Translate

Friday, June 24, 2016

Jalan Takwa Di Bulan Romadhon, oleh : Ustadz Anshori Jabbar



PENGAJIAN DHUHA MASJID BAITUSSALAM

Jalan Takwa Di Bulan Romadhon
Ustadz  Anshori Jabbar

Jum’at, 12 Romadhon 1437H – 17 Juni 2016.

Assalamu’alaikum wr.wb.,

Muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah subhanahu wata’ala,
Dalam memasuki hari ke-12 bulan Romadhon 1437H ini kita bersyukur ke hadhirat  Allah subhanahu wata’ala bahwa kita umat Islam diberi kesempatan sampai hari ini, mudah-mudahan hari-hari yang kita lalui di bulan Romadhon ini benar-benar bisa bermanfaat dalam menyiapkan bekal kita menggapai jalan Takwa.

Banyak sekali keutamaan di bulan Romadhon, maka kita ingatkan agar kita benar-benar mendapatkan keutamaan di bulan ini sebagaimana dinyatakan dalam AlQur’an : Semoga kamu menjadi orang yang ber-Takwa.

Kita ketahui bahwa bulan Romadhon adalah bulan penuh rahmat, bulan ampunan dari Allah subhanahu wata’ala, bulan yang mulia dan suci, dan yang paling penting adalah Allah subhanahau wata’ala akan meng-anugerahkan kepada kita Ke-Takwaan.  Demikian pentingnya Takwa, sehingga setiap saat Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam menasihati para sahabat beliau, selalu didahului dengan nasihat agar bertaqwa kepada Allah subhanahu wata’ala. Bahkan Khotib Sholat Jum’at tidak sah khotbahnya, bila tidak didahului dengan nasihat agar kita semua ber-Takwa kepada Allah subhanahu wata’ala.
Apa yang kita dapatkan apabila kita sudah bisa menggapai Ke-Takwaan kepada Allah subhanahu wata’ala ?.  Hasil dari Takwa, baik di dunia dan di Akhirat, Allah subhanahu wata’ala akan memuliakan derajat manusia di sisi Allah subhanahu wata’ala.
سُوۡرَةُ الحُجرَات

يَـٰٓأَيُّہَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقۡنَـٰكُم مِّن ذَكَرٍ۬ وَأُنثَىٰ وَجَعَلۡنَـٰكُمۡ شُعُوبً۬ا وَقَبَآٮِٕلَ لِتَعَارَفُوٓاْ‌ۚ إِنَّ أَڪۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَٮٰكُمۡ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ۬ (١٣)

Lihat AlQur’an Surat Al Hujuraat ayat 13 Allah subhanahu wata’ala berfirman :
Hai manusia, sesungguhnya Kami(Allah) menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.

Lihat juga Surat An Naba’ ayat 31 :
سُوۡرَةُ النّبَإِ
إِنَّ لِلۡمُتَّقِينَ مَفَازًا (٣١)

   Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa mendapat kemenangan,

Maka kalau kita ingin mulia di sisi Allah subhanahu wata’ala maka kita harus berusaha menggapai derajat Takwa.

Di dunia ini orang yang bertakwa dijanjikan oleh Allah subhanahu wata’ala akan merdeka dari rasa sedih dan cemas. Lihat Al Qur’an Surat Fushshilat ayat


إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُواْ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسۡتَقَـٰمُواْ تَتَنَزَّلُ عَلَيۡهِمُ ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕڪَةُ أَلَّا تَخَافُواْ وَلَا تَحۡزَنُواْ وَأَبۡشِرُواْ بِٱلۡجَنَّةِ ٱلَّتِى كُنتُمۡ تُوعَدُونَ (٣٠)
  
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah (surga) yang telah dijanjikan Allah kepadamu".

Selanjutnya orang yang bertakwa dijanjikan oleh Allah subhanahu wata’ala jalan keluar dari problem yang ada. Dan akan diberi kemudahan atas segala urusan hidup di dunia.  Lihat Surat Ath Thalaq ayat 2 (Akhir ayat) :

سُوۡرَةُ الطّلاَق

فَإِذَا بَلَغۡنَ أَجَلَهُنَّ فَأَمۡسِكُوهُنَّ بِمَعۡرُوفٍ أَوۡ فَارِقُوهُنَّ بِمَعۡرُوفٍ۬ وَأَشۡہِدُواْ ذَوَىۡ عَدۡلٍ۬ مِّنكُمۡ وَأَقِيمُواْ ٱلشَّهَـٰدَةَ لِلَّهِ‌ۚ ذَٲلِڪُمۡ يُوعَظُ بِهِۦ مَن كَانَ يُؤۡمِنُ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأَخِرِ‌ۚ وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجۡعَل لَّهُ ۥ مَخۡرَجً۬ا (٢)

Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar.

Siapakah orang-orang yang bertakwa?.  Ialah para Nabi dan Rasul. Mereka para Nabi dan Rasul itu mendapatkan ujian yang berat luar biasa. Tetapi Allah subhanahu wata’ala memberikan jalan keluar dan mengangkat derajat mereka. 

Lihat misalnya Nabi Ibrahimalaihissalam. Dalam kisah beliau, ketika beliau berhasil menghancurkan patung-patung berhala  yang dalam kekuasaan Raja Namrud,  beliau ditangkap dan akan dibakar dalam api yang berkobar-kobar.  Kemudian malaikat menawarkan bantuan agar Nabi Ibrahim ‘alaihissalam lepas dari hukuman dibakar, maka Nabi Ibrahim ‘alaihissalam berkata : Hasbiyallah huwal ni’mal wakil (Cukuplah Allah sebagai penolongku).

Maka ketika Nabi Ibrahim ‘alaihissalam  dilemparkan ke dalam kobaran api, Allah subhanahu wata’ala berfirman kepada api : Ya naar kuni bardan wasalaman ‘ala Ibrahim (Wahai api, jadilah kamu dingin dan selamatkan Ibrahim). Maka api yang panas itu menjadi terasa dingin bagi Nabi Ibrahim ‘alaihissalam. Dan Nabi Ibrahim a.s. keluar dari api, tidak terbakar bahkan merasa kedinginan. Allah subhanahu wata’ala memberikan jalan keluar bagi Nabi Ibrahim a.s.  

Ketika Nabi Musa ‘alaihissalam beserta kaumnya dikejar-kejar oleh pasukan Fir’aun hendak dibunuh, sampailah di tepi laut Merah, tentu ketika itu beliau bingung, akan maju terus yang dihadapi adalah laut.  Hendak mundur,  di belakang beliau adalah pasukan musuh yang hendak membununhnya.
Maka beliau berdo’a kepada Allah subhanahu wata’ala, dan turunlah Jibril berkata kepada Nabi Musa ‘alaihissalam : “Pukulkan tongkatmu ke laut, kamu akan mendapatkan jalan keluar dari kesulitan ini”.  Maka dipukulkanlah tongkat Nabi Musa ‘alaihissalam dan terbelahlah laut, sehingga laut bisa dilewati  beserta rombongan kaumnya bisa menyeberangi laut Merah dengan selamat. 

Ketika Nabi Ibrahim ‘alaihissalam yang sudah berrumah-tangga 80 tahun tetapi belum dikaruniai anak, maka beliau sangat ingin mempunyai anak. Beliaupun berdo’a kepada Allah subhanahu wata’ala agar diberi anak keturunan untuk melanjutkan perjuangan menegakkan Tauhid, maka Allah subhanahu wata’ala memberikan beliau seorang anak bernama Ismail.

Kemudian Allah subhanahu wata’ala memerintahkan kepada Nabi Ibrahim ‘alaihissalam untuk membawa anak dan isterinya (Hajar) ke suatu lembah yang bernama Bakkah (Makkah) yang gersang dan tandus, tidak ada air, tidak ada manusia dan tidak ada kehidupan sama sekali.  Setelah sampai di lembah tersebut beberapa saat, Nabi Ibrahim ‘alaihissalam diperintahkan oleh Allah subhanahu wata’ala agar meninggalkan anak-isterinya di lembah itu.

Kisah tersebut menggugah hati kita, bahwa itulah karunia Allah subhanahu wata’ala untuk orang yang bertakwa. Ketika Nabi Ibrahim a.s.melangkah meninggalkan tempat tersebut, iserinya (Hajar) bertanya : “Suamiku, hendak kemana ?”.
Nabi Ibrahim a.s. tidak menjawab dan tidak pula membalikkan badannya.  Isterinya bertanya lagi : “Suamiku, hendak ke mana, jangan tinggalkan kami”. Nabi Ibrahim a.s. juga tidak menjawab, berjalan terus.  Isterinya mengejar dari belakang dan bertanya-tanya berulang-ulang, tetapi tidak dijawab, Nabi Ibrahim terus berjalan. Akhirnya isterinya (Hajar) bertanya yang terakhir : “Apakah ini perintah Allah ?”.  Maka Nabi Ibrahim a.s. membalikkan badan dan menjawab : “Iya, ini perintah Allah subhanahu wata’ala”.

Mendengar jawab itu, Hajar  kembali kepada anaknya sambil berjalan, menundukkan mukanya  ia berkata : “Kalau ini perintah Allah subhanahu wata’ala, aku serahkan diri kami, dan Allah yang akan menjaga kami”.   

Kemudian Nabi Ibrahim ‘alaihissalam meninggalkan anak dan isterinya di lembah Bakkah. Ketika itu beliau berdo’a kepada Allah subhanahu wata’ala sebagaimana disebutkan dalam Surat Ibrahim ayat 37 :

سُوۡرَةُ إبراهیم

رَّبَّنَآ إِنِّىٓ أَسۡكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِى بِوَادٍ غَيۡرِ ذِى زَرۡعٍ عِندَ بَيۡتِكَ ٱلۡمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ فَٱجۡعَلۡ أَفۡـِٔدَةً۬ مِّنَ ٱلنَّاسِ تَہۡوِىٓ إِلَيۡہِمۡ وَٱرۡزُقۡهُم مِّنَ ٱلثَّمَرَٲتِ لَعَلَّهُمۡ يَشۡكُرُونَ (٣٧)

Ya Tuhan Kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan Kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, Maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.

Yang dimohonkan pertama-tama kepada Allah subhanahau wata’ala adalah agar keturunannya bisa mendirikan sholat. Pernahkah kita berdo’a kepada Allah subhanahu wata’ala agar anak-anak kita bisa mendirikan sholat ? Apakah kita pernah memikirkan bagaimana tentang “makanan rohani” keluarga kita (anak-turun kita) ?”.
Kedua, do’a Nabi Ibrahim ‘alaihissalam  ketika itu adalah agar manusia kelak di kemudian hari suka (cenderung hatinya) mendatangi tempat itu (Makkah), dan ketiga agar Allah memberikan kepada anak-turunnya (penduduk Makkah)  banyak rezki dan buah-buahan. Agar mereka bersyukur kepada Allah subhanahu wata’ala..

Saat ini kita bisa menyaksikan betapa banyak orang ingin mengunjungi Makkah (Ibadah Haji, Umrah), bahkan sampai harus menunggu 10 sampai 15 tahun sejak mendaftarkan dan menyetorkan ONH.  Dan kita saksikan bagaimana makmurnya Makkah dan betapa cenderung hati manusia untuk berkunjung ke Makkah. 

Itulah buah ke-Takwaan kepada Allah subhanahu wata’ala. Banyak sekali contoh-contoh ke-Takwaan. Oleh karena itu maka yang seharusnya kita fikirkan adalah bagaimana “kurikulum” bagi keluarga kita agar ber-Takwa kepada Allah subhanahu wata’ala. Contoh do’a untuk keluarga sebagaimana disebutkan dalam AlQur’an Surat Al Furqon ayat 74 :

سُوۡرَةُ الفُرقان

وَٱلَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبۡ لَنَا مِنۡ أَزۡوَٲجِنَا وَذُرِّيَّـٰتِنَا قُرَّةَ أَعۡيُنٍ۬ وَٱجۡعَلۡنَا لِلۡمُتَّقِينَ إِمَامًا (٧٤)

Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.

Betapa pentingnya ber-Takwa. Dan dijanjikan oleh Allah subhanahu wata’ala, : Kalau kamu berpuasa dengan sungguh-sungguh, maka kamu akan mendapatkan ke-Takwaan kepada Allah subhanahu wata’ala.  

Bagaimana kelak yang di dapatkan orang yang ber-Takwa di Akhirat ?
Jawabannya ada dalam AlQur’an Surat Ali Imran ayat 133 :

   سُوۡرَةُ آل عِمرَان

۞ وَسَارِعُوٓاْ إِلَىٰ مَغۡفِرَةٍ۬ مِّن رَّبِّڪُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا ٱلسَّمَـٰوَٲتُ وَٱلۡأَرۡضُ أُعِدَّتۡ لِلۡمُتَّقِينَ (١٣٣)
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,

Surga disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. Bagaimana keadaan surga ?
Sebagaimana dalam Hadits Qudsi Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Allah menyatakan bahwa kalian tidak pernah melihat keindahan surga di muka bumi ini. Kalian tidak akan mampu membayangkan betapa indahnya Surga. Aku (Allah) sediakan bagi hamba-hamba-Ku yang sholih,  sesuatu yang tidak pernah terlihat oleh matanya, tidak pernah terdengar oleh telinganya tentang keindahan surga”.  

Suatu hari para sahabat bertanya kepada Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam tentang Surga, maka beliau tersenyum dan bersabda : “Cobalah kalian bayangkan sesuatu yang dengan itu kalian berbahagia”.  Maka para sahabat masing-masing membayangkan sesuatu yang membahagiakan. Kemudian Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam  bersabda : “Seandainya seluruh manusia di muka bumi ini sejak zaman Nabi Adam sampai Kiamat berkumpul di tempat yang sama dan semua membayangkan sesuatu yang dengan itu mereka bahagia, dan sesuatu yang membahagiakan itu dikumpulkan dan diberikan kepada seorang bapak, itupun belum sebanding dengan Surga”.

Dan sebagaimana disebutkan di atas bahwa Surga disediakan bagi orang-orang yang ber-Takwa.  Sehingga orang yang terakhir masuk surga, karena selama ini ia disiksa dalam Neraka, ia masuk ke dalam Surga yang paling bawah, di mana ia diberikan istana yang merupakan gabungan istana di dunia, masih jauh lebih indah istana dalam surga paling bawah itu.
Dalam Surat Al Hajj ayat 47  :
سُوۡرَةُ الحَجّ

وَيَسۡتَعۡجِلُونَكَ بِٱلۡعَذَابِ وَلَن يُخۡلِفَ ٱللَّهُ وَعۡدَهُ ۥ‌ۚ وَإِنَّ يَوۡمًا عِندَ رَبِّكَ كَأَلۡفِ سَنَةٍ۬ مِّمَّا تَعُدُّونَ (٤٧)

Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.

Maka hidup di dunia ini sebetulnya hanya sebentar sekali.
Dalam Hadits Shahih, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda : Jika kamu celupkan jarimu ke air laut, maka tetesan dari ujung jarimu itulah dunia ini dan air laut itu adalah Akhirat.

Itulah permisalan perbandingan antara dunia dan Akhirat. Dunia ini seperti setetes air di ujung jari dan Akhirat adalah lautan. Rahmat Allah subhanahu wata’ala yang berupa kenikmatan di dunia ini hanya 1% dibandingkan dengan kenikmatan yang 100% di Akhirat (Surga). Demikian penderitaan hidup di dunia ini hanya 1% dibandingkan siksa yang 100% di Neraka kelak. 

Maka dalam Hadits Shahih Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Dunia ini adalah penjara bagi orang yang beriman  dan surga bagi orang kafir”,  oleh Imam Hasan Al Bashri ditafsirkan sebagai berikut :  Seenak-enak orang beriman di muka bumi ini, masih punya keterbatasan, sedangkan di surga kelak enaknya jauh lebih banyak bahkan tidak terbatas. Penderitaan seberat apapun yang dirasakan oleh orang kafir di muka bumi masih jauh lebih ringan dibandingkan siksa mereka di Neraka Jahannam. Na’udzubillah min dzalik!.

Pertanyaannya : Maukah kita menjadi orang ber-Takwa ?. Akankah kita sia-siakan kesempatan di bulan Romadhon ini untuk menjadi orang ber-Takwa ?
Godaan untuk menjadi orang ber-Takwa memang luar biasa. Terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, di bulan Romadhon banyak orang makan-minum di siang hari, di warung-warung, restoran dan di sekitar kita tinggal.  Toko-toko, Mal-Mal semua dibuka menjual segala keperluan untuk Lebaran. 

Dan pada 10 hari terakhir di bulan Romadhon dimana akan terjadi Lailatul Qadr (malam yang lebih baik dari seribu bulan), maka jangan sampai dilewatkan. Kalaupun anda ingin pulang kampung, bikinlah di kampung anda membuat program ibadah yang menjadikan keluarga yang bertakwa kepada Allah subhanahu wata’ala.


Jika orang tidak bersyukur atas nikmat yang dikaruniakan oleh Allah subhanahu wata’ala, maka sesungguhnya yang dikaruniakan itu adalah adzab baginya. Kita mendapatkan kenikmatan Romadhon tahun ini tetapi kita tidak tahu apakah tahun depan masih mendapatkan kenikmatan itu. Maka hendaknya kita maksimalkan ibadah Romadhon tahun ini. Jangan di sia-siakan.

Peringatan bagi kita semua :
Maukah kita melalaikan bulan Romadhon ini ? Bagaimana dengan Taddarus AlQur’an kita ? Bagaimana ucapan-ucapan lisan kita, jangan sampai kita termasuk ke dalam golongan orang yang hanya mendapat lapar dan haus ketika Bulan Romadhon. Banyak orang yang ketika puasa Romadhon hanya mendapatkan lapar dan haus, tidak mendapatkan apa-apa, karena tidak bisa menjaga lisannya.
Hendaknya di bulan Romadhon ini kita mempunyai target : Menjadi orang yang bertakwa.

Dalam Hadits, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat sudah mempersiapkan bulan Romadhon sejak bulan Rojab dan Sya’ban. Bahkan para Tabi’ut-Tabi’in sejak 6 bulan sebelumnya sudah berdo’a agar Allah subhanahu wata’ala menyampaikan umurnya hingga bulan Romadhon yang akan datang.

Sekian bahasan mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA  WA ATUBU ILAIK.

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
                                                      ____________

No comments:

Post a Comment