PENGAJIAN DHUHA
MASJID BAITUSSLAM
Untuk
Masuk Surga Perbanyak Sujud
Ahmad Susilo, Lc.
Jum’at, 17 Jumadal Ula 1437H – 26 Februari 2016
Assalamu’alaikum
wr. wb. ,
Muslimin
dan muslimat yang dirahmati Allah subhanahu
wata’ala,
Berikut adalah bahasan tentang kisah
nyata dari seorang sahabat Rasulullah shollallahu
‘alaihi wasallam yang bernama Rubi’ah bin Malik al Aslami, dalam
Hadits riwayat Imam Muslim. Suatu hari Rubi’ah bin Malik al Aslami diajak bermalam
di rumah Rasulullah shollallahu ‘alaihi
wasallam. Selesai sholat malam, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam menawarkan sedikit harta kepada
Rubi’ah bin Malik, kebetulan di rumah itu Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam memiliki persedian harta yang berasal
bukan dari rampasan perang.
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Ya Rubi’ah, mintalah
kepadaku apa yang engkau inginkan”. Maka
Rubi’ah menjawab : “Aku minta kepada engkau ya Rasulullah, agar aku bisa
menemani engkau (bersama engkau) di surga”. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bertanya : “Adakah permintaan selain
itu, ya Rubi’ah ?”. Rubi’ah menjawab : “Itu saja ya Rasulullah”.
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam
mengulang kembali pertanyaan : “Adakah permintaan selain itu, ya Rubi’ah ?”.
Rubi’ah tetap menjawab : “Hanya itu ya Rasulullah”.
Maka Rasulullah shollllahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Kalau begitu aku minta untuk dirimu agar
engkau memperbanyak sujud”.
Hadits tersebut menjadi dasar bagi kita
kaum muslimin, siapa yang ingin bersama Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam di Surga, maka ia dipersilakan untuk memperba-nyak sujud. Yang dimaksud
“Memperbanyak sujud” adalah : Lakukanlah
sholat lima waktu tepat waktu (di awal waktu), tidak ketinggalan dan berjamaah.
Juga
sholat-sholat sunnah dikerjakan, seperti :
1.
Sholat
sunnah Rawatib (sholat sunnah yang mengiringi sholat Fardhu),
2.
Sholat
Dhuha yang Rasul wasiatkan kepada para sahabat,
3. Sholat
Malam (Tahajud) untuk meningkatkan derajat kita di sisi Allah subhanahu wata’ala,
4.
Sholat
Witir,
5.
Sholat
Istiharah,
6.
Sholat
Syukur Wudhu,
7.
Sholat
Tahiyatul Masjid,
8. Sholat-sholat Sunnah
yang dicontohkan oleh Rasulullah shollallahu
‘alihi wasallam.
Bila kita ingin menghitung sholat
sunnah-nya Rasulullah shollallahu ‘alaihi
wasallam, jumlah sujudnya dibanding dengan sujud Sholat
Fardhu, maka jauh lebih banyak sujud
dalam sholat sunnah-nya. Kalau Sholat Fardu
5 kali sehari semalam dengan jumlah rokaatnya 17 rokaat, dan setiap rokaat 2 kali sujud, maka jumlah sujudnya ada 2 X
17 = 34 kali sujud. Sementara sholat
Sunnah-nya jauh lebih banyak, termasuk jumlah rokaatnya.
Padahal Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam sudah dijamin masuk surga oleh Allah subhanahu wata’ala. Dosa-dosa beliau yang sudah lalu dan yang akan
datang sudah diampuni oleh Allah subhanahu
wata’ala. Itulah keistimewaan beliau. Sebagaimana Firman Allah subhanahu wata’ala dalam AlQur’an Surat Al Fath ayat 1 – 3 :
سُوۡرَةُ الفَتْح
بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
إِنَّا فَتَحۡنَا لَكَ فَتۡحً۬ا مُّبِينً۬ا (١) لِّيَغۡفِرَ
لَكَ ٱللَّهُ مَا تَقَدَّمَ مِن ذَنۢبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ وَيُتِمَّ نِعۡمَتَهُ ۥ
عَلَيۡكَ وَيَہۡدِيَكَ صِرَٲطً۬ا مُّسۡتَقِيمً۬ا (٢) وَيَنصُرَكَ ٱللَّهُ
نَصۡرًا عَزِيزًا (٣)
1. Sesungguhnya Kami telah
memberikan kepadamu kemenangan yang nyata.
2. Supaya
Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan
datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan
yang lurus,
3. Dan
supaya Allah menolongmu dengan pertolongan yang kuat (banyak).
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam adalah satu-satunya manusia yang
dipuji langsung oleh Allah subhanahu
wata’ala yang mempunya akhlak yang paling agung. Allah subhanahu
wata’ala berfirman dalam Surat Al
Qalam ayat 4 :
سُوۡرَةُ القَلَم
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ۬ (٤)
4. Dan sesungguhnya kamu(Muhammad)
benar-benar berbudi pekerti yang agung.
Maka satu-satunya
teladan yang Allah perintahkan kepada kita kaum muslimin agar meneladani
(mencontoh) amal, ibadah, sifat, akhlak beliau dan beliau adalah Rasulullah
Muhammad shollallahu ‘alaihi
wasallam.
Lihat Surat
Al Ahzab ayat 21 :
سُوۡرَةُ الاٴحزَاب
لَّقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ
حَسَنَةٌ۬ لِّمَن كَانَ يَرۡجُواْ ٱللَّهَ وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡأَخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ
كَثِيرً۬ا (٢١)
Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu
suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah
dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
Maka apakah Rasulullah Muhammad shollallahu ‘alihi wasallam mau
meninggal-kan sholat ? Jangankan
meninggalkan sholat, sengaja menunda waktu sholat barang sedikit-pun beliau
tidak pernah.
Apakah beliau hanya mengerjakan Sholat
Fardhu saja ? Tidak. Semua sholat-sholat Sunnah selalu dikerjakan dengan jumlah
rokaatnya jauh lebih banyak.
Tentang
Sholat Sunnah, Rasulullah
shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda
: Ada amalan-amalan sholat Sunnah, sebetulnya ringan dikerjakan tetapi demikian
utama dan besar pahalanya, yaitu sholat sunnah Qabliyah Subuh (Dua
rokaat sebelum Sholat Subuh).
Dalam Hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam
Muslim, bahwa ‘Aisyah rodhiyallahu ‘anha
berkata, Rasulullah shollallahu ‘alaihi
wasallam bersabda : “Sungguh tidaklah
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam memperhatikan sholat-sholat Sunnah
dibandingkan memperhatikannya sholat sunnah dua rokaat fajar (Qobliyah
Subuh). Karena dua rokaat sholat Sunnah
Fajar itu lebih baik daripada dunia dan seisinya”
Sementara itu tidak sedikit dari kita umat
Islam yang meninggalkan sholat Qabliyah Subuh dan Sholat subuh karena mengejar
(mencari) nafkah dunia yang tidak seberapa nilainya.
Dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Imam
yang lima : Imam Ahmad, Imam Abu Daud, Imam An Nasaa’i, Imam At Thimidzy dan
Imam Ibnu Majah, dari sahabat yang bernama Kharizatin Khudzafah, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda
: “Sungguh
Allah telah memberimu kebaikan melalui sholat, jika kamu melakukan sholat ini,
sholatmu ini lebih baik daripada onta-ontamu yang merah”.
Dalam keterangan Hadits, bahwa onta-onta
jantan yang merah yang umurnya sudah di atas 4 tahun, yang tubuhnya besar,
warnanya merah, kuat, harganya mahal, dan itu kendaraan terbaik di zaman
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam.
(Bila diterjemahkan dalam bahasa sekarang : Lebih berharga daripada mobil
mewah).
Kemudian para sahabat bertanya : “Ya Rasulullah, sholat apakah itu ?”
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam menjawab : “Itulah sholat Witir antara
sholat Isya sampai waktu sholat Fajar (sholat Subuh)”. Maksudnya : Sholat Witir (ganjil). Intinya, kalau ada orang tidak mau
mengerjakan sholat malam (Tahajud), sekurang-kurangnya sholat Witir-pun tidak
dikerjakan, maka di sisi Allah orang tersebut tidak ada harganya.
Maka Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam berwasiat kepada sahabat beliau Abu
Darda dan Abu Hurairah dalam Hadits shahih riwayat Imam Muslim : “Aku berwasiat kepadamu wahai Abu Darda, sholatlah Witir sebelum kamu
tidur. Kemudian berpuasalah tiga hari di
pertengahn bulan. Dan sholatlah Dhuha dua rokaat. Sholat Witir boleh sebelum tidur boleh sesudah tidur, tetapi yang paling utama
adalah di akhir malam” .
Berpuasa sunnah pada pertengahan bulan
adalah tanggal 13, 14 dan 15 setiap bulan Hijriyah. Sholat sunnah dan puasa
sunnah tersebut sebetulnya ringan tetapi banyak umat yang meninggalkan. Padahal
hendaknya kita jangan mengandalkan Sholat Fardhu saja, karena kita tidak tahu
apakah sholat Fardhu kita diterima oleh
Allah subhanahu wata’ala. Sholat-sholat
sunnah tesebut merupakan tambahan amal-ibadah kita. Melalui sholat malam (Tahajud dan Witir) maka
Allah subhanahu wata’ala akan meningkatkan derajat kita lebih tinggi lagi
dan terpuji di sisi Allah subhanahu
wata’ala.
Allah subhanahu
wata’ala berfirman dalam AlQur’an Surat
Al Isra’ ayat 79 :
سُوۡرَةُ بنیٓ اسرآئیل / الإسرَاء
وَمِنَ ٱلَّيۡلِ فَتَهَجَّدۡ بِهِۦ نَافِلَةً۬ لَّكَ
عَسَىٰٓ أَن يَبۡعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامً۬ا مَّحۡمُودً۬ا (٧٩)
Dan
pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah
tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.
Demikian pula Sholat Dhuha merupakan sodakoh kita sehari-hari, dengan sodakoh dua
rokaat akan mencukupi seluruh sodakoh kita yang kita lakukan dalam satu
hari. Sholat Witir atau Tahajud akan
mengangkat derajat kita. Rasulullah shollallahu
‘alaihi wasallam mengatakan : “Itu lebih baik daripada unta-untamu yang
berwarna merah”, sebagaimana tersebut di atas.
Itulah ibadah-ibadah ringan tetapi
memiliki keutamaan yang akan mendapatkan pahala yang lebih besar di sisi Allah subhanahu wata’ala. Maka orang-orang yang tidak mau
mengerjakannya, berarti orang tersebut sesungguhnya belum mentaati Allah subhanahu wata’ala dan Rasul-Nya. Padahal bila kita ingin di surga, taatlah
Allah subhanahu wata’ala dan taatilah
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam.
Allah subhanahu
wata’ala berfirman dalam Surat An
Nisaa’ ayat 69 :
سُوۡرَةُ النِّسَاء
وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ
مَعَ ٱلَّذِينَ أَنۡعَمَ ٱللَّهُ عَلَيۡہِم مِّنَ ٱلنَّبِيِّـۧنَ وَٱلصِّدِّيقِينَ
وَٱلشُّہَدَآءِ وَٱلصَّـٰلِحِينَۚ وَحَسُنَ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ رَفِيقً۬ا (٦٩)
Dan
barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama
dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para
shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. dan mereka itulah
teman yang sebaik-baiknya.
Maka bukti kita cinta kepada Allah dan
Rasul-Nya, wajib kita mengikuti apa yang diperintahkan
Allah dan Rasul-Nya. Dalam hal ini, maka sebagaimana disebutkan di atas : Perbanyak Sujud.
Banyak manusia yang meremehkan Sujud. Karena
sudah melaksanakan sholat Fardhu, lalu mereka merasa sudah cukup. Yang lain
hanya Sunnah, ditinggalkan tidak mengapa. Padahal bukan begitu cara menanggapi
bab Sunnah.
Sunnah adalah ketetapan
Allah subhanahu wata’ala yang
diturunkan kepada Rasul-Nya.
Siapa yang ingin menemui Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam di surga
kelak, maka ikutilah apa yang diperintahkan oleh Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam. Mengikuti
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam
mutlak diwajibkan oleh Allah subhanahu wata’ala.
Lihat Surat
An Nisaa’ ayat 80 :
سُوۡرَةُ النِّسَاء
مَّن يُطِعِ ٱلرَّسُولَ فَقَدۡ أَطَاعَ ٱللَّهَۖ وَمَن
تَوَلَّىٰ فَمَآ أَرۡسَلۡنَـٰكَ عَلَيۡهِمۡ حَفِيظً۬ا (٨٠)
Barangsiapa
yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. dan barangsiapa
yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami(Allah) tidak mengutusmu untuk
menjadi pemelihara bagi mereka*)
*) Rasul tidak bertanggung jawab terhadap
perbuatan-perbuatan mereka dan tidak menjamin agar mereka tidak berbuat
kesalahan. Rasul tidak bisa menjaga kita.
Lihat Surat
Ali Imran ayat 31 (Merupakan surat ujian bagi seorang hamba, benarkah ia
seorang muslim sejati) Allah subhanahu
wata’ala berfirman :
سُوۡرَةُ آل عِمرَان
قُلۡ إِن كُنتُمۡ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى
يُحۡبِبۡكُمُ ٱللَّهُ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ۬
رَّحِيمٌ۬ (٣١)
Katakanlah:
"Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni
dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Maksud “ikutilah aku” dalam ayat tersebut, adalah mengikuti apa yang
diperintahkan oleh Rasulullah shollallahu
‘alaihi wasallam. Misalnya Rasul memerintahkan untuk Sholat Sunnah Ba’diyah, Sholat Sunnah Tahiyatul Masjid, Sholat Sunnah
Qabliyah, Sholat Malam (Tahajud), sholat Witir, Sholat Dhuha, Sholat Syukur
Wudhu, dst. Maka lakukan itu semua.
Apakah kita akan meng-abaikan perintah tersebut ? Bila kita abai akan perintah tersebut, berarti kita tidak taat kepada Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam.
Padahal Firman Allah subhanahu wata’ala : Siapa
yang mencintai Aku (Allah) maka ikuti Rasul, sebagaimana ayat tesebut. Maka
jika kita ingin mendapatkan Syafaat dari Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam, kita harus
benar-benar mentaati Rasul.
Dalam Hadits shahih, dari Abu Hurairah sodhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda
: “Setiap
umatku pasti akan masuk surga, kecuali orang-orang yang enggan (menolak) masuk
surga”.
Yang dimaksud “umatku” adalah umat Islam.
Pasti semua orang Islam sangat ingin
masuk surga. Maka pernyataan Rasul
dalam Hadits tersebut mengherankan. Ada
sahabat yang bertanya : “Siapa orang yang enggan masuk surga itu ya
Rasulullah?”. Beliau menjawab : “Setiap umatku tetapi tidak mau mengikuti
Sunnahku, tidak mentaati perintahku, itulah orang yang enggan (menolak) masuk
surga”.
Masuk surga bukan semata-mata karena
Syafa’at Rasul, memang benar kita membutuhkan Syafa’at, tetapi Syafa’at itu
akan diterima apabila kita di dunia benar-benar mentaati Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam, mentaati
Allah subhanahu wata’ala melalu
teladan Rasulullah shollallahu ‘alaihi
wasallam. Kalau itu kita lakukan,
insya Allah kita akan bersama-sama dengan Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam, sebagaimana permintaan sahabat Rubi’ah bin Malik Al Aslami tersebut di atas.
Dengan ketaatan kita kepada Allah subhanahu wata’ala melalui mencontoh
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam,
mengikuti teladan dan amal ibadah beliau, tata-caranya, jenisnya, dst. semoga
kelak kita akan mendapatkan ampunan dari Allah subhanahu wata’ala, cinta dan kasih-sayang-Nya. Dan semoga kelak
kita dibangkitkan dan mendapatkan Syafaat dari Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam
dan semoga Allah subhanahu wata’ala
me-ridhoi kita masuk ke dalam surga-Nya. Amin ya Robbal ‘alamin.
Tanya-Jawab.
Pertanyaan
:
Bagaimana dengan dzikir Pagi dan Petang,
dibandingkan dengan Sholat Sunnah ?.
Jawaban:
Dzikir (mengingat Allah) terbaik adalah
Sholat. Lihat Surat Thoha ayat 14 :
سُوۡرَةُ طٰه
إِنَّنِىٓ أَنَا ٱللَّهُ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّآ أَنَا۟
فَٱعۡبُدۡنِى وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ لِذِڪۡرِىٓ (١٤)
Sesungguhnya
Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku
dan dirikanlah shalat untuk mengingat
Aku.
Tetapi dzikir bukan hanya sholat saja, ada
lagi yang dicontohkan oleh Rasulullah shollallahu
‘alaihi wasallam sesudah sholat.
Jadi sholat apa saja yang dicontohkan oleh Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam, selama
tidak di tempat-tempat yang diharamkan untuk sholat, maka sholat itulah
kedudukan yang paling utama.
Dzikir yang paling utama di luar sholat
adalah dzikir sesudah sholat Fardhu.
Maka Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam berwasiat : Jangan pernah kalian tinggalkan dzikir di belakang sholat Fardhu.
Khusus
tentang Dzikir Pagi dan Petang adalah Dzikir dilakukan dilakukan ketika
Pagi adalah Ba’da sholat Subuh dan
Petang adalah Ba’da Ashar sampai matahari terbenam. Dzikir tersebut menyuruh minta perlindungan agar
Allah subhanahu wata’ala selalu
menjaga kita. Rasulullah shollallahu
‘alaihi wasallam tidak pernah meninggalkan Dzikir tersebut.
Sekian bahasan, mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN
LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIK.
Wassalamu’alaikum
warohmatullahi wabarokatuh.
_____________
No comments:
Post a Comment