Translate

Wednesday, January 15, 2014

Qolbun Salim – Hati Yang bersih (Lanjutan) # 3 , oleh : UST. AHMAD SUSILO



Qolbun Salim    Hati  Yang bersih (Lanjutan) # 3
UST. AHMAD  SUSILO


Jum’at,  21 Dzulqo’dah 1434 – 27 September 2013
 
 
Assalamu’alaikum wr.wb.,

Muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah subhanahu wata’ala


Sebagai kelanjutan bahasan sebelumnya, maka berikut ini kita bahas tentang sebab manusia tidak mampu mengendalikan dirinya menjadi Qolbun Salim (Hati yang bersih), membiarkan hatinya sakit, dan hati yang sakit didiamkan saja akhirnya manjadi hati yang mati. Semua itu dikarenakan hawa-nafsu syaithon.   Itulah hawa-nafsu yang paling buruk yang ada pada diri manusia.

Hawa-nafsu syaithon memang berasal dari godaan syaithon. Syaithon tidak pernah jemu, bosan dan tidak pernah menyerah dalam menggoda manusia. Syaithon tidak pernah sedetikpun berhenti dari menggoda manusia. Maka banyak manusia yang kalah dan menyerah kepada godaan syaithon. Sebab manusia itu sendiri yang tidak mau berusaha, tidak mau membersihkan hatinya.  Sehingga hatinya terus-menerus kotor, akhirnya terjerumus dan mengikuti hawa-nafsu syaithon.

Maka kita diperintah oleh Allah subhanahu wata’ala melalui lisan Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam.  Dalam sebuah Hadits shahih diriwayatkan oleh Imam At Thirmidzy dan Imam Hakim, dari sahabat bernama Quthbah bin Malik, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam selalu berdo’a :   - Allahumma janibni munkarotil akhlaq wal a’mal wal ahwa wal adwa -

(Ya Allah, jauhkan aku dari keburukan akhlak, dari keburukan amal, dari keburukan hawa-nafsu dan keburukan penyakit). 

Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam tahu bahwa penyakit yang paling buruk adalah penyakit hati.  Maka beliau berlindung kepada Allah jangan sampai punya penyakit hati. Beliupun berdo’a agar dijauhkan dari hawa-nafsu syaithon. Beliaupun selalu berdo’ agar dijauhkan dari amal (perbuatan) buruk.  Penyebab semua keburukan itu adalah akhlak yang buruk. Maka beliau selalu berdo’a sebagaimana disebutkan di atas.

Padahal akhlak Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasaallam tidak buruk, bahkan mulia, amal beliau juga tidak buruk, demikian pula hawa-nafsunya tidak buruk, termasuk beliau tidak punya penyakit yang buruk,  karena semua itu dijaga oleh Allah subhanahu wata’ala, tetapi beliau masih memohon dan berdo’a sebagaimana disebutkan di atas.

Ketika beliau membaca do’a di waktu pagi dan petang dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Hakim, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam senantiasa berdo’a :

-           Ya Hayyu,  ya Qoyyum, birohmatika astaghis, ashlihli sya’ni kulla, wa latakilni ila nafsi thorfata ‘ain

(Ya Allah Yang Maha Hidup dan Maha Berdiri sendiri, dengan rahmat-Mu dengan memohon kepada-Mu, dengan kasih-sayang-Mu aku memohon pertolongan kepada-Mu, dan jangan Engkau serahkan kepada diriku segala urusanku walaupun sekejap mata).   

Karena syaithon ketika menggoda manusia untuk menjadikan manusia hatinya sakit dan mati, syaithon tidak pernah putus asa.   Maka wajib bagi kita memohon perlindungan kepada Allah agar syaithon tidak menggoda kita dan tidak mampu mengganggu kita.  Karena syaithon adalah makhluk yang telah berjanji kepada Allah subhanahu wata’ala bahwa dia akan selalu menggoda manusia.

Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam Surat Al A’raaf ayat 16 – 17 :

16. Iblis berkata : "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,

17. Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).

Syaithon berjanji kepada Allah bahwa mereka (syaithon) akan selalu menghalangi manusia dari jalan yang lurus, akan menjadikan manusia mati hatinya. Syaithon akan menggoda manusia dari segala penjuru, dari depan, belakang, kiri dan kanan, dan menjadikan manusia tidak bersyukur kepada Allah subhanahu wata’ala.

Dan manusia tidak tahu dan tidak mendengar ketika syaithon menggoda kita (manusia) karena syaithon itu membisikkan langsung masuk ke dalam dada setiap manusia, bahkan syaithon menggoda manusia melalui aliran darah tubuh manusia. Secara terus-menerus, tidak pernah berhenti.

Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam Surat Al Hijr ayat 39 :

 Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,

Bayangkan, semua perbuatan buruk (jelek) oleh Iblis dibungkus sedemikian rupa sehingga nampak indah di hadapan manusia.  Artinya, manusia berbuat maksiat, meninggalkan ibadah, tidak pernah merasa berdosa,  karena menganggap dirinya benar dan baik. Padahal manusia itu tersesat. Dan Iblis berjanji akan menyesatkan semua manusia.

Maka kita (manusia) diwajibkan berlindung kepada Allah subhanahu wata’ala, dari godaan syaithon.  Apa sebab kita harus meminta tolong kepada Allah subhanahu wataa’ala ?. Apakah syaithon itu kuat ?  Tidakkah kita mampu menghadapi sendiri ?.
Padahal syaithon itu lemah. Syaithon sebenarnya lemah, tidak berdaya.

Lihat Surat An Nisaa’ ayat 76 :

Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah.

Ternyata syaithon itu lemah.  Orang yang ikhlas, berhati bersih, hanya mengharap ridho Allah, tidak akan bisa diganggu oleh syaithon. Karena syaithon itu sebenarnya lemah.

Syaithon sendiri telah berkata dalam Surat Al Hijr ayat 40 : 

Kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka".

Maksudnya, syaithon menyatakan bahwa tidak mampu (tidak berdaya) untuk menggoda manusia yang ikhlas (mukhlis).

Apa sebab manusia banyak yang tergoda oleh syaithon ? Karena manusia tidak punya rasa ikhlas, hati bersih, ridho kepada Allah subhanahu wata’ala.  
Sedangkan syaithon tetap selalu mendatangi manusia (kita) secara terus-menerus, tidak akan pernah jemu. Menggoda manusia dari segala penjuru (dari depan, belakang, kanan dan kiri).
Itulah missi syaithon, selalu berusaha menggoda manusia, walaupun syaithon sendiri lemah.

Maka di Surat an Nisaa’ ayat 76 di atas disebutkan bahwa orang yang beriman berjuang karena Allah.  Sedangkan orang yang ingkar, kafir, mereka berjuang karena mengikuti thoghut (syaithon), mereka mengikuti hawa-nafsu syaithon, Mereka berjuang di dunia ini hanya untuk harta, kekayaan, pangkat, kedudukan.  Itulah thoghut (hawa-nafsu syaithon).

Imam An Nawawi di dalam Kitab Tauhid menjelaskan bahwa Thoghut adalah segala sesuatu yang berasal dari hawa-nafsu syaithon, yang kamu  cintai lebih dari cinta kepada Allah subhanahu wata’ala.   Maka kalau ada orang yang mencintai pekerjaannya sampai melupakan ibadah kepada Allah, maka itu adalah pekerjaan thoghut.  Kalau ada orang punya harta dan kedudukan lalu ia lebih cinta kepada harta dan kedudukannya dibanding cintanya kepada Allah, lalu ia tinggalkan aturan Allah, maka kekayaannya, kedudukannya adalah thoghut. Seorang suami mencintai isterinya lebih daripada mencintai Allah, isterinya tidak dididik dengan benar agar taat kepada Allah, menutupi auratnya, dst, maka isterinya adalah thoghut. 

Maka perintah Allah di ujung ayat tersebut : “Maka perangilah kawan-kawan syaithon itu  karena sesungguhnya tipu-daya syaithon adalah lemah”.

Jadi sebetulnya syaithon itu lemah.  Tetapi banyak manusia yang kalah dengan syaithon, karena manusianya sendiri yang lemah.  Sudah lemah tidak mau meminta pertolongan kepada Allah subhanahu wata’ala.

Lihat Surat An Nisaa’ ayat 28 :

Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah.

Sesungguhnya Allah banyak sekali memberikan keringanan kepada kita manusia. Dan Allah hanya memerintahkan sholat 5 kali (sholat Wajib). Padahal semula manusia diperintah sholat 50 kali sehari-semalam.  Tetapi lalu diperintahkan hanya 5 kali.  Artinya diberikan diskon 90%. Bukankah itu keringanan ?

Maka betapa bodohnya manusia yang sudah diberi keringanan,  tetapi masih juga minta keringanan, lalu ditinggalkannya aturan Allah subhanahu wata’ala. Untuk zakat Allah hanya minta 2,5% dari harta per-tahun.  Padahal Allah memberikan kepada manusia rezki 100%.
Lalu silakan shodakoh semampu kita.
Kita membaca AlQur’an paling kuat setengah jam, padahal waktu kita diberikan 24 jam sehari.  Bukankah itu keringanan ? Bahkan orang yang tidak mampu ber-Haji tidak dipaksakan untuk ber-Haji, hanya orang yang mampu saja. Orang yang tidak mampu membayar zakat tidak disuruh membayar zakat.  Bukankah itu keringanan ?  Tetapi ada orang yang mampu lalu mengaku tidak mampu.  Maka orang seperti ini durhaka kepada Allah subhanahu wata’ala.

Apa sebab Allah memberikan banyak keringanan  kepada manausia ?  Karena Allah menciptakan manusia dalama keadaan lemah.   Maka kalau ada orang merasa dirinya kuat, hebat, maka orang itu dzolim.

Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam Surat Al Isra’ ayat 37 : 

Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.

Ada orang yang berkata, telah mampu menaklukkan gunung (puncak gunung), ia merasa perkasa, padahal dirinya yang lemah.  Naik gunung berhari-hari lalu menancapkan bendera di puncak gunung, lalu berteriak :  Lihatlah, aku taklukkan gunung !.  Padahal ia sendiri yang takluk pada syaithon, ketika itu menuruti hawa-nasu syaithon, yaitu menaiki puncak gunung tetapi sholat dittinggalkan, ibadah  lainnya ditinggalkan, mencari ilmu agama ditinggalkan, hanya karena mendaki gunung, menuruti hawa-nafsu syaithon.

Memerlukan berapa hari manusia mendaki gunung sampai puncaknya ? Kadang berhari-hari baru sampai di puncak gunung.  Sementara itu burung pipit hanya beberapa menit sudah sampai di puncak gunung.  Tetapi manusia merasa  paling kuat, ia sombong. 

Maka ketika mengibaratkan atas orang yang kuat dalam sebuah Hadits shahih yang diriwayatakan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, dari Abu Hurairah rodhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shollallau ‘alaihi wasallam bersabda : “Orang yang kuat itu bukan orang yang tenaganya kuat, memukul sekali orang bisa jatuh, melainkan orang yang kuat di sisi Allah adalah orang yang sanggup  mengendalikan jiwanya, dirinya, hatinya, tetap menjkadi Qolbun Salim di saat ia dalam keadaan marah”.

Maka kekuatan itu bukan dari fisik melainkan dari hati. Bahwa manusia itu yang dilihat oleh Allah subhanahu wata’ala adalah hatinya. Orang itu sempurna kalau hatinya baik dan orang itu rusak kalau hatinya buruk.

Ketika syaithan menggoda manusia, lalu terjadi pertempuran antara syaithan yang lemah dengan manusia yang lemah, seharusnya manusia yang menang, kalau manusia itu meminta tolong kepada Allah subhanahu wata’ala.   Tetapi banyak manusia yang kalah dengan godaan syaithan, karena tidak mau minta tolong kepada Allah subhanahu wata’ala.

Lihat Surat Al A’raaf ayat 200 dan Surat Fushshilat ayat 36 :

Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan maka berlindunglah kepada Allah.

Anehnya, banyak orang di negeri kita yang katanya “kesurupan syaithan”, minta tolongnya kepada syaithon lagi, yaitu kepada dukun, kepada “orang pinter”, dst, tidak meminta tolong kepada Allah subhanahu wata’ala. 
Padahal dukun dan “orang pinter” tidak bisa melihat syaithon,  sedang Allah Maha Melihat dan Maha Mendengar, tahu bahwa kita sedang didatangi syaithon. Maka kita seharusnya minta pertolongan kepada Allah.  Karena memang itu yang diperintahkan Allah subhanahu wata’ala.  

Jangan minta tolong kepada yang lain.  Jangan minta tolong kepada Ustad, Kiyai atau ulama, tidak usah.   Meskipun banyak ustad, Kyai yang meng-iklan-kan diri.
Kita harus mengikuti AlQur’an, anjuran Allah subhanahu wata’ala, bukan mengikuti manusia. Tetapi yang jelas kalau AlQur’an pasti benar.

Diulang lagi firman Allah subhanahu wata’ala dalam Surat Fushshilat ayat 36 :

Dan jika syetan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. sesungguhnya Dia-lah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui.

Syaithan mengganggu manusia dari depan, belakang, kiri dan kanan. Cukupkah kita memohon perlindungan : Ya Allah aku berlindung dari godaan syaithan yang terkutuk ?.  Belum.
Itu baru ucapan.   Memang ada beberapa ayat dari AlQur’an dan Hadits yang telah masyhur, yang semuanya telah Allah beritakan dan  Allah contohkan melalui Rasul-Nya.

Lihat Surat Al Mu’minun ayat 97 – 98 :

97. Dan katakanlah: "Ya Tuhanku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan syaitan.

98. Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau Ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku."

Syaithan membisikkan, tetapi kita tidak tahu. Salah satu yang Allah perintahkan adalah membaca ayat tersebut.  Tetapi bukan hanya membaca,  konsekuensinya ketika kita memohon pertolongan, juga harus dipenuhi semua perintah  Allah subhanahu wata’ala, lakukan aturan-aturan Allah yang telah ditetapkan dan jauhi semua larangan-Nya.
Diibaratkan, seorang karyawan kantor meminta agar gajinya dinaikkan.  Tentu atasannya akan mengabulkan permintaan karyawan tersebut dengan syarat : karyawan tersebut meningkatkan disiplin kerjanya, lebih menaati aturan-aturan kantor dan menaikkan prestasi kerjanya, dst.
Sedangkan apabila si karyawan tetap tidak disiplin, prestasinya tidak meningkat, tentu permintaannya tidak dikabulkan. Bahkan mungkin akan diberi sanksi, ia diberikan peringatan (SP3).    Karena karyawan itu minta tetapi memintanya tidak ikhlas.

Betapa banyak umat Islam meminta tolong kepada Allah : Ya Allah, lindungilah aku dari godaan syaithan, ya Allah jangan sampai syaithon mendatangiku, dst.  Demikian banyak permintaannya, tetapi giliran diperintah sholat, zakat, puasa, dzikir, tidak dijalani. Ada saja alasannya.

Hadits shahih riwayat Imam Ahmad, Imam Abu Daud, Imam Nasa’i, Imam Thirmidzy dan Imam Ibnu Majah, dari sahabat bernama Abi Sa’id Al Khudri, menceritakan bahwa Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bila bertakbir dalam sholatnya, maka beliau bersabda sebelum membaca Surat Al Fatihah : “A’udzubillahissami’il ‘alim minasysyaithonirojim, min hadzihi wanafkhihi wanafsihi” (Ya Allah aku berlindung kepada-Mu ya Allah Yang Maha Mendengar, Yang Maha Mengetahui, aku berlindung kepada-Mu ya Allah dari gangguan syaithon, dari bisikananya, dari permainannya, dari tiupannya, dari ludahnya).  

Karena syaithon sering meniup-niup dan meludahi mata, meludahi telinga orang yang sedang sholat.  Sehingga ketika dalam sholat orang langsung matanya mengantuk.  Ketika lupa sesuatu dalam sholat langsung ingat, ketika sholat yang dipikirkan dunianya. Semua itu karena godaan syaithon.   Maka setiap sholat Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam selalu berdo’a seperti tersebut di atas.  Sedangkan kita tidak melakukan itu.  

Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam selalu berdoa pagi dan petang :

-          Allahumma inni as-alukal ‘afiyah, fidini wa dun-yaya wa ahli wa mali
(Ya Allah, aku memohon keselamatan dari dalam kehidupan agamaku, dalam duniaku, dalam hartaku, dalam keluargaku, selamatkan aku ya Allah).

-          Allahumastur aurot wa amirou’at - (Ya Allah tutupilah auratku, tutupilah keburukanku, selamatkan apa yang tidak baik dalam diriku).

Lalu ditutup dengan do’a oleh Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam :

-          Allahummahfadzni mim baini aidihim wamin kholfihim, wa ‘an aimanihim wa’an syama’alihim wamin fauqi, wa a’udzubi ‘adzomatika anukhtala min takhti  -

(Ya Allah jagalah aku dari kedatangan syithan dari depanku, dari belakangku, dari kananku, dari kiriku, dan dari atasku.  Ya Allah jagalah aku agar aku tidak disambar oleh syaithon yang datang dari bawahku  agar aku tidak dibenamkan ke dalam bumi oleh syaithon).

Demikianlah, Rasulullah saw yang sudah dijamin oleh Allah subhanahu wata’ala tidak mampu syaithon menggodanya, tetapi masih rajin berdo’a seperti tersebut di atas.  Bagaimana dengan kita ?.
Maka Allah subhanahu wata’ala mengingatkan kepada kita seperti dalam Surat Faathir ayat  5  dan 6 :

5. Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah.

6. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala

Menurut ayat tersebut syaithon hanya mampu mengajak, tidak pernah memaksa. Jadi syaithon tidak pernah memaksa, hanya mengajak agar kita menjadi temannya. Supaya kelak di neraka bisa masuk bersama-sama dengan kita.  Jadi siapa yang salah ketika kelak ada manusia masuk neraka ?  Sebagaimana telah disampaikan pada bahasan sebelum ini bahwa penghuni neraka itu isinya adalah manusia.  Kenapa manusia banyak masuk neraka ?  Karena terpedaya oleh bujukan syaithan.  Qolbunya mati.

Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam Surat Ibrahim 22 :

Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu". Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih.

Manusia banyak yang tidak punya Qolbun Salim, karena terpedaya oleh syaithon.   Maka kuncinya adalah : Berlindunglah kepada Allah dari godaan dari godaan syaithon. Dan ketika kita berlindung kepada Allah jangan hanya secara lisan,  tetapi buktikan apa yang Allah perintahkan kita jalankan, ibadah dengan benar,  cara mencari nafkah, cara berpakaian, semua harus mengikuti aturan Allah subhanahu wata’ala. 

Kalau itu yang kita lakukan, pasti Allah akan lindungi kita.   Kalau kita hanya pandai berkata-kata, tetapi tidak membuktikan apa yang Allah atur,  jangan harap Allah akan memberikan perlindungan kepada kita.  Yang ada syithon bahkan akan menjadi kawan kita.
Na’udzubillahi min dzalik.

Sekian bahasan mudah-mudahan bermanfaat.

SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIK.

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
 

1 comment:

  1. Makasi admin benar benar pencerahan bagi saya yang sering terkena syndrom takut yang berlebihan karena bisikan syaiton yang laknat. Haturnuhun :)

    ReplyDelete