Translate

Thursday, July 28, 2016

Tamu Misterius Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam, oleh : Ustadz Ahmad Fihri, MA



PENGAJIAN DHUHA MASJID BAITUSSALAM

Tamu Misterius Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam
Ustadz Ahmad Fihri, MA

Jum’at,  17 Syawal 1437H – 22 Juli 2016

Assalamu’alikum wr.wb. ,

Muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah subhanahu wata’ala,
Alhamdulillah di bulan Syawal ini kita masih diberi kesempatan untuk melakukan Shaum (Puasa) Sunnah di bulan Syawal, yaitu shaum 6 hari dibulan Syawal, secara berurutan mulai tanggal  2 - 7 Syawal.  Boleh juga dilakukan secara tidak berurutan asalkan masih dalam bulan Syawal.  Tetapi Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam selalu melaksanakan mulai 2 – 7 Syawal.  Dalam Hadits Shahih, Rasulullaah shollallahau ‘alaihi wasallam bersabda : “Barangsiapa yang berpuasa di bulan Romadhon lalu disempurnakan dengan enam hari di bulan Syawal maka ia seperti berpuasa satu tahun penuh”.

Beberapa hari lalu yaitu Senin, Selasa dan Rabu (13, 14 dan 15 Syawal 1437H)) ada amalan Sunnah yang digabung yaitu Shiamul Bait (Puasa pertengahan bulan). Menurut para ahli ilmu jiwa (Psykolog) biasanya di pertengahan bulan Hijrayah, kejiwaan manusia sedang oleng, tidak stabil, emosinya meletup-letup, bahkan pada hari-hari tersebut orang tidak boleh didekatkan dengan benda tajam (pisau, dll). Karena dikhawatirkan orang pada hari-hari pertengahan bulan dimana jiwanya sedang labil, akan melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak diinginkan.

Maka disunnahkan orang melakukan Ayyamul Bait (Shiamul Bait)  berpuasa pertengahan bulan Hijriyah. Mudah-mudahan kita semua bisa melakukan puasa Ayyamul Bait, Puasa Senin-Kamis, dan Puasa Sunnah bulan Syawal.
Puasa-Puasa Sunnah tersebut dimaksudkan untuk menguatkan agar Puasa Romadhon kita menjadi sempurna.

Biasanya di bulan Syawal semangat ibadah kita menjadi menurun. Yang jelas tidak berpuasa setiap hari sebagaimana bulan Romadhon, demikian pula sholat malam (Tarawih, Tahajud), membaca AlQur’an,  I’tikaf yang selama bulan Romadhon kita lakukan, ketika bulan Syawal tidak pernah dilakukan. Apalagi lalu ada acara Lebaran, Mudik, acara Wisata, dst., ibadah kita menjadi berkurang. Ruh kita menjadi hampa karena lebih banyak bersenang-senang, hiburan  lebih banyak, dibandingkan sebelum bulan Syawal.  

Maka diingatkan oleh Allah subhanahu wata’ala dengan agenda : Puasa Syawal selama 6 (enam) hari. Bagaimana dengan Qadha Puasa bagi yang punya “hutang -puasa”  di bulan Romadhon ? Ada beberapa pendapat ulama yang berbeda.
Pendapat pertama : Dahulukan yang Wajib, yaitu meng-Qadha Puasa  barulah kemudian Puasa Syawal. Karena khawatir ajal menjemput padahal masih punya “hutang-puasa”.
Pendapat kedua : Boleh mendahulukan Puasa Syawal karena mengambil “moment” di bulan Syawal, dan Qadha Puasa masih bisa dilakukan di luar bulan Syawal. Namun demikian disyarankan: Bila ‘hutang puasa”-nya hanya beberapa hari, lebih baik meng-Qadha Puasa lebih dahulu, kemudian lakukan Puasa Syawal yang hukumnya Sunnah.

Prolog Bahasan.
Sebagai prolog bahasan,  disampaikan tentang Kisah Tamu misterius yang datang di rumah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, sebagaimana disebutkan dalam AlQur’an Surat Adz Dzariaat ayat 24 – 30 :

24. Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tentang tamu Ibrahim (yaitu malaikat-malaikat) yang dimuliakan?
25. (Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan: "Salaamun". Ibrahim menjawab: "Salaamun (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal."
26. Maka dia(Ibrahim) pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk.
27. Lalu dihidangkannya kepada mereka,  Ibrahim lalu berkata: "Silahkan anda makan."
28. (Tetapi mereka tidak mau makan), karena itu Ibrahim merasa takut terhadap mereka. mereka berkata: "Janganlah kamu takut", dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishak).
29. Kemudian isterinya datang memekik lalu menepuk mukanya sendiri seraya berkata: "(Aku adalah) seorang perempuan tua yang mandul".
30. Mereka (Malaikat) berkata: "Demikianlah Tuhanmu memfirmankan" Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Bijaksana lagi Maha mengetahui.

Menurut  para ahli Tafsir AlQur’an, tamu tersebut adalah tiga malaikat yang menyerupai manusia, mengucapkan Salam kepada Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, lalu dijawab oleh Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dengan jawaban  Salam, sambil ditanyakan siapakah anda (tamu tersebut). Dan kemudian tamu tersebut dipersila-kan masuk ke rumah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam. 

Sambil diam-diam Nabi Ibrahim ‘alaihissalam pergi ke belakang rumahnya menemui isterinya, memberitahu bahwa ada tamu datang, dan kemudian mengambil seekor anak sapi lalu disembelihnya, dimasak (dibakar),  lalu daging anak-sapi panggang itu dihidangkan kepada tamu-tamunya (Ayat 26-27).

Ketika dihidangkan daging-panggang itu ternyata tamu-tamu itu tidak mau memakannya (ayat 28), maka Nabi Ibrahim ‘alaihissalam merasa takut sambil dalam hatinya bertanya “siapakah tamu ini?’. Maka Tamu itu berkata : Jangan takut, lalu memberikan kabar bahwa  Sarah (isteri Nabi Ibrahim) akan mempunyai anak yang ‘alim, yang di kemudian hari diberi nama Ishaq.    

Dalam sejarah,  Nabi Ibrahim ‘alaihissalam  menikah dengan isteri pertama (Sarah), tetapi tidak punya anak sampai usia 80 tahun.  Ibrahim ‘alaihisalam mengembara ke Mesir,  kembali ke Palestina (sekarang) dengaan membawa seorang hamba sahaya (Hajar),  kemudian beliau menikah dengan Hajar, kemudian Hajar mempunyai anak (Ismail), kemudian pergi ke Makkah (Lembah Bakkah) yang gersang, kering-kerontang. Hajar dan anaknya (Ismail) ditinggalkan di Makkah.  Maka Hajar berdo’a : Ya Allah kalau memang ini sudah kehendak-Mu, berilah kami air,  untuk menyambung kehidupan kami seterusnya. 
Ternyata  dengan do’a tersebut, setelah Hajar setengah lari mondar-mandir (antara bukit Sofa dan Marwa)  mencari air dengan kebingungan, keluarlah air (mata air) yang sampai sekarang masih mengeluarkan air yaitu Sumur Zamzam.

Parjalanan sejarah selanjutnya,  ketika Nabi Ibrahim ‘alaihissalam kembali lagi ke Makkah dan hidup bersma Hajar serta puteranya Ismail,  turunlah ayat, perintah Allah subhanahu wata’ala kepada Nabi Ibrahim ‘alaihissalam untuk menyembelih puteranya yang sangat disayanginya itu. Dalam mimpinya Nabi Ibrahim ‘alaihissalam mendapat perintah untuk menyembelih puteranya (Ismail). 

Maka disampaikanlah perintah Allah subhanahu wata’ala itu kepada keluarganya, isterinya dan juga kepada Ismail, putera satu-satunya yang sangat beliau sayangi. Bahwa Allah subhanahu wata’ala memerintahkan untuk menyembelih puteranya yaitu Ismail. Nabi Ibrahim berkata kepada puteranya Ismail :
“Dalam tidurku aku bermimpi (mendapat perintah Allah subhanahu wata’ala) agar aku menyembelih engkau, wahai anakku. Bagaiamana pendapatmu?”

Ismail ‘alaihissalam  sebagai anak yang sholih, menjawab : “Bila itu memang perintah Allah subhanahu wata’ala, wahai ayahku, lakukanlah, insya Allah kita termasuk  anak yang sabar”.

Demikianlah kisah Nabi Ibrahim dan Ismail ‘alaihimussalam. Merupakan gambaran (simbul) orang yang Ikhlas kepada Allah subhanahu wata’ala.
Itulah inti Qurban, mengurbankan apa yang kita miliki.  Ismail bagi Nabi Ibrahim ‘alaihissalam adalah “Harga luar biasa”. Yang semula menjadi milik Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, tiba-tiba harus diserahkan kembali kepada Allah subhanahu wata’ala.  Bagi kita umat Islam, harta yang telah kita miliki tiba-tiba harus dikurbankan untuk Allah subhanahu wata’ala, yaitu dengan cara menyembelih hewan Qurban lalu dagingnya dibagi-bagikan kepada orang lain, terutama mereka yang berhak (fakir-miskin, tetangga dan kerabat).

Dan kisah Nabi Ibrahim itu-pun ada balasannya langsung dari Allah subhanahu wata’ala.  Ketika Nabi Ibrahim ‘alaihissalam kembali ke kampungnya (Falistin) maka datanglah “tamu misterius” yang datang ke rumah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam (sebaghaimana ayat tersebut di atas), dan memberitahukan bahwa isterinya (Sarah) akan mempunyai anak (Ishaq).  Sehingga Sarah mendengar berita itu lalu berteriak histeris, sambil menampar mukanya berkali-kali, berkata  : “Aku ini mandul, ternyata aku akan punya anak”. Saking gembiranya.

Di kemudian hari Sarah melahirkan anak bernama Ishaq, dan Ishaq menurunkan anak yaitu Ya’qub dan Ya’qub inilah yang menurunkan anak bernama Yusuf (Nabi Yusuf ‘alaihissalam). Dan selanjutnya dari Nabi Ya’qub ‘alaihissalam turun-temurun menjadi orang-orang Bani Israil (Keturunan Israil).    Israil adalah sebutan kesayangan dari Allah swt. untuk Nabi Ya’qub ialaihissalam).

Ayat 30 : Mereka (Malaikat, tamu misterius) itu berkata : “Demikianlah Tuhanmu men-firmankan”.  Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. 

Makna ayat tersebut menurut para ahli tafsir: Bila Allah subhanahu wata’ala berkehendak apa saja, cukup mengatakan mengakatan “Kun Fayakun” ( Jadi, maka jadilah).  Apapun kondisinya seseorang, bila Allah menghendaki punya anak, maka punya anaklah Sarah meskipun sudah dinyatakan mandul.  Sesungguhnya Dia-lah Yang maha Bijaksana Lagi Maha Mengetahui.

Maka bagi kita saat ini, yang belum dikaruniai anak, jangan galau, bersabarlah dan berdoa’alah selalu memohon dikaruniai anak,  di-alah Yang maha Bijaksana dalam semua urusan-Nya dalam semua transkasi dengan hamba-hamba-Nya, Yang Maha Mengetahui terhadap segala urusaan hamba-Nya. Semua perkara hendaknya dikembalikan kepada Allah subhanahu wata’ala.  

Demikianlah Allah subhanahu wata’ala menyampaikan wahyu-Nya (AlQur’an) kepada Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam. Kisah-kisah dalam AlQur’an itu disampaikan kepada Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam yang ummiy (tidak bisa baca-tulis).  Dengan alasan :

1.     Untuk membedakan mana yang Wahyu dan mana yang perkataan Nabi saw.
2.     Agar jangan sampai ada percampuran antara perkataan Nabi saw sebagai manusia biasa dan Wahyu Allah subhanahu wata’ala. yang diagungkan yaitu Kalamullah (AlQur’an).

Sebagaimana dikatakan oleh orang-orang kafir liberal (Orang Barat yang kafir) yang selalu mengatakan : AlQur’an itu tidak benar, Nabinya saja tidak bisa baca-tulis, bagaimana kami akan percaya kepada AlQur’an ?

Padahal dalam prosesnya, hanya pada saat itu saja Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam bersifat Ummiy (tidak bisa baca-tulis), tetapi proses selanjutnya Allah subhanahu wata’ala memberikan kemuliaan-kemuliaan kepada Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam antara lain dengan adanya Mu’jizat-Mu’jizat  dan kecerdasan-kecerdasan lain.  Seandainya Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam diberikan kelebihan (Mu’jizat) seperti fase-nya Nabi Isa ‘alaihissalam,  maka sudah bisa dipastikan akan lahir Kultus yang berlebihan terhadap Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam.

Maka dalam AlQur’an disebutkan : Kisah-kisah tersebut untuk menguatkan Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam.
Bagi kita umat Islam saat ini yang masih punya anak kecil, berilah cerita-cerita atau kisah-kisah dari AlQur’an dan Hadits tentang para Nabi, kisah-kisah yang mulia,  Jangan disodori dongeng kancil atau profil-profil artis, pemain bola, dst., yang tidak ada manfaatnya bagi pendidikan anak.  Tidak ada efek ke-Imanan bagi anak-anak kita.  

Dengan menceritakan kisah-kisah yang ada dalam AlQur’an kepada anak-anak kita, maka bagi anak kita akan menjadi pelajaran, contoh, ibrah, dan fasilitator dasar-dasar keimanan.

Nabi Ibrahimalaihissalam juga disebut sebagi Abul Anbiyaa (Nenek-moyang para Nabi). Dan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam adalah teladan orang yang sukses mendidik anak-laki.  Sedangkan  yang sukses mendidik anak perempuan adalah Nabi Besar Muhammad shollalalahu ‘alaihi wasallam dan keluarga beliau.  
Maka dalam Sholat bagian terakhir kita selalu  ber-sholawat (mendo’akan) kepada Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam dan keluarga beliau dan Nabi Ibrahim dan keluarga beliau.

Dan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam adalah salah seorang dari Ulul ‘Azmi. Dari 25 orang Nabi dan Rasul ada 5 orang Nabi dan Rasul yang yang dimasukkan ke dalam Nabi-Nabi ‘Ulul Azmi (Luar-biasa Kesabarannya) :  Nabi Nuh ‘alaihissalam, Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, Nabi Musa  alaihissalam Nabi ‘Isa ‘alaihissalam dan Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam.

Untuk pertemuan berikutnya akan dibahas tentang Qurban dan ‘Aqiqoh.

Sekian bahasan, mudah-mudahan  bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIK..

Wassalamu’alikum warohmatullahi wabarokatuh.
                                                             __________

No comments:

Post a Comment