Manajemen Nabi
Sulaiman a.s.
Dr. Hendri Tanjung, Ph. D.
Jum’at,
1 Jumadil Akhir 1434 H – 12 April 2013
Assalamu’alaikum
wr.wb.,
Muslimin
dan muslimat yang dirahmati Allah subhanahu
wata’ala,
Kali ini kita membahas tentang Manajemen
Nabi Sulaiman ‘alaihissalam. Adapun kisah Nabi Sulaiman ‘alaihissalam banyak sekali, tersebar di
beberapa Surat dalam AlQur’an. Untuk
bahan bahasan kali ini kita ambil satu Surat saja yaitu pada Surat An Naml ayat 20 – 44 yang mengisahkan
tentang Nabi (Raja) Sulaiman ‘alaihissalam
dan Ratu Balqis.
Surat An Naml
ayat 20 :
Dan
dia (Nabi Sulaiman) memeriksa burung-burung lalu berkata: "Mengapa aku
tidak melihat hud-hud*], Apakah dia termasuk yang tidak hadir.
*] Hud-hud: sejenis burung pelatuk.
Ayat
21 :
Sungguh
aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras atau benar-benar
menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yang
terang".
Ayat 22 :
Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia
berkata: "Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan
kubawa kepadamu dari negeri Saba*]
suatu berita penting yang diyakini.
*] Saba nama kerajaan di zaman
dahulu, ibu kotanya Ma'rib yang letaknya dekat kota San'a ibu kota Yaman
sekarang.
Ayat 23 :
Sesungguhnya
aku menjumpai seorang wanita*] yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi
segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar.
*] Yaitu ratu Balqis yang memerintah
kerajaan Sabaiyah di zaman Nabi Sulaiman.
Ayat
24 :
Aku
mendapati dia(Ratu Balqis) dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan
syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu
menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk,
Ayat
25 :
Agar
mereka tidak menyembah Allah yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan
di bumi*] dan yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu
nyatakan.
*] Umpamanya: menurunkan hujan dari
langit,menumbuhkan tanam-tanaman, mengeluarkan logam dari bumi dan sebagainya.
Ayat
26 :
Allah,
tiada Tuhan yang disembah kecuali Dia, Tuhan yang mempunyai 'Arsy yang
besar".
Ayat
27 :
Berkata
Sulaiman: "Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk
orang-orang yang berdusta.
Ayat
28 :
Pergilah
dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkan kepada mereka, kemudian
berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan"
Ayat
29 :
Berkata
ia (Balqis): "Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan
kepadaku sebuah surat yang mulia.
Ayat
30 :
Sesungguhnya
surat itu, dari Sulaiman dan sesungguhnya (isi)nya: "Dengan menyebut nama
Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Ayat
31 :
Bahwa
janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku
sebagai orang-orang yang berserah diri".
Ayat
32 :
Berkata
dia (Balqis): "Hai para pembesar berilah aku pertimbangan dalam urusanku
(ini) aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam
majelis(ku)".
Ayat
33 :
Mereka
menjawab: "Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga)
memiliki keberanian yang sangat (dalam peperangan), dan keputusan berada
ditanganmu: Maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan".
Ayat
34 :
Dia
berkata: "Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya
mereka membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina; dan
demikian pulalah yang akan mereka perbuat.
Ayat
35 :
Dan
sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah,
dan (aku akan) menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan
itu".
Ayat
36 :
Maka
tatkala utusan itu sampai kepada Sulaiman, Sulaiman berkata: "Apakah
(patut) kamu menolong aku dengan harta? Maka apa yang diberikan Allah kepadaku
lebih baik daripada apa yang diberikan-Nya kepadamu; tetapi kamu merasa bangga
dengan hadiahmu.
Ayat
37 :
Kembalilah
kepada mereka sungguh kami akan mendatangi mereka dengan balatentara yang
mereka tidak kuasa melawannya, dan pasti Kami akan mengusir mereka dari negeri
itu (Saba) dengan terhina dan mereka menjadi (tawanan-tawanan) yang hina
dina".
Ayat
38 :
Berkata
Sulaiman: "Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang
sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai
orang-orang yang berserah diri".
Ayat 39 :
Berkata 'Ifrit (yang
cerdik) dari golongan jin: "Aku akan datang kepadamu dengan membawa
singgsana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; Sesungguhnya
aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya".
Ayat 40 :
Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab*]:
"Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip".
Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun
berkata: "Ini termasuk
kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan
nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur
untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya
Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia".
*] Al kitab di sini maksudnya: ialah kitab
yang diturunkan sebelum Nabi Sulaiman ialah Taurat dan Zabur.
Ayat
41 :
Dia
berkata: "Robahlah baginya singgasananya; Maka kita akan melihat apakah
dia mengenal ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenal(nya)".
Ayat
42 :
Dan
ketika Balqis datang, ditanyakanlah kepadanya: "Serupa inikah
singgasanamu?" Dia menjawab: "Seakan-akan singgasana ini singgasanaku,
kami telah diberi pengetahuan sebelumnya*] dan kami adalah orang-orang yang
berserah diri".
*] Maksudnya pengetahuan tentang kenabian
Sulaiman a.s. Balqis telah mengetahui kenabian Sulaiman itu, sebelum
dipindahkan singgasananya dari negeri Saba' ke Palestina dalam sekejap mata.
Ayat 43 :
Dan
apa yang disembahnya selama ini selain Allah, mencegahnya (untuk melahirkan
keislamannya), karena sesungguhnya dia dahulunya termasuk orang-orang yang
kafir.
Ayat
44 :
Dikatakan
kepadanya: "Masuklah ke dalam istana". Maka tatkala dia melihat
lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua
betisnya. berkatalah Sulaiman: "Sesungguhnya ia adalah istana licin
terbuat dari kaca". berkatalah Balqis: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku
telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman
kepada Allah, Tuhan semesta alam".
Itulah cerita dari AlQur’an. Dan AlQur’an
adalah Mu’jizat yang bisa
menggambarkan peristiwa-peristiwa terdahulu, seperti kehidupan Nabi Sulaiman ‘alaihissalam dan Ratu Balqis sebagaimana disebutkan di
atas. Di mana Nabi Sulaimana a.s.
sebagai Nabi dan sebagai Raja, yang mampu memerintah burung (Hud-hud), mampu
memeritah angin, mampu berbahasa semut, dan mampu memerintah Jin. Yang membuat singgasana Nabi Sulaiman adalah
Jin.
Maka ketika burung Hud-hud menyampaikan surat dari Nabi Suilaiman, Ratu Balqis langsung tercengang. Kata Ratu Balqis, selama ini kalau ada raja
yang datang meyampaikan utusan selalu berupa orang dan pasukan, tetapi kali ini
burung Hud-hud yang menyampaikan. Hebat benar Raja Sulaiman ini.
Pelajaran MANAJEMEN yang
bisa di ambil dari sisi Manajemen :
1.Pentingnya
Pengawasan (controlling).
Nabi Sulaiman begitu tahu bahwa pasukannya
berbaris, beliau langsung memeriksa. Ketika sampai pada pasukan burung, beliau
tidak melihat Hud-hud. Di sini terlihat
bahwa Nabi Sulaiman a.s. tahu benar bahwa pengawsan
adalah penting, Tujuan pengawasan agar tidak terjadi kesalahan. Dan ketika
itu Nabi Sulaiman a.s. mengatakan bahwa burung Hud-hud akan dihukum karena
pelaggarannya, yaitu tidak disiplin.
Kecuali ada alasan yang yang kuat.
Landasan pengawasan adalah marhamah (kasih-sayang). Maka ketika
seorang pimpinan hendak melakukan pengawasan
hendaknya dilandasi kasih-sayang. Bila
pimpinan memberikan kasih-sayang kepada anak buah, maka anak buah akan membalas
kasih-sayang kepada pimpinannya, dan akan memberikan semangat kerja.
2.Berhati-hati
dalam memberikan sanksi.
Nabi Sulaiman a.s. tidak langsung
memberikan hukuman, tetapi menanyakan apa alasannya, kenapa burung Hud-hud
terlambat hadir. Harus dilihat apa yang
sebenarnya terjadi.
Contoh : Di sebuah
perusahaan sekuritas, ada seorang anak-buah yang salah dalam in-put computer. Tentunya, karena ada kesalahan harus dihukum. Kesalahan
tidak boleh dibiarkan. Tetapi yang lebih baik adalah harus dicari tahu kenapa
ia berbuat kesalahan. Harus dicek apakah ketika terjadi kesalahan itu anak-buah
tersebut sehat atau sakit. Ternyata ia sakit. Tetapi memaksakan dirinya masuk kerja,
dengan alasan ia tidak ingin perusahaan
itu bangkrut, hanya karena ia tidak masuk kerja. Berarti ia seorang pegawai
yang sangat loyal kepada perusahaan.
Walaupun dalam keadaan sakit ia tetap masuk kerja. Meskipun ternyata ada
yang tidak ia duga bahwa ia membuat kesalahan.
Dalam kasus semacam itu maka pimpinan
boleh saja membuat suatu kebijaksanaan (aturan) bahwa bila seorang karyawan
yang sakit jangan masuk kerja, karena resikonya yang ia perbuat karena sakit
lebih berat dibanding kalau ia tidak masuk karena sakit. Pimpinan bisa membuat suatu pertimbangan
yang jeli dan membuat aturan yang bagus.
3.Periksa
(cek) kebenaran laporan.
Nabi Sulaiman a.s. tidak percaya begitu
saja atas laporan burung Hud-hud bahwa adanya negeri Saba yang dipimpin oleh Ratu Balqis. Untuk meng-cek kebenaran
laporan itu maka beliau lalu mengutus burung Hud-hud membawa surat yang
ditujukan kepada Ratu Balqis agar ia
masuk Islam. Dan ternyata benar apa yang dilaporkan oleh
burung Hud-hud. (Ayat 27 – 28 tersebut diatas).
Maka bila mendapat laporan atau mendengar
berita, apalagi yang membawa berita itu orang fasik (kafir) harus dicek dan
re-cek. Dalam bahasa AlQur’an : Tabayun,
(Lihat Surat Al Hujurat ayat 6). Pemimpin (Manajer) harus bertanggungjawab,
tidak boleh melempar tanggungjawab kepada anak-buah.
4.Musyawarah
dan mufakat dengan anak buah, tetapi keputusan tetap di tangan boss.
Ketika Ratu Balqis menerima surat dari
Nabi Sulaiman a.s. Ratu Balqis lalu mengadakan musyawarah dengan para pembesar
(pejabat) negerinya. (Ayat 32 Surat An Naml seperti tersebut diatas). Meskipun para pembesar sudah mengemukakan
semua pandapatnya, tetapi keputusan tetap pada Ratu Balqis. Itulah etika.
Ketika semua sudah berpendapat, tetapi keputusan tetap pada Ratu Balqis.
Dan anak buah ketika sudah memberikan
pendapat lalu menyerahkan segala keputusan kepada pimpinan. Ketika diambil keputusan oleh Pimpinan, semua
anak buah harus taat. Tidak boleh lagi ada rapat kecil setelah rapat besar.
Hancurnya organaisasi antara lain karena ketika sudah diputuskan suatu
keputusan dalam rapat, lalu di luar
rapat ada lagi yang mengatakan
(menggerutu) sebetulnya ia tidak setuju dengan keputusan itu, dst. Yang
demikian itu tidak boleh terjadi.
5.Sogokan
(pemberian hadiah) tidak boleh ditolerir.
Ketika Ratu Balqis mengirim hadiah kepada
Nabi Sulaiman a.s., maka ditolaknya, karena bukan itu yang beliau kehendaki,
melainkan agar Ratu Balqis masuk Islam. Pelajarannya bahwa orang yang tidak mau
disogok, diberi hadiah, sebetulnya ia memiliki
sifat Nabi. Karena kebenaran tidak bisa ditukar dengan harta. Nabi Sulaiman a.s. tidak men-tolerir adanya
hadiah. Maka dalam kisah tersebut Nabi Sulaiman a.s. menyuruh mengembalikan
hadiah dari Ratu Balqis. (Lihat ayat 36 – 37 tersebut di atas).
6
Iman yang kuat dapat mengalahkan Jin (Ifrit).
Ifrit adalah Jin yang
paling kuat, ia mampu memindahkan istana Ratu Balqis ke hadapan Raja (Nabi)
Sulaiman, sebelum beliau bangkit dari tempat duduknya. Dalam Tafsir diceritakan bahwa kebiasaan Nabi Sulaiman
duduk dari pagi dan bangkit dari duduknya menjelang tengah hari. Maksudnya, Jin
Ifrit mampu memindahkan singgasana Ratu Balqis dalam waktu setengah hari, ke
hadapan Nabi Sulaiman a.s.
Tetapi ada yang lebih kuat dibanding
Ifrit, ialah orang yang punya ilmu.
(Lihat ayat 40) Yang dimaksud orang yang
punya ilmu dalam Tafsir dijelaskan bahwa namanya Azif bin Barkhiyah. Ia mampu memindahkan istana Balqis dalam
sekejap mata.
Maknanya, orang yang ilmunya tinggi dan tawakkal kepada Allah, ia meminta
kepada Allah subhanahu wata’ala,
langsung diberi. Dalam Hal ini
memindahkan singgasana Ratu Balqis dalam sekejap mata. Hakekatnya Allah subhanahu wata’ala yang memindahkan
singgasana Ratu Balqis itu.
Maka bila seseorang itu bertawakkal kepada
Allah, maka tidak ada batas lagi antara orang tersebut dengan Allah subhanahu wata’ala. Dalam keseharian saat ini, misalnya di tempat
pekerjaan (kantor) orang terlalu mengandalkan strategi. Sudah dibuat manajemen strategi yang mantap,
perencanaan (konsep) yang bagus, lalu ia yakin sekali dengan itu, tetapi
tawakkal tetap harus dipegang.
7.Setinggi
apapun pangkat dan jabatan jangan pernah merasa sombong.
Nabi Sulaiman yang juga seorang Raja,
kaya-raya, tetapi beliau tetap rendah hati, Setiap mendapatkan kenikmatan dan
mendapat kemudahan selalu berkata : “Ini
adalah keutamaan dari Tuhanku, untuk menguji aku apakah aku bersyukur atau akan
kufur”.
Itulah tujuh pelajaran Manajemen yang bisa kita ambil dari
AlQur’an Surat An Naml ayat 20 – 44 yang isinya tentang hubungan Nabi Sulaiman
a.s. dengan Ratu Balqis dari negeri Saba.
Mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN
LAILAHA ILLA ANTA,
ASTAGHFIRUKA WA AATUBU ILAIK.
Wassalamu’alikum
warohmatullahi wabarokatuh.
No comments:
Post a Comment