Translate

Monday, January 27, 2014

Mencintai Rasul, oleh : Dr. Ahmad Lutfi Fathullah, MA



PENGAJIAN DHUHA MASJID BAITUSSALAM
                                        
Mencintai Rasul
Dr. Ahmad Lutfi Fathullah,  MA

Jum’at 10 Rabi’ul Awal 1433 H – 3 Februari 2012



Assalamu’alaikum wr. wb.

Muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah subhanhu wata’ala,
Bulan-bulan ini ada orang yang memperingati Maulid Nabi Shollallahu ‘alaihi wasallam dan ada pula yang tidak memperingati (mengadakan peringatan Maulid).   Di tengah-tengah perbedaan  golongan  yang memperingati maupun yang tidak, titik-temunya sama :  Kalau ia seorang muslim maka ia harus mencintai Nabi Muhammad Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam. 

Apa pentingnya mencintai Rasulullah saw ?
Rasulullah saw dalam banyak Hadits menjadikan standar kesempurnaan iman seseorang adalah Mencintai Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam. Beliau bersabda dalam sebuah Hadits: “Tidak sempurna keimanan seseorang dari kalian sampai aku lebih dicintai daripada bapaknya, ibunya, anaknya, hartanya, dirinya sendiri dan daripada seluruh manusia”.

Maka bila kita hendak mengukur standar keimanan kita, kita lihat sejauh mana kita mencintai Rasulullah saw.  Kalau masih biasa-biasa saja, maka keimanan kita belum sempurna.  Biasanya bila seseorang mencintai seseorang, maka ia akan rela berkorban. Ia ingin mengenal lebih dalam, ingin mengenal lebih jauh, dan mau melakukan pengorbanan untuk cintanya. Misalnya anak-anak muda, remaja-remaja yang mencintai dan meng-idolakan artis, maka mereka akan selalu mengikuti apa yang dilakukan artis yang dicintainya itu, Cara berpakaian, gayanya. model rambutnya semua akan ditiru oleh orang yang mencintainya.

Bedanya, kalau para anak-muda dan remaja nge-fans pada artis yang diidolakan dibandingkan dengan orang yang mencintai Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam adalah dalam hal manfaat. 
Kalau anak-muda mengidolakan dan mencintai artis, paling-paling dia akan mendapat perhatian orang sekelilingnya, mereka di hargai atau dicerca. Apakah si artis yang dicintai dan diidolakan akan memberi uang kepada yang meng-idolakan ?  Pasti tidak. Paling-paling supaya kasetnya (disketnya) laku. Tidak ada dampak bagi mereka yang mencintai dan mengidolakan.  Dampaknya adalah bagi si artis itu sendiri, menjadi semakain terkenal.

Sedangkan bila orang mencintai Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam akan banyak sekali  manfatnya.  Dan itu bukan untuk kepentingan Rasulullah saw, karena bila kita tidak mencintai Rasulullah  saw, maka beliau tidak akan rugi.  Beliau tetap mulia di sisi Allah subhanahu wata’ala. Tetapi yang rugi adalah kita-kita ini, kalau tidak mencintai Rasulullah saw.
Keuntungan dan manfaat besar bila seseorang mencintai Rasulullah saw adalah kelak di Akhirat.  Belum sampai di Akhirat, baru saja masuk liang kubur, maka orang akan didatangi malaikat menanyakan dua macam pertanyaan : Siapa Tuhanmu dan Siapakah orang ini (sambil menunjukkan gambar Rasulullah saw).

Bagi orang yang tidak mencintai Rasul, maka ia akan menjawab : Tidak tahu.  Maka celakalah orang itu. Lalu alam kuburnya berubah menjadi bagian dari lubang neraka. Ia akan tersiksa di alam kubur.  Sedangkan bagi yang mencintai Rasul, maka ia akan menjawab dengan lancar bahwa : Tuhanku adalah Allah dan orang yang ada di gambar itu adalah hamba-Nya dan utusan-Nya, yaitu Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam.  Maka orang yang bisa menjawab itu akan ditempatkan di suatu taman, taman itu diambilkan dari surga.  Karena ketika di dunia ia mencintai Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam.

Dan ketika di padang Mahsyar nanti, sesudah Kiamat semua manusia dikumpulkan.  Sejak Nabi Adam sampai manusia terakhir sebelum Kiamat.   Dan di padang Mahsyar itu manusia berkelompok-kelompok, mencari naungan (perlindungan). Kitapun umat Islam akan mencari naungan (perlindungan).  Maka di Mahsyar nanti manusia akan dihimpun, dikelompokkan bersama orang yang sama-sama mereka cintai. Orang-orang yang mencintai Rasulullah  saw, maka mereka akan bersama Rasulullah saw.   Mereka ada “Password”, maka akan dikumpulkan sesuai dengan password-nya. Kalau Password-nya Rasulullah saw maka ia akan dikumpulkan bersama Rasulullah saw.  

Maka sebagai orang beriman hendaknya anda tidak usah ikut-ikutan dalam kelompok (klub) Mania-Mania-an.  Kita sering melihat anak-anak muda yang menjadi klub Jak-Mania. Klub Boboto (Persib), Bonex Mania (Persebaya), MU Mania, dsb. Semua itu tidak ada manfaatnya. Kalau sekedar menonton, silakan, masih bisa ditolerir.  Tetapi kalau sampai menjadi Mania-Mania, pecinta-berat, maka mereka akan rugi dunia dan akhirat. Apalagi tidak mencintai Nabi Muhammad saw tetapi mencintai Klub ini dan klub itu, (Klub sepakbola, Klub Slankers, dsb, ) yang tidak ada manfaatnya, maka kita akan meninggal dunia dengan menyandang klubnya.

Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam AlQur’an Surat Ali Imran ayat 31 :

Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Jadi kalau kita ingin mendapatkan cinta Allah atau kita mengaku mencintai Allah maka cintailah Rasulullah shollalalahu ‘alaihi wasallam, Allah akan mencintai kita.
Untuk mencintai Rasulullah saw tentunya orang harus mengenal terlebih dahulu siapakah Rasulullah saw.  Orang yang mengenal Rasulullah saw dengan baik tentu akan mencintainya. Dengan beriman, maka orang akan mencintai Rasulullah saw.  Kalau sudah mencintai Rasulullah saw maka ia akan banyak mengingat dan meniru Rasulullah saw. Dalam Hadits, Siti ‘Aisyah rodhiyallahu anha berkata : “Orang yang mencintai seseorang tentu akan selalu menyebut-nyebut nama orang yang dicintainya itu”. 

Demikian pula dengan Rasulullah saw, kalau seseorang mencintainya, maka ia akan meniru gaya dan perbuatannya.  Kita sebagai orang Islam diajarkan kalau ingat Rasulullah saw maka bacalah Sholawat.  Kita ber-sholawat kepada beliau : Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa’ala ali Muhammad.  Dan bila kita bershalawat kepada Rasulullah saw, maka manfaatnya akan luar-biasa.   Rasulullah  saw berjanji (bersabda) : “Orang yang ber-shalawat kepadaku maka akan aku balas”. 

Bahkan dalam AlQur’an Surat Al Ahzab ayat 56 Allah subhanahu wata’ala berfirman :

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya
.
Maksudnya:  Allah subhanahu wata’ala ber-sholawat kepada Nabi Muhammad saw,  demikian pula Malaikat.  Maka kepada kita diperintahkan untuk ber-sholawat kepada Nabi Muhammad saw.  Dan ketika kita bersholawat, maka Allah memberikan sepuluh pahala, dan Nabi Muhammad Rasulullah saw membalas dengan ber-sholawat sepuluh kali.  Dan Malaikat juga memberikan sholawat sepuluh kali kepada kita.

Berarti bila kita bersholawat kepada Rasulullah saw akan mendapat 30 (tigapuluh) kali balasan, yaitu dari Allah, Nabi Muhammad saw dan Malaikat.  Itulah keuntungan bagi orang yang ber-sholawat kepada Rasulullah saw. yaitu diampuni segala dosa-dosanya (dirahmati ) oleh Allah, di do’akan oleh Malaikat dan dido’akan oleh Rasulullah saw.   Itulah manfaatnya.

Kelak di padang Mahsyar manusia akan dikumpulkan dan kita dikumpulkan dengan orang yang kita cintai (yaitu Rasulullah saw).  Padahal Rasulullah saw pernah bersabda : “Orang yang paling dekat denganku adalah orang yang paling banyak ber-sholawat kepadaku”.
Semakin orang dekat dengan Rasulullah saw ketika kelak di padang Mahsyar, maka amanlah orang itu di Akhirat.  Tidak akan kepanasan, tidak akan kebingungan sebagaimana umumnya kelak orang-orang di padang Mahsyar. Sementara kita orang yang dekat dengan Rasulullah saw akan duduk-manis, tenang.

Maka bila kita ingin selamat dan dekat dengan Rasulullah saw, perbanyaklah ber-sholawat. Dalam Hadits yang lain, Rasulullah saw bersabda : “Orang yang banyak ber-sholawat kepadaku maka ia akan mendapatkan syafa’atku kelak di padang Mahsyar”

Sholawat adalah do’a memohon kepada Allah subhanahu wata’ala anugrah keselamatan dan keberkahan bagi Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam.   Kalimatnya : Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad (Ya Allah berikanlah keselamatan dan keberkahan kepada Nabi Muhammad dan juga kepada keluarga Nabi Muhammad saw).
Maka Nabi Muhammad saw membalas dengan sholawat juga yaitu do’a untuk kita.  Maksudnya : Ya Allah berikan kepada orang yang bersholawat kepadaku ampunan, keselamatan, dan keberkahan baginya. Dan itu sepuluh kali, maka Allah-pun memberikan rahmat kepada kita sepuluh kali.   Malaikatpun tidak mau ketinggalan, mereka juga mendo’akan kepada kita  dengan sholawat sepuluh kali. Alhamdulillah !.

Cara bersholawat boleh dengan sholawat yang panjang boleh juga dengan sholawat yang pendek.
Seperti sholawat yang kita baca dalam Sholat : Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad.
Ada yang memakai kalimat “Sayyidina” itu bagaimana ?    Kalau sholawat dalam sholat  sebaiknya tidak  memakai “Sayidina”.  Tetapi di luar sholat maka boleh memakai “Sayidina”.
Memang ada perdebatan khilafiyah, ada yang mengatakan tidak boleh memakai “Sayidina” tetapi ada yang mengatakan boleh memakai “Sayidina”. Maka kita ambil  “jalan tengah” dan ini bisa dipertanggunjawabkan secara Hadits dan Fiqih, yaitu : Dalam sholat ketika membaca sholawat tidak usah memakai “Sayyidina”,  kecuali di luar sholat silakan memakai “Sayyidina” atau tidak.

Keuntungan lain membaca Sholawat selain yang disebutkan diatas, yaitu di di dunia ini kita akan semakin dekat dengan agama kita.  Kita akan selalu mengikuti apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw, cara berpakaian, bagaimana beliau bersikap, bergaul dan bagaimana beliau sholat, berpuasa, dan amalan-amalan yang lain.  Yang jelas dan kita yakini  Rasulullah saw tidak pernah mengajarkan sesuatu yang negativ.

Ketika kita berpakaian apakah harus meniru Rasulullah saw ?  Dalam hal berpakaian ada yang bersifat Sunnah dan ada yang bersifat manusiawi (Adat).  Yang bersifat manusiawi kita boleh mengikuti, boleh juga tidak.  Tetapi yang bersifat ajaran, maka kita mengikutinya, ada yang wajib dan ada yang sunnat.   Mengenai model pakaian,  boleh kita mengikuti dan boleh menyesuaikan dengan adat setempat, yang penting menutup aurat. Tidak mutlak modelnya harus seperti pakaian Rasulullah saw.  

Demikian pula tutup kepala, silakan memakai peci atau surban. Tetapi Rasulullah saw lebih sering memakai surban, tetapi kadang memakai peci putih. Kita ingin meniru seperti itu, maka silakan. Apakah berpahala ?  Tergantung niatnya.  Kalau niatnya meniru Rasulullah saw, maka berpahala.   Karena di daerah Timur Tengah, penjahatpun memakai gamis dan surban.  Apakah mereka mengikuti Rasul ?  Tidak. Karena model pakaian adalah berkaitan dengan adat setempat.

Mana yang paling penting dari Rasulullah saw ?  Yang paling utama adalah Iman dan Syari’atnya yang harus kita tiru.  Bukankah beliau seutama-utama akhlak ?  
Harus diingat, bahwa kita dengan akhlak tetapi tanpa Syari’ah adalah salah.  Akhlak Rasulullah saw kita tiru dengan baik tetapi Syari’atnya tidak kita laksanakan, maka itu salah. Apalagi Iman-nya tidak kita laksanakan, maka itu sesat.

Maka yang harus ditiru dari Rasulullah saw adalah : Imannya – Syari’atnya – Akhlaknya.
Akhlak di sini adalah sebagai pelengkap.  Artinya,  dari semua Nabi dan  Rasul Allah sejak Nabi Adam,  Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Dawud,  Nabi Sulaiman, Nabi ‘Isa sampai dengan Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam maka Nabi Muhammad adalah penyempurna.   Islam ini ibarat bangunan yang terdiri dari susunan batu bata, maka Nabi Muhammad shollallahu ;’alaihi wasallam merupakan batu bata terakhir, sebagai pelengkap dan penyempurna bangunan Islam itu.  Dan pelengkap itu sempurna dan indah, sehingga setiap orang yang melihatnya akan kagum dan menghormat setinggi-tingginya.  Kesempurnaan ajaran Nabi Muhammad saw adalah terletak pada Akhlaknya.  

Allah subhanahu wata’ala dalam AlQur’an berfirman : “Sesungguhnya engkau wahai Muhammad  berakhlak mulia”.  Sementara itu ‘Aisyah r.a. isteri Rasulullah ketika ditanya, bagaimana Akhlak Rasulullah saw, menjawab : Akhlak Rasulullah adalah AlQur’an. 
Dan Rasulullah saw menegaskan : “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak”. 

Mengapa Akhlak ?
Kalau kita tarik ke belakang, orang masuk neraka karena dua sebab, yaitu : Dosa kepada Allah dan dosa kepada manusia.  Buat orang mu’min (orang beriman) kebanyakan dosa kepada sesama manusia.  Buat orang mu’min, maka ia sudah beriman kepada Allah subhanahu wata’ala.  Tidak seperti orang kafir yang dosanya adalah paling besar yaitu musyrik.  Buat kita sebagai mukmin maka dosanya banyak kepada manusia.

Sementara itu Sifat Allah subhanahu wata’ala  adalah Ghofururrohim (Maha Pengampun dan Maha  Penyayang). Sedangkan sifat manusia, menurut AlQur’an adalah bodoh, pelit, ngeyel, suka berbuat dzolim. Itu semua sifat dasar manusia, yang berdampak negativ,  akan menghasilkan dosa dan dosa yang paling banyak adalah dosa kepada sesama manusia.

Orang yang beriman sudah baik sekali hubungannya dengan Allah subhanahu wata’ala. Meskipun ada juga yang masih berbuat dosa kepada Allah.  Tetapi yang banyak permasalahannya adalah hubungannya sesama manausia.  Adakah sehari ini anda berbuat dzolim kepada pasangan anda, kepada anak atau orang lain atau kepada tetangga?. Misalnya marah-marah, mencaci-maki, menggerutu, dengan orang lain.  Itulah dosa-dosa dengan sesama manusia.

Sudahkah kita mengikuti Rasulullah saw?  Beliau tidak pernah meludah di sembarang tempat, apalagi membuang sesuatu sekecil apapun di sembarang tempat, apalagi membuang sampah sembarangan. Tidak pernah. Sementara kita dengan seenaknya saja meludah, membuang sampah sembarangan, membuang sampah di sungai, di got, dst.  Padahal dalam Hadits jelas sekali tidak boleh membuang sampah di sungai, di kali, di got dan ditempat air mengalir.  Juga di sembarang tempat.   Sebaliknya menyingkirkan sampah, penghalang di jalanan, duri (paku) adalah bagian dari Iman. 

Bahkan Rasulullah saw pernah bersabda bahwa nantinya banyak orang yang masuk surga karena ia pernah menyingkirkan  sesuatu yang membahayakan orang lain di jalanan (duri, tali, paku, dst).  Sedangkan  di Indonesia karena demo buruh,  demonya di jalan tol, sehingga mengganggu arus lalu lintas. Demonya urusan dengan perusahaan (pabrik) tetapi yang dibuat sandera adalah jalan tol, jalan yang sangat vital bagi kepentingan umum.  Bayangkan yang terjadi, jalan tol tersebut macet sepanjang 15 Km. Seandainya di jalan tol itu ada orang yang sedang ada keperluan mendesak misalnya sedang mengantar orang sakit, atau orang hamil yang hendak meahirkan di rumah sakit, atau keperluan lain yang sangat mendesak, alangkah tersiksanya mereka, hanya karena demo buruh di jalan tol. Berapa ribu orang yang terdzolimi. Artinya demo itu sangat mengganggu orang yang sedang dalam perjalanan.

Padahal urusannya dengan sebuah pabrik atau perusahaan.  Maka orang-orang (buruh) itu sudah berbuat dzolim, karena merugikan orang banyak.  Ada lagi Majlis Ta’lim yang jama’ahnya sampai luber ke badan jalan raya.  Yang demikian itu meskipun itu pengajian namanya pengajian dzolim. Padahal tidak ada dalil secuilpun yang membolehkan Majlis Ta’lim boleh menutup jalan umum.  Yang jelas Haditsnya mengatakan : “Janganlah kamu duduk di jalanan, karena menggangu orang yang hendak lewat”.

Contoh Akhlak yang paling bagus adalah Akhlak Rasulullah saw.  Beliau tidak pernah mendzolimi seseorang, walau orang Yahudi sekalipun. Maka pada hari-hari terakhir sebelum beliau wafat, beliau pernah dalam masjid selesai sholat berjamaah, beliau berdiri menghadap jamaah, bersabda : “Saudara-saudaraku, siapakah di antara kalian yang merasa pernah aku dzolimi selama aku bersama kalian ? Silakan aku beri kesempatan untuk membalas kepadaku sekarang.” .  Sejenak jamaah terdiam.  Tetapi tiba-tiba dari tengah-tengah jamaah ada yang mengacungkan tangan, berkata : “Aku ya Rasulullah”.

Semua yang hadir memandang ke arah orang itu. Orang itu bernama Aswad.  Ia melangkah maju ke hadapan Rasulullah saw. dan berkata : “Ya Rasulullah, engkau pernah mendolimi aku pada bagian perutku ini. Maka aku ingin membalasnya sekarang atas ijin engkau”.   Para sahabat dan yang hadir lainnya berkata bareng : “Jangan engkau pukul Rasulullah, pukullah aku saja. Jangan engkau sakiti Rasulullah, sakiti aku saja” dan banyak lagi kata-kata yang nadanya sejenis dari para jamaah ketika itu, yang meminta agar Aswad jangan memukul Rasulullah saw.

Bahkan Umar bin Khathab sambil mencabut pedangnya berkata kepada Rasulullah saw : “Ya Rasulullah, ijinkan aku menebas leher orang ini, orang ini telah berlaku kurang ajar di hadapanmu!”.   Rasulullah saw menjawab: “Jangan, biarlah ia membalas kepada aku, karena memang itu haknya”.   Akhirnya orang yang bernama Aswad itu berkata dihadapan Rasulullah saw:  “Dalam suatu peperangan, engkau pernah mendorong perutku dengan tidak sengaja, sehingga terasa sakit sekali perutku.  Maka ijinkan aku membalasnya, yaitu dengan mencium perutmu, ya Rasulullah.   Maka Rasulullah membuka bajunya pada bagian perut, lalu orang itu dengan halus mencium  perut  Rasulullah sw.   Ternyata orang itu itu membalas dengan mencium perut Rasulullah saw.

Maksudnya, Rasulullah saw ingin tidak punya salah kepada sahabat dan kepada orang lain. Beliau tidak pernah berbuat dzolim kepada siapapun, kepada Yahudi atau kepada orang-orang kafir sekalipun.  Apalagi kepada umatnya, apalagi kepada isterinya dst. 
Demikanlah Akhlak Rasulullah saw yang patut dicontoh oleh umatnya termasuk kita di Indonesia.  Jangan kita berbuat sesuatu yang mengganggu jalan umum dsb. Karena yang demikian bertentangan dengan ajaran Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam.

Tanya-Jawab.

Pertanyaan:
1.      Kalimat “Sayidina” dalam sholawat  ketika sholat dianjurkan tidak dibaca (diucapkan), tetapi di luar sholat boleh diucapkan, Apa sebabnya ?
2.      Hari Jum’at dianjurkan untuk banyak membaca Sholawat. Kapankah saatnya itu, pagi, siang atau sore hari ?

Jawaban :
1.Ketika turun ayat tentang sholawat yang dimaksud, yaitu Surat Al Ahzab ayat 56 di atas, para sahabat bertanya : “Bagaiamana cara bersholawat kepada engkau”. Rasulullah saw menjawab : “Bacalah : Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad kama sholaita ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim,  dst seperti kita baca dalam sholat ketika Tasyahud Akhir.   Tetapi ada sholawat dengan susunan kalimat yang lain lagi, karena sahabat yanag bertanya lain lagi dan saatnya berlainan pula. Misalnya : Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa a’la ali Muhammad, wadzurrioyati Muhammad, dst. 

Ada sholawat yang lain lagi  yang dicontohkan oleh Rasulullah saw misalnya : “Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad , wabariklana Muhammad kama barokta ‘ala  Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim fil alamina hamdummajid”.  Versinya berbeda-beda ketika sahabat lain bertanya.   Namun dari sekian banyak versi yang dicontohkan oleh Rasulullah saw tidak ada satupun yang memakai kata “Sayyidina”.   Maka dalam sholat,  bacaan sholawat harus seperti yang di ajarkan oleh beliau, tidak boleh ditambah-tambah dengan kata “Sayyidina”.
Dan Rasulullah berpesan : “Sholatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku sholat”.  

Sedangkan di luar sholat, ucapan “Sayyidina” adalah penghormatan kepada Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam.  Sayyid artinya Tuan atau Bapak.  Jadi boleh memakai Sayyidina boleh tidak.  Tetapi dalam sholat tidak memakai Sayyidina.

2.Hari Jum’at adalah hari yang utama dibandingkan hari-hari lain.  Maka Jum’at disebut juga Sayyidul ayyam (Penghulu segala hari).   Saat hari Jum’at itu manakah yang paling afdol (utama)?   Ada yang mengatakan :  Waktu ‘Ashar sampai dengan Maghrib. Ada ulama lain yang mengatakan : Saat antara dua khutbah ketika sholat Jum’at.  Itulah waktu yang paling baik. Sesuai Hadits.

Sekian bahasan, mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIK.

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
                                                              _________________

No comments:

Post a Comment