Translate

Thursday, April 27, 2017

Kenapa Islam Mundur, oleh : Irsyadun Halim (BAZNAS)

PENGAJIAN DHUHA MASJID BAITUSSALAM

Kenapa Islam Mundur.
Irsyadun Halim (BAZNAS)
                        
Jum’at,  24 Rojab 1438H – 21 April 2017.

Assalamu’alaikum wr.wb.,

Muslimin dan muslimah yang dirahmati Allah subhanahu wata’ala,
Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam AlQur’an Surat Al Hasyr ayat 18 :

يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسٌ۬ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٍ۬‌ۖ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ (١٨)

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Surat An Nisaa’ ayat 9:

وَلۡيَخۡشَ ٱلَّذِينَ لَوۡ تَرَكُواْ مِنۡ خَلۡفِهِمۡ ذُرِّيَّةً۬ ضِعَـٰفًا خَافُواْ عَلَيۡهِمۡ فَلۡيَتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡيَقُولُواْ قَوۡلاً۬ سَدِيدًا (٩)
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.

Hendaknya kita merasa khawatir akan generasi sesudah kita (anak-keturunan kita) di masa datang.

Maka kita berdo’a agar Islam dan Iman kita tetap kuat sebagai pegangan hidup kita. Dan demikian itu patut kita syukuri. Sekiranya kita ingin menghitung nikmat Allah yang diberikan kepada kita, niscaya tidak terhitung dan kita tidak akan bisa menghitungnya. Maka ketika hendak tidur kita berdo’a dan bangun tidur kita berdo’a (bersyukur) : Alhamdulillahi ahyana ba’da ma amatana wa ilaihinnusyur (Segala puji bagi Allah, yang telah menghidupkan kami  setelah kami ditidurkan-Nya  dan kepada-Nya kami dibangkitkan).

Kali ini marilah kita mencoba Evaluasi atau Muhasabah, karena terkadang kita tidak sadar bahwa kita sudah melenceng atau kebablasan, atau bahkan kita keliru dalam menjalani kehidupan ini. Maka dalam sehari-semalam kita diperintahkan sholat lima kali untuk ber-Muhasabah dengan Allah subhanahu wata’ala. Maka Evaluasi (Muhasabah) bukan hanya akhir tahun atau setiap smester, atau  ketika menjelang wafat. Melainkan Muhasabah harus dilakukan setiap hari lima kali agar kita tidak melenceng dari garis (aturan) yang telah ditetapkan oleh Allah subhanahu  wata’ala.

Tema bahasan kali ini : Kenapa Umat Islam Mundur atau “Jalan di tempat”. Kita kalah dengan umat lain. Padahal kita punya pegangan hidup berupa AlQur’an dan As Sunnah (Hadits).  Seorang filosof Perancis di zaman Syaikh Muhammad Abduh bernama Renan pernah berkomentar : Saya tahu Islam dan AlQur’an banyak nilai-nilai yang tinggi dan hebat serta bagus dalam kehidupan,  tetapi tunjukkan kepada saya, mana komunitas Islam yang benar-benar sesuai dengan AlQur’an dan As Sunnah?

Ketika diajukan pertanyaan tersebut, Syaikh Muhammaad Abduh tidak bisa menjawab. Karena saat itu beliau belum melihat Negara-negara Islam  yang sesuai sepenuhnya dengan AlQur’an.  Maka Syaikh Muhammad Abduh geram tetapi mengakui bahwa contohnya (Komunitas) yang dimaksud tidak beliau temui.  Berbeda dengan ketika zaman Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam, zaman para sahabat dan setelahnya.  Tetapi  setelah berabad-abad kemudian komunitas Islam yang dimaksudkan tidak ditemui.

Satui abad setelah itu, seorang peneliti di Washington City Amerika Serikat, menilii apa yang dimaksudkan Renan (Filosof Perancis), apakah benar bahwa AlQur’an mempunyai ajaran yang bernilai tinggi, hebat dan bagus.
Kemudian peneliti tersebut mengadakan survey ke beberapa Negara, dan ternyata nilai-nilai Islam bukan di Negara-negara Islam, bukan di Timur-Tengah atau Indonesia, melainkan ia temukan di New Zealand.  Negara itu menjadi ranking pertama. Dan Indonesia masuk dalam urutan ke-140.  Kemudian survey dilanjutkan di Amerika  Utara, ternyata Kanada lebih baik dibanding Indonesia. Yaitu Kanada masuk pada urutan ke-lima sebagai Negara yang komunitas penduduknya sesuai dengan  nilai-nilai ajaran Al Qur’an (Islam). Yang menerapkan nilai-nilai ajaran Islam.

Informasi tersebut merupakan motivasi bagi kita umat Islam Indonesia,  yang ke-Islaman-nya dalam keadaan “Jalan di tempat”. Maka wajar kalau umat Islam di  Indonesia menjadi masyarakat yang di-marginal-kan. Bahkan dilecehkan oleh umat lain. Bila orang bicara Islam selalu dikaitkan dengan teroris, pembunuhan, dan kejahatan lain. Bahkan umat Islam dikaitkan sebagai orang yang bodoh, tidak moderen, ketinggalan zaman dst. 

Padahal, menurtut Prof. Renan,  filosof dari Perancis tersebut bahwa nilai-nilai Islam tidak ada di ajaran umat lain, adanya dalam AlQur’an dan Hadits,  nilai-nilai keadilan, kebenaran, amanah, kejujuran, nilai-nilai intelektual, adanya dalam AlQur’an dan Hadits.

Maka kita bisa melihat bahwa umat Islam Indonesia (kebanyakan) tidak memahami AlQur’an dan Hadits, tetapi sekedar bisa membaca (Tilawah), bukan menggali, mengkaji  dan selanjutnya meng-analisis. Padahal bila umat Islam Indonesia membaca, memahamai, menggali dan meng-analisis serta mengetrapkan dalam kehidupan sehari-hari, niscaya akan muncul cendekiawan Islam seperti Ibnu Sina, Ibnu Khaldun, dst. di Indonesia. Nyatanya kita tidak menemukan itu.  Padahal perkembangan ilmu dunia sudah semakin maju. Tehnologi semakin maju.

Ada yang salah dalam kehidupan kita.  Umat Islam tidak menggunakan wasiat yang dipesankan oleh Nabi Besar Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam yaitu AlQur’an dan Hadits. Beliau berpesan : “Aku tinggalkan dua perkara, yang kamu tidak akan sesat selamanya, berjalan lurus dalam kebenaran, berjalan ke arah kemajuan dunia dan Akhirat, yaitu Kitabullah dan Sunnah Rasulullah saw (AlQur’an dan As Sunnah)”.

Bila kita benar-benar mempelajari AlQur’an dan As Sunnah dan mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, maka umat Islam akan menjadi Manusia Superior (Manusia Muttaqin). Firman Allah dalam AlQur’an : “Semulia-mulia manusia adalah orang-orang yang benar-benar bertaqwa” (Itulah yang dimaksud Manusia Superior). Kita memang tidak melaksanakan dan tidak mendengarkan apa yang menjadi pesan Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam kepada kita.

Kita tidak menggali dan membaca As Sunnah (Hadits), dan peri-kehidupan Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam.  Maka sampai saat ini kita umat Islam “Jalan di tempat”. Kita menjadi  Umat Islam hanya sebatas kulitnya saja. Kita membaca AlQur’an, memang itu banyak pahalanya, tetapi tidak hanya sampai membaca saja.  Melainkan kita harus memahami dengan benar, bahasa Arab harus kita kuasai, kemudian kita tahu Tafsirnya, tahu filosofi dalam Tafsir itu, kita tahu Asbabunnuzulnya, sehingga tahu makna ayat itu dengan benar.  Bila hanya membaca Terjemahan AlQur’an saja, yaitu terjemahan dari Departemen Agama, misalnya yang sedang dibuat “keributan” saat ini yaitu Surat Al Maidah ayat 51, banyak orang yang salah memahami, karena tidak tahu Ilmu-nya.

Bagaimana akan bisa memahami AlQur’an dan As Sunnah bila kita tidak menguasai Bahasa Arab.  Mohon dimaklumi dan diketahui bahwa Bahasa Arab adalah bahasa dunia dan di Akhirat. Bila kita (manusia) meninggal dan dimasukkan ke dalam liang Kubur,  dan di Alam Kubur malaikat yang bertanya akan memakai Bahasa Arab. Siapa Tuhanmu, siapa Nabimu, apakah Kitabmu, semua pertanyaan itu dengan bahasa Arab. Bukan bahasa lain. Maka bahasa Arab bagi kita umat Islam adalah Wajib (Fardhu ‘Ain).

Kita sering melantunkan Sholawat Nabi, tetapi tidak tahu makna dan arti Sholawat itu. Dan masih banyak lagi kelemahan-kelamahan kita. Maka sebaiknya dalam Majlis-majlis Ta’lim banyak dilakukan kajian pendalaman AlQur’an dan Hadits, sehingga banyak dari AlQur’an yang belum kita dengar, banyak dari Hadits yang belum kita ketahui. Padahal kita harus belajar AlQur’an sampai pada Tafsirnya, sehingga kita tahu Hukum-hukumnya, dan bagaimana pelaksanaannya dalam kehidupan sehari-hari.

Semntara selama ini umat Islam hanya bisa sholat, tetapi hukum lain seperti zakat, shiam, dll.nya tidak diketahui. Padahal zakat dan pelaksanaannya, hukumnya, setara dengan sholat. Dan itu ada disebutkan dan ditulis dalam AlQur’an dengan Bahasa Arab.

Maka penyebab utama kenapa Islam “jalan di tempat” karena :
1.      Kita tidak mempelajari AlQur’an dan Hadits, tidak kita dalami dan kita gali. Sehingga dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
2.      Kita tidak yakin dan tidak percaya sepenuhnya kepada Allah subhanahu wata’ala. Buktinya, bila kita disuruh sholat, zakat, shiam tidak segera dilaksanakan. Islam ini sebagian di-imani sebagian tidak di-imani. Padahal tidak boleh demikian itu.

Ditambah lagi adanya opini-opini dalam masyarakat bahwa kita harus kerjasama dengan orang kafir (Barat, Cina, Kapitalis), sebab bila tidak maka kita akan gagal.  Demikian itu adalah Syirik dan berbahaya. Itu terjadi pada masa kampanye Pilkada DKI.   Artinya, kita tidak yakin kepada Allah subhanahu wata’ala, tidak yakin kepada AlQur’an, tidak yakin kepada Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam dst. sebagai petunjuk yang diberikan oleh Allah subhanahu wata’ala.

Padahal keyakinan tersebut merupakan fondasi. Orang yang benar-benar yakin kepada Allah subhanahu wata’ala, AlQur’an dan As Sunnah maka orang tersebut hidupnya tenang, mantap memandang ke depan, optimis. Tidak ada keraguan. Tidak takut apapun yang terjadi. Karena ia berjalan lurus berdasarkan AlQur’an dan Hadits. Maka harus kita lihat kembali apakah kita sudah benar-benar yakin kepada Allah subhanahu wata’ala. Kalau kita yakin kepada Allah, kepada Rasulullah saw dan AlQur’an dan As Sunnah, maka negeri ini tidak akan ada korupsi.

Dalam Hadits shahih, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam sedang duduk-duduk bersama para sahabat, beliau bersabda : “Yang aku khawatirkan di suatu zaman umat ini akan rusak”.  Para sahabat bertanya : “Apakah sebabnya, ya Rasulullah?”. Beliau bersabda : “Karena umat itu akan mengidap penyakit Al Wahn, yaitu cinta dunia dan takut mati”.

Maka kita sebagai seorang muslim bila sudah terlalu mencintai dunia (harta) maka kita akan takut mati. Dan kondisi demikian menyebabkan Islam ini tidak akan maju. Karena ketika kita terlalu mencintai  harta, harta itu tidak akan menolong kita di alam Akhirat. Dan orang demikian itu akan takut mati.
Seorang muslim yang akan bicara tentang kebenaran dan keadilan, karena ia sangat mencintai harta, pangkat dan jabatan,  maka ia akan takut bicara yang benar dan adil. Ia khawatir kehilangan jabatan, pangkat dan penghasilannya, dst. Padahal itu salah satu penyebab kemunduran umat Islam.

Karena mempertahankan harta, jabatan dan pangkat serta rezekinya, seseorang Muslim akan mau mendatangi upacara agama lain, ikut bernyanyi-nyanyi, artinya ia telah menjual keimanannya. Dan itu banyak terjadi dan dilakukan oleh teman-teman kita yang muslim.

Penyebab lain kenapa Islam mundur :
Orang yang tidak fanatik atas agamanya. Orang ini tidak fanatik atas agamanya, tidak Ashshobiyah. Padahal dalam ber-Islam kita harus fanatik, mempertahankan Aqidah.
Kita tidak fanatik dalam nilai-nilai Islam, nilai AlQur’an dan Hadits, kita tidak fanatik menjalankannya, kadang kita lihat situasi dan kondisi (sikon). Demikian itu sebagai penyebab kemunduran Islam. Artinya, kalau Islam mundur, maka penyebabnya adalah orang Islam itu sendiri. Karena orang Islam tidak fanatik dalam menjalankan perintah Allah subhanahu wata’ala. dan Rasul-Nya.
Dalam Surat Al ‘Ashr :
  بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
وَٱلۡعَصۡرِ (١) إِنَّ ٱلۡإِنسَـٰنَ لَفِى خُسۡرٍ (٢) إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلصَّبۡرِ (٣)
1. Demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

Surat tersebut merupakan rumus untuk orang sukses. Allah subhanahu wata’ala berfirman : Orang yang tidak mengerjakan sesuatu tepat-waktu maka ia akan rugi.
Dan orang yang sukses adalah orang yang memakai rumus kebenaran. Sabar dalam ayat tersebut adalah : Ulet, tidak cepat putus asa. Itulah kunci sukses dalam Surat Al Ashr. Tetapi selama ini yang demikian tersebut tidak kita lakukan.

Mundurnya Umat Islam atau tidak majunya umat Islam disebabkan :
1.     Al Wahn (Mencintai dunia)
2.     Jahil (bodoh), tidak mau meningkatkan ilmu dan skill-nya.
3.     Al Jubdu, Jumud, beku dalam berfikir. Tidak mau ber-Inovasi, ber-kreasi.

Demikianlah, kalau kita sudah tahu penyebabnya, maka insya Allah kita akan bisa mencari solusinya. Yaitu :
1.     Yakin dengan Allah dan Rasul-Nya,
2.     Yakin dengan AlQur’an dan As Sunnah,
3.     Laksanakan Surat Al ‘Ashr, dengan baik dan benar.
4.     Kita ubah cara hidup kita disesuaikan dengan ajaran AlQur’an dan As Sunnah.

Sekian bahasan, mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIK.


Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh. 

No comments:

Post a Comment