Translate

Thursday, March 9, 2017

Perbaharui Posisi Iman Kita, oleh : Ustad Sukeri Abdillah



PENGAJIAN DHUHA MASJID BAITUSSALAM

Perbaharui Posisi Iman Kita
Ustad Sukeri Abdillah

Jum’at, 4 Jumadil Akhir 1438H – 3 Maret 2017.

Assalamu’alaikum wr.wb.

Muslimin dan muslimah yang dirahmati Allah subhanahu wata’ala,
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam Hadits Shahih, bahwa Iman sesorang bisa mengembang (bertambah) dan bisa mengempis (berkurang). Dalam bahasa lain : Bisa pasang dan bisa surut. Iman seseorang berkembang disebabkan adanya ketaatan dan surut disebabkan adanya kemaksiatan.

Ungkapan para Ulama : Bahwa seorang mukmin sejati dikatakan bermaksiat tatkala ia meninggalkan perbuatan baik. Tidaklah selalu identik kemungkaran dengan kemaksiatan. Tidak berbuat baik bagi seorang mukmin sejati adalah kemaksiatan.  Itulah yang harus selalu kita sadari.
Pertanyaannya adalah : Apakah kita punya sensitifitas untuk memperbaikinya?

Contoh meninggalkan perbuatan baik (tentu dengan sadar dan sengaja) :
-        Adzan berkumandang, tidak ada alasan khusus tetapi seseorang menyengaja untuk meninggalkan sholat. Maka itu termasuk perbuatan maksiat. Tidak ada alasan untuk menunda melakukan sholat. Bagi mukmin sejati itu adalah kemaksiatan
-   Ada waktu longgar (luang) yang seharusnya bisa digunakan untuk membaca AlQur’an. Tetapi tidak membaca AlQur’an. Maka itu termasuk perbuatan kemaksiatan.
-      Umurnya panjang, bertahun-tahun,  tetapi tidak pernah Khatam AlQur’an, maka itu adalah kemaksiatan.

Iman bukan dengan angan-angan.
Iman artinya yakin, percaya.  Padanan kata Iman adalah Aqidah, artinya ikatan dan tanggungjawab.  Menunjukkan rasa tanggungjawab terhadap Ke-Imanan harus ada gerakan. Rasulullah saw. menyebutkan : Iman itu bukan dengan angan-angan melainkan ia adalah pembenaran dengan hati, pengucapan dengan lisan dan dilaksanakan dengan amal (perbuatan).

Maka jangan pernah mengaku beriman kepada AlQur’an kalau seumur hidupnya tidak pernah Khatam membaca AlQur’an.

Dalam Iman ada tiga komponen yang terlibat : Hati – Lisan – Seluruh anggota badan.

1.     Yang dibenarkan dalam hati : Rukun Iman  (Iman kepada Allah, Malaikat, Kitab-kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, Hari Kiamat, Qadha dan Qadar).
2.     Yang diucapkan dengan Lisan adalah : Dua Kalimah Syahadat.
3.     Yang diamalkan dengan perbuatan anggota badan : Rukun Islam. (Dua Kalimah Syahadat, Sholat, Zakat, Puasa, Haji bila mampu).

Rukun Islam harus dijalankan.
Dan untuk menjalankan ada rukun dan syaratnya. Dua Kalimah Syahadat (Syahadatain) juga harus dijalankan. Dalam tuntutan amaliah yang melibatkan seluruh anggota badan maka Dua Kalimah Syahadat (Syahadatain) wajib dijalankan. Ada syarat untuk bisa diterima sebagai Dua Kalimah Syahadat tetapi juga ada penyebab tertolaknya

Syarat diterimanya Dua Kalimah Syahadat adalah : Ilmu. Harus orang yang ber-Ilmu. Dua Kalimah Syahadat harus dipahami dan dihayati dengan Ilmu.
Jangan sampai seseorang mengucapkan dua Kalimah Syahadat lalu tidak tahu konskuensinya. Sehingga ia tidak bisa meng-aplikasikannya (menerapkannya) dalam kehidupan sehari-hari. Maka setiap Niat harus didasarkan Lillahi Ta’ala (Ikhlas karena Allah). Dan Lillahi Ta’ala itu disebabkan karena seseorang itu mengucapkan Dua Kalimah Syahadat.

Dan cara memahami  Dua Kalimah Syahadat (Syahadatain)  adalah banyak :
-         Dua Kalimah Syahadat adalah kunci masuk Islam,
-         Dua Kalimah Syahadat adalah azas perubahan,
-         Dua Kalimah Syahadat adalah awal dari seluruh amal. Amal-perbuatan apapun tidak menjadi sah tanpa ada Dua Kalimah Syahadat.

Dua Kalimah Syahadat (Syahadatain) bisa tertolak, karena :
-         Syirik. 
-         Tidak meng-kafirkan orang kafir,
-         Menghina AlQur’an dan Ahlul-Qur’an,
-         Menghina Syahadatain dan Ahlu Syahadatain.
-         Masih banyak lagi, dan yang ke-20 (terakhir) adalah Riya.

Semua itu harus dipahami agar terpenuhi (diterima) amal-amalnya oleh seluruh anggota badan.  Dan banyak orang non-muslim yang tidak mau terima dikatakan sebagai Kafir. Dan celakanya banyak putra-putri Islam yang karena tidak paham dengan Syahadatain, mereka menelan mentah-mentah tidak mau dikatakan Kafir dan ikut menyerang orang Islam.

Ketika Iman, Islam, Syahadat sudah ter-aktualisasi secara fisik terpancar dalam amal-perbuatan maka akan semakin tampak identitas ke-Islaman kita.  Ibarat pohon, maka kita seperti pohon yang tumbuh berkembang. Dan ketika kita seperti pohon yang tumbuh berkembang, Allah swt menyebutkan sebagai pohon yang baik, akarnya menghunjam ke dalam bumi dan pohonyya menjulang tinggi ke atas. Kita tidak akan malu-malu dan ragu-ragu menampakkan identitasnya sebagai seorang Muslim. Dan tidak malu-malu,  ragu-ragu dan takut-takut lagi menjadikan Islam sebagai system dalam kehidupannya.

Dan Ke-Islaman seseorang yang sudah menjulang tinggi akan selalu diterpa angin, badai dan panas terik semakin dahsyat. Demikian pula orang semakin ber-Iman akan semakin berat ujiannya.  Bisa-bisa orang ber-Iman yang tinggi itu dikriminalisasi karena menampakkan nilai-nilai ke- Imanan. Maka masih ada benteng pertahanan baginya, yaitu : Jihad.


Jihad berarti sungguh-sungguh.  Kesungguhan biasa menuntut pengorbanan : Jiwa dan Harta.  Maka Jihad yang dimaksud adalah bersungguh-sungguh menjaga nilai-nilai amal-perbuatan yang sudah kita kerjakan, meskipun untuk itu harus mengorban harta dan nyawa.

Ada 4 medan Jihad menurut Ulama  untuk menjaga Rukun Iman, Syahadatain dan Rukun Islam :
1.     Jihadul ‘Ilmi. (Antara lain : hadir di tempat menuntut ilmu, Majlis Ta’lim, semua orang beriman harus (wajib) ber-Ilmu (Agama). Menjauhi Jidal (debat-kusir).
2.     Jihad Maali (Jihad Harta). Agar lebih mudah melakukan Jihad Harta, maka perbaharui orientasi Mengejar Harta. Jangan sampai anda bekerja demi uang atau demi anak-isteri.  Demikian itu tidak tepat, yang benar orientasi bekerja adalah : Agar bia membayar zakat.  Kalau bisa membayar zakat maka kita termasuk kelompok makmur. Supaya penyakit “bakhil” tidak menggerogoti ke-Imanan maka Jihadnya adalah Membayar Zakat. Dan jangan hanya berhenti pada Membayar Zakat, tetapi keluarkan shodakoh, infaq dst. sampai tidak lebih dari sepertiga harta (33% dari harta).
3.     Jihad secara Politik.  Kaum muslimin harus Jihad secara Politik. Jika kaum muslimin tidak peduli dengan Politik, maka akan muncul politikus yang yang tidak perduli dengan urusan kaum Muslimin. Sedangkan UUD-1945 pasal 29 mengatakan  (ayat 1) : Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Artinya Negara kita berdasarkan Tauhid  (ke-Islaman). Artinya, konstitusi kita meng-amanatkan agar putra-putri kita konsisten dengan Tauhidullah. Artinya Negara memerintahkan agar putra-putri kita menampakkan identitas ke-Tauhidannya (ke-Islamannya).
4.     Jihad Asykari. (Jihad Militer). Jihad dalam arti berperang dengan senjata. Ketika negeri Muslim diserbu oleh orang Kafir.  Pertanyaannya : Apakah kita akan menggunakan Jihad Asykari atau Jihad 3 macam sebelumnya di atas. ?. Kita akan menggunakan Jihad 3 macam sebelumnya. Namun itu membutuhkan kerja-besar untuk kesadaran kita umat Islam, terutama menyadarkan saudara-saudara kita umat Islam. Karena selama ini kita antara sesama umat Islam saling menjatuhkan, sehingga kita kehabisan energi . Kembalilah kepada ke-Imanan yang benar, kembali kepada amal-Jihad yang tepat supaya potensi kita (umat Islam) tidak terbuang sia-sia.

Mengutip ungkapan Panglima TNI Bapak Gatot Nurmantyo tentang cadangan Energi dunia yang sudah mulai menipis, sementara Negara Indonesia yang disinyalir masih punya cadangan energi yang Un-Limited, akan membuat Negara-Negara lain akan menyerbu ke Indonesia.

Saat ini serbuan yang jelas-jelas terbukti adalah serbuan Tiongkok ke Indonesia, yang para pekerjanya sudah datang di negeri Indonesia. Target mereka adalah 200 juta penduduk Tiongkok di migrasikan ke Indonesia. Salah satu tokohnya sudah berbicara di UI di depan para Mahasiswa. Dengan bahasa halus mereka berkata :

Hubungan baik secara bilateral yang saling menguntungkan untuk memajukan negeri Indonesia, tidak ada cara lain kecuali penduduk Tiongkok harus me- migrasikan tenaga ahlinya ke Indonesia.dalam rangka melakukan percepatan pembangunan.  

Demikian itu sebenarnya sudah sangat jelas (sangat telanjang sekali kalimatnya), tetapi orang-orang Indonesia tidak pernah paham tentang Jihad yang seperti disebutkan di atas. Banyak putra-puti kita yang hanya memandang terlolong-lolong saja. Maka jangan menyangka negeri kita ini sedang santai-santai. Tetapi membutuhkan keseriusan yang luar-biasa.

Saat ini di Indonesia sudah ada “gerakan bawah tanah” yang ter-struktur, massif, terencana, sistemik seperti Gerakan Illuminati  (gerakan Yahudi) tetapi dilakukan oleh China (Tiongkok). Ditambah lagi euphoria bahwa kita akan mendapat pinjaman dari Arab Saudi yang jauh lebih besar dari pinjaman yang diberikan oleh Tiongkok. Itu semua euphoria.

Sementara itu ada pernyataan dari para ahli bahwa apapun namanya, pinjaman harus dibayar. Maka tidak ada cara lain untuk membayar hutang luar negeri kecuali kita harus bekerja.  Dan tidak ada kerja yang bebas untuk menentukan masa-depan kita sendiri, kecuali menjadi Enterpreuner-ship (Menjadi pe-bisnis).

Sekian bahasan, semoga bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBUILAIK.

Wassalamu’alikum warohmatullahi wabarokatuh.
                                                            _____________

No comments:

Post a Comment