Translate

Thursday, January 23, 2014

Titian Rumahtangga Harmoni (Lanjutan), oleh : Ustad Sukeri Abdillah



PENGAJIAN DHUHA MASJID BAITUSSALAM

Titian Rumahtangga Harmoni (Lanjutan)

Ustad Sukeri Abdillah

  Jum’at,  17 Januari 2014

 _______________________________________________________________________________

Assalamu’alaikum wr.wb.,

Muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah subhanahu wata’ala,

Melanjutkan Pembahasan sebelumnya dimana untuk mencapai titian rumahtangga harmoni dalam Islam harus melalui gerbang pernikahan dengan dasar adalah “Iman” sehingga sejak awal pernikahan (pra-nikah) para pasangan harus memiliki niat yang ikhlas (Ikhlashunniyat) dengan tujuan agar pernikahan bernilai ibadah dan menjadi sumber kekuatan.

 
Pasca pernikahan. 

Setelah Ijab-Qabul maka yang dimunculkan dalam Titian Rumahtangga adalah :

1.      Ta’aruf (mengenal).
2.      Tafahum (saling pengertian).
3.      Ta’awun (tolong-menolong).
4.      Takaful (saling sepenanggungan).

1.      Ta’aruf
Pasca Nikah yang harus kita lakukan adalah : Ta’aruf, yaitu ta’aruf  periode kedua.   Sedangkan Ta’aruf pra-nikah adalah Ta’aruf pada kulitnya saja. Maka ketika sudah menikah, Ta’aruf-nya luar-dalam (lahir-batin).

Ta’aruf di sini artinya mengenal secara lebih dalam tentang selera dan perasaan masing-masing orang dalam pasangan. Sehingga bisa menyesuaikan diri dan mampu menyiapkan sikap-mental dengan baik untuk menerima pasangan apa adanya dan seutuhnya. Termasuk menyikapi dengan bijaksana ketika terjadi perubahan watak masing-masing ketika sudah menikah (dalam berumahtangga).

Ta’aruf tidak mengenal waktu sampai kapan, tidak terbatas sepanjang kehidupan. Dan itu bisa dilaksanakan bila didasari Ikhlashunnyat.   Juga dibutuhkan kesabaran tinggi, sampai menghantarkan pasangan kita sukses mengucapkan kalimat Lailaha illallah ketika ia sakaratulmaut. 

2.      Tafahum (saling pengertian).

Tafahum adalah Memahami kesamaan dan perbedaan dalam berpasangan. Termasuk kelebihan, kekuarangan dan kecenderungannya. Sehingga mau dan mampu menerima  keberadaan pasangan, apa adanya dan bagaimana  mestinya . Supaya satu sama  lain saling melengkapi.

Beberapa perbedaan yang mungkin perlu dipahami dalam fase Tafahum ini yaitu :

    Laki-laki lebih suka berbagi kebahagiaan, wanita lebih suka berbagi kesedihan
   Laki-laki sangat suka berbagi sebagaimana ia senang mendapatkan. Perempuan sangat suka menerima sebagaimana ia senang mendapatkannya
    Laki-laki selalu butuh dipahami dan dibiarkan sendiri. Perempuan  selalu butuh diperhatikan dan dipuji.
       Laki-laki cemburunya fakta. Perempuan cemburunya buta 

Saling keterbukaan para pasangan dalam memahami kesamaan dan perbedaan ini akan memudahkan para pasangan dalam  melalui fase tafahum ini.

3.      Ta’awun (tolong-menolong).

Ta’awun  adalah sikap Saling tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa. Baik dari sisi materi duniawi yakni terpenuhi sandang, pangan, papan,  dan Taqwa, dari sisi ruhiyah yakni keta’atan dan ibadah.

Setelah para pasangan saling memahami kesamaan dan perbedaannya masing-masing maka akan terbentuk sikap saling tolong menolong, sehingga : 

       Kebaikan pasangan diterima sebagai rahmat  karunia Allah.
       Keburukan pasangan diterima sebagai  penguji kedewasaan.
       Kelebihan pasangan dijadikan sebagai peningkat rasa syukur dan kwalitas ibadah.
       Kekurangan pasangan dijadikan sebagai ladang beramal shalih

4.      Takaful (saling sepenanggungan).

Sepenanggungan yang dimaksud adalah  lebur dalam segala hal dan keadaan. Tidak  ada garis pembeda secara mencolok, melainkan berkongsi sepenuh hati, sehingga yang tercipta adalah Romantisme dalam berumahtangga : Seiring sejalan. Seia sekata.

Tasamuh dalam pendapat dan amal. Yakni bekerjasama untuk hal-hal yang disepakati dan toleransi (menghargai) untuk hal-hal yang ada perbedaan didalamnya

Selalu berprinsip :”Saat ragu, saya pelajari. Saat setuju saya menyatu. Saat benci, saya tetap yakin pasangan  saya selalu  mencintai dan berpihak kepada saya”.

Demikian bahasan, semoga bermanfaat

SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIK. 

Wassalamu’alikum warohmatullahi wabarokatuh.


No comments:

Post a Comment