PENGAJIAN DHUHA MASJID
BAITUSSALAM
Jalan Takwa Di Bulan
Romadhon
Ustadz Anshori Jabbar
Jum’at, 12 Romadhon 1437H – 17 Juni 2016.
Assalamu’alaikum
wr.wb.,
Muslimin
dan muslimat yang dirahmati Allah subhanahu
wata’ala,
Dalam memasuki hari ke-12 bulan Romadhon
1437H ini kita bersyukur ke hadhirat
Allah subhanahu wata’ala bahwa
kita umat Islam diberi kesempatan sampai hari ini, mudah-mudahan hari-hari yang
kita lalui di bulan Romadhon ini benar-benar bisa bermanfaat dalam menyiapkan
bekal kita menggapai jalan Takwa.
Banyak sekali keutamaan di bulan
Romadhon, maka kita ingatkan agar kita benar-benar mendapatkan keutamaan di
bulan ini sebagaimana dinyatakan dalam AlQur’an : Semoga kamu menjadi orang yang ber-Takwa.
Kita ketahui bahwa bulan Romadhon adalah
bulan penuh rahmat, bulan ampunan dari Allah subhanahu wata’ala, bulan yang mulia dan suci, dan yang paling
penting adalah Allah subhanahau wata’ala
akan meng-anugerahkan kepada kita Ke-Takwaan.
Demikian pentingnya Takwa, sehingga
setiap saat Rasulullah shollallahu
‘alaihi wasallam menasihati para sahabat beliau, selalu didahului dengan
nasihat agar bertaqwa kepada Allah subhanahu wata’ala. Bahkan Khotib Sholat
Jum’at tidak sah khotbahnya, bila tidak didahului dengan nasihat agar kita
semua ber-Takwa kepada Allah subhanahu
wata’ala.
Apa yang kita dapatkan apabila kita
sudah bisa menggapai Ke-Takwaan kepada Allah subhanahu wata’ala ?. Hasil
dari Takwa, baik di dunia dan di Akhirat, Allah subhanahu wata’ala akan memuliakan derajat manusia di sisi Allah subhanahu wata’ala.
سُوۡرَةُ الحُجرَات
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقۡنَـٰكُم مِّن
ذَكَرٍ۬ وَأُنثَىٰ وَجَعَلۡنَـٰكُمۡ شُعُوبً۬ا وَقَبَآٮِٕلَ لِتَعَارَفُوٓاْۚ
إِنَّ أَڪۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَٮٰكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ۬
(١٣)
Lihat AlQur’an Surat Al Hujuraat ayat 13 Allah subhanahu
wata’ala berfirman :
Hai
manusia, sesungguhnya Kami(Allah) menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya
orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling
taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.
Lihat juga Surat An Naba’ ayat 31 :
سُوۡرَةُ النّبَإِ
إِنَّ لِلۡمُتَّقِينَ مَفَازًا (٣١)
Sesungguhnya
orang-orang yang bertaqwa mendapat kemenangan,
Maka kalau kita ingin mulia di sisi Allah subhanahu wata’ala maka kita harus
berusaha menggapai derajat Takwa.
Di dunia ini orang yang bertakwa
dijanjikan oleh Allah subhanahu wata’ala
akan merdeka dari rasa sedih dan cemas.
Lihat Al Qur’an Surat Fushshilat ayat
إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُواْ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ
ٱسۡتَقَـٰمُواْ تَتَنَزَّلُ عَلَيۡهِمُ ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕڪَةُ أَلَّا تَخَافُواْ وَلَا
تَحۡزَنُواْ وَأَبۡشِرُواْ بِٱلۡجَنَّةِ ٱلَّتِى كُنتُمۡ تُوعَدُونَ (٣٠)
Sesungguhnya
orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka
meneguhkan pendirian mereka, maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan
mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan
gembirakanlah mereka dengan jannah (surga)
yang telah dijanjikan Allah kepadamu".
Selanjutnya orang yang bertakwa dijanjikan
oleh Allah subhanahu wata’ala jalan
keluar dari problem yang ada. Dan akan diberi kemudahan atas segala urusan
hidup di dunia. Lihat Surat Ath Thalaq ayat 2 (Akhir ayat) :
سُوۡرَةُ الطّلاَق
فَإِذَا بَلَغۡنَ أَجَلَهُنَّ فَأَمۡسِكُوهُنَّ
بِمَعۡرُوفٍ أَوۡ فَارِقُوهُنَّ بِمَعۡرُوفٍ۬ وَأَشۡہِدُواْ ذَوَىۡ عَدۡلٍ۬
مِّنكُمۡ وَأَقِيمُواْ ٱلشَّهَـٰدَةَ لِلَّهِۚ ذَٲلِڪُمۡ يُوعَظُ بِهِۦ مَن كَانَ
يُؤۡمِنُ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأَخِرِۚ وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجۡعَل
لَّهُ ۥ مَخۡرَجً۬ا (٢)
Apabila
mereka telah mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka dengan baik atau
lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang
adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah.
Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan
hari akhirat. Barangsiapa bertakwa
kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar.
Siapakah orang-orang yang bertakwa?. Ialah para Nabi dan Rasul. Mereka para Nabi
dan Rasul itu mendapatkan ujian yang berat luar biasa. Tetapi Allah subhanahu wata’ala memberikan jalan
keluar dan mengangkat derajat mereka.
Lihat misalnya Nabi Ibrahim ‘alaihissalam.
Dalam kisah beliau, ketika beliau berhasil menghancurkan patung-patung
berhala yang dalam kekuasaan Raja
Namrud, beliau ditangkap dan akan
dibakar dalam api yang berkobar-kobar.
Kemudian malaikat menawarkan bantuan agar Nabi Ibrahim ‘alaihissalam lepas dari hukuman dibakar,
maka Nabi Ibrahim ‘alaihissalam
berkata : Hasbiyallah huwal ni’mal wakil
(Cukuplah Allah sebagai penolongku).
Maka ketika Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dilemparkan ke dalam kobaran api, Allah subhanahu wata’ala berfirman kepada api
: Ya
naar kuni bardan wasalaman ‘ala Ibrahim (Wahai api, jadilah kamu dingin dan selamatkan Ibrahim). Maka api
yang panas itu menjadi terasa dingin bagi Nabi Ibrahim ‘alaihissalam. Dan Nabi Ibrahim a.s. keluar dari api, tidak terbakar
bahkan merasa kedinginan. Allah subhanahu wata’ala memberikan jalan keluar bagi Nabi Ibrahim a.s.
Ketika Nabi Musa ‘alaihissalam beserta kaumnya dikejar-kejar oleh pasukan Fir’aun
hendak dibunuh, sampailah di tepi laut Merah, tentu ketika itu beliau bingung,
akan maju terus yang dihadapi adalah laut.
Hendak mundur, di belakang beliau
adalah pasukan musuh yang hendak membununhnya.
Maka beliau berdo’a kepada Allah subhanahu wata’ala, dan turunlah Jibril
berkata kepada Nabi Musa ‘alaihissalam
: “Pukulkan tongkatmu ke laut, kamu akan
mendapatkan jalan keluar dari kesulitan ini”. Maka dipukulkanlah tongkat Nabi Musa ‘alaihissalam dan terbelahlah laut,
sehingga laut bisa dilewati beserta
rombongan kaumnya bisa menyeberangi laut Merah dengan selamat.
Ketika Nabi Ibrahim ‘alaihissalam
yang sudah berrumah-tangga 80 tahun tetapi belum dikaruniai anak, maka beliau
sangat ingin mempunyai anak. Beliaupun berdo’a kepada Allah subhanahu wata’ala agar diberi anak
keturunan untuk melanjutkan perjuangan menegakkan Tauhid, maka Allah subhanahu wata’ala memberikan beliau
seorang anak bernama Ismail.
Kemudian Allah subhanahu wata’ala memerintahkan kepada Nabi Ibrahim ‘alaihissalam untuk membawa anak dan
isterinya (Hajar) ke suatu lembah yang bernama Bakkah (Makkah) yang gersang dan tandus, tidak ada air, tidak ada
manusia dan tidak ada kehidupan sama sekali.
Setelah sampai di lembah tersebut beberapa saat, Nabi Ibrahim ‘alaihissalam diperintahkan oleh Allah subhanahu wata’ala agar meninggalkan
anak-isterinya di lembah itu.
Kisah tersebut menggugah hati kita, bahwa
itulah karunia Allah subhanahu wata’ala untuk
orang yang bertakwa. Ketika Nabi Ibrahim a.s.melangkah meninggalkan tempat
tersebut, iserinya (Hajar) bertanya : “Suamiku,
hendak kemana ?”.
Nabi Ibrahim a.s. tidak menjawab dan tidak
pula membalikkan badannya. Isterinya
bertanya lagi : “Suamiku, hendak ke mana,
jangan tinggalkan kami”. Nabi Ibrahim a.s. juga tidak menjawab, berjalan
terus. Isterinya mengejar dari belakang
dan bertanya-tanya berulang-ulang, tetapi tidak dijawab, Nabi Ibrahim terus
berjalan. Akhirnya isterinya (Hajar) bertanya yang terakhir : “Apakah ini perintah Allah ?”. Maka Nabi
Ibrahim a.s. membalikkan badan dan menjawab : “Iya, ini perintah Allah subhanahu wata’ala”.
Mendengar jawab itu, Hajar kembali kepada anaknya sambil berjalan,
menundukkan mukanya ia berkata : “Kalau ini perintah Allah subhanahu wata’ala,
aku serahkan diri kami, dan Allah yang akan menjaga kami”.
Kemudian Nabi Ibrahim ‘alaihissalam meninggalkan anak dan
isterinya di lembah Bakkah. Ketika itu beliau berdo’a kepada Allah subhanahu wata’ala sebagaimana
disebutkan dalam Surat Ibrahim ayat 37 :
سُوۡرَةُ إبراهیم
رَّبَّنَآ إِنِّىٓ أَسۡكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِى بِوَادٍ
غَيۡرِ ذِى زَرۡعٍ عِندَ بَيۡتِكَ ٱلۡمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ
فَٱجۡعَلۡ أَفۡـِٔدَةً۬ مِّنَ ٱلنَّاسِ تَہۡوِىٓ إِلَيۡہِمۡ وَٱرۡزُقۡهُم مِّنَ
ٱلثَّمَرَٲتِ لَعَلَّهُمۡ يَشۡكُرُونَ (٣٧)
Ya
Tuhan Kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah
yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang
dihormati, Ya Tuhan Kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat,
Maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah
mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.
Yang dimohonkan pertama-tama kepada Allah subhanahau wata’ala adalah agar
keturunannya bisa mendirikan sholat.
Pernahkah kita berdo’a kepada Allah subhanahu
wata’ala agar anak-anak kita bisa mendirikan sholat ? Apakah kita pernah
memikirkan bagaimana tentang “makanan
rohani” keluarga kita (anak-turun kita) ?”.
Kedua, do’a Nabi Ibrahim ‘alaihissalam ketika itu adalah agar manusia kelak di
kemudian hari suka (cenderung hatinya) mendatangi tempat itu (Makkah), dan
ketiga agar Allah memberikan kepada anak-turunnya (penduduk Makkah) banyak rezki dan buah-buahan. Agar mereka
bersyukur kepada Allah subhanahu
wata’ala..
Saat ini kita bisa menyaksikan betapa
banyak orang ingin mengunjungi Makkah (Ibadah Haji, Umrah), bahkan sampai harus
menunggu 10 sampai 15 tahun sejak mendaftarkan dan menyetorkan ONH. Dan kita saksikan bagaimana makmurnya Makkah
dan betapa cenderung hati manusia untuk berkunjung ke Makkah.
Itulah buah ke-Takwaan kepada Allah subhanahu wata’ala. Banyak sekali
contoh-contoh ke-Takwaan. Oleh karena itu maka yang seharusnya kita fikirkan
adalah bagaimana “kurikulum” bagi keluarga kita agar ber-Takwa kepada Allah subhanahu wata’ala. Contoh do’a untuk
keluarga sebagaimana disebutkan dalam AlQur’an Surat Al Furqon ayat 74 :
سُوۡرَةُ الفُرقان
وَٱلَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبۡ لَنَا مِنۡ
أَزۡوَٲجِنَا وَذُرِّيَّـٰتِنَا قُرَّةَ أَعۡيُنٍ۬ وَٱجۡعَلۡنَا لِلۡمُتَّقِينَ
إِمَامًا (٧٤)
Dan
orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami
isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan
jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.
Betapa pentingnya ber-Takwa. Dan
dijanjikan oleh Allah subhanahu wata’ala,
: Kalau
kamu berpuasa dengan sungguh-sungguh, maka kamu akan mendapatkan ke-Takwaan
kepada Allah subhanahu wata’ala.
Bagaimana kelak yang di dapatkan orang
yang ber-Takwa di Akhirat ?
Jawabannya ada dalam AlQur’an Surat Ali Imran ayat 133 :
سُوۡرَةُ آل عِمرَان
۞ وَسَارِعُوٓاْ إِلَىٰ
مَغۡفِرَةٍ۬ مِّن رَّبِّڪُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا ٱلسَّمَـٰوَٲتُ وَٱلۡأَرۡضُ
أُعِدَّتۡ لِلۡمُتَّقِينَ (١٣٣)
Dan
bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya
seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,
Surga
disediakan
untuk orang-orang yang bertakwa. Bagaimana keadaan surga ?
Sebagaimana dalam Hadits Qudsi Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“Allah menyatakan bahwa kalian tidak
pernah melihat keindahan surga di muka bumi ini. Kalian tidak akan mampu
membayangkan betapa indahnya Surga. Aku (Allah) sediakan bagi hamba-hamba-Ku
yang sholih, sesuatu yang tidak pernah
terlihat oleh matanya, tidak pernah terdengar oleh telinganya tentang keindahan
surga”.
Suatu hari para sahabat bertanya kepada
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam
tentang Surga, maka beliau tersenyum dan bersabda : “Cobalah kalian bayangkan sesuatu yang dengan itu kalian berbahagia”. Maka para sahabat masing-masing membayangkan
sesuatu yang membahagiakan. Kemudian Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam
bersabda : “Seandainya seluruh
manusia di muka bumi ini sejak zaman Nabi Adam sampai Kiamat berkumpul di tempat
yang sama dan semua membayangkan sesuatu yang dengan itu mereka bahagia, dan
sesuatu yang membahagiakan itu dikumpulkan dan diberikan kepada seorang bapak,
itupun belum sebanding dengan Surga”.
Dan sebagaimana disebutkan di atas bahwa
Surga disediakan bagi orang-orang yang ber-Takwa. Sehingga orang yang terakhir masuk surga,
karena selama ini ia disiksa dalam Neraka, ia masuk ke dalam Surga yang paling
bawah, di mana ia diberikan istana yang merupakan gabungan istana di dunia,
masih jauh lebih indah istana dalam surga paling bawah itu.
Dalam Surat
Al Hajj ayat 47 :
سُوۡرَةُ الحَجّ
وَيَسۡتَعۡجِلُونَكَ بِٱلۡعَذَابِ وَلَن يُخۡلِفَ
ٱللَّهُ وَعۡدَهُ ۥۚ وَإِنَّ يَوۡمًا عِندَ رَبِّكَ كَأَلۡفِ سَنَةٍ۬
مِّمَّا تَعُدُّونَ (٤٧)
Dan
mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali
tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya
sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.
Maka hidup di dunia ini sebetulnya hanya
sebentar sekali.
Dalam Hadits Shahih, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda : Jika kamu celupkan jarimu ke air laut, maka
tetesan dari ujung jarimu itulah dunia ini dan air laut itu adalah Akhirat.
Itulah permisalan perbandingan antara
dunia dan Akhirat. Dunia ini seperti setetes air di ujung jari dan Akhirat
adalah lautan. Rahmat Allah subhanahu wata’ala yang berupa
kenikmatan di dunia ini hanya 1% dibandingkan dengan kenikmatan yang 100% di
Akhirat (Surga). Demikian penderitaan hidup di dunia ini hanya 1% dibandingkan
siksa yang 100% di Neraka kelak.
Maka dalam Hadits Shahih Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Dunia ini adalah penjara bagi orang yang
beriman dan surga bagi orang kafir”, oleh Imam
Hasan Al Bashri ditafsirkan sebagai berikut : Seenak-enak orang beriman di muka bumi ini,
masih punya keterbatasan, sedangkan di surga kelak enaknya jauh lebih banyak
bahkan tidak terbatas. Penderitaan seberat apapun yang dirasakan oleh orang
kafir di muka bumi masih jauh lebih ringan dibandingkan siksa mereka di Neraka
Jahannam. Na’udzubillah min dzalik!.
Pertanyaannya : Maukah kita menjadi orang
ber-Takwa ?. Akankah kita sia-siakan kesempatan di bulan Romadhon ini untuk
menjadi orang ber-Takwa ?
Godaan untuk menjadi orang ber-Takwa
memang luar biasa. Terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, di bulan
Romadhon banyak orang makan-minum di siang hari, di warung-warung, restoran dan
di sekitar kita tinggal. Toko-toko,
Mal-Mal semua dibuka menjual segala keperluan untuk Lebaran.
Dan pada 10 hari terakhir di bulan
Romadhon dimana akan terjadi Lailatul Qadr (malam yang lebih baik
dari seribu bulan), maka jangan sampai dilewatkan. Kalaupun anda ingin pulang
kampung, bikinlah di kampung anda membuat program ibadah yang menjadikan keluarga
yang bertakwa kepada Allah subhanahu
wata’ala.
Jika orang tidak bersyukur atas nikmat
yang dikaruniakan oleh Allah subhanahu
wata’ala, maka sesungguhnya yang dikaruniakan itu adalah adzab
baginya. Kita mendapatkan kenikmatan
Romadhon tahun ini tetapi kita tidak tahu apakah tahun depan masih
mendapatkan kenikmatan itu. Maka hendaknya kita maksimalkan ibadah Romadhon
tahun ini. Jangan di sia-siakan.
Peringatan
bagi kita semua :
Maukah kita melalaikan bulan Romadhon ini
? Bagaimana dengan Taddarus AlQur’an kita ? Bagaimana ucapan-ucapan lisan kita,
jangan sampai kita termasuk ke dalam golongan orang yang hanya mendapat lapar dan haus ketika Bulan Romadhon.
Banyak orang yang ketika puasa Romadhon hanya mendapatkan lapar dan haus, tidak
mendapatkan apa-apa, karena tidak bisa menjaga lisannya.
Hendaknya di bulan Romadhon ini kita
mempunyai target : Menjadi orang yang
bertakwa.
Dalam Hadits, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam dan para
sahabat sudah mempersiapkan bulan Romadhon sejak bulan Rojab dan Sya’ban.
Bahkan para Tabi’ut-Tabi’in sejak 6 bulan sebelumnya sudah berdo’a agar Allah subhanahu wata’ala menyampaikan umurnya
hingga bulan Romadhon yang akan datang.
Sekian bahasan mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN
LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBU
ILAIK.
Wassalamu’alaikum
warohmatullahi wabarokatuh.
____________
No comments:
Post a Comment