PENGAJIAN DHUHA
MASJID BAITUSSALAM
Ikhlas Meneladani Nabi Ibrahim a.s.
Ustadz Najamudin
Jum’at,
3 Dzulhijjah 1438 H – 25 Agustus 2017.
Assalamu’alaikum wr.wb.,
Muslimin dan muslimah yang dirahmati Allah subhanahu wata’ala,
Allah subhanahu
wata’ala berfirman dalam AlQur’an Surat
Al Kautsar ayat 1 – 3 :
سُوۡرَةُ الکَوثَر
بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
إِنَّآ أَعۡطَيۡنَـٰكَ ٱلۡكَوۡثَرَ (١) فَصَلِّ
لِرَبِّكَ وَٱنۡحَرۡ (٢) إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ ٱلۡأَبۡتَرُ (٣)
1.
Sesungguhnya Kami (Allah) telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.
2.
Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah
3.
Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus
Dalam Surat
tersebut Allah subhanahu wata’ala
telah memberikan nikmat yang banyak sekali kepada manusia, sampai tidak ada
yang bisa menghitung Nikmat Allah itu dan tidak mungkin ada manusia yang mampu
menghitungnya.. Maka dalam Surat Ar
Rahman disebutkan berkali-kali (sampai 31) kali) Allah subhanahu wata’ala menanyakan-balik kepada kita manusia : Fabi
ayyi alaa-i robbikuma tukadzdziban ( Maka nikmat Tuhan mana lagi yang akan engkau dustakan?).
Banyak sekali
nikat Allah yang diberikan kita kepada manusia : Nikmat sehat, Nikmat Iman,
nikmat rezki, Nikmat Ilmu,dst. masih banyak lagi. Termasuk nikmat kita bisa datang dalam pengajian (Majlis
Ta’lim) saat ini.
Maka nilai AlQur’an itu lebih tinggi dan lebih
baik daripada harta yang kamu (manusia) kumpulkan setiap hari. Oleh karena itu
Allah subhanahu wata’ala meminta kepada kita manusia, permintaannya-pun
tidak banyak :
1.
Sholatlah semata-mata karena Allah subhanahu wata’ala,
2.
Ber-Qurbanlah. Yaitu menyembelih seekor
hewan Qurban.
Ber-Qurban artinya
menyembelih seekor hewan ternak setiap setahun sekali yaitu ketika Idul
Ad-ha. Tetapi sebenarnya Qurban bukan
hanya itu saja, setiap hari kita ber-Qurban (Korban) misalnya : Korban
perasaan, Korban waktu, misalnya bangun malam sholat Tahajud, membaca AlQur’an
dan waktu untuk beribadah lainnya. Korban sebagian harta kita untuk sedekah,
korban waktu harus bersabar kita harus bersabar kepada orang yang menghina kita,
dst. Maka kita harus membalas kejahatan dengan kebaikan. dst. dst.
Sholat dan
ber-Qurban adalah cara mendekatkan kita
manusia kepada Allah subhanahu wata’ala. Setelah manusia
mengerjakan itu, maka ada jaminan yaitu antara lain : Setiap orang yang membenci kita maka dialah yang terputus
dari rahmat Allah subhanahu wata’ala. Ada orang yang ingin mencelakakan kita,
ternyata dia sendiri yang celaka, kita selamat. Ini yang orang sering tidak
merasakan bahwa ia telah diselamatkan oleh Allah subhanahu wata’ala dengan Rahmat-Nya. Orang yang membenci kita terputus dari Rahmat
Allah subhanahu wata’ala.
Qurban bukan
hanya menyembelih hewan, tetapi juga Qurban
perasaan.
Ini terjadi pada
zaman Nabi Adam ‘alaihissalam.
Lihat
Surat Al Maa-idah ayat 27 :
وۡرَةُ المَائدة
۞ وَٱتۡلُ عَلَيۡہِمۡ نَبَأَ
ٱبۡنَىۡ ءَادَمَ بِٱلۡحَقِّ إِذۡ قَرَّبَا قُرۡبَانً۬ا فَتُقُبِّلَ مِنۡ
أَحَدِهِمَا وَلَمۡ يُتَقَبَّلۡ مِنَ ٱلۡأَخَرِ قَالَ لَأَقۡتُلَنَّكَۖ قَالَ
إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ ٱللَّهُ مِنَ ٱلۡمُتَّقِينَ (٢٧)
Ceritakanlah
kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang
sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah
seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil).
ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". berkata Habil:
"Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang
bertakwa".
Ayat
28 :
سُوۡرَةُ المَائدة
لَٮِٕنۢ بَسَطتَ إِلَىَّ يَدَكَ لِتَقۡتُلَنِى مَآ
أَنَا۟ بِبَاسِطٍ۬ يَدِىَ إِلَيۡكَ لِأَقۡتُلَكَۖ إِنِّىٓ أَخَافُ ٱللَّهَ رَبَّ
ٱلۡعَـٰلَمِينَ (٢٨)
"Sungguh kalau
kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak
akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut
kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam."
Ayat
29 :
سُوۡرَةُ المَائدة
إِنِّىٓ أُرِيدُ أَن تَبُوٓأَ بِإِثۡمِى وَإِثۡمِكَ
فَتَكُونَ مِنۡ أَصۡحَـٰبِ ٱلنَّارِۚ وَذَٲلِكَ جَزَٲٓؤُاْ ٱلظَّـٰلِمِينَ (٢٩)
"Sesungguhnya
aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu
sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan yang demikian Itulah
pembalasan bagi orang-orang yang zalim."
Ayat
30 :
سُوۡرَةُ المَائدة
فَطَوَّعَتۡ لَهُ ۥ نَفۡسُهُ ۥ قَتۡلَ أَخِيهِ
فَقَتَلَهُ ۥ فَأَصۡبَحَ مِنَ ٱلۡخَـٰسِرِينَ (٣٠)
Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah
membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang diantara
orang-orang yang merugi.
Ayat
31 :
Dari ayat-ayat
tersebut para Ahli Tafsir AlQur’an mengatakan bahwa anak-anak Nabi Adam ‘alaihisalam 21 pasang anak kembar semua (setiap pasang : laki-laki
dan perempuan).
Anak pertama
kembar (Qabil dan pasangannya perempuan)
dan kembarannya cantik sekali. Anak kedua kembar lagi (Habil dan pasangannya perempuan) tetapi kembaran Habil tidak
cantik. Setelah mereka dewasa, Nabi Adam ‘alaihissalam
menikahkan anak-anaknya itu dengan cara silang. Qabil akan dinikahkan dengan pasangan
Habil dan Habil akan dinikahkan dengan
pasangan Qabil yang cantik sekali. Ternyata Qabil tidak mau, sambil marah-marah
ia menolak rencana ayahnya itu.
Maka atas
inisiatif Nabi Adam ‘alaihissalam ,
mereka (Qabil dan Habil) diperintahkan untuk ber-Qurban. Mereka melaksanakan
Qurban, Qabil ber-Qurban dengan seonggok sayur-mayur, sedangkan Habil
ber-Qurban dengan seekor domba besar.
Ternyata yang diterima oleh Allah subhanahu
wata’ala adalah Qurban si Habil yang ber-Qurban seekor domba besar. Maka diputuskan bahwa Habil menikah dengan
pasangan Qabil dan si Qabil harus menikah dengan pasangan Habil (yang tidak
cantik).
Si Qabil tetap
marah-marah dan ingin membunuh adiknya Habil dan Habil tidak sedikit-pun melawan. Maka terbunuh-lah Habil. Inilah pembunuhan
pertama anak manusia di muka bumi. Qabil menyesal sekali telah membunuh
adiknya. Mayat adiknya itu digendong kemana-mana, hendak diapakan, Qabil-pun tidak
tahu. Sampai di suatu tempat Qabil melihat dua ekor burung gagak yang bertarung
dan salah satunya mati. Burung gagak yang masih hidup kemudian mengais-ngais
tanah dengan cakarnya, setelah terjadi
lubang cukup dalam maka burung gagak itu mengubur gagak yang mati itu.
Melihat burung
gagak itu lalu Qabil menirukan perilaku burung gagak itu, lalu menirunya, Qabil
sambil dengan penuh penyesalan yang mendalam,
mengubur mayat adiknya Habil. Itulah akibat Qurban Qabil tidak diterima,
maka ia bernafsu membunuh adiknya yang ber-Qurban dan diterima oleh Allah subhanahu wata’ala.
Maka Qurban yang
diterima adalah Qurban yang dilakukan dengan Ikhlas.
Lihat kisah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam. Lihat AlQur’an
Surat Ash Shoffaat ayat 100 – 102 :
As
Shoffaat ayat 100 :
سُوۡرَةُ الصَّافات
رَبِّ هَبۡ لِى مِنَ ٱلصَّـٰلِحِينَ (١٠٠)
Ya
Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang
saleh.
Ayat
101 – 102 :
سُوۡرَةُ الصَّافات
فَبَشَّرۡنَـٰهُ بِغُلَـٰمٍ حَلِيمٍ۬ (١٠١) فَلَمَّا
بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعۡىَ قَالَ يَـٰبُنَىَّ إِنِّىٓ أَرَىٰ فِى ٱلۡمَنَامِ أَنِّىٓ
أَذۡبَحُكَ فَٱنظُرۡ مَاذَا تَرَىٰۚ قَالَ يَـٰٓأَبَتِ ٱفۡعَلۡ مَا تُؤۡمَرُۖ
سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّـٰبِرِينَ (١٠٢)
101.
Maka Kami beri Dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar
102.
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim,
Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa
aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab:
"Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah
kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".
Nabi
Ibrahim
‘alaihissalam adalah manusia yang paling
banyak dan berat ujian dan cobaannya. Beliau sejak lahir, lahirnya di gua,
sengaja dibawa oleh bapaknya bernama
Azar ke dalam gua, karena ketika itu Raja Namrud memberi perintah kepada
rakyatnya agar membunuh semua anak laki-laki yang lahir, karena Raja Namrud
menerima berita bahwa ia akan dihancurkan oleh anak laki-laki.
Ketika itu Azar
tidak tega melihat anaknya yang diancam akan dibunuh oleh perintah raja, maka
dibuanglah bayi Ibrahim di dalam gua. Dikira oleh Azar anaknya itu akhirya akan
mati juga di dalam gua. Tetapi selama
di dalam gua, bayi Ibrahim selalu mengecup-ngecup ibu jarinya yang selalu
mengeluarkan madu. Sehingga bayi Ibrahim menjadi besar dan menjadi anak dewasa karena
madu itu.
Kemudian Ibrahim
menjadi anak dewasa keluar dari gua, hidup bersama orang kampung, dan setiap
hari ia melihat matahari, Ibrahim lalu mengira bahwa matahari itu Tuhannya.
Maka disembahlah matahari. Tetapi ketika
sore hari matahari tenggelam di ufuk barat dan
hilang dari muka bumi. Ibrahim
berfikir : Kenapa matahari hilang, kalau
begitu ia bukan Tuhan.
Di waktu malam keluarlah
bulan yang sinarnya indahnya sekali.
Maka Ibrahim mengira bulan adalah Tuhan, maka disembahlah bulan. Pagi harinya bulan hilang cahayanya, Ibrahim
berfikir : “Tidak mungkin Tuhan bisa hilang.
Kalau begitu bulan itu bukan Tuhan”.
Malam harinya lagi ia melihat bintang, maka ia befikir : “Inilah bintang
yang menjadi Tuhanku, maka disembahlah
bintang. Tetapi esok harinya bintang hilang cahayanya. Ibrahim berfirkir :
“Tidak mungkin Tuhan hilang cahayanya”. Pasti bintang itu bukan Tuhan.
Di hari lain Allah
subhanahu wata’ala memberi hidayah
kepada Ibrahim, bahwa Allah adalah Tuhan manusia. Barulah Ibrahim mengakui
bahwa Allah-lah Tuhan seluruh manusia. Ibrahim berkata : Inni wajahtu waj-hiya lillahi
fathorossamawati wal ardho hanifan wama ana minal musyrikin (Sesungguhnya aku menghadapkan wajahku kepada
Allah penguasa langit dan bumi, aku berjalan di jalan yang lurus,
tunduk-patuh dan aku tidak tergolong
orang yang musyrik).
Kemudian Ibrahim
menemui ayahnya (Azar) dan memberitahu agar ayahnya tidak menyembah berhala
tetapi menyembah Allah yang Maha Kuasa. Tetapi ayahnya (Azar) marah dan Ibrahim
diusir. Lalu Ibrahim alaihissalam berkeliling memberi
tahu kepada setiap manusia bahwa yang
wajib disembah bukan berhala melainkan Allah
Yang Maha Kuasa di alam semesta.
Suatu malam
Ibrahim a.s. mengambil kampak dan dihancurkanlah patung-patung berhala tempat
persembahan Raja Namrud, kecuali patung yang paling besar dibiarkan utuh bahkan
kampaknya diletakkan di depan patung yang paling besar itu. Ketika Raja Namrud melihat berhala-berhala
sudah hancur, ia marah sekali lalu minta agar Ibrahim ditangkap dan dibawa
menghadap Raja Namrud.
Nabi Ibrahim a.s.
diinterogasi oleh Raja Namrud di depan banyak orang, ditanya siapa yang
menghancurkan berhala-berhala di tempat persembahan? Ibrahim berkata : “Tidak
tahu, mungkin yang menghancurkan berhala adalah patung yang paling besar itu.
Buktinya kampak masih ada di dekat patung itu”. Raja marah dan menjawab :
“Tidak mungkin patung itu yang menghancurkan, patung itu tidak bisa bergerak, tidak bisa berbuat apa-apa.
Pasti kamu yang menghancurkan”.
Ibrahim a.s.
menjawab : “Kalau patung tidak bisa berbuat sesuatu, tidak bisa bergerak,
mengapa kalian sembah?’. Raja terdiam,
tidak bisa berkata-kata. Tetapi karena Raja, ia tidak mau kalah, maka dengan
kekuasaannya Ibrahim ditahan, dipenjara. Lalu diumumkan kepada rakyat bahwa
Ibrahim a.s. akan dibakar di api unggun sampai mati. Sampai saat hari dibakar,
api unggun dibuat dengan menyala-nyala, lalu Ibrahim a.s. dimasukkan
(dilemparkan) ke dalam api unggun itu.
Ketika itu Allah subhanahu wata’ala berfirman : “Hai api, selamatkan Ibrahim dan menjadilah
kau dingin”. Ternyata sesudah dibakar, Ibrahim a.s. keluar dari onggokan
api dengan sehat wal afiat, bahkan badanyya merasa kedinginan. Selamatlah Nabi
Ibrahim a.s. dari kobaran api yang membakarnya. atas Kehendak Allah subhanahu wata’ala.
Ada lagi ujian
yang lebih berat dati kejadian tersebut.
Yaitu ketika ia menikah dengan Sarah,
doanya tidak ada lain kecuali meminta diberi anak yang sholih. Sebagaimana
dalam ayat tersebut di atas. Tetapi lama sekali, bertahun-tahun tidak kunjung
diberi anak. Rupanya Sarah mandul, tidak bisa punya anak. Kemudian Ibrahim a.s.
diberi ijin untuk menikah dengan Hajar dan tidak lama kemudian diberi anak dari
Hajar (isteri kedua) bernama Ismail.
Kemudian suatu
hari Nabi Ibrahim mendapat wahyu (perintah Allah subhanahu wata’ala) agar Ibrahim membawa Hajar dan isterinya ke
lembah Bakkah di sebelah selatan. Maka
pergilah Ibrahim beserta isterinya (Hajar) menuju Bakkah (sekarang Mekkah),
daerah yang gersang, kering-kerontang, tidak ada manusia yang tinggal di sana.
Perjalanan itu ditempuh ketika itu selama tujuh hari – tujuh malam.
Setelah sampai di
lembah Bakkah, setelah beberapa hari istirahat, Ibrahim hendak kembali ke Falistin rumah semula dengan Sarah.
Hajar ditinggal sendirian hanya dengan bayinya Ismail. Ketika ditinggal itu
Hajar bersama anaknya, Ismail kehausan mencari air, tetapi tidak ditemukan air
barang setetes-pun. Hajar bingung, mencari air, mondar-mandir antara bukit Sofa dan Marwa dengan penuh kecemasan, apakah mungkin bisa mendapatkan air
?. Hajar berjalan terus dengan kaki
telanjang melalui jalan yang penuh batu-batu tajam. Bolak-balik antara bukit
Sofa dan Marwa, sementara matahri terik di atas kepala, ia terus mencari air,
dengan sesekali berteriak: Air, air.
Ketika perjalanan
bolak-balik yang ke-tujuh, ia pandang tempat Ismail tergeletak di dekat fondasi
Ka’bah (ketika itu Ka’bah sudah hancur yang tertinggal hanya fondasinya saja)
di situ terlihat ada air mengalir.
Segera Hajar berlari menuju tempat Ismail yang dialiri air, segera ia
meminum air yang jernih, setelah segar kembali, Hajar lalu menghimpun air yang melimpah
itu dengan mengucap : Zamzam, zamzam,
zamzam, terus menerus. Maksudnya : Berhimpunlah. berhimpunlah wahai air. Sampai sekarang tempat itu diberi nama Sumur Zamzam.
Karena adanya air
ditempat itu, maka Hajar bertempat tinggal di situ, ditempat adanya kehidupan,
ada air. Dan air semakin lama semakin
membesar, seiring dengan itu badan Ismail semakin besar menjadi anak remaja.
Semua kafilah pedagang dari Jerussalem dari Madinah, dan dari mana-mana selalu
singgah di tempat Sumur Zamzam itu
untuk mengambil air. Bahkan banyak yang transit, menginap di tempat itu.
Kehidupan ditempat
itu menjadi ramai. Akhirnya menjadi tempat singgah kaum pedagang dari mana-mana
yang membawa barang dagangan korma, buah-buahan, makanan, pakaian dan
seterusnya.
Ibrahim-pun yang
tinggal di Falistin kemudian sering mendengar kabar yang dibawa oleh kafilah
pedagang itu bahwa di lembah Bakkah
ada tempat persinggahan yang banyak air dan buah-buahan dan makanan. Kata para
pedagang tempat itu enak sekali banyak air dan para pedaganag makanan, tempat
itu dijaga oleh seorang ibu-ibu tua dengan anak laki-lakinya yang sudah dewasa. Mendengar berita itu Ibrahim
berfikir, jangan-jangan tempat itu tempat Hajar yang dia tinggalkan lebih dari
belasan tahun lalu.
Dengan bekal
pikiran itu Ibrahim langsung pergi menuju lembah Bakkah yang dulu pernah di
situ ditinggalkan isterinya Hajar beserta anaknya Ismail.
Sampai di lembah
Bakkah, sumurnya ada tetapi ibu tua dan anaknya tidak dilihatnya. Kemudian Nabi
Ibrahim a.s. mencari-cari ibu dan anaknya yang tidak kelihatan di situ. Bertemulah
dia dengan orang Arab Badui, ditanyakan dimana ibu-ibu dan anaknyanya yang
punya sumur Zamzam. Maka ditunjukinya
tempatnya agak jauh dari Sumur Zamzam, yaitu Arofah di mana ada bukit di
tengah-tengahnya, yaitu Jabal Rohmah.
Maka bertemulah Ibrahim dengan isterinya (Hajar) dan puternya (Ismail).
Betapa gembiranya
Nabi Ibrahim a.s. bertemu dengan isteri dan puteranya yang sudah remaja.
Akhirnya mereka kembali ke lembah Bakkah dimana ada Sumur Zamzam, dan
tinggallah mereka di situ sampai beberapa
tahun. Namun sebelum itu mereka singgah di Muzdalifah,
menginap di sana. Dan ketika menginap (Mabit) di Muzdlifah itu Nabi Ibrahim
a.s. bermimpi, sebagaimana disebutkan dalam Surat Ash Shoffaat ayat 102
diatas.
Yaitu
perintah dari Allah subhanahu wata’ala agar Nabi Ibrahim a.s. menyembe-lih anaknya
(Ismail). Dan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam melaksanakan
perintah tersebut. Maka terlihat bagaimana keikhlasan Nabi Ibrhim ‘alaihissalam. Beliau lebih mencintai
Allah subhanahu wata’ala dibanding
cintanya kepada puteranya Ismail.
Demikian pula Ismail lebih mencintai Allah dibandingkan dengan mencintai
dirinya. Demikian pula Hajar yang telah melahirkan Ismail membesarkan dengan
penuh cinta, kasih-sayang tetapi Hajar lebih mencintai Allah subhanahu wata’ala. Begitu mendengar
bahwa itu adalah perintah Allah, Hajar dengan ikhlas menyetujui penyembelihan
puteranya.
Demikian hebatnya
ke-ikhlasan Hajar yang telah membesarkan puteranya, ditinggal Ibrahim sekian
lamanya, tetapi Hajar tidak pernah
mengeluarkan kata-kata yang tidak baik kepada suaminya.
Dalam proses
perjalanan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam
untuk menyembelih Ismail, di tangah jalan syaithan menggoda Nabi Ibrahim agar
menggagalkan penyembelihan itu. Tetapi Syaithan dilempar denagn batu sebanyak
tujuh kali, hilanglah syaithan. Tempat
itu dikenal sekarang dengan nama Jumratul
Ula.
Dalam perjalanan
selnjutnya syaithan menggoda lagi agar Nabi Ibrahim a.s. tidak menyembelih
anaknya. Oleh Nabi Ibrahim Syaithan
dilempar lagi dengan batu sebanyak 7 kali lemparan dan menghilanglah syaithan.
Tempat tersebut sekarang dikenal dengan Jumratul
Wustha.
Perjalanan berikutnya kira-kira limaratus langkah muncul
lagi Syaithan yang berusaha menggoda
Nabi Ibrahim agar tidak menyembelih anaknya. Oleh Nabi Ibrahim syaithan dilempar lagi
dengan 7 kali lemparan. Dan lenyaplah syaithan.
Tempat tersebut sekarang dikenal dengan Jumratul Aqabah.
Lihat Surat Ash Shoffaat ayat 103 – 108 : وۡرَةُ
الصَّافات
فَلَمَّآ أَسۡلَمَا وَتَلَّهُ ۥ لِلۡجَبِينِ (١٠٣)
وَنَـٰدَيۡنَـٰهُ أَن يَـٰٓإِبۡرَٲهِيمُ (١٠٤) قَدۡ صَدَّقۡتَ ٱلرُّءۡيَآۚ
إِنَّا كَذَٲلِكَ نَجۡزِى ٱلۡمُحۡسِنِينَ (١٠٥) إِنَّ هَـٰذَا لَهُوَ
ٱلۡبَلَـٰٓؤُاْ ٱلۡمُبِينُ (١٠٦) وَفَدَيۡنَـٰهُ بِذِبۡحٍ عَظِيمٍ۬ (١٠٧)
وَتَرَكۡنَا عَلَيۡهِ فِى ٱلۡأَخِرِينَ (١٠٨)
103. Tatkala keduanya
telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya),
(nyatalah kesabaran keduanya ).
104.
Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim,
105.
Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu. Sesungguhnya Demikianlah Kami memberi balasan
kepada orang-orang yang berbuat baik.
106.
Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.
107.
Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.
108.
Kami abadikan untuk Ibrahim itu
(pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian,
وۡرَةُ الصَّافات
سَلَـٰمٌ عَلَىٰٓ إِبۡرَٲهِيمَ (١٠٩) كَذَٲلِكَ
نَجۡزِى ٱلۡمُحۡسِنِينَ (١١٠) إِنَّهُ ۥ مِنۡ عِبَادِنَا ٱلۡمُؤۡمِنِينَ
(١١١)
109.
(yaitu)"Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim".
110.
Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
111.
Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.
Yang dimaksud Kami abadikan untuk Ibrahim adalah
bahwa dalam sholat, ketika duduk Tasyahud
akhir selalu disebutkan nama Nabi Muhammad saw dan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam. Dan ucapan itu sampai saat ini dilakukan oleh setiap orang yang
sholat, bermilyar-milyar orang yang sholat selalu menyebutkan nama Nabi Ibrahim
‘alaihissalam dan keluarganya.
Selanjutnya Allah subhanahu wata’ala memberikan pujian
kepada Nabi Ibrahim ‘alaihissalam juga
memberikan anugerah berupa anak cucu yang menjadi orang-orang mulia di muka
bumi, yaitu anak-cucu mereka banyak yang menjadi Nabi.
Lihat Surat Ash Shoffat ayat 112 – 113 :
سُوۡرَةُ الصَّافات
وَبَشَّرۡنَـٰهُ بِإِسۡحَـٰقَ نَبِيًّ۬ا مِّنَ
ٱلصَّـٰلِحِينَ (١١٢) وَبَـٰرَكۡنَا عَلَيۡهِ وَعَلَىٰٓ إِسۡحَـٰقَۚ وَمِن
ذُرِّيَّتِهِمَا مُحۡسِنٌ۬ وَظَالِمٌ۬ لِّنَفۡسِهِۦ مُبِينٌ۬ (١١٣)
112. Dan Kami beri dia
kabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq
seorang Nabi yang termasuk orang-orang yang saleh.
113.
Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishaq. dan diantara anak cucunya ada
yang berbuat baik dan ada (pula) yang zalim terhadap dirinya sendiri dengan
nyata.
Bagaimana dengan
pengorbanan zaman Nabi Muhammad shollallahu
‘alaihi wasallam, lihat Surat Al Hajj ayat 34 dan 35 :
سُوۡرَةُ الحَجّ
ذَٲلِكَ وَمَن يُعَظِّمۡ شَعَـٰٓٮِٕرَ ٱللَّهِ
فَإِنَّهَا مِن تَقۡوَى ٱلۡقُلُوبِ (٣٢) لَكُمۡ فِيہَا مَنَـٰفِعُ إِلَىٰٓ
أَجَلٍ۬ مُّسَمًّ۬ى ثُمَّ مَحِلُّهَآ إِلَى ٱلۡبَيۡتِ ٱلۡعَتِيقِ (٣٣)
وَلِڪُلِّ أُمَّةٍ۬ جَعَلۡنَا مَنسَكً۬ا لِّيَذۡكُرُواْ ٱسۡمَ ٱللَّهِ عَلَىٰ مَا
رَزَقَهُم مِّنۢ بَهِيمَةِ ٱلۡأَنۡعَـٰمِۗ فَإِلَـٰهُكُمۡ إِلَـٰهٌ۬ وَٲحِدٌ۬
فَلَهُ ۥۤ أَسۡلِمُواْۗ وَبَشِّرِ ٱلۡمُخۡبِتِينَ (٣٤) ٱلَّذِينَ إِذَا
ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتۡ قُلُوبُهُمۡ وَٱلصَّـٰبِرِينَ عَلَىٰ مَآ أَصَابَہُمۡ
وَٱلۡمُقِيمِى ٱلصَّلَوٰةِ وَمِمَّا رَزَقۡنَـٰهُمۡ يُنفِقُونَ (٣٥)
34. Dan bagi
tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka
menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada
mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah
kamu kepada-Nya. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh
(kepada Allah),
35.
(Yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka,
orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang
mendirikan sembahyang dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang
telah Kami rezkikan kepada mereka.
Maka ketika orang
(umat Islam) menyembelih Qurban selalu diiringi Takbir berulang-ulang, menyebut
Nama Allah Yang Maha Agung.
Orang yang tunduk
berserah diri kepada Allah adalah:
1.
Orang yang suka mendirikan sholat,
2.
Orang yang ketika mendapatkan musibah ia
sikapi dengan sabar
3.
Orang yang dalam hidupnya selalu senang
ber-infaq, shodakoh,
4.
Orang yang selalu senang ber-Qurban.
5.
Orang yangselalu bersyukur kepada Allah subhanahu wata’ala.
Sekian bahasan,
mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA
WABIHAMDIKA ASYHADU AN LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIK.
Wassalamu’alaikum
warohmatullahi wabarokatuh
____________
No comments:
Post a Comment