PENGAJIAN DHUHA MASJID BAITUSSALAM
Lawanlah Musuhmu
Ustadz Ahmad Susilo, Lc.
Jum’at, 22 Shofar 1437H – 4 Desember 2015
Assalamu’alaikum
wr.wb.,
Muslimin
dan muslimat yang dirahmati Allah subhanahu
wata’ala,
Bahasan kali ini berjudul : Lawanlah Musuhmu dengan segala daya dan
kekuatanmu. Siapakah musuh kita ?. Umpama ada seorang perajurit dengan pangkat
Kopral, atau Sersan atau Kapten, lalu ia di bawah komando seorang Jenderal
Bintang Dua, jauh di atas kita. Sebagai
perajurit diperintah untunk maju perang melawan musuh. Beranikah ia sebagai perajurit membantah
perintah Jenderal ? Tentu tidak berani. Kalau berani membantah, pasti ia akan
dipecat dan diberhentikan dari perajurit.
Akhirnya ia tidak punya penghasilan. Demikian itu manusia perintah oleh
manusia. Hanya beda pangkat dan kedudukan.
Kita seluruh manusia, siapa saja khusunya
yang telah mengaku beriman, kita adalah makhluk Allah subhanahu wata’ala, yang diciptakan oleh Allah, berarti tingkatan kita jauh sekali dibawah Allah, hanya sekedar
makhluk yang diciptakan. Sedangkan Allah
adalah Pencipta. Dalam hal ini Allah subhanahu wata’ala memerintahkan langsung
kepada kita untuk berperang melawan musuh.
Berani membantahkah kita ?
Seharusnya tidak !.
Tetapi pada kenyataannya, banyak manusia
yang membangkang perintah Allah subhanahu
wata’ala.
Jangankan yang kafir, yang mengaku
muslim saja banyak yang membangkang, tidak takut kepada Allah. Padahal Allah subhanahu wata’ala yang menciptakan kita, yang mencabut nyawa kita,
yang kelak akan menghukum (meng-hisab) kita, yang memutuskan kita apakah
mendapat ampunan atau tidak, masuk surga
atau neraka.
Maka jika kita ingin mendapat Rahmat dan
perlindungan dari Allah subhanahu
wata’ala, Allah perintahkan dalam, AlQur’an : Lawanlah musuhmu.
Dalam AlQur’an Surat An Nisaa’ ayat 76 Allah subhanahu
wata’ala berfirman :
سُوۡرَةُ النِّسَاء
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ يُقَـٰتِلُونَ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِۖ
وَٱلَّذِينَ كَفَرُواْ يُقَـٰتِلُونَ فِى سَبِيلِ ٱلطَّـٰغُوتِ فَقَـٰتِلُوٓاْ
أَوۡلِيَآءَ ٱلشَّيۡطَـٰنِۖ إِنَّ كَيۡدَ ٱلشَّيۡطَـٰنِ كَانَ ضَعِيفًا (٧٦)
Orang-orang
yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di
jalan thaghut, sebab itu perangilah
kawan-kawan syaitan itu, karena Sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah
lemah.
Thaghut
adalah
teman-teman syaithan. Perangilah
syaithan karena syaithan telah diputuskan oleh Allah subhanahu wata’ala sebagai musuh orang-orang yang beriman.
Sedangkan orang yang tidak beriman tidak
akan dimusuhi oleh syaithan. Maka diperintahkan sebagaimana dalam ayat.
tersebut. Lawanlah musuhmu, yaitu
syaithan.
Lihat juga dalam Surat Al Baqarah :ayat 208 :
ةُ البَقَرَة
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱدۡخُلُواْ فِى
ٱلسِّلۡمِ ڪَآفَّةً۬ وَلَا تَتَّبِعُواْ خُطُوَٲتِ ٱلشَّيۡطَـٰنِۚ
إِنَّهُ ۥ لَڪُمۡ عَدُوٌّ۬ مُّبِينٌ۬ (٢٠٨)
Hai
orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan
janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh
yang nyata bagimu.
Kaafah artinya masuk
Islam secara menyeluruh, secara total, yaitu tidak lagi melakukan segala
sesuatu yang bukan berasal dari Islam.
Bukan hanya sholat, puasa, ibadah Haji,
dst., melainkan perilaku lainnya seperti cara berpakaian, cara bergaul
(muamalah) cara berbisnis, cara berumahtangga, dst. adalah secara Islam. Semua
ada aturannya, sampai buang hajat-pun ada aturannya dalam Islam.
Maka kepada orang yang mengaku beriman, Allah
subhanahu wata’ala memerintahkan
sebagaimana dalam ayat tersebut, masuklah ke dalam Islam secara kaafah,
jangan mengikuti langkah-langkah
syaithan, karena semua langkah syaithan adalah salah dan salah. Dalam ayat tersebut Allah subhanahu wata’ala menyatakan : Sesungguhnya syaithan itu adalah musuh
yang nyata bagimu. Maka kita diperintah untuk melawan syaithan, musuh
kita.
Ketahuilah bahwa syaithan bukan makhluk
melainkan Sifat. Makhluknya adalah Jin yang membangkang. Tidak
pernah Allah subhanahu wata’ala
menciptakan Syaithan atau Iblis. Yang diciptakan oleh Allah subhanahu wata’ala adalah Jin dan Manusia untuk ibadah kepada-Nya.
Yaityu Allah subhanahu wata’ala
firmankan dalam Surat Ar Rahman ayat 14
dan 15 :
سُوۡرَةُ الرَّحمٰن
خَلَقَ ٱلۡإِنسَـٰنَ مِن صَلۡصَـٰلٍ۬ كَٱلۡفَخَّارِ (١٤)
وَخَلَقَ ٱلۡجَآنَّ مِن مَّارِجٍ۬ مِّن نَّارٍ۬ (١٥)
14.
Dia(Allah) menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar,
15.
Dan Dia(Allah) menciptakan jin dari
nyala api.
Juga dalam Surat Adz Dzaariyaat ayat 56
Allah subhanahu wata’ala
berfirman :
ةُ الذّاریَات
وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا
لِيَعۡبُدُونِ (٥٦)
Dan
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku.
Kenapa tiba-tiba Allah subhanahu wata’ala menyebut Iblis, Syaitahn ?
Padahal Allah subhanahu wata’ala tidak pernah menciptakan Iblis dan Syaithan ?
Siapakah Iblis dan Syaithan ?
Lihat Surat
Al Kahfi ayat 50 Allah subhanahu
wata’ala berfirman :
سُوۡرَةُ الکهف
وَإِذۡ قُلۡنَا لِلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةِ ٱسۡجُدُواْ لِأَدَمَ
فَسَجَدُوٓاْ إِلَّآ إِبۡلِيسَ كَانَ مِنَ ٱلۡجِنِّ فَفَسَقَ عَنۡ أَمۡرِ
رَبِّهِۦۤۗ أَفَتَتَّخِذُونَهُ ۥ وَذُرِّيَّتَهُ ۥۤ أَوۡلِيَآءَ مِن
دُونِى وَهُمۡ لَكُمۡ عَدُوُّۢۚ بِئۡسَ لِلظَّـٰلِمِينَ بَدَلاً۬ (٥٠)
Dan
(ingatlah) ketika Kami(Allah) berfirman kepada para Malaikat: "Sujudlah
kamu kepada Adam maka sujudlah mereka
kecuali iblis. Dia adalah dari golongan
jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil Dia dan
turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah
musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi
orang-orang yang zalim.
Iblis adalah dari golongan Jin mendurhakai
perintah Tuhannya. Artinya Iblis adalah sifat durhaka. Allah subhanahu
wata’ala tidak pernah menciptakan Iblis, yang diciptakan adalah Jin. Jadi Iblis adalah golongan Jin
yang membangkang. Syaithan adalah
anak-keturunan Iblis. Iblis adalah Jin
yang pertama-tama membangkang. Iblis adalah kakek-moyang syaithan.
Tetapi ada Jin yang taat, berimaan dan
berbakti kepada kepada Allah subhanahu
wata’ala. Jin adalah makhluk Ghaib,
kita tidak usah ikut-campur dengan mereka,
cukup percaya saja bahwa ada yang Ghaib, sesuai perintah Allah subhanahu wata’ala agar kita percaya
kepada yang Ghaib. Kita tidak usah
mencari-cari rupa/wujudnya Jin, yang jelas musuh kita bukan Jin melainkan
Syaithan yaitu anak-keturunan Iblis dari golongan Jin yang membangkang. Mereka sendiri berpisah, antara Jin yang
beriman dan yang membangkang tidak mau mencampur (bergaul).
Sebagaimana manusia, antara manusia yang
taat dan membangkang, mereka tidak mau bergaul. Paling-paling secara
Hablumminannas mau bergaul, tetapi Habluminallah masaing-masing, manusia tidak
mau campur-aduk antara yang beriman dan yang kafir. Manusia yang membangkang bisa menjadi
syaithan, yaitu ujudnya tetap sebagai
manusia (makhluk) tetapi sifatnya adalah Syaithan.
Lihat Surat An Naas :
سُوۡرَةُ النَّاس
بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
قُلۡ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلنَّاسِ (١) مَلِكِ ٱلنَّاسِ (٢)
إِلَـٰهِ ٱلنَّاسِ (٣) مِن شَرِّ ٱلۡوَسۡوَاسِ ٱلۡخَنَّاسِ (٤) ٱلَّذِى يُوَسۡوِسُ
فِى صُدُورِ ٱلنَّاسِ (٥) مِنَ ٱلۡجِنَّةِ وَٱلنَّاسِ (٦)
1. Katakanlah: "Aku
berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.
2. Raja
manusia.
3. Sembahan
manusia.
4. Dari
kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,
5. Yang
membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
6. Dari
(golongan) jin dan manusia.
Kita diperintahkan untuk berlindung kepada
Allah subhanahu wata’ala. dari godaan
syaithan yang sifatnya
tersembunyi. Yang suka membisikkan ke
dalam dada manusia, mereka dari golongan Jin
dan Manusia.
Berarti manusia bisa menjadi syaithan.
Ingat bahwa syaithan adalah sifat.
Ternyata yang harus kita lawan dengan segala daya dan kekuatan adalah Sifat kita sendiri, manusia. Yaitu hawa-nafsu, karena syaithan tidak
pernah mengganggu secara makhluk.
Kita tidak pernah melihat, merasakan dan
mendengar syaithan, tetapi Allah sub
hanahu wata’ala menyatakan bahwa Syaithan
adalah musuh. Arinya, kita harus
mengetahui bagaimana cara syaithan mengganggu dan memusuhi kita.
Dalam Hadits shahih yang diriwayatakan
oleh Imam At Tirmidzy dari seorang sahabat bernama Sahal bin Sa’ad rodhiyallahu ‘anhu Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Sifat
tergesa-gesa itu dari syaithan, sifat tidak sabar itu dari syaithan, sifat yang senantiasa hanya menginginkan kehidupan
dunia sehingga membangkang perintah Allah, sifat pembangkangan itu dari
syaithan”.
Maka kalau ada manusia yang membangkang,
tidak mau mentaati perintah Allah subhanahu
wata’ala, itu adalah sifat Syaithan. Apabila Sifat
telah ada pada diri seseorang maka sifat itu bisa dipersatukan dengan
makhluknya. Misalnya : Seorang bapak
yang punya sifat judes, maka ia akan dipanggil Pak Judes. Sifat menjadi sebutan (nama panggilan). Seorang ibu yang
suka memberi, pemurah, maka ia akan dipanggil dengan panggilan Ibu Pemurah. Sifat Pemurah menjadi
sebutannya (pangilannya). Nama Sifat menjadi sebutan.
Demikian pula Sifat Syaithan akan menjadi
sebutan (panggilan), lalu kita sebut (panggil) dengan nama sifat itu : Syaithan. Allah subhanahu
wata’ala selalu menyebut “Syaithan” karena sifat membangkang, Makhluknya
adalah Jin. Yang kita diperintah untuk
melawan adalah Syaithan. Ternyata
Syaithan adalah sifat yang telah ada pada diri makhluk, yang selalu membangkang
perintah Allah subhanahu wata’ala.
Dan kita disuruh melawan syaithan berarti syaithan
tidak pernah bisa dilihat oleh kita. Yang bisa melihat dan mendengar syaithan
hanyalah Allah subhanahu wata’ala.
Bagaimana cara kita melawan syaithan
sebagaimana disebutkan dalam Surat An
Nisaa’a ayat 76 di atas bahwa sesunguhnya tipudaya syaithan itu adalah
lemah.
Sedangkan orang yang beriman adalah kuat
melawan syaithan. Maka harus bisa mengalahkan syaithan. Ternyataan banyak orang yang kalah ketika
melawan syaithan. Yaitu orang-orang yang sedang malas, membangkang perintah
Allah subhanahu wata’ala, maka
sesungguhnya ia sedang dikalahkan oleh Syaithan. Karena syaithan adalah sifat yang selalu mengganggu kita dengan
keburukan-keburukan amal. Manusia banyak yang kalah melawan syaithan karena
memang manusia yang diciptakan Allah subhanahu
wata’ala ini juga lemah.
Lihat Surat An Nisaa’ ayat 28 Allah subhanahu wata’ala berfirman :
رَةُ النِّسَاء
يُرِيدُ ٱللَّهُ أَن يُخَفِّفَ عَنكُمۡۚ وَخُلِقَ
ٱلۡإِنسَـٰنُ ضَعِيفً۬ا (٢٨)
Allah
hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah.
Maka setiap Allah memberikan kesulitan, bersama itu akan ada kemudahan. Karena memang
manusia itu lemah. Bila sedang sakit, maka manusia boleh sholat dengan
duduk. Bila tidak bisa dengan duduk,
maka boleh sholat dengan berbaring, dst.
Orang yang tidak mampu membayar zakat, maka ia boleh tidak membayar
zakat. Orang yang tidak mampu ber-Haji,
maka boleh tidak ber-Haji. Allah selalu memberikan kemudahan. Kalau ada orang
yang mengatakan tidak mampu sholat, maka ia dusta. Itu hanya alasan untuk
membangkang.
Yang
sabar yang menang.
Kita diperintah untuk melawan syaithan yang
lemah, ternyata kita manusia juga lemah.
Artinya, lemah melawan lemah, lalu siapa yang menang ? Yang menang
adalah yang sabar.
Ternyata syaithan lebih sabar dibanding
manusia. Syaithan tidak pernah lelah
mengganggu kita manusia. Sejak manusia bangun tidur lalu beraktivitas seharian sampai hendak tidur lagi, syaithan selalu
menggangu. Tidak pernah lepas. Berarti
syaithan itu lemah tetapi sabar sekali dalam mengganggu manusia.
Oleh karena itu kita juga harus sabar
melawan syaithan. Tetapi karena kita manusia ini lemah, maka Allah subhanahu wataa’ala menyatakan :
Kamu
tidak akan bisa melawan syaithan jika tidak minta bantuan. Kamu tidak bisa
melawan kalau kamu sendirian.
Karena syaithan juga tidak sendirian ketika menggoda manusia. Syaithan dengan berbondong-bondong dalam
menggoda manusia.
Lihat Surat
Al A’raaf ayat 15 Allah subahanahu wata’ala berfirman :
سُوۡرَةُ الاٴعرَاف
قَالَ إِنَّكَ مِنَ ٱلۡمُنظَرِينَ (١٥)
Allah
berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh."
Surat
Al A’raaf ayat 16 – 17 Allah subhanahu
wata’ala berfirman.:
سُوۡرَةُ الاٴعرَاف
قَالَ فَبِمَآ أَغۡوَيۡتَنِى لَأَقۡعُدَنَّ لَهُمۡ
صِرَٲطَكَ ٱلۡمُسۡتَقِيمَ (١٦) ثُمَّ لَأَتِيَنَّهُم مِّنۢ بَيۡنِ أَيۡدِيہِمۡ وَمِنۡ
خَلۡفِهِمۡ وَعَنۡ أَيۡمَـٰنِہِمۡ وَعَن شَمَآٮِٕلِهِمۡۖ وَلَا تَجِدُ
أَكۡثَرَهُمۡ شَـٰكِرِينَ (١٧)
16.Iblis
menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar
akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,
17.
Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari
kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka
bersyukur (taat).
Pada ayat sebeumnya, yaitu pada ayat 15 disebutkan bahwa Allah subhanahu wata’ala memberi tangguh bahwa
Iblis dan anak-cucunya tidak akan mati sampai Hari Kiamat. Artinya sifat
syaithan tidak akan mati, sementara manusia bisa mati. Maka jumlah syaithan bertambah terus semakin
banyak, sementara manusia hanya sedikit. Maka seorang manusia akan digoda oleh
banyak sekali syaithan. Mampukah kita manusia melawan syaithan yang lemah
tetapi jumlahnya berbondong-bondong ?.
Syaithan akan mendatangi, menggoda manusia
dari segala arah, depan, belakang, kanan dan kiri. Dan tidak terlihat oleh mata
manusia.
Cara syaitan menggoda manusia, lihat Surat Al Hijr ayat 39 :
سُوۡرَةُ الحِجر
قَالَ رَبِّ بِمَآ أَغۡوَيۡتَنِى لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمۡ
فِى ٱلۡأَرۡضِ وَلَأُغۡوِيَنَّہُمۡ أَجۡمَعِينَ (٣٩)
Iblis
berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat,
pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka
bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,
Dan ternyata benar. Sekarang ini yang baik dinilai bathil dan yang bathil dinilai baik. Seseorang yang tidak sholat,
berarti berdosa. Tertapi dengan
tenangnya ia mengatakan : Meskipun saya
tidak sholat, yang penting hati saya baik.
Sudah jelas berdosa, tetapi masih
menganggap hatinya baik. Hakekatnya yang berkata demikian adalah syaithan. Tetapi orang itu tidak merasa.
Merokok adalah haram, perbuatan maksiat,
tetapi masih banyak juga yang menganggap merokok itu baik. Padahal MUI
menyatakan bahwa merokok hukumnya haram. Dan masih banyak lagi contoh, sesuatu yang
bathil tetapi dianggap baik. Yang bathil dianggap baik, adalah anggapan dan
karya syaithan. Dan syaithan adalah
musuh kita yang Allah memerintahkan harus dilawan. Karena kita manusia lemah, sedangkan syaithan
lebih banyak datang berbondong-bondong, kita tidak mampu melawan kecuali harus
minta pertolongan kepada Allah subhanahu
wata’ala.
Maka pada Surat Al A’raaf ayat 200 Allah subhanahu
wata’ala berfirman:
سُوۡرَةُ الاٴعرَاف
وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ مِنَ ٱلشَّيۡطَـٰنِ نَزۡغٌ۬
فَٱسۡتَعِذۡ بِٱللَّهِۚ إِنَّهُ ۥ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (٢٠٠)
Dan
jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan maka berlindunglah kepada Allah
Karena
sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Kita tidak mampu melawan sendiri atas
godaan syaithan, maka kita wajib meminta pertolongan kepada Allah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Bagaimana kita tahu bahwa syaithan datang
kepada kita ? Ingat syaithan adalah
sifat, bukan makhluk, berarti kita harus tahu bagaimana sifat-sifat syaithan.
Lihat Surat
An Nuur ayat 21 Allah subhanahu wata’ala berfirman :
سُوۡرَةُ النُّور
۞ يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ
ءَامَنُواْ لَا تَتَّبِعُواْ خُطُوَٲتِ ٱلشَّيۡطَـٰنِۚ وَمَن يَتَّبِعۡ خُطُوَٲتِ
ٱلشَّيۡطَـٰنِ فَإِنَّهُ ۥ يَأۡمُرُ بِٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنكَرِۚ
وَلَوۡلَا فَضۡلُ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ وَرَحۡمَتُهُ ۥ مَا زَكَىٰ مِنكُم مِّنۡ
أَحَدٍ أَبَدً۬ا وَلَـٰكِنَّ ٱللَّهَ يُزَكِّى مَن يَشَآءُۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ
عَلِيمٌ۬ (٢١)
Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah- langkah syaitan.
Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan
itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya
tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak
seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu)
selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah
Maha mendengar lagi Maha mengetahui.
Langkah
syaithan
artinya kesalahan. Maknanya : Syaithan suka membangkang. Suka mencela, tidak
sabaran, dendam, tidak bisa memaafkan, dan sifat-sifat jelek lainnya. Sifat jelek berasal dari syaithan. Berarti syaithan adalah pendendam, tidak bisa
memaafkan.
Artinya, syaithan mendatangi kita bukan
menampakkan tubuhnya, bukan memukul kita atau memperdengarkan suaranya, tidak,
tetapi dengan sifat-sifat buruk yang bisa masuk ke dalam diri kita. Misalnya :
Orang diajak berlaku keji dan munkar.
Maka bila kita berbuat keji dan munkar,
tidak mau sholat, tidak mau shodakoh, tidak mau ibadah, dst, sesungguhnya kita
sedang didatangi syaithan. Maka kita diperintahkan untuk meminta bantuan Allah subhanahu
wata’ala sebagaimana Surat An Nuur
ayat 200 tersebut di atas.
Seperti apa syaithan mengganggunya ? Yaitu
dengan cara mengajak melakukan perbuatan
yang keji dan munkar. Maka kita harus segera meminta pertolongan kepada Allah subhanahu wata’ala. Tanpa pertolongan dari Allah, jangan
mengharap dapat mengalahkan syaithan.
Tetapi Allah akan men-sucikan
(membersihkan) hamba-hamba-Nya yang Allah Kehendaki. Ialah orang yang mau minta bantuan
(pertolongan) kepada Allah lalu sesudah itu ia berusaha melawan syaithan dengan
sebenar-benarnya. Cara melawan syaithan adalah : Dengan mengendalikan hawa-nafsu kita.
Wujud
permintaan
pertolongan kepada Allah subhanahu
wata’ala untuk melawan syaithan, ada beberapa lafadz do’a dalam AlQur’an :
1.Surat
Al Mu’minun ayat 96 – 98 :
وۡرَةُ المؤمنون
ٱدۡفَعۡ بِٱلَّتِى هِىَ أَحۡسَنُ ٱلسَّيِّئَةَۚ نَحۡنُ
أَعۡلَمُ بِمَا يَصِفُونَ (٩٦) وَقُل رَّبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنۡ هَمَزَٲتِ ٱلشَّيَـٰطِينِ
(٩٧) وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَن يَحۡضُرُونِ (٩٨)
96.
Tolaklah perbuatan buruk mereka dengan yang lebih baik. Kami lebih mengetahui
apa yang mereka sifatkan
97.
Dan Katakanlah: "Ya Tuhanku aku
berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan syaitan.
98. Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau Ya
Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku."
Ketika anda dijahati, didzolimi orang,
berdo’alah dengan ayat 97 dan 98
sebagaimana ayat tersebut.
2.Surat
Fushshilat ayat 34 – 36 :
سُوۡرَةُ حٰمٓ السجدة / فُصّلَت
وَلَا تَسۡتَوِى ٱلۡحَسَنَةُ وَلَا ٱلسَّيِّئَةُۚ
ٱدۡفَعۡ بِٱلَّتِى هِىَ أَحۡسَنُ فَإِذَا ٱلَّذِى بَيۡنَكَ وَبَيۡنَهُ ۥ
عَدَٲوَةٌ۬ كَأَنَّهُ ۥ وَلِىٌّ حَمِيمٌ۬ (٣٤) وَمَا يُلَقَّٮٰهَآ إِلَّا ٱلَّذِينَ
صَبَرُواْ وَمَا يُلَقَّٮٰهَآ إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ۬ (٣٥) وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ
مِنَ ٱلشَّيۡطَـٰنِ نَزۡغٌ۬ فَٱسۡتَعِذۡ بِٱللَّهِۖ إِنَّهُ ۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ
ٱلۡعَلِيمُ (٣٦)
34.
Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara
yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada
permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.
35.
Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang
yang mempunyai keuntungan yang besar.(Masuk surga)
36.
Dan jika syetan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan
kepada Allah. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui
Orang-orang
yang sabar
adalah orang-orang yang mau berlindung kepada Allah subhanahua wata’ala, bukan mengikuti hawa-nafsu syaithan.
Ayat 36 : Maksudnya adalah : Rasa tidak
sabar, keinginan untuk membalas, adalah syaithan yang mengganggu.
Maka kalahkan
syaithan, yaitu dengan memohon perlindungan kepada Allah subhanahu wata’ala. Syaithan akan
menangis ketika kita kalahkan. Tetapi
syaithan akan tertawa ketika kita mengikuti hawa-nafsu.
3.
Surat An Nahl ayat 98 – 99 :
98.
Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah
dari syaitan yang terkutuk.
99.
Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaan (kekuatan) atas orang-orang yang
beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya.
Maka hendaknya AlQur’an jangan dianggap buku biasa. Jangan AlQur’an hanya sebagai
pajangan ruang tamu. Karena perilaku
demikian adalah syaithyan. AlQur’an
hendaknya dibaca, setiap hari, dipelajari, di hayati dan dilaksanakan dalam
kehidupan sehair-hari. AlQur’an adalah pedoman hidup kita. Maka
ketika hendak membaca AlQur’an, berlindunglah kepada Allah subhanahu wata’ala.
Ketika berlindung kepada Allah subhanahu wata’ala, yaitu membaca Ta’awudz, lakukan dengan
sungguh-sungguh, pelan-pelan dengan penuh penghayatan dan konsentrasi hati dan pikiran hanya kepada Allah subhanahu wata’ala.
Ayat 99 : Sesungguhnya syaithan tidak punya kekuatan atas orang-orang yang
beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya. Maka marilah kita bertawakkal
kepada Allah subhanahu wata’ala,
artinya kita sedang melawan syaithan.
Dalam Hadits riwayat Imam An Nasai, Ibnu
Majah, Imam Hakim, Imam Ath Thabrani, dari Abu Musa Al Asy’ari Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam ketika
hendak Sholat, ber-Takbirotul Ihram, berdo’a
:
A’udzubillahissami’il ‘alim
minasysyaithonirrojim min hamzihi wanafkhihi wanaffihi – (Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari
gangguan syaithan, dari godaan syaithan, dari permainan syaithan, dari tiupan
syaithan, dan dari ludah syaithan).
Sementara kita bila tidak mengucapkan do’a
sebagaimana tersebut, maka ketika sholat menjadi tidak khusyu’, dalam sholat
fikiran melayang kemana-mana, tidak konsentrasi, lupa bacaan sholat, lupa
rokaat ke berapa, dst.
Hadits Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam : “Sungguh
syaithan itu menggang-gu manusia, masuk ke dalam tubuh manusia melalui aliran
darah”.
Selama aliran darah manusia berputar,
syaithan selalu ada di situ. Maka syaithan paling banyak disebut dalam AlQur’an
sebagai musuh yang nyata.
Tanya-Jawab.
Pertanyaan:
1. Bagaimana dengan
tayangan TV-TV yang menggambarkan adanya penampakan wujud Jin, syaithan dan
sejenisnya ?
2. Bagaimana cara
menata hati agar kita bisa memaafkan orang yang mendzolimi kita ?
Jawaban:
1. Tentang tayangan
di TV-TV yang menggambarkan rupa Jin, syaithan, gendruwo, dll., bahkan ada orang yang sok pintar mengaku bisa
menangkap jin/syaithan lalu dimasukkan ke dalam botol, dll., maka orang
tersebut adalah orang yang paling bodoh di sisi Allah subhanahu wata’ala. Itu adalah kebohongan, tipu-daya untuk mencari
uang.
Sebagai
patokan/dalil adalah Surat Al A’raaf
ayat 27 :
سُوۡرَةُ الاٴعرَاف
يَـٰبَنِىٓ ءَادَمَ لَا يَفۡتِنَنَّڪُمُ ٱلشَّيۡطَـٰنُ
كَمَآ أَخۡرَجَ أَبَوَيۡكُم مِّنَ ٱلۡجَنَّةِ يَنزِعُ عَنۡہُمَا لِبَاسَہُمَا
لِيُرِيَهُمَا سَوۡءَٲتِہِمَآۗ إِنَّهُ ۥ يَرَٮٰكُمۡ هُوَ
وَقَبِيلُهُ ۥ مِنۡ حَيۡثُ لَا تَرَوۡنَہُمۡۗ إِنَّا جَعَلۡنَا
ٱلشَّيَـٰطِينَ أَوۡلِيَآءَ لِلَّذِينَ لَا يُؤۡمِنُونَ (٢٧)
Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu
oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia
menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya
'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu
tempat yang kamu tidak bisa melihat
mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu
pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman.
Tegasnya : Allah subhanahu
wata’ala menyatakan bahwa kamu (manusia) tidak akan bisa melihat Jin
(syaithan). tetapi syaithan bisa melihat
kamu.
Surat
Al Jin ayat 26 – 27 :
سُوۡرَةُ الجنّ
عَـٰلِمُ ٱلۡغَيۡبِ فَلَا يُظۡهِرُ عَلَىٰ غَيۡبِهِۦۤ
أَحَدًا (٢٦) إِلَّا مَنِ ٱرۡتَضَىٰ مِن رَّسُولٍ۬ فَإِنَّهُ ۥ يَسۡلُكُ مِنۢ
بَيۡنِ يَدَيۡهِ وَمِنۡ خَلۡفِهِۦ رَصَدً۬ا (٢٧)
26. (Dia adalah Tuhan) yang
mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang
yang ghaib itu.
27.
Kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan
penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya.
Maksudnya : Hanya para Rasul yang diridhoi
Allah subhanahu wata’ala yang bisa
melihat Jin /syaithan. Kita sebagai
manusia biasa tidak mungkin bisa melihat Jin/syaithan.
Tentang bagaimana menata-hati dalam
menanggapi orang yang berbuat dzolim, akan dibahas pada pertemuan yang akan
datang.
Sekian bahasan, untuk dilanjutkan pada
pertemuan yang akan datang.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN
LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGFIRUKA WA ATUBU
ILAIK.
Wassalamu’alaikum
warohmatullahi wabarokatuh.
No comments:
Post a Comment