PENGAJIAN DHUHA MASJID
BAITUSSALAM
Hendri Tanjung, Ph.D.
Assalamu’alaikum
wr.wb.,
Muslimin
dan muslimat yang dirahmati Allah subhanahu
wata’ala,
Allah
subhanahu wata’ala berfirman dalam
AlQur’an Surat Maryam ayat 56 – 57 :
56.
Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah
seorang yang sangat membenarkan dan seorang Nabi.
57.
Dan Kami (Allah) telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.
Dalam ayat tersebut Allah subhanahu wata’ala menceritakan tentang Nabi Idris ‘alaihissalam kepada Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam. Seandainya Allah tidak menceritakan
tentu Nabi Muhammad saw juga tidak tahu akan halnya Nabi Idris ‘alaihissalam. AlQur’an turun kepada
Nabi Muhammad saw. di zaman beliau, yaitu sekitar abad ke-6 Masehi. Sedangkan Nabi Idris a.s. hidup di
awal-generasi adanya manusia di muka bumi.
Jarak antara Nabi Idris a.s. dengan Nabi
Muhammad saw sekitar 7000 tahun. Artinya
Nabi Idris a.s. hidup 7000 tahun sebelum Nabi Muhammad saw. Bandingkan dengan
Nabi Ibrahim ‘alaihissalam yang hidup
sekitar 4000 tahun sebelum Masehi (sebelum Nabi Isa a.s.). Bisa dibayangkan betapa jauhnya jarak masa
(zaman) Nabi Muhammad saw dengan zaman awal-awal adanya manusia. (Zaman Nabi
Idris a.s.). apalagi dengan zaman Nabi Adam ‘a.s.
Dalam ayat tersebut diceritakan bahwa
Nabi Idris a.s. adalah orang yang benar dan menjunjung tinggi kebenaran (Shiddiqon). Sangat mencintai kebenaran. Dan Idris
juga seorang Nabi.
Ayat 57 : Allah subhanahu wata’ala mengangkat Nabi Idris kepada kedudukan
(martabat) yang tinggi.
Menurut
para ahli Tafsir.
Menurut Imam Hasan al Bashri, dalam ayat
dikatakan: “Kami telah mengangkatnya ke
martabat yang tinggi” maksudnya adalah bahwa Nabi Idris a.s. oleh Allah subhanahau wata’ala dimasukkan ke dalam
surga. Sedangkan menurut Ahli Tafsir
Imam Ath Thobari “Kami telah
mengangkatnya ke martabat yang tinggi” artinya Nabi Idris a.s. (dalam
keadaan hidup) diangkat ke langit dalam usia 82 tahun. Artinya, Nabi Idrsi a.s.
adalah Nabi yang masih hidup sampai sekarang.. Inipun masih dalam perdebatan.
Ada yang berpaham bahwa Nabi Idris a.s. sudah wafat, diwafatkan di langit. Kita imani saja, kedua paham itu benar.
Dalam Surat Al Anbiyaa ayat 85 Allah subhanahu
wata’ala berfirman :
85.
Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli. semua mereka termasuk
orang-orang yang sabar.
86.
Kami telah memasukkan mereka kedalam rahmat kami. Sesungguhnya mereka termasuk
orang-orang yang saleh.
Dalam ayat tersebut disebutkan Nabi Ismail
a.s., Nabi Idris a.s., Nabi Dzulkifli a.s. adalah termasuk dalam golongan
orang-orang yang sabar.
Dalam ayat tersebut ada dua pengakuan
Allah subhanahu wata’ala terhadap
Nabi Idris ‘alaihissalam. Yaitu
beliau dimasukkan dalam golongan orang-orang yang sabar dan golongan orang-orang yang sholeh.
Maka marilah kita interospeksi diri apakah
kita sudah termasuk sobirin (orang-orang
yang sabar) dan sholihin
(orang-orang yang sholih). Ataukah belum dua-duanya?. Pelajaran yang paling mudah adalah untuk
interospeksi (mawas-diri). Maka perlu banyak
berdzikir yang maksudnya adalah untuk interospeksi-diri (Muhasabah). Banyak dzikir atau Istighfar
bukan karena kita banyak berdosa, melainkan kita juga sering berbuat
dosa tetapi kita tidak tahu (tidak merasa), atau tidak sengaja. Maka kita perlu
banyak Istighfar. Supaya kita
menjadi bersih (suci) kembali.
Sabar
dan
Sholih melekat pada diri Nabi Idris ‘alaihissalam.
Dalam literatur Islam diceritakan bahwa
suatu ketika terjadi musim kemarau panjang, Kemudian oleh umat, Nabi Idris ‘alaihissalam diminta berdo’a minta hujan
kepada Allah subhanahu wata’ala. ternyata tidak lama kemudian turun hujan yang
lebat. Artinya, doa orang yang sholih selalu dikabulkan oleh Allah subhanahu wata’ala.
Demikian juga ketika Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dimasukkan kedalam kobaran
api oleh Raja Namrud. Maka do’a Nabi
Ibrahim ‘alaihissalam adalah memohon
kepada Allah subhanahu wata’ala agar
ia diselamatkan dari kobaran api. Maka
Allah subhanahu wata’ala mengabulkan
permohonan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam
: “Ya
naaru kuni bardan wa salama Ibrahim (Wahai api jadilah dingin dan selamatkan Ibrahim)”. Maka selamatlah Nabi Ibrahim tidak terbakar
oleh kobaran api, melainkan beliau keluar dari kobaran api dengan badan menggigil
karena kedinginan.
Kemarau merupakan salah
satu hukuman dari Allah subhanahu
wata’ala. Bila Allah subhanahu
wata’ala ingin menghancurkan suatu kaum di suatu negeri, maka Allah membuat
kemarau yang panjang sehingga mencari kehidupan menjadi susah, bercocok-tanam
menjadi susah, tidak ada air. Karena
sumber kehidupan adalah air, kalau tidak
ada air maka tidak akan ada kehidupan.
Manusia menjadi sanagat menderita, sangat memerlukan air. Dalam tubuh
kitapun 90% isinya adalah cairan (air).
Di
manakah Nabi Idris ‘alaihissalam
dilahirkan?
Ada dua pendapat para ahli di mana Nabi
Idris ‘alaihissalam lahir. Kita sulit
menentukan mana yang benar, karena jauh sekali jarak masa Nabi Idris dilahirkan
dengan masa hidup kita. Ada pendapat
ulama yang mengatakan bahwa Nabi Idris ‘alaihissalam
dilahirkan di kota Memphis
(Mesir), ada ulama lain mengatakan bahwa Nabi Idris ‘alaihisalam dilahirkan di Babylonia
(kawasan Syuriah sekarang) lalu hijrah ke Mesir.
Di
mana wafat Nabi Idris ‘alaihissalam ?
Menurut Ibnu Hatim Nabi Idris ‘alaihissalam wafat di langit. Dalam Hadits shahih, Anas bin Malik berkata
Rasulullah saw menceritakan bahwa beliau berjumpa dengan Nabi Idris ‘alaihissalam di langit tingkat III dan
ditingkat selanjutnya beliau berjumpa dengan Nabi Musa ‘alaihissalam, Nabi Isa ‘alaihissalam
dan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam. yaitu
ketika Rasulullah saw melakukan Isra’
dan Mi’raj ke langit tingkat 7 dan ke Sidratul Muntaha.
Memang sulit untuk memasukkan dalam akal
manusia tentang semua peristiwa tersebut di atas, kecuali dengan Iman.
Tetapi dengan perkembangan tehnologi maju, maka sedikit-demi sedikit
akan terbukti kebenaran AlQur’an, semua yang sulit dicerna oleh akal, akan terbukti kebnenaran AlQur’an.
Dengan bertemunya Rasulullah saw dengan Nabi Idris a.s. di langit, bisa jadi
memang benar bahwa Nabi Idris a.s. wafat di langit. Tetapi ada ulama yang meriwayatkan bahwa Nabi
Idris a.s. masih hidup sampai sekarang, di langit tingkat III. Tetapi itu tidak
penting, dalam bahasan ini. Yang penting beliau seorang Nabi Allah subhanahu wata’ala. Sebagaimana Nabi Isa ‘alaihissalam yang diangkat ke langit. Apakah beliau masih hidup atau sudah wafat, wallahu a’lam, tidak usah menjadi
perdebatan.
Menurut versi kitab-kitab, Nabi Idris ‘alaihissalam punya banyak nama, antara
lain nama-namanya sebagai berikut
menurut Bahasa Ibrani :
1. Khanukh (Bhs. Ibrani),
2. Ukhnuh atau Akhnuh
(Bhs. Arab, kakek Nabi Nuh a.s.).
3. Enoch/Henoch
(Penemu). Banyak ilmu-ilmu yang ditemukan oleh Nabi Idris a.s. termasuk
menemukan bentuk huruf, tulisan dan alat tulis, pena. Ditemukan pula alat jahit dan cara
menjahitnya, obat-obatan (medis). Banyak penemuan pada masa Nabi Idris, a.s.
karena beliau adalah orang yang suka belajar (Pembelajar). Nabi Idris a.s.
adalah orang yang suka sekali belajar, mempelajari apa saja.
4. Harmas al Haramisah (Bhs. Mesir, artinya Ahli
Perbintangan, Astronom).
5. Hermes (Bhs Yunani), artinya Ahli Tafsir
(Mufasir). Menurut Bhs Yunani artinya : Pemilik kecakapan dalam menerangkan
sabda Tuhan). Sehingga Nabi Idris a.s. oleh orang Yunani disebut sebagai
Mufasir Pertama dalam sejarah manusia. Terutama tafsir dari Suhuf Nabi Adam a.s. dan Suhuf Nabi Sys a.s.(Anak bungsu Nabi Adam
a.s.).
6. Idris (dalam AlQur’an). Adalah
nama julukan, nama aslinya adalah Khanukh atau Ukhnuh atau Akhnuh
sebagaimana disebutkan di atas. Idris
berasal dari kata “darosa – yadrusu –
darsan , artinya belajar, orangnya disebut Idris
Yang beliau pelajari adalah suhuf-suhuf
(lembaran wahyu) Nabi Adam a.s. dan
Nabi Sys a.s. dan menerangkan kepada umat.
7. Drisa, atau Driska
(Bhs. Aramia) artinya, orang yang
berpengetahuan tinggi. Banyak pengetahuannya, intelektual, terpelajar. Pandai
dalam ilmu alam, fisika, matematika, pandai berbahasa.
8. Idris (Dalam bahasa Arab) artinya : Bapak
Kearifan Pertama di dunia (Primal Father of Wisdom). Maka lambang Ilmu
Pengetahauan Pertama adalah Nabi Idris a.s.
Silsilah
/ Nasab.
Nabi Idris a.s. adalah keturunan
(generasi) ke-6 dari Nabi Adam a.s. (Idris adalah anak dari Yarid, Yarid anak dari
Mahlail, Mahlail anak dari Qainan. Qainan anak dari Anusy, Anusy anak dari Sys
dan Sys anak bungsu Nabi Adam ‘alaihissalam).
Singkatnya : Idris bin Yarid bin Mahlail bin Qainan bin Anusy bin Sys bin Adam).
Seperti kita ketahui orang zaman dulu umurnya panjang-panjang sampai 1000
tahun lebih dan tubuhnya tinggi-tinggi dan besar-besar. Ulama ahli Tafsir mengatakan
bahwa tinggi tubuh Nabi Adam a.s. adalah
sekitar 60 hasta (20 meter). Berbeda dengan manusia zaman sekarang
yang usianya hanya puluhan tahun dan
tinggi tubuhnya dibawah 2 (dua) meter.
Itulah Nasab dari Nabi Idris aa.s. Sebaiknya
kita juga memelihara nama-nama (Nasab)
kakek-moyang kita. Dan bila di antara
saudara/family kita menjadi orang yang sholeh,
adalah karena do’a salah seorang kakek-moyang kita. Demikian pula kita diajarkan oleh Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam untuk
berdoa bagi keturunan kita (entah keturunan dari kita yang ke berapa), tetapi
insya Allah keturunan kita menjadi orang-orang yang sholih dan sholihah.
Do’anya sebagaimna dia ajarkan oleh Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam :
Robbana hablana min azwajina wa
dzurriyatina qurrota-a’yun waj’alna lil mutaqiina imama.
(Ya
Allah ya Tuhan kami, anugerahkanlah
kepada kami isteri-isteri dan keturunan
yang menyejukkan mata memandang (penyenang hati) dan jadikanlah kami sebagai imam orang-orang
yang bertakwa).
Maka kita bisa menduga bahwa orang-orang
yang memakmur-kan masjid, suka berjamaah di masjid, kemungkinan mereka itu
adalah hasil dari do’a orangtua mereka atau kakek-buyut mereka dahulu. Atau seorang direktur perusahaan, atau
seorang perajurit tentara (TNI), ia adalah orang yang sholih, tidak mustahil ia
adalah keturunan orang-orang sholih terdahulu.
Maka perlu kita memelihara NASAB (nama-nama kakek-moyang atau keturunan
kita).
Tugas
Nabi Idris a.s.
Nabi Idris a.s. antara lain tugasnya
adalah membawakan Risalah Allah subhanahu
wata’ala, kepada kaumnya. Yaitu keturunan Qabil (anak Nabi Adam a.s.) untuk mengingatkan agar kaumnya taat
dan beribadah kepada Allah subhanahu
wata’ala.
Nasehat
Nabi Idris a.s. :
1.
Kesabaran yang disertai
dengan ke-imanan kepada Allah subhanahu
wata’ala akan membawa kemenangan. (Kunci segala usaha : Sabar dan Iman).
2. Orang bahagia adalah orang yang mawas-diri
(interospeksi) dan mengharap Syafaat Allah subhanahu
wata’ala dengan amalan sholihnya. (Kita boleh meminta Syafaat dengan amalan
kita, misalnya kita pernah menolong seseorang, maka ketika kita dalam
kesulitaan lalu meminta tolong kepada Allah, dengan mengemukakan amalan kita
tersebut). Sebagaimana disebutkan dalam
Al Qur’an tentang kisah tiga orang yang tertutup lubang guanya sehingga mereka
tidak bisa keluar dari gua, lalu ketiga orang tersebut meminta pertolongan
kepada Allah subhanahu wata’ala,
dengan mengemukakan amalan yang dahulu pernah ia lakukan). Maka tingkatkan Iman dan perbanyak Amal-sholih.
3.
Jangan bersumpah
dalam keadaan berdusta dan jangan meminta orang bersumpah dari orang yang
suka berdusta agar kamu tidak menyekutukan antara sumpah dengan dusta.
4.
Jangan iri
kepada orang yang mujur nasibnya. Karena mereka tidak akan lama
menikmatinya. Sikap/sifat iri biasanya menyatu dengan dengki (hasad) dan akibat
iri dan dengki adalah perbuatan mungkar (membunuh, mencuri, dst).
5.
Barangsiapa
melewati kesederhanaan (melampaui batas kesederhanaan) maka tidak ada satupun yang
memuaskannya. Jadikan sederhana menjadi
Lifestyle (cara-hidup) kita.
6. Tanpa membagi
nikmat yang diperolehnya, seseorang
tidak bisa akan bersyukur atas nikmat Allah subhanahu
wata’ala.
Pelajaran
Manajemen Nabi Idris a.s.
1.
Dengan
kepandaian yang banyak, beliau tidak sombong. Beliau tetap Tawadhu’ kepada
siapapun.
2.
Rajin
belajar maka menjadi pandai. Siapa yang rajin belajar maka ia akan menjadi
orang yang pandai (cerdas).
3.
Bukti
syukur adalah berbagi. Berbagi kepada sesama,
sebagai rasa syukur kepada Allah subhanahu
wata’ala. Orang yang tidak mau berbagi maka ia kufur-nikmat.
4.
Ada
hubungan antara fenomena alam dengan sikap (perilaku) manusia. Fenomena global-warming
adalah akibat ulah manusia. Misalnya hutan ditebang, membuat industri
besar-besaran sehingga menghasilkan CO2 tanpa batas, dst, akan menyebabkan
Global Warming (pemanasan global) di
muka bumi.
5.
Kepandaian
mengelola Ilmu. Yaitu dari suhuf-suhuf
Nabi Adam a.s. dan suhuf Nabi Sys a.s. Beliau (Nabi Idris a.s.) juga belajar Ilmu Naqli yaitu dari Suhuf-suhuf itu ditafsirkan sehingga beliau
menjadi Ahli Tafsir Pertama di dunia. Beliau juga suka meng-eksplorasi tehnologi, misalnya ketrampilan menjahit (Ilmu
Tehnologi). Juga beliau mempelajari ilmu
Astronomi (Perbintangan).
Kebenaran
AlQur’an berkaitan dengan kemajuan
Tehnologi.
Lihat Surat Al Ahdiyat ayat 9 – 11 :
9. Maka apakah Dia tidak
mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur,
10.
Dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada,
11.
Sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha mengetahui keadaan mereka.
Di dalam kubur, jasad manusia akan hancur
menjadi tanah, kecuali tulang ekor. Dari tulang
ekor itulah yang akan menjadi “Chip” yang akan dihidupkan kembali di Hari
Kiamat kelak secara utuh baik jasmani maupun rohaninya.
Begitu manusia dibangkitkan secara utuh,
maka dipanggil-lah semua File-Kehidupannya di dunia. Semua manusia akan dibuat seperti itu.
Kemudian diadakan Hisab dan Mizan
(Perhitungan dan Timbangan) tentang amalnya
di dunia. Dan di situlah ditentukan apakah seseorang itu akan masuk surga atau
Neraka.
Sekian bahasan, mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN
LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIK
Wassalamu’alaikum
warohmatullahi wabarokatuh.
No comments:
Post a Comment