Translate

Thursday, January 9, 2014

Manajemen Nabi Sulaiman a.s., oleh : Dr. Hendri Tanjung, Ph. D.



Manajemen Nabi Sulaiman a.s.

Dr. Hendri Tanjung, Ph. D.
Jum’at,  1 Jumadil Akhir 1434 H – 12 April 2013


Assalamu’alaikum wr.wb.,

Muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah subhanahu wata’ala,
Kali ini kita membahas tentang Manajemen Nabi Sulaiman ‘alaihissalam.  Adapun kisah Nabi Sulaiman ‘alaihissalam banyak sekali, tersebar di beberapa Surat dalam AlQur’an.  Untuk bahan bahasan kali ini kita ambil satu Surat saja yaitu pada Surat An Naml ayat 20 – 44 yang mengisahkan tentang Nabi (Raja) Sulaiman ‘alaihissalam dan Ratu Balqis.

Surat An Naml ayat 20  :

Dan dia (Nabi Sulaiman) memeriksa burung-burung lalu berkata: "Mengapa aku tidak melihat hud-hud*], Apakah dia termasuk yang tidak hadir.

*] Hud-hud: sejenis burung pelatuk.

Ayat 21 :

Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yang terang".

Ayat 22 :

Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata: "Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba*] suatu berita penting yang diyakini.

*] Saba nama kerajaan di zaman dahulu, ibu kotanya Ma'rib yang letaknya dekat kota San'a ibu kota Yaman sekarang.

Ayat  23 :

Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita*] yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar.

*] Yaitu ratu Balqis yang memerintah kerajaan Sabaiyah di zaman Nabi Sulaiman.

Ayat 24 :

Aku mendapati dia(Ratu Balqis) dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk,

Ayat 25 :

Agar mereka tidak menyembah Allah yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi*] dan yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan.

*] Umpamanya: menurunkan hujan dari langit,menumbuhkan tanam-tanaman, mengeluarkan logam dari bumi dan sebagainya.

Ayat 26 :

Allah, tiada Tuhan yang disembah kecuali Dia, Tuhan yang mempunyai 'Arsy yang besar".

Ayat 27 :

Berkata Sulaiman: "Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta.

Ayat 28 :

Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkan kepada mereka, kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan"

Ayat 29 :

Berkata ia (Balqis): "Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia.

Ayat 30 :

Sesungguhnya surat itu, dari Sulaiman dan sesungguhnya (isi)nya: "Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Ayat 31 :

Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri".

Ayat 32 :

Berkata dia (Balqis): "Hai para pembesar berilah aku pertimbangan dalam urusanku (ini) aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis(ku)".

Ayat 33 :

Mereka menjawab: "Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki keberanian yang sangat (dalam peperangan), dan keputusan berada ditanganmu: Maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan".

Ayat 34 :

Dia berkata: "Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina; dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat.

Ayat 35 :

Dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah, dan (aku akan) menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu".

Ayat 36 :

Maka tatkala utusan itu sampai kepada Sulaiman, Sulaiman berkata: "Apakah (patut) kamu menolong aku dengan harta? Maka apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikan-Nya kepadamu; tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu.

Ayat 37 :

Kembalilah kepada mereka sungguh kami akan mendatangi mereka dengan balatentara yang mereka tidak kuasa melawannya, dan pasti Kami akan mengusir mereka dari negeri itu (Saba) dengan terhina dan mereka menjadi (tawanan-tawanan) yang hina dina".

Ayat 38 :

Berkata Sulaiman: "Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri".

Ayat 39 :

Berkata 'Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: "Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgsana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; Sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya".





Ayat 40 :

Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab*]: "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia".

*] Al kitab di sini maksudnya: ialah kitab yang diturunkan sebelum Nabi Sulaiman ialah Taurat dan Zabur.

Ayat 41 :

Dia berkata: "Robahlah baginya singgasananya; Maka kita akan melihat apakah dia mengenal ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenal(nya)".

Ayat 42 :

Dan ketika Balqis datang, ditanyakanlah kepadanya: "Serupa inikah singgasanamu?" Dia menjawab: "Seakan-akan singgasana ini singgasanaku, kami telah diberi pengetahuan sebelumnya*] dan kami adalah orang-orang yang berserah diri".

*] Maksudnya pengetahuan tentang kenabian Sulaiman a.s. Balqis telah mengetahui kenabian Sulaiman itu, sebelum dipindahkan singgasananya dari negeri Saba' ke Palestina dalam sekejap mata.

Ayat  43 :

Dan apa yang disembahnya selama ini selain Allah, mencegahnya (untuk melahirkan keislamannya), karena sesungguhnya dia dahulunya termasuk orang-orang yang kafir.

Ayat 44 :

Dikatakan kepadanya: "Masuklah ke dalam istana". Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya. berkatalah Sulaiman: "Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca". berkatalah Balqis: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam".

Itulah cerita dari AlQur’an. Dan AlQur’an adalah Mu’jizat yang bisa menggambarkan peristiwa-peristiwa terdahulu, seperti kehidupan Nabi Sulaiman ‘alaihissalam  dan Ratu Balqis sebagaimana disebutkan di atas.   Di mana Nabi Sulaimana a.s. sebagai Nabi dan sebagai Raja, yang mampu memerintah burung (Hud-hud), mampu memeritah angin, mampu berbahasa semut, dan mampu memerintah Jin.   Yang membuat singgasana Nabi Sulaiman adalah Jin.

Maka ketika burung Hud-hud menyampaikan surat dari Nabi Suilaiman,  Ratu Balqis langsung tercengang.  Kata Ratu Balqis, selama ini kalau ada raja yang datang meyampaikan utusan selalu berupa orang dan pasukan, tetapi kali ini burung Hud-hud yang menyampaikan. Hebat benar Raja Sulaiman ini.

Pelajaran MANAJEMEN yang bisa di ambil dari sisi Manajemen :

1.Pentingnya Pengawasan (controlling). 
Nabi Sulaiman begitu tahu bahwa pasukannya berbaris, beliau langsung memeriksa. Ketika sampai pada pasukan burung, beliau tidak melihat Hud-hud.  Di sini terlihat bahwa Nabi Sulaiman a.s. tahu benar bahwa pengawsan adalah penting, Tujuan pengawasan agar tidak terjadi kesalahan. Dan ketika itu Nabi Sulaiman a.s. mengatakan bahwa burung Hud-hud akan dihukum karena pelaggarannya, yaitu tidak disiplin.  Kecuali ada alasan yang yang kuat.

Landasan pengawasan adalah marhamah (kasih-sayang). Maka ketika seorang pimpinan hendak melakukan pengawasan hendaknya dilandasi kasih-sayang.  Bila pimpinan memberikan kasih-sayang kepada anak buah, maka anak buah akan membalas kasih-sayang kepada pimpinannya, dan akan memberikan semangat kerja.

2.Berhati-hati dalam memberikan sanksi.
Nabi Sulaiman a.s. tidak langsung memberikan hukuman, tetapi menanyakan apa alasannya, kenapa burung Hud-hud terlambat hadir.  Harus dilihat apa yang sebenarnya terjadi. 

Contoh : Di sebuah perusahaan sekuritas, ada seorang anak-buah yang salah dalam in-put computer. Tentunya, karena ada kesalahan harus dihukum. Kesalahan tidak boleh dibiarkan. Tetapi yang lebih baik adalah harus dicari tahu kenapa ia berbuat kesalahan. Harus dicek apakah ketika terjadi kesalahan itu anak-buah tersebut sehat atau sakit. Ternyata ia sakit. Tetapi memaksakan dirinya masuk kerja, dengan  alasan ia tidak ingin perusahaan itu bangkrut, hanya karena ia tidak masuk kerja. Berarti ia seorang pegawai yang sangat loyal kepada perusahaan.  Walaupun dalam keadaan sakit ia tetap masuk kerja. Meskipun ternyata ada yang tidak ia duga bahwa ia membuat kesalahan.

Dalam kasus semacam itu maka pimpinan boleh saja membuat suatu kebijaksanaan (aturan) bahwa bila seorang karyawan yang sakit jangan masuk kerja, karena resikonya yang ia perbuat karena sakit lebih berat dibanding kalau ia tidak masuk karena sakit.   Pimpinan bisa membuat suatu pertimbangan yang jeli dan membuat aturan yang bagus.

3.Periksa (cek) kebenaran laporan.
Nabi Sulaiman a.s. tidak percaya begitu saja atas laporan burung Hud-hud bahwa adanya negeri Saba yang dipimpin oleh Ratu Balqis. Untuk meng-cek kebenaran laporan itu maka beliau lalu mengutus burung Hud-hud membawa surat yang ditujukan kepada Ratu Balqis agar ia masuk Islam.  Dan ternyata benar apa yang dilaporkan oleh burung Hud-hud. (Ayat 27 – 28 tersebut diatas).

Maka bila mendapat laporan atau mendengar berita, apalagi yang membawa berita itu orang fasik (kafir) harus dicek dan re-cek. Dalam bahasa AlQur’an : Tabayun, (Lihat Surat Al Hujurat ayat 6). Pemimpin (Manajer) harus bertanggungjawab, tidak boleh melempar tanggungjawab kepada anak-buah.

4.Musyawarah dan mufakat dengan anak buah, tetapi keputusan tetap di tangan boss.
Ketika Ratu Balqis menerima surat dari Nabi Sulaiman a.s. Ratu Balqis lalu mengadakan musyawarah dengan para pembesar (pejabat) negerinya. (Ayat 32 Surat An Naml seperti tersebut diatas).  Meskipun para pembesar sudah mengemukakan semua pandapatnya, tetapi keputusan tetap pada Ratu Balqis.  Itulah etika.  Ketika semua sudah berpendapat, tetapi keputusan tetap pada Ratu Balqis.

Dan anak buah ketika sudah memberikan pendapat lalu menyerahkan segala keputusan kepada pimpinan.  Ketika diambil keputusan oleh Pimpinan, semua anak buah harus taat. Tidak boleh lagi ada rapat kecil setelah rapat besar. Hancurnya organaisasi antara lain karena ketika sudah diputuskan suatu keputusan dalam rapat,  lalu di luar rapat ada lagi yang mengatakan  (menggerutu) sebetulnya ia tidak setuju dengan keputusan itu, dst. Yang demikian itu tidak boleh terjadi.

5.Sogokan (pemberian hadiah) tidak boleh ditolerir.
Ketika Ratu Balqis mengirim hadiah kepada Nabi Sulaiman a.s., maka ditolaknya, karena bukan itu yang beliau kehendaki, melainkan agar Ratu Balqis masuk Islam. Pelajarannya bahwa orang yang tidak mau disogok, diberi hadiah, sebetulnya ia memiliki sifat Nabi. Karena kebenaran tidak bisa ditukar dengan harta.   Nabi Sulaiman a.s. tidak men-tolerir adanya hadiah. Maka dalam kisah tersebut Nabi Sulaiman a.s. menyuruh mengembalikan hadiah dari Ratu Balqis. (Lihat ayat 36 – 37 tersebut di atas).

6 Iman yang kuat dapat mengalahkan Jin (Ifrit).
Ifrit adalah Jin yang paling kuat, ia mampu memindahkan istana Ratu Balqis ke hadapan Raja (Nabi) Sulaiman, sebelum beliau bangkit dari tempat duduknya. Dalam Tafsir  diceritakan bahwa kebiasaan Nabi Sulaiman duduk dari pagi dan bangkit dari duduknya menjelang tengah hari. Maksudnya, Jin Ifrit mampu memindahkan singgasana Ratu Balqis dalam waktu setengah hari, ke hadapan Nabi Sulaiman a.s.

Tetapi ada yang lebih kuat dibanding Ifrit, ialah orang yang punya ilmu. (Lihat ayat 40)  Yang dimaksud orang yang punya ilmu dalam Tafsir dijelaskan bahwa namanya Azif bin Barkhiyah. Ia mampu memindahkan istana Balqis dalam sekejap mata.
Maknanya, orang yang ilmunya tinggi dan tawakkal kepada Allah, ia meminta kepada Allah subhanahu wata’ala, langsung diberi.  Dalam Hal ini memindahkan singgasana Ratu Balqis dalam sekejap mata. Hakekatnya Allah subhanahu wata’ala yang memindahkan singgasana Ratu Balqis itu.

Maka bila seseorang itu bertawakkal kepada Allah, maka tidak ada batas lagi antara orang tersebut dengan Allah subhanahu wata’ala.  Dalam keseharian saat ini, misalnya di tempat pekerjaan (kantor) orang terlalu mengandalkan strategi.  Sudah dibuat manajemen strategi yang mantap, perencanaan (konsep) yang bagus, lalu ia yakin sekali dengan itu, tetapi tawakkal tetap harus dipegang.

7.Setinggi apapun pangkat dan jabatan jangan pernah merasa sombong.
Nabi Sulaiman yang juga seorang Raja, kaya-raya, tetapi beliau tetap rendah hati, Setiap mendapatkan kenikmatan dan mendapat kemudahan selalu berkata : “Ini adalah keutamaan dari Tuhanku, untuk menguji aku apakah aku bersyukur atau akan kufur”.

Itulah tujuh  pelajaran Manajemen yang bisa kita ambil dari AlQur’an Surat An Naml ayat 20 – 44 yang isinya tentang hubungan Nabi Sulaiman a.s. dengan Ratu Balqis dari negeri Saba.
Mudah-mudahan bermanfaat.

SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN LAILAHA ILLA ANTA,
ASTAGHFIRUKA WA AATUBU ILAIK.

Wassalamu’alikum warohmatullahi wabarokatuh.

No comments:

Post a Comment