PENGAJIAN DHUHA MASJID BAITUSSALAM.
Bersama Keluarga Masuk Surga
Ustad Ahmad Susilo, Lc.
Jum’at,
2 Rabi’ul Awal 1438 – 2 Desember 2016.
Assalamu’alaikum
wr.wb.,
Muslimin
dan muslimah yang dirahmati Allah subhanahu
wata’ala.
Kajian kali ini adalah Bersama
Keluarga Masuk Surga. Semua manusia pasti ingin masuk surga. Siapapun yang
ditanya, pasti ingin masuk surga. Tidak ada yang mau ke Neraka. Meskipun dia
seorang pernjahat, koruptor, tukang maksiat, pembunuh, pezina, bila ditanya
apakah mereka itu ada yang ingin masuk neraka ? Pasti tidak ada yang mau. Maunya masuk surga. Tetapi apakah masuk surga
sekedar ucapan di lisan ?
Cita-cita, keinginan tanpa usaha tentu
tidak mungkin. Bersama Keluarga Masuk
Surga. Keluarga yang seperti apa yang
bisa masuk Surga ?
Lihat AlQur’an Surat Ath Thuur ayat 21, Allah subhanahu
wata’ala berfirman:
"Dan
orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam
keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka dan Kami tiada
mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. tiap-tiap manusia terikat dengan
apa yang dikerjakannya".
Tiap-tiap manusia akan terikat dengan apa
yang ia usahakan/kerjakan. Tidak ada yang bisa numpang. Orangtuanya bisa-jadi
masuk surga, tetapi bila anaknya tidak beriman, tentu anaknya tidak bisa masuk
surga. Demikian sebaliknya, anaknya masuk surga, tetapi bila orang tuanya tidak
beriman, tentu orang tuanya tidak bisa bersama anaknya masuk surga. Isterinya masuk surga, tetapi suaminya tidak
punya modal amal (Iman) tentu tidak akan bisa bersama isterinya masuk surga.
Semua harus memiliki Iman. Kalau Iman ada dalam diri seseorang dan dibina
sama-sama beriman, maka akan Allah pertemukan kelak di Surga. Maka sungguh, yang namanya Surga adalah mahal. Surga tidak bisa dibayar dengan harta, tetapi
bisa dibayar dengan ketaatan, Iman,
Taqwa dan amal-sholih.
Siapakah yang bisa bersama masuk Surga?
Kenapa harus masuk surga, kenapa tidak ke Neraka ? Karena Neraka demikian
dahsyat siksanya. Dalam ayat-ayat
AlQur’an, Allah subhanahu wata’ala
mencirikan, tentang ciri-ciri orang ber-Taqwa. Di antara do’a orang ber-Taqwa
adalah : Minta berlindung dari api-Neraka.
Dan do’a yang sangat masyhur dan setiap orang Islam pasti mengenal do’a
tersebut, ialah : Robbana atina fiddun-ya hasanah, wafil akhiroti hasanah waqina
‘adzabannaar. Ya Allah,
jagalah(peliaharlah) kami dari adzab Neraka, berilah kami kebaikan di dunia dan
di Akhirat dan lindungilah kami dari siksa api Neraka.
Sebagaimana dalam AlQur’an Surah Ali Imron ayat 16, ciri-ciri
orang ber-Taqwa:
"(Yaitu) orang-orang yang berdoa:
“Ya Tuhan Kami, sesungguhnya Kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa
Kami dan peliharalah Kami dari siksa neraka".
Adzab Neraka sangat dahsyat, maka bila
manusia ingin terhindar dari api Neraka, Allah perintahkan: Agar beribadah, ber-Taqwa kepada Allah
sebaik-baiknya.
Dalam Surah Al Baqarah ayat 21 Allah subhanahu
wata’ala berfirman, secara umum Allah perintahkan kepada seluruh manusia
agar beribadah kepada Allah subhanahau
wata’ala :
"Hai
manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang
sebelummu, agar kamu bertakwa,"
Ayat
22 :
"Dialah
yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia
menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu
segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu Mengadakan
sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu
mengetahui".
Ayat
23 :
"Dan
jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba
Kami (Muhammad), buatlah*] satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan
ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar."
*] Ayat ini merupakan tantangan bagi
mereka yang meragukan tentang kebenaran Al Quran itu tidak dapat ditiru
walaupun dengan mengerahkan semua ahli sastera dan bahasa karena ia merupakan mukjizat Nabi Muhammad s.a.w.
Ayat
24 :
"Maka
jika kamu tidak dapat membuat(nya) - dan pasti kamu tidak akan dapat
membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan
batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir."
Maka jika ingin terhindar dari api neraka,
jangan ingkar.
Yang kita bahas berikut adalah : Bersama Keluarga Masuk ke Surga.
Bagaimana caranya ?
Lihat
AlQur’an Surat At Tahrim ayat 6 :
"Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."
Di Neraka tidak satupun manusia yang bisa
lolos dari Neraka. Kalau di dunia banyak
orang bisa lolos dari penjara yang dijaga secara berlapis, yaitu dengan uang. Tetapi di Neraka kelak, tidak seorangpun bisa
lolos dari siksa neraka.
Lihat AlQur’an
Surat Asy Syuara ayat 214 :
"Dan
berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat,"
Siapakah yang harus kita beri peringatan ?
Ialah : Keluarga dekat kita, isteri/suami dan anak-anak. Saling mengingatkan, dari bahaya adzab
Neraka.
Ketika Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam mendapatkan (diturunkan) ayat
tersebut, dalam Hadits Shahih riwayat Imam Muslim, dari Abu Hurairah r.a. dan
juga dari ‘Aiysah r.a. Rasulullah shollallahu
‘alaihi wasallam naik ke atas bukit di Kota Mekkah yang cukup tinggi, lalu
beliau panggil seluruh keluarganya, beliau bersabda :
“Ya
Bani Ka’ab bin Lu’ay, jaga diri dan keluarga kalian dari api Neraka, Ya Bani Murroh bin Ka’ab, pelihara dirimu
dari adzab Neraka, ya Bani Abdisy Syams, ya Bani Abdi Manaf, ya Bani Hasyim, ya
Bani Abdul Mutholib, ya Shofiyah binti Abdul Mutholib, ya Fatimah bintu Muhammad,
jagalah (peliharalah) diri dan keluargamu dari siksa api Neraka”.
Dipanggil seluruh kepala keluarga itu
satu-persatu, termasuk putri beliau Fatimah :
“Wahai Fatimah, sungguh aku ini
bapakmu, sebagai Rasul, tetapi tidak bisa menolongmu kelak di sisi Allah
sedikitpun”.
Demikian Rasulullah saw dengan puteri
beliau yang sangat disayanginya. Bahwa beliau
tidak bisa menolongnya ketika di Akhirat kelak.
Bagaimana dengan kita umat Islam yang
biasa ini ? Kita umat Islam sering dengan
enaknya mengatakan : “Yang penting sudah Syahadat, nanti akan mendapat Syafaat
dari Rasul”. Semudah itukah Syafa’at
akan Allah berikan ? Tidak, demi Allah, kalau kita tidak menjaga diri dari api
Neraka.
Maka ketika turun ayat tersebut,
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam
langsung mengumpulkan keluarga beliau.
Maka marilah kita kumpulkan anggota keluarga kita, mulai dari diri kita,
pasangan kita, anak-keturunan kita, mari jaga diri dan keluarga kita jangan
sampai masuk ke dalam api Neraka.
Caranya adalah dengan menjaga Aqidah, bukan secara fisik, perintahkan kepada seluruh
anggota keluarga untuk tetap taat,
perintahkan untuk ibadah, khususnya sholat, karena sholat adalah ibadah paling
utama, jangan sekali-kali anggota
keluarga kita meninggalkan sholat.
Maka Allah subhanahu wata’ala memerintahkan kepada kita, khususnya kepala
Rumah-tangga, kepada anak-anaknya, lihat AlQur’an Surat Thaha ayat 132 Allah subhanahu wata’ala memerintahkan :
"Dan
perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam
mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, Kami-lah yang memberi rezki
kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa."
Akibat terbaik di Akhirat hanya bagi orang
yang ber-Taqwa, yang taat
menjalankan perintah dan taat menjauhi larangan Allah subhanahu wata’ala. Yang taat mengikuti Syariat dan menjalankan
aturan-aturan Allah subhanahu wata’ala.
Insya Allah dengan itu ia akan meraih Surga.
Maka dalam ayat tersebut, Allah ingatkan
kepada kita diri dan keluarga, mari jangan
pernah tinggalkan sholat.
Perintahkan keluargamu untuk sholat. Sebab yang paling banyak ditinggalkan dari seluruh
ibadah, adalah sholat. Alasannya
karena sibuk dunia, dunia dan dunia. Seakan-akan kalau sholat maka rezkinya
akan berkurang atau hilang. Padahal
Allah subhanahu wata’ala tidak pernah
minta rezki kepada manusia. Bahkan sebaliknya Allah-lah yang memberi rezki
kepada kita manusia.
Maka banyak orang meninggalkan sholat
karena terlalu cinta kepada dunia. Saking sibuknya bisnis, lalu sholat
ditinggalkan. Sibuk rapat, sholat ditinggalkan. Malam mengantuk, sholat
ditinggalkan Subuh sedang enak tidur, sholat ditinggalkan. Kenapa itu terjadi,
karena manusia terlalu cinta kepada dunia.
Maka dengan sabar menjalankan perintah
Allah, sabar mendirikan sholat, sabar ketika dititipi harta oleh Allah, tidak
bakhil terhadap harta itu. Sabar ketika
Allah timpakan musibah yang baik atau yang buruk. Ketika ditimpa musibah dan tetap sabar dalam iman dan taqwa, taat kepada
Allah, maka Allah akan kumpulkan seluruh keluarga kita ke dalam Surga. Itulah Re-uni di Surga.
Dalam Surah
Ar Ra’du ayat 22 – 24 Allah subhanahu wata’ala berfirman :
22. Dan orang-orang yang sabar
karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian
rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan
serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat
tempat kesudahan (yang baik),
23.
(Yaitu) syurga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan
orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya,
sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu;
24.
(Sambil mengucapkan): "Salamun 'alaikum bima shabartum". Maka alangkah
baiknya tempat kesudahan itu.
Intinya, dalam ayat 22 tersebut adalah Allah
menganjurkan kepada kita agar jangan
kikir, harta yang diberikan Allah
itu hanyalah titipan.
Dalam Hadits riwayat Imam Muslim, dari Abu
Hurairah r.a. Rasulullah shollallahu
‘alaihi wasallam bersabda : Seorang
hamba senantiasa berkata : hartaku, hartaku, hartaku, sesungguhnya harta yang
dimilikinya terbagi menjadi tiga, yaitu :
Yang bisa kamu makan, sesudah itu dibuang menjadi
kotoran. Kedua : Harta yang kamu pakai. Ketiga : Yang kamu nafkahkan. Sisanya
adalah ditinggalkan untuk Ahli Waris.
Maka dalam ayat 22 Surah Ar Ra’du tersebut
di atas, ciri orang yang sabar yang
ber-Taqwa kepada Allah adalah : Yang mau
ber-infak dalam keadaan sembunyi-sembunyi, atau terang-terangan.
Kedua, orang yang sabar adalah orang yang
menolak kejahatan dengan kebaikan., orang yang membalas keburukan dengan
kebaikan, diperlakukan dengan tidak baik tetapi ia balas dengan
kebaikan-kebaikan. Allah subhanahu wata’ala memberikan jaminan : Mereka adalah orang-orang yang akan
mendapatkan kesudahan yang baik.
Ayat
23
: Kesudahan yang baik adalah : Surga
‘Adn. Allah masukkan mereka ke dalam Surga Adn, dan Allah kumpulkan
bersama dengan orang-orang yang sholih.
Yaitu orangtua mereka, kerluarga mereka, nenek-moyang mereka,
pasangan-pasangan mereka, suami-isteri mereka, anak-cucu mereka. Itulah Re-Uni di Surga.
Para malaikat mengatakan : Salamun’alaikum bima sobartum. Selamat sejahtera
atasmu. Ini kamu dapatkan karena
kesabaranmu. Bukan karena “menumpang” kesabaran. Sebab masuk surga tidak bisa
dengan cara tolong-menolong. Tolong-menolong adanya di dunia. Sebab ketika berada di Yaumil Aklhir, tidak ada lagi hungan keluarga.
Demikian itu Allah gambarkan dalam Surah Al Mu’minun ayat 101:
Apabila
sangkakala ditiup maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada
hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya.
Maksudnya, ketika terjadi Kiamat kelak, di
padang Mahsyar manusia tidak saling mengenal satu sama lain. Antara anak dan
orangtuanya, antara ibu dan anaknya
tidak saling mengenal, antara saudara sekandung tidak saling mengenal.
Tidak ada saling menegur-sapa, tidak saling bertanya.
Juga dalam Surah ‘Abasa ayat 33 – akhir ayat :
33. Dan apabila datang suara yang
memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua),
34.
Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya,
35.
Dari ibu dan bapaknya,
36.
Dari istri dan anak-anaknya.
37.
Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup
menyibukkannya.
38.
Banyak muka pada hari itu berseri-seri,
39.
Tertawa dan bergembira ria,
40.
Dan banyak (pula) muka pada hari itu tertutup debu,
41.
Dan ditutup lagi oleh kegelapan.
42.
Mereka itulah orang-orang kafir lagi durhaka.
Ketika itu manusia tergantung amalannya. Ingin bahagia harus ada modal dari dunia.
Tidak ingin bahagia, silakan tidak usah membawa modal dari dunia.
Terserah anda. Maka manusia ketika itu dikelompokkan
oleh Allah subhanahu wata’ala :
1.
Ada kelompok orang yang pada hari itu wajahnya
berseri-seri, tersenyum, tertawa bahagia, putih cemerlang karena mendapat ridho
Allah subhanahu wata’ala
2.
Ada kelompok orang dengan wajah-wajah yang hari itu gelap-muram,
tertutup kegelapan dan tertutup debu, mereka adalah orang-orang yang kafir
(ingkar) kepada Allah, durhaka kepada Allah dan tidak mungkin akan bertemu dengan
keluarganya (saudaranya). Mereka akan
tercerai-berai dalam Adzab Neraka. Na’udzubillah min dzalik.
Maka Dalam Hadits riwayat Imam Muslim,
dari sahabat bernama Abi Waqash, Rasulullah shollallahu
‘alaihi selalu mengajarkan kepada kita, yaitu dalam sholat sebelum Salam,
membaca do’a :
Allahumma inni a’udzubika min ‘adzabi
jahannam, wa min ‘adzabil qabr, wa min fitnati mahya wa mamat, wa min fitnati
masihi Dajjal.
(Ya
Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, dan dari fitnah
hidup dan mati, dan dari fitnah Dajjal).
Untuk menghindar dari siksa neraka
masing-masing manusia tidak bisa saling bantu-membantu, demikain pula masuk
surga manusia tidak bisa saling bantu. Maka diingatkan kita ketika masih di
dunia, yaitu Allah subhanahu wata’ala
berfirman dalam Surat Luqman ayat 33 :
"Hai
manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari
itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat
(pula) menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka
janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula)
penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah."
Dan syaithan akan memperdayakan manusia,
lalu manusia lari dari Allah, ingkar kepada Allah, lalu apakah mungkin akan
ditebus di akhirat dengan harta?. Tidak mungkin. Tidak mungkin ditolong oleh keluarga, karena
itu sudah merupakan janji Allah subhanahu
wata’ala.
Bahkan dipertegas lagi oleh Allah subhanahu wata’ala berfirman-Nya dalam Surat
Al Baqarah ayat 123 :
"Dan
takutlah kamu kepada suatu hari di waktu seseorang tidak dapat menggantikan
seseorang lain sedikitpun dan tidak akan diterima suatu tebusan daripadanya dan
tidak akan memberi manfaat sesuatu syafa'at kepadanya dan tidak (pula) mereka
akan ditolong."
Lalu bagaimana caranya agar kita masuk
Surga bersama-sama dengan keluarga ?
Dengan landasan Iman dan Taqwa. Buktikan
landasan tersebut dengan amal-sholih.
Insya Allah diberi jaminan oleh Allah subhanahu wata’ala, di dunia diberikan
kehidupan yang nikmat, bahagia, dan di Akhirat Allah memasukkannya ke dalam
Surga. Bahkan dijamin oleh Allah di Surga
meraih rezki tanpa batas. Apapun akan Allah berikan.
Lihat Surat
An Nahl ayat 97 :
"Barangsiapa
yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik
dari apa yang telah mereka kerjakan."
Maksud ayat tersebut : Allah subhanahu wata’ala menjamin manusia
masuk surga, kalau Imannya benar dan
Amalnya benar.
Allah subhanahu
wata’ala menjanjikan lagi dalam Surat
Ghofir (Al Mu’min) ayat 40 :
"Barangsiapa
mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalasi melainkan sebanding
dengan kejahatan itu. dan barangsiapa mengerjakan amal yang saleh baik
laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan
masuk surga, mereka diberi rezki di dalamnya tanpa hisab."
Mengapa orang disiksa di Neraka, adalah
karena perbuatannya, karena ketidak-taatannya, bukan karena kesalahan Allah,
bukan karena kesalahan orang lain, melainkan kesalahan dirinya sendiri. Sedangkan bagi orang yang mengerjakan
amal-sholih, mereka akan masuk surga, dengan diberikan rezki tanpa batas.
Sedangkan rezki di dunia adalah terbatas.
Jika kita ingin re-uni di Surga, marilah
kita bina keluarga kita dengan landasan Iman,
buktikan dengan amal-sholih dengan kesabaran, mari kita menuju Surga Allah subhanahu wata’ala, tetapi tidak gratis dan tidak mudah. Butuh
proses kesabaran yang terus menerus.
Lihat Surat
Al Kahfi ayat 28 :
"Dan
bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi
dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu
berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah
kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami,
serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas."
Ayat tersebut ditujukan (diperintahkan)
kepada Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi
wasallam, tetapi hakekatnya adalah untuk kita (muslimin-muslimat). Maknanya,
bahwa Nabi Muhammad saw dan kita umat muslim harus sabar terhadap dirimu (diri kita masing-masing), sabar bersama-sama dengan orang-orang yang
taat kepada Allah subhanahu wata’ala.
Lihat Surat
Al Insyiqaq ayat 6 – 9 :
6. Hai manusia, sesungguhnya kamu
telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan
menemui-Nya.
7.
Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya,
8.
Maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah,
9. Dan
dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira.
Sekian bahasan, mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN
LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIK.
Wassalamu’alaikum
warohmatullahi wabarokatuh.
___________
No comments:
Post a Comment