Translate

Wednesday, June 22, 2016

Indahnya Berbagi., oleh : Ahmad Fihri, MA



PENGAJIAN DHUHA MASJID BAITUSSALAM

Indahnya Berbagi.
Ahmad Fihri, MA
 
 Jum’at, 5 Romadhon 1437H – 10 Juni 2016
 
Assalamu’alaikum wr.wb.,

Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam AlQur’an Surat Al A’raaf ayat 172 :

سُوۡرَةُ الاٴعرَاف

وَإِذۡ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِىٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمۡ ذُرِّيَّتَہُمۡ وَأَشۡہَدَهُمۡ عَلَىٰٓ أَنفُسِہِمۡ أَلَسۡتُ بِرَبِّكُمۡ‌ۖ قَالُواْ بَلَىٰ‌ۛ شَهِدۡنَآ‌ۛ أَن تَقُولُواْ يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِ إِنَّا ڪُنَّا عَنۡ هَـٰذَا غَـٰفِلِينَ (١٧٢)


Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",

Bulan Romadhon telah mengajarkan kita agar kita selalu dekat dengan Allah subhanahu wata’ala. Dari kegiatan-kegiatan di dalam bulan Romadhon (Tarawih, Qiyamullail, Puasa, dan bacaan AlQur’an) memberikan pembelajaran bahwa kita di hadapan Allah subhanahau wata’ala tidak punya daya-upaya. Bahkan seharusnya kita menyadari benar bagaimana proses penciptaan awal kita (manusia), siapa kita dan siapa Tuhan kita.

Dan itulah mengapa dalam Surat AlFatihah yang dibangun adalah Kebesaran Tuhan.  Perhatikan, kenapa ada Bismillah – Ar Rahman dan Ar Rahim sampai dengan Maliki Yaumiddin adalah tentang pengakuan seorang manusia, pengakuan hamba terhadap Kebesaran Tuhan-nya.   Dan kenapa dalam ayat selanjutnya adalah sebuah konteks pengabdian, penghambaan, konteks amal-sholih.

Konteks-nya adalah amal-sholih, berbakti, kerja, berprestasi, mengabdi dan beribadah. Maka ayatnya : Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in (hanya kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada Engkau kami memohon pertolongan).
Bekerja dan meminta. Itulah konsep seorang manusia.  Dan terakhir hanya harapan-harapan. Maka isi kajian Surat Al Fatihah ada tiga : Pujian terhadap Allah dengan segala Kebesaran-Nya, Penghambaan kepada Allah subhanahu wata’ala dan Permohonan petunjuk kepada jalan yang lurus.

Dari ayat 172 Surat Al A’raaf sebagaimana tersebut di atas : Dan ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa  mereka -   Maksudnya, bahwa Sulbi artinya tulang belakang (tulang punggung) orang laki-laki.    Air mani laki laki berasal dari tulang belakang (tulang punggung), lalu bercampur dengan sel telur (ovum) pihak orang perempuan (isterinya),  maka membentuk segumpal cairan nutfah lalu setelah 40 hari kemudian menjadi halaqoh (segumpal darah) , lalu setelah 40 hari menjadi mudghoh (segumpal daging), setelah 40 hari lalu ditiupkan ruh baginya, atau setelah 120 hari  atau selama 4 bulan.

Maka bagi ibu hamil hendaknya selalu membaca AlQur’an, agar si bayi dalam janin selalu mendengarkan ayat-ayat suci AlQur’an sejak masih dalam kandungan.   
Hendaknya kita melihat video tentang prosesnya kejadian anak manusia, dari dalam janin ibu kita, betapa Allah subhanahu wata’ala menciptakan manusia dengan cara yang luar biasa.  Maka dalam Tauhid Rububiyah kita harus menjadikan Allah Tuhan Al Khalik (Pencipta) makhluk.  Dan tidak ada Tuhan pencipta lain selain Allah Yang Maha Pencipta. 

Adapun manusia lalu bisa membuat segala benda-benda elektronik, benda-benda kebutuhan hidup, bukanlah mencipta melainkan menyusun (merangkai) dari bahan-bahan yang telah disediakan (diciptakan) oleh Allah subhanahu wata’ala. Karena Allah sudah menyediakan ruh, akal, sumber-daya alam, semua sudah Allah adakan di tengah-tengah kehidupan kita.

Maka sejak awal hendaknya kepada anak-anak kita jelaskan tentang ke-Imanan, ke-Tauhidan, mengakui Kebesaran Allah subhanahu wata’ala.  
Maka dalam Surat Al Fatihah di awal Surat sudah disebutkan tentang Kebesaran Allah, Alhamdulillahirobbil ‘alamin (Segal;a Puji hanya  bagi Allah Tuhan seluruh semesta alam),  Arrahmanirrahim (Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang).dst. sehingga kita menghayati sepenuhnya, hingga akhir ayat.

Bulan Ramadhon mengajarkan agar kita selalu kembali ke Fitrah yaitu kita makhluk yang beriman, ber-Islam, taat menjadi orang baik. Itulah fitrah manusia. Dalam Hadits shahih, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda : Ada tiga amal yang utama yaitu Shodakoh Jariyah (bukan Amal Jariyah), Anak Sholeh yang mendo’akan kedua orangtuanya dan Ilmu yang bermanfaat. 

Bila dibahas maka ketiga komponen tersebut : Membutuhkan harta dan membutuhkan Ilmu.  Akan lebih mulia apabila keduanya kita dapatkan, tetapi cukup orang menjadi mulia dengan Ilmu saja meskipun tidak banyak harta. Memang harta bisa di buat shodakoh, untuk manfaat sumbangan ke masjid, Rumah-sakit Dhu’afa, pendidikan dan bila itu terus berkembang, manfaatnya luar-biasa,  Imam Syafi’i mengatakan : Jadilah kalian di saat akhir orang-orang di sekitar kalian tersenyum, tetapi di saat kalian dipanggil Allah (meninggal) orang-orang disekitar kalian menangis. karena kebaikan kalian.

Dalam ayat tersebut, sebelum Allah subhanahu wata’ala menjadikan proses janin menjadi manusia, Allah mengadakan persaksian atas dirinya, kemudian berfirman kepada ruh yang akan dimasukkan ke dalam janin : Alastu birobbikum ? (Bukankah Aku Tuhanmu), maka dijawab oleh ruh : Bala syahidna (Benar, bahkan kami bersaksi bahwa Engkau adalah Tuhanku).  Maksudnya, jangan sampai kelak di Akhirat ketika mereka (manusia) ditanya di hari Kiamat, mengatakan : Kami termasuk orang-orang yang lalai.

Kedua, untuk membuktikan bahwa manusia yang dilahirkan di muka bumi adalah fitrah (dalam keadaan beriman, dalam keadaan muslim), kedua orangtuanya (lingkungannya) yang menjadikan ia Yahudi, Nasrani atau Majusi.  Bahkan Allah subhanahu wata’ala sudah menebarkan (mengajarkan) nilai-nilai ke-Tauhidan, nilai-nilai kebenaran dan nilai-nilai kebaikan dan nilai-nilai bahwa Allah sebagai Tuhan.

Maka di saat anak  berusia Balita sampai remaja, bila orangtuanya selalu rajin ke gereja maka ia akan menjadi Nasrani.  Sebaliknya bila orangtuanya rajin ke masjid, maka anak akan mengikutinya melakukan sholat, dan tetap menjadi muslim. Di situlah pentingnya orang tua mem-back-up pendidikan keagamaan kepada anak-anaknya.
Demikian bahasan, mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIK.

Wassalamu’alikum warohmatullahi wabarokatuh.
                                                    ________________













No comments:

Post a Comment