Translate

Thursday, December 8, 2016

Bersama Keluarga Masuk Surga, Oleh : Ustad Ahmad Susilo, Lc.



PENGAJIAN DHUHA MASJID BAITUSSALAM.

 Bersama Keluarga Masuk Surga
 Ustad Ahmad Susilo, Lc.


 Jum’at, 2 Rabi’ul Awal 1438 – 2 Desember 2016.

Assalamu’alaikum wr.wb.,

Muslimin dan muslimah yang dirahmati Allah subhanahu wata’ala.
Kajian kali ini adalah  Bersama Keluarga Masuk Surga. Semua manusia pasti ingin masuk surga. Siapapun yang ditanya, pasti ingin masuk surga. Tidak ada yang mau ke Neraka. Meskipun dia seorang pernjahat, koruptor, tukang maksiat, pembunuh, pezina, bila ditanya apakah mereka itu ada yang ingin masuk neraka ? Pasti tidak ada yang mau.  Maunya masuk surga. Tetapi apakah masuk surga sekedar ucapan di lisan ?

Cita-cita, keinginan tanpa usaha tentu tidak mungkin.  Bersama Keluarga Masuk Surga.  Keluarga yang seperti apa yang bisa masuk Surga ?
Lihat AlQur’an Surat Ath Thuur ayat 21, Allah subhanahu wata’ala berfirman:
  
"Dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya".

Tiap-tiap manusia akan terikat dengan apa yang ia usahakan/kerjakan. Tidak ada yang bisa numpang. Orangtuanya bisa-jadi masuk surga, tetapi bila anaknya tidak beriman, tentu anaknya tidak bisa masuk surga. Demikian sebaliknya, anaknya masuk surga, tetapi bila orang tuanya tidak beriman, tentu orang tuanya tidak bisa bersama anaknya masuk surga.  Isterinya masuk surga, tetapi suaminya tidak punya modal amal (Iman) tentu tidak akan bisa bersama isterinya masuk surga.

Semua harus memiliki Iman.  Kalau Iman ada dalam diri seseorang dan dibina sama-sama beriman, maka akan Allah pertemukan kelak di Surga.   Maka sungguh, yang namanya Surga adalah mahal.  Surga tidak bisa dibayar dengan harta, tetapi bisa dibayar dengan ketaatan, Iman, Taqwa dan amal-sholih.

Siapakah yang bisa bersama masuk Surga? Kenapa harus masuk surga, kenapa tidak ke Neraka ? Karena Neraka demikian dahsyat siksanya.  Dalam ayat-ayat AlQur’an, Allah subhanahu wata’ala mencirikan, tentang ciri-ciri orang ber-Taqwa. Di antara do’a orang ber-Taqwa adalah : Minta berlindung dari api-Neraka. Dan do’a yang sangat masyhur dan setiap orang Islam pasti mengenal do’a tersebut, ialah : Robbana atina fiddun-ya hasanah, wafil akhiroti hasanah waqina ‘adzabannaar. Ya Allah, jagalah(peliaharlah) kami dari adzab Neraka, berilah kami kebaikan di dunia dan di Akhirat dan lindungilah kami dari siksa api Neraka.

Sebagaimana dalam AlQur’an Surah Ali Imron ayat 16, ciri-ciri orang ber-Taqwa:
  
"(Yaitu) orang-orang yang berdoa: “Ya Tuhan Kami, sesungguhnya Kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa Kami dan peliharalah Kami dari siksa neraka".

Adzab Neraka sangat dahsyat, maka bila manusia ingin terhindar dari api Neraka, Allah perintahkan: Agar beribadah, ber-Taqwa kepada Allah sebaik-baiknya. 

Dalam Surah Al Baqarah ayat 21 Allah subhanahu wata’ala berfirman, secara umum Allah perintahkan kepada seluruh manusia agar beribadah kepada Allah subhanahau wata’ala :
  
"Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa,"

Ayat 22 :
"Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu Mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah,  padahal kamu mengetahui".

Ayat 23 :

"Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah*] satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar."

*] Ayat ini merupakan tantangan bagi mereka yang meragukan tentang kebenaran Al Quran itu tidak dapat ditiru walaupun dengan mengerahkan semua ahli sastera dan bahasa karena ia merupakan mukjizat Nabi Muhammad s.a.w.

Ayat 24 :

"Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) - dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir."

Maka jika ingin terhindar dari api neraka, jangan ingkar.
Yang kita bahas berikut adalah : Bersama Keluarga Masuk ke Surga.

Bagaimana caranya ?
Lihat AlQur’an Surat At Tahrim ayat 6 :
 
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."

Di Neraka tidak satupun manusia yang bisa lolos dari Neraka.  Kalau di dunia banyak orang bisa lolos dari penjara yang dijaga secara berlapis, yaitu dengan uang.  Tetapi di Neraka kelak, tidak seorangpun bisa lolos dari siksa neraka.

Lihat AlQur’an Surat Asy Syuara ayat 214 :
 
"Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat,"

Siapakah yang harus kita beri peringatan ? Ialah : Keluarga dekat kita, isteri/suami dan anak-anak.  Saling mengingatkan, dari bahaya adzab Neraka.

Ketika Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam mendapatkan (diturunkan) ayat tersebut, dalam Hadits Shahih riwayat Imam Muslim, dari Abu Hurairah r.a. dan juga dari ‘Aiysah r.a. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam naik ke atas bukit di Kota Mekkah yang cukup tinggi, lalu beliau panggil seluruh keluarganya, beliau bersabda : 

“Ya Bani Ka’ab bin Lu’ay, jaga diri dan keluarga kalian dari api Neraka,  Ya Bani Murroh bin Ka’ab, pelihara dirimu dari adzab Neraka, ya Bani Abdisy Syams, ya Bani Abdi Manaf, ya Bani Hasyim, ya Bani Abdul Mutholib, ya Shofiyah binti Abdul Mutholib, ya Fatimah bintu Muhammad, jagalah (peliharalah) diri dan keluargamu dari siksa api Neraka”.  

Dipanggil seluruh kepala keluarga itu satu-persatu, termasuk putri beliau Fatimah :  Wahai Fatimah, sungguh aku ini bapakmu, sebagai Rasul, tetapi tidak bisa menolongmu kelak di sisi Allah sedikitpun”.
Demikian Rasulullah saw dengan puteri beliau yang sangat disayanginya.  Bahwa beliau tidak bisa menolongnya ketika di Akhirat kelak.
Bagaimana dengan kita umat Islam yang biasa ini ?  Kita umat Islam sering dengan enaknya mengatakan : “Yang penting sudah Syahadat, nanti akan mendapat Syafaat dari Rasul”.  Semudah itukah Syafa’at akan Allah berikan ? Tidak, demi Allah, kalau kita tidak menjaga diri dari api Neraka.

Maka ketika turun ayat tersebut, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam langsung mengumpulkan keluarga beliau.   Maka marilah kita kumpulkan anggota keluarga kita, mulai dari diri kita, pasangan kita, anak-keturunan kita, mari jaga diri dan keluarga kita jangan sampai masuk ke dalam api Neraka.

Caranya adalah dengan menjaga Aqidah, bukan secara fisik, perintahkan kepada seluruh anggota keluarga untuk tetap taat, perintahkan untuk ibadah, khususnya sholat, karena sholat adalah ibadah paling utama, jangan sekali-kali anggota keluarga kita meninggalkan sholat.

Maka Allah subhanahu wata’ala memerintahkan kepada kita, khususnya kepala Rumah-tangga, kepada anak-anaknya, lihat AlQur’an Surat Thaha ayat 132  Allah subhanahu wata’ala memerintahkan : 

"Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, Kami-lah yang memberi rezki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa."

Akibat terbaik di Akhirat hanya bagi orang yang ber-Taqwa, yang taat menjalankan perintah dan taat menjauhi larangan Allah subhanahu wata’ala. Yang taat mengikuti Syariat dan menjalankan aturan-aturan Allah subhanahu wata’ala.
Insya Allah dengan itu ia akan meraih Surga.

Maka dalam ayat tersebut, Allah ingatkan kepada kita diri dan keluarga, mari jangan pernah tinggalkan sholat.  Perintahkan keluargamu untuk sholat. Sebab  yang paling banyak ditinggalkan dari seluruh ibadah, adalah sholat. Alasannya karena sibuk dunia, dunia dan dunia. Seakan-akan kalau sholat maka rezkinya akan berkurang atau hilang.   Padahal Allah subhanahu wata’ala tidak pernah minta rezki kepada manusia. Bahkan sebaliknya Allah-lah yang memberi rezki kepada kita manusia.

Maka banyak orang meninggalkan sholat karena terlalu cinta kepada dunia. Saking sibuknya bisnis, lalu sholat ditinggalkan. Sibuk rapat, sholat ditinggalkan. Malam mengantuk, sholat ditinggalkan Subuh sedang enak tidur, sholat ditinggalkan. Kenapa itu terjadi, karena manusia terlalu cinta kepada dunia. 

Maka dengan sabar menjalankan perintah Allah, sabar mendirikan sholat, sabar ketika dititipi harta oleh Allah, tidak bakhil terhadap harta itu.  Sabar ketika Allah timpakan musibah yang baik atau yang buruk.  Ketika ditimpa musibah dan tetap sabar dalam iman dan taqwa, taat kepada Allah, maka Allah akan kumpulkan seluruh keluarga kita ke dalam Surga.  Itulah Re-uni di Surga.

Dalam Surah Ar Ra’du ayat 22 – 24  Allah subhanahu wata’ala berfirman :

22. Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik),

23. (Yaitu) syurga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu;

24. (Sambil mengucapkan): "Salamun 'alaikum bima shabartum". Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.

Intinya, dalam ayat 22 tersebut adalah Allah menganjurkan kepada kita agar jangan kikir, harta yang diberikan Allah itu hanyalah titipan.

Dalam Hadits riwayat Imam Muslim, dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda : Seorang hamba senantiasa berkata : hartaku, hartaku, hartaku, sesungguhnya harta yang dimilikinya terbagi menjadi tiga, yaitu :
Yang bisa kamu makan, sesudah itu dibuang menjadi kotoran. Kedua : Harta yang kamu pakai. Ketiga : Yang kamu nafkahkan. Sisanya adalah ditinggalkan untuk Ahli Waris.

Maka dalam ayat 22 Surah Ar Ra’du tersebut di atas,  ciri orang yang sabar yang ber-Taqwa kepada Allah adalah :  Yang mau ber-infak dalam keadaan sembunyi-sembunyi, atau terang-terangan.

Kedua, orang yang sabar adalah orang yang menolak kejahatan dengan kebaikan., orang yang membalas keburukan dengan kebaikan, diperlakukan dengan tidak baik tetapi ia balas dengan kebaikan-kebaikan.  Allah subhanahu wata’ala memberikan jaminan : Mereka adalah orang-orang yang akan mendapatkan kesudahan yang baik. 

Ayat 23 : Kesudahan yang baik adalah : Surga ‘Adn. Allah masukkan mereka ke dalam Surga Adn, dan Allah kumpulkan bersama dengan orang-orang yang sholih.  Yaitu orangtua mereka, kerluarga mereka, nenek-moyang mereka, pasangan-pasangan mereka, suami-isteri mereka, anak-cucu mereka. Itulah Re-Uni di Surga.

Para malaikat mengatakan : Salamun’alaikum  bima sobartum. Selamat sejahtera atasmu.  Ini kamu dapatkan karena kesabaranmu. Bukan karena “menumpang” kesabaran. Sebab masuk surga tidak bisa dengan cara tolong-menolong. Tolong-menolong adanya di dunia.  Sebab ketika berada di Yaumil Aklhir, tidak ada lagi hungan keluarga.

Demikian itu Allah gambarkan dalam Surah Al Mu’minun ayat 101:
 
Apabila sangkakala ditiup maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya.

Maksudnya, ketika terjadi Kiamat kelak, di padang Mahsyar manusia tidak saling mengenal satu sama lain. Antara anak dan orangtuanya, antara ibu dan anaknya  tidak saling mengenal, antara saudara sekandung tidak saling mengenal. Tidak ada saling menegur-sapa, tidak saling bertanya.


Juga dalam Surah ‘Abasa ayat 33 – akhir ayat :
 
33. Dan apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua),
34. Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya,
35. Dari ibu dan bapaknya,
36. Dari istri dan anak-anaknya.
37. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.
38. Banyak muka pada hari itu berseri-seri,
39. Tertawa dan bergembira ria,
40. Dan banyak (pula) muka pada hari itu tertutup debu,
41. Dan ditutup lagi oleh kegelapan.
42. Mereka itulah orang-orang kafir lagi durhaka.

Ketika itu manusia tergantung amalannya.  Ingin bahagia harus ada modal dari dunia. Tidak ingin bahagia, silakan tidak usah membawa modal dari dunia.
Terserah anda. Maka manusia ketika itu dikelompokkan oleh Allah subhanahu wata’ala :

1.     Ada kelompok orang yang pada hari itu wajahnya berseri-seri, tersenyum, tertawa bahagia, putih cemerlang karena mendapat ridho Allah subhanahu wata’ala
2.     Ada kelompok orang dengan wajah-wajah yang hari itu gelap-muram, tertutup kegelapan dan tertutup debu, mereka adalah orang-orang yang kafir (ingkar) kepada Allah, durhaka kepada Allah dan tidak mungkin akan bertemu dengan keluarganya (saudaranya).  Mereka akan tercerai-berai dalam Adzab Neraka. Na’udzubillah min dzalik.

Maka Dalam Hadits riwayat Imam Muslim, dari sahabat bernama Abi Waqash, Rasulullah shollallahu ‘alaihi selalu mengajarkan kepada kita, yaitu dalam sholat sebelum Salam, membaca do’a :

Allahumma inni a’udzubika min ‘adzabi jahannam, wa min ‘adzabil qabr, wa min fitnati mahya wa mamat, wa min fitnati masihi Dajjal.
(Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, dan dari fitnah hidup dan mati, dan dari fitnah Dajjal).

Untuk menghindar dari siksa neraka masing-masing manusia tidak bisa saling bantu-membantu, demikain pula masuk surga manusia tidak bisa saling bantu. Maka diingatkan kita ketika masih di dunia, yaitu Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam Surat Luqman ayat 33 :

"Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah."

Dan syaithan akan memperdayakan manusia, lalu manusia lari dari Allah, ingkar kepada Allah, lalu apakah mungkin akan ditebus di akhirat dengan harta?. Tidak mungkin.   Tidak mungkin ditolong oleh keluarga, karena itu sudah merupakan janji Allah subhanahu wata’ala.

Bahkan dipertegas lagi oleh Allah subhanahu wata’ala berfirman-Nya  dalam Surat Al Baqarah ayat 123 :
   
"Dan takutlah kamu kepada suatu hari di waktu seseorang tidak dapat menggantikan seseorang lain sedikitpun dan tidak akan diterima suatu tebusan daripadanya dan tidak akan memberi manfaat sesuatu syafa'at kepadanya dan tidak (pula) mereka akan ditolong."

Lalu bagaimana caranya agar kita masuk Surga bersama-sama dengan keluarga ?
Dengan landasan Iman dan Taqwa.  Buktikan landasan tersebut dengan amal-sholih.
Insya Allah diberi jaminan oleh Allah subhanahu wata’ala, di dunia diberikan kehidupan yang nikmat, bahagia, dan di Akhirat Allah memasukkannya ke dalam Surga.  Bahkan dijamin oleh Allah di Surga meraih rezki tanpa batas. Apapun akan Allah berikan.

Lihat Surat An Nahl ayat 97 :
  
"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."

Maksud ayat tersebut : Allah subhanahu wata’ala menjamin manusia masuk surga, kalau Imannya benar dan Amalnya benar.

Allah subhanahu wata’ala menjanjikan lagi dalam Surat Ghofir (Al Mu’min) ayat  40 :

"Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalasi melainkan sebanding dengan kejahatan itu. dan barangsiapa mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezki di dalamnya tanpa hisab."

Mengapa orang disiksa di Neraka, adalah karena perbuatannya, karena ketidak-taatannya, bukan karena kesalahan Allah, bukan karena kesalahan orang lain, melainkan kesalahan dirinya sendiri. Sedangkan bagi orang yang mengerjakan amal-sholih, mereka akan masuk surga, dengan diberikan rezki tanpa batas. Sedangkan rezki di dunia adalah terbatas.

Jika kita ingin re-uni di Surga, marilah kita bina keluarga kita dengan landasan Iman, buktikan dengan amal-sholih dengan kesabaran, mari kita menuju Surga Allah subhanahu wata’ala,  tetapi tidak gratis dan tidak mudah. Butuh proses kesabaran yang terus menerus.

Lihat Surat Al Kahfi ayat 28 :  

"Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas."

Ayat tersebut ditujukan (diperintahkan) kepada Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam, tetapi hakekatnya adalah untuk kita (muslimin-muslimat). Maknanya, bahwa Nabi Muhammad saw dan kita umat muslim harus sabar terhadap dirimu (diri kita masing-masing), sabar bersama-sama dengan orang-orang yang taat kepada Allah subhanahu wata’ala. 

Lihat Surat Al Insyiqaq ayat 6 – 9 :
   
6. Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya.

7. Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya,

8. Maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah,

9. Dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira.

Sekian bahasan, mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIK.

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
                                                             ___________

No comments:

Post a Comment