PENGAJIAN
DHUHA MASJID BAITUSSALAM
Mencintai Rasul
Dr.
Ahmad Lutfi Fathullah, MA
Jum’at 10
Rabi’ul Awal 1433 H – 3 Februari 2012
Assalamu’alaikum
wr. wb.
Muslimin
dan muslimat yang dirahmati Allah subhanhu
wata’ala,
Bulan-bulan ini ada orang yang memperingati
Maulid Nabi Shollallahu ‘alaihi wasallam
dan ada pula yang tidak memperingati (mengadakan peringatan Maulid). Di tengah-tengah perbedaan golongan
yang memperingati maupun yang tidak, titik-temunya sama : Kalau ia seorang muslim maka ia harus
mencintai Nabi Muhammad Rasulullah shollallahu
‘alaihi wasallam.
Apa
pentingnya mencintai Rasulullah saw ?
Rasulullah saw dalam banyak Hadits
menjadikan standar kesempurnaan iman seseorang adalah Mencintai Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam. Beliau
bersabda dalam sebuah Hadits: “Tidak
sempurna keimanan seseorang dari kalian sampai aku lebih dicintai daripada
bapaknya, ibunya, anaknya, hartanya, dirinya sendiri dan daripada seluruh
manusia”.
Maka bila kita hendak mengukur standar
keimanan kita, kita lihat sejauh mana kita mencintai Rasulullah saw. Kalau masih biasa-biasa saja, maka keimanan
kita belum sempurna. Biasanya bila
seseorang mencintai seseorang, maka ia akan rela berkorban. Ia ingin mengenal
lebih dalam, ingin mengenal lebih jauh, dan mau melakukan pengorbanan untuk
cintanya. Misalnya anak-anak muda, remaja-remaja yang mencintai dan
meng-idolakan artis, maka mereka akan selalu mengikuti apa yang dilakukan artis
yang dicintainya itu, Cara berpakaian, gayanya. model rambutnya semua akan
ditiru oleh orang yang mencintainya.
Bedanya, kalau para anak-muda dan remaja
nge-fans pada artis yang diidolakan
dibandingkan dengan orang yang mencintai Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam adalah dalam hal manfaat.
Kalau anak-muda mengidolakan dan
mencintai artis, paling-paling dia akan mendapat perhatian orang sekelilingnya,
mereka di hargai atau dicerca. Apakah si artis yang dicintai dan diidolakan
akan memberi uang kepada yang meng-idolakan ?
Pasti tidak. Paling-paling supaya kasetnya (disketnya) laku. Tidak ada
dampak bagi mereka yang mencintai dan mengidolakan. Dampaknya adalah bagi si artis itu sendiri, menjadi
semakain terkenal.
Sedangkan bila orang mencintai
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam
akan banyak sekali manfatnya. Dan itu bukan untuk kepentingan Rasulullah
saw, karena bila kita tidak mencintai Rasulullah saw, maka beliau tidak akan rugi. Beliau tetap mulia di sisi Allah subhanahu wata’ala. Tetapi yang rugi
adalah kita-kita ini, kalau tidak mencintai Rasulullah saw.
Keuntungan dan manfaat besar bila
seseorang mencintai Rasulullah saw adalah kelak di Akhirat. Belum sampai di Akhirat, baru saja masuk
liang kubur, maka orang akan didatangi malaikat menanyakan dua macam pertanyaan
: Siapa Tuhanmu dan Siapakah orang ini (sambil menunjukkan
gambar Rasulullah saw).
Bagi orang yang tidak mencintai Rasul,
maka ia akan menjawab : Tidak tahu. Maka celakalah orang itu. Lalu alam kuburnya
berubah menjadi bagian dari lubang neraka. Ia akan tersiksa di alam kubur. Sedangkan bagi yang mencintai Rasul, maka ia
akan menjawab dengan lancar bahwa : Tuhanku adalah Allah dan orang yang ada di
gambar itu adalah hamba-Nya dan utusan-Nya, yaitu Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam. Maka orang yang bisa menjawab itu akan
ditempatkan di suatu taman, taman itu diambilkan dari surga. Karena ketika di dunia ia mencintai
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam.
Dan ketika di padang Mahsyar
nanti, sesudah Kiamat semua manusia dikumpulkan. Sejak Nabi Adam sampai manusia terakhir
sebelum Kiamat. Dan di padang Mahsyar itu manusia
berkelompok-kelompok, mencari naungan (perlindungan). Kitapun umat Islam akan
mencari naungan (perlindungan). Maka di
Mahsyar nanti manusia akan dihimpun, dikelompokkan bersama orang yang sama-sama
mereka cintai. Orang-orang yang mencintai Rasulullah saw, maka mereka akan bersama Rasulullah
saw. Mereka ada “Password”, maka akan
dikumpulkan sesuai dengan password-nya. Kalau Password-nya Rasulullah saw maka
ia akan dikumpulkan bersama Rasulullah saw.
Maka sebagai orang beriman hendaknya
anda tidak usah ikut-ikutan dalam kelompok (klub) Mania-Mania-an. Kita sering melihat anak-anak muda yang
menjadi klub Jak-Mania. Klub Boboto (Persib), Bonex Mania (Persebaya), MU Mania,
dsb. Semua itu tidak ada manfaatnya. Kalau sekedar menonton, silakan, masih
bisa ditolerir. Tetapi kalau sampai
menjadi Mania-Mania, pecinta-berat, maka mereka akan rugi dunia dan akhirat. Apalagi
tidak mencintai Nabi Muhammad saw tetapi mencintai Klub ini dan klub itu, (Klub
sepakbola, Klub Slankers, dsb, ) yang tidak ada manfaatnya, maka kita akan
meninggal dunia dengan menyandang klubnya.
Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam AlQur’an Surat Ali Imran ayat 31 :
Katakanlah:
"Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
Jadi kalau kita ingin mendapatkan cinta
Allah atau kita mengaku mencintai Allah maka cintailah Rasulullah shollalalahu ‘alaihi wasallam, Allah
akan mencintai kita.
Untuk mencintai Rasulullah saw tentunya
orang harus mengenal terlebih dahulu siapakah Rasulullah saw. Orang yang mengenal Rasulullah saw dengan
baik tentu akan mencintainya. Dengan beriman, maka orang akan mencintai
Rasulullah saw. Kalau sudah mencintai Rasulullah
saw maka ia akan banyak mengingat dan meniru Rasulullah saw. Dalam Hadits, Siti
‘Aisyah rodhiyallahu anha berkata : “Orang yang mencintai seseorang tentu akan
selalu menyebut-nyebut nama orang yang dicintainya itu”.
Demikian pula dengan Rasulullah saw, kalau
seseorang mencintainya, maka ia akan meniru gaya dan perbuatannya. Kita sebagai orang Islam diajarkan kalau
ingat Rasulullah saw maka bacalah Sholawat.
Kita ber-sholawat kepada beliau : Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa’ala ali
Muhammad. Dan bila kita
bershalawat kepada Rasulullah saw, maka manfaatnya akan luar-biasa. Rasulullah
saw berjanji (bersabda) : “Orang
yang ber-shalawat kepadaku maka akan aku balas”.
Bahkan dalam AlQur’an Surat Al Ahzab ayat 56 Allah subhanahu wata’ala berfirman :
Sesungguhnya
Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang
beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya
.
Maksudnya:
Allah subhanahu wata’ala
ber-sholawat kepada Nabi Muhammad saw,
demikian pula Malaikat. Maka
kepada kita diperintahkan untuk ber-sholawat kepada Nabi Muhammad saw. Dan ketika kita bersholawat, maka Allah
memberikan sepuluh pahala, dan Nabi Muhammad Rasulullah saw membalas dengan
ber-sholawat sepuluh kali. Dan Malaikat
juga memberikan sholawat sepuluh kali kepada kita.
Berarti bila kita bersholawat kepada
Rasulullah saw akan mendapat 30
(tigapuluh) kali balasan, yaitu dari Allah, Nabi Muhammad saw dan Malaikat. Itulah keuntungan bagi orang yang
ber-sholawat kepada Rasulullah saw. yaitu diampuni segala dosa-dosanya
(dirahmati ) oleh Allah, di do’akan oleh Malaikat dan dido’akan oleh Rasulullah
saw. Itulah manfaatnya.
Kelak di padang Mahsyar
manusia akan dikumpulkan dan kita dikumpulkan dengan orang yang kita cintai
(yaitu Rasulullah saw). Padahal
Rasulullah saw pernah bersabda : “Orang
yang paling dekat denganku adalah orang yang paling banyak ber-sholawat
kepadaku”.
Semakin orang dekat dengan Rasulullah
saw ketika kelak di padang
Mahsyar, maka amanlah orang itu di Akhirat.
Tidak akan kepanasan, tidak akan kebingungan sebagaimana umumnya kelak
orang-orang di padang
Mahsyar. Sementara kita orang yang dekat dengan Rasulullah saw akan
duduk-manis, tenang.
Maka bila kita ingin selamat dan dekat
dengan Rasulullah saw, perbanyaklah
ber-sholawat. Dalam Hadits yang lain, Rasulullah saw bersabda : “Orang yang banyak ber-sholawat kepadaku maka
ia akan mendapatkan syafa’atku kelak di padang
Mahsyar”
Sholawat
adalah
do’a memohon kepada Allah subhanahu
wata’ala anugrah keselamatan dan keberkahan bagi Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam. Kalimatnya : Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa
‘ala ali Muhammad (Ya Allah berikanlah keselamatan dan keberkahan
kepada Nabi Muhammad dan juga kepada keluarga Nabi Muhammad saw).
Maka Nabi Muhammad saw membalas dengan
sholawat juga yaitu do’a untuk kita.
Maksudnya : Ya Allah berikan
kepada orang yang bersholawat kepadaku ampunan, keselamatan, dan keberkahan
baginya. Dan itu sepuluh kali, maka Allah-pun memberikan rahmat kepada kita
sepuluh kali. Malaikatpun tidak mau
ketinggalan, mereka juga mendo’akan kepada kita
dengan sholawat sepuluh kali. Alhamdulillah
!.
Cara bersholawat boleh dengan sholawat
yang panjang boleh juga dengan sholawat yang pendek.
Seperti sholawat yang kita baca dalam
Sholat : Allahumma sholli ‘ala Muhammad
wa ‘ala ali Muhammad.
Ada yang memakai
kalimat “Sayyidina” itu bagaimana ?
Kalau sholawat dalam sholat
sebaiknya tidak memakai “Sayidina”. Tetapi di luar sholat maka boleh memakai “Sayidina”.
Memang ada perdebatan khilafiyah, ada yang mengatakan tidak
boleh memakai “Sayidina” tetapi ada
yang mengatakan boleh memakai “Sayidina”.
Maka kita ambil “jalan tengah” dan ini
bisa dipertanggunjawabkan secara Hadits dan Fiqih, yaitu : Dalam sholat ketika
membaca sholawat tidak usah memakai “Sayyidina”, kecuali di luar sholat silakan memakai “Sayyidina”
atau tidak.
Keuntungan lain membaca Sholawat selain
yang disebutkan diatas, yaitu di di dunia ini kita akan semakin dekat dengan
agama kita. Kita akan selalu mengikuti
apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw, cara berpakaian, bagaimana beliau
bersikap, bergaul dan bagaimana beliau sholat, berpuasa, dan amalan-amalan yang
lain. Yang jelas dan kita yakini Rasulullah saw tidak pernah mengajarkan
sesuatu yang negativ.
Ketika kita berpakaian apakah harus
meniru Rasulullah saw ? Dalam hal
berpakaian ada yang bersifat Sunnah dan ada yang bersifat manusiawi (Adat). Yang bersifat manusiawi kita boleh mengikuti,
boleh juga tidak. Tetapi yang bersifat
ajaran, maka kita mengikutinya, ada yang wajib
dan ada yang sunnat. Mengenai model pakaian, boleh kita mengikuti dan boleh menyesuaikan
dengan adat setempat, yang penting menutup aurat. Tidak mutlak modelnya harus
seperti pakaian Rasulullah saw.
Demikian pula tutup kepala, silakan
memakai peci atau surban. Tetapi Rasulullah saw lebih sering memakai surban,
tetapi kadang memakai peci putih. Kita ingin meniru seperti itu, maka silakan.
Apakah berpahala ? Tergantung
niatnya. Kalau niatnya meniru Rasulullah
saw, maka berpahala. Karena di daerah
Timur Tengah, penjahatpun memakai gamis dan surban. Apakah mereka mengikuti Rasul ? Tidak. Karena model pakaian adalah berkaitan
dengan adat setempat.
Mana yang paling penting dari Rasulullah
saw ? Yang paling utama adalah Iman dan Syari’atnya yang harus kita tiru.
Bukankah beliau seutama-utama akhlak ?
Harus diingat, bahwa kita dengan akhlak
tetapi tanpa Syari’ah adalah salah. Akhlak
Rasulullah saw kita tiru dengan baik tetapi Syari’atnya tidak kita laksanakan,
maka itu salah. Apalagi Iman-nya tidak kita laksanakan, maka itu sesat.
Maka yang harus ditiru dari Rasulullah
saw adalah : Imannya – Syari’atnya –
Akhlaknya.
Akhlak
di
sini adalah sebagai pelengkap.
Artinya, dari semua Nabi dan Rasul Allah sejak Nabi Adam, Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi
Dawud, Nabi Sulaiman, Nabi ‘Isa sampai
dengan Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi
wasallam maka Nabi Muhammad adalah penyempurna. Islam ini ibarat bangunan yang terdiri dari
susunan batu bata, maka Nabi Muhammad shollallahu
;’alaihi wasallam merupakan batu bata terakhir, sebagai pelengkap dan
penyempurna bangunan Islam itu. Dan
pelengkap itu sempurna dan indah, sehingga setiap orang yang melihatnya akan
kagum dan menghormat setinggi-tingginya.
Kesempurnaan ajaran Nabi Muhammad saw adalah terletak pada Akhlaknya.
Allah subhanahu wata’ala dalam AlQur’an berfirman : “Sesungguhnya engkau wahai Muhammad
berakhlak mulia”. Sementara
itu ‘Aisyah r.a. isteri Rasulullah ketika ditanya, bagaimana Akhlak Rasulullah
saw, menjawab : Akhlak Rasulullah adalah
AlQur’an.
Dan Rasulullah saw menegaskan : “Aku
diutus untuk menyempurnakan akhlak”.
Mengapa
Akhlak ?
Kalau kita tarik ke belakang, orang
masuk neraka karena dua sebab, yaitu : Dosa kepada Allah dan dosa kepada
manusia. Buat orang mu’min (orang
beriman) kebanyakan dosa kepada sesama manusia. Buat orang mu’min, maka ia sudah beriman
kepada Allah subhanahu wata’ala. Tidak seperti orang kafir yang dosanya adalah
paling besar yaitu musyrik. Buat kita
sebagai mukmin maka dosanya banyak kepada manusia.
Sementara itu Sifat Allah subhanahu wata’ala adalah Ghofururrohim
(Maha Pengampun dan Maha Penyayang).
Sedangkan sifat manusia, menurut AlQur’an adalah bodoh, pelit, ngeyel, suka berbuat dzolim. Itu semua
sifat dasar manusia, yang berdampak negativ,
akan menghasilkan dosa dan dosa yang paling banyak adalah dosa kepada
sesama manusia.
Orang yang beriman sudah baik sekali
hubungannya dengan Allah subhanahu
wata’ala. Meskipun ada juga yang masih berbuat dosa kepada Allah. Tetapi yang banyak permasalahannya adalah
hubungannya sesama manausia. Adakah
sehari ini anda berbuat dzolim kepada pasangan anda, kepada anak atau orang
lain atau kepada tetangga?. Misalnya marah-marah, mencaci-maki, menggerutu,
dengan orang lain. Itulah dosa-dosa dengan
sesama manusia.
Sudahkah kita mengikuti Rasulullah
saw? Beliau tidak pernah meludah di
sembarang tempat, apalagi membuang sesuatu sekecil apapun di sembarang tempat,
apalagi membuang sampah sembarangan. Tidak pernah. Sementara kita dengan
seenaknya saja meludah, membuang sampah sembarangan, membuang sampah di sungai,
di got, dst. Padahal dalam Hadits jelas
sekali tidak boleh membuang sampah di sungai, di kali, di got dan ditempat air
mengalir. Juga di sembarang tempat. Sebaliknya menyingkirkan sampah, penghalang
di jalanan, duri (paku) adalah bagian dari Iman.
Bahkan Rasulullah saw pernah bersabda
bahwa nantinya banyak orang yang masuk surga karena ia pernah menyingkirkan sesuatu yang membahayakan orang lain di
jalanan (duri, tali, paku, dst). Sedangkan
di Indonesia karena demo buruh,
demonya di jalan tol, sehingga mengganggu arus lalu lintas. Demonya
urusan dengan perusahaan (pabrik) tetapi yang dibuat sandera adalah jalan tol,
jalan yang sangat vital bagi kepentingan umum.
Bayangkan yang terjadi, jalan tol tersebut macet sepanjang 15 Km.
Seandainya di jalan tol itu ada orang yang sedang ada keperluan mendesak
misalnya sedang mengantar orang sakit, atau orang hamil yang hendak meahirkan
di rumah sakit, atau keperluan lain yang sangat mendesak, alangkah tersiksanya
mereka, hanya karena demo buruh di jalan tol. Berapa ribu orang yang terdzolimi. Artinya demo itu sangat
mengganggu orang yang sedang dalam perjalanan.
Padahal urusannya dengan sebuah pabrik
atau perusahaan. Maka orang-orang
(buruh) itu sudah berbuat dzolim, karena merugikan orang banyak. Ada
lagi Majlis Ta’lim yang jama’ahnya sampai luber ke badan jalan raya. Yang demikian itu meskipun itu pengajian
namanya pengajian dzolim. Padahal tidak ada dalil secuilpun yang membolehkan
Majlis Ta’lim boleh menutup jalan umum. Yang jelas Haditsnya mengatakan : “Janganlah kamu duduk di jalanan, karena
menggangu orang yang hendak lewat”.
Contoh Akhlak yang paling bagus adalah
Akhlak Rasulullah saw. Beliau tidak
pernah mendzolimi seseorang, walau orang Yahudi sekalipun. Maka pada hari-hari
terakhir sebelum beliau wafat, beliau pernah dalam masjid selesai sholat berjamaah,
beliau berdiri menghadap jamaah, bersabda : “Saudara-saudaraku, siapakah di antara
kalian yang merasa pernah aku dzolimi selama aku bersama kalian ? Silakan aku
beri kesempatan untuk membalas kepadaku sekarang.” . Sejenak jamaah terdiam. Tetapi tiba-tiba dari tengah-tengah jamaah
ada yang mengacungkan tangan, berkata : “Aku ya Rasulullah”.
Semua yang hadir memandang ke arah orang
itu. Orang itu bernama Aswad. Ia melangkah maju ke hadapan Rasulullah saw.
dan berkata : “Ya Rasulullah, engkau pernah mendolimi aku pada bagian perutku
ini. Maka aku ingin membalasnya sekarang atas ijin engkau”. Para
sahabat dan yang hadir lainnya berkata bareng : “Jangan engkau pukul
Rasulullah, pukullah aku saja. Jangan engkau sakiti Rasulullah, sakiti aku
saja” dan banyak lagi kata-kata yang nadanya sejenis dari para jamaah ketika
itu, yang meminta agar Aswad jangan memukul Rasulullah saw.
Bahkan Umar bin Khathab sambil mencabut
pedangnya berkata kepada Rasulullah saw : “Ya Rasulullah, ijinkan aku menebas
leher orang ini, orang ini telah berlaku kurang ajar di hadapanmu!”. Rasulullah saw menjawab: “Jangan, biarlah ia
membalas kepada aku, karena memang itu haknya”. Akhirnya orang yang bernama Aswad itu
berkata dihadapan Rasulullah saw: “Dalam
suatu peperangan, engkau pernah mendorong perutku dengan tidak sengaja,
sehingga terasa sakit sekali perutku.
Maka ijinkan aku membalasnya, yaitu dengan mencium perutmu, ya
Rasulullah. Maka Rasulullah membuka
bajunya pada bagian perut, lalu orang itu dengan halus mencium perut
Rasulullah sw. Ternyata orang itu
itu membalas dengan mencium perut Rasulullah saw.
Maksudnya, Rasulullah saw ingin tidak
punya salah kepada sahabat dan kepada orang lain. Beliau tidak pernah berbuat
dzolim kepada siapapun, kepada Yahudi atau kepada orang-orang kafir
sekalipun. Apalagi kepada umatnya,
apalagi kepada isterinya dst.
Demikanlah Akhlak Rasulullah saw yang patut dicontoh oleh umatnya termasuk
kita di Indonesia. Jangan kita berbuat sesuatu yang mengganggu
jalan umum dsb. Karena yang demikian bertentangan dengan ajaran Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam.
Tanya-Jawab.
Pertanyaan:
1.
Kalimat
“Sayidina” dalam sholawat ketika sholat
dianjurkan tidak dibaca (diucapkan), tetapi di luar sholat boleh diucapkan, Apa
sebabnya ?
2.
Hari
Jum’at dianjurkan untuk banyak membaca Sholawat. Kapankah saatnya itu, pagi,
siang atau sore hari ?
Jawaban
:
1.Ketika turun ayat tentang sholawat
yang dimaksud, yaitu Surat Al Ahzab ayat 56 di atas, para sahabat bertanya :
“Bagaiamana cara bersholawat kepada engkau”. Rasulullah saw menjawab : “Bacalah
: Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala
ali Muhammad kama sholaita ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim, dst seperti kita baca dalam sholat ketika
Tasyahud Akhir. Tetapi ada sholawat
dengan susunan kalimat yang lain lagi, karena sahabat yanag bertanya lain lagi
dan saatnya berlainan pula. Misalnya : Allahumma
sholli ‘ala Muhammad wa a’la ali Muhammad, wadzurrioyati Muhammad,
dst.
Ada sholawat yang
lain lagi yang dicontohkan oleh
Rasulullah saw misalnya : “Allahumma
sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad , wabariklana Muhammad kama barokta ‘ala
Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim fil alamina hamdummajid”. Versinya berbeda-beda ketika sahabat lain
bertanya. Namun dari sekian banyak
versi yang dicontohkan oleh Rasulullah saw tidak ada satupun yang memakai kata “Sayyidina”.
Maka dalam sholat, bacaan sholawat harus seperti yang di ajarkan
oleh beliau, tidak boleh ditambah-tambah dengan kata “Sayyidina”.
Dan Rasulullah berpesan : “Sholatlah kalian sebagaimana kalian melihat
aku sholat”.
Sedangkan di luar sholat, ucapan “Sayyidina” adalah penghormatan kepada Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam. Sayyid
artinya Tuan atau Bapak. Jadi boleh
memakai Sayyidina boleh tidak. Tetapi dalam sholat tidak memakai Sayyidina.
2.Hari Jum’at adalah hari yang utama
dibandingkan hari-hari lain. Maka Jum’at
disebut juga Sayyidul ayyam (Penghulu
segala hari). Saat hari Jum’at itu
manakah yang paling afdol (utama)? Ada yang mengatakan
: Waktu ‘Ashar sampai dengan Maghrib. Ada ulama lain yang
mengatakan : Saat antara dua khutbah ketika sholat Jum’at. Itulah waktu yang paling baik. Sesuai Hadits.
Sekian bahasan, mudah-mudahan
bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN
LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIK.
Wassalamu’alaikum
warohmatullahi wabarokatuh.
_________________
No comments:
Post a Comment