Translate

Tuesday, December 29, 2015

Lawanlah Musuhmu, oleh : Ustadz Ahmad Susilo, Lc.


PENGAJIAN DHUHA MASJID BAITUSSALAM
 
Lawanlah Musuhmu
Ustadz Ahmad Susilo, Lc.
 
 Jum’at,  22 Shofar 1437H – 4 Desember 2015
 
Assalamu’alaikum wr.wb.,

Muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah subhanahu wata’ala,
Bahasan kali ini berjudul : Lawanlah Musuhmu dengan segala daya dan kekuatanmu. Siapakah musuh kita ?. Umpama ada seorang perajurit dengan pangkat Kopral, atau Sersan atau Kapten, lalu ia di bawah komando seorang Jenderal Bintang Dua, jauh di atas kita.  Sebagai perajurit diperintah untunk maju perang melawan musuh.  Beranikah ia sebagai perajurit membantah perintah Jenderal ? Tentu tidak berani. Kalau berani membantah, pasti ia akan dipecat dan diberhentikan dari perajurit.  Akhirnya ia tidak punya penghasilan. Demikian itu manusia perintah oleh manusia. Hanya beda pangkat dan kedudukan.

Kita seluruh manusia, siapa saja khusunya yang telah mengaku beriman, kita adalah makhluk Allah subhanahu wata’ala, yang diciptakan oleh Allah, berarti tingkatan  kita jauh sekali dibawah Allah, hanya sekedar makhluk yang diciptakan.  Sedangkan Allah adalah Pencipta.  Dalam hal ini Allah subhanahu wata’ala memerintahkan langsung kepada kita untuk berperang melawan musuh.  Berani membantahkah kita ?  Seharusnya tidak !.

Tetapi pada kenyataannya, banyak manusia yang membangkang perintah Allah subhanahu wata’ala.  
Jangankan yang kafir, yang mengaku muslim saja banyak yang membangkang, tidak takut kepada Allah.  Padahal Allah subhanahu wata’ala yang menciptakan kita, yang mencabut nyawa kita, yang kelak akan menghukum (meng-hisab) kita, yang memutuskan kita apakah mendapat ampunan atau tidak,  masuk surga atau neraka.

Maka jika kita ingin mendapat Rahmat dan perlindungan dari Allah subhanahu wata’ala, Allah perintahkan dalam, AlQur’an : Lawanlah musuhmu.

Dalam AlQur’an Surat An Nisaa’ ayat 76 Allah subhanahu wata’ala berfirman :

سُوۡرَةُ النِّسَاء

ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ يُقَـٰتِلُونَ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ‌ۖ وَٱلَّذِينَ كَفَرُواْ يُقَـٰتِلُونَ فِى سَبِيلِ ٱلطَّـٰغُوتِ فَقَـٰتِلُوٓاْ أَوۡلِيَآءَ ٱلشَّيۡطَـٰنِ‌ۖ إِنَّ كَيۡدَ ٱلشَّيۡطَـٰنِ كَانَ ضَعِيفًا (٧٦)



Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena Sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah.

Thaghut adalah teman-teman syaithan.  Perangilah syaithan karena syaithan telah diputuskan oleh Allah subhanahu wata’ala sebagai musuh orang-orang yang beriman. Sedangkan orang yang  tidak beriman tidak akan dimusuhi oleh syaithan. Maka diperintahkan sebagaimana dalam ayat. tersebut. Lawanlah musuhmu, yaitu syaithan.  

Lihat juga dalam Surat Al Baqarah :ayat 208 :

ةُ البَقَرَة

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱدۡخُلُواْ فِى ٱلسِّلۡمِ ڪَآفَّةً۬ وَلَا تَتَّبِعُواْ خُطُوَٲتِ ٱلشَّيۡطَـٰنِ‌ۚ إِنَّهُ ۥ لَڪُمۡ عَدُوٌّ۬ مُّبِينٌ۬ (٢٠٨)

  
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.

Kaafah artinya masuk Islam secara menyeluruh, secara total, yaitu tidak lagi melakukan segala sesuatu yang bukan berasal dari Islam.

Bukan hanya sholat, puasa, ibadah Haji, dst., melainkan perilaku lainnya seperti cara berpakaian, cara bergaul (muamalah) cara berbisnis, cara berumahtangga, dst. adalah secara Islam. Semua ada aturannya, sampai buang hajat-pun ada aturannya dalam Islam.

Maka kepada orang yang mengaku beriman, Allah subhanahu wata’ala memerintahkan sebagaimana dalam ayat tersebut, masuklah ke dalam Islam secara kaafah, jangan mengikuti langkah-langkah syaithan, karena semua langkah syaithan adalah salah dan salah.   Dalam ayat tersebut Allah subhanahu wata’ala menyatakan : Sesungguhnya syaithan itu adalah musuh yang nyata bagimu. Maka kita diperintah untuk melawan syaithan, musuh kita. 

Ketahuilah bahwa syaithan bukan makhluk melainkan Sifat.  Makhluknya adalah Jin yang membangkang.  Tidak pernah Allah subhanahu wata’ala menciptakan Syaithan atau Iblis. Yang diciptakan oleh Allah subhanahu wata’ala adalah Jin dan Manusia untuk ibadah kepada-Nya.  Yaityu Allah subhanahu wata’ala firmankan dalam Surat Ar Rahman ayat 14 dan 15 :

سُوۡرَةُ الرَّحمٰن

خَلَقَ ٱلۡإِنسَـٰنَ مِن صَلۡصَـٰلٍ۬ كَٱلۡفَخَّارِ (١٤) وَخَلَقَ ٱلۡجَآنَّ مِن مَّارِجٍ۬ مِّن نَّارٍ۬ (١٥)


14. Dia(Allah) menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar,
15. Dan Dia(Allah)  menciptakan jin dari nyala api.

Juga dalam Surat Adz Dzaariyaat ayat 56  Allah subhanahu wata’ala berfirman :

ةُ الذّاریَات

وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ (٥٦)


Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

Kenapa tiba-tiba Allah subhanahu wata’ala menyebut Iblis, Syaitahn ?
Padahal Allah subhanahu wata’ala tidak pernah menciptakan Iblis dan Syaithan ?
Siapakah Iblis dan Syaithan ?

Lihat Surat Al Kahfi ayat 50 Allah subhanahu wata’ala berfirman :
سُوۡرَةُ الکهف

وَإِذۡ قُلۡنَا لِلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةِ ٱسۡجُدُواْ لِأَدَمَ فَسَجَدُوٓاْ إِلَّآ إِبۡلِيسَ كَانَ مِنَ ٱلۡجِنِّ فَفَسَقَ عَنۡ أَمۡرِ رَبِّهِۦۤ‌ۗ أَفَتَتَّخِذُونَهُ ۥ وَذُرِّيَّتَهُ ۥۤ أَوۡلِيَآءَ مِن دُونِى وَهُمۡ لَكُمۡ عَدُوُّۢ‌ۚ بِئۡسَ لِلظَّـٰلِمِينَ بَدَلاً۬ (٥٠)

  
Dan (ingatlah) ketika Kami(Allah) berfirman kepada para Malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam  maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil Dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim.

Iblis adalah dari golongan Jin mendurhakai perintah Tuhannya.  Artinya Iblis adalah sifat durhaka.  Allah subhanahu wata’ala tidak pernah menciptakan Iblis, yang diciptakan adalah Jin. Jadi Iblis adalah golongan Jin yang membangkang.  Syaithan adalah anak-keturunan Iblis.  Iblis adalah Jin yang pertama-tama membangkang. Iblis adalah kakek-moyang syaithan. 

Tetapi ada Jin yang taat, berimaan dan berbakti kepada kepada Allah subhanahu wata’ala.  Jin adalah makhluk Ghaib, kita tidak usah ikut-campur dengan mereka,  cukup percaya saja bahwa ada yang Ghaib, sesuai perintah Allah subhanahu wata’ala agar kita percaya kepada yang Ghaib.  Kita tidak usah mencari-cari rupa/wujudnya Jin, yang jelas musuh kita bukan Jin melainkan Syaithan yaitu anak-keturunan Iblis dari golongan Jin yang membangkang.   Mereka sendiri berpisah, antara Jin yang beriman dan yang membangkang tidak mau mencampur (bergaul).  

Sebagaimana manusia, antara manusia yang taat dan membangkang, mereka tidak mau bergaul. Paling-paling secara Hablumminannas mau bergaul, tetapi Habluminallah masaing-masing, manusia tidak mau campur-aduk antara yang beriman dan yang kafir.   Manusia yang membangkang bisa menjadi syaithan,  yaitu ujudnya tetap sebagai manusia (makhluk) tetapi sifatnya adalah Syaithan. 

Lihat Surat An Naas :

سُوۡرَةُ النَّاس
بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ

قُلۡ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلنَّاسِ (١) مَلِكِ ٱلنَّاسِ (٢) إِلَـٰهِ ٱلنَّاسِ (٣) مِن شَرِّ ٱلۡوَسۡوَاسِ ٱلۡخَنَّاسِ (٤) ٱلَّذِى يُوَسۡوِسُ فِى صُدُورِ ٱلنَّاسِ (٥) مِنَ ٱلۡجِنَّةِ وَٱلنَّاسِ (٦)


1. Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.
2. Raja manusia.
3. Sembahan manusia.
4. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,
5. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
6. Dari (golongan) jin dan manusia.

Kita diperintahkan untuk berlindung kepada Allah subhanahu wata’ala. dari godaan syaithan yang sifatnya tersembunyi.  Yang suka membisikkan ke dalam dada manusia, mereka dari golongan Jin dan Manusia.
Berarti manusia bisa menjadi syaithan. Ingat bahwa syaithan adalah sifat.  Ternyata yang harus kita lawan dengan segala daya dan kekuatan adalah Sifat kita sendiri, manusia.  Yaitu hawa-nafsu, karena syaithan tidak pernah mengganggu secara makhluk.

Kita tidak pernah melihat, merasakan dan mendengar syaithan, tetapi Allah sub hanahu wata’ala menyatakan bahwa Syaithan adalah musuh.  Arinya, kita harus mengetahui bagaimana cara syaithan mengganggu dan memusuhi kita.

Dalam Hadits shahih yang diriwayatakan oleh Imam At Tirmidzy dari seorang sahabat bernama Sahal bin Sa’ad rodhiyallahu ‘anhu Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Sifat tergesa-gesa itu dari syaithan, sifat tidak sabar itu dari syaithan, sifat  yang senantiasa hanya menginginkan kehidupan dunia sehingga membangkang perintah Allah, sifat pembangkangan itu dari syaithan”.

Maka kalau ada manusia yang membangkang, tidak mau mentaati perintah Allah subhanahu wata’ala, itu adalah sifat Syaithan.  Apabila Sifat telah ada pada diri seseorang maka sifat itu bisa dipersatukan dengan makhluknya.  Misalnya : Seorang bapak yang punya sifat judes, maka ia akan dipanggil Pak Judes. Sifat menjadi sebutan (nama panggilan). Seorang ibu yang suka memberi, pemurah, maka ia akan dipanggil dengan panggilan Ibu Pemurah. Sifat Pemurah menjadi sebutannya (pangilannya). Nama Sifat menjadi sebutan. 

Demikian pula Sifat Syaithan akan menjadi sebutan (panggilan), lalu kita sebut (panggil) dengan nama sifat itu : Syaithan.  Allah subhanahu wata’ala selalu menyebut “Syaithan” karena sifat membangkang, Makhluknya adalah Jin.  Yang kita diperintah untuk melawan adalah Syaithan.  Ternyata Syaithan adalah sifat yang telah ada pada diri makhluk, yang selalu membangkang perintah Allah subhanahu wata’ala.
Dan kita disuruh melawan syaithan berarti syaithan tidak pernah bisa dilihat oleh kita. Yang bisa melihat dan mendengar syaithan hanyalah Allah subhanahu wata’ala.

Bagaimana cara kita melawan syaithan sebagaimana disebutkan dalam Surat An Nisaa’a ayat 76 di atas bahwa sesunguhnya tipudaya syaithan itu adalah lemah.
Sedangkan orang yang beriman adalah kuat melawan syaithan. Maka harus bisa mengalahkan syaithan.  Ternyataan banyak orang yang kalah ketika melawan syaithan. Yaitu orang-orang yang sedang malas, membangkang perintah Allah subhanahu wata’ala, maka sesungguhnya ia sedang dikalahkan oleh Syaithan. Karena syaithan adalah sifat yang selalu mengganggu kita dengan keburukan-keburukan amal. Manusia banyak yang kalah melawan syaithan karena memang manusia yang diciptakan Allah subhanahu wata’ala ini juga lemah. 

Lihat Surat  An Nisaa’ ayat 28 Allah subhanahu wata’ala berfirman :


رَةُ النِّسَاء

يُرِيدُ ٱللَّهُ أَن يُخَفِّفَ عَنكُمۡ‌ۚ وَخُلِقَ ٱلۡإِنسَـٰنُ ضَعِيفً۬ا (٢٨)

Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah.

Maka setiap Allah memberikan kesulitan,  bersama itu akan ada kemudahan. Karena memang manusia itu lemah. Bila sedang sakit, maka manusia boleh sholat dengan duduk.  Bila tidak bisa dengan duduk, maka boleh sholat dengan berbaring, dst.   Orang yang tidak mampu membayar zakat, maka ia boleh tidak membayar zakat.  Orang yang tidak mampu ber-Haji, maka boleh tidak ber-Haji. Allah selalu memberikan kemudahan. Kalau ada orang yang mengatakan tidak mampu sholat, maka ia dusta. Itu hanya alasan untuk membangkang. 

Yang sabar yang menang.
Kita diperintah untuk melawan syaithan yang lemah, ternyata kita manusia juga lemah.   Artinya, lemah melawan lemah, lalu siapa yang menang ? Yang menang adalah yang sabar.
Ternyata syaithan lebih sabar dibanding manusia.  Syaithan tidak pernah lelah mengganggu kita manusia. Sejak manusia bangun tidur lalu beraktivitas seharian  sampai hendak tidur lagi, syaithan selalu menggangu. Tidak pernah lepas.  Berarti syaithan itu lemah tetapi sabar sekali dalam mengganggu manusia.

Oleh karena itu kita juga harus sabar melawan syaithan. Tetapi karena kita manusia ini lemah, maka Allah subhanahu wataa’ala menyatakan :
Kamu tidak akan bisa melawan syaithan jika tidak minta bantuan. Kamu tidak bisa melawan kalau kamu sendirian.  Karena syaithan juga tidak sendirian ketika menggoda manusia.  Syaithan dengan berbondong-bondong dalam menggoda manusia.

Lihat Surat Al A’raaf ayat 15  Allah subahanahu wata’ala berfirman :

سُوۡرَةُ الاٴعرَاف

قَالَ إِنَّكَ مِنَ ٱلۡمُنظَرِينَ (١٥)

 Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh."

Surat Al A’raaf ayat 16 – 17 Allah subhanahu wata’ala berfirman.:
 
سُوۡرَةُ الاٴعرَاف

قَالَ فَبِمَآ أَغۡوَيۡتَنِى لَأَقۡعُدَنَّ لَهُمۡ صِرَٲطَكَ ٱلۡمُسۡتَقِيمَ (١٦) ثُمَّ لَأَتِيَنَّهُم مِّنۢ بَيۡنِ أَيۡدِيہِمۡ وَمِنۡ خَلۡفِهِمۡ وَعَنۡ أَيۡمَـٰنِہِمۡ وَعَن شَمَآٮِٕلِهِمۡ‌ۖ وَلَا تَجِدُ أَكۡثَرَهُمۡ شَـٰكِرِينَ (١٧)


16.Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,

17. Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).

Pada ayat sebeumnya, yaitu  pada ayat 15 disebutkan bahwa Allah subhanahu wata’ala memberi tangguh bahwa Iblis dan anak-cucunya tidak akan mati sampai Hari Kiamat. Artinya sifat syaithan tidak akan mati, sementara manusia bisa mati.  Maka jumlah syaithan bertambah terus semakin banyak, sementara manusia hanya sedikit. Maka seorang manusia akan digoda oleh banyak sekali syaithan. Mampukah kita manusia melawan syaithan yang lemah tetapi jumlahnya berbondong-bondong ?.

Syaithan akan mendatangi, menggoda manusia dari segala arah, depan, belakang, kanan dan kiri. Dan tidak terlihat oleh mata manusia.

Cara syaitan menggoda manusia,  lihat Surat Al Hijr ayat  39 : 

سُوۡرَةُ الحِجر

قَالَ رَبِّ بِمَآ أَغۡوَيۡتَنِى لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمۡ فِى ٱلۡأَرۡضِ وَلَأُغۡوِيَنَّہُمۡ أَجۡمَعِينَ (٣٩)

Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,

Dan ternyata benar. Sekarang ini yang baik dinilai bathil dan yang bathil dinilai baik. Seseorang yang tidak sholat, berarti berdosa.  Tertapi dengan tenangnya ia mengatakan : Meskipun saya tidak sholat, yang penting hati saya baik.
Sudah jelas berdosa, tetapi masih menganggap hatinya baik. Hakekatnya yang berkata demikian adalah syaithan.  Tetapi orang itu tidak merasa.

Merokok adalah haram, perbuatan maksiat, tetapi masih banyak juga yang menganggap merokok itu baik. Padahal MUI menyatakan bahwa merokok hukumnya haram.  Dan masih banyak lagi contoh, sesuatu yang bathil tetapi dianggap baik. Yang bathil dianggap baik, adalah anggapan dan karya syaithan.  Dan syaithan adalah musuh kita yang Allah memerintahkan harus dilawan.   Karena kita manusia lemah, sedangkan syaithan lebih banyak datang berbondong-bondong, kita tidak mampu melawan kecuali harus minta pertolongan kepada Allah subhanahu wata’ala.

Maka pada Surat Al A’raaf ayat 200 Allah subhanahu wata’ala berfirman:
سُوۡرَةُ الاٴعرَاف

وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ مِنَ ٱلشَّيۡطَـٰنِ نَزۡغٌ۬ فَٱسۡتَعِذۡ بِٱللَّهِ‌ۚ إِنَّهُ ۥ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (٢٠٠)

  
Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan maka berlindunglah kepada Allah
Karena sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Kita tidak mampu melawan sendiri atas godaan syaithan, maka kita wajib meminta pertolongan kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Bagaimana kita tahu bahwa syaithan datang kepada kita ?  Ingat syaithan adalah sifat, bukan makhluk, berarti kita harus tahu bagaimana sifat-sifat syaithan.

Lihat Surat An Nuur ayat 21  Allah subhanahu wata’ala berfirman :

سُوۡرَةُ النُّور

۞ يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَتَّبِعُواْ خُطُوَٲتِ ٱلشَّيۡطَـٰنِ‌ۚ وَمَن يَتَّبِعۡ خُطُوَٲتِ ٱلشَّيۡطَـٰنِ فَإِنَّهُ ۥ يَأۡمُرُ بِٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنكَرِ‌ۚ وَلَوۡلَا فَضۡلُ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ وَرَحۡمَتُهُ ۥ مَا زَكَىٰ مِنكُم مِّنۡ أَحَدٍ أَبَدً۬ا وَلَـٰكِنَّ ٱللَّهَ يُزَكِّى مَن يَشَآءُ‌ۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ۬ (٢١)


Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah- langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.

Langkah syaithan artinya kesalahan. Maknanya : Syaithan suka membangkang. Suka mencela, tidak sabaran, dendam, tidak bisa memaafkan, dan sifat-sifat jelek lainnya.  Sifat jelek berasal dari syaithan.  Berarti syaithan adalah pendendam, tidak bisa memaafkan.

Artinya, syaithan mendatangi kita bukan menampakkan tubuhnya, bukan memukul kita atau memperdengarkan suaranya, tidak, tetapi dengan sifat-sifat buruk yang bisa masuk ke dalam diri kita. Misalnya : Orang diajak berlaku keji dan munkar.
Maka bila kita berbuat keji dan munkar, tidak mau sholat, tidak mau shodakoh, tidak mau ibadah, dst, sesungguhnya kita sedang didatangi syaithan. Maka kita diperintahkan untuk meminta bantuan Allah subhanahu wata’ala sebagaimana Surat An Nuur ayat 200 tersebut di atas. 

Seperti apa syaithan mengganggunya ? Yaitu dengan cara  mengajak melakukan perbuatan yang keji dan munkar. Maka kita harus segera meminta pertolongan kepada Allah subhanahu wata’ala.  Tanpa pertolongan dari Allah, jangan mengharap dapat mengalahkan syaithan.

Tetapi Allah akan men-sucikan (membersihkan) hamba-hamba-Nya yang Allah Kehendaki.  Ialah orang yang mau minta bantuan (pertolongan) kepada Allah lalu sesudah itu ia berusaha melawan syaithan dengan sebenar-benarnya. Cara melawan syaithan adalah : Dengan mengendalikan hawa-nafsu kita.

Wujud permintaan pertolongan kepada Allah subhanahu wata’ala untuk melawan syaithan, ada beberapa lafadz do’a dalam AlQur’an :

1.Surat Al Mu’minun ayat 96 – 98 :

وۡرَةُ المؤمنون

ٱدۡفَعۡ بِٱلَّتِى هِىَ أَحۡسَنُ ٱلسَّيِّئَةَ‌ۚ نَحۡنُ أَعۡلَمُ بِمَا يَصِفُونَ (٩٦) وَقُل رَّبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنۡ هَمَزَٲتِ ٱلشَّيَـٰطِينِ (٩٧) وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَن يَحۡضُرُونِ (٩٨)

96. Tolaklah perbuatan buruk mereka dengan yang lebih baik. Kami lebih mengetahui apa yang mereka sifatkan
97. Dan Katakanlah: "Ya Tuhanku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan syaitan.
98. Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau Ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku."

Ketika anda dijahati, didzolimi orang, berdo’alah  dengan ayat 97 dan 98 sebagaimana ayat tersebut.

2.Surat Fushshilat ayat 34 – 36 :
سُوۡرَةُ حٰمٓ السجدة / فُصّلَت

وَلَا تَسۡتَوِى ٱلۡحَسَنَةُ وَلَا ٱلسَّيِّئَةُ‌ۚ ٱدۡفَعۡ بِٱلَّتِى هِىَ أَحۡسَنُ فَإِذَا ٱلَّذِى بَيۡنَكَ وَبَيۡنَهُ ۥ عَدَٲوَةٌ۬ كَأَنَّهُ ۥ وَلِىٌّ حَمِيمٌ۬ (٣٤) وَمَا يُلَقَّٮٰهَآ إِلَّا ٱلَّذِينَ صَبَرُواْ وَمَا يُلَقَّٮٰهَآ إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ۬ (٣٥) وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ مِنَ ٱلشَّيۡطَـٰنِ نَزۡغٌ۬ فَٱسۡتَعِذۡ بِٱللَّهِ‌ۖ إِنَّهُ ۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ (٣٦)


34. Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.

35. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.(Masuk surga)

36. Dan jika syetan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui

Orang-orang yang sabar adalah orang-orang yang mau berlindung kepada Allah subhanahua wata’ala, bukan mengikuti hawa-nafsu syaithan.

Ayat 36 : Maksudnya adalah : Rasa tidak sabar, keinginan untuk membalas, adalah syaithan yang mengganggu.
Maka kalahkan syaithan, yaitu dengan memohon perlindungan kepada Allah subhanahu wata’ala. Syaithan akan menangis ketika kita kalahkan.  Tetapi syaithan akan tertawa ketika kita mengikuti hawa-nafsu.

3. Surat An Nahl ayat  98 – 99 :

98. Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.

99. Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaan (kekuatan) atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya.

Maka hendaknya AlQur’an jangan dianggap buku biasa. Jangan AlQur’an hanya sebagai pajangan ruang tamu.  Karena perilaku demikian adalah syaithyan.  AlQur’an hendaknya dibaca, setiap hari, dipelajari, di hayati dan dilaksanakan dalam kehidupan sehair-hari.  AlQur’an adalah pedoman hidup kita. Maka ketika hendak membaca AlQur’an, berlindunglah kepada Allah subhanahu wata’ala.

Ketika berlindung kepada Allah subhanahu wata’ala, yaitu membaca Ta’awudz, lakukan dengan sungguh-sungguh, pelan-pelan dengan penuh penghayatan dan konsentrasi hati dan pikiran hanya kepada Allah subhanahu wata’ala.

Ayat 99 : Sesungguhnya syaithan tidak punya kekuatan atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya. Maka marilah kita bertawakkal kepada Allah subhanahu wata’ala, artinya kita sedang melawan syaithan.

Dalam Hadits riwayat Imam An Nasai, Ibnu Majah, Imam Hakim, Imam Ath Thabrani, dari Abu Musa Al Asy’ari Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam ketika hendak Sholat,  ber-Takbirotul Ihram, berdo’a :

A’udzubillahissami’il ‘alim minasysyaithonirrojim min hamzihi wanafkhihi wanaffihi(Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari gangguan syaithan, dari godaan syaithan, dari permainan syaithan, dari tiupan syaithan, dan dari ludah syaithan).

Sementara kita bila tidak mengucapkan do’a sebagaimana tersebut, maka ketika sholat menjadi tidak khusyu’, dalam sholat fikiran melayang kemana-mana, tidak konsentrasi, lupa bacaan sholat, lupa rokaat ke berapa, dst.

Hadits Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam : “Sungguh syaithan itu menggang-gu manusia, masuk ke dalam tubuh manusia melalui aliran darah”.
Selama aliran darah manusia berputar, syaithan selalu ada di situ. Maka syaithan paling banyak disebut dalam AlQur’an sebagai musuh yang nyata.  

Tanya-Jawab.

Pertanyaan:
1.     Bagaimana dengan tayangan TV-TV yang menggambarkan adanya penampakan wujud Jin, syaithan dan sejenisnya ?
2.     Bagaimana cara menata hati agar kita bisa memaafkan orang yang mendzolimi kita ?

Jawaban:
1.     Tentang tayangan di TV-TV yang menggambarkan rupa Jin, syaithan, gendruwo, dll.,  bahkan ada orang yang sok pintar mengaku bisa menangkap jin/syaithan lalu dimasukkan ke dalam botol, dll., maka orang tersebut adalah orang yang paling bodoh di sisi Allah subhanahu wata’ala. Itu adalah kebohongan, tipu-daya untuk mencari uang.

Sebagai patokan/dalil adalah Surat Al A’raaf ayat 27 :

سُوۡرَةُ الاٴعرَاف

يَـٰبَنِىٓ ءَادَمَ لَا يَفۡتِنَنَّڪُمُ ٱلشَّيۡطَـٰنُ كَمَآ أَخۡرَجَ أَبَوَيۡكُم مِّنَ ٱلۡجَنَّةِ يَنزِعُ عَنۡہُمَا لِبَاسَہُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوۡءَٲتِہِمَآ‌ۗ إِنَّهُ ۥ يَرَٮٰكُمۡ هُوَ وَقَبِيلُهُ ۥ مِنۡ حَيۡثُ لَا تَرَوۡنَہُمۡ‌ۗ إِنَّا جَعَلۡنَا ٱلشَّيَـٰطِينَ أَوۡلِيَآءَ لِلَّذِينَ لَا يُؤۡمِنُونَ (٢٧)

Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman.

Tegasnya : Allah subhanahu wata’ala menyatakan bahwa kamu (manusia) tidak akan bisa melihat Jin (syaithan).  tetapi syaithan bisa melihat kamu.

Surat Al Jin ayat  26 – 27 :

   سُوۡرَةُ الجنّ

عَـٰلِمُ ٱلۡغَيۡبِ فَلَا يُظۡهِرُ عَلَىٰ غَيۡبِهِۦۤ أَحَدًا (٢٦) إِلَّا مَنِ ٱرۡتَضَىٰ مِن رَّسُولٍ۬ فَإِنَّهُ ۥ يَسۡلُكُ مِنۢ بَيۡنِ يَدَيۡهِ وَمِنۡ خَلۡفِهِۦ رَصَدً۬ا (٢٧)

26. (Dia adalah Tuhan) yang mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu.
27. Kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya.

Maksudnya : Hanya para Rasul yang diridhoi Allah subhanahu wata’ala yang bisa melihat Jin /syaithan.   Kita sebagai manusia biasa tidak mungkin bisa melihat Jin/syaithan.

Tentang bagaimana menata-hati dalam menanggapi orang yang berbuat dzolim, akan dibahas pada pertemuan yang akan datang.

Sekian bahasan, untuk dilanjutkan pada pertemuan yang akan datang.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN LAILAHA ILLA ANTA,  ASTAGFIRUKA WA ATUBU ILAIK.

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

No comments:

Post a Comment