PENGAJIAN DHUHA
MASJID BAITUSSALAM
Sifat Ar Rahman
(Kajian ke IX)
Hendri
Tanjung, Ph.D.
Jum’at, 29 Rabi’ul Awal 1437 H – 8 Januari 2016
Muslimin
dan muslimat yang dirahmati Allah subhanahu
wata’ala,
Kita sudah membahas sebanyak 8 kali
tentang Sifat Ar Rahman dari Allah subhanahu
wata’ala.Bahasan berikut adalah bahasan yang ke-9 (terakhir), yaitu tentang
indikator-indikator dari sifat Ar Rahman. Bahasan sebelumnya (ke-8) adalah
tentang doa’- do’a yang seyogyanya kita lazimkan agar kita mendapatkan
kasih-sayang (Sifat Ar Rahman) dari Allah subhanahu
wata’ala.
Untuk kali ini kita akan membahas bagaimana
tentang indikator kecerdasan yang rahmani. Indikator dari salah satu Kecerdasan
Rahmani adalah :
1.Orang
yang memiliki sifat Penyayang.
Dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Baihaqi, melalui Anas bin Malik rodhiyallahu
’anhu, Rasulullah shollallahu ‘alaihi
wasallambersabda :Tidak akan masuk
surga kecuali orang yang penyayang.
Maka dalam surga kelak isinya adalah
orang-orang yang memiliki sifat penyayang. Allah subhanahu wata’ala yang akan memberikan sifat kasih-sayang kepada
seluruh penduduk surga. Mereka akan
berkasih-sayang antara sesama, tidak ada sifat iri-dengki dan sifat-sifat buruk
lainnya pada semua penduduk surga.
Sebelum ini, kita sudah bahas tentang
do’a kepada All;ahsubhanahu wata’ala
: “Ya Allah, berikanlah kapadaku sifat
penyayang”. Karena sifat sayang tidak
bisa dibuat-buat (berpura-pura sayang), tidak bisa. Perilaku berpura-pura sayang akan terbaca
oleh orang lain. Sifat sayang adalah ilham
dari Allah subhanahu wata’alayang
diberikan kepada manusia.
2.Memandang
kepada saudara dengan penuh rasa kasih.
Dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Al Hakim, melalui Ibnu Amru bin ‘As rodhiyallahu
‘anhu, Rasulullah shollallahu lalaihi
wasallambersabda : “Barangsiapa yang
memandang saudaranya dengan
pandangan kasih-sayang maka ia akan mendapatkan ampunan dari Allah subhanahu
wata’ala”.
Artinya, ada hubungan antara ampunan
Allah subhanahu wata’ala dengan
kasih-sayang.Yang dimaksud “saudara” dalam Hadits tersebut adalah saudara (kerabat)
dan saudara sesama muslim. Dan kita diajarkan untuk saling mengasihi dan saling
menyayangi dengan saudara kita baik saudara sedarah, kerabat, maupun saudara
sesama orang beriman dan sesama muslim.
Misalnya, kita punya uang, sementara ada
saudara yang miskin, maka shodakoh kita kepada saudara kerabat yang miskin
daripada saudara yang bukan kerabat. Karena dengan demikian, kita (yang
bershodakoh) akan mendapat dua pahala.Yaitu
pahala shodakohnya dan pahala karena menguatkan silaturahmi.Dengan itu maka
akan terjadi hubungan kasih-sayang yang kuat antara kita dengan saudara kerabat
kita. Kalau kita suka memberi, maka saudara (kerabat) kita akan sayang kepada
kita. Konsepnya :Saling memberi.
Yang paling berat adalah apabila kerabat
(saudara) kita tidak sholat. Untuk mengingatkannya agar ia mau sholat ada rasa
enggan ( Bhs.Jawa : ewuh-pakewuh). Tetapi dengan sering memberi sesuatu kepada
saudara kita yang tidak sholat itu, lalu kita ajak sholat dengan penuh
kasih-sayang, niscaya ia akan mau sholat.
Berdakwah kepada saudara (kerabat)
sendiri memang lebih sulit dibanding kepada orang lain.
Namun demikian, kembali seperti
disebutkan diatas :Ampunan akan diperoleh apabila kita memandang saudara kita
dengan penuh kasih-sayang. Maka menasihati saudara kita dengan kasih sayang (Tawasaubil marhamah).
3.Menyayangi
kepada yang muda dan menghormati yang lebih tua.
Dalam Hadits diriwayatkan oleh Imam
Bukhari, melalui Ibnu Umar, Rasulullah shollallahu
‘alaihi wasallambersabda :
“Barangsiapa
yang tidak sayang kepada orang kecil (lebih muda) di antara kalian dan tidak menghormat hak-hak orang yang lebih
tua di antara kalian, maka ia bukan termasuk golongan kami”.
Maksudnya, ada hak pada orang-orang muda
(yang lebih muda) dari kita, ialah kita sayangi.Orang yang lebih tua dari kita
ada haknya, ialah kita hormati. Apapun sukunya, kalau ia lebih tua wajib kita
hormati, karena itu hak orang itu. Meskipun ia seorang peminta-minta kalau ia
lebih tua, harus tetap kita hormati. Tentu dengan hormat yang wajar.Karena itu
adalah haknya.Memandang orang tidak pada pofesinya atau pekerjaannya, melainkan
kepada umurnya.
Demikian pula orang yang lebih muda dari
kita, ia berhak untuk kita sayangi.
Bila sifat kasih-sayang tersebut (yang
muda menghormat kepada yang lebih tua dan yang tua menyayangi yang lebih muda) diterapkan di tempat bekerja, dikantor maka
akan terjadi suasana yang nyaman dan
gairah kerja yang hebat. Akan muncul Kecerdasan Rahmani.Akan terjadi saling
menjaga, tidak saling menjatuhkan, saling koreksi dengan penuh hikmah dan
bijaksana.
Hadits tersebut mengajarkan dan
menggambarkan bahwa dalam Islam faktor
usia ada hak . Dan itu akan
memperpanjang usia. Orang yang lebih tua dari kita bila selalu kita hormati,
maka ia akan senang dan panjang umur. Sebaliknya bila kita tidak hormati, dan kita
cuek
dengan orang yang lebih tua itu, maka orangtua itu akanpendek umurnya.
4.Orang
yang paling besar kasih-sayangnya kepada temannya karena Allah.
Dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Bukhari melalui Anas bin Malik rodhiyallahu
‘anhu, Rasulullah shollallahu ‘alaihi
wasallambersabda :“ Tidaklah saling
mencintai antara dua orang karena Allah Ta’ala, kecuali yang utama dari mereka
berdua adalah kecintaannya kepada temannya itu”
Maksudnya, apabila ada dua orang yang
saling berteman akrab, maka yang paling
utama dari dua orang itu adalah yang paling besar kasih-sayangnya kepada
temannya itu karena Allah subhanahu
wata’ala.
Maka hendaknya kita laksanakan dalam
kehidupan sehari-hari, kalau seseorang mengasihi temannya, atau saudaranya,
atau cinta sumai-isteri adalah karena
Allahsubhanahu wata’ala. jangan
karena yang lain.
5.Orang
yang saling mengasihi demi Keagungan Allah
Dalam Hadits riwayat Imam Muslim, dari
Abu Hurairah rodhiyallahu ‘anhu,
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallambersabda
:
“Sesungguhnya
Allah subhanahu wata’ala berfirman pada Hari Kiamat : Di manakah orang-orang
yang mencintai-Ku karena Aku. Pada Hari
Kiamat Aku akan menaungi mereka di bawah naungan-Ku pada hari di mana tidak ada
naungan kecuali naungan-Ku”.
Maksudnya, kelak di Hari Kiamat,
orang-orang yang saling mengasihi karena Allah subhanahu wata’ala, akan dipanggil oleh Allah subhanahu wata’ala. Akan
diberi naungan oleh Allah subhanahu
wata’ala agar mereka merasa nyaman dan enak ketika di Hari Kiamat.Hari
Kiamat adalah hari yang sangat dahsyat dan mengerikan (menakutkan).
Lihat Surat Al Haj ayat 2 Allah subhanahu
wata’ala berfirman :
(Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat
kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang
disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat
manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi
azab Allah itu sangat kerasnya.
Itulah gambaran pada Hari Kiamat bagi
mereka yang tidak mendapatkan naungan dari Allah subhanahu wata’ala.Saking dahsyatnya Hari Kiamat, semua orang
terkejut dan ketakutan yang luar biasa, sehingga perempuan yang sedang menyusui
anaknya-pun ditinggalkan. Orang hamil akan keguguran, semua bergentayangan
tidak tahu arah, seperti orang mabuk, padahal mereka tidak mabuk, mereka
kebingungan.
Dan ketika itu sangat diperlukan
naungan.Maka manusia sangat mengharap naungan dari Allah subhanahu wata’ala ketika itu. Dan naungan itu akan diberikan
kepada orang-orang yang saling mencintai karena Allah subhanahu wata’ala.
6.Berkasih-sayang
kepada orang lain.
Dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Thabrani, dari Ibnu Umar, Rasulullah shollallahu
‘alaihi wasallambersabda :
“Hemat
(pertengahan) dalam berbelanja dan bersifat kasih-sayang kepada orang lain
merupakan setengah dari akal. Dan
bertanya dengan cara yang baik merupakan sebagian daripada ilmu pengetahuan”.
Berdasarkan Hadits tersebut, ada hubungan
antara kasih-sayang, sikap pertengahan
(berhemat) dalam berbelanja dan
bertanya dengan baik.
Misalnya, bila seseorang boros (tidak
berhemat), berarti orang itu tidak sayang dengan keluarganya.Kenapa ?Karena
sesungguhnya setiap orang itu perlu menabung, tidak selamanya keadaan ekonomi
ini selalu baik.Bahkan dulu di zaman Nabi Yusuf ‘alaihissalam, di sebuah negeri (Mesir) ada masa makmur, tetapi ada
masa paceklik (kelaparan). Yang demikian itu akan terjadi lagi di negeri
manapun, termasuk di negeri kita. Akan
berulang lagi krisis ekonomi, terjadi kelaparan di mana-mana. Kita perlu
menabung, sehingga sewaktu ada krisis ekonomi (paceklik, kelaparan)
dimana-mana, maka kita bisa mengeluarkan
tabungan kita.
Maka bila seseorang itu berlaku boros,
berarti orang itu tidak sayang kepada keluarganya. Oleh karenanya, ketika ia membelanjakan
uang untuk keluarga harus hati-hati, harus tengah-tengah (pertengahan), tidak
boros dan juga tidak kikir.
Juga ketika mengeluarkan uang untuk
belanja keperluan sehari-hari, harus juga dialokasikan untuk infak, shodakoh,
dst.
Hubungan kasih-sayang dengan bertanya dengan baikadalah :Bila
seseorang bertanya kepada guru (pengajar, penceramah), bisa berarti ia tidak
sayang kepada gurunya. Maksud bertanya mungkin karena ingin menguji karena
sudah bosan (tidak ada kasih-sayang)
kepada gurunya. Tetapi orang yang mempunyai rasa kasih-sayang, maka ia
akan bertanya kepada gurunya dengan pertanyaan yang baik.
Kualitas pertanyaan menggambarkan kualitas
kecerdasan seseorang.Semakin bagus pertanyaanya, berarti orang yang bertanya
itu semakin cerdas. Bisa di analisa,
berbagai pertanyaan ada yang bagus dan ada yang tidak bagus, tergantung
siapa yang bertanya.. Bila seseorang itu tidak sayang kepada gurunya, maka ia
akan bertanya dengan pertanyaan yang sifatnya menguji dan ingin menjatuhkan
gurunya. Sedangkan orang yang tidak bisa
bertanya, berarti orang itu tidak bisa menyerap ilmu yang diajarkan oleh
gurunya itu.
Dalam hadits, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallambersabda : “Pertanyaan yang baik adalah setengah dari
ilmu”.
Ada hubungan antara pertanyaan seseorang
dengan kasih-sayang dengan gurunya. Maka ketika seseorang bertanya dalam Majlis
Ta’lim, hendaknya dilakukan dengan cara
yang sopan. Pertanyaan yang baik
adalah : Isi pertanyaannya memang baik, cara bertanyanya dengan cara yang baik
dan tujuan bertanya juga baik, bukan untuk menguji tetapi memang ingin
mengetahui apa yang belum diketahuinya.
Sekian bahasan tentang Sifat Ar Rahman,
mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN
LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIK.
Wassalamu’alaikum
warohmatullahi wabarokatuh.
___________
No comments:
Post a Comment