PENGAJIAN DHUHA MASJID
BAITUSSALAM
Hidup Lillah Saat Bekerja
Dr. Hendri Tanjung, Ph.D.
Jum’at, 21 Muharram 1436 H – 14 Nopember 2014
Assalamu’alaikum
wr.wb.
Muslimin
dan muslimat yang dirahmati Allah subhanahu
wata’ala,
Bahasan
kali ini adalah tentang Hidup Lillah
Saat Bekerja. Dasarnya adalah Firman
Allah subhanahu wata’ala dalam
AlQur’an Surat Al An’am ayat 162 :
قُلۡ
إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحۡيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ١٦٢
Katakanlah:
Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah,
Tuhan semesta alam.
Ayat tersebut selalu kita ucapkan dalam
setiap kita sholat. Maknanya, seluruh
kegiatan hidup kita semata-mata hanya untuk Allah subhanahu wata’ala.
Minimal kita umat Islam melakukan sholat
(sembahyang) adalah lima kali sehari-semalam. Belum lagi ditambah sholat-sholat sunnat
(sholat Tahajud, Sholat Dhuha dan sholat-sholat
lainnya) akan lebih dari lima kali.
Setiap kita melakukan sholat, sesudah Takbirotul Ihram lalu membaca do’a Iftitah,
maka kita selalu mengucapkan ayat tersebut di atas . “Sesungguhnya sholatku, ibadahku,
hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”.
Itulah ikrar yang terdalam seorang hamba Allah subhanhu wata’ala, bahwa sholatnya hanyalah untuk Allah bukan yang
lain, bukan karena yang lain-lain. Maka sholatnya harus yang terbaik, karena
dipersembahkan kepada Allah subhanahu
wata’ala.
Bekerja adalah ibadah
bila niatnya untuk ibadah. Maka adalam AlQur’an Surat Al baqarah ayat 30,
disebutkan bahwa ketika Allah subhanahu
wata’ala memberitahukan kepada Malaikat bahwa akan diciptakan manusia
(Adam) untuk mendiami bumi, Malaikat menolak.
Karena menurut Malaikat manusia kerjanya di bumi hanya akan merusak bumi
dan akan saling menumpahkan darah
(saling membunuh) saja.
Lihat AlQur’an Surat Al Baqarah ayat 30 :
وَإِذۡ
قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٞ فِي ٱلۡأَرۡضِ خَلِيفَةٗۖ
قَالُوٓاْ أَتَجۡعَلُ فِيهَا مَن يُفۡسِدُ فِيهَا وَيَسۡفِكُ ٱلدِّمَآءَ وَنَحۡنُ
نُسَبِّحُ بِحَمۡدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَۖ قَالَ إِنِّيٓ أَعۡلَمُ مَا لَا
تَعۡلَمُونَ ٣٠
Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Tetapi Allah subhanahu wata’ala berfirman : “Sesungguhnya
Aku lebih tahu dari yang kamu tidak ketahui”, dimana ada rahasia, ada sesuatu yang Allah inginkan dari
diciptakannya manusia.
Kalau boleh kita cermati, seratus tahun
lalu kita berada di mana ? Ruh kita
di mana kita tidak mengetahuinya. Dan nanti seratus tahun lagi kita berada di
mana ? Ruh kita berada di mana, Wallahu a’lam. Hanya Allah yang Maha
mengetahui.
Sekarang kita ada di dunia. Apakah ini kebetulan ? Ataukah ini ciptaan
permainan Allah sehingga kita berada sampai hari ini di dunia ? Ataukah ini
memang kehendak Allah subhanahu wata’ala
?
Sholat
(beribadah) untuk Allah subhanahu
wata’ala.
Dalam AlQur’an Allah berfirman bahwa kita
manusia ini diciptakan untuk beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala.
Lihat Surat
Ad Dzariyat ayat 56 :
وَمَا
خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ ٥٦
Dan
Aku tidak ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
Itulah, pernyataaan dari Allah subhanahu wata’ala, bahwa manusia
diciptakan untuk menyembah Allah, sholat,
beribadah, memakmurkan bumi.
Hidupku
untuk Allah
subhanahu wata’ala.
Bagaimana hidup kita dalam 24 jam sehari ?
Adalah untuk bekerja, dan beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala.
Matiku
untuk Allah
subhanahu wata’ala.
Mati untuk Allah artinya berjihad. Perlu
kita pahami bahwa Jihad dalam
konteks yang lain adalah berjuang dengan sungguh-sungguh menegakkan agama Allah
dengan sebaik-baiknya. Allah subhanahu
wata’ala berfirman dalam AlQur’an : Barangsiapa
yang bersungguh-sungguh (berjihad) pada jalan Kami, maka Kami tunjukkan
jalan-jalan Kami.
Perjuangan adalah mutlak, kita harus
selalu bergerak, karena bergerak akan membawa keberkahan. Sebagaimana Islam mengajarkan kita untuk
terus bergerak. Ada pergerakan di alam ini yang selalu bergerak, tidak pernah
berhenti walau sedetik. Itulah gerakan “Thawaf di Ka’bah”. Simbol bahwa ajaran Islam selalu bergerak
tidak ada henti, itulah Jihad.
Ibarat air mengalir, yang selalu bergerak,
ia suci dan men-sucikan. Tetapi kalau air itu diam, tidak mengalir, maka ia
akan menjadi sarang nyamuk, sarang penyakit. Umat Islam harus seperti air
mengalir, sehingga dia suci dan men-sucikan.
Itulah makna Jihad, selalu bergerak.
Ketika kita mati dalam keadaan demikian itu, maka mati kita untuk Allah subhanahu wata’ala.
Inna sholati wanusuki wamahyaya wamamati
lillahi robbil ‘alamin – Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan
matiku untuk Allah Tuhan semesta alam.
Itulah ikrar setiap kita melakukan sholat. Makna ikrar tersebut paling
tidak ada enam :
1. Bekerja Idkon
(tepat sasaran, terarah, jelas dan tuntas).
2. Bekerja Ihsan
3. Bekerja benar
4. Bekerja yang
bermanfaat,
5. Bekerja Rapih,
6. Bekerja Well
Manage.
Bekerja
Idqon,.
Dari Hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Ath Thabrani, bahwa Rasulullah bersabda : Sesungguhnya
Allah sangat mencintai orang yang jika bekerja apapun pekerjaan itu yang
penting baik, dikerjakan secara Idqon.
Idqon artinya : Tepat, terarah, jelas dan
tuntas.
Tepat sasaran dan terarah ke mana visi kita bekerja. Semua perusahaan
punya visi dan misi, kemana tujuannya. Jelas pekerjaannya, job-diskribsion-nya jelas supaya tidak
menabrak pekerjaan orang lain. Tuntas, artinya tidak setengah-setengah. Fokus
dengan apa yang kita kerjakan.
Bekerja
Ihsan.
Dari Hadits yang diriwayatkan oleh Abu
Ya’la, bahwa Rasulullah shollallahu
‘alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya
Allah mewajibkan manusia untuk bekerja dengan baik dalam segala sesuatu.
Maksudnya, kalau sekarang bisa bekerja
baik, maka untuk esok hari harus lebih lagi. Kalau kita bekerja dengan Ihsan, maka kita harus melakukan evaluasi (penilaian), apa
yang sudah berhasil, apa yang kurang dan esoknya harus kita penuhi
kekurangannya itu. Evaluasi harus
dilakukan setiap hari, bukan
evaluasi mingguan, bulanan atau tahunan seperti perusahaan.
Bagaimana agar esok hari bisa lebih baik.
Itulah amalan Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam beliau
selalu melakukan Muhasabah (penilaian
diri) ketika hendak tidur : Ya
Allah, apa yang sudah aku lakukan untuk amal-amalku ? Apa yang harus aku
lakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan amal-amalku esok hari ?
Maka perlu sesorang mempunyai buku catatan harian (Diary) untuk muhasabah kecil-kecilan.
Bekerja
(dengan) benar.
Hadits riwayat Imam Thirmidzy dan Imam An
Nasa’i, bahwa Rasulullah shollallahu
‘alaihi wasallam bersabda dalam satu Hadits yang panjang : “Tinggalkan olehmu perbuatan yang
meragukan, ambillah yang tidak
meragukan”.
Selanjutnya dalam Hadits tersebut beliau
bersabda : “Sesungguhnya bekerja benar akan membawa kepada ketenangan dan dusta
akan membawa kegelisahan”.
Maknanya, bila orang bekerja dengan
benar, jujur, tidak dusta (bohong) akan
membawa kepada ketenangan. Selama
hidupnya akan tenang. Konteks-nya
adalah dengan seseorang menerima sesuatu rezki yang meragukan, haram atau
halal. Bila itu ditinggalkan, untuk menghindari yang sub-hat, maka ia sudah
melakukan kebenar-an. Ia bersikap benar.
Zaman sekarang banyak sekali kasus Gratifikasi (hadiah, suap) yang diterima
oleh pejabat. Mula-mula ragu untuk
menerimanaya, tetapi lama-lama terbiasa dan diterima. Akhirnya berurusan dengan KPK (Komisi
Pemberantasan Korupsi). Hidupnya menjadi gelisah, tidak tenang, masuk penjara
dan malu dengan semua orang. Dan itu dosa besar. Hanya karena gratifikasi.
Maka bila kita ragu-ragu dengan sesuatu,
hendaknya segera tinggalkan. Kita
memilih yang benar dalam hal rezki, maka kita akan aman dan tenang di dunia dan
Akhirat. Hidup Lillah (ikhlas karena Allah) akan membawa kebahagiaan, jika kita bekerja benar.
Memang persoalannya tidak sederhana. Di
zaman serba materialistis ini syaithan tidak tinggal diam, selalu menggoda,
bekerja terus-menerus seperti air mengalir, berusaha menggelincirkan manusia. Syaithan selalu menggoda dari
kiri-kanan-depan dan belakang manusia. Bila kita tidak benar-benar beriman dan
selalu ingat kepada Allah subhanahu
wata’ala, kita akan terjerumus dengan bujukan syaithan.
Syaithan menggoda kita dari depan, yaitu
dengan iming-iming bahwa dunia adalah segalanya. Dari belakang, syaithan membuat kita lupa
kepada Akhirat tempat kita kembali. Dari kanan, syaithan menghalangi kita untuk
berbuat yang baik dan benar. Dari kiri,
syaithan menggoda kita untuk berbuat yang buruk-buruk, maksiat, dst.
Maka perlu kita membentengi diri dengan
banyak Dzikir (ingat kepada Allah subhanahu
wata’ala) setiap saat.
Bekerja
yang bermanfaat.
Hadits riwayat Imam Thirmidzy bahwa
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam
bersabda : “Di antara baik dan indahnya
ke-Islaman seseorang adalah ia meninggalkan semua perbuatan yang tidak ada
manfaatnya”.
Misalnya:
ghibah (ngerumpi, gossip) adalah pekerjaan buruk dan tidak ada manfaatnya. Seseorang membicarakan perilaku (keburukan)
orang lain.
Dan sekarang acara-acara di TV isinya
adalah Infotainment (ghibah,
gossip) yang semuanya adalah
keburukan, sampah semua, sama sekali tidak ada manfaatnya.
Bekerja
Rapih.
Allah subhanahu
wata’ala berfirman dalam Surat Ash
Shof ayat 4 :
إِنَّ
ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلَّذِينَ يُقَٰتِلُونَ فِي سَبِيلِهِۦ صَفّٗا كَأَنَّهُم
بُنۡيَٰنٞ مَّرۡصُوصٞ ٤
Sesungguhnya
Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur rapih, seakan-akan mereka
seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.
Juga ayat tersebut dicerminkan dalam
sholat berjamaah, shof harus rapih, lurus,
rapat dan teratur. Maksudnya, bahwa Islam mengajarkan kepada umatnya untuk
bekerja secara teratur, rapih dan kuat, saling bekerja-sama, bahu-membahu
dengan sesama teman sekerja. Bukan
saling menjatuhkan, (sikut-menyikut). Aib kawan harus ditutupi, jangan
disebar-sebarkan di luar. Demikian pula
kesalahan atasan kita juga harus disimpan, ditutup rapat, jangan
disebar-luaskan. Apalagi teman sesama muslim.
Itulah adab dalam bekerja. Kalau kita ikuti ayat tersebut, ibarat bangunan tidak terdiri satu unsur saja, melainkan banyak unsur. Seperti pasir,
semen, batu kali, kayu, dst. Semuanya bersatu saling mengikat saling menguatkan
dan tidak ada yang merasa lebih penting dari yang lain.
Banyak terjadi di kantor-kantor yang
terjadi keretakan, ketidak-beresan, kerugian dan kebangkrutan karena
masing-masing unsur (bagian) merasa lebih penting dari yang lain. Satu divisi
merasa lebih peting dari divisi yang lain. Padahal yang benar adalah
satu-sama-lain saling menguatkan dan saling bekerja sama secara harmonis dan
terpadu. Itulah semangat bekerja yang
memunculkan barisan yang rapih dan kokoh.
Bekerja
Well Manage,
Maksudnya bekerja dengan organisasi yang
teratur dan rapih. Bekerja dengan manajemen dan peng-oganisasian yang baik
dan benar (professional), akan menghasilkan hasil yang menggembirakan dan
sukses mencapai tujuan.
Khalifah
Ali bin Abu Thalib rodhiyallahu ‘anhu berkata : “Kebenaran
yang tidak dikelola dengan rapih (baik) bisa dikalahkan oleh kebatilan yang
ter-organisir dengan baik”.
Marilah kita sama-sama mengamalkan
ke-enam perkara sebagai konsekuensi ikrar
dalam sholat kita, yaitu bekerja dengan Lillahi Ta’ala, bekerja
diniatkan sebagai ibadah untuk Allah subhanahu
wata’ala.
Disarankan agar ketika hendak memulai
ibadah dalam hati ada komunikasi dengan Allah
suhanahu wataa’ala. Ketika hendak
sholat niatkan dalam hati : Ya Allah
semoga dengan sholatku ini, Engkau sayang kepadaku.
Ketika hendak ber-infak, katakan dalam
hati sebagaimana kalimat tersebut di
atas. Selalu-lah berkomunikasi dengan Allah subhanahu
wata’ala.
Dalam Surat At Taubah ayat 71 Allah subhanahu
wata’ala berfirman :
وَٱلۡمُؤۡمِنُونَ
وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتُ بَعۡضُهُمۡ أَوۡلِيَآءُ بَعۡضٖۚ يَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ
وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤۡتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ
وَيُطِيعُونَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓۚ أُوْلَٰٓئِكَ سَيَرۡحَمُهُمُ ٱللَّهُۗ إِنَّ ٱللَّهَ
عَزِيزٌ حَكِيمٞ ٧١
Dan
orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah)
menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang
ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan
mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah;
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Atas dasar ayat tersebut, maka orang yang
masuk surga adalah orang yang telah diberikan rahmat oleh Allah subhanahu wata’ala. Tidak mudah untuk mendapatkan rahmat tersebut.
Untuk mendapatkan rahmat, orang harus
saling tolong-menolong dalam kebaikan, mengajak orang untuk mengerjakan yang ma’ruf,
mencegah kemungkaran, mendirikan sholat, membayar zakat dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Misalnya dalam AlQur’an Allah subhanahu wata’ala memerintahkan untuk meninggalkan Riba. Sudah bisakah hari ini kita meninggalkan Riba ?. Dalam keseharian kita
ber-bisnis, tidak terlepas dari perbankan yang mengandung riba.
Namun demikian marilah secara sedikit demi
sedikit kita berusaha untuk meninggalkan Riba.
Sekian bahasan, mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA
WABIHAMDIKA ASYHADU AN LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIK.
Wassalamu’alaikum
warohmatullahi wabarokatuh.
_______________
afwan, boleh ikut share kajian di ataskah? kajiany sangat teriuh di hati, terimaksih
ReplyDelete