Translate

Monday, June 6, 2016

Menggapai Romadhon Berkah, oleh : Ahmad Fihri, MA



PENGAJIAN DHUHA MASJID BAITUSSALAM


 Menggapai Romadhon Berkah
 Ahmad Fihri,  MA

 Jum’at,  20 Sya’ban 1437J – 27 Mei 2016.

 Assalamu’alaikum wr.wb.,

Muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah subhanahu wata’ala,
Beberapa hari lagi kita insya Allah akan memasuki bulan Romadhon 1437 H, artinya sudah berpuluh kali Romadhon kita alami, tetapi Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam menikmati Romadhon hanya 9 kali (sembilan kali bulan Romadhon). Karena di-Syari’atkannya berpuasa Romadhon adalah di tahun ke-2 Hijriyah.

Lihat AlQur’an Surat Al Baqarah ayat 183 :
 البَقَرَة

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡڪُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِڪُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ (١٨٣)

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,

Dalam ayat tersebut Shiam Romadhon bukan “kata perintah” yaitu dengan  kalimat “kutiba”  yang artinya dituliskan, ditetapkan, diputuskan. Maknanya adalah diwajibkan untuk berpuasa (shiam).   Karena shiam (Puasa) telah dilakukan (diperintahkan) oleh umat-umat terdahulu sebelum kaum Muslimin zaman Nabi Muhammad saw sampai saat ini. Dan ternyata puasa telah menjadi kekuatan Ruhiyah. Bahkan di setiap agama ada puasa.

Ayat tersebut menyatakan kepada kita kaum Muslimin-muslimat untuk melakukan shiam (berpuasa) di bulan Romadhon. . Hukumnya Wajib.  Perintah Shiam Romadhon tidak kepada semua manusia, tetapi hanya kepada orang-orang yang beriman. Artinya, fondasi berpuasa Romadhon adalah Iman.

Terkait dengan permulaan ibadah Shiam, jangan dikaitkan dengan perbedaan antara dua kelompok umat Islam. Karena keduanya menggunakan Ijtihad masing-masing. Haditsnya hanya satu, yaitu Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam melihat (Ru’yah Hilal),  munculnya bulan  di ufuk barat dengan mata-telanjang.  Sedangkan Muhammadiyah menggunakan ilmu Hisab, (Ilmu Astronomi), dengan alat tehnologi yang tinggi untuk melihat bulan. Dan itu dibenarkan. Jadi tidak usah ada yang saling menyalahkan, dua-duanya benar dengan Ijtihad masing-masing.

Lihat Surat Al Hajj ayat 32 Allah subhanahu wata’ala berfirman :

سُوۡرَةُ الحَجّ

ذَٲلِكَ وَمَن يُعَظِّمۡ شَعَـٰٓٮِٕرَ ٱللَّهِ فَإِنَّهَا مِن تَقۡوَى ٱلۡقُلُوبِ (٣٢)

Demikianlah (perintah Allah). dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.

Maka bila dimungkinkan, hendaknya di kantor-kantor, atau di tempat-tempat umum di adakan simbul (syiar-syi’ar) Romadhon dalam rangka menyambut Romadhon.  Apakah itu berupa spanduk atau stiker-stiker berupa pesan-pesan ibadah Romadhon, atau umbul-umbul sebagai pertanda syi’ar-syi’ar Romadhon.
Bandingkan dengan Hari Natal, mereka orang-orang non-Islam menyambutnya di Mal-Mal luar biasa, dengan simbul-simbul mereka di pasang di mana-mana.

Sebagai syi’ar-syi’ar Allah, pasanglah di rumah-rumah kita pesan-pesan Roma-dhon, dengan bahasa-bahasa yang mudah dimengerti, meskipun mungkin dengan ukuran kecil, untuk mengajak umat mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah subhanahu wata’ala. serta mengingatkan saudara-saudara kita yang kebetulan lewat di depan rumah kita. Untuk menjadikan Romadhon lebih membahana dan menggema.

Demikian itu amalan Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat. Begitu pula sesudah Romadhon, Rasulullah saw dan para sahabat meng-evaluasi ibadah mereka dan enam bulan berikutnya mereka merindukan datangnya bulan Romadhon berikutnya.  Maka Rasulullah saw beserta para sahabat begitu memasuki bulan Rojab, berdo’a : Allahumma bariklana fi Rojab wa Sya’ban wa balighna Romadhon (Ya Allah berkahilah kami di bulan Rojab dan sampaikan umur kami hingga bulan Romadhon yang akan datang).
Walaupun itu Haditsnya Dho’if, karena tidak terkait dengan Aqidah maka tidak mengapa kita berdo’a sebagaimana tersebut di atas.

Romadhon artinya panas (pembakaran), dan seyogyanya hidup kita di muka bumi ini seperti ketika bulan Romadhon.  Karena visi hidup kita jelas : Walal akhirotu khoirullaka minal ula (Dan Akhirat itu lebih baik bagimu dari pada dunia (awalnya). 
Bahwa dalam hidup kita di dunia ini orientasi Akhirat lebih diutamakan.

Romadhon mengajarkan bahwa orientasi Akhirat lebih utama dibandingkan dunia. Dalam bulan Romadhon nafsu keduniaan sedikit, obasesi-obsesi keduniaan dibatasi, dan semua komponen kehidupan kita, ruh dan jiwa, mulut serta fikiran kita hanya untuk beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala. Selanjutnya yang selalu kita fikirkan adalah bagaimana kita melakukan amalan-amalan sosial seperti zakat, shodakoh, waqaf, dst. Sehingga suasana yang terjadi adalah tenang, teduh, damai, dan nyaman.

Malam harinya di bulan Romadhon kita mengikuti sholat Tarawih berjamaah di masjid, sambil mendengarkan ayat-ayat suci AlQur’an dilantunkan oleh Imam sholat, terasa menyentuh ruh kita sampai relung-hati yang paling dalam. Maka ketika hendak sholat Tarawih dianjurkan anda memilih masjid-masjid yang sholat Tarawihnya  Tuma’ninah, tidak terburu-buru, bacaan surat oleh Imam dengan tartil. Karena di negeri kita ini banyak masjid-masjid dimana sholat Tarawihnya cepat sekali, bacaan suratnya menjadi tidak jelas, dan sholat Tarawih 23 rokaat dalam setengah jam selesai. Hindari yang demikian itu.

Ketika Imam Sholat Tarawih membaca surat-nya secara tartil, surat yang dibaca panjang-panjang, maka akan terasa nikmatnya, apalagi yang mengerti makna surat yang dibacanya, sungguh suatu kenikmatan yang luar biasa.  Maka dianjurkan agar Romadhon tahun ini harus ada yang berbeda dengan Roamdhon sebelumnya. Demikian itu kita agenda-kan di bulan Romadhon tahun ini.

Dan bulan Romadhon, sebagai “tungku pemanas” kita sedang naik, jiwa kita terbakar dengan puasa dan ibadah Romadhon, dengan semangat memikirkan untuk orang lain, beribadah amal-sosial, .peduili dengan orang lain dengan cara menunaikan  zakat, shodakoh, memberi makan kepada orang fakir-miskin, mengajak berbuka bersama dst, dan ukhuwah kebersamaan ketika berbuka puasa bersama dengan fakir-miskin sangat terasa luar-biasa nikmatnya.

Maka menjadi “Rugi”  kalau para kepala keluarga (ayah) tidak punya siasat (strategi) ketika melakukan puasa Romadhon.
Misalnya, seorang ayah mengajak kepada keluarganya, selesai sholat Tarawih di masjid, ajak keluarga untuk membaca (Taddarus) AlQur’an, setiap malam satu Juz, sehingga satu bulan Romadhon khatam 30 Juz AlQur’an.   Atau mengajak keluarga yang terbiasa pulang-kampung beberapa hari sebelum Lebaran, diubah pulang-kampung setelah Lebaran.  Sehingga kita dan keluarga bisa melakukan I’tikaf di masjid-masjid dekat rumah kita.

Kondisi masyarakat kita.
Dalam masyarakat ada sebagian orang yang merasa berat ketika memasuki bulan Romadhon.  Ia merasa tidak bersemangat, lelah-lunglai, malas, letih dst.  Yang demikian ini tentu ada yang bermasalah. Ada lagi segolongan orang yang meng-anggap biasa, Romadhon adalah hal biasa, rutinitas, puasa sekedar menggugurkan kewajiban saja. Tidak ada masalah, tidak ada greget. Biasa-biasa saja. 

Ada lagi segolongan umat yang merasa gembira dengan datangnya Romadhon, dengan penuh semangat mereka melaksanakan ibadah Romadhon, bahkan ada yang berdo’a mudah-mudahan Romadhon kali ini merupakan Romadhon terakhir bagi kami. Dan mereka merindukan datangnya Romadhon. Karena bulan Romadhon adalah bulan pengampunan dosa, bulan orang dihindarkan dari api neraka, dan bulan penuh rahmat. Sungguh bulan kenikmatan.

Tetapi Romadhon adalah juga berkah bagi orang non-muslim. Bisa kita lihat di Mal-mal, Super Market dan toko-toko swalayan kepunyaan orang kafir, justeru sudah siap dengan barang-barang konsumsi Hari Raya Idul-Fitri.(Lebaran).
Mereka sudah mempersiapkan jauh-jauh hari sebelumnya. Jusrtru di bulan Romadhon toko-mereka semarak dengan berbagai barang kebutuhan Romadhon dan Idul-Fitri,  mereka mendapat keuntungan yang luar-biasa besarnya dengan datangnya Romadhon dan Idul-Fitri. 

Kalau mereka sudah bersiap-siap menghadapi Romadhon, kenapa kita tidak ? Tentu persiapan kita berbeda dengan  mereka. Persiapan kita adalah bagaimana agar kita bisa beribadah bulan Romadhon dengan penuh semangat, puasa, menahan hawa nafsu, malam Tarawih, Taddarus, berdo’a munajat, sahur, sholat Subuh berjamaah, dst.  Dan berkah Romadhon terlihat sekali, di bulan itu tidak ada lagi orang yang berkekurangan pangan, tidak ada kelaparan, semua kebutuhan tercukupi.

Bulan Romadhon dimana bulan itu dibuka pintu-pintu surga, pintu-pintu kebaikan dan ditutup pintu-pintu neraka, pintu-pintu kejahatan, kemaksiatan.
Ketika malam sholat Tarawih berjamaah, terasa  kebersamaan kita, sehingga menguatkan ruh kita dengan Allah subhanahu wata’ala.  Apalagi di malam sepuluh terakhir bulan Romadhon, .banyak masjid-masjid yang menyelenggarakan fasilitas I’tikaf, bagi  orang-orang yang ingin melakukannya. Malaikat berseru : “Wahai pencari kebaikan, sambutlah.  Wahai pencari kejahatan, berhentilah !” Demikianlah sampai berakhirnya Romadhon. (Hadits Riwayat Imam Ahmad).

Itulah sebetulnya “Kekuatan kita”, yang hari ini sedang sirna. Maka bisa kita saksikan, pada pekan pertama dahsyat sekali, yang berjamaah Tarawih di masjid penuh, bahkan luber sampai di luar masjid.  Pada pekan kedua mulai surut dan pada pekan terkahir yang berjamaah sholat Tarawih tinggal dua baris. Dari tahun ke tahun begitu-begitu saja. Maka untuk kali ini marilah kita usahakan agar Romadhon kali ini berbeda dengan sebelumnya.

Sebagian masyarakat kita di bulan Romadhon (akhir), mereka sibuk dengan persiapan pulang kampung. Mereka sibuk di jalan-jalan Tol menuju kampung mereka. Maka kita do’akan dan kita ingatkan mereka, agar jangan sampai semua itu melalaikan puasa Romadhon. Maka usahakan agar tahun ini kita bisa I’tikaf di masjid, jangan pulang kampung. 
Kita ubah : Pulang kampung sesudah lebaran.

Lima langkah menghadapi Romadhon.
1.     Puasa. Puasa mengajarkan kita untuk berlaku jujur, disiplin, taat dan patuh.
2.     Dua kebahagiaan bagi mereka yang berpuasa, yaitu ketika saat berbuka dan saat kelak bertemu dengan Allah subhanahu wata’ala.
3.     Ada tiga do’a yang tidak ditolak oleh Allah subhanahau wata’ala yaitu : Do’a orang yang sedang berpuasa dari sejak pagi hingga ia berbuka (Maghrib), do’a orang yang sedang safar (perjalanan) dan do’a orang yang didzolimi serta do’a orangtua kepada anaknya. Maka banyak-banyaklah berdoa ketika sedang Shaum Romadhon.
4.     Dijanjikan Babul Royyan (Pintu Surga khusus untuk orang yang Shaum (Puasa) Romadhon.
5.     Puasa adalah ibadah milik Allah antara hamba dan Tuhannya. Allah subhanahu wata’ala bersabda : “Semua amal manusia adalah miliknya, kecuali Puasa Romadhon adalah milik-Ku. Aku-lah yang akan memberikan pahala bagi siapa yang melakukannya”. (Hadits riwayat Imam Bukhari).


Menjaga Puasa:
1.     Menunaikan sunnah-sunnhnya,
2.     Menjaga dari hal-hal yang merusak pahala dan hikmahnya.

Istilah.
Ta’jil  artinya menyegerakan, bukan makanan kecil untuk berbuka puasa. Juga bukan berarti membatalkan puasa. (Ta’jil = menyegerakan). Ta’jil artinya menyegerakan berbuka puasa. Sunnahnya adalah dengan korma.

Sahur artinya waktu beberapa saat sebelum Subuh. Makan Sahur artinya makan dan minum di waktu akhir malam, sebelum masuk waktu Subuh. Maka disunnah-kan makan sahur adalah meng-akhirkan (makan diakhir waktu malam), menjelang waktu Subuh.

Imsak artinya menahan, bukan melarang makan-minum.  Waktu Imsak artinya, siap-siap untuk tidak makan-minum, masih boleh makan dan minum, sampai masuk waktu Subuh. Ketika masuk waktu Subuh,  stop, tidak boleh lagi makan-minum.

Peringatan:
Ketika waktu Sahur adalah waktu yang Mustajab untuk berdo’a, Munajat, memohon segala permintaan kepada Allah subhanahu wata’ala. Maka ketika saat Sahur TV harus dimatikan, jangan menonton TV, karena TV-TV sekarang isinya maksiat dan hanya menayangkan orang cengengesan, ketawa-ketawa yang tidak ada manfaatnya. Lebih baik siap-siap untuk pergi ke masjid/musholla untuk Sholat Subuh berjamaah.

Do’a ketika berbuka puasa yang benar adalah sesuai dengan contoh Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam : Dzahabadhdhoma’u wabtalatil ‘uruqu, wa tsabatil ajru insya Allah (  Telah hilang rasa lapar dan terbasahi seluruh urat-uratku, dan telah ditetapkan pahala dari Allah subhanahu wata’ala, insya Allah).

Berbuka disunahkan dengan korma satu, dua atau tiga buah dan minum air putih. Kemudian segera menuju masjid/musholla untuk sholat Maghrib berjamaah.

Tarawih, berasal dari kata rohah, artinya istirahat. Sholat Tarawih artinya sholat yang santai, pelan-pelan, boleh istirahat sebentar, tidak terburu-buru.


Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam Hadits shahih dari Abu Hurairah rodhiyallahu ‘anhu : “Barangsiapa yang beribadah di bulan Romadhon karena iman dan mengharap ganjaran  maka akan dihapuskan dosa-dosanya di waktu yang telah lalu”.  

Saran :
Bila sholat Tarawih dengan dua-rokaat salam – dua rokaat salam, sampai selesai, maka Sholat Witir-nya juga dua-rokaat salam lalu ditambah satu rokaat dan salam.
Bila sholat Tarawih dengan empat rokaat salam –  empat rokaat salam, maka sholat Witir-nya tiga rokaat sekaligus lalu salam.

Dalam Hadits shahih Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam ketika sholat Witir, maka rokaat pertama (sesudah Al Fatihah) beliau membaca SuratAl A’la,  rokaat kedua membaca Surat Al Kafirun dan pada rokaat ketiga membaca Surat Al Ikhlas, Surat Al Falaq dan Surat An Naas ( Surat Al Muwidatain).

Surat Al Muwwidatain  artinya :  Dua surat Perlindungan, yaitu Surat untuk memohon perlindungan kepada Allah subhanahu wata’ala, yaitu Surat Al Falaq dan Surat An Naas.  Surat tersebut biasanya dibaca oleh orang yang sedang me-Ruqyah dirinya atau orang lain.

Dalam Surat Al Falaq memohon perlindungan dari 4 kejahatan (eksternal) :
1.     Min Syarri ma kholaq (kejahatan yang Allah ciptakan yaitu manusia, hewan, system, dst.)
2.     Min Syarri ghosyik (kejahatan malam sampai pagi),
3.     Min Syarrin nafasat fil ‘uqod (kejahatan tukang sihir yang menghembus-kan manteranya dan mengikatkan buhul-nya).
4.     Min Syarri hasidin idza hasad (Kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki)

Dalam Surat An Naas memohon perlindungan dari 3 kejahatan (internal) :
1.     Min syarril waswasil khonnaas (Bisikan syaitan yang tersembunyi),
2.     Yuwaswisu fi sudurinnaas (Bisikan kejahatan dalam dada),
3.     Minal jinnati wannaas (kejahatan dari golongan jin dan manusia).

Disunnahkan dalam bulan Romadhon banyak Taddarus dan bershodaqoh, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam dalam Hadits shahih bersabda : “Barangsiapa yang memberi makan untuk berbuka seseorang yang sedang berpuasa maka baginya pahala yang sama dengan orang yang berpuasa itu tanpa mengurangi pahala puasa orang itu”.

I’tikaf artinya berdiam diri di masjid pada sepuluh hari terakhir di bulan Romadhon. Antara lain untuk mendapatkan Lailatul Qadar (Malam yang lebih baik daripada seribu bulan). Ketika I’tikaf dianjurkan untuk banyak-banyak dzikir, wirid, berdo’a, Munajat, membaca Al Qur’an dan sholat-sholat Sunnah.

Umroh.
Dalam Hadits disebutkan bahwa Umroh di bulan Romadhon pahalanya sama dengan ibadah Haji.

Pertanyaan : Bolehkah dalam bulan Romadhon melakukan sholat Tahajud meskipun sudah melakukan sholat Tarawih ?.
Jawaban : Tarawih adalah Qiyamul Lail (Sholat malam) dalam bulan Romadhon. Tahajud adalah sholat malam, maka Tarawih sama dengan Tahajud.

Sekian bahasan mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA  WA ATUBU ILAIK.

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
                                                           _____________

No comments:

Post a Comment