PENGAJIAN DHUHA MASJID BAITUSSALAM
Keteguhan Rakyat Gaza
Ustadz
Hadi Muhendri Muhtar
Jum’at,
26 Syawwal 1435 H – 22 Agustus 2014
Assalamu’alaikum
wr.wb.,
Muslimin
dan muslimat yang dirahmati Allah subhanahu
wata’ala,
Alhamdulillahirobbil’alamin, bersyukur kita
dipertemukan pada hari ini Jum’at (26 Syawwal 1435 H), semoga pengajian hari
Jum’at pagi ini dicatat oleh Allah subhanahu
wata’ala sebagai salah satu bentuk amal-sholih kita yang akan semakin
memperberat timbangan amal-sholih kita di Yaumil Qiyamah kelak, Amin.
Thema kajian kali ini adalah mengambil
pelajaran dari keteguhan dan ketegaran rakyat jalur Gaza – Palestina. Yang
sejak 8 Juli 2014 sampai hari ini 26 Agustus masih diserang dan dibombardir
oleh Zionis Israel. Masalah Palestina
sekarang sudah menjadi permasalahan dunia Internasional. Bermula dari masalah antara Tanah Waqaf umat
Islam (Palestina), umat Islam di seluruh dunia
dengan upaya pencaplokan dan penjajahan Zionis Yahudi terhadap tanah
waqaf umat Islam dan Tanah Suci
Palestina.
Permasalahannya sekarang sudah menyebar
dan berkembang menjadi permasalah kemanusiaan. Bukan hanya permasalahan yang
sangat dipedulikan oleh umat Islam di dunia, tetapi masalah Palestina sudah
menjadi masalah umat manusia di dunia. Karena
yang dilakukan oleh Zionis Yahudi terhadap rakyat Palestina bukan sekedar
memerangi umat Islam atau sekedar mencaplok dan menjajah tanah waqaf umat Islam Palestina, tetapi yang mereka lakukan adalah memusuhi
dan membunuhi kemanusiaan di dunia.
Yang dilakukan oleh Zionis Israel
sekarang adalah jelas-jelas permusuhan terhadap kemanusiaan. Kita semua mengetahui dari media arus utama
maupun media sosial betapa sulit kita mencari alasan, kenapa di zaman seperti
ini ada orang yang tega membunuh sesama manusia dengan cara yang sangat
keji. Terlihat dari foto-foto, film-film rekaman
pembunuhan kemanusiaan yang sangat mengerikan, sangat tidak beradab, yang
mereka lakukan terhadap wanita dan anak-anak yang tidak berdosa. Dan itu terjadi di zaman internet seperti sekarang ini.
Di zaman yang katanya demokrasi menjadi
panglima dunia, masih ada sekelompok manusia yang membunuhi manusia lain. Di
zaman yang katanya sudah tidak zamannya lagi penjajahan, penindasan manusia
atas manusia lain. Itu benar-benar terjadi di Jalur Gaza Palestina saat ini.
Jadi apa yang terjadi sebenarnya di
dunia sekarang ini ? Bukan hanya umat Islam yang bertanya seperti itu,
melainkan sudah seluruh dunia manusia bertanya. Bukan orang-orang Islam yang
peduli pada masyarakat Gaza-Palestina, tetapi seluruh umat manusia saat ini
ingin masuk ke Gaza-Palestina. Ingin melihat sendiri bagaimana kekejaman yang
dilakukan oleh Zionis Israel. Namun tidak bisa dilakukan karena akses yang
menuju Jalur Gaza tertutup rapat.
Ditutup rapat oleh Zionis Yahudi dan konco-konco-nya
(pendukung-pendukung utamanya).
Pendukung utama Yahudi bisa dari kalangan
Yahudi sendiri tetapi juga dari kalangan kaum muslimin dan bangsa Arab di
sekitarnya. Kalau dahulu di zaman
penjajahan Belanda di negeri kita (Indonesia) ada sekolompok orang yang disebut
“Landa Ireng”, yaitu orang Inlander (pribumi)
yang berkulit hitam berlagak seperti Belanda dan mendukung penjajah
Belanda. Dan yang terjadi di Timur
Tengah, Negara Mesir yang jelas-jelas Arab, jelas-jelas muslim, justru
Pemerirntah Mesir menutup Jalur Gaza, membantu Zionis Israel.
Demikian pula Kerajaan Saudi-Arabia
justru membantu menyerang Jalur Gaza. Demikian
pula Kuwait, sama saja, memberikan bantuan kepada Zionis Yahudi. Dana dan kekayaan alam yang diberikan oleh
Allah subhanahu wata’ala bukan untuk membantu saudara sesama muslim dan
sesama Arab di Gaza, tetapi justru untuk membantu musuh Islam yaitu Zionis
Yahudi. Demikian pula Emirat Arab,
kemana uang kekayaannya ? Justru untuk membantu Israel membunuhi rakyat
Gaza-Palestina. Itulah yang dilakukan oleh Negara-negara Arab tetangga
Palestina.
Jadi apa sebenarnya yang terjadi di
Jalur Gaza ? Kedzoliman di atas kedzoliman yang nyata., nampak
terang-benderang, jelas dihadapan mata umat Islam dan umat manusia di
dunia.
Namun apa yang dilakukan dunia ? Apakah
cukup dengan kasihan? Apakah ini yang
dinamakan masyarakat dunia yang beradab ? Civil society? Masyarakat Madani ?
Masyarakat maju, dst. ?. Apakah itu
? Melihat darah tertumpah di depan mata
dengan kedzoliman, dan semua diam seribu
bahasa. Dan peperangan bukan kali ini saja, sudah berulang kali, tetapi tidak ada tindakan dari mereka yang
dilakukan. Semua mereka diam.
Kedzoliman Zionis Yahudi terhadap Jalur
Gaza bukan kali ini saja, melainkan berulang kali dan sekali melakukan
kedzoliman banyak sekali korban manusia
yang mati, bahkan ribuan manusia mati atas kebrutalan Zionis Yahudi. Pengemboman atas Jalur Gaza sejak 7 Juli 2014
sampai saat ini (22 Agustus 2014) belum berhenti, dan korban mati sudah lebih
dari 2000 orang. Sebagian besar adalah
wanita dan anak-anak serta orang-orang lanjut usia.
Dunia bukan tidak tahu, tetapi tahu
benar. Namun apa yang dilakukan oleh
dunia? Bahkan organisasi dunia yang dipercaya oleh masyarakat dunia yaitu PBB
(Perserikatan Bangsa-Bangsa) atau UN (United Nation) tidak berbuat apa-apa. Diam
seribu bahasa. Apa yang dilakukan ? Tidak ada sama sekali. Pembunuhan dan
penyembelihan oleh Zionis kepada Rakyat Gaza dibiarkan begitu saja. Itukah yang
dinamakan Hak-Hak Azasi Manusia ? Itukah
prinsip-prinsip Demokrasi ?
Semua itu omong kosong belaka. Padahal itu semua jelas-jelas permusuhan
terhadap kemanusiaan. Tetapi manusia
seluruh dunia membiarkan permusuhan terhadap kemanusiaannya sendiri.
Kenapa yang menjadi korban adalah umat
Islam? Coba kalau yang menjadi korban
bukan umat Islam, jangankan sampai 2000 orang, satu orang saja orang bukan
Islam menjadi korban, ributlah orang seluruh dunia.
Sampai saat ini korban umat Islam sudah
lebih dari 2000 orang, tetapi Jalur Gaza tetap diblokade, ditutup, diisolasi
oleh Yahudi Israel dibantu oleh Mesir. Tidak ada yang bisa meng-akses-nya. Bahkan
pesawat angkut dari relawan yang berusaha membawa bantuan pangan dan
obat-obatan dihalang-halangi oleh Pemerintah
Mesir. Bukankah ini bentuk permusuhan ? Padahal bantuan pangan dan
obat-obatan itu sangat diperlukan oleh penduduk Gaza.
Itulah yang terjadi sampai saat ini di
Gaza. Tetapi rakyat Gaza ternyata
menjadi orang-orang yang kuat, tegar, tangguh dan kokoh dengan idzin Allah subhanahau wata’ala. KISPA (Komite Indonesia untuk
Solidaritas Palestina) telah beberapa kali masuk ke Gaza untuk membawa bantuan
makanan dan obat-obatan.
Terakhir tahun 2010 kami berusaha masuk
ke Jalur Gaza melalui Turki dan Laut Tengah dengan menggunakan kapal Mavi Marmara tetapi di laut dicegat
oleh pasukan Khusus Marinir Israel lengkap dengan peralatan perang mereka,
mencegat kami di kapal Mavi Marmara, kapal sipil tidak membawa senjata, kami
hanya membawa barang-barang bantuan pangan untuk rakyat Gaza, tetapi kami
dicegat dan ditembaki, 9 orang dari kami tewas tertembak.
Dua orang dari Indonesia terluka. Kami ketika itu menjadi saksi langsung
menyaksikan betapa kekejaman Zionis khususnya tentara pasukan Marinir Israel
terhadap kami yang berada di atas kapal yang tidak bersenjata. Ketika itu kami
bermaksud hendak masuk ke Jalur gaza, tetapi ternyata masuk ke penjara Israel. Tetapi
kami lalu dideportasi ke Yordania.
Kunjungan kami kedua ke Jalur Gaza tanggal 24 Desember 2012 sampai dengan 1 Januari 2013, di mana kami menyaksikan
bagaimana rakyat Gaza benar-benar tegar, kuat dan sangat sabar dengan keadaan
hidup yang sangat sulit yang Allah subhanahu
wata’ala cobakan kepada mereka.
Kami sempat bertemu dengan seorang kakek
berusia 70-an tahun lebih, rumahnya hancur, keluarganya : anak dan keponakannya
terbunuh oleh serangan Zionis Israel. Diwawancarai oleh TV Chanel Al Aqsha
(sebuah Chanel TV yang terkenal di Timur-Tengah), sambil duduk disebuah bangku
panjang di atas reruntuhan rumahnya yang telah hancur, oleh si pewawancara
ditanya : “Apakah Bapak tidak menyesal
menjadi warga Jalur Gaza yang didzolimi
seperti ini ?”
Kakek tua itu menjawab : “Demi Allah, saya tidak menyesal. Bukan hanya tidak menyesal, rumah saya
hancur, keluarga saya terbunuh, tetapi saya bangga bahwa saya telah menyerahkan
semua yang Allah telah berikan kepada saya untuk pembebasan Masjidil Aqsha”.
Demikian jawaban kakek tua di Gaza. Yang ditanyakan tentang Jalur Gaza, tetapi
jawabannya tentang pembebasan Masjidil Aqsha. Kemudiaan ditanya lagi : “Apakah Bapak tidak takut kalau blokade
berlangsung terus sampai waktu yang tidak jelas, apakah Bapak tidak takut
kehabisan bahan makanan ?”.
Kakek itu menjawab : “Demi Allah, kalau Zionis Yahudi
menghalang-halangi rezki Allah kepada kami dari darat, kami yakin pasti Allah
memberi rezki kepada kami dari udara. Kalau Zionis Yahudi menutup rezki kami
dari darat dan dari udara, kami yakin pasti Allah akan memberi rezki kepada
kami dari laut.
Kalau
mereka menutup rezki yang diberikan Allah kepada kami dari darat, udara dan
laut, kami yakin Allah akan mengeluarkan rezki bagi kami dari perut bumi”.
Kalau
mereka menghalang-halangi rezki Allah bagi kami dari darat, udara, laut dan
dari perut bumi, kami hanya akan mengatakan : Hasbunallah wani’mal wakil ni’mal maula wani’mannashir, la nakhofu illa minallah”
(Cukup Allah sebagai penolong kami,
Allah sebaik-baik pemimpin dan Allah sebaik-baik penolong bagi kami, kami tidak
takut kepada siapapun kecuali hanya kepada Allah).
Itu jawaban seorang kakek-kakek di Gaza,
apalagi anak mudanya, lebih berani. Maka sebenarnya tentara Zionis setengah
frustrasi menghadapi penentangan rakyat Gaza untuk membela dan membebaskan
Palestina dan Masjidil Aqsha. Rakyat Gaza tidak bisa di suap, atau dibeli
dengan uang, diperangi tetap melawan.
Mereka perangi, mereka bunuh rakyat Gaza dengan maksud supaya rakyat Gaza
semakin berkurang, tetapi kenyataannya rakyat Gaza semakin bertambah.
Tetapi Takdir Allah berkata lain. Tahun 2009
rakyat Gaza yang menjadi korban meninggal sebanyak 1500 orang, tetapi
bersama itu lahirlah 3700 bayi. Sekarang sejak 7 Juli 2014 hingga saat ini
sudah jatuh korban meninggal sebanyak
2000 orang lebih, tetapi dalam kurun waktu bersamaan telah terlahir
tidak kurang dari 5000 orang bayi. Maka
tidak akan ada habisnya.
Kalau mereka (Zionis) membunuh anak-anak
Gaza, bukan peluru nyasar, melainkana memang disengaja pemboman di arahkan ke
sana. Karena menurut bahasa orang Yahudi Israel, ibu-ibu merupakan “pabrik”
orang Palestina Maka Ibu-Ibu Palestina
harus dibunuh. Sementara itu Ibu-Ibu di Gaza Palestina dalam keadaan
segar-bugar dan kuat fisiknya. Allah subhanahu
wata’ala memberikan ketegaran dan kekuatan baik fisik dan mental kepada
mereka.
Pertolongan
Allah-lah
yang mereka yakini.
Hasbunallah wani’mal wakil, ni’mal maula wa ni’mannashir (Cukuplah Allah sebagai pemimpin kami, Allah
sebaik-baik Pemimpin dan sebaik-baik Penolong kami).
Itulah yang mereka yakini benar. Kalau mereka sudah menyerahkan bulat-bulat
urusannya kepada Allah, yakin Allah tidak akan membiarkan mereka. Pastilah
Allah subhanahu wata’ala akan
menolong mereka, tentunya dengan “cara-cara” Allah. Orang-orangnya menjadi tegar, tangguh,
berani. Sampai kepada anak-anak sekalipun tidak takut berhadapan dengan tentara
Israel yang bersenjata.
Apa yang membuat mereka tegar, tangguh
dan sabar ? Adalah Nashrumminallah (Pertolongan dari Allah subhanahu wata’ala).
Allah memberikan kekuatan, ketegaran dan
ketangguhan kepada rakyat Gaza. Tetapi
kenapa tidak memberikan yang sama kepada orang (muslimin) yang lain? Termasuk
Indonesia ?. Padahal menurut AlQur’an pertolongan Allah itu dekat. Tetapi umat
Islam Indonesia yang mayoritas ini ternyata terkepung.
Sama dengan yang disabdakan oleh
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam
dalam Hadits Shahih : “Kelak di akhir
zaman umat Islam ini seperti hidangan makanan yang siap untuk diserbu
(disantap) oleh orang-orang lapar yang ada di sekitarnya”. Para sahabat
bertanya : “Ya Rasulullah, apakah umat
Islam ketika itu kecil (sedikit)?”. Beliau menjawab : “Tidak, bahkan umat Islam ketika itu jumlahnya banyak, tetapi ketika
itu umat Islam tertimpa penyakit wahan
yaitu terlalu cinta kepada dunia dan takut mati”.
Kapan pertolongan Allah ? Jangan bertanya kapan. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasllam
bersabda : “Begitu kualitasmu, begitulah pemimpinmu”. Bukan secara individu
tetapi umat (Islam). Secara individu
atau kelompok ada yang baik, sholih, beriman.
Tetapi yang disebut dalam hadits bukan individu melainkan “Umat Islam” . Sabda beliau : “Begitu keadaan kalian sebagai umat Islam, maka begitulah pemimpin
kalian”.
Kalau ada orang berkata : “Pemimpin kita
sekarang begini”, maka jawabannya adalah : “Karena memang keadaan kalian
begitu”. Maka kita harus memperbaiki akidah kita, ibadah kita, keimanan kita
kepada Allah subhanahu wata’ala.
Allah bukan jauh dari kita melainkan kita sendiri yang menjauh dari Allah subhanahu wata’ala.
Sementara itu rakyat Jalur Gaza mendekat
kepada Allah subhanahu wata’ala.
“Kerugian” yang mereka terima, kalau itu disebut sebagai kerugian, hanyalah
nyawa mereka. Tetapi mereka mendapat
keuntungan demi keuntungan, mereka mendapatkan kebahagiaan demi kebahagiaan.
Yaitu kemenangan atas Zionis Israel. Karena mereka sudah dijamin masuk surga oleh Allah subhanahu
wata’ala. Maka kalau dilihat dari kacamata itu, mereka (rakyat Gaza) lah
yang “beruntung”.
“Ruginya” hanyalah korban fisik. Tetapi
yang lain, seperti keimanan mereka semakin kuat. Allah berikan kemenangan dan
kebahagiaan karena mereka telah menjadi martir
(korban) untuk pembebasan Masjidil
Aqsha, masjid suci umat Islam yang ketiga setelah Masjidil Haram di Mekkah
dan Masjid Nabawi di Madinah.
Apa alasan sehingga rakyat Jalur Gaza
diberi kemenangan dan kekuatan dan ketegaran oleh Allah subhanahu wata’ala.
Mudah-mudahan kita bisa mencontoh mereka. Karena pertolongan Allah bukan milik orang
Gaza saja, tetapi milik kita umat Islam seluruhnya, termasuk umat Islam
Indonesia. Oleh karena itu hal ini disampaikan agar menjadi pelajaran bagi
kita. Karena sekarang ini rakyat Jalur
Gaza telah menjadi “Guru Umat Manusia” di seluruh dunia. Bukan saja guru bagi
umat Islam tetapi guru bagi umat
manusia.
Zionis Israel itu hakekatnya adalah
manusia pengecut, beraninya hanya membunuh anak-anak dan wanita. Tetapi menghadapi pejuang-pejuang Palestina
ia sangat takut, bahkan lari terbirit-birit, terkencing-kencing. Maka satu-satunya pasukan di dunia ini yang
selalu memakai pempers adalah
pasukan Israel. Mereka mendapat pembagian pempers ketika hendak berangkat
tugas.
Pasukan
Gholani
dari Israel sebanyak 200 personil lebih, yang diperintahkan menyerang Jalur
Gaza melalui darat, mereka menolak. Mereka takut berhadapan dengan pejuang
Palestina. Saking takutnya, tetapi untuk
menolak perintah atasannya terus terang mereka tidak berani, maka mereka
sengaja menembak kaki mereka sendiri, agar dianggap luka dan dibawa ke rumah
sakit dan tidak maju ke medan laga.
Saking takutnya mereka berhadapan dengan para pejuang Palestina.
Mereka menceritakan kalau sudah terjun
ke medan perang, mereka akan berhadapan
dengan para pejuang Palestina, yang bisa muncul tiba-tiba dari segala arah secara
serentak. Itulah yang mereka (pasukan Israel) takutkan. “Gaza menjadi neraka
jahannam bagi kami”, demikian pengakuan
mereka. Mereka perang untuk mendapatkan
uang, sementara pejuang Palestina berperang karena Allah, untuk mendapatkan
kemuliaan mati syahid.
Palestina saat ini seluruhnya sedang
dikuasai oleh Zionis Yahudi, kecuali Jalur Gaza yang berhadapan dengan pantai
laut. Tinggal sekitar 2% dari seluruh negeri Palestina atau sekitar 360 Km persegi, dengan penduduk Gaza sekita
180.000 orang Muslimin. Dan justru dari Jalur Gaza inilah perlawanan oleh kaum
muslimin dilakukan menghadapi Israel.
Dan Israel tidak mengenal perjanjian damai. Berapa kali perundingan damai tetapi sesudah
itu Israel tetap menyerang dan membunuhi kaum muslimin di Gaza Palestina.
Demikian terus menerus sejak tahun 1948.
Maka Palestina semakin habis dan yang
tinggal adalah Gaza Palestina. Dan hanya Gaza-lah yang melawan serangan Yahudi
Israel. Dan kenyataan di Jalur Gaza
tidak ada satu orangpun tentara Israel bahkan seorang Yahudi yang berani masuk ke Gaza. Maka sampai saat
ini Gaza diserang terus oleh Yahudi Israel dari jarak jauh. Dan hari ini
diberitakan Israel mengirim 10.000 tentara ke Gaza.
Kecuali itu Pemerintah Mesir (sekarang)
dibawah Presiden Kudeta Jenderal Abdul
Fatah Asisi ( seorang Israel Arab atau Arab Israel), menutup
pintu perbatasan dengan Gaza yaitu kota Rafah. Padahal satu-satunya jalur darat yang
“aman” bagi rakyat Gaza untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari adalah
Rafah.
Tetapi sekarang Rafah ditutup oleh
pemerintah Mesir atas perintah Presiden kudeta Abdul Fatah Asisi (boneka
Israel). Padahal rakyat Mesir menginginkan Rafah agar dibuka untuk kepentingan
rakyat Gaza. Tetapi rakyat Mesir tidak ada yang berani bicara, karena kalau
berani bicara agar membuka pintu Rafah pasti dibunuh oleh Presiden Kudeta Abdul
Fatah Asisi. Dan sampai hari ini telah lebih dari 2000 orang dibunuh oleh
Asisi. Tangan Asisi masih berlumuran
darah kaum muslimin.
Tetapi beberapa hari lalu ia berkunjung
ke Arab Saudi di terima oleh Raja Abdullah, lalu diajak Thawaf (mengelilingi
Ka’bah) dan diizinkan masuk Ka’bah yang mulia. Padahal tangannya masih
berlumuran darah kaum muslimin, diizinkan masuk Ka’bah yang mulia. Padahal
dalam Hadits shahih Rasulullah shollallahu
‘alaihi wasallam bersabda : “Nyawa
seorang muslim jauh lebih mulia daripada runtuhnya Ka’bah”. (La haula wala quwwata illa billah).
Padahal semua orang tahu bahwa ribuan
kaum muslimin dibunuh olehnya. Saat ini di Mesir rakyat pulang pengajian banyak
yang ditangkap dan dijebloskan ke penjara tanpa di adili. Itulah yang dilakukan
oleh Abdul Fatah Asisi, Presiden Kudeta Mesir.
Padahal rakyat Mesir adalah rakyat yang mulia, mereka bahkan bersama
berjuang untuk membebaskan Masjdil Aqsha dari cengkeraman Zionis Yahudi. Tetapi saat ini mereka sedang diuji oleh
Allah subhanahu wata’ala.
Sekian bahasan yang baru merupakan
pendahuluan tentang Ketangguhan Rakyat Jalur Gaza yang sedang mengalami ujian
berat dari Allah subhanahu wata’ala. Insya
Allah pada kesempatgan yang akan datang kita lanjutkan.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN
LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKAN WA ATUBU ILAIK.
Wassalamu’alaikum
warohmatullahi wabarokatauh.
____________
update berita terkini tentang Palestine : (ref. administrator)
8 Poin Kemenangan Hamas Dari Israel
zahid – Selasa, 23 Syawwal 1435 H /
19 Agustus 2014 12:34 WIB
Israel dan Hamas akhirnya
menyepakati 8 poin gencatan senjata permanen pada hari Senin (18/08), seperti
dilansir saluran televisi al Jazeera live.
Dalam perjanjian tersebut, Hamas dan
pejuang Palestina menyatakan rasa syukurnya setelah mengklaim menang melawan
Israel dalam medan pertempuran di medan politik dan medan sesungguhnya.
Seperti dilansir dari seorang sumber
Palestina mengatakan “poin gencatan senjata tersebut telah ditandatangani oleh
delegasi Palestina dan Israel dibawah naungan Uni Eropa dengan suara bulat.”
(Rassd/Ram)
Apa saja poin perjanjian tersebut,
berikut 8 poinnya:
1. Pembukaan penuh pintu-pintu
perbatasan dan pencabutan blokade Gaza secara menyeluruh,
2. Penyaluran bahan -bahan bangunan
untuk rekontruksi Gaza dibawah pengawasan langsung pemerintahan internasional.
3. Rekonstruksi Gaza dibawah
tanggung jawab penuh pemerintahan Palestina yang dipimpin PM Rami Hamdallah.
4. Memperbaiki jaringan dan
pembangkit listrik yang hancur akibat agresi dalam jangka waktu 1 tahun.
5. Pencabutan blokade keuangan
menyeluruh terhadap Gaza.
6. Mengembalikan Gaza ke kondisi
semula seperti sebelum terjadinya agresi militer ke Gaza.
7. Mendirikan pelabuhan di Gaza
paling lambat dimulai 1 bulan setelah terjadinya kesepakatan damai.
8. Pelepasan tawanan Palestin akan
kembali dibicarakan setelah 1 bulan dari ditandatanganinya gencatan senjata.
Resmi, Akhirnya Hamas Umumkan Kemenangan Melawan
Israel
zahid – Rabu, 2 Zulqa'dah 1435 H /
27 Agustus 2014 09:24 WIB
Gerakan Perlawanan
Islam, Hamas, secara resmi mengumumkan gencatan senjata permanen dengan Israel
setelah menyatakan menang dalam agresi 51 hari militer Yahudi ke Jalur Gaza.
Dalam konferensi pers
yang digelar di kota Gaza pada Selasa (26/08) malam, juru bicara Hamas, Dr.
Sami Abu Zuhri, mengatakan “ pejuang Palestina telah berhasil mencapai apa yang
tidak dapat dilakukan pasukan gabungan Arab. Mereka (Israel) akhirnya
menyetujui sebagian besar tuntutan kami, setelah perang panjang selama 51 hari
lamanya.”
“Kemarin kami mengatakan
kepada anda (warga Yahudi) untuk tidak kembali ke rumah mereka di dekat
sepanjang perbatasan Gaza, Akan tetapi kini kami serukan kepada anda untuk
segera kembali kerumah kalian setelah berlakunya gencatan senjata,” tambah Dr.
Sami Abu Zuhri.
Dr. Sami Abu Zuhri
melanjutkan “hari ini kami mengumumkan kemenangan rakyat Palestina terhadap
Israel. Mereka takut setelah roket pejuang Palestina berhasil menembus sistem
pertahanan canggih mereka dan menghantam tempat-tempat strategis Israel.”
“Kita tahu bahwa
kemenangan ini adalah pemberian Alllah berkat doa, kesabaran dan pengorbanan
rakyat Palestina,” ujar Dr. Sami Abu Zuhri.
Perlu diketahui bahwa
gencatan senjata berlaku sejak pukul 19.00 waktu setempat, setelah pihak
mediator Mesir mengumumkan Hamas dan Israel sepakat untuk melakukan genacatan senjata permanen. (Rassd/Ram)
Rakyat Gaza Rayakan Gencatan Senjata Hamas – Israel
Redaksi – Rabu, 2 Zulqa'dah 1435 H /
27 Agustus 2014 08:20 WIB
Gencatan
senjata antara Israel dan Palestina untuk mengakhiri konflik tujuh pekan
di Gaza yang mulai berlaku pada hari Selasa dirayakan rakyat Palestina
yang turun ke jalan-jalan kota.
Para pejabat Palestina dan Mesir
mengatakan kesepakatan menghentikan permusuhan, pembukaan segera
penyeberangan yang diblokade di Gaza dengan Israel dan Mesir dan pelebaran zona
perikanan di wilayah itu di Mediterania.
Rakyat Palestina berkumpul di jalan-jalan
untuk merayakan setelah kesepakatan telah dicapai antara Hamas dan Israel
selama akhir tujuh minggu pertempuran di Jalur Gaza pada tanggal 26
Agustus 2014 di Rafah.
Baik Israel dan Mesir melihat Hamas
sebagai ancaman keamanan dan mencari jaminan bahwa aliran senjata tidak akan
memasuki wilayah yang dihuni oleh 1,8 juta orang.
Di bawah perjanjian tahap kedua dari
gencatan senjata yang akan dimulai 1 bulan kemudian, Israel dan Palestina akan
membahas pembangunan pelabuhan laut Gaza dan pelepasan tahanan Hamas oleh
Israel di Tepi Barat yang diduduki, kata para pejabat.
Setelah gencatan senjata dimulai,
lalu lintas memenuhi jalan-jalan Gaza. Klakson mobil berbunyi dan
nyanyian memuji Allah terdengar dari pengeras suara masjid.
“Hari ini kita mendeklarasikan
kemenangan perlawanan, hari ini kita mendeklarasikan kemenangan Gaza,” kata
juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri.
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan
oleh juru bicara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan Israel telah
menerima usulan Mesir untuk “gencatan senjata terbuka” dan akan menghadiri
pembicaraan Kairo untuk masa depan Gaza , hanya jika “total
mengakhiri serangan teror” dari wilayah tersebut ke Israel.
Konflik tersebut telah mengambil
korban besar di Jalur Gaza. Pejabat kesehatan Palestina mengatakan 2.139 orang,
sebagian besar warga sipil, termasuk lebih dari 490 anak-anak, telah gugur
sejak 8 Juli.
Enam puluh empat tentara Israel dan
lima warga sipil di Israel telah tewas.
“Kami memiliki perasaan campur aduk.
Kami sakit untuk kerugian tapi kami juga bangga kami sanggup berjuang untuk
perang ini sendirian dan kami tidak kalah ,” kata guru Gaza Ahmed Awf, 55,
sambil memegang nyaanak dua tahun dalam pelukannya dan bergabung dalam perayaan
.
Meskipun pemboman Israel dari laut
dan udara dan serangan invasi darat, Hamas mampu menjaga salvo roket
lintas-perbatasan yang mencapai jantung Israel, ibukota komersial Tel Aviv.
Pusat Palestina untuk Hak Asasi
Manusia mengatakan 540.000 orang telah mengungsi dari wilayah itu. Israel
mengatakan Hamas memikul tanggung jawab untuk korban sipil karena beroperasi di
kalangan area non-kombatan. Israel mengatakan, kelompok itu menggunakan sekolah
dan masjid untuk menyimpan senjata dan sebagai peluncuran situs untuk roket.
(Arby/Dz)
No comments:
Post a Comment