Translate

Friday, August 21, 2015

Sifat Rahman Allah Swt. (Bahasan ke-5), oleh : Ustadz Hendri Tanjung, Ph.D



 PENGAJIAN DHUHA MASJID BAITUSSALAM

 Sifat Rahman Allah Swt.
 (Bahasan ke-5)

 Ustadz Hendri Tanjung, Ph.D

 Jum’at, 22 Syawal 1436H – 7 Agustus 2015

Assalamu’alaikum wr.wb.,

Muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah subhanahu wata’ala,
Bahasan lanjutan kali ini (ke-5) tentang Sifat Ar Rahman Allah subhanahu wata’ala, yaitu sifat Maha Pengasih dan Penyayang Allah kepada kita,  dengan bukti-bukti melalui Ilmu Pengetahuan.  Bagaimana Maha Pengasih dan Maha Penyayang Allah subhanahu wata’ala melalui ilmu-ilmu yang diberikan kepada kita.

Sebagaimana Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam Surat Al ‘Alaq ayat 4 dan 5 :
سُوۡرَةُ العَلق

ٱلَّذِى عَلَّمَ بِٱلۡقَلَمِ (٤) عَلَّمَ ٱلۡإِنسَـٰنَ مَا لَمۡ يَعۡلَمۡ (٥)

4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Banyak sekali pengetahuan yang Allah ajarkan kepada manusia yang kita tidak mengetahui. Itulah bukti ke-Maha Rahman-an Allah kepada hamba-hamba-Nya. Bayangkan bila Ilmu Pengetahuan itu tidak ada. Seperti apa kita ? Tetapi melalui Ilmu Pengetahuan Allah berikan kepada kita tentang rahasia-rahasia alam ini.  Bahkan rahasia-rahasia diri-kita sendiri.

Maka kalau kita lihat penciptaan alam ini (langit dan bumi) dan pada penciptaan manusia, maka itulah tanda-tanda bukti Ketuhanan Allah subhanahu wata’ala.
Tidak mungkin kita manusia (tubuh kita) ini tercipta dengan sendirinya.  Pasti ada yang menciptakan. Demikain kompleks-nya pekerjaan jantung, darah, limpa, kelenjar-kelenjar bening, semua itu merupakan bukti Ketuhanan Allah dalam Penciptaannya.

Ilmu yang diajarkan Allah subhanahu wata’ala kepada manusia, misalnya :

Ilmu Semut.
Dalam AlQur’an Surat An Naml ayat 18 Allah subhanahu watala berfirman :

سُوۡرَةُ النَّمل

حَتَّىٰٓ إِذَآ أَتَوۡاْ عَلَىٰ وَادِ ٱلنَّمۡلِ قَالَتۡ نَمۡلَةٌ۬ يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّمۡلُ ٱدۡخُلُواْ مَسَـٰكِنَڪُمۡ لَا يَحۡطِمَنَّكُمۡ سُلَيۡمَـٰنُ وَجُنُودُهُ ۥ وَهُمۡ لَا يَشۡعُرُونَ (١٨)


Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari";

Ayat tersebut oleh para ilmuwan diteliti, semut itu seperti apa. Kenapa sampai Surat tersebut diberi nama An Naml (Surat Semut) ?  Dalam terjemahan ayat tersebut : Berkatalah seekor semut. Sedangkan dalam Terjemahan Mahmud Yunus : Berkatalah ratu semut. Demikian itu menjadi penelitian para ilmuwan setelahnya.

Dalam penelitian selanjunya yang hasilnya sebagian dimuat dalam Majalah Riders Digest bahwa semut punya lima sifat yang unik. Yang bila kita renungkan pasti ada penciptanya :

1.     Komunitas semut mempunyai system (struktur kelompok) yang lengkap, beserta pembagian tugas masing-masing. Semut paling pandai membuat delegasi/wewenang.
2.     Masyarakat semut mengenal system peperangan kolektif. Sementara hewan lain, bila berkelahi dilakukan secara individu, sendiri-sendiri. Semut bila berperang secara total, bersma-sama, demi membela kelompoknya. Maka bila dilihat system kerjasama yang baik adalah system semut. Teratur dan rapih sekali kerjasamanya. Yang patut menjadi renungan bagi kita manusia.
Masing-masing koloni tahu akan kewajibananya masing-masing. Tidak satu ekor semut-pun mempermasalah jabatan atau tugasnya. Apapun jabatannya/tugasnya dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan baik.
Tiap-tiap seekor semut rela mengobankan diri demi kelompoknya. Mereka satu-sama lain menunjukkan ke-akrabannya. Setiap bertemu di tengah perjalanan, bila tidak sedang membawa beban, saling menegur dan menyapa.
Makanan dikumpulkan dalam sarang mereka untuk dimakan dan dinikmati bersama. Masing-masing semut menjadi bagian dari pertahanan kelompoknya (masyarakatnya).
Semut merupakan bukti kesempurnaan Ciptaan Allah subhanahu wata’ala.

3.     Semut mengenal Sistem Perbudakan. Sementara hewan lain tidak.  Caranya ialah:  Telur sebagai harta dari pihak yang kalah perang akan dikuasai oleh pihak yang menang dan dijaga sampai menetas. Kemudian bayi-bayi semut itu dijadikan budak.

4.     Semut mengenal system peternakan. Caranya : Pada selembar daun (pohon jambu, rambutan atau lainnya) misalnya,  terdapat jamur putih lembut, disana diam hewan-hewan lebih kecil lagi berwarna putih, yang menghasilkan cairan manis.  Semut tahu bahwa hewan kecil itu malas berpindah, maka semut membantu memindahkan ke tempat yang baru. Pada saat-saat tertentu semut membelah cairan manis itu.  Jadi semut melakukan peternakan seperti itu. 
5.     Semut mempunyai system navigasi yang baik. Mengenal siapa yang akan lewat. Bahwa yang akan lewat adalah Nabi Sulaiman dan balatentaranya, semut tahu akan hal itu. Karena semut mempunyai system navigasi (radar) yang baik.  Jadi semut adalah hewan yang pintar.

Maka Allah subhanahu wata’ala membuat (menamai) surat menjadi Surat An Naml (Surat Semut) adalah untuk kita fikirkan apa yang terkandung dalam semut. Karena Allah subhanahu wata’ala dengan sifat Ar Rahman-nya kepada kita manusia, Allah ingin  kita “belajar” dari semut.  Bagaimana agar manusia meniru sifat-sifat baik dari semut, lalu kita amalkan dalam kehidupan kita.

Ilmu Besi.
Selanjutnya Ilmu yang Allah ingin ajarkan kepada manusia dalam AlQur’an adalah Ilmu Besi. Menjadi satu surat tersndiri dalam AlQur’an, namanya Surat Al Hadiid (Besi, Surat 57). Dalam Surat tersebut Nama Allah disebutkan sebanyak 26 kali. Dalam Tabel Logam, nomor urut besi adalah 26. Nomor urut dalam Tabel Logam oleh para ahli dihitung berdasarkan jumlah Elektron dalam kandungan suatu logam.  Misalnya besi, diberi nomor urut 26 karena jumlah elektron dalam besi adalah 26.

Emas, nomor urutnya 79, karena jumlah elektron dalam logam emas ada 79. Apakah merupakan kebetulan  Nama Allah disebutkan 26 kali ternyata jumlah electron dalam logam besi sebanyak 26 ?  Bukan kebetulan. 
Allah subhanahu wata’ala dalam AlQur’an memberikan isyarat-isyarat (petunjuk-petunjuk) bagi orang yang berfikir.

Maka banyak di negeri-negeri Barat para ahli-ahli Fisika yang masuk Islam. Karena mereka banyak belajar dan mengadakan penelitian tentang fisika, tentang alam. Imam besar Masjid New York bernama Imam Syamsi Ali, bercerita bahwa setiap hari di Masjidnya selalu ada orang yang masuk Islam. Artinya bahwa orang yang berfikir akan menemukan Allah subhanahu wata’ala.

Besi (Al Hadiid) yang mempunyai jumlah electron sebanyak 26, sama dengan jumlah penyebutan “Allah” dalam Surat Al Hadiid yang 26 kali, merupakan isyarat tentang ke-Ilmu-an dari ilmu-ilmu Allah subhanahu wata’ala.

Dalam Surat Al Kahfi (18) ayat 96 Allah subhanahu wata’ala berfirman tentang kisah Zulkarnain, berkaitan dengan besi cor :
سُوۡرَةُ الکهف

ءَاتُونِى زُبَرَ ٱلۡحَدِيدِ‌ۖ حَتَّىٰٓ إِذَا سَاوَىٰ بَيۡنَ ٱلصَّدَفَيۡنِ قَالَ ٱنفُخُواْ‌ۖ حَتَّىٰٓ إِذَا جَعَلَهُ ۥ نَارً۬ا قَالَ ءَاتُونِىٓ أُفۡرِغۡ عَلَيۡهِ قِطۡرً۬ا (٩٦)

  
“Berilah aku potongan-potongan besi". hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulkarnain: "Tiuplah (api itu)". hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata: "Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku kutuangkan ke atas besi panas itu".

Ayat tersebut bercerita tentang Zulkarnain yang ingin menyelamatkan penduduk suatu negeri dari gangguan Ya’juj dan Ma’juj dengan membangun dinding yang kokoh dari besi di antara dua gunung.   Bahan untuk membuat dinding itu dari besi. Dan besi itu dipanaskan.  Artinya terjadi proses peleburan dan pencetakan besi. Ditambah lagi dengan campuran tembaga.

Dari sini para ahli lalu berfikir bahwa kita manusia bisa menciptakan alat-alat yang terbuat dari besi. Misalnya kapal.  Dahulunya tidak ada kapal terbuat dari besi, semua kapal dibuat dari kayu, termasuk Nabi Nuh ‘alaihissalam membuat kapal dari kayu. 
Tetapi setelah para ilmuwan berfikir bahwa besi bisa dicetak, maka muncullah pabrik alat-alat berat, muncullah galangan kapal, muncullah kendaran perang (tank) yang terbuat dari besi.   Artinya besi bisa diolah.
Itulah Ilmu Besi yang Allah subhanahu wata’ala ajarkan kepada kita manusia. Bukti ke-Rahman-an Allah subhanahu wata’ala, supaya kita manusia bisa membuat bangunan-bangunan yang kokoh seperi sekarang ini, yang ditopang dengan kerangka dari besi yang kuat.

Kemudian muncullah tehnologi perkapalan. Lihat surat Al Isra’ ayat 66 Allah subhanahu wata’ala berfirman :

سُوۡرَةُ بنیٓ اسرآئیل / الإسرَاء

رَّبُّكُمُ ٱلَّذِى يُزۡجِى لَڪُمُ ٱلۡفُلۡكَ فِى ٱلۡبَحۡرِ لِتَبۡتَغُواْ مِن فَضۡلِهِۦۤ‌ۚ إِنَّهُ ۥ كَانَ بِكُمۡ رَحِيمً۬ا (٦٦)

Tuhan-mu adalah yang melayarkan kapal-kapal di lautan untukmu, agar kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyayang terhadapmu.

Bukti bahwa Allah subhanahu wata’ala sayang kepada kita manusia, maka Allah ciptakan kapal laut, dengan proses alam (kekuatan angin).  Kapal itu berjalan karena diberi layar dan mendapat tiupan angin.

Surat Yunus ayat 22 :

سُوۡرَةُ یُونس

هُوَ ٱلَّذِى يُسَيِّرُكُمۡ فِى ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ‌ۖ حَتَّىٰٓ إِذَا كُنتُمۡ فِى ٱلۡفُلۡكِ وَجَرَيۡنَ بِہِم بِرِيحٍ۬ طَيِّبَةٍ۬ وَفَرِحُواْ بِہَا جَآءَتۡہَا رِيحٌ عَاصِفٌ۬ وَجَآءَهُمُ ٱلۡمَوۡجُ مِن كُلِّ مَكَانٍ۬ وَظَنُّوٓاْ أَنَّہُمۡ أُحِيطَ بِهِمۡ‌ۙ دَعَوُاْ ٱللَّهَ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ لَٮِٕنۡ أَنجَيۡتَنَا مِنۡ هَـٰذِهِۦ لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلشَّـٰكِرِينَ (٢٢)


Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan, (berlayar) di lautan. sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya, datanglah angin badai, dan (apabila) gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka telah terkepung (bahaya), maka mereka berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya semata-mata. (mereka berkata): "Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan Kami dari bahaya ini, pastilah Kami akan termasuk orang-orang yang bersyukur".

Surat Ar Rahman ayat 24 :

سُوۡرَةُ الرَّحمٰن

وَلَهُ ٱلۡجَوَارِ ٱلۡمُنشَـَٔاتُ فِى ٱلۡبَحۡرِ كَٱلۡأَعۡلَـٰمِ (٢٤)

Dan kepunyaanNya lah bahtera-bahtera yang tinggi layarnya di lautan laksana gunung-gunung.

Artinya kapal-kapal sekarang sudah dibuat dengan ukuran yang besar-besar sekali, sehingga terlihat dilautan seperti gunung-gunung.  Dan kapal-kapal itu dibuat dari besi, yang dahulunya hanya dibuat dari kayu. Dibuat dari besi tetapi tidak tenggelam, maka dipelajarilah ilmunya. Namun demikian kapal dari besi itupun bisa juga tenggelam apabila muatannya melebihi kapasitas (ukuran).

Surat Yaasin ayat 41 – 43 :

سُوۡرَةُ یسٓ

وَءَايَةٌ۬ لَّهُمۡ أَنَّا حَمَلۡنَا ذُرِّيَّتَہُمۡ فِى ٱلۡفُلۡكِ ٱلۡمَشۡحُونِ (٤١) وَخَلَقۡنَا لَهُم مِّن مِّثۡلِهِۦ مَا يَرۡكَبُونَ (٤٢) وَإِن نَّشَأۡ نُغۡرِقۡهُمۡ فَلَا صَرِيخَ لَهُمۡ وَلَا هُمۡ يُنقَذُونَ (٤٣)


41. Dan suatu tanda (kebesaran Allah yang besar) bagi mereka adalah bahwa Kami (Allah) angkut keturunan mereka dalam bahtera yang penuh muatan.

42. Dan Kami ciptakan untuk mereka yang akan mereka kendarai seperti bahtera itu.
43. Dan jika Kami menghendaki niscaya Kami tenggelamkan mereka, maka tiadalah bagi mereka penolong dan tidak pula mereka diselamatkan.

Artinya bahwa kapal-pun bisa tenggelam. Maka muncullah ilmu-ilmu tentang perkapalan termasuk bagaimana menguasai ilmu perkapalan itu agar kapal tidak tenggelam. Maka muncullah para ahli perkapalan membuat kapal Super-Tanker. Misalnya kapal Super Tanker Veregulimat buatan Perancis tahun 1970-an dengan panjang kapal 414 meter. Bobot mati 555.000 ton. Dan masih ada lagi yang lebih besar dan berat dari itu.

Dari ayat-ayat AlQur’an kemudian manusia berfikir, sehingga terciptalah tehnologi-tehnologi sebagaimana disebutkan di atas.  Artinya, AlQur’an merupakan sumber inspirasi bagi manusia, maka bila kita belajar AlQur’an mestinya kita berfikir, inspirasi apa yang bisa diambil dari AlQur’an .

Maka para ilmuwan, begitu mereka mempelajari AlQur’an, lalu timbul inspirasi langsung mereka beriman, dan semakin bertambah iman mereka.
Maka disebutkan dalam ayat lain : Bahwa orang yang paling takut kepada Allah adalah ulama (para ilmuwan), kaitannya adalah dengan ilmu-ilmu alam, ilmu tentang antariksa, ketika ditemukan sebuah super-bintang atau planet yang demikian dahsyatnya, mereka ta’ajub dan berfikir : Tak mungkin itu tidak ada penciptanya, Pastilah pencptanya Tuhan Yang Maha Besar, Dia-lah Allah subhanahua wata’ala. 

Maka para ilmuwan itu lalu masuk Islam dengan ke-ilmuan-nya.   Sebetulnya masih banyak ilmu-ilmu lain yang merupakan tanda-tanda Penciptaan Allah subhanahau wata’ala berkaitan dengan Sifat Ar Rahman.
Insya Allah akan kita bahas pada pertemuan yang akan datang.

Tanya-Jawab.

Pertanyaan:
Bagaimana kita meng-implementasikan Sifat-sifat Allah (termasuk Ar Rahman) dalam kehidupan sehari-hari ?

Jawaban:
Dengan cara antara lain: Bila Allah Maha Pengasih dan Penyayang kepada kita, dengan memberikan ilmu kepada kita manusia, maka kita sebagai manusia bila sudah mendapatkan ilmu hendaknya berikan (sebarkan) pula kepada orang lain, kepada anak-anak kita kepada saudara-saudara kita yang lain,  atas dasar Kasih-Sayang. 

Kalau kita dikaruniai harta oleh Allah subhanahu wata’ala, sehingga kita menjadi orang yang berharta (kaya) maka hendaknya berikan sebagian harta kita (dengan sodakoh) kepada orang-orang miskin dengan dasar kasih-sayang. Meskipun itu sulit dimengerti oleh orang-orang awam.

Sekian bahasan, mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIK.

Wassalamu’alikum warohmatullahi wabarokatuh.
                                                            ______________

No comments:

Post a Comment