PENGAJIAN DHUHA
MASJID BAITUSSALAM
Sifat
Ar Rahman Allah Swt
(Bahasan ke-7)
Ustadz Hendri
Tanjung, Ph.D.
Jum’at,
10 Muharram 1437H – 23 Oktober 2015
Assalamu’alaikum
wr.wb.,
Muslimin
dan muslimat yang dirahmati Allah subhanahu
wata’ala,
Bahasan tentang Sifat Arrahman Allah subhanahu
wata’ala kali ini adalah bahasan ke-7 yaitu bagaimana Sifat Arrahman Allah subhanahu wata’ala sehingga menjadikan
keseimbangan dalam Matematika. Dalam
kehidupan sehari-hari segala kegiatan manusia,
ternyata selalu berkaitan dengan Matematika. Sementara banyak anak sekolah yang tidak suka dengan
pelajaran Matematika. Itu hanya
disebabkan karena para pengajar tidak tahu cara mengajarkan agar matematika menarik
dan disukai.
Bagi para pengajar matematika yang
pandai mengajarkan kepada siswa(murid) , dengan metode yang tepat, maka
Matematika akan disukai oleh para siswa peserta didik. Padahal dalam kehidupan sehari-hari, tidak
ada urusan tanpa terkait dengan matematika.
Orang yang butahuruf-pun akan menggunakan ilmu matematika dalam kehidupannya
sehari-hari. Misalnya ia diberi uang, pasti ia bisa menghitung. Dengan
menghitung, membelanjakan, mengurangi, menambah dan mengalikan jumlah uang itu,
berarti ia sudah melaksanakan ilmu matematika.
Angka dan bilangan selalu terkait dengan
kehidupan manusia sehari-hari. Maka bagaimana Allah subhanahu wata’ala menciptakan
Matematika dan kita lihat bagaimana
keseimbangan yang Allah ciptakan.
Kalimat “Arrahman” selalu tercantum
dalam banyak ayat AlQur’an. Ayat “Bismillahirrohmanirrohim”
terdiri dari 19 huruf Hijaiyah (Arab). Kalimat “Arrahman” dalam Basmalah
merupakan kalimat ke-3 dan merupakan kalimat “Arrahman” yang pertama
dalam AlQur’an.
Kata “Arrahman” dalam AlQur’an
disebutkan 57 kali. Angka tersebut
didapat dari angka 19 X 3 = 57. Angka 19
adalah jumlah huruf dalam kalimat Bismillahirrohamnirrohim
dan angka 3 merupakan urutan kata “Arrahman”dalam Bismillahirrohmanirrohim.
Maka AlQur’an tidak bisa dipalsukan, karena keteraturannya sampai kepada
angka-angka huruf dan kalimat, berapa kali disebutkan dalam AlQur’an, sesuai
dengan keteraturan Matematika.
Sebagai salah satu bukti betapa Sifat Arrahman
Allah kepada kita manusia, maka diturunkan Kitab (AlQur’an) yang tidak mungkin
bisa dipalsukan oleh siapapun, disamping ada jutaan orang yang Hafidz (hafal)
AlQur’an, tetapi juga adanya keteraturan susunan di dalamnya.
Jumlah kalimat “Arrahman” (Maha Pemurah)
dalam AlQur’an ada 57. Dimulai dari ayat
Bismillahirrohmanirrohim.
Misalnya, Surat Yaasin ayat 11 :
إِنَّمَا تُنذِرُ مَنِ
ٱتَّبَعَ ٱلذِّڪۡرَ وَخَشِىَ ٱلرَّحۡمَـٰنَ بِٱلۡغَيۡبِۖ فَبَشِّرۡهُ
بِمَغۡفِرَةٍ۬ وَأَجۡرٍ۬ ڪَرِيمٍ (١١)
Sesungguhnya
kamu hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan
dan yang takut kepada Tuhan yang Maha
Pemurah walaupun Dia tidak melihatnya. Maka berilah mereka kabar gembira
dengan ampunan dan pahala yang mulia.
Juga ada 57 kalimat “Arrahman” (Maha
Pemurah) dalam AlQur’an, tersebar di berbagai Surat. Penyebutan “Arrahman” yang ke-19 , terdapat dalam Surat ke-19 (Surat Maryam) Apakah itu
kebetulan? Tidak. Allah subhanahu
wata’ala menciptakan AlQur’an bukan kebetulan. Semua sudah dibuat dalam satu keteraturan
yang Allah ciptakan.
Allah subhanahu
wata’ala menyebut “Arrahman” ke-19 kali, dalam Surat ke-19 (Surat Maryam)
ayat 92 :
وَمَا
يَنۢبَغِى لِلرَّحۡمَـٰنِ أَن يَتَّخِذَ وَلَدًا (٩٢)
Dan
tidak layak bagi Tuhan yang Maha Pemurah
mengambil (mempunyai) anak.
Juga Surat
Maryam adalah Surat yang terbanyak menyebut “Arrahman” dalam AlQur’an. Yaitu 16 kali menyebut “Arrahman” dalam Surat
tersebut. Kisah Maryam dimulai pada ayat 16 dalam Surat Maryam.
Maka para peneliti melihat keteraturan
AlQur’an dari angka (matematika). Penjumlahan nomor Surat dan ayat-ayatnya : Nomor Surat 1744 + nomor ayat 2740 = 4484 . Angka 4484 merupakan kelipatan angka 19 (bila
dikalikan 236). Apakah itu
kebetulan?. Tidak. Bagi Allah tidak ada
sesuatu yang kebetulan, melainkan semua sudah direncanakan oleh Allah subhanahu wata’ala.
Maka Allah subhanahu wata’ala menantang, siapa yang sanggup membuat kitab
seperti AlQur’an. Tidak ada yang sanggup membuat yang serupa AlQur’an walaupun
satu ayat-pun. Karena AlQur’an bukan
saja isinya yang luar-biasa, atau keteraturan makna dan tafsirnya, tetapi juga
keteraturan angka-angkanya (matematikanya) luar-biasa.
Dalam Surat ke-19 (Surat Maryam) kalimat “Arrahman” disebut pertama kali pada
ayat 18 dan terakhir kali pada ayat
96. Bila angka 18 dijumlahkan dengan
angka 96, maka menjadi angka 114, sama dengan jumlah Surat dalam AlQur’an.
Maknanya
:
AlQur’an luar-biasa dilihat dari keteraturan angka (matematika).
Dari segi penyebutan angka Ganjil dan
Genap, lihat Surat Al Fajr ayat 1 :
وَٱلۡفَجۡرِ
(١) وَلَيَالٍ عَشۡرٍ۬ (٢) وَٱلشَّفۡعِ وَٱلۡوَتۡرِ (٣)
1. Demi
fajar,
2.
Dan malam yang sepuluh,
3. Dan
yang genap dan yang ganjil,
Dalam Surat (ayat) tersebut Allah subhanahu wata’ala bersumpah : Demi bilangan Ganjil dan Genap. Karena
bilangan ganjil dan genap merupakan kehidupan sehari-hari. Jumlah angka Hari
ada 7, urutannya dari : Ahad (satu), Isnain (dua), Tsalasa (tiga), Arbi’a (empat),
Khomis (lima), Jum’ah (enam, hari raya), Sabath
(tujuh, Sabtu).
Semua itu adalah angka-angka (matematika)
yang ganjil dan genap. Artinya, bilangan ganjil dan genap adalah ciptaan Allah subhanahu wata’ala dengan Sifat “Arrahman”.
Maka sebetulnya yang pertama-tama menemukan Matematika (angka-angka dari
0 (nol), 1 (satu) sampai 9 (Sembilan)
adalah orang Islam.
Bagaimana Allah subhanahu wata’ala menciptakan keseimbangan, keteraturan pada
angka-angka, membuat para ahli matematikan selalu menggali ilmu
matematika. Apa manfaat matematika ?
Ternyata semua bidang ilmu selalu
menggunakan matematika. Maka Galilea Galileo mengatakan : Orang yang
tidak bisa matematika jangan belajar tentang Science (Ilmu Pengetahuan).
Matematika adalah bahasa semua agama. Yang
menciptakan matematika adalah Allah subhanahu
wata’ala dengan keteraturan sebagaimana disebutkan di atas.
Sekarang matematika dikembangkan, untuk
menjawab persoalan-persoalan kehidupan. Maka
muncullah perhitungan-perhitungan yang sangat akurat di bidang fisika, sehingga
bisa diciptakan pesawat terbang, dll., bagaimana kecepatannya, tehnologinya,
diperhitungkan dengan baik.
Di bidang ekonomi, terutama akutansi,
pasti selalu menggunakan perhitungan angka-angka. Bagaimana dengan matematika
untuk meyakinkan orang percaya kepada suatu konsep (system) ?.
Dalam sebuah konperensi tentang Ekonomi
Islam di Jepang. Salah seorang peserta dari Malaysia memberikan presentasi
dengan judul Perbankan Syari’ah membuat ekonomi stabil. Kalau system
perbankan dikonversi menjadi Bank Syari’ah, dalam jangka panjang akan membuat
ekonomi Negara stabil. Yaitu dengan pendekatan AlQur’an dan Hadits. Ia banyak
mengeluarkan argumentasi ayat-ayat AlQur’an dan Hadits.
Acara berikutnya adalah forum Tanya-jawab.
Seorang peserta dari Jepang mengajukan pertanyaan: “Saya bukan orang Islam,
tidak percaya AlQur’an dan Hadits, tetapi tolong buktikan bahwa Bank Syari’ah
akan membuat ekonomi stabil dengan bahasa yang saya bisa paham, bukan dengan
bahasa AlQur’an dan Hadits”.
Ternyata peserta dari Malaysia yang menyampaikan
presentasi tidak bisa menjawab pertanyaan peserta dari Jepang itu. Karena paper-nya mengenai AlQur’an dan
Hadits.
Ketika berita itu sampai kepada saya,
karena saya tidak ikut dalam konperensi tersebut, maka saya buat tulisan
bahasan dengan bahasa yang bisa diterima oleh semua orang, yaitu dengan “Bahasa
Matematika”. Kami buat paper, tentang
bagaimana perdagangan Sistem Syari’ah akan membuat ekonomi stabil dengan
pendekatan Matematika. Dan paper
tersebut saya ikutkan (daftarkan) dalam lomba
riset tentang Perbankan Syari’ah untuk seluruh Indonesia ke-V di Makassar,
ternyata paper saya menjadi Juara Pertama untuk Peneliti Madya.
Bahkan Dewan Yuri lomba tersebut ketika
itu memberikan komentar atas paper saya
tersebut di hadapan Forum Lomba : “Kalaulah ada Hadiah Nobel untuk ekonomi
Islam, maka Hendri Tanjung layak untuk
mendapatkan Hadih Nobel itu”.
Paper tersebut intinya berisi tentang
suatu pendekatan Matematika terhadap Perbankan Islam membuat ekonomi stabil. Mungkin
paper tersebut tidak dipahami oleh orang umum, tetapi oleh orang-orang
Matematika akan dipahami.
Saya mulai dengan pendekatan yang
sederhana, bahwa ekonomi klasik sudah gagal, ekonomi modern juga gagal, resesi
ekonomi terjadi berulang kali, lalu pakar ekonomi dari Amerika Serikat berkata
: “Harus ada dua system perbankan yang benar, yaitu Bank Deposit dan Bank
Investment, dan system itulah yang dekat sekali dengan ekonomi Islam”. Selanjutna pakar tersebut mengatakan :
“Sistem tersebut hendaknya dipikirkan, karena itu akan membuat Prime Cost dalam ekonomi”.
Dari latar-belakang itu saya coba melihat
hasil penelitian orang-orang atas
Perbankan Syari’ah sejak tahun 1985,
lalu saya masukkan Tiga Pilar Ekonomi Islam, seperti yang disebutkan
dalam Surat Al Baqarah ayat 275 – 280.
Intinya :
1. Jual-beli sektor
riil,
2. Peng-haraman Riba
(tidak ada interest-rate),
3. Zakat system.
Saya memasukkan tiga unsur tersebut ke
dalam kerangka pemikiran Barat, saya coba melihat labour market (?) dalam Ekonomi Islam, dan bila Ekonomi Islam
diterapkan, maka hasilnya adalah : Jumlah pekerja semakin banyak dan gajinya
semakin tinggi.
Demikianlah Matematika. Dengan matematika ibu-ibu di pasar bisa
tawar-menawar. Dengan matematika bisnis bisa berjalan, dan dengan matematika
juga kita bisa membuktikan suatu system matematika yang diterapkan dalam semua
bidang usaha akan berjalan baik, bila diterapkan dengan cara yang benar.
Itulah inti paper saya dan itu ada dalam
buku saya dengan Judul Metode Penelitian
Ekonomi Islam.
Demikianlah Sifat Arrahman dari Allah subhanahua
wata’ala yang dalam AlQur’an kalimat “Arrahman” disebut dengan keteraturan,
juga konsep angka dan bilangan matematika secara beraturan. Semua itu karena Sifat Arrahman dari Allah subhanahu wata’ala.
Maka dalam Surat Arrahman, berkali-kali Allah subhanahu wata’ala bertanya (menguji) kepada kita manusia : Fabiayyi
alaa-i robbikuma tukadzdziban
(Maka
nikmat Tuhan mana lagi yang hendak engkau dustakan?).
Sekian bahasan, mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN
LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIK.
Wassalamu’alikum
warohmatullahi wabarokatuh.
______________
No comments:
Post a Comment