PENGAJIAN DHUHA MASJID BAITUSSALAM
Ahmad Fihri, MA
Jum’at, 5 Romadhon 1437H – 10 Juni 2016
Assalamu’alaikum
wr.wb.,
Allah
subhanahu wata’ala berfirman dalam
AlQur’an Surat Al A’raaf ayat 172 :
سُوۡرَةُ الاٴعرَاف
وَإِذۡ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِىٓ ءَادَمَ مِن
ظُهُورِهِمۡ ذُرِّيَّتَہُمۡ وَأَشۡہَدَهُمۡ عَلَىٰٓ أَنفُسِہِمۡ أَلَسۡتُ
بِرَبِّكُمۡۖ قَالُواْ بَلَىٰۛ شَهِدۡنَآۛ أَن تَقُولُواْ يَوۡمَ
ٱلۡقِيَـٰمَةِ إِنَّا ڪُنَّا عَنۡ هَـٰذَا غَـٰفِلِينَ (١٧٢)
Dan
(ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi
mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
"Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan
kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari
kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah
orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",
Bulan
Romadhon
telah mengajarkan kita agar kita selalu dekat dengan Allah subhanahu wata’ala. Dari kegiatan-kegiatan di dalam bulan Romadhon
(Tarawih, Qiyamullail, Puasa, dan bacaan AlQur’an) memberikan pembelajaran
bahwa kita di hadapan Allah subhanahau
wata’ala tidak punya daya-upaya. Bahkan seharusnya kita menyadari benar
bagaimana proses penciptaan awal kita (manusia), siapa kita dan siapa Tuhan
kita.
Dan itulah mengapa dalam Surat AlFatihah
yang dibangun adalah Kebesaran Tuhan.
Perhatikan, kenapa ada Bismillah – Ar Rahman dan Ar Rahim
sampai dengan Maliki Yaumiddin adalah tentang pengakuan seorang manusia,
pengakuan hamba terhadap Kebesaran Tuhan-nya.
Dan kenapa dalam ayat selanjutnya adalah sebuah konteks pengabdian,
penghambaan, konteks amal-sholih.
Konteks-nya adalah amal-sholih, berbakti,
kerja, berprestasi, mengabdi dan beribadah. Maka ayatnya : Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in
(hanya kepada Engkau kami menyembah dan
hanya kepada Engkau kami memohon pertolongan).
Bekerja dan meminta. Itulah konsep seorang
manusia. Dan terakhir hanya
harapan-harapan. Maka isi kajian Surat Al Fatihah ada tiga : Pujian terhadap
Allah dengan segala Kebesaran-Nya, Penghambaan kepada Allah subhanahu wata’ala dan Permohonan
petunjuk kepada jalan yang lurus.
Dari ayat
172 Surat Al A’raaf sebagaimana tersebut di atas : Dan ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil
kesaksian terhadap jiwa mereka - Maksudnya, bahwa Sulbi artinya tulang belakang (tulang punggung) orang
laki-laki. Air mani laki laki berasal
dari tulang belakang (tulang punggung), lalu bercampur dengan sel telur (ovum)
pihak orang perempuan (isterinya), maka
membentuk segumpal cairan nutfah lalu setelah 40 hari kemudian
menjadi halaqoh (segumpal darah) , lalu setelah 40 hari menjadi mudghoh
(segumpal daging), setelah 40 hari lalu ditiupkan ruh baginya, atau setelah 120
hari atau selama 4 bulan.
Maka bagi ibu hamil hendaknya selalu
membaca AlQur’an, agar si bayi dalam janin selalu mendengarkan ayat-ayat suci
AlQur’an sejak masih dalam kandungan.
Hendaknya kita melihat video tentang
prosesnya kejadian anak manusia, dari dalam janin ibu kita, betapa Allah subhanahu wata’ala menciptakan manusia
dengan cara yang luar biasa. Maka dalam Tauhid Rububiyah kita harus menjadikan
Allah Tuhan Al Khalik (Pencipta) makhluk.
Dan tidak ada Tuhan pencipta lain selain Allah Yang Maha Pencipta.
Adapun manusia lalu bisa membuat segala
benda-benda elektronik, benda-benda kebutuhan hidup, bukanlah mencipta melainkan menyusun (merangkai) dari bahan-bahan yang telah disediakan (diciptakan)
oleh Allah subhanahu wata’ala. Karena
Allah sudah menyediakan ruh, akal, sumber-daya alam, semua sudah Allah adakan
di tengah-tengah kehidupan kita.
Maka sejak awal hendaknya kepada anak-anak
kita jelaskan tentang ke-Imanan, ke-Tauhidan, mengakui Kebesaran Allah subhanahu wata’ala.
Maka dalam Surat Al Fatihah di awal Surat
sudah disebutkan tentang Kebesaran Allah, Alhamdulillahirobbil ‘alamin (Segal;a Puji hanya bagi Allah Tuhan seluruh semesta alam), Arrahmanirrahim (Yang Maha Pengasih
dan Maha Penyayang).dst. sehingga kita menghayati sepenuhnya, hingga akhir
ayat.
Bulan
Ramadhon mengajarkan
agar kita selalu kembali ke Fitrah
yaitu kita makhluk yang beriman, ber-Islam, taat menjadi orang baik. Itulah
fitrah manusia. Dalam Hadits shahih, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda : Ada tiga amal yang utama yaitu Shodakoh
Jariyah (bukan Amal Jariyah), Anak
Sholeh yang mendo’akan kedua orangtuanya dan Ilmu yang bermanfaat.
Bila dibahas maka ketiga komponen tersebut
: Membutuhkan harta dan membutuhkan Ilmu. Akan lebih mulia apabila keduanya kita
dapatkan, tetapi cukup orang menjadi mulia dengan Ilmu saja meskipun tidak
banyak harta. Memang harta bisa di buat shodakoh, untuk manfaat sumbangan ke
masjid, Rumah-sakit Dhu’afa, pendidikan dan bila itu terus berkembang,
manfaatnya luar-biasa, Imam Syafi’i mengatakan : Jadilah kalian di saat akhir orang-orang di
sekitar kalian tersenyum, tetapi di saat kalian dipanggil Allah (meninggal)
orang-orang disekitar kalian menangis. karena kebaikan kalian.
Dalam ayat tersebut, sebelum Allah subhanahu wata’ala menjadikan proses
janin menjadi manusia, Allah mengadakan persaksian atas dirinya, kemudian
berfirman kepada ruh yang akan dimasukkan ke dalam janin : Alastu birobbikum ? (Bukankah Aku Tuhanmu), maka dijawab oleh
ruh : Bala syahidna (Benar,
bahkan kami bersaksi bahwa Engkau adalah Tuhanku). Maksudnya, jangan sampai kelak di Akhirat
ketika mereka (manusia) ditanya di hari Kiamat, mengatakan : Kami termasuk
orang-orang yang lalai.
Kedua, untuk membuktikan bahwa manusia
yang dilahirkan di muka bumi adalah fitrah
(dalam keadaan beriman, dalam keadaan muslim), kedua orangtuanya
(lingkungannya) yang menjadikan ia Yahudi, Nasrani atau Majusi. Bahkan Allah subhanahu wata’ala sudah menebarkan (mengajarkan) nilai-nilai
ke-Tauhidan, nilai-nilai kebenaran dan nilai-nilai kebaikan dan nilai-nilai
bahwa Allah sebagai Tuhan.
Maka di saat anak berusia Balita sampai remaja, bila
orangtuanya selalu rajin ke gereja maka ia akan menjadi Nasrani. Sebaliknya bila orangtuanya rajin ke masjid,
maka anak akan mengikutinya melakukan sholat, dan tetap menjadi muslim. Di
situlah pentingnya orang tua mem-back-up pendidikan keagamaan kepada
anak-anaknya.
Demikian bahasan, mudah-mudahan
bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN
LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIK.
Wassalamu’alikum
warohmatullahi wabarokatuh.
________________
No comments:
Post a Comment