PENGAJIAN DHUHA
MASJID BAITUSSALAM
Perbaharui Posisi Iman Kita
Ustad Sukeri Abdillah
Jum’at, 4 Jumadil Akhir 1438H – 3 Maret 2017.
Assalamu’alaikum
wr.wb.
Muslimin
dan muslimah yang dirahmati Allah subhanahu
wata’ala,
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam Hadits Shahih, bahwa Iman sesorang bisa mengembang
(bertambah) dan bisa mengempis (berkurang). Dalam bahasa lain : Bisa pasang dan
bisa surut. Iman seseorang berkembang
disebabkan adanya ketaatan dan surut disebabkan adanya kemaksiatan.
Ungkapan para Ulama : Bahwa seorang
mukmin sejati dikatakan bermaksiat tatkala ia meninggalkan perbuatan baik.
Tidaklah selalu identik kemungkaran dengan kemaksiatan. Tidak berbuat baik bagi seorang mukmin sejati adalah kemaksiatan. Itulah yang harus selalu kita sadari.
Pertanyaannya adalah : Apakah kita punya sensitifitas untuk
memperbaikinya?
Contoh meninggalkan perbuatan baik
(tentu dengan sadar dan sengaja) :
-
Adzan
berkumandang, tidak ada alasan khusus tetapi seseorang menyengaja untuk
meninggalkan sholat. Maka itu termasuk perbuatan maksiat. Tidak ada alasan
untuk menunda melakukan sholat. Bagi mukmin sejati itu adalah kemaksiatan
-
Ada
waktu longgar (luang) yang seharusnya bisa digunakan untuk membaca AlQur’an.
Tetapi tidak membaca AlQur’an. Maka itu termasuk perbuatan kemaksiatan.
-
Umurnya
panjang, bertahun-tahun, tetapi tidak
pernah Khatam AlQur’an, maka itu adalah kemaksiatan.
Iman
bukan dengan angan-angan.
Iman
artinya
yakin, percaya. Padanan kata Iman adalah
Aqidah, artinya ikatan dan
tanggungjawab. Menunjukkan rasa
tanggungjawab terhadap Ke-Imanan
harus ada gerakan. Rasulullah saw. menyebutkan : Iman itu bukan dengan
angan-angan melainkan ia adalah pembenaran dengan hati, pengucapan dengan lisan
dan dilaksanakan dengan amal (perbuatan).
Maka jangan pernah mengaku beriman
kepada AlQur’an kalau seumur hidupnya tidak pernah Khatam membaca AlQur’an.
Dalam Iman ada tiga komponen yang terlibat : Hati – Lisan – Seluruh
anggota badan.
1.
Yang
dibenarkan dalam hati : Rukun Iman (Iman kepada Allah, Malaikat,
Kitab-kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, Hari Kiamat, Qadha dan Qadar).
2.
Yang
diucapkan dengan Lisan adalah : Dua
Kalimah Syahadat.
3.
Yang
diamalkan dengan perbuatan anggota badan : Rukun
Islam. (Dua Kalimah Syahadat, Sholat, Zakat, Puasa, Haji bila mampu).
Rukun
Islam
harus dijalankan.
Dan untuk menjalankan ada rukun dan
syaratnya. Dua Kalimah Syahadat (Syahadatain) juga harus dijalankan.
Dalam tuntutan amaliah yang melibatkan seluruh anggota badan maka Dua Kalimah
Syahadat (Syahadatain) wajib dijalankan. Ada syarat untuk bisa diterima sebagai
Dua Kalimah Syahadat tetapi juga ada penyebab tertolaknya
Syarat diterimanya Dua Kalimah Syahadat
adalah : Ilmu. Harus orang yang
ber-Ilmu. Dua Kalimah Syahadat harus dipahami dan dihayati dengan Ilmu.
Jangan sampai seseorang mengucapkan dua
Kalimah Syahadat lalu tidak tahu konskuensinya. Sehingga ia tidak bisa
meng-aplikasikannya (menerapkannya) dalam kehidupan sehari-hari. Maka setiap
Niat harus didasarkan Lillahi Ta’ala (Ikhlas karena
Allah). Dan Lillahi Ta’ala itu disebabkan karena seseorang itu mengucapkan
Dua Kalimah Syahadat.
Dan cara memahami Dua Kalimah Syahadat (Syahadatain) adalah banyak :
-
Dua
Kalimah Syahadat adalah kunci masuk Islam,
-
Dua
Kalimah Syahadat adalah azas perubahan,
-
Dua
Kalimah Syahadat adalah awal dari seluruh amal. Amal-perbuatan apapun tidak
menjadi sah tanpa ada Dua Kalimah Syahadat.
Dua Kalimah Syahadat (Syahadatain) bisa
tertolak, karena :
-
Syirik.
-
Tidak
meng-kafirkan orang kafir,
-
Menghina
AlQur’an dan Ahlul-Qur’an,
-
Menghina
Syahadatain dan Ahlu Syahadatain.
-
Masih
banyak lagi, dan yang ke-20 (terakhir) adalah Riya.
Semua itu harus dipahami agar terpenuhi
(diterima) amal-amalnya oleh seluruh anggota badan. Dan banyak orang non-muslim yang tidak mau
terima dikatakan sebagai Kafir. Dan
celakanya banyak putra-putri Islam yang karena tidak paham dengan Syahadatain, mereka
menelan mentah-mentah tidak mau dikatakan Kafir dan ikut menyerang orang Islam.
Ketika Iman, Islam, Syahadat sudah ter-aktualisasi secara fisik terpancar
dalam amal-perbuatan maka akan semakin tampak identitas ke-Islaman kita. Ibarat pohon, maka kita seperti pohon yang
tumbuh berkembang. Dan ketika kita seperti pohon yang tumbuh berkembang, Allah
swt menyebutkan sebagai pohon yang baik, akarnya menghunjam ke dalam bumi dan
pohonyya menjulang tinggi ke atas. Kita tidak akan malu-malu dan ragu-ragu
menampakkan identitasnya sebagai seorang Muslim. Dan tidak malu-malu, ragu-ragu dan takut-takut lagi menjadikan Islam sebagai system dalam
kehidupannya.
Dan Ke-Islaman seseorang yang sudah
menjulang tinggi akan selalu diterpa angin, badai dan panas terik semakin
dahsyat. Demikian pula orang semakin ber-Iman akan semakin berat ujiannya. Bisa-bisa orang ber-Iman yang tinggi itu
dikriminalisasi karena menampakkan nilai-nilai ke- Imanan. Maka masih ada benteng
pertahanan baginya, yaitu : Jihad.
Jihad
berarti
sungguh-sungguh. Kesungguhan biasa
menuntut pengorbanan : Jiwa dan Harta.
Maka Jihad yang dimaksud adalah bersungguh-sungguh menjaga nilai-nilai
amal-perbuatan yang sudah kita kerjakan, meskipun untuk itu harus mengorban
harta dan nyawa.
Ada
4 medan Jihad
menurut Ulama untuk menjaga Rukun Iman, Syahadatain
dan Rukun Islam :
1.
Jihadul ‘Ilmi. (Antara lain :
hadir di tempat menuntut ilmu, Majlis Ta’lim, semua orang beriman harus (wajib)
ber-Ilmu (Agama). Menjauhi Jidal (debat-kusir).
2.
Jihad Maali (Jihad Harta). Agar
lebih mudah melakukan Jihad Harta, maka perbaharui orientasi Mengejar Harta.
Jangan sampai anda bekerja demi uang atau demi anak-isteri. Demikian itu tidak tepat, yang benar
orientasi bekerja adalah : Agar bia
membayar zakat. Kalau bisa membayar
zakat maka kita termasuk kelompok makmur. Supaya penyakit “bakhil” tidak menggerogoti
ke-Imanan maka Jihadnya adalah Membayar
Zakat. Dan jangan hanya berhenti pada Membayar Zakat, tetapi keluarkan
shodakoh, infaq dst. sampai tidak lebih dari sepertiga harta (33% dari harta).
3.
Jihad secara
Politik. Kaum muslimin
harus Jihad secara Politik. Jika
kaum muslimin tidak peduli dengan Politik, maka akan muncul politikus yang yang
tidak perduli dengan urusan kaum Muslimin. Sedangkan UUD-1945 pasal 29
mengatakan (ayat 1) : Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha
Esa. Artinya Negara kita berdasarkan Tauhid
(ke-Islaman). Artinya, konstitusi kita meng-amanatkan agar putra-putri
kita konsisten dengan Tauhidullah. Artinya Negara
memerintahkan agar putra-putri kita menampakkan identitas ke-Tauhidannya
(ke-Islamannya).
4.
Jihad Asykari. (Jihad
Militer). Jihad dalam arti berperang dengan senjata. Ketika negeri Muslim
diserbu oleh orang Kafir. Pertanyaannya
: Apakah kita akan menggunakan Jihad Asykari atau Jihad 3 macam sebelumnya di
atas. ?. Kita akan menggunakan Jihad 3 macam sebelumnya. Namun itu membutuhkan
kerja-besar untuk kesadaran kita umat Islam, terutama menyadarkan
saudara-saudara kita umat Islam. Karena selama ini kita antara sesama umat
Islam saling menjatuhkan, sehingga kita kehabisan energi . Kembalilah kepada
ke-Imanan yang benar, kembali kepada amal-Jihad yang tepat supaya potensi kita (umat
Islam) tidak terbuang sia-sia.
Mengutip ungkapan Panglima TNI Bapak
Gatot Nurmantyo tentang cadangan Energi dunia yang sudah mulai menipis,
sementara Negara Indonesia yang disinyalir masih punya cadangan energi yang
Un-Limited, akan membuat Negara-Negara lain akan menyerbu ke Indonesia.
Saat ini serbuan yang jelas-jelas
terbukti adalah serbuan Tiongkok ke Indonesia, yang para pekerjanya sudah
datang di negeri Indonesia. Target mereka adalah 200 juta penduduk Tiongkok di
migrasikan ke Indonesia. Salah satu tokohnya sudah berbicara di UI di depan
para Mahasiswa. Dengan bahasa halus mereka berkata :
Hubungan
baik secara bilateral yang saling menguntungkan untuk memajukan negeri
Indonesia, tidak ada cara lain kecuali penduduk Tiongkok harus me- migrasikan tenaga
ahlinya ke Indonesia.dalam rangka melakukan percepatan pembangunan.
Demikian itu sebenarnya sudah sangat
jelas (sangat telanjang sekali kalimatnya), tetapi orang-orang Indonesia tidak
pernah paham tentang Jihad yang
seperti disebutkan di atas. Banyak putra-puti kita yang hanya memandang
terlolong-lolong saja. Maka jangan menyangka negeri kita ini sedang
santai-santai. Tetapi membutuhkan keseriusan yang luar-biasa.
Saat ini di Indonesia sudah ada “gerakan
bawah tanah” yang ter-struktur, massif, terencana, sistemik seperti Gerakan Illuminati (gerakan Yahudi) tetapi dilakukan oleh China
(Tiongkok). Ditambah lagi euphoria bahwa kita akan mendapat pinjaman dari Arab
Saudi yang jauh lebih besar dari pinjaman yang diberikan oleh Tiongkok. Itu
semua euphoria.
Sementara itu ada pernyataan dari para
ahli bahwa apapun namanya, pinjaman
harus dibayar. Maka tidak ada cara lain untuk membayar hutang luar negeri
kecuali kita harus bekerja. Dan tidak ada kerja yang bebas untuk
menentukan masa-depan kita sendiri, kecuali menjadi Enterpreuner-ship (Menjadi pe-bisnis).
Sekian bahasan, semoga bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN
LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBUILAIK.
Wassalamu’alikum
warohmatullahi wabarokatuh.
_____________
No comments:
Post a Comment