Translate

Wednesday, October 25, 2017

Ulama Besar Ibnu Khaldun, oleh : Dr. Hendri Tanjung, Ph.D.

PENGAJIAN DHUHA MASJID BAITUSSALAM


Ulama Besar Ibnu Khaldun
                                            
Dr. Hendri Tanjung, Ph.D.

                    
Jum’at, 30 Muharram 1438 H  - 20 Oktober 2017.

Assalamu’alaikum wr.wb.,

Muslimin dan muslimah yang dirahmati Allah subhanahu wata’ala,
Ibnu Khaldun adalah seorang Ulama (Ilmuwan) besar Islam. Biasanya Ilmuwan dilambangkan gambar (patung) orang merenung, atau patung gajah yang menghisap madu dalam mangkuk, dst.    Tetapi karena Ibnu Khaldun seorang Ulama, maka beliau sendiri dilambangkan sebagai Tokoh Ilmu.  Nama Ibnu Khaldun diangkat sebagai nama Universitas Islam di Bogor yang didirikan tahun 1961.

Mahasiswa Universitas Ibnu Khaldun berasal dari daerah-daerah di Indonesia, juga ada dari Malaysia dan Thalind.    Fakultas Hukum, Fakultas Tehnik, Fakultas Keguruan,  Fakultas Ilmu Kesehatan, dan Pasca Sarjana, di mana mempunyai 4 Program Master :  Program Doktor,  Master Pendidikan Islam, Master Ekonomi Islam, Master Manajemen dan Master Tehnologi Pendidikan. Mahasiswa Pasca Sarjananya bukan hanya dari Indonesia, juga dari Singapura dan Malaysia. 

Nama resmi Ibnu Khaldun adalah : Abu Zayd Ar Rahman Ibn Muhammad Ibn Khaldun Al Hadrami. Beliau berasal dari Hadramut, Yaman.  Tetapi beliau lahir di Tunisia (Afrika Utara). Lahir 3 Romadhon 732 Hijriyah, keadaan dunia Islam sedang dalam kondisi merosot. Islam tidak sedang jaya ketika Ibnu Khaldun lahir. Yang nantinya akan jaya lagi ketika zaman Al Fatih II (Turki).
Ketika itu Baghdad dikuasai oleh dinasti Fatimiyah, sedang hancur karena dijajah oleh bangsa Mongol, tahun 1258 Masehi, yaitu 74 tahun sebelum kelahiran Ibnu Khaldun. Bangsa Mongol menjajah dengan sadis, menghancurlkan merusak dan merampok segala kekayaan negeri Baghdad. Ketika peradaban Islam hancur,  ketika itulah lahir Ibnu Khaldun. Beliau wafat di Mesir bulan 25 Romadhon 808 Hijriyah.(usia 76 tahun Hijriyah). Menurut tahun Masehi 74 tahun.

Uniknya, Spanyol memperingati kematian Ibnu Khaldun yang ke-600 tahun, ketika tahun 2006 Masehi. Yang memperingati adalah Universidad Nasional The Education berkolaborasi dengan Pusat Kebudayaan Islam Spanyol.  Karena Ibnu Khaldun banyak berkiprah di Spanyol.

Ketika Ibnu Khaldun lahir, keadaan umat Islam sedang kondisi buruk, peradaban Islam sedang menurun, dis-integrasi di mana-mana. Andalusia (Spanyol) terpecah-pecah dalam kerajaan-kerajaan kecil, Kaum Murabithah dan Kaum Muwahidin saling berebut pengaruh, kelompok-kelompok Islam saling berebut pengaruh. 
Kristen Spanyol berusaha menyusun kekuatan untuk merebut kembali daerah yang dahulu mereka lepaskan  kepada Islam.

Akhirnya memang mereka rebut kembali daerah yang dahulunya dikuasai oleh Islam. Pertama yang mereka ambil adalah Toledo tahun 1085 Masehi.
Setelah itu Cordoba tahun 1236,  kemudian Sevillia tahun 1248, lalu Granada tahun 1492 Masehi.  Habislah kekuasan Islam di Spanyol.  Yang menjadi pusat Islam di Spanyol adalah Al Hambra.

Ibnu Khaldun lahir di Tunisia, sampai usia 20 tahun tidak pernah kemana-mana, tetapi di Tunisia. Beliau belajar agama Islam sejak kecil, mempelajari AlQur’an, dan beliau hafal AlQur’an ketika masih kecil. Kemudian beliau belajar kepada berbagai Ulama dengan model Talaqi (datang berhadapan langsung dengan gurunya).  Ketika berusia 20 tahun beliau mulai berkiprah di dunia pemerintahan. Beliau seorang Hafidz AlQur’an tetapi bekerja pada pemerintahan. Ketika berusia tersebut, beliau sudah diangkat menjadi Sekretaris Sultan Tunisia.

Kemudian beliau pindah menjadi Sekretaris Sultan Maroko.  Pada usia 26 tahun beliau  dipenjara dua tahun karena dituduh melakukan sabotase terhadap Sultan Maroko. Keluar dari penjara, usia 28 tahun Ibnu  Khaldun diangkat menjadi Sekretaris Sultan lagi. Sekitar usia 32 tahun, enam tahun kemudian beliau pindah ke Andalusia (Spanyol). Karena kondisi politik di Maroko ketika itu sudah tidak kondusif lagi. Dan saat itu pula Sultan Andalusia meminta Ibnu Khaldun  untuk menjadi dutabesar.
Dan selama menjabat Dutabesar Ibnu Khaldun berkontribusi dalam melakukan perjanjian perdamaian dengan Kerajaan Castelia. Sehingga terjadi hubungan baik antara Granada dan Castelia. 

Ketika berusia 44 tahun Ibnu Khaldun meninggalkan Andalusia. Beliau mulai menulis Kitab Muqaddimah dalam teori kontemplasi-nya. Memang umur 40-an tepat untuk menulis buku karena Ilmu-nya sudah dapat dan pengalaman sudah ada. Ketika menulis buku itu kontemplasi-nya sangat kuat dan bagus. Kira-kira 8 tahun Kitab tersebut selesai, kemudian pada usia 52 Ibnu Khaldun pindah  ke Mesir.

Ketika di Mesir beliau menjadi Hakim Agung dan selama enam kali berturut-turut menjadi Hakim Agung ketika umur beliau 52 tahun sampai beliau wafat pada usia 76 tahun.  Kecuali menjadi Hakim Agung Ibnu Khaldun juga menjadi Pro.Dr. pengajar di Universitas Al Azhar, Kairo  (Mesir).

Demikian tersebut kisah hidup Ibnu Khaldun pada zamannya, berpindah-pindah dari satu Negara ke Negara lain, dimana ketika itu belum ada kendaraan pesawat terbang dan belum ada kendaraan bermotor (mobil).  Kendaraannya adalah kuda, unta atau perahu/kapal laut.

Hasil karya Ibnu Khaldun yang terbesar dan masih sampai zaman sekarang adalah Kitab Muqaddimah, sekitar 1000 halaman dan sampai saat ini masih dikaji orang.  
Sudah diterjemahkan ke berbagai bahasa di dunia, termasuk yang sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia diterbitkan oleh salah satu penerbit di Jakarta.  Yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris sudah cukup lama, sekitar 700 tahun lalu. Kitab tersebut berisi  tentang pelajaran dan rekaman sejarah serta bicara tentang Sebab-akibat.  Misalnya : Apa sebab bangsa Arab maju, sebabnya ini. Apa sebab bangsa Persia hancur, sebabnya ini. Dst.

Dan sejarah akan berulang. Maka bila sebabnya sama tentu akibatnya akan sama juga. Dan itulah yang dipakai oleh para ahli Barat untuk pembahasan tentang sejarah dan ilmu bidang sosiologi yang berbeda dengan kalangan ahli lain. Ada dua filosofi pelajaran sejarah, yaitu sejarah yang berulang (cyclic)  ada sejarah yang berjalan terus (linier), yang sudah berlalu terus berlalu, tidak akan berulang.

Tetapi ada filosofi sejarah lain yang mengatakan bahwa sejarah berulang. Dipergilirkan antara manusia.  Islam-pun demikian, kadang menang kadang kalah.
Maka Kitab Muqaddimah menjadi pembelajaran yang sangat berharga bagi ahli-ahli Barat ketika itu.
Hasil karya lain karya Ibnu Khaldun : Kitab I’tibar, 7 jilid. Sudah diterjemahkan ke bahasa Jerman dan Austria.  Yang luar-biasa pada diri Ibnu Khaldun adalah : Pada usia 19 tahun sudah menulis Kitab tentang pendapat-pendapat theology yang merupakan ringkasan dari Kitab Mu’asal Abkar Al Mutaqoddimin wal Mutaakhirin  karya Imam Faharudin Arrozi.

Beliau  juga menulis Kitab tentang Logika Matematika. Yaitu Kitab Allaka Bisulthon. Ilmunya banyak sekali antara lain sejarah, sosiologi, ekonomi, sufi, matematika. Para ahli Barat mengakuti atas Ibnu Khaldun karena ke-Ilmuannya. Seorang guru besar dari University Scotland mengatakan bahwa : Tulisan-tulisan Ibnu Khaldun adalah satu-satunya tradisi intelektual  yang diakui oleh dunia Barat.

Bidang Ilmunya  ada 12 cabang yang dikuasainya. Mudah beliau menguasai Ilmu : Ilmu AlQur’an, Ilmu Hadits, Ushul Fiqih, Tauhid, Ilmu Nahwu, Sharaf, Balaghah, sosiologi, ekonomi, fisika, matematika, logika.  Sehingga ada kata yang penting dari Ibnu Khaldun untuk kita perhatikan : Ketahuilah bahwa pendidikan AlQur’an adalah syi’ar agama oleh umat Islam sedunia.

Maksudnya, perekat umat Islam sedunia adalah AlQur’an. Maka bila AlQur’an dihina atau dinista, maka seluruh dunia akan marah  dan bergerak. Oleh karena itu jadikan AlQur’an meresap ke dalam hati dan memperkuat Iman.
Maka usahakan agar kita umat Islam selalu ber-interaksi dengan AlQur’an. (Membaca, mendengar-kan). Jadwalkan untuk selalu Tadabur (mempelajari makna) AlQur’an. Maka dalam setiap keluarga harus ada Tafsir AlQur’an. Tafsir apa saja yang sudah dikrenal oleh umat Islam, seperti Tafsir Ibnu Katsir, Al Azhar, Jalalain, dst. Belajar Tafsir harus merujuk kepada Kitab Tafsir yang sudah ada. Dan tidak boleh AlQur’an ditafsirkan sendiri. Bisa salah dan sesat.

Ibnu Khaldun mengatakan : Mempelajari Ilmu AlQur’an diutamakan sebelum mempelajari ilmu-ilmu yang lain.
Dan Alhamdulillah saat ini banyak sekali anak-anak muda, remaja bahkan anak kecil sudah menjadi Hafidz AlQur’an.

Dalam ilmu Ekonomi Ibnu Khaldun juga menonjol sekali.  Beliau mempunyai teori Ekonomi Dinamika.  Dimana dalam teori model ini aspek moral, sosial, ekonomi, politik  saling mempengaruhi membuat suatu Negara itu maju. Maka bila kita hari ini bicara melulu ekonomi,  tanpa bicara moral, politik dan tanpa bicara sosial maka sulit untuk berkembangnya suatu Negara.

Demikian sekelumit tentang tokoh Ilmuwan Islam, Ibnu Khaldun, ilmuwan segala bidang, yang sampai saat ini Kitab-kitab Ilmu beliau masih menjadi sumber ilmu di Negara Barat dan di mana saja.

Sekian bahasan, mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA, ASYAHDU AN LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIK.

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

                                                           ____________

No comments:

Post a Comment