagai Tuhan, bahkan menyakui
yang lain sebagai Tuhan. Mereka sesat
yang sngat jauh, diciptakan oleh Allah tetapi disuruh mengakui Allah sebagai
Tuhan, mereka tidak mau. Diberi rezki, diberi nikmat di dunia, lalu disuruh
mengakui Allah sebagai Tuhan mereka tidak mau. Maka di Akhirat kelak mereka
(orang kafir) itu akan disiksa di Neraka, karena mereka sudah berbuat Syirik
ketika di dunia.
Maka marilah kita
raih dunia dan Akhirat. Mungkin dunia
kita hanya mendapat sedikit, tetapi ada Akhirat yang lebih baik. Karena dunia
ini hanya sementara, tidak ada apa-apanya.
Kita semua ini akan tamasya ke Akhirat. Sudahkah kita punya bekal agar
kita masuk Surga ?
Lihat Surat Al Hadid ayat 20 :
ٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّمَا
ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَا لَعِبٌ۬ وَلَهۡوٌ۬ وَزِينَةٌ۬ وَتَفَاخُرُۢ بَيۡنَكُمۡ
وَتَكَاثُرٌ۬ فِى ٱلۡأَمۡوَٲلِ وَٱلۡأَوۡلَـٰدِۖ كَمَثَلِ غَيۡثٍ أَعۡجَبَ
ٱلۡكُفَّارَ نَبَاتُهُ ۥ ثُمَّ يَہِيجُ فَتَرَٮٰهُ مُصۡفَرًّ۬ا ثُمَّ يَكُونُ
حُطَـٰمً۬اۖ وَفِى ٱلۡأَخِرَةِ عَذَابٌ۬ شَدِيدٌ۬ وَمَغۡفِرَةٌ۬ مِّنَ ٱللَّهِ
وَرِضۡوَٲنٌ۬ۚ وَمَا ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَآ إِلَّا مَتَـٰعُ ٱلۡغُرُورِ (٢٠)
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini
hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah
antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti
hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu
menjadi kering dan kamu \lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. dan di
akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya.
dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.
“Ketahuilah” dalam
ayat tersebut adalah mengetahui dengan Ilmu.
Selanjutnya lihat ayat 21 :
سَابِقُوٓاْ إِلَىٰ
مَغۡفِرَةٍ۬ مِّن رَّبِّكُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُہَا كَعَرۡضِ ٱلسَّمَآءِ
وَٱلۡأَرۡضِ أُعِدَّتۡ لِلَّذِينَ ءَامَنُواْ بِٱللَّهِ وَرُسُلِهِۦۚ ذَٲلِكَ
فَضۡلُ ٱللَّهِ يُؤۡتِيهِ مَن يَشَآءُۚ وَٱللَّهُ ذُو ٱلۡفَضۡلِ ٱلۡعَظِيمِ (٢١)
Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan
dari Tuhanmu dan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan
bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Itulah karunia
Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah mempunyai
karunia yang besar.
Maka marilah kita
berdo’a : Robbana atina fiddun-ya hasanah, wafil akhiroti hasanah waqinna
‘adzabannaar. (Ya Allah berilah
kami kebahagiaan di dunia dan
kebahagiaan di Akhirat dan hindarkanlah kami dari siksa api neraka).
Dan kita buktikan
bahwa kita benar-benar ingin bahagia di Akhirat. Ternyata modalnya : Iman dan Amal-sholih. Bukan harta dan
anak-keturunan.
Lihat Surat Saba’ ayat 37 :
وَمَآ أَمۡوَٲلُكُمۡ
وَلَآ أَوۡلَـٰدُكُم بِٱلَّتِى تُقَرِّبُكُمۡ عِندَنَا زُلۡفَىٰٓ إِلَّا مَنۡ
ءَامَنَ وَعَمِلَ صَـٰلِحً۬ا فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ لَهُمۡ جَزَآءُ ٱلضِّعۡفِ بِمَا
عَمِلُواْ وَهُمۡ فِى ٱلۡغُرُفَـٰتِ ءَامِنُونَ (٣٧)
Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula)
anak-anak kamu yang mendekatkan kamu kepada Kami(Allah) sedikitpun; tetapi
orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal-amal saleh, mereka Itulah yang memperoleh Balasan yang berlipat ganda
disebabkan apa yang telah mereka kerjakan; dan mereka aman sentosa di
tempat-tempat yang Tinggi (dalam syurga).
Sekian bahasan,
mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA
WABIHAMDIKA, ASYHADU AN LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIK.
Wassalamu’alikum warohmatullahi wabarokatuh.
_____________
No comments:
Post a Comment