PENGAJIAN DHUHA MASJID
BAITUSSALAM
Sirrah Nabi
Muhammad Saw Sejak Lahir Beliau
Ustaz: Ahmad Fihri, MA.
Jum’at, Rabi’ul Awwal 1439H – 15 Desember
2017
Assalamu’alaikum wr.wb.,
Muslimin dan muslimah yang dirahmati Allah subhanahu wata’ala.
Bahasan berikut adalah Sirrah Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam sejak lahir
beliau. Sebelum beliau lahir, bangsa Arab yang secara garis besar terdiri dari Arab Al Ba’idah dan Arab Al Baqiyah.
Arab
Al Ba’idah
adalah bangsa Arab yang telah punah seperti Kaum Tsamud, Kaum
‘Aad, Kaum Madyan dan Kaum
Saba’. Itulah mengapa umat-umat terdahulu bila mengerjakan kemaksiatan,
dosa, dan sudah diberi peringatan tetapi tidak dihiraukan, bahkan menantang
larangan Allah, maka oleh Allah pasti
akan dibinasakan. Maka AlQur’an banyak
bicara umat-umat terdahulu untuk dijadikan Ibrah (pelajaran) dari yang mereka
lakukan agar umat sekarang tidak melakukan seperti yang diperbuat oleh
kaum-kaum terdahulu. Umat Nabi Muhammad saw tidak mengalami sebagaimana
umat-umat terdahulu itu.
Misalnya, Kaum Tsamud yang dikaruniai peradaban
bisa memahat gunung batu untuk dijadikan rumah tempat tinggal mereka. Dan rumah mereka umumnya besar-besar,
ruangannya lebar dan luas, dari hasil pahatan batu gunung yang mereka buat.
Sampai hari ini masih didapati hasil perdaban mereka, yaitu bekas-bekas
rumah-rumah mereka yang kokoh dan kuat sekali.
Arab Al Baqiyah
dibagi menjadi dua :
1.
Arab Aribah
(Qathan), aslinya adalah orang-orang Yaman.
Asli orang Arab adalah Yaman, nasabnya berakhir pada Sam bin Nuh yang
tinggal di Hadramaut (Yaman Selatan). Ciri khas-nya adalah kulit mereka coklat
kehitaman. Termasuk peradaban kain
sarung adalah aslinya dari Yaman.
2.
Arab Musta’ribah
(Adnan), Arab Pendatang, mereka tinggal
di Hijaz, Hamaz dan Najed. Nasab mereka
adalah keturunan Ismail bin Ibrahim, wilayahnya adalah Mekkah dan Arab
Saudi. Dimana ada peradaban disitiu Air Zamzam, banyak orang menetap di sana,
ada yang dari Yaman, orang-orang yang menunaikan ibadah Haji, kemudian
beranak-pinak di sana . Kulit mereka
lebih putih, karena percampuran orang-orang Yaman dengan orang-orang Syam.
Keluarga Nabi
Ibrahim ‘alaihissalam, Siti Hajar dan
anaknya Ismail tinggal di Mekkah berdekatan dengan Ka’bah dan Mata air Zamzam.
Ketika Nabi Ibrahim mengajak Hajar dan anaknya Ismail ke Mekkah, lembah yang
kering dan gersang, dan meninggalkan keluarganyta di tempat itu, maka Hajar
(isterinya) bertanya : “Wahai Ibrahim, apakah engkau meninggalkan kami di tempat
ini adalah perintah Allah ?”.Jawab Nabi Ibrahim : “Benar, wahai isteriku”.
Dan Nabi Ibrahim
meninggalkan Hajar dan Ismail di lembah Bakkah (Mekkah) tercentum dalam
AlQqur’an Surat Al Baqarah ayat 126 :
وَإِذۡ قَالَ إِبۡرَٲهِـۧمُ رَبِّ ٱجۡعَلۡ هَـٰذَا
بَلَدًا ءَامِنً۬ا وَٱرۡزُقۡ أَهۡلَهُ ۥ مِنَ ٱلثَّمَرَٲتِ مَنۡ ءَامَنَ
مِنۡہُم بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأَخِرِۖ قَالَ وَمَن كَفَرَ
فَأُمَتِّعُهُ ۥ قَلِيلاً۬ ثُمَّ أَضۡطَرُّهُ ۥۤ إِلَىٰ عَذَابِ
ٱلنَّارِۖ وَبِئۡسَ ٱلۡمَصِيرُ (١٢٦)
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku,
jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari
buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan
hari kemudian. Allah
berfirman: "Dan kepada orang yang kafirpun aku beri kesenangan sementara,
kemudian aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat
kembali".
Dan dalam Surat
Ibrahim ayat 35, 36 dan 37 ternyata
lembah Bakkah sudah menjadi negeri (Makkah) seperti berikut :
وَإِذۡ قَالَ إِبۡرَٲهِيمُ رَبِّ ٱجۡعَلۡ هَـٰذَا
ٱلۡبَلَدَ ءَامِنً۬ا وَٱجۡنُبۡنِى وَبَنِىَّ أَن نَّعۡبُدَ ٱلۡأَصۡنَامَ (٣٥)
رَبِّ إِنَّہُنَّ أَضۡلَلۡنَ كَثِيرً۬ا مِّنَ ٱلنَّاسِۖ فَمَن تَبِعَنِى
فَإِنَّهُ ۥ مِنِّىۖ وَمَنۡ عَصَانِى فَإِنَّكَ غَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ۬ (٣٦)
رَّبَّنَآ إِنِّىٓ أَسۡكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِى بِوَادٍ غَيۡرِ ذِى زَرۡعٍ عِندَ
بَيۡتِكَ ٱلۡمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ فَٱجۡعَلۡ أَفۡـِٔدَةً۬
مِّنَ ٱلنَّاسِ تَہۡوِىٓ إِلَيۡہِمۡ وَٱرۡزُقۡهُم مِّنَ ٱلثَّمَرَٲتِ لَعَلَّهُمۡ
يَشۡكُرُونَ (٣٧)
ø
35. Dan (ingatlah),
ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri
yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah
berhala-berhala.
36.
Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan
daripada manusia, maka barangsiapa yang mengikutiku, maka sesungguhnya orang
itu termasuk golonganku, dan barangsiapa yang mendurhakai aku, maka sesungguhnya
Engkau, Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
37.
Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di
lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah)
yang dihormati, Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat,
maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah
mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.
Maka wilayah Arab
dan Syam menjadi wilayah Arab Saudi. Selanjutnya Ismail menikah dengan wanita
Jurhum. Sampai suatu ketika Nabi Ibrahim
datang ke rumah Ismail mengetuk pintu, menucap salam (Assalamu’alaikum),
ternyata Nabi Ismail tidak ada di rumah itu, yang ada adalah isterinya. Nabi
Ibrahim diterima oleh isteri Ismail dengan kesan yang tidak baik. Maka Nabi Ibrhim hanya berpesan kepada isteri
Ismail itu : “Tolong sampaikan kepada suamimu agar mengganti palang pintu rumah ini”.
Ketika Ismail
pulang lalu diceritakan : “Bahwa tadi ada orangtua dan berpesan agar engkau mengganti palang pintu kita”. Maka Ismail
berkata: “Itulah orangtua kita”.
Ismail sebagai
orang muda yang cerdas tahu makna pesan ayahnya itu, yaitu agar ia berganti
isteri yang baik. Maka tidak lama kemudian
isteri Ismail diceraikan dan berganti dengan isteri yang baru dan lebih baik.
Ketika Nabi Ibrahim ‘alaihissalam
datang lagi di rumah Ismail, beliau diterima dengan ramah dan dijamu dengan
semestinya oleh isteri Ismail yang baru, dan setelah Ismail pulang
diceritakanlah bahwa tadi ada orang tua datang dan aku temui dengan ramah dan
aku berikan jamuan makan yang cukup. Orangtua
itu berpesan agar dijaga palang pintu kita. Ismail berkata : “Itu adalah bapak
kita”.
Ketika Nabi
Ibrahim ‘alaihissalam datang kedua
kalinya, Mekkah sudah menjadi negeri yang ramai. Awalnya keluarga Ismail
sebagai pemimpin di kota Mekkah kemudian pindah ke Jurhum. Kelak lahir
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam
dari keturunan Aznan.
Sebagai pelajaran
untuk kita, seharusnya ketika Hari Lebaran semua keluarga berkumpul, sebelumnya
kita bikin daftar silsilah keluarga dari kakek-nenek kita sampai keturunan yang
sekarang. Sebagaimana keluarga Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin
Hisyam bin Abdi Manaf bin Khilaf, termasuk kelurganya : Hadijah, sampai bertemu
dalam silsilah itu siapa kakek dan nenek
mereka.
Dari sekian nama
anak-keturunan keluarga kita ternyata ada yang merah ada yang hijau ada yang
kuning, dst. Sebagaimana silsilah Nabi Muhammad saw ada paman beliau yang merah
(Abu Lahab. Abu Thalib, dst). Maka Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam dakwah pertamanya adalah dalam
keluarga beliau sendiri. Memang perintah
Allah subhanahu warta’ala adalah :
Berilah
peringatan kepada keluargamu yang terdekat.
Padahal Abu Thalib
(Paman Nabi Saw) sangat baik dan melindungi kepada Nabi Muhammad saw. Bahkan
Abu Thalib selalu mendahulukan (keponakannya) Nabi Muhammad saw dibanding
anak-anaknya sendiri. Tetpi ternyata kebaikan itu tidak mengantarkannya untuk meng-Ikrarkan
: Lailaha
illallah.
Ada juga yang sebaliknya,
ada orang yang selalu disamping Nabi, seperti isteri dan anak Nabi Nuh ‘alaihissalam, anak dan isterinya tidak mau taat kepada Allah subhanahu wata’ala. Hidayah Iman memang luar-biasa, tidak selalu
kepada orang yang dekat dengan Nabi.
Nasab
Nabi Muhammad saw :
Muhammad bin
Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Mughirah dan
seterusnya sampai kepada Adnan dan dari Adnan ke Ismail bin Ibrahim ada kurang
lebih 40 generasi. Menunjukkan bahwa melahirkan kader yang baik adalah dari
sumber yang terbaik.
Pelajarannya :
Ketika kita hendak menikahkan anak-anak kita dan ketika anak-anak kita menikah
dan berkeluarga adalah peradaban yang sangat panjang. Rentetannya adalah akan
melahirkan peradaban shalih atau tidak. Dan itu menjadi PR kita semua.
Keluarga Nabi
Muhammad saw adalah dari Bani Hasyim, memberikan makan dan minum dari Abdi
Manaf kepada para pengunjung Ka’bah. Abdul Muthalib, kakek Nabi Saw adalah pemimpin
di Mekkah dan ketika menikahkan Abdullah (ayah Nabi Saw) dengan mahar 100 ekor
unta dan hanya mempunyai satu anak. Padahal
banyak-anak ketika itu merupakan lambang kekuatan.
Riwayat
pertama:
Dalam sebuah
Hadits shahih, Rasulullah shollallahu
‘alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya
Allah telah memilih Kinanah dari anak Ismail, dan memilih Quraisy dari Kinanah.
Kemudian memilih Hsyim dari Quraisy dan
memilihku dari Bani Hasyim.
Riwayat
kedua :
Dalam Hadits lain,
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam
bersabda : “Siapakah aku?” Para sahabat
menjawab : “Engkau adalah Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam, semoga
keselamatan atasmu”. Nabi Muhammad
shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Aku adalah Muhammad bin Abdullah bin
Abdul Muthalib. Sesungguhnya Allah Ta’ala menciptakan makhluk manusia kemudian
Dia menjadikan dua kelompok, kemudian menjadikan aku ke dalam kelompok terbaik.
Kemudian Allah menjadikan beberapa Kabilah dan aku dari Kabilah terbaik. Allah
menjadikan beberapa rumah dan menjadikan aku dari rumah terbaik dan paling baik
jiwanya”.
Riwayat
ketiga :
Dalam sebuah
Hadits shahih, Rasulullah shollallahu
‘alaihi wasallam bersabda : “Aku
dilahirkan dari pernikahan dan bukan dari perzinahan, mulai dari zaman Nabi
Adam sampai ayah dan ibuku melahirkan
aku. Tidak pula dari perbuatan zina lainnya di zaman Jahiliyah”.
Semua itu
menunjukkan bahwa kader terbaik dilahirkan dari kader-kader terbaik.
Hikmah
dan Pelajaran:
1.
Kemuliaan seorang Nabi dan Rasul adalah
daya-tarik masyarkat. Begitu pula seorang Da’i, karenanya para Ulama sepakat
bahwa seluruh kalangan Nabi adalah dari kalangan laki-laki merdeka, bukan
seorang perempuan. Berbeda
bila Nabi dari kalangan rendah atau budak, niscaya masyarakat akan mencemooh.
2.
Orang terbaik adalah orang yang paling
Taqwa. Namun akan lebih baik bila ke-Taqwaan itu berhimpun dengan kemuliaan. “Orang yang terhormat di antara kamu di masa
Jahiliyah juga terhormat dalam Islam, jika mereka memahami”.
3.
Tertutupnya peluang bagi orang-orang yang
selalu mencari-cari cemooh dengan berkumpulnya seluruh kemuliaan pada diri
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam.
4.
Maka ada Uswatun Hasanah (Teladan yang
baik) pada diri Rasulullah shollallahu
‘alaihi wasallam.
Tahun
kelahiran Nabi Muhammad Saw.
Tahun kelahiran
Nabi saw disebut Tahun Gajah karena beramaan dengan turunnya penyerangan kepada
Pasukan Gajah dan penghancurannya. Penyerangan Abrahah yang menunggang gajah ke
Mekkah (Ka’bah), dihancurkan oleh Allah subhanahu
wata’ala dengan mengirim burung Ababil yang masing-masing burung membawa
tiga butir kerikil (pada paruh dan dua kaki burung itu) yang mengandung atom.
Dan pasukan Gajah
itu hancur mati semua, termasuk seluruh
pasukan, seperti daun dimakan ulat.
Hari-hari ini kita
menyaksikan Zionis Israel dan AS. Sejak zaman dahulu, konsep Islam : Tidak pernah memerangi. Konsep Islam
selalu defensive (mempertahan-kan diri), karena diserang oleh orang
kafir. Seperti pada perang-perang yang
terjadi dalam sejarah Islam : Perang Badar, Perang Uhud, Perang Khandaq, Perang
Hunain, Perang Tabuk, dst, adalah karena kaum Muslimin yang diserang, lalu
mempertahakan diri.
Maka memaknai Jihad harus benar. Jihad
adalah : Meluangkan segala potensi untuk membela Agama Allah. Dan perang adalah
bagian dari Jihad.
Lihat Surat Al Hajj ayat 39 :
أُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَـٰتَلُونَ بِأَنَّهُمۡ ظُلِمُواْۚ
وَإِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ نَصۡرِهِمۡ لَقَدِيرٌ (٣٩)
Telah
diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya
mereka telah dianiaya. dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong
mereka itu,
Berkaitan
pernyataan Presiden AS Donald Trumph yang akan memindahkan Kedutaan AS di
Jerussalem yang berarti akan memindahkan Ibukota Israel dari Tel Aviv ke
Jerusalem (Palestina), otomatis Isreal akan menguasai Jerussalem, padahal di
Jerussalem ada Masjidil Aqsha dan tempat ibadah lainnya.
Maka kita harus
melawan dan menolak pernyataan Donald
Trumph itu. Karena kita harus menjaga
Masjidil Aqsha, yang merupakan Masjid Allah dan menjaga Agama Allah. Kita harus
ikut ambil bagian dalam usaha menolak pernyataan Presiden AS itu. Yaitu akan
dilakukan demonstrasi Umat Islam di Monas tanggal 17 Desember 2017.
Gerakan itu kita sebut saja : Aksi 1712.
Kenapa Jerussalem
termasuk tanah yang diberkahi, sebagaimana disebutkan dalam AlQur’an Surat Al Isra’ ayat 1 :
بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
سُبۡحَـٰنَ ٱلَّذِىٓ أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَيۡلاً۬
مِّنَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ إِلَى ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡأَقۡصَا ٱلَّذِى بَـٰرَكۡنَا
حَوۡلَهُ ۥ لِنُرِيَهُ ۥ مِنۡ ءَايَـٰتِنَآۚ إِنَّهُ ۥ هُوَ
ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ (١)
Maha
suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al
Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami(Allah) berkahi
sekelilingnya*) agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda
(kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.
*] Maksudnya: Al
Masjidil Aqsha dan daerah-daerah sekitarnya dapat berkat dari Allah dengan diturunkan
nabi-nabi di negeri itu dan kesuburan tanahnya.
Maka seluruh Umat
Islam di dunia marah, karena Jerussalem adalah “Milik Kita”. akan dicaplok oleh
Israel.
Kedua, tanah
terssebut adalah suci dari Kemusyrikan dan dosa-dosa.
Lihat Surat Al Maa-idah ayat 21 :
يَـٰقَوۡمِ ٱدۡخُلُواْ ٱلۡأَرۡضَ ٱلۡمُقَدَّسَةَ ٱلَّتِى
كَتَبَ ٱللَّهُ لَكُمۡ وَلَا تَرۡتَدُّواْ عَلَىٰٓ أَدۡبَارِكُمۡ فَتَنقَلِبُواْ
خَـٰسِرِينَ (٢١)
Hai
kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu,
dan janganlah kamu lari kebelakang (karena takut kepada musuh), maka kamu
menjadi orang-orang yang merugi.
Maksudnya,
Palestina telah disucikan oleh Allah subhanahu
wata’ala,
Dan Yahudi
selamanya selalu “bermain di belakang
layar”. Maka tidak pernah terjadi
perang terbuka antara kaum Muslimin melawan Yahudi.
Sekian bahasan,
mudah-mudahan bermanfaat.
No comments:
Post a Comment