PENGAJIAN DHUHA MASJID BAITUSSALAM
Nabiku
Kumengenalmu Kumencintaimu
Ustadz Salman Al Farisi
Jum’at, 1 Dzulhijjah1435 H – 26 September 2014
Assalamu’alaikum
wr.wb.,
Muslimin
dan muslimat yang dirahmati Allah subhanahu
wata’ala,
Hari ini kita membahas tentang sebuah
bagian dari Sirrah Nabawiyah, yaitu tema-nya : Nabiku, Ku mengenalmu Ku mencintaimu. Nasehat guru kami ketika kami
belajar Islam di Mekkah : Dunia ini akan diberikan kepada orang yang mencintai
Allah dan Rasul-Nya ataupun yang tidak.
Sekarang kalau kita amati di dunia
sekitar kita, kita lihat orang yang rajin sholat kebanyakan orang miskin.
Demikian juga orang-orang yang mau mengurus rumah Allah (Masjid) biasanya orang
miskin. Justru orang-orang kaya adalah
orang-orang yang jauh dari Allah subhanahu
wata’ala.
Bahwa dunia ini diberikan kepada orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya
dan orang yang tidak mencintai Allah dan Rasul-Nya. Tetapi Iman hanya diberikan oleh Allah kepada orang yang mencintai Allah
dan Rasul-Nya. Dan diingatkan bahwa
kebahagiaan dunia seperti apapun yang bisa kita raih, tidak ada bandingannya dengan pemberian Iman yang diberikan oleh Allah subhanahu wata’ala.
Oleh karena itu, karena Iman kepada
Allah dan Rasul-Nya adalah kunci kebaha-giaan kita di dunia dan Akhirat, maka Iman itu tidak mungkin terjadi kalau
kita tidak mencintai. Adalah dusta kalau
orang mengatakan Iman kepada Allah tetapi tidak cinta kepada Allah subhanahu wata’ala. Adalah bohong kalau orang mengatakan beriman
kalau tidak mencintai Rasulullah shollallahu
‘alaihi wasallam. Adalah dusta kalau
orang mengaku mencintai Allah subhanahu
wata’ala dan mencintai Rasulullah shollallahu
‘alaihi wasallam tetapi ia tidak
mengenal Allah dan juga tidak
mengenal Rasul-Nya.
Kenapa kita harus mencintai Nabi
Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam
?
Cobalah kita cari pemimpin di dunia ini
yang sehebat Nabi Muhammad shollallahu
‘alaihi wasallam mencintai umatnya. Tidak ada.
Seperti kita baca dalam riwayat Nabi
Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam,
ketika beliau berdakwah, sampai diludahi muka beliau setiap hari oleh seseorang
yang membenci beliau, tetapi beliau tidak marah. Itu semua demi kita umat Islam., Bahkan
ketika orang yang setiap hari meludahi itu sakit, Nabi Muhammad-lah orang yang
pertama menjenguknya dan dibawakan makanan. Adakah seorang pemimpin di dunia ini yang
seperti itu kecuali beliau ? Tidak ada.
Sementara pemimpin zaman sekarang, baru
dapat ancaman SMS bahwa ia akan
dibunuh, pemimpin itu segera “curhat” kepada rakyatnya dengan
mengadakan konperensi pers, lewat TV,
Radio, dst. agar diumumkan bahwa ia akan dibunuh oleh orang.
Rasulullah Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam berdakwah dengan segala pengorbanan
demi cinta kepada umatnya, termasuk kita sekarang. Dan banyak lagi kisah beliau
yang pahit-getir yang merupakan bukti
cinta beliau kepada umatnya. Lalu bagaimana cinta kita kepada beliau
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam
? Sudah pernahkah anda berdakwah lalu
diludahi orang ? Belum pernah.
Jangankan diludahi, baru dikatakan : Sok alim, sok mengajari, sok tahu, kita
sudah surut, tidak mau berdakwah lagi.
Yang terjadi dalam masyarakat kita
adalah : Kalau orang sudah kaya, punya milyaran dollar, tentu tidak lagi ingin
berdakwah, membesarkan Islam. Untuk apa berdakwah. Lebih baik berleha-leha,
ongkang-ongkang kaki di rumah. Untuk apa berdakwah segala macam ? Sedangkan Muhammad shollallahu ‘alaihi
wasallam ketika turun wahyu pertama di Gua Hira (Iqra’ bismirobbikalaladzi kholaq), asset beliau tercatat sebanyak
ribuan Dinar (kalau dirupiahkan sekarang) tidak kurang dari 3,5 trilliun
rupiah. Belum lagi harta yang bergerak berupa dagangan. Artinya, ketika itu
beliau adalah orang kaya di Mekkah.
Dalam kondisi beliau sekaya itu turun
perintah Allah subhanahu wata’ala
kepada Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi
wasallam untuk berdakwah, demi kita
umat Islam. Demi kita umat Islam beliau
lakukan dakwah sepanjang hidupnya, dan kekayaan beliau habis dalam jangka 13
tahun.
Itulah bukti cinta Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam kepada kita
umat Islam.
Dan masih banyak lagi bukti cinta Rasul
kepada kita. Maka malu sekali kalau kita tidak mengenal Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam dengan
baik. Dan malu sekali kalau kita tidak mencintai beliau dengan sesungguh
hati. Bayangkan, ketika akhir hayat
beliau, turun malaikat Jibril dan Izrail, berkata : “Ya Rasulullah tiba saatnya engkau kembali kepada Allah subhanahu
wata’ala”. Kemudian Jibril membuka
hijab di langit untuk menunjukkan fasilitas surga, tempat yang akan beliau
tempati kelak setelah dicabut nyawa beliau.
Kemudian beliau bersabda kepada Jibril :
“Wahai Jibril, kalau aku nanti sudah ada di sana (surga) lalu bagimana keadaan
umatku ?”. Malaikat Jibril naik lagi ke
langit melapor kepada Allah subhanahu
wata’ala dan kembali ke pada Rasulullah shollallahu
‘alaihi wasallam memberikan jawaban : “Umatmu akan dijaga oleh Allah subhanahu wata’ala”.
Maka turunlah Jibril dan Izrail mencabut
nyawa beliau dan dibawa ke Surga.
Itulah tiga bukti cinta Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam yang harus
kita balas. Demikian luar-biasanya
beliau membuktikan cinta beliau kepada kita umatnya. Maka marilah kita
membuktikan cinta kita kepada Rasulullah shollallahu
‘alaihi wasallam. Dan Rasulullah shollallahu
‘alaihi wasallam bersabda, dalam Hadits diriwayatkan oleh Imam Bukhari :
“Demi
diriku yang ada dalam genggamn-Nya, tidaklah sempurna iman kalian sampai kalian
lebih mencintai aku dari dirimu, hartamu, anakmu dan semua manusia” .
Pernah pada suatu hari Umar bin Khathab
sedang duduk bersama para sahabat lain, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bertanya : “Wahai Umar, engkau lebih mencintai aku atau hartamu ?” Umar bin Khathab menjawab : “Aku lebih mencintai engkau, ya
Rasulullah, dibanding hartaku”. Dan
memang dibuktikan oleh Umar bin Khathab, ia meng-infakkan setengah dari
hartanya.
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bertanya : “Lebih mencintai mana dengan keluargamu?”. Umar menjawab : “Aku lebih mencintai engkau daripada keluargaku”. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bertanya
lagi: “Wahai Umar engkau lebih mencintai
dirimu dibanding mencintai aku ?”.
Ketika itu Umar bin Khathab diam, tidak
menjawab, lalu diajarkan oleh Rasulullah shollallahu
‘alaihi wasallam dan keluarlah Hadits tersebut di atas.
Bagaimana dengan kita, sudahkah kita
lebih mencintai Rasulullah shollallahu
‘alaihi wasallam dibanding dengan selain beliau ?.
Mencintai Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam dengan
sempurna adalah kewajiban kita semua.
Bukan saja karena Hadits tersebut di atas, tetapi karena fakta sejarah Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam yang telah
membuktikan cinta yang sesungguhnya
kepada kita.
Juga Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam Al Qur’an Surat At Taubah ayat 24 :
سُوۡرَةُ التّوبَة
قُلۡ إِن كَانَ
ءَابَآؤُكُمۡ وَأَبۡنَآؤُڪُمۡ وَإِخۡوَٲنُكُمۡ وَأَزۡوَٲجُكُمۡ وَعَشِيرَتُكُمۡ
وَأَمۡوَٲلٌ ٱقۡتَرَفۡتُمُوهَا وَتِجَـٰرَةٌ۬ تَخۡشَوۡنَ كَسَادَهَا وَمَسَـٰكِنُ
تَرۡضَوۡنَهَآ أَحَبَّ إِلَيۡڪُم مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَجِهَادٍ۬ فِى
سَبِيلِهِۦ فَتَرَبَّصُواْ حَتَّىٰ يَأۡتِىَ ٱللَّهُ بِأَمۡرِهِۦۗ وَٱللَّهُ لَا
يَہۡدِى ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡفَـٰسِقِينَ (٢٤)
Katakanlah
(Muhammad): "Jika bapak-bapak, anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri,
kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu
khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu
cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, maka tunggulah
sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". dan Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang yang fasik.
Kalau kita lebih mencintai harta, isteri
dan anak-anak serta tempat tinggal kita daripada Allah dan Rasul-Nya, maka
tunggulah sampai Allah subhanahu wata’ala
mendatangkan keputusan-Nya. Itu adalah
firman (perintah) dari Allah subhanahu
wata’ala, bahwa kita wajib mencintai Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam .
Maka wajib
hukumnya kita mencintai Rasulullah shollallahu
‘alaihi wasallam.
Kalau kita mengaku mencintai Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam, pertanyan-nya
adalah : Who – What – Where – When – Why
– How – Muhammad shollallahu ‘alaihi
wasallam ?
Sejauh manakah cinta umat Islam kepada
Nabi Muhammad s.a.w. ?
Penelitian secara kecil-kecilan terhadap
masyarakat Indonesia, ternyata hampir semua umat Islam Indonesia tidak tahu tentang :
-
Ada
apa dengan tanggal 20 April 571 Masehi ?
-
Ada
apa dengan tanggal 10 Agustus 610 Masehi ?
-
Ada
apa dengan tanggal 8 Juni 632 Masehi?
Padahal tanggal-tanggal tersebut merupakan
tanggal sacral bagi orang yang
men-cintai Nabi Muhammad shollalalahu
‘alaihi wasallam .
Sementara kalau orang Indonesia ditanyakan
tanggal berapa lahir Nabi Muhammad saw ?
Mereka akan menjawab : 12 Rabi’ul
Awal.
Sebetulnya kalau ingin di komplain kepada mereka, tanggal
tersebut (12 Rabi’ul Awal) belum ada ketika Nabi Muhammad saw lahir. Ketika
itu belum ada tanggal dan tahun Hijriyah.
Tahun Hijriyah adalah muncul semasa ketika Umar bin Khathab rodhiyallahu ‘anhu menjadi Khalifah. Dan
dihitung (dimulai) dari hijrahnya Nabi Muhammad saw. ke Madinah. Penyebutan “Tahun Hijriyah” adalah jauh
sesudah Nabi Muhammad saw wafat.
Dari penelitian dan hasil penghitungan
para ahli ternyata tanggal-tanggal :
-
20
April 571 Masehi : Lahir Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam
-
10
Agustus 610 Masehi : Nuzulul Qur’an. Kata orang 17 Romadhon adalah Nuzulu
Qur’an, padahal ketika turun Wahyu pertama di Gua Hira, ketika itu belum ada
Romadhon, belum ada perintah puasa,
karena perintah puasa Romadhon adalah pada tahun kedua Hijriyah. Yang benar dan
menjadi saksi adalah tanggal 10 Agustus 610 Masehi.
-
8
Juni 632 Masehi : Nabi Muhammad shollallahu
‘alaihi wasallam wafat. Lagi-lagi orang mengatakan wafat Nabi Muhammad saw
tanggal 12 Rabi’ul Awal tahun 11 Hijriyah. (Benarkah ?).
Dari hasil penelitian tersebut, maka saya
(Salman Al Farisi) menyimpulkan :
-
Saya (Salman Al
Farisi – ustadz) akan konsen dan focus memperkenalkan Muhammad shollallahu
‘alaihi wasallam setiap saya ceramah -.
Karena saya tidak ingin orang Islam melakukan
sholat, puasa, membayar zakat, Hajji, berbicara Islam, berpakaian Islam, tetapi
tidak kenal siapa yang membawakan Islam. Adalah dosa kita semua kalau tidak mengenal siapa Nabi
Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam.
Karena tidak mengenal siapa Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam, maka orang
lalu menganggap aneh dengan Siwak (pembersih gigi). Bahkan
orang-orang pandai zaman sekarang menganggap Siwak itu kuno, sekarang sudah ada sikat gigi, ada pasta gigi yang
mengandung fluor. Orang berpendapat
demikian itu pertanda tidak mencintai Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam.
Dan ternyata dari hasil penyelidikan
medis, Siwak banyak mengandung zat yang menguatkan gigi serta membuat
orang kuat tulung punggungnya, tidak bongkok ketika di hari-tuanya. Tidak ada
sikat atau pasta gigi yang mampu menandingi kehebatan Siwak. Imam Al Gazali menulis ada 70 Hikmah, kenapa kita harus memakai
Siwak. Diantaranya adalah bila orang selalu menggosok gigi dengan Siwak, maka
sampai tua ia tidak akan bongkok.
Banyak umat Islam yang karena tidak mengenal
siapa Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi
wasallam, lalu menganggap remeh Siwak. Padahal dalam Hadits shahih Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“Kalau-lah aku tidak melihat terlalu
berat umatku untuk bersiwak, maka akan aku wajibkan mereka bersiwak setiap
hendak sholat”.
Demikian besar perhatian beliau Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam kepada
umatnya, karena khawatir umatnya terlalu
berat (repot) melakukan siwak, maka tidak diwajibkan. Padahal beliau sangat menginginkan agar
umatnya memakai Siwak.
Anehnya,
kita umat Islam, terhadap yang tidak diwajibkan ini (Siwak), dimana
beliau sangat ingin umatnya mengamalkannya, lalu menganggap siwak itu aneh, dan tidak ada di rumah-rumah
mereka, karena mereka tidak tahu (mengenal)
siapa Nabi Muhammad shollallahu ‘alaih
wasallam.
Padahal Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam selalu memakai Siwak sebelum melakukan
sholat. Demikian pula para sahabat.
Tetapi sekarang banyak orang yang mengatakan “jorok” ketika orang yang memakai
siwak. Saking tidak mengenalnya mereka kepada Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam.
Atau karena tidak mengenal siapa
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam
beserta ajaran-ajarannya, mereka menganggap aneh orang yang makan sambil duduk
dengan lutut kaki kanan diangkat sehingga paha menempel di perut dan lutut kaki
di bawah ketiak tangan kanannya. Banyak pula yang mengatakan bahwa makan
bersama orang banyak dalam satu nampan (ajang) itu jorok. Padahal itu dilakukan oleh Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam.
Kita banyak meniru-meniru gaya orang Barat
dari pada mengikuti cara Rasulullah shollallahu
‘alaihi wasallam, karena kita kurang mengenal beliau.
Sahabat Ibnu Umar marah-marah hampir ingin memukuli anaknya, karena
puteranya (Salim bin Abdullah bin Umar) tidak menyukai lauk-makanan yang
dihidangkan oleh ibunya, padahal makanan itu disenangi oleh Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam. Hanya
sekedar selera yang Nabi sukai, Ibnu Umar marah sekali kepada anaknya yang
tidak menyukai makanan itu.
Bagaimana dengan Sunnah Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam, banyak
yang tidak tahu. Jangan-jangan hanya
duduknya, mungkin pakaian panjang, jenggotan, sudah dianggap teroris. Banyak
orang Islam yang tidak tahu bahwa memelihara Jenggot adalah Sunnah Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam
Perlu disampaikan di sini bahwa Empat Imam
Madzhab yang termasyhur Imam Hanafi, Imam Malik, Imam Syafi’i dan
Imam Ahmad bin Hanbal, mengha-ramkan laki-laki yang mencukur
habis jenggotnya. Karena memelihara jenggot adalah Sunnah (Perintah) Rasulullah
shollallahu ‘alaihi wasallam. Beliau memelihara jenggotnya sampai sepanjang
genggaman.
Masih banyak perkara-perkara yang
dilakukan oleh Rasulullah shollallahu
‘alaihi wasallam lalu kita
sepelekan, kita anggap rendah, atau aneh, karena kita tidak mengenal beliau
secara benar. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“Tidak sempurna sholat seorang laki-laki yang tempat tinggalnya tidak jauh
dari masjid tetapi ia sholat sendiri di rumah”.
Para ulama pen-syarah Hadits berkata : “Empatpuluh rumah ke utara, ke selatan, ke
barat ke timur adalah tetangga masjid. Siapa (laki-laki) yang tinggal di sana
dan mencintai Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam harus sholat berjamaah di
masjid”.
Maka laki-laki harus sholat berjamaah di
masjid. Pegawai kantor juga harus di masjid karena sekarang di kantor-kantor, di
pabrik-pabrik sudah disediakan masjid/musholla.
Itu pertanda kecintaan kepada Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam. Jangan karena tidak kenal dengan Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam lalu beberapa Sunnahnya tidak kita amalkan atau bahkan
kita remehkan. Jangan sampai.
Banyak para Ibu-Ibu Indonesia yang
membenci poligami Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam. Jangan
demikian. Sebaiknya ibu-ibu bersikap : “Ya
Allah kami mengakui bahwa poligami
adalah Sunnah Rasul-Mu, tetapi belum sanggup hati kami mengamalkannya”.
Hendaknya para Ibu jangan membencinya,
karena itu Sunnah Rasulullah s.a.w.
Sebenarnya masih banyak perkara-perkara
yang belum dilaksanakan oleh umat Islam Indonesia. Apalagi dalam cara makan. Banyak sekali adab-adab makan yang diabaikan
oleh orang Islam Indonesia. Padahal
dalam Hadits Rasulullah shollallahu
‘alaihi wasallam bersabda : “Siapa
yang mengamalkan Sunnahku maka itu sebagai tanda ia mencintaiku. Siapa yang mencintaiku dengan baik, maka ia
wajib mendapat Syafaatku kelak di Hari Kiamat”.
Bagaimana cara kita mencintai Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam ?
Allah subhanahu
wata’ala berfirman dalam AlQur’an Surat
Ali Imron ayat 31 :
سُوۡرَةُ آل عِمرَان
قُلۡ إِن كُنتُمۡ
تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحۡبِبۡكُمُ ٱللَّهُ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ
ذُنُوبَكُمۡۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ۬ (٣١)
Katakanlah
(Muhammad): "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni
dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Yang dimaksud “ikutilah aku” dalam ayat tersebut, bagi kita adalah sejak membuka
mata bangun tidur sampai kembali tidur lagi, ikutilah Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam. Niscaya
Allah subhanahu wata’ala akan
mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kita. Terutama dalam hal beribadah, harus
mengikuti cara-cara beribadah yang dilakukan oleh Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam.
Dalam Hadits shahih riwayat Imam Muslim,
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Siapa yang sudah dicintai oleh Allah maka mulut yang berbicara itu
adalah mulut Allah”. Maksudnya,
ketika orang yang dicintai Allah berdo’a, langsung diijabah do’anya. Langsung
dikabulkan.
Dalam kisah sebuah Hadits shahih, suatu
ketika Rasulullah shollallahu ‘alaihi
wasallam hendak meng-eksekusi Qishas (hukuman mati) seorang pemuda,
karena pemuda itu terbukti membunuh seseorang.
Kemudian nenek dari pemuda (terdakwa)
datang menemui Rasulullah dan berkata : “Ya
Rasulullah, saya tidak meng-izinkan
engkau meng-Qishas (men-eksekusi) cucu saya.
Saya akan meminta kepada Allah agar Allah membatalkan eksekusi ini”. Jawaban Rasulullah saw : “Tidak mengapa, ya nenek, aku tidak bisa mencegah nenek untuk berdo’a kepada
Allah, bahwa di antara orang-orang yang Allah cintai itu, kalau ia meminta
pasti dikabulkan”.
Malamnya ketika nenek itu sholat Tahajud,
ia memohon kepada Allah subhanahu
wata’ala, agar cucunya tidak dieksekusi.
Pagi harinya ketika akan dilaksanakan
eksekusi hukuman mati, Rasulullah shollallahu
‘alaihi wasallam sudah berkumpul dengan para sahabat dan kaum muslimin di suatu lapangan, sebelum permbacaan surat keputusan eksekusi,
berdirilah salah seorang ahli waris korban pembunuhan, menyatakan dengan sumpah
bahwa ia dan keluarganya memaafkan si
terdakwa.
Mendengar ucapan orang itu tersenyumlah
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam,
dan ketika si nenek mendatangi beliau, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda
: “Bukankah sudah aku katakan bahwa bila
engkau benar-benar mencintai Allah dan dicintai Allah, maka do’amu akan
dikabulkan oleh Allah subhanahu wata’ala?”
Itulah salah satu contoh asbabul wurud dari Hadits tersebut di
atas, bahwa bila orang kalau sudah dicintai oleh Allah subhanahau wata’ala maka do’anya langsung dikabulkan oleh Allah subhanahu wata’ala. Dan cara untuk
mendapatkan cinta Allah adalah dengan : Ittiba’ (mengikuti) Rasulullah
shollallahu ‘alaihi wasallam.
Demikianlah kami sampaikan agar anda mau
mengenal Rasulullah shollallahu ‘alaihi
wasallam sebagai bukti cinta kepada Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam. Agar jangan sampai terjadi, hanya karena tidak
mengenal Rasulullah lalu kita membenci sesuatu yang dilakukan oleh Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam. Do’a
kami: Semoga kita bisa menyempurnakan cinta kita kepadanya Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam. Semoga
bisa kita lanjutkan bahasan kita ini pada pertemuan yang akan datang, Insya
Allah.
Intinya
:
Bahwa kita muslimin dan muslimat mencintai Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam adalah wajib hukumnya. Karena Iman
hanya diberikan oleh Allah subhanahu
wata’ala hanya kepada orang yang mencintai. Dan langkah pertamanya adalah :
Mengenal Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam.
Maka marilah kita mengenal Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam dengan baik
dan sempurna.
Tanya-Jawab.
Pertanyaan
:
1. Diriwayatkan bahwa
Rasulullah saw ketika anak bayi lahir, lalu di adzankan dan di Iqamatkan, lalu
si bayi di suapi dengan kurma yang sudah dilumatkan, Sementara menurut kedokteran, yang demikian
itu tidak boleh. Yang benar adalah bayi hendaknya diberi ASI. Mohon penjelasan.
2. Dari riwayat
Hadits didapat keterangan bahwa Nabi Saw. berpoligami dengan wanita-wanita yang
memang sudah tua dan tidak menarik bagi laki-laki lain. Mohon penjelasan.
Jawaban
:
1. Tentang
meng-Adzani dan Iqamat pada bayi yang baru lahir adalah Sunnah Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam. Sedangkan
mengenai pemberian korma kepada bayi, kalau
ada dokter yang melarang, hendaknya yang mengatakan tidak boleh adalah para penemu-penemu ilmu kesehatan terdahulu
seperti Ibnu Sina, Al Farabi, dll. karena beliaulah Bapak Ilmu kedokteran di dunia. Beliaulah dokter pertama di dunia.
Beliau tidak menyebutkan bahwa kurma dilarang diberikan kepada bayi. Sementara
dokter sekarang mempelajari ilmu kedokteran dari Barat. Tidak dari Islam.
2. Tentang poligami,
hendaknya para ibu jangan membenci poligami, karena itu adalah Syari’at Allah subhanahu wata’ala dan Sunnah Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam. Dan Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam berpoligami bukan hanya dengan
wanita-wanita yang sudah tua, tetapi juga dengan wanita yang masih muda dan
cantik sekali. Misalnya Shofiyah dan Zainab, beliau masih
muda dan cantik.
Sekian bahasan, mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN
LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIK.
Wassalamu’alaikum
warohmatullahi wabarokatuh.
_______________
No comments:
Post a Comment