Translate

Thursday, February 18, 2016

Tazkiyatunnafs (Menyucikan Hati) oleh : Ustadz Abu Jundi (Suryana Padma)



PENGAJIAN DHUHA MASJID BAITUSSALAM

Tazkiyatunnafs (Menyucikan Hati)
Ustadz Abu Jundi (Suryana Padma)
 
Jum’at, 5 Jumadil Awal 1437H – 12 Februari 2016

Assalamu’alaikum wr.wb.,

Muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah subhanahu wata’ala,

Bahasan berikut adalah Bab Tazkiyatunnafs (Menyucikan hati). Sebagaimana sabda Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam dalam Hadits shahih : Dalam tubuh manusia ada segumpal darah, apabila segumpal darah itu baik, maka baiklah seluruh tubuh  manusia itu, apabila segumpal darah itu buruk, maka buruklah seluruh tubuh manusia itu. Ketahuilah bahwa segumpal darah itu adalah hati”.

Hati adalah tempat bersemayamnya Ruh, yang bisa merasakan sedih, sakit, senang, gembira, yang sejak diciptakannya,   Ruh menjadi makhluk yang abadi. Maka Ruh kita adalah makhluk yang abadi,  tetapi jasad kita hanya sementara, nantinya akan kita tinggalkan.  Tetapi kebanyakan manusia tertipu, karena fisik kita adalah atribut dunia, dan sudah menjadi sumpah Iblis kepada Allah subhanahu wata’ala, sebagaimana dalam AlQur’an Surat Al Hijr ayat 39 :
 
(Iblis) berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka(manusia) memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya.

Dunia dan asesorinya ini indah sekali bagi pandangan manusia. Maka manusia lebih senang (serius) mengurusi dunia ketimbang mengurus Akhirat yang kekal  abadi.   Ruh akan terus sampai ke Akhirat, walaupun harus melalui alam Barzah (Kubur) lalu ke Alam Mahsyar, dan akhirnya  kembali ke tempat yang suci (Surga) atau tempat penyiksaan (Neraka).  Dan sesungguhnya Neraka Jahannam juga merupakan penyucian hati kita, ketika kita manusia tidak membawa dosa Syirik maka ada kans untuk masuk surga. Tetapi ketika ruh itu membawa dosa syirik, akan selamanya di neraka.

Tazkiyatunnafs (Muhasabah) adalah suatu upaya agar hati kita manusia tetap bersih.   Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam AlQur’an Surat Al Hasyr ayat 18 :
 
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Ayat 19 : 
Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. mereka itulah orang-orang yang fasik.

Ayat 20 :
Ÿ
Tidaklah sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni jannah; penghuni-penghuni jannah itulah orang-orang yang beruntung.

Kita (orang beriman)  diperintahkan oleh Allah subhanahu wata’ala untuk bertakwa dan mempersiapkan suatu hari yaitu hari setelah kematian kita.  Kita dituntut untuk menjadi orang yang Al Qayyis (cerdas).  Orang yang cerdas menurut Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang mempersiapkan diri untuk hari esok sesudah hari kematiannya. Maka setiap diri hendaklah memper-siapkan bekal untuk hari esok (Akhirat).
Kita ingin menjadi orang yang beruntung, yaitu menjadi penghuni Surga. Maka kita harus cerdas menjalani kehidupan ini tetap menjaga kesucian hati (Ruh) kita.
Ruh kita berasal dari Yang Maha Suci (Allah subhanahu wata’ala), maka akan kembali kepada kesucian.  Yaitu tempat yang suci selamanya (Surga). Itulah orang-orang yang beruntung.
Intinya : Tugas hidup kita hanya satu  yaitu   Menjaga kesucian hati.

Ada dua bahaya bagi Manusia.   

Pertama, sebagai manusia siapapun ia mempunyai kelemahan. Demikian itu merupakan fitrah insani.   Maka Rasulullah shollallahu ‘alahi wasallam bersabda dalam Hadits shahih :  “Manusia itu tempat salah dan lupa.  Tidak ada satupun manusia berbuat salah dan lupa. Itulah fitrah dasar manusia”. 

Kedua, yaitu yang disebut : Qorin (Teman / syaithan). Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam AlQur’an Surat Az Zuhruf  ayat 36 :
   
Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan yang Maha Pemurah (Al Quran), Kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.

Maksud ayat tersebut : Barang siapa yang berpaling dari dzikir (ingat) kepada Allah subhanahu wata’ala atau melupakan (lengah) dari ajaran-Nya (AlQur’an), maka orang itu akan ditemani syaithan (Qorin) yang menyesatkan. Qorin yang selalu menemani kita akan menyetir kita ke tempat-tempat maksiat, atau berpikir jahat. Dalam Surat An Naas : Min syarril waswasil khonnas (Dari kejahatan bisikan syaithan).

Tetapi ketika manusia ber-dzikir kepada Allah subhanahu wata’ala, si Qorin (syaithan) itu menjadi lemah. Sesungguhnya tipu-daya syaithan itu lemah bagi orang yang selalu dzikrullah (ingat Allah subhanahu wata’ala).
Tetapi bila manusia lengah, maka syaithan membisikkan kepada manusia untuk berbuat kemaksiatan/kemungkaran. Demikian Firman Allah subhanahu wata’ala dalam ayat yang lain.

Qorin menemani manusia sejak manusia masih bayi (baru lahir). Bayangkan, kalau Qorin (syithan) itu mendampingi kita sejak kita bayi, sampai meninggal dunia, maka Qorin itu tahu persis anatomi tubuh kita dan tahu kelemahan-kelamahan kita. Maka semua orang akan menjadi korbannya. Qorin tahu benar kapan harus berbisik, saat, kondisi dan situasi kita Qorin akan tahu benar. Maka Surat An Naas dicantumkan pada urutan terakhir dalam Mushaf AlQur’an. Kalau kita tidak gunakan Surat An Naas dalam kehidupan kita, maka pasti kita akan menjadi korban  si Khonnas (syaithan).

Bisikannya adalah : Bagi para pejabat dibisikkan agar melakukan korupsi, manipulasi, dst. Setelah banyak harta, dibisikkan agar selingkuh, dst. Bahkan sampai bisa membunuh orang lain. Ruh kita yang suci bisa membunuh orang lain, karena di setir oleh si Khonnas.

Maka Allah subhanahu wata’ala memerintahkan kita manausia untuk berlindung kepada Rabb, kepada Malik, kepada Ilah, (Rabbinnaas, Malikinnaas, Ilahinnaas). 
Sebetulnya para pejabat yang korupsi itu hafal dengan Surat An Naas, setiap hari mereka membaca Surat An Naas, tetapi mereka tidak terlindungi. Karena mereka tidak mempunyai “Password” untuk dilindungi oleh Allah subhanahu wata’ala. Mereka tidak mengenal Allah subhanahu wata’ala. Otomatis mereka tidak mencintai Allah subhanahu wata’ala. Dan mereka tidak akan mengingat Allah (Dzikrullah). Padahal kalau orang selalu mengingat Allah (Dzikrullah) maka si Qorin (syaithan) tidak akan bisa berbuat apa-apa.

Maka kita wajib mengenal Allah dari segi Rubbubiyatullah-nya, dari segi Mulkiyatullah-nya, dan dari segi Uluhiyah-nya.
Dari segi Rubbubiyah : Dia Allah yang Maha Pencipta, satu-satunya tempat kita bergantung, satu-satunya Raja pada Hari Pembalasan.  Maka kita harus taat kepada hukum-hukum-Nya. Kita harus sampai kepada tingkat penyembahan yang paling sempurna kepada Allah subhanahu wata’ala. Karena Dia adalah Ilah kita. Tambatan hati kita, tambatan kecintaan kita, tambatan harapan kita. Semua itu harus kita gali terus, sehingga kita mengenal Allah subhanahu wata’ala, dari Nama-nama-Nya, Sifat-sifat-Nya. Tanpa itu semua, tidak mungkin kita bisa dilindungi oleh Allah menghadapi si Qorin (Khonnas). 

Qorin (Khonnas) tidak bisa diusir dari diri kita.  Kecuali Qorin Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam karena Allah subhanahu wata’ala telah menundukkannya sehingga Qorin itu tidak menyuruh kecuali tentang kebaikan.

Sedangkan kepada kita manusia, Qorin (Syaithan) menjadikan dunia ini menarik hati, sehingga kadang-kadang Allah subhanahu wata’ala membuat Istidzraj , sehingga manusia tenggelam dalam kesenangan dunia, lupa kepada Allah subhanahu wata’ala.
Lihat AlQur’an Surat At Taubah ayat 55  Allah subhanahau wata’ala berfirman:

Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir.

Maksudnya, jangan kita “ngiler”  (tertarik sekali) terhadap kehidupan mereka yang kaya-raya, dengan anak-anaknya yang mewah-mewah, sesunguhnya Allah subhanahu wata’ala hanya ingin menguji mereka dengan Istidraj (membiarkan  dalam kemewahan hidup tetapi lupa kepada Allah), suatu saat Allah akan mematikan mereka dengan tiba-tiba dalam keadaan kafir. Na’udzubillahi min dzalik.

Sedangkan bila hati kita bersih, yang awalnya Ruh kita itu suci, ketika kita melakukan maksiat karena sifat lupa dan salah akibat bisikan syaithan, maka Allah berikan  satu noktah (titik)  hitam di hati kita.  Kamudian kalau kita memandang baik perbuatan maksiat itu, maka kita akan membikin lagi dan membikin lagi akhirnya hati kita akan penuh noda hitam.  Hati kita menjadi hitam. Akibatnya lalu sulit mendapatkan hidayah. Kalau sudah demikian maka hati manusia dikunci mati. 

Lihat Surat Al Baqarah ayat  7 – 8 Allah subhanahu wata’ala berfirman :
   
7. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. dan bagi mereka siksa yang Amat berat.

8. Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian," pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.

Hati yang hitam selalu panas, dan tidak pernah merasa puas.  Mencari harta terus-menerus tanpa pernah merasa puas.Dan bila dinasihati, mereka tidak akan paham. Karena hatinya sudah tertutup.

Iblis akan menakut-nakuti dengan kemiskinan.
Dan menyuruh manusia berbuat keji. Manusia menjadi kikir, egois, Akibatnya lalu manusia  melakukan kejahatan. Korupsi, membunuh, merampok, dst.   Saking takut kepada kemiskinan, anak dalam kandungan di bunuh. Saking takutnya pada kemiskinan, anak dibatasi dua atau tiga saja. Khawatir tidak bisa memberi makan. Tidak percaya kepada Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Pemberi Rezki.

Lihat Surat Al Baqarah ayat 268 :

Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui.

Atas dasar ayat tersebut, kita tidak usah takut dengan ketiadaan rezki. Allah Maha Kaya, dan ayat tersebut adalah jaminan dari Allah subhanahu wata’ala bahwa kita tidaka usah takut miskin. Pasti akan diberi rezki oleh Allah subhanahu wata’ala asal kita mau berusaha. Tidak usah kikir dan pelit.

Manusia saling berebut rezki bahkan sampai bunuh-membunuh, hanya karena urusan rezki dan urusan dunia. Padahal dunia ini tidak ada nilainya sedikitpun menurut pandangan Allah subhanahu wata’ala. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda : ‘Seandainya dunia ini ada nilainya sebesar sayap nyamuk, niscaya Allah tidak akan memberikan rezki kepada orang kafir meskipun seteguk minuman. Tetapi karena dunia ini tidak ada nilainya sama sekali maka Allah berikan segalanya kepada orang kafir”

Maka jangan kita tertipu, dunia ini hanya sementara, segera akan kita tinggalkan.
Ketertipuan seperti tersebut di atas menjadikan kita orang-orang yang merugi. Kebanyakan manusia menjadi korban tipuan dunia sehingga mereka masuk neraka Jahanam karena dosa syirik dan dosa-dosa lainnya.

Lihat AlQur’an Surat Al A’raaf ayat 179 :

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka itulah orang-orang yang lalai.

Maksudnya, bahwa isi neraka adalah kebanyakan manusia (dan jin). Maka kita hendaknya masuk kelompok yang sedikit. Orang yang sedikit itu yang bersyukur.
Sedangkan kebanyakan manusia tidak tahu bersyukur kepada Allah subhanahu wata’ala. Padahal mereka punya hati tetapi tidak mau memahami Kebesaran dan Kekuasaan Allah subhanahu wata’ala.  Mereka adalah orang-orang yang lalai dari mengingat Allah subhanahu wata’ala.

Solusi.
Agar hati kita tetap bersih (suci) maka :
1.     Melakukan Muhasabah  setiap hari, dzikir, Istighfar, Bertaubat.
2.     Melakukan banyak amal-sholeh.

Taubatannasuha ada 3 dimensi :
1.     Menyesal atas perbuatan dosa-dosa yang sudah lalu.
2.     Untuk sekarang : Benci dengan dosa-dosa yang pernah dilakukan.
3.     Untuk yang akan datang : Tidak akan mengulangi lagi perbuatan dosa-dosanya. 

Allah subhanahu wata’ala sangat ridho menerima Taubatannasuha dari hamba-Nya.
Sekian bahasan, mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIK.
Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
                                                      _____________




























No comments:

Post a Comment