PENGAJIAN DHUHA MASJID BAITUSSALAM
Sifat Rahman Allah Swt.
(Bahasan ke-5)
Ustadz Hendri Tanjung, Ph.D
Jum’at, 22 Syawal 1436H – 7 Agustus 2015
Assalamu’alaikum
wr.wb.,
Muslimin
dan muslimat yang dirahmati Allah subhanahu
wata’ala,
Bahasan lanjutan kali ini (ke-5) tentang
Sifat Ar Rahman Allah subhanahu wata’ala,
yaitu sifat Maha Pengasih dan Penyayang Allah kepada kita, dengan bukti-bukti melalui Ilmu Pengetahuan. Bagaimana Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Allah subhanahu wata’ala melalui
ilmu-ilmu yang diberikan kepada kita.
Sebagaimana
Allah subhanahu wata’ala berfirman
dalam Surat Al ‘Alaq ayat 4 dan 5 :
سُوۡرَةُ العَلق
ٱلَّذِى عَلَّمَ بِٱلۡقَلَمِ (٤) عَلَّمَ ٱلۡإِنسَـٰنَ
مَا لَمۡ يَعۡلَمۡ (٥)
4. Yang
mengajar (manusia) dengan perantaran kalam
5.
Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Banyak sekali pengetahuan yang Allah
ajarkan kepada manusia yang kita tidak mengetahui. Itulah bukti ke-Maha
Rahman-an Allah kepada hamba-hamba-Nya. Bayangkan bila Ilmu Pengetahuan itu
tidak ada. Seperti apa kita ? Tetapi melalui Ilmu Pengetahuan Allah berikan
kepada kita tentang rahasia-rahasia alam ini.
Bahkan rahasia-rahasia diri-kita sendiri.
Maka kalau kita lihat penciptaan alam ini
(langit dan bumi) dan pada penciptaan manusia, maka itulah tanda-tanda bukti
Ketuhanan Allah subhanahu wata’ala.
Tidak mungkin kita manusia (tubuh kita)
ini tercipta dengan sendirinya. Pasti
ada yang menciptakan. Demikain kompleks-nya pekerjaan jantung, darah, limpa,
kelenjar-kelenjar bening, semua itu merupakan bukti Ketuhanan Allah dalam
Penciptaannya.
Ilmu yang diajarkan Allah subhanahu wata’ala kepada manusia,
misalnya :
Ilmu
Semut.
Dalam AlQur’an Surat An Naml ayat 18 Allah subhanahu
watala berfirman :
سُوۡرَةُ النَّمل
حَتَّىٰٓ إِذَآ أَتَوۡاْ عَلَىٰ وَادِ ٱلنَّمۡلِ
قَالَتۡ نَمۡلَةٌ۬ يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّمۡلُ ٱدۡخُلُواْ مَسَـٰكِنَڪُمۡ لَا
يَحۡطِمَنَّكُمۡ سُلَيۡمَـٰنُ وَجُنُودُهُ ۥ وَهُمۡ لَا يَشۡعُرُونَ (١٨)
Hingga
apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut,
masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan
tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari";
Ayat tersebut oleh para ilmuwan diteliti,
semut itu seperti apa. Kenapa sampai Surat tersebut diberi nama An Naml (Surat Semut) ? Dalam terjemahan ayat tersebut : Berkatalah seekor semut. Sedangkan dalam
Terjemahan Mahmud Yunus : Berkatalah ratu
semut. Demikian itu menjadi penelitian para ilmuwan setelahnya.
Dalam penelitian selanjunya yang hasilnya
sebagian dimuat dalam Majalah Riders Digest bahwa semut punya lima sifat yang
unik. Yang bila kita renungkan pasti ada penciptanya :
1. Komunitas semut
mempunyai system (struktur kelompok) yang lengkap, beserta pembagian tugas
masing-masing. Semut paling pandai membuat delegasi/wewenang.
2. Masyarakat semut
mengenal system peperangan kolektif. Sementara hewan lain, bila berkelahi
dilakukan secara individu, sendiri-sendiri. Semut bila berperang secara total,
bersma-sama, demi membela kelompoknya. Maka bila dilihat system kerjasama yang
baik adalah system semut. Teratur dan rapih sekali kerjasamanya. Yang patut
menjadi renungan bagi kita manusia.
Masing-masing
koloni tahu akan kewajibananya masing-masing. Tidak satu ekor semut-pun
mempermasalah jabatan atau tugasnya. Apapun jabatannya/tugasnya dilaksanakan
dengan sungguh-sungguh dan baik.
Tiap-tiap seekor
semut rela mengobankan diri demi kelompoknya. Mereka satu-sama lain menunjukkan
ke-akrabannya. Setiap bertemu di tengah perjalanan, bila tidak sedang membawa
beban, saling menegur dan menyapa.
Makanan
dikumpulkan dalam sarang mereka untuk dimakan dan dinikmati bersama.
Masing-masing semut menjadi bagian dari pertahanan kelompoknya (masyarakatnya).
Semut merupakan
bukti kesempurnaan Ciptaan Allah subhanahu
wata’ala.
3.
Semut mengenal Sistem Perbudakan. Sementara hewan lain
tidak. Caranya ialah: Telur sebagai
harta dari pihak yang kalah perang akan dikuasai oleh pihak yang menang dan
dijaga sampai menetas. Kemudian bayi-bayi semut itu dijadikan budak.
4.
Semut mengenal system peternakan. Caranya : Pada
selembar daun (pohon jambu, rambutan atau lainnya) misalnya, terdapat jamur putih lembut, disana diam
hewan-hewan lebih kecil lagi berwarna putih, yang menghasilkan cairan
manis. Semut tahu bahwa hewan kecil itu
malas berpindah, maka semut membantu memindahkan ke tempat yang baru. Pada
saat-saat tertentu semut membelah cairan manis itu. Jadi semut melakukan peternakan seperti
itu.
5.
Semut mempunyai system navigasi yang baik. Mengenal
siapa yang akan lewat. Bahwa yang akan lewat adalah Nabi Sulaiman dan
balatentaranya, semut tahu akan hal itu. Karena semut mempunyai system navigasi
(radar) yang baik. Jadi semut adalah
hewan yang pintar.
Maka Allah subhanahu wata’ala membuat (menamai) surat menjadi Surat An Naml (Surat Semut) adalah untuk kita fikirkan apa yang terkandung
dalam semut. Karena Allah subhanahu
wata’ala dengan sifat Ar Rahman-nya kepada kita manusia, Allah ingin kita “belajar” dari semut. Bagaimana agar manusia meniru sifat-sifat
baik dari semut, lalu kita amalkan dalam kehidupan kita.
Ilmu
Besi.
Selanjutnya Ilmu yang Allah ingin ajarkan
kepada manusia dalam AlQur’an adalah Ilmu Besi. Menjadi satu surat tersndiri
dalam AlQur’an, namanya Surat Al Hadiid (Besi,
Surat 57). Dalam Surat tersebut Nama Allah disebutkan sebanyak 26 kali. Dalam
Tabel Logam, nomor urut besi adalah 26. Nomor urut dalam Tabel Logam oleh para
ahli dihitung berdasarkan jumlah Elektron dalam kandungan suatu logam. Misalnya besi, diberi nomor urut 26 karena
jumlah elektron dalam besi adalah 26.
Emas, nomor urutnya
79, karena jumlah elektron dalam logam emas ada 79. Apakah merupakan
kebetulan Nama Allah disebutkan 26 kali
ternyata jumlah electron dalam logam besi sebanyak 26 ? Bukan kebetulan.
Allah subhanahu
wata’ala dalam AlQur’an memberikan isyarat-isyarat (petunjuk-petunjuk) bagi
orang yang berfikir.
Maka banyak di negeri-negeri Barat para
ahli-ahli Fisika yang masuk Islam. Karena mereka banyak belajar dan mengadakan
penelitian tentang fisika, tentang alam. Imam besar Masjid New York bernama
Imam Syamsi Ali, bercerita bahwa setiap hari di Masjidnya selalu ada orang yang
masuk Islam. Artinya bahwa orang yang berfikir akan menemukan Allah subhanahu wata’ala.
Besi
(Al
Hadiid) yang mempunyai jumlah electron sebanyak 26, sama dengan jumlah
penyebutan “Allah” dalam Surat Al Hadiid yang 26 kali, merupakan isyarat
tentang ke-Ilmu-an dari ilmu-ilmu Allah subhanahu
wata’ala.
Dalam Surat
Al Kahfi (18) ayat 96 Allah subhanahu
wata’ala berfirman tentang kisah Zulkarnain, berkaitan dengan besi cor :
سُوۡرَةُ الکهف
ءَاتُونِى زُبَرَ ٱلۡحَدِيدِۖ حَتَّىٰٓ إِذَا سَاوَىٰ
بَيۡنَ ٱلصَّدَفَيۡنِ قَالَ ٱنفُخُواْۖ حَتَّىٰٓ إِذَا جَعَلَهُ ۥ نَارً۬ا
قَالَ ءَاتُونِىٓ أُفۡرِغۡ عَلَيۡهِ قِطۡرً۬ا (٩٦)
“Berilah aku potongan-potongan
besi". hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak)
gunung itu, berkatalah Dzulkarnain: "Tiuplah (api itu)". hingga
apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata:
"Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku kutuangkan ke atas besi
panas itu".
Ayat tersebut bercerita tentang Zulkarnain
yang ingin menyelamatkan penduduk suatu negeri dari gangguan Ya’juj
dan Ma’juj
dengan membangun dinding yang kokoh dari besi di antara dua
gunung. Bahan untuk membuat dinding itu
dari besi. Dan besi itu dipanaskan.
Artinya terjadi proses peleburan dan pencetakan besi. Ditambah lagi
dengan campuran tembaga.
Dari sini para ahli lalu berfikir bahwa
kita manusia bisa menciptakan alat-alat yang terbuat dari besi. Misalnya
kapal. Dahulunya tidak ada kapal terbuat
dari besi, semua kapal dibuat dari kayu, termasuk Nabi Nuh ‘alaihissalam membuat kapal dari kayu.
Tetapi setelah para ilmuwan berfikir bahwa
besi bisa dicetak, maka muncullah pabrik alat-alat berat, muncullah galangan
kapal, muncullah kendaran perang (tank) yang terbuat dari besi. Artinya besi bisa diolah.
Itulah Ilmu Besi yang Allah subhanahu
wata’ala ajarkan kepada kita manusia. Bukti ke-Rahman-an Allah subhanahu wata’ala, supaya kita manusia
bisa membuat bangunan-bangunan yang kokoh seperi sekarang ini, yang ditopang
dengan kerangka dari besi yang kuat.
Kemudian muncullah tehnologi perkapalan.
Lihat surat Al Isra’ ayat 66 Allah subhanahu wata’ala berfirman :
سُوۡرَةُ بنیٓ اسرآئیل / الإسرَاء
رَّبُّكُمُ ٱلَّذِى يُزۡجِى لَڪُمُ ٱلۡفُلۡكَ فِى
ٱلۡبَحۡرِ لِتَبۡتَغُواْ مِن فَضۡلِهِۦۤۚ إِنَّهُ ۥ كَانَ بِكُمۡ رَحِيمً۬ا
(٦٦)
Tuhan-mu adalah
yang melayarkan kapal-kapal di lautan untukmu, agar kamu mencari sebahagian
dari karunia-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyayang terhadapmu.
Bukti bahwa Allah subhanahu wata’ala sayang kepada kita manusia, maka Allah ciptakan
kapal laut, dengan proses alam (kekuatan angin). Kapal itu berjalan karena diberi layar dan
mendapat tiupan angin.
Surat
Yunus ayat 22 :
سُوۡرَةُ یُونس
هُوَ ٱلَّذِى يُسَيِّرُكُمۡ فِى ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِۖ
حَتَّىٰٓ إِذَا كُنتُمۡ فِى ٱلۡفُلۡكِ وَجَرَيۡنَ بِہِم بِرِيحٍ۬ طَيِّبَةٍ۬
وَفَرِحُواْ بِہَا جَآءَتۡہَا رِيحٌ عَاصِفٌ۬ وَجَآءَهُمُ ٱلۡمَوۡجُ مِن كُلِّ
مَكَانٍ۬ وَظَنُّوٓاْ أَنَّہُمۡ أُحِيطَ بِهِمۡۙ دَعَوُاْ ٱللَّهَ مُخۡلِصِينَ
لَهُ ٱلدِّينَ لَٮِٕنۡ أَنجَيۡتَنَا مِنۡ هَـٰذِهِۦ لَنَكُونَنَّ مِنَ
ٱلشَّـٰكِرِينَ (٢٢)
Dialah
Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan, (berlayar) di lautan.
sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu
membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan
mereka bergembira karenanya, datanglah angin badai, dan (apabila) gelombang
dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka telah terkepung
(bahaya), maka mereka berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan
kepada-Nya semata-mata. (mereka berkata): "Sesungguhnya jika Engkau
menyelamatkan Kami dari bahaya ini, pastilah Kami akan termasuk orang-orang
yang bersyukur".
Surat
Ar Rahman ayat 24 :
سُوۡرَةُ الرَّحمٰن
وَلَهُ ٱلۡجَوَارِ ٱلۡمُنشَـَٔاتُ فِى ٱلۡبَحۡرِ
كَٱلۡأَعۡلَـٰمِ (٢٤)
Dan
kepunyaanNya lah bahtera-bahtera yang tinggi layarnya di lautan laksana
gunung-gunung.
Artinya kapal-kapal sekarang sudah dibuat
dengan ukuran yang besar-besar sekali, sehingga terlihat dilautan seperti
gunung-gunung. Dan kapal-kapal itu
dibuat dari besi, yang dahulunya hanya dibuat dari kayu. Dibuat dari besi
tetapi tidak tenggelam, maka dipelajarilah ilmunya. Namun demikian kapal dari
besi itupun bisa juga tenggelam apabila muatannya melebihi kapasitas (ukuran).
Surat
Yaasin ayat 41 – 43 :
سُوۡرَةُ یسٓ
وَءَايَةٌ۬ لَّهُمۡ أَنَّا حَمَلۡنَا ذُرِّيَّتَہُمۡ فِى
ٱلۡفُلۡكِ ٱلۡمَشۡحُونِ (٤١) وَخَلَقۡنَا لَهُم مِّن مِّثۡلِهِۦ مَا يَرۡكَبُونَ
(٤٢) وَإِن نَّشَأۡ نُغۡرِقۡهُمۡ فَلَا صَرِيخَ لَهُمۡ وَلَا هُمۡ يُنقَذُونَ
(٤٣)
41.
Dan suatu tanda (kebesaran Allah yang besar) bagi mereka adalah bahwa Kami
(Allah) angkut keturunan mereka dalam bahtera yang penuh muatan.
42.
Dan Kami ciptakan untuk mereka yang akan mereka kendarai seperti bahtera itu.
43. Dan
jika Kami menghendaki niscaya Kami tenggelamkan mereka, maka tiadalah bagi
mereka penolong dan tidak pula mereka diselamatkan.
Artinya bahwa kapal-pun bisa tenggelam.
Maka muncullah ilmu-ilmu tentang perkapalan termasuk bagaimana menguasai ilmu
perkapalan itu agar kapal tidak tenggelam. Maka muncullah para ahli perkapalan
membuat kapal Super-Tanker. Misalnya kapal Super Tanker Veregulimat buatan
Perancis tahun 1970-an dengan panjang kapal 414 meter. Bobot mati 555.000 ton.
Dan masih ada lagi yang lebih besar dan berat dari itu.
Dari ayat-ayat AlQur’an kemudian manusia
berfikir, sehingga terciptalah tehnologi-tehnologi sebagaimana disebutkan di
atas. Artinya, AlQur’an merupakan sumber
inspirasi bagi manusia, maka bila kita belajar AlQur’an mestinya kita berfikir,
inspirasi apa yang bisa diambil dari AlQur’an .
Maka para ilmuwan, begitu mereka
mempelajari AlQur’an, lalu timbul inspirasi langsung mereka beriman, dan
semakin bertambah iman mereka.
Maka disebutkan dalam ayat lain : Bahwa orang yang paling takut kepada Allah
adalah ulama (para ilmuwan), kaitannya adalah dengan ilmu-ilmu alam, ilmu
tentang antariksa, ketika ditemukan sebuah super-bintang atau planet yang
demikian dahsyatnya, mereka ta’ajub dan berfikir : Tak mungkin itu tidak ada
penciptanya, Pastilah pencptanya Tuhan Yang Maha Besar, Dia-lah Allah subhanahua wata’ala.
Maka para ilmuwan itu lalu masuk Islam
dengan ke-ilmuan-nya. Sebetulnya masih banyak ilmu-ilmu lain yang
merupakan tanda-tanda Penciptaan Allah subhanahau
wata’ala berkaitan dengan Sifat Ar
Rahman.
Insya Allah akan kita bahas pada pertemuan
yang akan datang.
Tanya-Jawab.
Pertanyaan:
Bagaimana kita meng-implementasikan
Sifat-sifat Allah (termasuk Ar Rahman) dalam kehidupan sehari-hari ?
Jawaban:
Dengan cara antara lain: Bila Allah Maha
Pengasih dan Penyayang kepada kita, dengan memberikan ilmu kepada kita manusia,
maka kita sebagai manusia bila sudah mendapatkan ilmu hendaknya berikan
(sebarkan) pula kepada orang lain, kepada anak-anak kita kepada saudara-saudara
kita yang lain, atas dasar Kasih-Sayang.
Kalau kita dikaruniai harta oleh Allah subhanahu wata’ala, sehingga kita
menjadi orang yang berharta (kaya) maka hendaknya berikan sebagian harta kita
(dengan sodakoh) kepada orang-orang miskin dengan dasar kasih-sayang. Meskipun itu sulit dimengerti oleh orang-orang awam.
Sekian bahasan, mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN
LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIK.
Wassalamu’alikum
warohmatullahi wabarokatuh.
______________
No comments:
Post a Comment