Translate

Tuesday, October 3, 2017

Kokohkan Langkah Perjuangan Dalam Islam , oleh : Ahmad Suja’i , Lc, MA

 PENGAJIAN DHUHA MASJID BAITUSSALAM

                             Kokohkan Langkah Perjuangan Dalam Islam
                                           Ahmad Suja’i , Lc, MA

                          Jum’at, 9 Muharram 1439H – 29 September 2017



Assalamu’alaikum wr.wb.,

Muslimin dan muslimah yang dirahmati Allah subhanahu wata’ala,
Judul kajian kali ini adalah : Kokohkan Langkah Perjuangan dalam Islam, salah satu perbuatan para Nabi dan Rasul dan para Ulama ketika memilih salah satu jalan terbaik dan mereka memohon kepada Allah subhanahu wata’ala agar dikokohkan langkahnya dalam kebaikan. Harapan mereka perjuangan itu insya Allah sampai meninggal dunia. 

Ada satu kondisi yang menurut Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam adalah kondisi di mana seorang muslim sangat dekat dengan Allah subhanahu wata’ala. Dalam Hadits riwayat Imam Muslim Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Sedekat-dekat hamba di sisi Allah adalah ketika hamba itu sedang dalam keadaan sujud”.

Memang kita rasakan, kita merasa dekat sekali dengan Allah subhanahu wataa’ala ketika kita sedang sujud dalam sholat. Oleh karena ada tiga permohonan yang terbaik dan kita dianjurkan mengucapkannya ketika kita dalam keadaan sujud. Baik itu dalam sholat Fardhu maupun sholat Sunnah, baik itu ketika sujud pertama maupun sujud terakahir dalam sholat. Yang pertama kita ucapkan do’a kepada Allah subhanahu wata’ala ketika sujud adalah :
1.     Allahumma inni as-aluka husnal  khotimah (Ya Allah aku mohon kepada-Mu akhir hidup yang baik). 
2.     Allahumma ya muqollibal qulub tsabbit qolbi ‘ala dinika (Ya Allah, yang berkuasa membolak-balikkan hati, tetapkan (kokohkan) hati kami atas agama-Mu).
3.     Allahummarzuqni taubatannasuhan qoblalmaut (Ya Allah berilah aku  kesempatan bertaubat sebelum meninggal dunia).

Ketiga do’a tersebut, dianjurkan kepada kita ketika kita sujud dalam Sholat. Tentunya kita membaca setelah membaca Subhana robbiyal a’la wabihamdih. Sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam.

Karena hati manusia sering berubah-ubah. Semangat kita terkadang turun, terkadang naik. Hati disebut Qalbun (sering berubah-ubah) maka kita memohon kepada Allah agar dikokohkan hati kita di atas agama Allah subhanahu wata’ala.  Bisa saja seseorang dipagi hari beriman, tetapi sore hari menjadi kafir. Sebaliknya di sore hari beriman, esok harinya menjadi kafir. Karena urusan hati, urusan Hidayah adalah otoritas Allah suhanahu wata’ala.

Ada sebuah kisah dalam Hadits Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam yaitu kisah seorang yang sangat sholih bernama Bal’am bin Bahura (orang Bani Israil) yang hidup di zaman Nabi Musaalaihissalam. Dia adalah salah seorang tokoh di kalangan Yahudi Bani Israil. Salah-satu keistimewaan Bal’am adalah setiap kali berdo’a kepada Allah, selalu di ijabah (dikabulkan). Banyak orang datang kepadanya memohon agar dido’akan, dan seketika Allah memberikan pengabulan do’anya.

Bahkan ketika kaumnya mengalami kemarau panjang, lama sekali tidak turun hujan, lalu kaumnya itu datang kepada Bal’am : “Wahai Bal’am tolong do’akan untuk kami agar Allah  menurunkan hujan, karena kami sudah banyak yang mengalami kekurangan air”. Maka Bal’am-pun berdo’a kepada Allah dan segera turun hujan lebat sekali.

Suatu hari salah satu kelompok orang Bani Israil yang minta dengan mendesak kepada Bal’am agar mendo’akan keburukan untuk  Nabi Musa ‘alaihissalam  yang ketika itu Nabi Musa a.s. masih hidup. Mereka mendesak kepada Bal’am :“Wahai Bal’am tolong do’akan yang terburuk bagi Musa”. Jawab Bal’am : “Bagaimana mungkin aku mendo’akan sesuatu keburukan kepada Nabi?”.

Tetapi sekelompok kaum itu selalu mendesak  kepada Bal’am dan menawarkan apa saja yang diinginkan Bal’am. Ingan jabatan, ingin harta, ingin perempuan cantik, akan disiapkan dan disediakan.  Akhirnya Bal’am berdo’a suatu keburukan bagi Nabi Musa a.s.  Rupanya hati Balkam tidak kokoh untuk mempertahankan ke-Imanannya dan Aqidahnya. Dan sesudah itu Bal’am murtad dari agama Allah, ia ingkar kepada Allah, tidak lagi beriman kepada Nabi Musa ‘alaihissalam, dan meninggal dunia dalam keadaan murtad. 

Bahwa perjuangan adalah merupakan Sunnatullah, yaitu perbuatan orang-orang yang sholih.
Lihat AlQur’an Surat Al Baqarah ayat 246 :

   سُوۡرَةُ البَقَرَة
أَلَمۡ تَرَ إِلَى ٱلۡمَلَإِ مِنۢ بَنِىٓ إِسۡرَٲٓءِيلَ مِنۢ بَعۡدِ مُوسَىٰٓ إِذۡ قَالُواْ لِنَبِىٍّ۬ لَّهُمُ ٱبۡعَثۡ لَنَا مَلِڪً۬ا نُّقَـٰتِلۡ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ‌ۖ قَالَ هَلۡ عَسَيۡتُمۡ إِن ڪُتِبَ عَلَيۡڪُمُ ٱلۡقِتَالُ أَلَّا تُقَـٰتِلُواْ‌ۖ قَالُواْ وَمَا لَنَآ أَلَّا نُقَـٰتِلَ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَقَدۡ أُخۡرِجۡنَا مِن دِيَـٰرِنَا وَأَبۡنَآٮِٕنَا‌ۖ فَلَمَّا كُتِبَ عَلَيۡهِمُ ٱلۡقِتَالُ تَوَلَّوۡاْ إِلَّا قَلِيلاً۬ مِّنۡهُمۡ‌ۗ وَٱللَّهُ عَلِيمُۢ بِٱلظَّـٰلِمِينَ (٢٤٦)
Apakah kamu tidak memperhatikan pemuka-pemuka Bani Israil sesudah Nabi Musa, yaitu ketika mereka berkata kepada seorang Nabi mereka: "Angkatlah untuk kami seorang raja supaya kami berperang (di bawah pimpinannya) di jalan Allah". Nabi mereka menjawab: "Mungkin sekali jika kamu nanti diwajibkan berperang, kamu tidak akan berperang". mereka menjawab: "Mengapa kami tidak mau berperang di jalan Allah, padahal sesungguhnya kami telah diusir dari anak-anak kami?". Maka tatkala perang itu diwajibkan atas mereka, merekapun berpaling, kecuali beberapa saja di antara mereka. dan Allah Maha mengetahui siapa orang-orang yang zalim.

Yang dimaksud Bani Israil adalah orang-orang keturunan Nabi Ya’qub ‘alaihissalam, yaitu ketika pemuka-pemuka mereka berkata kepada Nabi mereka, yang bernama Nabi Samuel (Shomwil) salah seorang Nabi setelah Nabi Musaalaihissalam wafat, pemuka-pemuka Bani Israil tersebut meminta agar diberi seorang Panglima Perang, seorang ahli memimpin peperangan, mereka berjanji akan berjuang di jalan Allah.  Ketika itu kaum Bani  Israil dikuasai dan ditindas oleh seorang raja  bernama Jalut (Goliath) yang bertubu tinggi-besar.

Nabi Samuel berkata : Aku khawatir kalian nanti kalau sudah diwajibkan berjuang di jalan Allah lalu kalian tidak mau berperang, tidak mau berjuang di jalan Allah.
Pemuka-pemuka Bani Israil itu menjawab : Bagaimana mungkin kami tidak mau berperang di jalan Allah, sedangkan kami sudah terusir dari negeri kami dan anak-anak kami juga sudah terusir ?

Ayat tersebut sangat relevans dengan realita-realita saat ini yang dihadapi oleh sebagian kaum Muslimin, seperti Rohingya yang diusir oleh Pemerintah Myanmar.  Padahal wajib bagi kaum Muslimin untuk mempertahankan negerinya. Sebagaimana orang-orang Palestina yang diusir oleh Yahudi Bani Israil saat ini, di mana orang-orang Palestina wajib mempertahankan tanah-air mereka dan mempertahan-kan Masjidil Aqsha, salah satu dari tiga masjid utama  yang dianjurkan untuk dikunjungi oleh kaum Muslimin. (Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan Masjidil Aqsha).

Bila kita kaji secara historis, ketiga masjid tersebut ada hubungannya dengan para Nabi dan Rasul.

1.     Masjid Nabawi di Madinah berhubungan secara historis (kesejarahan) dengan Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam, karena beliaulah yang membangun tersebut.
2.     Masjidil Haram ada ikatan historis dengan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam. Yaitu beliau membangun Masjidil Haram (Ka’bah) dengan dibantu oleh putera beliau yaitu Nabi Ismail ‘alaihissalam. Ketika beliau membangun Masjidil Haram (Ka’bah), beliau sering berdiri di atas batu yang sampai sekarang masih ada yaitu yang disebut Maqam Ibrahim yang terletak di dalam di samping Ka’bah.. 
3. Masjidil Aqsha secara historis adalah terkait dengan Nabi Sulaiman ‘alaihissalam, salah seorang Nabi dari Bani Israil.

Dalam sebuah Hadits shahih, menurut Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam, jarak waktu dibangunnya Masjidil Haram dengan Masjidil Aqsha adalah 40 (empatpuluh) tahun. Artinya, setelah selesainya Ka’bah dibangun oleh Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, empatpuluh tahun kemudian dibangun Masjidil Aqsha oleh Nabi Sulaiman ‘alaihissalam. Ketiga masjid tersebut ada kaitannya dengan para Nabi dan para Rasul.

Kembali kepada ayat tersebut di atas : Maka tatkala perang itu diwajibkan atas mereka, merekapun berpaling kecuali beberapa orang saja di antara mereka.
Maksudnya, ternyata orang-orang Bani Israil tidak mau berjuang di jalan Allah, membela agama Allah, tidak mau memepertahankan kebaikan, kecuali hanya sedikit yang mau berjuang.

Dan kalau kita perhatikan Sunnatullah para jamaah kita umat Islam saat ini,  yang peduli terhadap agamanya (Islam) hanya sedikit. Yang mau memperjuangkan agamanya (Islam), yang mau men-syiarkan agama Islam hanya sedikit.
Dalam ayat tersebut : Dan Allah Maha Mengetahui siapa orang-orang yang dzalim
Ayat 247 (ayat berikutnya) :
æ                                                                                  
سُوۡرَةُ البَقَرَة

وَقَالَ لَهُمۡ نَبِيُّهُمۡ إِنَّ ٱللَّهَ قَدۡ بَعَثَ لَڪُمۡ طَالُوتَ مَلِكً۬ا‌ۚ قَالُوٓاْ أَنَّىٰ يَكُونُ لَهُ ٱلۡمُلۡكُ عَلَيۡنَا وَنَحۡنُ أَحَقُّ بِٱلۡمُلۡكِ مِنۡهُ وَلَمۡ يُؤۡتَ سَعَةً۬ مِّنَ ٱلۡمَالِ‌ۚ قَالَ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَٮٰهُ عَلَيۡڪُمۡ وَزَادَهُ ۥ بَسۡطَةً۬ فِى ٱلۡعِلۡمِ وَٱلۡجِسۡمِ‌ۖ وَٱللَّهُ يُؤۡتِى مُلۡڪَهُ ۥ مَن يَشَآءُ‌ۚ وَٱللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ۬ (٢٤٧)

Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu." mereka menjawab: "Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?" Nabi (mereka) berkata: "Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa." Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha mengetahui.

Maksudnya, Allah subhanahu wata’ala melalui Nabi-Nya (Samuel)  menunjuk seorang bernama Thalut untuk menjadi pemimpin (Panglima) perang, memimpin orang-orang Bani Israil. Ternyata orang-orang Bani Israil tidak mau dipimpin oleh Thalut, karena Thalut adalah orang biasa bahkan miskin  harta, dianggap tidak layak memimpin. Tetapi Allah memilih Thalut menjadi pemimpin mereka.

Mereka (orang Bani Israil) mengatakan : Kami lebih berhak untuk menjadi pemimpin.  Demikian tanda-tanda mulai ada benih ke-ingkaran kepada Allah subhanahu wata’ala dari Bani Israil.  Salah satu hal yang bisa melemahkan perjuangan adalah bila orang meremehkan kebaikan. Orang Bani Israil merasa lebih pantas untuk menjadi pemimpin. Mereka mengatakan bahwa Thalut bukan orang kaya, tidak punya harta, maka tidak pantas untuk menjadi pemimpin.

Demikianlah, suatu pelajaran yang berharga bagi kita semua bahwa  kesuksesan seseorang tidak bisa diukur dari materi (kekayaan).
Banyak contoh orang diberi kekayaan harta, tetapi bukan semakin mendatangkan keberkahan dalam  hidupnya, tetapi  justru semakin ia jauh dari Allah subhanahu wata’ala. Sebaliknya,  banyak orang yang tidak diberi harta, ia sedang-sedang saja ekonominya, tetapi justru mendatangkan keberkahan, dan semakin ia terpacu untuk melakukan amal-sholih. Itu berarti harta yang barokah.  

Bila seseorang diberikan karunia harta, tetapi semakin menjauh dari Allah subhanahuwata’ala, maka itulah yang disebut : Istidraj.
Sedangkan harta yang barokah, yang baik, ketika dipegang akan mendatangkan kebaikan.  Maka do’a kita: Allahumma bariklana fima rozaqtana waqina ‘adzabannaar ( Ya Allah berikanlah kebaikan kepada kami rezeki dan jauhkanlah kami dari siksa neraka).
Do’a tersebut bisa dibaca kapan saja dan untuk keperluan apa saja.

Dalam ayat tersebut, Thalut diberikan kelebihan oleh Allah subhanahu wata’ala berupa Ilmu dan fisik yang kuat. Maka dipilihlah Thalut untuk menjadi panglima, memimpin orang-orang Bani Israil. Untuk melawan Raja Jaluth yang berkuasa, tetapi tidak punya belas-kasihan kepada orang-orang Bani Israil.

Dalam Hadits disebutkan bahwa mu’min yang kuat lebih baik daripada mu’min yang lemah.  Maka Rasulullah saw mengajarkan beberapa jenis olahraga, yaitu Ar Rimayah (Memanah), Rukubul hail (berkuda) dan As Sibahah (Berenang). Agar umat Islam menjadi orang yang kuat fisiknya. Salah satu yang penting dalam perjuangan adalah fisik yang kuat.  .Selain memiliki Ruh yang kuat yang dekat dengan Allah melalui sholat Malam (Tahajud), puasa-puasa Sunnah, umat Islam harus kuat dengan cara berolah-raga.

Ternyata tiga jenis olahraga itulah yang paling mampu membuat fisik menjadi kuat.  Berenang (As Sibahah) adalah salah satu jenis olah raga yang menjadikan fisik kuat. Olahraga Rimayah (Memanah) adalah melatih konsentrasi (Fokus) yang kuat.  Banyak isyarat-isyarat AlQur’an yang Rasulullah saw sendiri belum pernah melihatnya. Contoh :


Dalam Surat Ar Rahman ayat 19 – 20 :

وۡرَةُ الرَّحمٰن

مَرَجَ ٱلۡبَحۡرَيۡنِ يَلۡتَقِيَانِ (١٩) بَيۡنَہُمَا بَرۡزَخٌ۬ لَّا يَبۡغِيَانِ (٢٠)

19. Dia(Allah) membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu,

20. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.

Dua air laut yang satunya asin dan satunya tawar tetapi tidak pernah bisa bertemu (bercampur) karena ada “dinding” yang tidak bisa dilampaui oleh masing-masing jenis air laut itu yaitu di Laut Mediteranian. Dan itu tidak pernah diketahui dan dikenal oleh Rasulullah saw. tetapi informasi tersebut adalah wahyu langung dari Allah subhanahu wata’ala. 

Ayat : Fabi-ayyi alaa-i robbikumma tukadzdziban (Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan ? ).   
Ayat ini diulang sampai 31 kali dalam Surat Ar Rahman.

Pada  Surat Al Baqarah ayat 247 :
سُوۡرَةُ البَقَرَة

وَقَالَ لَهُمۡ نَبِيُّهُمۡ إِنَّ ٱللَّهَ قَدۡ بَعَثَ لَڪُمۡ طَالُوتَ مَلِكً۬ا‌ۚ قَالُوٓاْ أَنَّىٰ يَكُونُ لَهُ ٱلۡمُلۡكُ عَلَيۡنَا وَنَحۡنُ أَحَقُّ بِٱلۡمُلۡكِ مِنۡهُ وَلَمۡ يُؤۡتَ سَعَةً۬ مِّنَ ٱلۡمَالِ‌ۚ قَالَ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَٮٰهُ عَلَيۡڪُمۡ وَزَادَهُ ۥ بَسۡطَةً۬ فِى ٱلۡعِلۡمِ وَٱلۡجِسۡمِ‌ۖ وَٱللَّهُ يُؤۡتِى مُلۡڪَهُ ۥ مَن يَشَآءُ‌ۚ وَٱللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ۬ (٢٤٧)

Dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya tanda ia akan menjadi Raja, ialah kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun; tabut itu dibawa malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman.

Yang dimaksud Tabut dalam ayat tersebut adalah peti  yang dikirim dari langit, yang berisi peninggalan Nabi Musa dan Nabi Harun. Di antaranya (menurut Ahli Tafsir AlQur’an) diantaraanya sandal dan tongkat Nabi Musa a.s. sebagai tanda dari Allah subhanahu wata;ala bahwa Thalut itulah yang dipilih sebagai panglima (pemimpin) kaum Bani  Israil saat itu.

Dan kelebihan orang-orang Bani Israil : Di mana Tabut itu dibawa oleh Malaikat-Malaikat Allah subhanahu wataa’ala. Itu merupakan tanda Kebesaran Allah bagi orang yang beriman. 

Lihat ayat 250 (Al Baqarah) :
سُوۡرَةُ البَقَرَة

وَلَمَّا بَرَزُواْ لِجَالُوتَ وَجُنُودِهِۦ قَالُواْ رَبَّنَآ أَفۡرِغۡ عَلَيۡنَا صَبۡرً۬ا وَثَبِّتۡ أَقۡدَامَنَا وَٱنصُرۡنَا عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡڪَـٰفِرِينَ (٢٥٠)

Tatkala Jalut dan tentaranya telah nampak oleh mereka, merekapun (Thalut dan tentaranya) berdoa: "Ya Tuhan Kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir."

Jalut (Goliath) adalah raja yang menguasai kaum Bani Israil yang bersifat bengis.
Dan Thalut dan balatentaranya yang ingin berperang melawan Jalut, di antaranya terdapat Dawud yang masih berusia anak muda, mereka berdo’a kepada Allah subhanahu wata’ala untuk bisa mengalahkan Raja Jalut yang jauh lebih kuat : Robbana afrigh lalaina shobran (Ya Allah, limpahkan kesabaran kepada kami), karena akan menghadapi perjuangan di jalan Allah, dan kokohkan pendirian kami dan tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir. 

Itulah do’a Thalut dan orang-orang beriman saat itu:  Robbana afrigh ‘alaina shobran watsabbit  aqdamana  wanshurna ‘alal qaumil kafirin (Ya Tuhan kami, berilah kesabaran kepada kami  dan kokohkanlah pendirian kami  dan tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir).

Para Ulama menjelaskan : Ada beberapa hal yang bisa mengokohkan kita dalam perjuangan karena setiap perjuangan pasti ada tantangannya, ada cobaannya.  Orang hidup adalah perjuangan. Sejak bangun pagi (bangun Subuh) adalah perjuangan. Karena saat Subuh itu sedang enak-enaknya orang tidur . Menurut Hadits Rasulullah saw, syaithan mengikat setiap tengkuk semua orang dengan tiga ikatan. Supaya manusia itu sulit untuk bangun Subuh, sulit untuk bangun malam (Tahajud), dst.

Bila manusia itu bangun, maka lepaslah ikatan pertama. Orang itu belum tentu akan sholat, melainkan masih malas, ia hanya buang air kecil lalu tidur lagi. Bila Kemudian ketika itu ia ber-Wudhu maka lepaslah ikatan kedua. Hilang rasa mengantuknya, hilang rasa malasnya. Maka Sunnah-nya kalau kita bangun hendaknya langsung ber-Wudhu.  Kalau sudah bangun masih malas-malasan, melihat jam dsb, maka syaithan datang lagi menggoda, ia akan tidur lagi. Maka gagallah ia untuk bangun malam (Tahajud) atau bangun Subuh.

Maka Ulama menganjurkan setelah bangun segera membaca do’a : Alhamdulillahilladzi ahyana ba’da ma amatana wailahinnusyur.  (Segala puji bagi Allah, yang telah menghidupkan kami setelah kami ditidurkan-Nya dan kepada-Nya kami dibangkitkan).


Atau ditambah dengan do’a : Lailaha illallah huwahdahu lasyarikalah lahul mulku walahulhamdu wahuwa ‘ala kulli syai’in qadir.  
Subhanallah wal hamdulillah wala ilaha illallah huwallahu akbar.  Wala haula wala quwwata illa billah.   Allahummaghfirli. 

Menurut Rasulullah saw : Bila seseorang membaca do’a tersebut setelah bangun tidur di malam hari, maka do’a-do’anya dikabulkan oleh Allah dan apabila ia sholat Tahajud pada malam itu maka sholatnya diterima oleh Allah Ta’ala.

Selanjutnya bila bangun malam itu dilanjutkan dengan Wudhu, maka lepaslah ikatan kedua.  Kemudian ketika ia memulai Sholat Malam (Tahajud) dengan Takbirotul Ihram : Allahu-Akbar, maka lepaslah ikatan ketiga. Maka gagallah usaha syaithan menggoda manusia itu.  Memang untuk berbuat kebaikan membutuhkan perjuangan. Dan untuk itu Allah sediakan Surga.

Saat ini sudah mulai banyak orang melakukan Sholat Subuh berjamaah di masjid-masjid, hampir menyamai dengan suasan sholat Jum’at.  Masjid penuh dengan orang Sholat Subuh. Sebagaimana contohnya adalah di Masjid Darul Maarif, Pondok Kelapa Jalarta Timur, sholat Subuh hampir seperti sholat Jum’at.  Demikian pula  di kota Yogyakarta di sebuah masjid dibawah pimpinan Ustadz Salim Afillah di Masjid Jagakaryan.  Masjidnya selalu penuh ketika Sholat Subuh berjamaah.

Sholat Subuh berjamaah di Masjid menjadi pembuka keberkahan hidup manusia. Bila setiap hari dikerjakan demikian, maka insya Allah hari  itu akan menjadi Hari Keberkahan dari Allah subhanahu wata’ala. Bisa menjadi pengokoh langkah perjuangan bagi orang yang beriman. Yaitu dengan cara :  

1.Kasratuzdzikrillahi ta’ala (Orang-orang yang tidak pernah lepas ber-dzikir kepada Allah Ta’ala). Ucapan Tasbih, Tahmid, Tahlil, Takbir  dan kalimat-kalimat mulia lainnya akan mengokohkan jiwa seorang beriman kepada Allah swt. Dan ucapan tersebut selalu dilafalkan oleh Nabi Muhammad saw dan para sahabat beliau ketika Perang Badar.  Ternyata perang dimenangkan oleh orang-orang Muslimin ketika itu dengan bantuan dari Allah subhanahu wata’ala.  Allah akan selalu membantu (menolong) kepada orang-orang yang ber-dzikir. Dan Allah akan mengokohkan langkah perjuangan seorang yang beriman.

2.Ata’ayus ma’al Qur’an (Bagaimana seseorang ber-interaksi dengan AlQur’an).
Kalau kita baca sejarah kemenangan-kemenangan kaum muslimin, karena memang mereka selalu dekat dengan AlQur’an.
Bahkan Khalifah Umar bin Khathab rodhiyallahu ‘anhu, tidak pernah merasa takut menghadapi musuh sebanyak apapun, selama  ia bersama orang-orang yang berinteraksi dengan AlQur’an.

4.Musabahatushsholihin (Senantiasa dekat dengan orang-orang yang sholih). Dekat dan berkumpul dengan para Ulama. Mendengar apa yang menjadi fatwa (nasihat) para Ulama. Karena sekarang Rasulullah saw sudah tidak ada, maka yang menjadi panutan kita adalah Para Ulama. Sabda Rasulullah saw : “Ulama adalah pewaris para Nabi”.  

Maka di akhir zaman,  yang akan Allah cabut adalah Ilmu dari muka bumi. Yaitu dengan cara me-wafatkan para ulama. Dan yang akan memimpin dunia ini adalah para orang-orang yang tidak ber-Ilmu.  Mereka sesat dan menyesatkan. Ketika agama ini sudah tidak ada maka orang akan memilih pemimpin yang tidak memiliki kapasitas. Sehingga  yang akan terjadi adalah Dhollun wa’a Dhollu (sesat dan menyesatkan). Maka tidak ada upaya kecuali meniti jalan Allah subhanahu wata’ala dengan cara dekat dengan para Ulama


Sekian bahasan, mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN LAILAHA ILLA ANTA, ASTGHFIRUKA WA ATUBU ILAIK.

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
                                                          _____________











No comments:

Post a Comment