Translate

Monday, March 14, 2016

Untuk Masuk Surga Perbanyak Sujud, Oleh : Ustadz Ahmad Susilo, Lc.



PENGAJIAN DHUHA MASJID BAITUSSLAM

Untuk Masuk Surga Perbanyak Sujud
Ahmad Susilo, Lc.

Jum’at, 17 Jumadal Ula 1437H – 26 Februari 2016
 
Assalamu’alaikum wr. wb. ,

Muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah subhanahu wata’ala,
Berikut adalah bahasan tentang kisah nyata dari seorang sahabat Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam  yang bernama Rubi’ah bin Malik al Aslami, dalam Hadits riwayat Imam Muslim. Suatu hari Rubi’ah bin Malik al Aslami diajak bermalam di rumah Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam. Selesai sholat malam, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam menawarkan sedikit harta kepada Rubi’ah bin Malik, kebetulan di rumah itu Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam memiliki persedian harta yang berasal bukan dari rampasan perang.  

Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Ya Rubi’ah, mintalah kepadaku apa yang engkau inginkan”.  Maka Rubi’ah menjawab : “Aku minta kepada engkau ya Rasulullah, agar aku bisa menemani engkau (bersama engkau) di surga”. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bertanya : “Adakah permintaan selain itu, ya Rubi’ah ?”. Rubi’ah menjawab : “Itu saja ya Rasulullah”.
Rasulullah shollallahu alaihi wasallam mengulang kembali pertanyaan : “Adakah permintaan selain itu, ya Rubi’ah ?”. Rubi’ah tetap menjawab : “Hanya itu ya Rasulullah”.

Maka Rasulullah shollllahu ‘alaihi wasallam bersabda :  “Kalau begitu aku minta untuk dirimu agar engkau memperbanyak sujud”.
Hadits tersebut menjadi dasar bagi kita kaum muslimin, siapa yang ingin bersama Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam di Surga, maka ia dipersilakan untuk memperba-nyak sujud.  Yang dimaksud  “Memperbanyak sujud” adalah : Lakukanlah sholat lima waktu tepat waktu (di awal waktu), tidak ketinggalan dan berjamaah.  Juga sholat-sholat sunnah dikerjakan, seperti :

1.     Sholat sunnah Rawatib (sholat sunnah yang mengiringi sholat Fardhu),
2.     Sholat Dhuha yang Rasul wasiatkan kepada para sahabat, 
3.  Sholat Malam (Tahajud) untuk meningkatkan derajat kita di sisi Allah subhanahu wata’ala,
4.     Sholat Witir,
5.     Sholat Istiharah,
6.     Sholat Syukur Wudhu,
7.     Sholat Tahiyatul Masjid,
8.  Sholat-sholat Sunnah yang dicontohkan oleh Rasulullah shollallahu ‘alihi wasallam.

Bila kita ingin menghitung sholat sunnah-nya Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam,  jumlah sujudnya dibanding dengan sujud Sholat Fardhu,  maka jauh lebih banyak sujud dalam sholat sunnah-nya.  Kalau Sholat Fardu 5 kali sehari semalam dengan jumlah rokaatnya 17 rokaat, dan setiap rokaat  2 kali sujud, maka jumlah sujudnya ada 2 X 17  = 34 kali sujud. Sementara sholat Sunnah-nya jauh lebih banyak, termasuk jumlah rokaatnya.

Padahal Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam sudah dijamin masuk surga oleh Allah subhanahu wata’ala.  Dosa-dosa beliau yang sudah lalu dan yang akan datang sudah diampuni oleh Allah subhanahu wata’ala.  Itulah keistimewaan beliau.   Sebagaimana Firman Allah subhanahu wata’ala dalam AlQur’an Surat Al Fath ayat 1 – 3 :

سُوۡرَةُ الفَتْح
بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ

إِنَّا فَتَحۡنَا لَكَ فَتۡحً۬ا مُّبِينً۬ا (١) لِّيَغۡفِرَ لَكَ ٱللَّهُ مَا تَقَدَّمَ مِن ذَنۢبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ وَيُتِمَّ نِعۡمَتَهُ ۥ عَلَيۡكَ وَيَہۡدِيَكَ صِرَٲطً۬ا مُّسۡتَقِيمً۬ا (٢) وَيَنصُرَكَ ٱللَّهُ نَصۡرًا عَزِيزًا (٣)


1. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata.

2. Supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus,
3. Dan supaya Allah menolongmu dengan pertolongan yang kuat (banyak).

Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam adalah satu-satunya manusia yang dipuji langsung oleh Allah subhanahu wata’ala yang mempunya akhlak yang paling agung.   Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam Surat Al Qalam ayat 4 :

   سُوۡرَةُ القَلَم

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ۬ (٤)

4. Dan sesungguhnya kamu(Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung.

Maka satu-satunya teladan yang Allah perintahkan kepada kita kaum muslimin agar meneladani (mencontoh) amal, ibadah, sifat, akhlak beliau dan beliau adalah  Rasulullah Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam.

Lihat Surat Al Ahzab ayat 21 :
   سُوۡرَةُ الاٴحزَاب

لَّقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٌ۬ لِّمَن كَانَ يَرۡجُواْ ٱللَّهَ وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡأَخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرً۬ا (٢١)

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

Maka apakah Rasulullah Muhammad shollallahu ‘alihi wasallam mau meninggal-kan sholat ?  Jangankan meninggalkan sholat, sengaja menunda waktu sholat barang sedikit-pun beliau tidak pernah.
Apakah beliau hanya mengerjakan Sholat Fardhu saja ? Tidak. Semua sholat-sholat Sunnah selalu dikerjakan dengan jumlah rokaatnya jauh lebih banyak.

Tentang Sholat Sunnah, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda : Ada amalan-amalan sholat Sunnah, sebetulnya ringan dikerjakan tetapi demikian utama dan besar pahalanya, yaitu sholat sunnah Qabliyah Subuh (Dua rokaat sebelum Sholat Subuh). 

Dalam Hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim, bahwa ‘Aisyah rodhiyallahu ‘anha berkata, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Sungguh tidaklah Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam memperhatikan sholat-sholat Sunnah dibandingkan memperhatikannya sholat sunnah dua rokaat fajar (Qobliyah Subuh).  Karena dua rokaat sholat Sunnah Fajar itu lebih baik daripada dunia dan seisinya”

Sementara itu tidak sedikit dari kita umat Islam yang meninggalkan sholat Qabliyah Subuh dan Sholat subuh karena mengejar (mencari) nafkah dunia yang tidak seberapa nilainya. 

Dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Imam yang lima : Imam Ahmad, Imam Abu Daud, Imam An Nasaa’i, Imam At Thimidzy dan Imam Ibnu Majah, dari sahabat yang bernama Kharizatin Khudzafah, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda :  Sungguh Allah telah memberimu kebaikan melalui sholat, jika kamu melakukan sholat ini, sholatmu ini lebih baik daripada onta-ontamu yang merah”.

Dalam keterangan Hadits, bahwa onta-onta jantan yang merah yang umurnya sudah di atas 4 tahun, yang tubuhnya besar, warnanya merah, kuat, harganya mahal, dan itu kendaraan terbaik di zaman Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam. (Bila diterjemahkan dalam bahasa sekarang : Lebih berharga daripada mobil mewah).

Kemudian para sahabat bertanya : “Ya Rasulullah, sholat apakah itu ?”
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam menjawab : “Itulah sholat Witir antara sholat Isya sampai waktu sholat Fajar (sholat Subuh)”.  Maksudnya : Sholat Witir (ganjil).  Intinya, kalau ada orang tidak mau mengerjakan sholat malam (Tahajud), sekurang-kurangnya sholat Witir-pun tidak dikerjakan, maka di sisi Allah orang tersebut tidak ada harganya.

Maka Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam berwasiat kepada sahabat beliau Abu Darda dan Abu Hurairah dalam Hadits shahih riwayat Imam Muslim : “Aku berwasiat kepadamu  wahai Abu Darda, sholatlah Witir sebelum kamu tidur.  Kemudian berpuasalah tiga hari di pertengahn bulan. Dan sholatlah Dhuha dua rokaat.  Sholat Witir boleh sebelum tidur  boleh sesudah tidur, tetapi yang paling utama adalah di akhir malam” .

Berpuasa sunnah pada pertengahan bulan adalah tanggal 13, 14 dan 15 setiap bulan Hijriyah. Sholat sunnah dan puasa sunnah tersebut sebetulnya ringan tetapi banyak umat yang meninggalkan. Padahal hendaknya kita jangan mengandalkan Sholat Fardhu saja, karena kita tidak tahu apakah sholat Fardhu kita diterima  oleh Allah subhanahu wata’ala. Sholat-sholat sunnah tesebut merupakan tambahan amal-ibadah kita.  Melalui sholat malam (Tahajud dan Witir) maka Allah subhanahu wata’ala akan meningkatkan derajat kita lebih tinggi lagi dan terpuji di sisi Allah subhanahu wata’ala.

Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam AlQur’an Surat Al Isra’ ayat 79 :
سُوۡرَةُ بنیٓ اسرآئیل / الإسرَاء

وَمِنَ ٱلَّيۡلِ فَتَهَجَّدۡ بِهِۦ نَافِلَةً۬ لَّكَ عَسَىٰٓ أَن يَبۡعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامً۬ا مَّحۡمُودً۬ا (٧٩)


Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.

Demikian pula Sholat Dhuha merupakan sodakoh kita sehari-hari, dengan sodakoh dua rokaat akan mencukupi seluruh sodakoh kita yang kita lakukan dalam satu hari.  Sholat Witir atau Tahajud akan mengangkat derajat kita. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam mengatakan : “Itu lebih baik daripada unta-untamu yang berwarna  merah”,   sebagaimana tersebut di atas.

Itulah ibadah-ibadah ringan tetapi memiliki keutamaan yang akan mendapatkan pahala yang lebih besar di sisi Allah subhanahu wata’ala.  Maka orang-orang yang tidak mau mengerjakannya, berarti orang tersebut sesungguhnya belum mentaati Allah subhanahu wata’ala dan Rasul-Nya.  Padahal bila kita ingin di surga, taatlah Allah subhanahu wata’ala dan taatilah Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam.

Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam Surat An Nisaa’ ayat 69 :
 سُوۡرَةُ النِّسَاء

وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ مَعَ ٱلَّذِينَ أَنۡعَمَ ٱللَّهُ عَلَيۡہِم مِّنَ ٱلنَّبِيِّـۧنَ وَٱلصِّدِّيقِينَ وَٱلشُّہَدَآءِ وَٱلصَّـٰلِحِينَ‌ۚ وَحَسُنَ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ رَفِيقً۬ا (٦٩)

Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.

Maka bukti kita cinta kepada Allah dan Rasul-Nya,   wajib kita mengikuti apa yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya. Dalam hal ini, maka sebagaimana disebutkan di atas : Perbanyak Sujud.

Banyak manusia yang meremehkan Sujud. Karena sudah melaksanakan sholat Fardhu, lalu mereka merasa sudah cukup. Yang lain hanya Sunnah, ditinggalkan tidak mengapa. Padahal bukan begitu cara menanggapi bab Sunnah.
Sunnah adalah ketetapan Allah subhanahu wata’ala yang diturunkan kepada Rasul-Nya.
Siapa yang ingin menemui Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam di surga kelak, maka ikutilah apa yang diperintahkan oleh Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam. Mengikuti Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam mutlak diwajibkan oleh Allah subhanahu wata’ala.

Lihat Surat An Nisaa’ ayat 80 :
سُوۡرَةُ النِّسَاء

مَّن يُطِعِ ٱلرَّسُولَ فَقَدۡ أَطَاعَ ٱللَّهَ‌ۖ وَمَن تَوَلَّىٰ فَمَآ أَرۡسَلۡنَـٰكَ عَلَيۡهِمۡ حَفِيظً۬ا (٨٠)


Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami(Allah) tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka*)

*)  Rasul tidak bertanggung jawab terhadap perbuatan-perbuatan mereka dan tidak menjamin agar mereka tidak berbuat kesalahan. Rasul tidak bisa menjaga kita.

Lihat Surat Ali Imran ayat 31 (Merupakan surat ujian bagi seorang hamba, benarkah ia seorang muslim sejati) Allah subhanahu wata’ala berfirman :

   سُوۡرَةُ آل عِمرَان

قُلۡ إِن كُنتُمۡ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحۡبِبۡكُمُ ٱللَّهُ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡ‌ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ۬ (٣١)

Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Maksud “ikutilah aku” dalam ayat tersebut, adalah mengikuti apa yang diperintahkan oleh Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam. Misalnya Rasul memerintahkan untuk Sholat Sunnah Ba’diyah, Sholat Sunnah Tahiyatul Masjid, Sholat Sunnah Qabliyah, Sholat Malam (Tahajud), sholat Witir, Sholat Dhuha, Sholat Syukur Wudhu, dst. Maka lakukan itu semua.  Apakah kita akan meng-abaikan perintah tersebut ?  Bila kita abai akan perintah tersebut,  berarti kita tidak taat kepada Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam.

Padahal Firman Allah subhanahu wata’ala : Siapa yang mencintai Aku (Allah) maka ikuti Rasul, sebagaimana ayat tesebut. Maka jika kita ingin mendapatkan Syafaat dari Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam, kita harus benar-benar mentaati Rasul.

Dalam Hadits shahih, dari Abu Hurairah sodhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda :  “Setiap umatku pasti akan masuk surga, kecuali orang-orang yang enggan (menolak) masuk surga”.

Yang dimaksud “umatku  adalah umat Islam. Pasti semua orang Islam sangat ingin  masuk surga.  Maka pernyataan Rasul dalam Hadits tersebut mengherankan.  Ada sahabat yang bertanya : “Siapa orang yang enggan masuk surga itu ya Rasulullah?”. Beliau menjawab : “Setiap umatku tetapi tidak mau mengikuti Sunnahku, tidak mentaati perintahku, itulah orang yang enggan (menolak) masuk surga”.

Masuk surga bukan semata-mata karena Syafa’at Rasul, memang benar kita membutuhkan Syafa’at, tetapi Syafa’at itu akan diterima apabila kita di dunia benar-benar mentaati Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam, mentaati Allah subhanahu wata’ala melalu teladan Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam.  Kalau itu kita lakukan, insya Allah kita akan bersama-sama dengan Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam, sebagaimana permintaan sahabat Rubi’ah bin Malik Al Aslami  tersebut di atas.

Dengan ketaatan kita kepada Allah subhanahu wata’ala melalui mencontoh Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam, mengikuti teladan dan amal ibadah beliau, tata-caranya, jenisnya, dst. semoga kelak kita akan mendapatkan ampunan dari Allah subhanahu wata’ala, cinta dan kasih-sayang-Nya. Dan semoga kelak kita dibangkitkan dan mendapatkan Syafaat dari Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam dan semoga Allah subhanahu wata’ala me-ridhoi kita masuk ke dalam surga-Nya.  Amin ya Robbal ‘alamin.

Tanya-Jawab.

Pertanyaan :
Bagaimana dengan dzikir Pagi dan Petang, dibandingkan dengan Sholat Sunnah ?.

Jawaban:
Dzikir (mengingat Allah) terbaik adalah Sholat. Lihat Surat Thoha ayat 14 : 
سُوۡرَةُ طٰه

إِنَّنِىٓ أَنَا ٱللَّهُ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّآ أَنَا۟ فَٱعۡبُدۡنِى وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ لِذِڪۡرِىٓ (١٤)

  
Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.

Tetapi dzikir bukan hanya sholat saja, ada lagi yang dicontohkan oleh Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam sesudah sholat.  Jadi sholat apa saja yang dicontohkan oleh Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam, selama tidak di tempat-tempat yang diharamkan untuk sholat, maka sholat itulah kedudukan yang paling utama.

Dzikir yang paling utama di luar sholat adalah dzikir sesudah sholat Fardhu.
Maka Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam berwasiat : Jangan pernah kalian tinggalkan dzikir di belakang sholat Fardhu.

Khusus tentang Dzikir Pagi dan Petang adalah Dzikir dilakukan dilakukan ketika Pagi adalah Ba’da sholat Subuh  dan Petang adalah Ba’da Ashar sampai matahari terbenam.  Dzikir tersebut menyuruh minta perlindungan agar Allah subhanahu wata’ala selalu menjaga kita. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah meninggalkan Dzikir tersebut.

Sekian bahasan, mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIK.

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
                                                         _____________

No comments:

Post a Comment