Translate

Tuesday, December 29, 2015

Kebangkitan Umat, oleh : Ustadz Abu Jundi


PENGAJIAN DHUHA MASJID BAITUSSALAM                                                   

Kebangkitan Umat
Ustadz Abu Jundi

Jum’at, 29 Shofar 1437H – 11 Desember 2015

Assalamu’alaikum wr.wb.,

Muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah subhanahu wata’ala,
Bahasan kali ini kita mencoba menggali semangat bangkit dari keterpurukan yang saat ini sedang kita alami.  Allah subhanahu wata’ala telah memuji umat-Nya dalam AlQur’an Surat Ali Imran ayat 110 :

سُوۡرَةُ آل عِمرَان

كُنتُمۡ خَيۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنڪَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ‌ۗ وَلَوۡ ءَامَنَ أَهۡلُ ٱلۡڪِتَـٰبِ لَكَانَ خَيۡرً۬ا لَّهُم‌ۚ مِّنۡهُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَأَڪۡثَرُهُمُ ٱلۡفَـٰسِقُونَ (١١٠)


Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.

Ayat tersebut berisi pujian bagi Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam beserta umatnya (kaum Muslimin) ketika itu yaitu para sahabat.  Maka Imam Malik bin Anas  berkata :
Tidak mungkin umat yang dipuji oleh Allah subhanahau wata’ala itu tanpa mereka melakukaan perbuatan-perbuatan yang luar-biasa”. 

Maka kita umat Islam saat ini tidak mungkin meng-klaim (mengaku) sebagai umat terbaik (Khaira Ummati),  kalau sholat Subuh saja sering telat. Atau malas sholat Subuh berjamaah di masjid (mushola).   Apalagi orang yang sholat Subuh berjamaah di masjid itu-itu saja, satu shaf saja tidak penuh dan kebanyakan orang-orang yang sudah sepuh-sepuh. Itu baru perkara sholat berjamaah, belum lagi amalan-amalan yang lain.

Ada kisah yang sering disampaikan oleh para penceramah, yaitu satu kisah seorang petani pulang bekerja di sawah menemukan sebutir telur, yang ukurannya agak lebih besar dibanding telur ayam atau bebek.   Si petani tidak tahu itu telur apa, dan karena ingin tahu telur apakah itu, maka sampai di rumah petani, telur disusupkan ke tempat seekor induk ayam yang sedang mengerami telurnya

Setelah tiba waktu menetas, ternyata ada seekor anak ayam yang baru menetas yang bentuknya berbeda dengan anak-anak ayam yang lain. Setelah beberapa hari kemudian tertlihat bahwa ia adalah anak burung Elang Rajawali.  Maka hiduplah seekor anak Rajawali di komunitas ayam.  Setiap hari kerjanya sebagaimana anak-anaka ayam adalah mengorek-ngorek makanan dan menciap-ciap.

Dan ketika ada tanda-tanda bahaya, terutama bila ada burung elang Rajawali yang mencari mangsa, mencari anak ayam, maka si induk ayam  akan mengundang anak-anaknya berlindung dibawah lindungan induknya, termasuk si anak Rajawali, juga ikut berlindung.  Si anak Rajawali bertanya-tanya ada apa ini ? Kenapa harus berlindung di bawah naungan induknya ? 

Ternyata bahaya datang dari langit, ada seekor burung elang Rajawali yang dengan gagahnya ingin menyambar anak ayam dan memakannya. Burung elang Rajawli itu terlihat gagah dan sangat ditakuti oleh burung-burung yang lain.
Kita tahu di daerah-daerah tertentu ada burung elang Rajawali panjang sayapnya ada yang samapi 1,5 meter.  Cengkeraman (kukunya) sangat kuat, demikian paruhnya sangat tajam, dengan mudah merobak-robek, menyayat-nyayat hewan mangsanya. Kelinci,  ular,  atau anak kambing yang menjadi mangsanya tidak lagi bisa berkutik dicengkeram oleh Rajawali yang gagah itu.

Mata burung Rajawali sangat tajam, dalam jarak 10 mil ia bisa melihat mangsanya yang diinginkan.  Si anak Rajawali yang diasuh dalam komunitas ayam kampung, berkata : “Ibu, aku ingin seperti Rajawali itu yang gagah-perkasa”.
Si induk ayam berkata : “Nak jangan mimpi kamu menjadi Rajawali, kita ini adalah kalangan ayam kampung”.  Maka anak Rajawali yang hidup di komunitas ayam kampung yang serba mudah mencari makan, tinggal korek-korek sedikit saja, sudah banyak menemukan makanan. Akhirnya sampai mati anak Rajawali itu hidup dalam komunitas ayam kampung.

Artinya,  potensi yang ada pada diri anak Rajawali sampai menjadi dewasa tidak pernah digunakan, tidak dimanfaatkan sampai mati.   Bahkan ia tidak tahu bagaimana terbang, sebagaimana biasanya burung Rajawali.
Seperti itulah kondisi umat Islam saat ini.  Padahal sesungguhnya kita (umat Islam) adalah “Rajawali”, yang gagah, paruhnya tajam, cengkeramannya kuat, disegani oleh hewan-hewan lain. Tetapi kenyataannya umat Islam saat ini adalah rajawali-rajawali yang terprovokasi, terkontaminasi dengan tipu-daya Iblis.

Lihat AlQur’an Surat Al Hijr ayat 39 :  Iblis bersumpah kepada Allah subhanahau wata’ala:

سُوۡرَةُ الحِجر

قَالَ رَبِّ بِمَآ أَغۡوَيۡتَنِى لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمۡ فِى ٱلۡأَرۡضِ وَلَأُغۡوِيَنَّہُمۡ أَجۡمَعِينَ (٣٩)


Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka(manusia) memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,

Ayat 40 :
رَةُ الحِجر

قَالَ رَبِّ بِمَآ أَغۡوَيۡتَنِى لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمۡ فِى ٱلۡأَرۡضِ وَلَأُغۡوِيَنَّہُمۡ أَجۡمَعِينَ (٣٩) إِلَّا عِبَادَكَ مِنۡہُمُ ٱلۡمُخۡلَصِينَ (٤٠)

Kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka".

Yang dimaksud dengan mukhlis ialah orang-orang yang (ikhlas) yang telah diberi taufiq untuk mentaati segala petunjuk dan perintah Allah s.w.t.

Maksud ayat tersebut : Kita manusia akan disesatkan oleh Iblis, dijadikan kita (manusia) memandang indah, bagus dan menarik kepada kemaksiatan, kepada dunia. Kecuali orang-orang yang Ikhlas.  Iblis tidak mampu mem-provokasi kepada orang-orang yang Ikhlas, yang telah diberi bimbingan (taufik) untuk taat kepada Allah subhanahu wata’ala.

Tetapi kebanyakan kita umat Islam menjadikan dunia ini menjadi issu terbesar kita.  Habislah waktu, tenaga, pikiran dan bahkan darah kita tercurah untuk dunia saja.
Padahal Allah subhanahu wata’ala telah berfirman, mengingatkan kepada kita dalam Surat Al A’laa ayat 17 : “Sedangkan kehidupan Akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal”.  Kehidupan kita yang sebenarnya adalah di Akhirat, bukan sekarang di dunia.

Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam Hadits shahih : Dibandingkan dengan Akhirat, dunia ini tidak ada nilainya meskipun senilai sayap nyamuk. Seandainya dunia ini senilai sebelah sayap nyamuk, pastilah Allah tidak akan memberikan kepada orang-orang kafir itu hatta seteguk air.

Maksudnya, seandainya dunia ini ada nilainya sebesar sayap nyamuk, maka Allah tidak akan memberikan rezki sedikitpun kepada orang kafir meskipun hanya seteguk air.  Tetapi karena dunia ini tidak ada nilanya sama sekali,  maka diberikan dunia (rezeki) ini kepada orang-orang kafir sebanyak-banyaknya.

Lihat AlQur’an Surat At Taubah ayat 55 dan 85 :
 
فَلَا تُعۡجِبۡكَ أَمۡوَٲلُهُمۡ وَلَآ أَوۡلَـٰدُهُمۡ‌ۚ إِنَّمَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيُعَذِّبَہُم بِہَا فِى ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَتَزۡهَقَ أَنفُسُہُمۡ وَهُمۡ كَـٰفِرُونَ (٥٥)

 Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir.

Diulang lagi dalam Ayat 85 :

سُوۡرَةُ التّوبَة

وَلَا تُعۡجِبۡكَ أَمۡوَٲلُهُمۡ وَأَوۡلَـٰدُهُمۡ‌ۚ إِنَّمَا يُرِيدُ ٱللَّهُ أَن يُعَذِّبَہُم بِہَا فِى ٱلدُّنۡيَا وَتَزۡهَقَ أَنفُسُہُمۡ وَهُمۡ ڪَـٰفِرُونَ (٨٥)

Dan janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki akan mengazab mereka di dunia dengan harta dan anak-anak itu dan agar melayang nyawa mereka, dalam keadaan kafir.

Itulah para manusia yang ‘Hubuddun-ya (Cinta dunia) mereka akan diadzab ketika masih hidup di dunia dengan kemewahan dunia, lalu mencari kesenangan di tempat maksiat, pesta-pora setiap malam di tempat hiburan malam (Dugem).   Minum minuman keras, ekstasi, dst.  Tetapi untuk bisa tidur saja sulit. Karena sulit tidur, ketika hendak tidur harus minum obat tidur. Gaya hidup hedonism telah merasuki kehidupan kita kaum muslimin.

Itulah virus yang telah Iblis berikan kepada kita semua, gaya hidup hedonism, menikmati hidup di dunia ini sepuas-puasnya, padahal tidak akan menjadi puas di dunia ini. Seperti minum air laut, semakin diminum semakin terasa haus.
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam Hadits shahih : Dunia ini seperti seseorang telah memiliki emas satu bukit Uhud, masih ingin emas satu bukit lagi,  dan emas satu bukit lagi, dst. sampai mulutnya diisi tanah.

Hidup serba mudah dengan alam yang memanjakan kita, memang telah dijanjikan oleh Allah subhanahu wata’ala.  Kita tengok bagaimana bumi yang telah ditempat oleh orang-orang beriman, pasti buminya akan mengeluarkan banyak rezki.  Kita lihat daerah Timur Tengah (Arab), yang buminya kering-kerontang, ternyata tiba-tiba di balik kulit bumi mengeluarkan minyak bumi yang berlimpah. Menghasilkan petrodollar yang luar biasa.  Tetapi akhirnya di sana manusianya-pun cenderung hidup hedonism (bermewah-mewah).

Demikian pula di negeri kita, katanya umat Islam terbesar di dunia ini adalah di Indonesia. Tetapi saksikan, orang Islam di negeri kita seperti apa? Dengan bumi yang subur, kekayaan yang berlimpah, baik di dalam bumi maupun dipermukaan bumi serba subur, tetapi umat Islam seperti burung Rajawali yang diasuh oleh ayam kampung. Seharusnya Islam Indonesia ini adalah  Rajawali penguasa dengan gagahnya di negeri ini,  ternyata hanya menjadi anak ayam kampung, yang serba lemah dan terancam akan dimangsa (menjadi rebutan) makhluk buas lainnya.

Itu semua disebabkan oleh karena tidak ada lagi Ruh-Jihad di kalangan muslimin Indonesia.  Sudah hilang ruh-jihad-nya.  Kalau Ruh-Jihad sudah menghilang, maka kehinaan yang terjadi. Dengan kehinaan itu kita umat Islam menjadi kalah dengan umat-umat lain. Mereka  (umat lain) menguasai seluruh simpul-simpul  kehidupan kita umat Islam. Karena kita umat Islam hanya menjadi “penikmat”, tidak mau berfikir dan  tidak mau susah.

Saat ini kita umat Islam bangun tidur, terasa haus lalu yang terbayang air minum mineral (Aqua) hasil perusahaan milik Yahudi.  Itu baru salah satu hasil produk yang setiap hari kita konsumsi.  Belum lagi pakaian, sandal, sabun, kendaraan, AC mobil dan lain-lain. 
Termasuk usaha-usaha perbankan, dan semua cabang perekonomian di kuasai oleh umat lain (non Islam).  Yang sebenarnya mereka adalah musuh-musuh Allah subhanahu wata’ala, musuh kita umat Islam.  Kita menjadi objek.  Rasulullah salam Hadits shahih bersabda : “Umatku nanti akan diperebutkan oleh umat-umat lain seperti anjing memperebutkan makanan di piring”.

Sahabat bertanya : “Apakah umat Islam kelak jumlah sedikit, ya Rasulullah?”   Rasulullah saw menjawab : “Tidak, umat Islam ketika itu banyak, sebanyak buih di lautan, tetapi mereka lemah karena telah terkena penyakit Wahn, yaitu cinta dunia dan takut mati”.

Padahal menurut Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam : “Orang yang cerdas adalah orang-orang yang mempersiapkan kehidupan setelah kematiannya”.  Dan para sahabat dengan semangat jihadnya seolah-olah telah melihat surga dan neraka itu  di depan pelupuk mata. Itulah orang-orang cerdas.

Sementara Indonesia adalah negeri yang makmur. Gemah ripah loh jinawi -  negeri jamrud khatulistiwa - bukan lautan cuma kolam susu – tongkat kayu dan batu jadi tanaman, dst.  Artinya negeri yang subur-makmur, indah panorama alamnya, apa saja yang ditanam pasti tumbuh dan menghasilkan bahan pangan dan pakaian, rezki berlimpah.

Tetapi kita tidak mau menanam, tidak mau berusaha, kita lebih senang impor barang-barang kebutuhan hidup.   Karena dengan impor maka terjadi bisnis yang menguntungkan beberapa gelintir orang penguasa/pejabat.  Kita kalah dengan Vietnam yang baru beberapa tahun merdeka, Negara itu berhasil dalam memproduksi beras.  Sehingga kita (Indonesia) meng-impor beras dari Vietnam.   Konon Indonesia adalah negara terbesar pengimpor beras di dunia. Demikian pula bahan pangan lainnya (gula) kita impor gula 3 juta ton per-tahun.   Dengan impor ada keuntungan bagi para penguasa pelaku kebijakan.

Indonesia punya garis pantai sepanjang  tidak kurang dari 86.000 Km.  Karena terbentang di Khatulistiwa, maka matahari bersinar penuh 8 jam sehari selalu mendapatkan panas matahari. Mudah sekali membuat garam, dan banyak para petani garam yang mampu membuat garam (berproduksi).   Tetapi kita selalu impor garam dari luar negeri.

Oleh karena itu mau tidak mau kita umat Islam harus bangkit, mandiri,  berdiri di atas kaki sendiri.  Izzah kita harus dibangun, sebagaimana Rasulullah shollallahu ‘alaihin wasallam  dan para sahabat.
Sebagaimana dalam sejarah Islam, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam dijajah oleh para penyembah berhala (kaum kafir). Hidup di bawah tekanan kaum Quraisy, kitapun umat Islam pernah dijajah orang-orang kafir (Belanda, Inggris, Jepang), sampai tahun 1945.  Sekarang kita-pun dijajah oleh orang asing dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, dan kita umat Islam menjadi budak penjajah Barat.  Kontrak karya tambang emas yang seharusnya sudah berakhir (tahun 1921) harus diperpanjang.  Kita harus tunduk kepada mereka. Royalty hasil tambang hanya 1% diterima negeri kita, selebihnya kekayaan emas untuk penjajah yang non Islam.

Bagaimana cara bangkit ?
Hendaknya kita mencontoh Rasulullah shollallahu ‘alaih wasallam sebagaimana difirmankan oleh Allah subhanahu wata’ala dalam AlQur’an Surat Al Ahzab ayat 21 :

لَّقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٌ۬ لِّمَن كَانَ يَرۡجُواْ ٱللَّهَ وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡأَخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرً۬ا (٢١)

  
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

Maksud ayat tersebut : Bahwa Nabi Muhammad Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam adalah contoh (teladan) yang baik dalam segala bidang.  Ingin menjadi apapun, suami, orangtua, kepala rumah tangga sampai pemimpin apapun, karyawan yang baik, dan jabatan apapun, sampai jabatan Presiden, contohlah Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam.

Cara bangkit :
1.     Kita harus lepas dari penyembahan kepada Thaghut. Lepas dari hedonism, kembali kita tanamkan dalam hati setiap saat dengan menyebut : Lailaha illalalah. Kita ulang-ulang ucapan itu, yang akan menancap dalam relung hati kita yang akan memancar dalam seluruh amal-perbuatan kita. Jangan sampai mengucapkan kalimat tersebut hanya dalam ucapan, meskipun ribuan kali,  tetapi tidak tahu apa-apa.
2.     Ucapkan Asyhadu an lailaha illallah, wa asyahadu anna Muhammadar-rasulullah (Aku bersaksi tidak ada sesembahan kecuali Allah dan aku bersaksi Muhammad adalah utusan Allah) – makna bercinta kepada Allah subhanahu wata’ala, dengan Mahabbah, tidak ada yang paling aku cintai kecuali hanya Engkau ya Allah, cara mencintai Allah adalah dengan cara mencontoh Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasalalam.
3.      Ber-Jihad-lah (bersungguh-sungguh). Bila karyawan, jadilah karyawan yang baik, sungguh-sungguh dalam tugas-pekerjaannya. Lihat Surat Al Ankabut ayat 69 :
   سُوۡرَةُ العَنکبوت

وَٱلَّذِينَ جَـٰهَدُواْ فِينَا لَنَہۡدِيَنَّہُمۡ سُبُلَنَا‌ۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ (٦٩)

Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami(Allah) benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.

Jangan ter-degradasi oleh umat-umat lain (non Islam).  Setiap pekerjaan, lakukan dengan Ruh-Jihad (semangat Jihad) dari amalan yang paling ringan (menyingkirkan duri dari jalanan) sampai jihad yang paling tinggi ialah berperang di jalan Allah subhanahu wata’ala. Contohnya : Ada dalam diri Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam, Allah akan tunjukkan bagaimana menjadi karyawan terhebat, pimpinan terhebat, militer terhebat atau pebisnis terhebat. Allah benar-benar bersama dengan orang-orang yang berbuat baik. Sebagaimana disebutkan dalam ayat tsb.

4.     Berpegang-teguhlah pada AlQur’an dan Sunnah, gigitlah dengan geraham,
kita aplikasi-kan dalam seluruh kehidupan kita. Pasti kita akan ditolong oleh Allah subhanahu wata’ala.

Sekian bahasan kita, mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIK.

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
                                                          _____________

No comments:

Post a Comment