Translate

Wednesday, October 15, 2014

Nabiku Kumengenalmu Kumencintaimu, oleh : Ustadz Salman Al Farisi



PENGAJIAN DHUHA MASJID BAITUSSALAM

Nabiku Kumengenalmu Kumencintaimu
  
Ustadz  Salman Al Farisi
 
 Jum’at,  1 Dzulhijjah1435 H – 26 September 2014

Assalamu’alaikum wr.wb.,

Muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah subhanahu wata’ala,
Hari ini kita membahas tentang sebuah bagian dari Sirrah Nabawiyah, yaitu tema-nya : Nabiku, Ku mengenalmu Ku mencintaimu. Nasehat guru kami ketika kami belajar Islam di Mekkah : Dunia ini akan diberikan kepada orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya ataupun yang tidak.

Sekarang kalau kita amati di dunia sekitar kita, kita lihat orang yang rajin sholat kebanyakan orang miskin. Demikian juga orang-orang yang mau mengurus rumah Allah (Masjid) biasanya orang miskin.  Justru orang-orang kaya adalah orang-orang yang jauh dari Allah subhanahu wata’ala.

Bahwa dunia ini diberikan kepada orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya dan orang yang tidak mencintai Allah dan Rasul-Nya. Tetapi Iman hanya diberikan oleh Allah kepada orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya.  Dan diingatkan bahwa kebahagiaan dunia seperti apapun yang bisa kita raih,  tidak ada bandingannya dengan pemberian Iman yang diberikan oleh Allah subhanahu wata’ala. 


Oleh karena itu, karena Iman kepada Allah dan Rasul-Nya adalah kunci kebaha-giaan kita di dunia dan Akhirat, maka Iman itu tidak mungkin terjadi kalau kita tidak mencintai.  Adalah dusta kalau orang mengatakan Iman kepada Allah tetapi tidak cinta kepada Allah subhanahu wata’ala.  Adalah bohong kalau orang mengatakan beriman kalau tidak mencintai Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam.  Adalah dusta kalau orang mengaku mencintai Allah subhanahu wata’ala dan mencintai Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam tetapi ia tidak mengenal Allah dan juga tidak mengenal Rasul-Nya.

Kenapa kita harus mencintai Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam ?
Cobalah kita cari pemimpin di dunia ini yang sehebat Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam mencintai umatnya.  Tidak ada.
Seperti kita baca dalam riwayat Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam, ketika beliau berdakwah, sampai diludahi muka beliau setiap hari oleh seseorang yang membenci beliau, tetapi beliau tidak marah.  Itu semua demi kita umat Islam., Bahkan ketika orang yang setiap hari meludahi itu sakit, Nabi Muhammad-lah orang yang pertama menjenguknya dan dibawakan makanan.  Adakah seorang pemimpin di dunia ini yang seperti itu kecuali beliau  ? Tidak ada.

Sementara pemimpin zaman sekarang, baru dapat ancaman  SMS bahwa ia akan dibunuh,  pemimpin itu segera “curhat” kepada rakyatnya dengan mengadakan konperensi pers,  lewat TV, Radio, dst. agar diumumkan bahwa ia akan dibunuh oleh orang.

Rasulullah Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam berdakwah dengan segala pengorbanan demi cinta kepada umatnya, termasuk kita sekarang. Dan banyak lagi kisah beliau yang pahit-getir yang merupakan bukti cinta beliau kepada umatnya. Lalu bagaimana cinta kita kepada beliau Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam ?  Sudah pernahkah anda berdakwah lalu diludahi orang ? Belum pernah.
Jangankan diludahi, baru dikatakan : Sok alim, sok mengajari, sok tahu, kita sudah surut, tidak mau berdakwah lagi.   

Yang terjadi dalam masyarakat kita adalah : Kalau orang sudah kaya, punya milyaran dollar, tentu tidak lagi ingin berdakwah, membesarkan Islam. Untuk apa berdakwah. Lebih baik berleha-leha, ongkang-ongkang kaki di rumah. Untuk apa berdakwah segala macam ?  Sedangkan Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam ketika turun wahyu pertama di Gua Hira (Iqra’ bismirobbikalaladzi kholaq), asset beliau tercatat sebanyak ribuan Dinar (kalau dirupiahkan sekarang) tidak kurang dari 3,5 trilliun rupiah. Belum lagi harta yang bergerak berupa dagangan. Artinya, ketika itu beliau adalah orang kaya di Mekkah.


Dalam kondisi beliau sekaya itu turun perintah Allah subhanahu wata’ala kepada Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam untuk berdakwah,  demi kita umat Islam.  Demi kita umat Islam beliau lakukan dakwah sepanjang hidupnya, dan kekayaan beliau habis dalam jangka 13 tahun.
Itulah bukti cinta Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam kepada kita umat Islam.

Dan masih banyak lagi bukti cinta Rasul kepada kita. Maka malu sekali kalau kita tidak mengenal Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam dengan baik. Dan malu sekali kalau kita tidak mencintai beliau dengan sesungguh hati.  Bayangkan, ketika akhir hayat beliau, turun malaikat Jibril dan Izrail, berkata : “Ya Rasulullah tiba saatnya engkau kembali kepada Allah subhanahu wata’ala”.  Kemudian Jibril membuka hijab di langit untuk menunjukkan fasilitas surga, tempat yang akan beliau tempati kelak setelah dicabut nyawa beliau.

Kemudian beliau bersabda kepada Jibril : “Wahai Jibril, kalau aku nanti sudah ada di sana (surga) lalu bagimana keadaan umatku ?”.  Malaikat Jibril naik lagi ke langit melapor kepada Allah subhanahu wata’ala dan kembali ke pada Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam memberikan jawaban : “Umatmu akan dijaga oleh Allah subhanahu wata’ala”.
Maka turunlah Jibril dan Izrail mencabut nyawa beliau dan dibawa ke Surga.

Itulah tiga bukti cinta Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam yang harus kita balas.  Demikian luar-biasanya beliau membuktikan cinta beliau kepada kita umatnya. Maka marilah kita membuktikan cinta kita kepada Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam. Dan Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda, dalam Hadits diriwayatkan oleh Imam Bukhari :
Demi diriku yang ada dalam genggamn-Nya, tidaklah sempurna iman kalian sampai kalian lebih mencintai aku dari dirimu, hartamu, anakmu dan semua manusia” .

Pernah pada suatu hari Umar bin Khathab sedang duduk bersama para sahabat lain, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bertanya : “Wahai Umar, engkau lebih mencintai aku atau hartamu ?”  Umar bin Khathab menjawab : “Aku lebih mencintai engkau, ya Rasulullah,  dibanding hartaku”. Dan memang dibuktikan oleh Umar bin Khathab, ia meng-infakkan setengah dari hartanya. 


Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bertanya : “Lebih mencintai mana dengan keluargamu?”.  Umar menjawab : “Aku lebih mencintai engkau daripada keluargaku”. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bertanya lagi: “Wahai Umar engkau lebih mencintai dirimu dibanding mencintai aku ?”.  
Ketika itu Umar bin Khathab diam, tidak menjawab, lalu diajarkan oleh Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam dan keluarlah Hadits tersebut di atas.

Bagaimana dengan kita, sudahkah kita lebih mencintai Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam dibanding dengan selain beliau ?. 

Mencintai Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam dengan sempurna adalah kewajiban kita semua.   Bukan saja karena Hadits tersebut di atas,  tetapi karena fakta sejarah Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam yang telah membuktikan  cinta yang sesungguhnya kepada kita.
Juga Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam Al Qur’an Surat At Taubah ayat 24 :

سُوۡرَةُ التّوبَة

قُلۡ إِن كَانَ ءَابَآؤُكُمۡ وَأَبۡنَآؤُڪُمۡ وَإِخۡوَٲنُكُمۡ وَأَزۡوَٲجُكُمۡ وَعَشِيرَتُكُمۡ وَأَمۡوَٲلٌ ٱقۡتَرَفۡتُمُوهَا وَتِجَـٰرَةٌ۬ تَخۡشَوۡنَ كَسَادَهَا وَمَسَـٰكِنُ تَرۡضَوۡنَهَآ أَحَبَّ إِلَيۡڪُم مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَجِهَادٍ۬ فِى سَبِيلِهِۦ فَتَرَبَّصُواْ حَتَّىٰ يَأۡتِىَ ٱللَّهُ بِأَمۡرِهِۦ‌ۗ وَٱللَّهُ لَا يَہۡدِى ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡفَـٰسِقِينَ (٢٤)


Katakanlah (Muhammad): "Jika bapak-bapak, anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.

Kalau kita lebih mencintai harta, isteri dan anak-anak serta tempat tinggal kita daripada Allah dan Rasul-Nya, maka tunggulah sampai Allah subhanahu wata’ala mendatangkan keputusan-Nya.   Itu adalah firman (perintah) dari Allah subhanahu wata’ala, bahwa kita wajib mencintai Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam .
Maka wajib hukumnya kita mencintai Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam.

Kalau kita mengaku mencintai Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam, pertanyan-nya adalah : Who – What – Where – When – Why – How – Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam ?

Sejauh manakah cinta umat Islam kepada Nabi Muhammad s.a.w. ?
Penelitian secara kecil-kecilan terhadap masyarakat Indonesia, ternyata hampir semua umat Islam Indonesia tidak tahu tentang :

-         Ada apa dengan tanggal 20 April 571 Masehi ?
-         Ada apa dengan tanggal 10 Agustus 610 Masehi ? 
-         Ada apa dengan tanggal 8 Juni 632 Masehi?

Padahal tanggal-tanggal tersebut merupakan tanggal sacral bagi orang yang men-cintai Nabi Muhammad shollalalahu ‘alaihi wasallam .
Sementara kalau orang Indonesia ditanyakan tanggal berapa lahir Nabi Muhammad saw ?   Mereka akan menjawab : 12  Rabi’ul Awal.

Sebetulnya kalau  ingin di komplain kepada mereka,  tanggal tersebut (12 Rabi’ul Awal) belum ada ketika Nabi Muhammad saw lahir. Ketika itu belum ada tanggal dan tahun Hijriyah.  Tahun Hijriyah adalah muncul semasa ketika Umar bin Khathab rodhiyallahu ‘anhu menjadi Khalifah. Dan dihitung (dimulai) dari hijrahnya Nabi Muhammad saw. ke Madinah.  Penyebutan “Tahun Hijriyah” adalah   jauh sesudah Nabi Muhammad saw wafat.

Dari penelitian dan hasil penghitungan para ahli ternyata tanggal-tanggal :

-         20 April  571 Masehi : Lahir Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam 
-         10 Agustus 610 Masehi : Nuzulul Qur’an. Kata orang 17 Romadhon adalah Nuzulu Qur’an, padahal ketika turun Wahyu pertama di Gua Hira, ketika itu belum ada Romadhon,  belum ada perintah puasa, karena perintah puasa Romadhon adalah pada tahun kedua Hijriyah. Yang benar dan menjadi saksi adalah tanggal 10 Agustus 610 Masehi.
-         8 Juni 632 Masehi : Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam wafat. Lagi-lagi orang mengatakan wafat Nabi Muhammad saw tanggal 12 Rabi’ul Awal tahun 11 Hijriyah. (Benarkah ?).

Dari hasil penelitian tersebut, maka saya (Salman Al Farisi)  menyimpulkan :
-         Saya (Salman Al Farisi – ustadz) akan konsen dan focus memperkenalkan Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam setiap saya ceramah -.



Karena saya tidak ingin orang Islam melakukan sholat, puasa, membayar zakat, Hajji, berbicara Islam, berpakaian Islam, tetapi tidak kenal siapa yang membawakan Islam.   Adalah dosa  kita semua kalau tidak mengenal siapa Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam.

Karena tidak mengenal siapa Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam, maka orang lalu menganggap  aneh dengan Siwak (pembersih gigi). Bahkan orang-orang pandai zaman sekarang menganggap Siwak itu kuno, sekarang sudah ada sikat gigi, ada pasta gigi yang mengandung fluor. Orang berpendapat demikian itu pertanda tidak mencintai Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam.

Dan ternyata dari hasil penyelidikan medis,  Siwak banyak mengandung zat yang menguatkan gigi serta membuat orang kuat tulung punggungnya, tidak bongkok ketika di hari-tuanya. Tidak ada sikat atau pasta gigi yang mampu menandingi kehebatan Siwak.   Imam Al Gazali menulis ada 70 Hikmah, kenapa kita harus memakai Siwak. Diantaranya adalah bila orang selalu menggosok gigi dengan Siwak, maka sampai tua ia tidak akan bongkok. 

Banyak umat Islam yang karena tidak mengenal siapa Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam, lalu menganggap remeh Siwak.  Padahal dalam Hadits shahih Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Kalau-lah aku tidak melihat terlalu berat umatku untuk bersiwak, maka akan aku wajibkan mereka bersiwak setiap hendak sholat”.

Demikian besar perhatian beliau Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam kepada umatnya,  karena khawatir umatnya terlalu berat (repot) melakukan siwak, maka tidak diwajibkan.  Padahal beliau sangat menginginkan agar umatnya memakai Siwak.
Anehnya,  kita umat Islam, terhadap yang tidak diwajibkan ini (Siwak), dimana beliau sangat ingin umatnya mengamalkannya, lalu menganggap  siwak itu aneh, dan tidak ada di rumah-rumah mereka,  karena mereka tidak tahu (mengenal) siapa Nabi Muhammad shollallahu ‘alaih wasallam.

Padahal Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam selalu memakai Siwak sebelum melakukan sholat.  Demikian pula para sahabat. Tetapi sekarang banyak orang yang mengatakan “jorok” ketika orang yang memakai siwak. Saking tidak mengenalnya mereka kepada Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam.


Atau karena tidak mengenal siapa Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam beserta ajaran-ajarannya, mereka menganggap aneh orang yang makan sambil duduk dengan lutut kaki kanan diangkat sehingga paha menempel di perut dan lutut kaki di bawah ketiak tangan kanannya. Banyak pula yang mengatakan bahwa makan bersama orang banyak dalam satu nampan (ajang) itu jorok.  Padahal itu dilakukan oleh Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam.   

Kita banyak meniru-meniru gaya orang Barat dari pada mengikuti cara Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam, karena kita kurang mengenal beliau.
Sahabat Ibnu Umar marah-marah hampir ingin memukuli anaknya, karena puteranya (Salim bin Abdullah bin Umar) tidak menyukai lauk-makanan yang dihidangkan oleh ibunya, padahal makanan itu disenangi oleh Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam. Hanya sekedar selera yang Nabi sukai, Ibnu Umar marah sekali kepada anaknya yang tidak menyukai makanan itu.

Bagaimana dengan Sunnah Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam, banyak yang tidak tahu.  Jangan-jangan hanya duduknya, mungkin pakaian panjang, jenggotan, sudah dianggap teroris. Banyak orang Islam yang tidak tahu bahwa memelihara Jenggot adalah Sunnah Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam

Perlu disampaikan di sini bahwa Empat Imam Madzhab yang termasyhur Imam Hanafi, Imam Malik, Imam Syafi’i dan Imam Ahmad bin Hanbal,  mengha-ramkan laki-laki yang mencukur habis jenggotnya. Karena memelihara jenggot adalah Sunnah (Perintah) Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam.  Beliau memelihara jenggotnya sampai sepanjang genggaman.

Masih banyak perkara-perkara yang dilakukan oleh Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam lalu kita sepelekan, kita anggap rendah, atau aneh, karena kita tidak mengenal beliau secara benar.  Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Tidak sempurna sholat seorang  laki-laki yang tempat tinggalnya tidak jauh dari masjid tetapi ia sholat sendiri di rumah”. 

Para ulama pen-syarah Hadits berkata : “Empatpuluh rumah ke utara, ke selatan, ke barat ke timur adalah tetangga masjid. Siapa (laki-laki) yang tinggal di sana dan mencintai Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam harus sholat berjamaah di masjid”.

Maka laki-laki harus sholat berjamaah di masjid. Pegawai kantor juga harus di masjid karena sekarang di kantor-kantor, di pabrik-pabrik sudah disediakan masjid/musholla.
Itu pertanda kecintaan kepada Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam.  Jangan karena tidak kenal dengan Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam lalu beberapa Sunnahnya tidak kita amalkan atau bahkan kita remehkan. Jangan sampai.

Banyak para Ibu-Ibu Indonesia yang membenci poligami Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam. Jangan demikian. Sebaiknya ibu-ibu bersikap : “Ya Allah kami mengakui  bahwa poligami adalah Sunnah Rasul-Mu, tetapi belum sanggup hati kami mengamalkannya”.
Hendaknya para Ibu jangan membencinya, karena itu Sunnah Rasulullah s.a.w.

Sebenarnya masih banyak perkara-perkara yang belum dilaksanakan oleh umat Islam Indonesia.  Apalagi dalam cara makan.  Banyak sekali adab-adab makan yang diabaikan oleh orang Islam Indonesia.  Padahal dalam Hadits Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Siapa yang mengamalkan Sunnahku maka itu sebagai tanda ia mencintaiku.  Siapa yang mencintaiku dengan baik, maka ia wajib mendapat Syafaatku kelak di Hari Kiamat”.

Bagaimana cara kita mencintai Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam ?
Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam AlQur’an Surat Ali Imron ayat 31 :

سُوۡرَةُ آل عِمرَان

قُلۡ إِن كُنتُمۡ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحۡبِبۡكُمُ ٱللَّهُ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡ‌ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ۬ (٣١)


Katakanlah (Muhammad): "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Yang dimaksud “ikutilah aku” dalam ayat tersebut, bagi kita adalah sejak membuka mata bangun tidur sampai kembali tidur lagi, ikutilah Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam. Niscaya Allah subhanahu wata’ala akan mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kita. Terutama dalam hal beribadah, harus mengikuti cara-cara beribadah yang dilakukan oleh Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam.

Dalam Hadits shahih riwayat Imam Muslim, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Siapa yang sudah dicintai oleh Allah maka mulut yang berbicara itu adalah mulut Allah”.  Maksudnya, ketika orang yang dicintai Allah berdo’a,  langsung diijabah do’anya. Langsung dikabulkan.

Dalam kisah sebuah Hadits shahih, suatu ketika Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam hendak meng-eksekusi Qishas (hukuman mati) seorang pemuda, karena pemuda itu terbukti membunuh seseorang.
Kemudian nenek dari pemuda (terdakwa) datang menemui Rasulullah dan berkata : “Ya Rasulullah,  saya tidak meng-izinkan engkau meng-Qishas (men-eksekusi) cucu saya.   Saya akan meminta kepada Allah agar Allah membatalkan eksekusi ini”.  Jawaban Rasulullah saw : “Tidak mengapa, ya nenek, aku tidak  bisa mencegah nenek untuk berdo’a kepada Allah, bahwa di antara orang-orang yang Allah cintai itu, kalau ia meminta pasti dikabulkan”.

Malamnya ketika nenek itu sholat Tahajud, ia memohon kepada Allah subhanahu wata’ala, agar cucunya tidak dieksekusi.
Pagi harinya ketika akan dilaksanakan eksekusi hukuman mati, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam sudah berkumpul dengan para sahabat dan kaum  muslimin di suatu lapangan,  sebelum permbacaan surat keputusan eksekusi, berdirilah salah seorang ahli waris korban pembunuhan, menyatakan dengan sumpah bahwa ia dan keluarganya memaafkan si terdakwa.

Mendengar ucapan orang itu tersenyumlah Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam, dan ketika si nenek mendatangi beliau, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Bukankah sudah aku katakan bahwa bila engkau benar-benar mencintai Allah dan dicintai Allah, maka do’amu akan dikabulkan oleh Allah subhanahu wata’ala?”

Itulah salah satu contoh asbabul wurud dari Hadits tersebut di atas, bahwa bila orang kalau sudah dicintai oleh Allah subhanahau wata’ala maka do’anya langsung dikabulkan oleh Allah subhanahu wata’ala. Dan cara untuk mendapatkan cinta Allah adalah dengan : Ittiba’ (mengikuti) Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam.

Demikianlah kami sampaikan agar anda mau mengenal Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam sebagai bukti cinta kepada Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam.   Agar jangan sampai terjadi, hanya karena tidak mengenal Rasulullah lalu kita membenci sesuatu yang dilakukan oleh Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam.  Do’a kami: Semoga kita bisa menyempurnakan cinta kita kepadanya Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam. Semoga bisa kita lanjutkan bahasan kita ini pada pertemuan yang akan datang, Insya Allah.

Intinya : Bahwa kita muslimin dan muslimat mencintai Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam adalah wajib hukumnya.  Karena Iman hanya diberikan oleh Allah subhanahu wata’ala hanya kepada orang yang mencintai. Dan langkah pertamanya adalah : Mengenal Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam.
Maka marilah kita mengenal Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam dengan baik dan sempurna.

Tanya-Jawab.

Pertanyaan :


1.     Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw ketika anak bayi lahir, lalu di adzankan dan di Iqamatkan, lalu si bayi di suapi dengan kurma yang sudah dilumatkan,  Sementara menurut kedokteran, yang demikian itu tidak boleh. Yang benar adalah bayi hendaknya diberi ASI.  Mohon penjelasan. 
2.     Dari riwayat Hadits didapat keterangan bahwa Nabi Saw. berpoligami dengan wanita-wanita yang memang sudah tua dan tidak menarik bagi laki-laki lain.  Mohon penjelasan.

Jawaban :
1.     Tentang meng-Adzani dan Iqamat pada bayi yang baru lahir adalah Sunnah Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam. Sedangkan mengenai pemberian korma kepada bayi,  kalau ada dokter yang melarang, hendaknya yang mengatakan tidak boleh adalah para penemu-penemu ilmu kesehatan terdahulu seperti Ibnu Sina, Al Farabi,   dll. karena beliaulah Bapak Ilmu kedokteran di dunia. Beliaulah dokter pertama di dunia. Beliau tidak menyebutkan bahwa kurma dilarang diberikan kepada bayi. Sementara dokter sekarang mempelajari ilmu kedokteran dari Barat.  Tidak dari Islam.
2.     Tentang poligami, hendaknya para ibu jangan membenci poligami, karena itu adalah Syari’at Allah subhanahu wata’ala dan Sunnah Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam.  Dan Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam berpoligami bukan hanya dengan wanita-wanita yang sudah tua, tetapi juga dengan wanita yang masih muda dan cantik sekali.   Misalnya Shofiyah dan Zainab, beliau masih muda dan cantik.

Sekian bahasan, mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIK.  

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
                                                      _______________

No comments:

Post a Comment