PENGAJIAN DHUHA
MASJID BAITUSSALAM
Buah Manis Dari Bertaubat
Ustadz Ahmad Susilo,
Lc.
Jum’at,
20 Romadhon 1435 – 18 Juli 2014
Assalamu’alaikum
wr.wb.,
Muslimin
dan muslimat yang dirahmati Allah subhanahu
wata’ala,
Dalam sebuah Hadits shahih yang
diriwayatkan oleh Imam At Tirmidzy dan Ibnu Majah, dari sahabat Ali bin Abi
Thalib rodhiyallahu ‘anhu, Rasulullah
sholallahu ‘alaihi wasallam bersabda
: “Sesungguhnya setiap manusia banyak
berbuat kesalahan, manusia banyak berbuat dosa, tetapi sebaik-baik manusia yang banyak
berbuat kesalahan dan banyak berbuat dosa adalah yang paling banyak
bertaubat”.
Maknanya, bahwa Allah subhanahu wata’ala membuka kesempatan
bagi kita, manusia yang banyak salah dan dosa,
banyak kekufuran dan ke-dzoliman,
dibuka pintu rahmat oleh Allah subhanahu
wata’ala berupa ampunan bagi
siapa yang mau bertaubat kepada-Nya. Maka Allah subhanahu wata’ala memiliki sifat Rahmah (kasih-sayang) dan
kasih-sayang yang tidak dimiliki oleh siapapun selain Allah. Dan rahmat Allah itu berupa Maghfirah
(Ampunan).
Maka Allah memiliki nama At
Tawwab (Maha Penerima Taubat), Al ‘Afwu (Maha Pemaaf), Al
Ghofur (Maha Pengampun), semua itu dimiliki oleh Allah subhanahu wata’ala, tidak dimiliki oleh
manusia. Sedangkan manusia kadang memaafkan hanya di lisannya saja tetapi dalam
hatinya tidak. Atau mungkin lisan dan hatinya memaafkan tetapi tidak disertai
dengan amal (perbuatan).
Bahkan di dunia ini, di sekitar kita ada
orang yang berani mengatakan : “Sampai tujuh turunan tidak akan saya
maafkan”. Na’udzubillah min dzalik !
Berarti orang itu orang yang sombong di
hadapan Allah subhanahu wata’ala.
Allah yang menciptakan dan menghidupkan
kita, Allah yang memiiliki alam semesta, tetapi Allah tidak pernah mengatakan :
“Aku tidak pernah maafkan”. Tetapi Allah
selalu berfirman : “Aku ampuni, Aku ampuni” hanya kita tidak pernah tahu,
sudahkah Allah mengampuni atau tidak.
Kita harus berharap dan yakin kalau kita mau bertaubat pasti Allah akan
mengampuni kita.
Dalam AlQur’an Surat Al An’am ayat 54 Allah subhanahu
wata’ala berfirman :
سُوۡرَةُ الاٴنعَام
وَإِذَا جَآءَكَ
ٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِـَٔايَـٰتِنَا فَقُلۡ سَلَـٰمٌ عَلَيۡكُمۡۖ كَتَبَ
رَبُّكُمۡ عَلَىٰ نَفۡسِهِ ٱلرَّحۡمَةَۖ أَنَّهُ ۥ مَنۡ عَمِلَ مِنكُمۡ
سُوٓءَۢا بِجَهَـٰلَةٍ۬ ثُمَّ تَابَ مِنۢ بَعۡدِهِۦ وَأَصۡلَحَ فَأَنَّهُ ۥ
غَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ۬ (٥٤)
Apabila
orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu(Muhammad),
maka katakanlah: "Salaamun alaikum. Tuhanmu telah menetapkan atas Diri-Nya
kasih sayang, (yaitu) bahwasanya barang siapa yang berbuat kejahatan di antara
kamu lantaran kejahilan, kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya dan
mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Maksudnya, kepada orang-orang yang beriman
kepada ayat-ayat Allah subhanahu wata’ala,
kita diperintahkan untuk mengucapkan “Assalamu’alaikum”.
Bukan ucapan : Mau kemana ?. Atau: Lagi ngapain?, Apa kabar?.dst.
Maknanya, Allah subhanahu wata’ala memerintahkan kepada kita agar bila kita
berjumpa sesama orang beriman, ucapkan “Assalamu’alaikum”,
yaitu ucapan salam dan do’a. Saling mengucapkan salam.
Dalam ayat tersebut Allah subhanahu wata’ala telah menetapkan pada
Diri-Nya sifat rahmah (kasih-sayang), yaitu yang paling utama dan itu
dibutuhkan oleh setiap manusia, ialah: Ampunan.
Jika Allah tidak punya sifat
kasih-sayang tersebut, betapa banyak manusia berbuat dosa lalu tidak diampuni, pasti semua manusia masuk neraka. Maka marilah kita raih. Karena Allah memiliki sifat rahmah
(kasih-sayang) berupa ampunan.
Berdasarkan ayat tersebut, sungguh Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Maka
orang-orang yang mau bertaubat dengan bertaubat yang sebenar-benar taubat,
Allah jamin memberikan ampunan, Allah jamin memberikan kebaikan-kebaikan.
Maka ada tiga syarat bertaubat, agar kita
mendapatkan buah manis dari bertaubat, yaitu
Allah subhanahu wata’ala
firmankan dalam Surat Ali Imran ayat 135
:
سُوۡرَةُ آل عِمرَان
وَٱلَّذِينَ إِذَا فَعَلُواْ
فَـٰحِشَةً أَوۡ ظَلَمُوٓاْ أَنفُسَہُمۡ ذَكَرُواْ ٱللَّهَ فَٱسۡتَغۡفَرُواْ
لِذُنُوبِهِمۡ وَمَن يَغۡفِرُ ٱلذُّنُوبَ إِلَّا ٱللَّهُ وَلَمۡ يُصِرُّواْ عَلَىٰ
مَا فَعَلُواْ وَهُمۡ يَعۡلَمُونَ (١٣٥)
Dan
(juga) orang-orang yang(bertakwa) apabila mengerjakan perbuatan keji atau
menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap
dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada
Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.
Kenapa harus kepada Allah ? Karena tidak
ada yang bisa memberi ampunan kecuali hanya Allah subhanahu wata’ala. Bukan pendeta atau manusia yang bisa memberikan
ampunan.
Maka syaratnya adalah :
1. Menyesali diri,
sadar bahwa telah berbuat kesalahan/dosa, segera menyesal.
2. Tidak
menunda-nunda, tetapi segera memohon ampun kepada Allah subhanahu wata’ala.
3. Tidak mengulangi
kesalahan dan tidak mengulangi berbuat dosa dan memperbaiki diri.
Bila syarat tersebut terpenuhi, insya
Allah taubat kita akan diampuni oleh Allah subhanahu
wata’ala. Demikian Allah memberikan jaminan bahwa kita diampuni. Maka buah
manis dari taubat yang diampuni oleh Allah subhanahu
wata’ala adalah Surat Huud ayat 3 :
سُوۡرَةُ هُود
وَأَنِ ٱسۡتَغۡفِرُواْ
رَبَّكُمۡ ثُمَّ تُوبُوٓاْ إِلَيۡهِ يُمَتِّعۡكُم مَّتَـٰعًا حَسَنًا إِلَىٰٓ
أَجَلٍ۬ مُّسَمًّ۬ى وَيُؤۡتِ كُلَّ ذِى فَضۡلٍ۬ فَضۡلَهُ ۥۖ وَإِن
تَوَلَّوۡاْ فَإِنِّىٓ أَخَافُ عَلَيۡكُمۡ عَذَابَ يَوۡمٍ۬ كَبِيرٍ (٣)
Dan
hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (jika
kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik
(terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan
memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya.
jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Aku takut kamu akan ditimpa siksa hari
kiamat.
Maksudnya,
permohonan ampun kita disertai dengan tiga syarat tersebut di atas.
Bukan asal mengucap Astgahfirullah.
Maka setiap orang yang takut akan siksa neraka, segera ia bertaubat kepada
Allah subhanahu wata’ala.
Jangan sekali-kali anda punya anggapan
bahwa tidak mungkin Allah akan mengampuni kita, karena dosa kita sudah terlalu
banyak. Anggapan demikian adalah salah, karena Allah tidak pernah berfirman
yang demikian itu. Yang terpenting
adalah jangan terlambat. Orang yang
berdosa sebanyak apapaun, sebesar apapun selama belum terlambat minta ampun,
pasti Allah akan ampuni.
Lihat Surat An Nisaa’ ayat 17 dan 18 :
سُوۡرَةُ النِّسَاء
إِنَّمَا ٱلتَّوۡبَةُ عَلَى
ٱللَّهِ لِلَّذِينَ يَعۡمَلُونَ ٱلسُّوٓءَ بِجَهَـٰلَةٍ۬ ثُمَّ يَتُوبُونَ مِن
قَرِيبٍ۬ فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ يَتُوبُ ٱللَّهُ عَلَيۡہِمۡۗ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلِيمًا
حَڪِيمً۬ا (١٧) وَلَيۡسَتِ ٱلتَّوۡبَةُ لِلَّذِينَ يَعۡمَلُونَ ٱلسَّيِّـَٔاتِ
حَتَّىٰٓ إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ ٱلۡمَوۡتُ قَالَ إِنِّى تُبۡتُ ٱلۡـَٔـٰنَ وَلَا
ٱلَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمۡ ڪُفَّارٌۚ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ أَعۡتَدۡنَا لَهُمۡ
عَذَابًا أَلِيمً۬ا (١٨)
17.
Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang
mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, Maka mereka itulah yang
diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
18.
Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan
kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka,
(barulah) ia mengatakan : "Sesungguhnya saya bertaubat sekarang". dan
tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam
kekafiran. bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih.
Syarat bertaubat : Segera. Yaitu ketika sadar bahwa seseorang telah melakukan
kesalahan/dosa, segera bertaubat kepada Allah, mohon ampun dengan sungguh-sungguh,
jangan ditunda-tunda.
Siapa yang tidak diterima taubatnya ?.
Yaitu orang yang dalam hidupnya berbuat dosa, sampai datang sakaratulmaut, barulah ia bertaubat.
Taubat yang demikiian tidak akan diterima oleh
Allah subhanahu wata’ala. Karena taubatnya terlambat. Ia bertaubat
ketika nyawanya sudah sampai di kerongkongannya.
Dan Allah subhanahu wata’ala tidak akan menerima taubat dari orang yang mati
dalam ke-kafiran. Dan Allah telah menyediakan bagi mereka yang mati dalam
kekafiran, adzab yang sangat pedih, yaitu neraka.
Demikian pula bagi orang yang berbuat syirik
(menyembah selain Allah swt), taubatnya tidak akan diterima, kalau setelah
bertaubat ia berbuat (berlaku, bersikap) syirik lagi. Walaupun ia setiap saat bertubat kepada
Allah, tetapi masih tetap dalam ke-syirikan, maka taubatnya tidak akan
diterima.
Lihat Surat
An Nisaa’ ayat 48 Allah subhanahau wata’ala berfirman:
سُوۡرَةُ النِّسَاء
إِنَّ ٱللَّهَ لَا
يَغۡفِرُ أَن يُشۡرَكَ بِهِۦ وَيَغۡفِرُ مَا دُونَ ذَٲلِكَ لِمَن يَشَآءُۚ وَمَن
يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱفۡتَرَىٰٓ إِثۡمًا عَظِيمًا (٤٨)
Sesungguhnya
Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia(Allah) mengampuni segala dosa
yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa
yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.
Maksudnya, dosa syirik tidak akan diampuni oleh Allah subhanahu wata’ala.
Berdasarkan ayat tersebut, sungguh kita
merasa takut apabila terlambat bertaubat.
Istighfar
sehari 100 kali.
Maka hendaknya kita setiap saat
bertaubat. Karena Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam setiap hari bertaubat, mengucapkan Istighfar sebanyak 100 (seratus) kali.
Dalam Hadits riwayat Imam Muslim, dari
sahabat bernama Abdullah bin Umar, Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam berkata : “Wahai sekalian manusia, bertaubatlah kalian semua kepada Allah. Sesungguhnya aku senantiasa Istighfar (bertaubat kepada Allah) dalam satu hari
seratus kali”.
Bayangkan, Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam yang sedikit sekali kesalahan beliau,
bahkan beliau ma’shum (bebas dari
dosa) dan sudah dijamin oleh Allah subhanahu
wata’ala bahwa beliau akan dimasukkan ke dalam Surga, tetapi beliau setiap
hari senantiasa bertaubat (mengucapkan Astaghfirullah)
sebanyak tidak kurang dari seratus kali.
Lihat Surat
AlQiyamah dari ayat 24 – 35 Allah subhanahu
wata’ala berfirman :
وۡرَةُ القِیَامَة
وَوُجُوهٌ۬ يَوۡمَٮِٕذِۭ
بَاسِرَةٌ۬ (٢٤) تَظُنُّ أَن يُفۡعَلَ بِہَا فَاقِرَةٌ۬ (٢٥) كَلَّآ إِذَا
بَلَغَتِ ٱلتَّرَاقِىَ (٢٦) وَقِيلَ مَنۡۜ رَاقٍ۬ (٢٧) وَظَنَّ أَنَّهُ
ٱلۡفِرَاقُ (٢٨) وَٱلۡتَفَّتِ ٱلسَّاقُ بِٱلسَّاقِ (٢٩) إِلَىٰ رَبِّكَ
يَوۡمَٮِٕذٍ ٱلۡمَسَاقُ (٣٠) فَلَا صَدَّقَ وَلَا صَلَّىٰ (٣١) وَلَـٰكِن
كَذَّبَ وَتَوَلَّىٰ (٣٢) ثُمَّ ذَهَبَ إِلَىٰٓ أَهۡلِهِۦ يَتَمَطَّىٰٓ (٣٣)
أَوۡلَىٰ لَكَ فَأَوۡلَىٰ (٣٤) ثُمَّ أَوۡلَىٰ لَكَ فَأَوۡلَىٰٓ (٣٥)
24. Dan wajah-wajah (orang kafir)
pada hari itu muram,
25.Mereka
yakin bahwa akan ditimpakan kepadanya malapetaka yang amat dahsyat.
26.
Sekali-kali jangan. apabila nafas
(seseorang) telah (mendesak) sampai ke
kerongkongan,
27.
Dan dikatakan (kepadanya): "Siapakah yang dapat menyembuhkan?",
28.
Dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan (dengan dunia),
29.
Dan bertaut betis (kiri) dan betis (kanan),
30.
Kepada Tuhanmu-lah pada hari itu kamu dihalau.
31.
Dan ia tidak mau membenarkan (Rasul dan Al Quran) dan tidak mau mengerjakan
shalat,
32.
Tetapi ia mendustakan (Rasul) dam berpaling (dari kebenaran),
33.
Kemudian ia pergi kepada ahlinya dengan berlagak (sombong).
34.
Kecelakaanlah bagimu (hai orang kafir) dan kecelakaanlah bagimu,
35.Kemudian
kecelakaanlah bagimu (hai orang kafir) dan kecelakaanlah bagimu.
Dalam ayat 34 dan 35 Allah subhanahu wata’ala empat kali
mengatakan “Celaka” kepada orang yang mati terlambat bertaubat. Ia tidak bertaubat
selama hidupnya, baru mengatakan “Taubat” setelah nyawanya sudah sampai di
kerongkongan. Maka jangan sampai kita
menunda-nunda untuk bertaubat kepada Allah subhanahu
wata’ala.
Apalagi bulan Romadhon sudah masuk malam ke 21, terutama pada malam-malam
ganjil. Dalam Hadits yang diriwayatkan
oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim,
dari’Aisyah rodhiyallahu ‘anha
berkata : “Bahwasanya Rasulullah
sholallahu ‘alaihi wasallam apabila masuk pada sepuluh terakhir bulan Romadhon, maka beliau bersungguh-sungguh dan bersemangat
untuk beribadah, beliau kencangkan ikat pinggangnya, beliau hidupkan
malam-malamnya, beliau bangunkan keluarganya, untuk munajat dan memohon kepada
Allah subhanahu wata’ala”.
Sementara
di negeri kita di akhir Romadhon dimana malam-malamnya penuh dengan
barokah, dan dijanjikan Lailatul Qadar,
manusia sudah mulai lelah dan jemu untuk ibadah, ia bangun malam hanya untuk
makan sahur lalu tidur lagi. Itulah manusia yang tidak ber-ilmu. Lalu bagaimana
iman dan takwanya akan bernilai di sisi Allah ?
Bagaimana ia akan bertaubat?.
Semua itu karena mereka tidak tahu
ilmunya. Untuk hidup di dunia mereka
ingin meraih ilmu setinggi-tingginya tetapi untuk Akhirat ilmunya nol sama
sekali.
Maka marilah dalam sepuluh hari terakhir
Romadhon ini kita hidupkan malam-malamnya.
Karena sesungguhnya kemuliaan Romadhon adalah terdapat pada malam-malam
akhir Romadhon (sepuluh hari terakhir Romadhon).
Dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Bukhari dan Imam Muslim, dari Abu Hurairah rodhiyallahu
‘anhu, Rasulullah sholallahu ‘alaihi
wasallam bersabda : “Allah subhanahu
wata’ala turun ke langit-dunia pada sepertiga malam yang akhir yaitu di waktu
sahur di akhir malam sampai datangnya waktu fajar. Allah ketika melihat hamba-hambanya yang
bangun di akhir malam itu berfirman: Siapa yang berdo’a kepada-Ku maka Aku
ijabah do’anya. Siapa yang meminta
kepada-Ku, maka Aku beri permintaannya. Dan siapa yang memohon ampun kepada-Ku,
maka Aku ampuni dosa-dosanya”.
Itulah jaminan dari Allah subhanahu wata’ala bagi sapa yang ingin
meraihnya, yang ingin ampunan dan barokah dari-Nya. Maka jangan sia-siakan,
Belum tentu kita bertemu lagi dengan Romadhon yang akan datang. Bahkan sepuluh hari terakhir Romadhon ini
apakah bisa kita jalani, kita tidak ada yang tahu. Bisa jadi kita “diambil”
oleh Allah sebelum itu. Maka selagi Allah masih memberikan kesempatan, jangan kita sia-siakan.
Dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Imam
At Tirmidzy dan Ibnu Majah dari ‘Aisyah rodhiyallahu
‘anha : “Aku bertanya wahai
Rasulullah, bagaimana aku bisa mengetahui bahwa ini adalah malam Lailatul Qadar.
Apakah
do’a yang paling baik kepada Allah ?.
Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Ucapkanlah doa : Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa
wa’fu’anni” (Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan Maha Pengampun,
maka ampunilah aku).
Maknaya, pada saat malam Lailatul Qadar
Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasalam
mengajarkan hanya satu doa mohon ampun
sebagaimana disebutkan di atas. Tidak minta do’a yang lain-lain. Karena ampunan dari Allah lebih baik dari pada
dunia se-isinya. Karena orang yang telah diberi ampunan oleh Allah, maka ia
akan diberikan kenikmatan-kenikmatan yang lain.
Terkadang kita keliru, dalam berdo’a yang
diminta hanya kesuksesan di dunia saja.
Dalam Hadits, Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam bercerita
bahwasanya apabila ada hamba yang meminta ampun
kepada Allah, maka Allah subhanahu
wata’ala demikian gembira menerima do’a tersebut, lebih gembira daripada
seorang yang mendapatkan kembali barangnya yang hilang. Padahal barang itu
sangat berharga baginya dan satu-satunya yang ia miliki dan banggakan.
Maka apabila kita berbuat dosa lalu
memohon ampun kepada Allah subhanahu wata’ala, Allah lebih suka dan
gembira, serta pintu ampunan Allah tidak pernah tertutup.
Dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Muslim, dari Abu Hurairah rodhiyallahu
‘anhu, Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam bersabda
: “Barangsiapa
yang mau bertaubat sebelum terlambat, yaitu sebelum terbitnya matahari dari
barat (sebelum Kiamat), sebelum kematiannya, Allah pasti ampuni dosa-dosanya”.
Itulah jaminan dari Allah subhanahu wata’ala selama
syarat-syaratnya terpenuhi. Dan anda tidak usah putus asa, seberapa besarpun
dosa-dosa anda, Allah pasti ampuni, apabila anda segera bertaubat.
Dalam Surat
Az Zumar ayat 53 dan 54 Allah subhanahu wata’ala berfirman :
سُوۡرَةُ الزُّمَر
۞
قُلۡ يَـٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسۡرَفُواْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمۡ لَا تَقۡنَطُواْ
مِن رَّحۡمَةِ ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغۡفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًاۚ
إِنَّهُ ۥ هُوَ ٱلۡغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ (٥٣)
Katakanlah:
"Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri,
janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni
dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
Ayat
54 :
سُوۡرَةُ الزُّمَر
وَأَنِيبُوٓاْ إِلَىٰ
رَبِّكُمۡ وَأَسۡلِمُواْ لَهُ ۥ مِن قَبۡلِ أَن يَأۡتِيَكُمُ ٱلۡعَذَابُ
ثُمَّ لَا تُنصَرُونَ (٥٤)
Dan
kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang
azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).
Maka kita jangan ada yang berputus asa
dari rahmat Allah subhanahu wata’ala.
Semua dosa akan diampuni oleh Allah. Semuanya, berapapun besarnya, berapapun banyaknya tidak
usah dirinci satu-persatu. Semua dosa
akan diampuni oleh Allah subhanahu
wata’ala.
Dalam Hadits, ketika sahabat Abubakar as
Siddiq minta diajarkan do’a ketika sholat, (ketika duduk Tasyahud sebelum
salam) kepada Rasulullah sholallahu
‘alaihi wasallam, maka beliau bersabda (mengajarkan) : Ucapkanlah do’a :
Allahumma inni dzolamtu nafsi dzulman
katsira,
Wala yaghfiru dzunuba illa anta,
Faghfirli maghfirotammin ‘indik.
Innaka antal ghofururrohim.
Warhamni, innaka antal ghofururrohim.
(Ya
Allah, sesungguhnya aku ini banyak berbuat dzolim dan dosa, Ampuni aku ya Allah, tidak ada yang bisa
memberi ampunan kecuali Engkau, Ampunilah aku dan rahmati aku, sesungguhnya
Engkau Maha Pemberi Rahmat).
Makananya, bahwa yang paling banyak dibaca
oleh Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam adalah do’a memohon ampun kepada Allah subhanahu
wata’ala.
Sementara kita manusia biasa yang banyak
dimohon dan diminta adalah perkara dunia. Sedangkan do’a memohon ampun hanya
beberapa kali saja.
Bagaimana mungkin Allah akan memberikan
nikmat, kalau yang dimaksud nikmat hanya perkara dunia ? Maka bersegeralah memohon ampun kepada Allah
sebelum adzab (kematian), sebagaimana disebut dalam ayat 54 di atas.
Kesimpulan
:
Yang paling utama dari buah manis dari
ber-taubat adalah sebagaimana disebutkana dalam Surat At Tahrim ayat 8 :
Hai
orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa
(taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi
kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan
orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan
dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami,
sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau
Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Maksudnya, kalau kita benar-benar
bertaubat, yaitu bertaubat dengan sebenar-benar taubat, dengan syarat taubat
sebagaimana disebutkan di atas, maka Allah subhanahu
wata’ala akan menjamin memberikan ampunan dan kita akan dimasukkan ke dalam
surga. Itulah jaminan Allah, buah manis dari bertaubat. Nikmat dunia dan nikmat Akhirat.
Romadhon adalah bulan dimana dibuka
pintu-pitnu Rahmat, dimana di antara pintu Rahmat adalah Al Maghfiroh (Ampunan-ampunan). Maka marilah kita raih dengan
sungguh-sungguh. Jangan sia-siakan bulan Romadhon ini, agar kita mendapatkan
Maghfiroh dan malam Lailatul Qadar
suatu malam yang nilainya lebih baik daripada seribu bulan beribadah. Amin ya
Robbal ‘alamin.
Tanya-Jawab.
Pertanyaan:
1. Benarkah wanita yang sedang Haid dilarang berziarah
kubur ?
2. Ada pernyataan
seorang Ustadz yang mengatakan bahwa Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam belum tentu masuk surga. Bagaimanakah sikap kita dengan pernyataan
demikian itu ?
3. Bagimanakah
kalimat yang benar do’a berbuka puasa ?
Jawaban:
1.Tidak ada dalil tentang larangan bagi
wanita Haid untuk berziarah kubur. Yang
ada adalah yang disebutkan dalam Surat
Al Baqarah ayat 222 bahwa wanita Haid dilarang untuk sholat, dilarang
berhubungan suami isteri dan dilarang shaum (puasa). Dalam Hadits Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam
melarang wanita Haid masuk masjid. Termasuk laki-laki dan wanita yang sedang
junub, belum mandi junub dilarang masuk masjid.
2.Bagaimana dengan ucapan seorang ustadz
yang berani dengan lantang mengatakan bahwa : Keliru dan salah kalau Rasulullah
sholallahu ‘alaihi wasallam sudah
dijamin masuk surga ?. Na’udzubillah ! Silakan cari di seluruh muka bumi ini
ulama-ulama besar di muka bumi ini yang tahu dan mengerti tentang Aqidah, yang
berani mengatakan bahwa Rasulullah sholallahu
‘alaihi wasallam tidak dijamin masuk surga.
Tidak ada.
Kecuali seorang ustadz yang katanya ustadz
terbesar di Indonesia berani mengatakan demikian. Biarkan saja, Allah nanti
yang akan menetapkan untuk dia. Padahal banyak ayat AlQur’an yang menyatakan
pujian Allah terhadap Rasul-Nya.
Kalau Allah subhanahu wata’ala sudah memuji seseorang, bagaimana mungkin ia
tidak masuk surga ? Lihat Surat 68 ayat 4, Allah subhanahu wata’ala memuji langsung
kepada Nabi Muhammad Rasulullah sholallahu
‘alaihi wasallam :
سُوۡرَةُ القَلَم
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ
خُلُقٍ عَظِيمٍ۬ (٤)
Dan
sesungguhnya kamu(Muhammad) benar-benar
berbudi pekerti yang agung.
Kalau akhlak sudah agung, kemana lagi
kalau bukan Surga ?
Lihat Surat
An Nisaa’ ayat 69 , Allah subhanahu
wata’ala berfirman :
سُوۡرَةُ النِّسَاء
وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ
وَٱلرَّسُولَ فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ مَعَ ٱلَّذِينَ أَنۡعَمَ ٱللَّهُ عَلَيۡہِم مِّنَ
ٱلنَّبِيِّـۧنَ وَٱلصِّدِّيقِينَ وَٱلشُّہَدَآءِ وَٱلصَّـٰلِحِينَۚ وَحَسُنَ
أُوْلَـٰٓٮِٕكَ رَفِيقً۬ا (٦٩)
Dan
barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama
dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, Para shiddiiqiin,
orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. dan mereka itulah teman
yang sebaik-baiknya.
Berdasarkan ayat tersebut di atas, bahwa
semua para Nabi dan orang-orang shiddikin, orang mati syahid, orang-orang
sholih, dijamin oleh Allah subhanahu
wata’ala akan masuk surga, tinggal di surga. Lalu ada orang mengatakan bahwa Nabi Muhammad sholallahu ‘alaih wasallam tidak dijamin
masuk surga.
Bagaimana pikiran orang tersebut ? Memang
ada kritik dari sana-sini, tetapi orang itu tidak bergeming. Silakan saja kelak ia sendiri yang
bertanggungjawab di Akhirat.
3.Do’a
ketika berbuka puasa menurut Hadits riwayat Imam At Tirmidzyi dan Imam An
Nasaai, Haditsnya shahih, adalah : Dzahabadzdzoma-u wabtalatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah (Telah hilang rasa haus dan urat-urat telah
basah serta pahala telah tetap, insya Allah).
Disunnatkan ketika masuk waktu
berbuka-puasa, mengucapkan : Alhamdulillah, Bismillah, lalu makan
buah kurma 1 atau 3 biji (bukan minum
dulu), barulah setelah makan kurma lalu minum air putih, lalu mengucapkan do’a
tersebut di atas.
Demikian yang dilakukan oleh Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam.
Adapun do’a Allhumma lakasumtu, dst., secara dhohir
memang bagus, tetapi itu bukan contoh dari Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam. Tidak ada Hadits yang mengatakan
demikian. Sebaiknya kita melakukan apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam.
Sekian bahasan, mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN
LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIK.
Wassalamu’alaikum
warohmatullahi wabarokatuh.
No comments:
Post a Comment