Translate

Monday, September 25, 2017

Ikhlas Meneladani Nabi Ibrahim a.s. , oleh : Ustadz Najamudin

                          PENGAJIAN DHUHA MASJID BAITUSSALAM
 


                                     Ikhlas Meneladani Nabi Ibrahim a.s.
                                                   Ustadz Najamudin


                               Jum’at,  3 Dzulhijjah 1438 H – 25 Agustus 2017.

Assalamu’alaikum wr.wb., 

Muslimin dan muslimah yang dirahmati Allah subhanahu wata’ala,
Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam AlQur’an Surat Al Kautsar ayat 1 – 3 :  
سُوۡرَةُ الکَوثَر
بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ

إِنَّآ أَعۡطَيۡنَـٰكَ ٱلۡكَوۡثَرَ (١) فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَٱنۡحَرۡ (٢) إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ ٱلۡأَبۡتَرُ (٣)

1. Sesungguhnya Kami (Allah) telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.
2. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah
3. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus

Dalam Surat tersebut Allah subhanahu wata’ala telah memberikan nikmat yang banyak sekali kepada manusia, sampai tidak ada yang bisa menghitung Nikmat Allah itu dan tidak mungkin ada manusia yang mampu menghitungnya..  Maka dalam Surat Ar Rahman disebutkan berkali-kali (sampai 31) kali) Allah subhanahu wata’ala menanyakan-balik kepada kita manusia : Fabi ayyi alaa-i robbikuma tukadzdziban ( Maka nikmat Tuhan mana lagi yang akan engkau dustakan?).  

Banyak sekali nikat Allah yang diberikan kita kepada manusia : Nikmat sehat, Nikmat Iman, nikmat rezki, Nikmat Ilmu,dst. masih banyak lagi. Termasuk nikmat  kita bisa datang dalam pengajian (Majlis Ta’lim) saat ini. 
Maka nilai AlQur’an itu lebih tinggi dan lebih baik daripada harta yang kamu (manusia) kumpulkan setiap hari. Oleh karena itu Allah subhanahu wata’ala  meminta kepada kita manusia, permintaannya-pun tidak banyak :

1.     Sholatlah semata-mata karena Allah subhanahu wata’ala,
2.     Ber-Qurbanlah. Yaitu menyembelih seekor hewan Qurban.

Ber-Qurban artinya menyembelih seekor hewan ternak setiap setahun sekali yaitu ketika Idul Ad-ha.  Tetapi sebenarnya Qurban bukan hanya itu saja, setiap hari kita ber-Qurban (Korban) misalnya : Korban perasaan, Korban waktu, misalnya bangun malam sholat Tahajud, membaca AlQur’an dan waktu untuk beribadah lainnya. Korban sebagian harta kita untuk sedekah, korban waktu harus bersabar kita harus bersabar kepada orang yang menghina kita, dst. Maka kita harus membalas kejahatan dengan kebaikan. dst. dst.

Sholat dan ber-Qurban adalah cara mendekatkan kita manusia kepada Allah  subhanahu wata’ala. Setelah manusia mengerjakan itu, maka ada jaminan yaitu antara lain : Setiap orang  yang membenci kita maka dialah yang terputus dari rahmat Allah subhanahu wata’ala.  Ada orang yang ingin mencelakakan kita, ternyata dia sendiri yang celaka, kita selamat. Ini yang orang sering tidak merasakan bahwa ia telah diselamatkan oleh Allah subhanahu wata’ala dengan Rahmat-Nya.  Orang yang membenci kita terputus dari Rahmat Allah subhanahu wata’ala.

Qurban bukan hanya menyembelih hewan, tetapi juga Qurban perasaan.
Ini terjadi pada zaman Nabi Adam ‘alaihissalam.

Lihat Surat  Al Maa-idah ayat 27 :
وۡرَةُ المَائدة

۞ وَٱتۡلُ عَلَيۡہِمۡ نَبَأَ ٱبۡنَىۡ ءَادَمَ بِٱلۡحَقِّ إِذۡ قَرَّبَا قُرۡبَانً۬ا فَتُقُبِّلَ مِنۡ أَحَدِهِمَا وَلَمۡ يُتَقَبَّلۡ مِنَ ٱلۡأَخَرِ قَالَ لَأَقۡتُلَنَّكَ‌ۖ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ ٱللَّهُ مِنَ ٱلۡمُتَّقِينَ (٢٧)

Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa".

Ayat 28 :
سُوۡرَةُ المَائدة

لَٮِٕنۢ بَسَطتَ إِلَىَّ يَدَكَ لِتَقۡتُلَنِى مَآ أَنَا۟ بِبَاسِطٍ۬ يَدِىَ إِلَيۡكَ لِأَقۡتُلَكَ‌ۖ إِنِّىٓ أَخَافُ ٱللَّهَ رَبَّ ٱلۡعَـٰلَمِينَ (٢٨)


"Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam."

Ayat 29 :
سُوۡرَةُ المَائدة

إِنِّىٓ أُرِيدُ أَن تَبُوٓأَ بِإِثۡمِى وَإِثۡمِكَ فَتَكُونَ مِنۡ أَصۡحَـٰبِ ٱلنَّارِ‌ۚ وَذَٲلِكَ جَزَٲٓؤُاْ ٱلظَّـٰلِمِينَ (٢٩)

"Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan yang demikian Itulah pembalasan bagi orang-orang yang zalim."

Ayat 30 :
سُوۡرَةُ المَائدة

فَطَوَّعَتۡ لَهُ ۥ نَفۡسُهُ ۥ قَتۡلَ أَخِيهِ فَقَتَلَهُ ۥ فَأَصۡبَحَ مِنَ ٱلۡخَـٰسِرِينَ (٣٠)

Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang diantara orang-orang yang merugi.

Ayat 31 :

 Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya. berkata Qabil: "Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" karena itu jadilah dia seorang diantara orang-orang yang menyesal.

Dari ayat-ayat tersebut para Ahli Tafsir AlQur’an mengatakan bahwa anak-anak Nabi Adamalaihisalam 21 pasang anak kembar semua (setiap pasang : laki-laki dan perempuan).  
Anak pertama kembar (Qabil dan pasangannya perempuan) dan kembarannya cantik sekali. Anak kedua kembar lagi (Habil dan pasangannya perempuan) tetapi kembaran Habil tidak cantik.   Setelah mereka dewasa,  Nabi Adam ‘alaihissalam menikahkan anak-anaknya itu dengan cara silang.  Qabil akan dinikahkan dengan pasangan Habil   dan Habil akan dinikahkan dengan pasangan Qabil yang cantik sekali. Ternyata Qabil tidak mau, sambil marah-marah ia menolak rencana ayahnya itu.

Maka atas inisiatif Nabi Adam ‘alaihissalam , mereka (Qabil dan Habil) diperintahkan untuk ber-Qurban. Mereka melaksanakan Qurban, Qabil ber-Qurban dengan seonggok sayur-mayur, sedangkan Habil ber-Qurban dengan seekor domba besar.  Ternyata yang diterima oleh Allah subhanahu wata’ala adalah Qurban si Habil yang ber-Qurban seekor domba besar.  Maka diputuskan bahwa Habil menikah dengan pasangan Qabil dan si Qabil harus menikah dengan pasangan Habil (yang tidak cantik).

Si Qabil tetap marah-marah dan ingin membunuh adiknya Habil dan Habil tidak sedikit-pun melawan.  Maka terbunuh-lah Habil. Inilah pembunuhan pertama  anak manusia di muka bumi.   Qabil menyesal sekali telah membunuh adiknya. Mayat adiknya itu digendong kemana-mana, hendak diapakan, Qabil-pun tidak tahu. Sampai di suatu tempat Qabil melihat dua ekor burung gagak yang bertarung dan salah satunya mati. Burung gagak yang masih hidup kemudian mengais-ngais tanah dengan cakarnya,  setelah terjadi lubang cukup dalam maka burung gagak itu mengubur gagak yang mati itu.

Melihat burung gagak itu lalu Qabil menirukan perilaku burung gagak itu, lalu menirunya, Qabil sambil dengan penuh penyesalan yang mendalam,  mengubur mayat adiknya Habil. Itulah akibat Qurban Qabil tidak diterima, maka ia bernafsu membunuh adiknya yang ber-Qurban dan diterima oleh Allah subhanahu wata’ala.

Maka Qurban yang diterima adalah Qurban yang dilakukan dengan Ikhlas.
Lihat kisah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam. Lihat AlQur’an Surat Ash Shoffaat  ayat 100 – 102 :

As Shoffaat ayat 100 :
سُوۡرَةُ الصَّافات

رَبِّ هَبۡ لِى مِنَ ٱلصَّـٰلِحِينَ (١٠٠)

Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.

Ayat 101 – 102 :
سُوۡرَةُ الصَّافات

فَبَشَّرۡنَـٰهُ بِغُلَـٰمٍ حَلِيمٍ۬ (١٠١) فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعۡىَ قَالَ يَـٰبُنَىَّ إِنِّىٓ أَرَىٰ فِى ٱلۡمَنَامِ أَنِّىٓ أَذۡبَحُكَ فَٱنظُرۡ مَاذَا تَرَىٰ‌ۚ قَالَ يَـٰٓأَبَتِ ٱفۡعَلۡ مَا تُؤۡمَرُ‌ۖ سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّـٰبِرِينَ (١٠٢)

101. Maka Kami beri Dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar

102. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".

Nabi Ibrahim ‘alaihissalam adalah manusia yang paling banyak dan berat ujian dan cobaannya. Beliau sejak lahir, lahirnya di gua, sengaja dibawa oleh  bapaknya bernama Azar ke dalam gua, karena ketika itu Raja Namrud memberi perintah kepada rakyatnya agar membunuh semua anak laki-laki yang lahir, karena Raja Namrud menerima berita bahwa ia akan dihancurkan oleh anak laki-laki.

Ketika itu Azar tidak tega melihat anaknya yang diancam akan dibunuh oleh perintah raja, maka dibuanglah bayi Ibrahim di dalam gua. Dikira oleh Azar anaknya itu akhirya akan mati juga di dalam gua.   Tetapi selama di dalam gua, bayi Ibrahim selalu mengecup-ngecup ibu jarinya yang selalu mengeluarkan madu. Sehingga bayi Ibrahim menjadi besar dan menjadi anak dewasa karena madu itu.

Kemudian Ibrahim menjadi anak dewasa keluar dari gua, hidup bersama orang kampung, dan setiap hari ia melihat matahari, Ibrahim lalu mengira bahwa matahari itu Tuhannya. Maka disembahlah matahari.  Tetapi ketika sore hari matahari tenggelam di ufuk barat dan  hilang dari muka bumi.  Ibrahim berfikir : Kenapa matahari hilang, kalau  begitu ia bukan Tuhan.

Di waktu malam keluarlah bulan yang sinarnya indahnya sekali.  Maka Ibrahim mengira bulan adalah Tuhan, maka disembahlah bulan.  Pagi harinya bulan hilang cahayanya, Ibrahim berfikir : “Tidak mungkin Tuhan bisa hilang.  Kalau begitu bulan itu bukan Tuhan”.  Malam harinya lagi ia melihat bintang, maka ia befikir : “Inilah bintang yang menjadi Tuhanku,  maka disembahlah bintang. Tetapi esok harinya bintang hilang cahayanya. Ibrahim berfirkir : “Tidak mungkin Tuhan hilang cahayanya”. Pasti bintang itu bukan Tuhan.
Di hari lain Allah subhanahu wata’ala memberi hidayah kepada Ibrahim, bahwa Allah adalah Tuhan manusia. Barulah Ibrahim mengakui bahwa Allah-lah Tuhan seluruh manusia. Ibrahim berkata : Inni wajahtu waj-hiya lillahi fathorossamawati wal ardho hanifan wama ana minal musyrikin (Sesungguhnya aku menghadapkan wajahku kepada Allah penguasa langit dan bumi, aku berjalan di jalan yang lurus, tunduk-patuh  dan aku tidak tergolong orang yang musyrik).

Kemudian Ibrahim menemui ayahnya (Azar) dan memberitahu agar ayahnya tidak menyembah berhala tetapi menyembah Allah yang Maha Kuasa. Tetapi ayahnya (Azar) marah dan Ibrahim diusir.  Lalu Ibrahim alaihissalam berkeliling  memberi tahu kepada setiap  manusia bahwa yang wajib disembah bukan berhala melainkan Allah Yang Maha Kuasa di alam semesta.

Suatu malam Ibrahim a.s. mengambil kampak dan dihancurkanlah patung-patung berhala tempat persembahan Raja Namrud, kecuali patung yang paling besar dibiarkan utuh bahkan kampaknya diletakkan di depan patung yang paling besar itu.  Ketika Raja Namrud melihat berhala-berhala sudah hancur, ia marah sekali lalu minta agar Ibrahim ditangkap dan dibawa menghadap Raja Namrud.

Nabi Ibrahim a.s. diinterogasi oleh Raja Namrud di depan banyak orang, ditanya siapa yang menghancurkan berhala-berhala di tempat persembahan? Ibrahim berkata : “Tidak tahu, mungkin yang menghancurkan berhala adalah patung yang paling besar itu. Buktinya kampak masih ada di dekat patung itu”. Raja marah dan menjawab : “Tidak mungkin patung itu yang menghancurkan, patung itu tidak  bisa bergerak, tidak bisa berbuat apa-apa. Pasti kamu yang menghancurkan”.

Ibrahim a.s. menjawab : “Kalau patung tidak bisa berbuat sesuatu, tidak bisa bergerak, mengapa kalian sembah?’.  Raja terdiam, tidak bisa berkata-kata. Tetapi karena Raja, ia tidak mau kalah, maka dengan kekuasaannya Ibrahim ditahan, dipenjara. Lalu diumumkan kepada rakyat bahwa Ibrahim a.s. akan dibakar di api unggun sampai mati. Sampai saat hari dibakar, api unggun dibuat dengan menyala-nyala, lalu Ibrahim a.s. dimasukkan (dilemparkan) ke dalam api unggun itu.

Ketika itu Allah subhanahu wata’ala berfirman : “Hai api, selamatkan Ibrahim dan menjadilah kau dingin”. Ternyata sesudah dibakar, Ibrahim a.s. keluar dari onggokan api dengan sehat wal afiat, bahkan badanyya merasa kedinginan. Selamatlah Nabi Ibrahim a.s. dari kobaran api yang membakarnya. atas Kehendak Allah subhanahu wata’ala.

Ada lagi ujian yang lebih berat dati kejadian tersebut.  Yaitu ketika ia menikah dengan Sarah, doanya tidak ada lain kecuali meminta diberi anak yang sholih. Sebagaimana dalam ayat tersebut di atas. Tetapi lama sekali, bertahun-tahun tidak kunjung diberi anak. Rupanya Sarah mandul, tidak bisa punya anak. Kemudian Ibrahim a.s. diberi ijin untuk menikah dengan Hajar dan tidak lama kemudian diberi anak dari Hajar (isteri kedua) bernama Ismail.

Kemudian suatu hari Nabi Ibrahim mendapat wahyu (perintah Allah subhanahu wata’ala) agar Ibrahim membawa Hajar dan isterinya ke lembah Bakkah di sebelah selatan.  Maka pergilah Ibrahim beserta isterinya (Hajar) menuju Bakkah (sekarang Mekkah), daerah yang gersang, kering-kerontang, tidak ada manusia yang tinggal di sana. Perjalanan itu ditempuh ketika itu selama tujuh hari – tujuh malam.

Setelah sampai di lembah Bakkah, setelah beberapa hari istirahat, Ibrahim hendak kembali ke Falistin rumah semula dengan Sarah. Hajar ditinggal sendirian hanya dengan bayinya Ismail. Ketika ditinggal itu Hajar bersama anaknya, Ismail kehausan mencari air, tetapi tidak ditemukan air barang setetes-pun. Hajar bingung, mencari air, mondar-mandir antara bukit Sofa dan Marwa dengan penuh kecemasan, apakah mungkin bisa mendapatkan air ?.  Hajar berjalan terus dengan kaki telanjang melalui jalan yang penuh batu-batu tajam. Bolak-balik antara bukit Sofa dan Marwa, sementara matahri terik di atas kepala, ia terus mencari air, dengan sesekali  berteriak: Air, air.

Ketika perjalanan bolak-balik yang ke-tujuh, ia pandang tempat Ismail tergeletak di dekat fondasi Ka’bah (ketika itu Ka’bah sudah hancur yang tertinggal hanya fondasinya saja) di situ terlihat ada air mengalir.  Segera Hajar berlari menuju tempat Ismail yang dialiri air, segera ia meminum air yang jernih, setelah segar kembali, Hajar lalu menghimpun air yang melimpah itu dengan mengucap : Zamzam, zamzam, zamzam, terus menerus. Maksudnya : Berhimpunlah.  berhimpunlah wahai air.  Sampai sekarang tempat itu diberi nama Sumur Zamzam.

Karena adanya air ditempat itu, maka Hajar bertempat tinggal di situ, ditempat adanya kehidupan, ada air.  Dan air semakin lama semakin membesar, seiring dengan itu badan Ismail semakin besar menjadi anak remaja. Semua kafilah pedagang dari Jerussalem dari Madinah, dan dari mana-mana selalu singgah di tempat Sumur Zamzam itu untuk mengambil air. Bahkan banyak yang transit, menginap di tempat itu.
Kehidupan ditempat itu menjadi ramai. Akhirnya menjadi tempat singgah kaum pedagang dari mana-mana yang membawa barang dagangan korma, buah-buahan, makanan, pakaian dan seterusnya.

Ibrahim-pun yang tinggal di Falistin kemudian sering mendengar kabar yang dibawa oleh kafilah pedagang itu bahwa di lembah Bakkah ada tempat persinggahan yang banyak air dan buah-buahan dan makanan. Kata para pedagang tempat itu enak sekali banyak air dan para pedaganag makanan, tempat itu dijaga oleh seorang ibu-ibu tua dengan anak laki-lakinya yang  sudah dewasa. Mendengar berita itu Ibrahim berfikir, jangan-jangan tempat itu tempat Hajar yang dia tinggalkan lebih dari belasan tahun lalu.

Dengan bekal pikiran itu Ibrahim langsung pergi menuju lembah Bakkah yang dulu pernah di situ ditinggalkan isterinya Hajar beserta anaknya Ismail.
Sampai di lembah Bakkah, sumurnya ada tetapi ibu tua dan anaknya tidak dilihatnya. Kemudian Nabi Ibrahim a.s. mencari-cari ibu dan anaknya yang tidak kelihatan di situ. Bertemulah dia dengan orang Arab Badui, ditanyakan dimana ibu-ibu dan anaknyanya yang punya sumur Zamzam.  Maka ditunjukinya tempatnya agak jauh dari Sumur Zamzam, yaitu Arofah di mana ada bukit di tengah-tengahnya, yaitu Jabal Rohmah. Maka bertemulah Ibrahim dengan isterinya (Hajar) dan puternya (Ismail).

Betapa gembiranya Nabi Ibrahim a.s. bertemu dengan isteri dan puteranya yang sudah remaja. Akhirnya mereka kembali ke lembah Bakkah dimana ada Sumur Zamzam, dan tinggallah mereka di situ sampai  beberapa tahun. Namun sebelum itu mereka singgah di Muzdalifah, menginap di sana. Dan ketika menginap (Mabit) di Muzdlifah itu Nabi Ibrahim a.s. bermimpi, sebagaimana disebutkan dalam Surat Ash Shoffaat ayat 102 diatas.

Yaitu perintah  dari Allah subhanahu wata’ala agar Nabi Ibrahim a.s. menyembe-lih anaknya (Ismail). Dan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam melaksanakan perintah tersebut. Maka terlihat bagaimana keikhlasan Nabi Ibrhim ‘alaihissalam. Beliau lebih mencintai Allah subhanahu wata’ala dibanding cintanya kepada puteranya Ismail.  Demikian pula Ismail lebih mencintai Allah dibandingkan dengan mencintai dirinya. Demikian pula Hajar yang telah melahirkan Ismail membesarkan dengan penuh cinta, kasih-sayang tetapi Hajar lebih mencintai Allah subhanahu wata’ala. Begitu mendengar bahwa itu adalah perintah Allah, Hajar dengan ikhlas menyetujui penyembelihan puteranya.

Demikian hebatnya ke-ikhlasan Hajar yang telah membesarkan puteranya, ditinggal Ibrahim sekian lamanya, tetapi Hajar tidak pernah mengeluarkan kata-kata yang tidak baik kepada suaminya.

Dalam proses perjalanan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam untuk menyembelih Ismail, di tangah jalan syaithan menggoda Nabi Ibrahim agar menggagalkan penyembelihan itu. Tetapi Syaithan dilempar denagn batu sebanyak tujuh kali,  hilanglah syaithan. Tempat itu dikenal sekarang dengan nama Jumratul Ula.

Dalam perjalanan selnjutnya syaithan menggoda lagi agar Nabi Ibrahim a.s. tidak menyembelih anaknya.  Oleh Nabi Ibrahim Syaithan dilempar lagi dengan batu sebanyak 7 kali lemparan dan menghilanglah syaithan. Tempat tersebut sekarang dikenal dengan Jumratul Wustha.

Perjalanan  berikutnya kira-kira limaratus langkah muncul lagi Syaithan yang berusaha menggoda  Nabi Ibrahim agar tidak menyembelih anaknya.  Oleh Nabi Ibrahim syaithan dilempar lagi dengan 7 kali lemparan. Dan lenyaplah syaithan.  Tempat tersebut sekarang dikenal dengan Jumratul Aqabah.   

Lihat Surat Ash Shoffaat ayat 103 – 108 : وۡرَةُ الصَّافات

فَلَمَّآ أَسۡلَمَا وَتَلَّهُ ۥ لِلۡجَبِينِ (١٠٣) وَنَـٰدَيۡنَـٰهُ أَن يَـٰٓإِبۡرَٲهِيمُ (١٠٤) قَدۡ صَدَّقۡتَ ٱلرُّءۡيَآ‌ۚ إِنَّا كَذَٲلِكَ نَجۡزِى ٱلۡمُحۡسِنِينَ (١٠٥) إِنَّ هَـٰذَا لَهُوَ ٱلۡبَلَـٰٓؤُاْ ٱلۡمُبِينُ (١٠٦) وَفَدَيۡنَـٰهُ بِذِبۡحٍ عَظِيمٍ۬ (١٠٧) وَتَرَكۡنَا عَلَيۡهِ فِى ٱلۡأَخِرِينَ (١٠٨)


103. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ).

104. Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim,

105. Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu.  Sesungguhnya Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.

106. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.

107. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.

108. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian,

وۡرَةُ الصَّافات

سَلَـٰمٌ عَلَىٰٓ إِبۡرَٲهِيمَ (١٠٩) كَذَٲلِكَ نَجۡزِى ٱلۡمُحۡسِنِينَ (١١٠) إِنَّهُ ۥ مِنۡ عِبَادِنَا ٱلۡمُؤۡمِنِينَ (١١١)

109. (yaitu)"Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim".

110. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.

111. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.

Yang dimaksud Kami abadikan untuk Ibrahim adalah bahwa dalam sholat, ketika duduk Tasyahud akhir selalu disebutkan nama Nabi Muhammad saw dan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam.  Dan ucapan itu sampai saat ini dilakukan oleh setiap orang yang sholat, bermilyar-milyar orang yang sholat selalu menyebutkan nama Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dan keluarganya.

Selanjutnya Allah subhanahu wata’ala memberikan pujian kepada Nabi Ibrahim ‘alaihissalam juga memberikan anugerah berupa anak cucu yang menjadi orang-orang mulia di muka bumi, yaitu anak-cucu mereka banyak yang menjadi Nabi.




Lihat Surat Ash Shoffat ayat 112 – 113 :
سُوۡرَةُ الصَّافات

وَبَشَّرۡنَـٰهُ بِإِسۡحَـٰقَ نَبِيًّ۬ا مِّنَ ٱلصَّـٰلِحِينَ (١١٢) وَبَـٰرَكۡنَا عَلَيۡهِ وَعَلَىٰٓ إِسۡحَـٰقَ‌ۚ وَمِن ذُرِّيَّتِهِمَا مُحۡسِنٌ۬ وَظَالِمٌ۬ لِّنَفۡسِهِۦ مُبِينٌ۬ (١١٣)


112. Dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq seorang Nabi yang termasuk orang-orang yang saleh.

113. Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishaq. dan diantara anak cucunya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang zalim terhadap dirinya sendiri dengan nyata.

Bagaimana dengan pengorbanan zaman Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam, lihat Surat Al Hajj ayat 34 dan 35 :

سُوۡرَةُ الحَجّ

ذَٲلِكَ وَمَن يُعَظِّمۡ شَعَـٰٓٮِٕرَ ٱللَّهِ فَإِنَّهَا مِن تَقۡوَى ٱلۡقُلُوبِ (٣٢) لَكُمۡ فِيہَا مَنَـٰفِعُ إِلَىٰٓ أَجَلٍ۬ مُّسَمًّ۬ى ثُمَّ مَحِلُّهَآ إِلَى ٱلۡبَيۡتِ ٱلۡعَتِيقِ (٣٣) وَلِڪُلِّ أُمَّةٍ۬ جَعَلۡنَا مَنسَكً۬ا لِّيَذۡكُرُواْ ٱسۡمَ ٱللَّهِ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُم مِّنۢ بَهِيمَةِ ٱلۡأَنۡعَـٰمِ‌ۗ فَإِلَـٰهُكُمۡ إِلَـٰهٌ۬ وَٲحِدٌ۬ فَلَهُ ۥۤ أَسۡلِمُواْ‌ۗ وَبَشِّرِ ٱلۡمُخۡبِتِينَ (٣٤) ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتۡ قُلُوبُهُمۡ وَٱلصَّـٰبِرِينَ عَلَىٰ مَآ أَصَابَہُمۡ وَٱلۡمُقِيمِى ٱلصَّلَوٰةِ وَمِمَّا رَزَقۡنَـٰهُمۡ يُنفِقُونَ (٣٥)

34. Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah),

35. (Yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan sembahyang dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rezkikan kepada mereka.

Maka ketika orang (umat Islam) menyembelih Qurban selalu diiringi Takbir berulang-ulang, menyebut Nama Allah Yang Maha Agung.

Orang yang tunduk berserah diri kepada Allah adalah: 
1.     Orang yang suka mendirikan sholat,
2.     Orang yang ketika mendapatkan musibah ia sikapi dengan sabar
3.     Orang yang dalam hidupnya selalu senang ber-infaq, shodakoh,
4.     Orang yang selalu senang ber-Qurban.
5.     Orang yangselalu bersyukur kepada Allah subhanahu wata’ala. 

Sekian bahasan, mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIK.

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

                                                            ____________

No comments:

Post a Comment