Translate

Wednesday, February 28, 2018

Menggali Potensi Diri Dengan Al-Qur’an (Bagian II), oleh : Ahmad Isyfak, MSi.

 PENGAJIAN DHUHA MASJID BAITUSSALAM


Menggali Potensi Diri Dengan Al-Qur’an (Bagian II)


Ahmad Isyfak, MSi.

 Jum’at,  7 Jumadil Akhir 1439H – 23 Februari 2018.
        
____________________________________________________________________ 




Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Muslimin dan muslimah yang dirahmati Allah subhanahu wata’ala,

Sampai saat ini banyak saudara-saudara kita yang mengaku beragama Islam dan bangga dengan ke-Islamannya, tetapi ketika diajak mengaji, membuka AlQur’an dan mempelajari AlQur’an, ia berfikir seribu kali. Mereka berfikir seribu kali karena tidak bisa membaca, belum bisa membaca, atau mungkin terlalu sibuk dan seribu alasan.

Maka marilah kita mencoba menggali potensi diri yaitu Akhlak diri kita  terhadap AlQur’an.  Perlu diingatkan, bahwa Akhlak kita bukan hanya terhadap orangtua, isteri kepada suami, anak muda kepada yang yang lebih tua, dst., melainkan ada Akhlak dan Adab kita terhadap AlQur’an.  Ada Adab diri kita terhadap Rasulullah saw,  ada Adab diri kita kepada Allah subhanahu wata’ala. Bahkan ada Adab seorang manusia terhadap hewan. Bayangkan,   sedemikian rupa AlQur’an melalui Syari’at Islam menyempurnakan Akhlak-Akhlak tersebut.

Bahkan saking pentingnya tentang Adab/Akhlak   Rasulullah shollallahu ‘alaihiwasallam bersabda : “Sebaik-baik kalian adalah orang yang beriman dan yang paling baik Akhlak-nya”.  Kemudian Imam Syafi’i rohimullahmengatakan : “Iman adalah sebelum Akhlak, dan Akhlak  adalah sebelum Ilmu, dan Ilmu harus ada sebelum Amal” . (Ada empat serangkai yang tidak boleh dilepas dari seorang muslim).

Maka bila kita bicara Adab/Akhlak harus ada Iman, setelah Iman lalu diikuti dengan Adab/Akhlak. Setalah Adab/Akhlak kemudian diikuti dengan Ilmu, setelah Ilmu lalu diikuti dengan Amal. (Iman – Akhlak – Ilmu – Amal).
Ulama Salaf mengatakan : Saking pentingnya Ilmu, sebelum kita bicara Ibadah,  Akhlak, maka terlebih dahulu harus bicara  tentang Ilmu. Bagaimana mungkin mengerjakan sholat,  menunaikan zakat, dst.  tetapi tanpa Ilmu.

Dalam Syari’at Islam, semua itu diperhitungkan. Bagaimana ketika Allah memerintahkan Syari’at yang wajib, lalu menambahkan yang sunnah-sunnah, semua itu didasari dengan Ilmu. Demikian pula ketika ber-interaksi, ber-Adab, ber-Akhlak dengan AlQur’an.  Barangkali yang selama ini tertimbun (terlupakan) adalah Akhlak seorang muslim terhadap AlQur’an. Adalah salah persepsi yang menganggap AlQur’an hanya sebatas untuk Mahar Pernikahan.

Maka bahasan kali ini ada 8 point,.Yaitu :
1.     Siapa anak Sahabat Nabi Shollallahu ‘alaihi wasallam,
2.     AlQur’an adalah perkataan (ucapan) yang paling baik.
3.     Setiap ayat AlQur’an adalah “Anak Tangga” Surga.
4.     AlQur’an akan menjadi pembela bagi pelakunya (Pembacanya)
5.     AlQur’an adalah “Surat Cinta” dari Allah subhanahu wata’ala.
6.     AlQur’an Plus.
7.     Golongan manusia yang Allah naungi ketika Hari Kiamat.
8.     Baik-buruknya seorang hamba tercermnin dari : Ia membaca AlQur’an atau tidak.

Siapa anak Sahabat Nabi Shollallahu ‘alaihi wasallam.
Di zaman Sahahabat, sepeninggal Rasulullah shollallahu ‘alaihiwasallam, ada sekelompok anak muda (empat orang), mereka anak-anak orang-orang kaya. Uang bagi mereka tidak ada masalah. Suatu ketika empat orang anak-muda tersebut  duduk-duduk bersama di sekitar Ka’bah. Saat itu sekitar Ka’bah  belum menjadi Masjidil Haram.  Mereka berbincang-bincang (ngobrol), antara lain salah seorang bertanya: “Hai teman-teman, kita ini masih muda-muda, kira-kira setelah kita menjadi orangtua ingin menjadi apa? Tolong masing-masing kita bisa mengungkap tentang cita-cita, harapan dan impian ketika hari tua kita nanti”.

Salah seorang anak muda itu bernama Abdullah bin Az Zubair. Mereka adalah Tabi’in, (cucu dari para sahabat Rasulullah saw).
Abdullah Az Zubair kelak merupakan pengganti Khalifah Yazid bin Mu’awiyah.  (ArtiKhalifah bukan hanya Kepala Negara, tetapi juga berarti Hakim, atau Ketua Mahkamah Konstitusi). Saat itu Khalifah melingkupi negeri-negeri Hijaz, Mesir, Yaman, Khurosan dan Iraq.  Ketika itu Abdullah Az Zubair berkata kepada teman-temannya anak-anak muda :“Suatu saat nanti kalau aku sudah besar, aku ingin menjadi Khalifah (Gubernur, Hakim,) di Jazirah Arab)”.  Tiga orang anak muda lainnya berkata yang sama yaitu bercita-cita ingin menjadi Khalifah.

Ternyata, perkataan anak muda Abdullah Az Zubair, dikabulkan oleh Allah subhanahu wata’ala. Sampai pada zamannya, ternyata Abdullan Az Zubair menggantikan Khalifah Yazid bin Mu’awiyah.

Kemudian adik  Abdullah Az Zubair yang bernama Mush’ab bin Zubair, ia bercita-cita kalau sudah besar nanti ingin menjadi Penguasa di Iraq, sepeninggal saudaranya Abdullah Az Zubair, meneruskan tugas kakaknya, sama-sama menjadi pejabat Negara saat itu.

Abdul Malik bin Marwan, salah seorang dari empat anak muda sebagaimana disebutkan di atas tetapi bukan saudara dari tiga bersaudara (Zubair bersaudara), bercita-cita ingin menjadi Khalifah penerus dari Mush’ab bin Zubair.

Dalam Hadits Qudsi Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallambersabda :  “Allah subhanahu wata’ala berfirman bahwa :Dia (Allah) tergantung prasangka hamba-Nya. Apa yang diangan-angankan hamba-Nya  itulah yang akan Allah berikan”.

‘Urwah bin Zubair, saudara dari Abdullah Az Zubair yang paling kecil, ketika itu berkata : “Aku ingin menjadi seorang yang ‘Alim (ber-Ilmu), sehingga orang-orang akan mengambil Ilmu tentang Kitab Rabb-nya (AlQur’an), dan Sunnah-Sunnah Nabi-Nya serta Hukum-Hukum Agama dariku, lalu di Akhirat aku selamat dan masuk Surga dengan Ridho Allah subhanahu wata’ala”.

Berkaitan dengan Hadits Qudsi tersebut, maka Allah akan bersama hamba-Nya selama hamba itu senantiasa mengingat Allah subhanahu wata’ala. Salah satu cara Allah memperingatkan hamba-Nya ialah dengan AlQur’an. Masalahnya, bagaimana kalau seseorang lupa dengan AlQur’an, lalai membaca AlQur’an, bahkan jauh dri AlQur’an ?. Berarti ia sulit untuk dekat dengan Allah subhanahu wata’ala.

Selama ini orang banyak mengeluh dan mengeluh, merasa hatinya tidak tenang, tidak puas dengan penghasilannya, dst., itu karena orang itu jauh dari Allah subhanahu wata’ala.Jauh dari AlQur’an, jauh dari Syari’at Allah subhanahu wata’ala.

Sebetulnya riwayat ‘Urwah bin Zubair panjang, tetapi kita singkat saja, ujung riwayatnya adalah : Bahwa ‘Urwah bin Zubair hampir diuji oleh Allah subhanahu wata’ala dengan jabatan. Sebetulnya asli Zubair (ayahnya) adalah orang Yaman, lalu pindah ke Mekkah, hidup dan besar di Mekkah, kemudian pindah lagi ke Madinah.  Ketika ‘Urwah bin Zubair dewasa, saat itu yang menjadi Pejabat Gubernur  di Madinah adalah Umar bin Abdul ‘Aziz, seorang yang sangat bijaksana dalam kepemimpinannya.

Umar bin Abdul ‘Aziz, Khalifah di Madinahmenjadikan ‘Urwah bin Zubair sebagai Konsultan Syari’ah. Dalam salah satu kutipan sejarahnya, ketika Khalifah mengumpulkan seluruh ‘Ulama Ahli Fiqih dan Ahli Tafsir, maka salah seorang ‘Ulamanya adalah Urwah bin Zubair.  Ketika itu Khalifah Umar bin ‘Abdul ‘Aziz berkata : “Wahai Sang Ulama, wahai Sang Faqih, seandainya ada orang yang datang men-dzolimi engkau, atau ada orang yang datang hendak men-dzolimi engkau, laporkan kepadaku”.

Sungguh seorang pemimpin yang sangat bijaksana. Maka ‘Urwah bin Zubair menjawab : “Semoga Allah subhanahu wata’ala senantiasa membimbing kepemimpinanmu diatas naungan Allah, di atas naungan Syari’at Islam dan di atas naungan Sunnah Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam”.

Beberapa tahun kemudian ‘Urwah bin Zubair dikarunai empat orang anak. Suatu saat ‘Urwah bin Zubari mengajak jalan-jalan bersama anak-anaknya dari Madinah menuju ke Yaman. Perjalanan darat dengan naik unta selama 7 – 10 hari. Sepulang dari jalan-jalan itu salah seorang anaknya (anak pertama) mengajak singgah (mampir) ke Kebon Binatang.   Ketika salah seorang anaknya membuka pintu kebon binatang, ternyata muncul seekor unta yang galak. Anak ‘Urwah bin Zubair diseruduk dan diinjak oleh unta yang galak itu, sehingga anak itu wafat.

‘Urwah bin Zubair (ayah dari anak itu) tidak ada penyesalan. Beliau berkata :“Semoga yang satu ini menjadi tabunganku di Akhirat di hadapan Allah subhanahu wata’ala, karena Allah masih mengaruniai aku dengan anak yang tiga orang lagi”.
Pada bulan berikutnya, ‘Urwah bin Zubair mendapat kecelakaan, yaitu naik kuda jatuh dari kuda hingga kakinya terluka. Tetapi beliau tidak mau berobat. Sepulang dari kecelakaan banyak orang, tetangga yang berkunjung. Banyak tabib (dokter) yang menawarkan pengobatan, tetapi ‘Urwah bin Zubair menolaknya.
Akhirnya datang seorang tabib dari Yaman, hendak meng-amputasi kaki ‘Urwah yang tidak kunjung sembuh. Tetapi ‘Urwah tidak bersedia di amputasi. Ia tidak mau dengan obat bius atau alkohol. Ketika hendak di-anputasi maka pangkal kaki yang hendak di amputasi diikat erat-erat sehingga terasa kesemutan, barulah dipotong dengan pisau oleh sang tabib. Sebelumnya ‘Urwah bin Zubair berkata :Bila itu tidak mengganggu ibadahku, maka aku siap di amputasi.

Maka tabib melakukan amputasi  kaki ‘Urwah bin Zubair. Seketika itu Urwah langsung pingsan. Karena dipotong kakinya tanpa di beri obat bius terlebih dahulu.
Pada penghujung hidupnya, ‘Urwah bin Zubair berpesan kepada isteri dan anak-anaknya untuk senantiasa dekat dengan AlQur’an, senantiasa mempelajari AlQur’an.

AlQur’an adalah perkataan yang paling baik.
Lihat Surat Az Zumar ayat 23 :

ٱللَّهُ نَزَّلَ أَحۡسَنَ ٱلۡحَدِيثِ كِتَـٰبً۬ا مُّتَشَـٰبِهً۬ا مَّثَانِىَ تَقۡشَعِرُّ مِنۡهُ جُلُودُ ٱلَّذِينَ يَخۡشَوۡنَ رَبَّہُمۡ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمۡ وَقُلُوبُهُمۡ إِلَىٰ ذِكۡرِ ٱللَّهِ‌ۚ ذَٲلِكَ هُدَى ٱللَّهِ يَہۡدِى بِهِۦ مَن يَشَآءُ‌ۚ وَمَن يُضۡلِلِ ٱللَّهُ فَمَا لَهُ ۥ مِنۡ هَادٍ (٢٣)

Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun.

Pertama :Perkataan yang paling baik adalah AlQur’an dan ayat-ayatnya diulang-ulang.  Dan gemetarlah orang-orang yang takut kepada Tuhannya, yaitu orang-orang yang beriman. Kemudian hati mereka  menjadi tenang setelah mengingat Allah subhanahu wata’ala.

Maka banyak orang yang ketika membaca AlQur’an lalu meneteskan air mata dan menangis. Dalam Hadits Shahih, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallambersabda : “Ketika kalian membaca AlQur’an, bisalah menangis.  Kalau tidak bisa menangis, berpura-puralah menangis”.
Pertanyaannya : Bisakah anda menangis ketika membaca AlQur’an?. Mudahan-mudahan.
Ada seorang sahabat bernama  Khalid bin Walid yang pertama kali membacakan AlQur’an di hadapan orang-orang kafir. Sehingga dalam Hadits Rasulullah sw bersabda :“Seandainya kalian mengetahui AlQur’an sebagaimana dahulu diturunkan, belajarlah kepada Khalid bin Walid”.

Dari ayat tersebut di atas, maka tidak ada ucapan, perkataan, tulisan, buku, bacaan, dst., atau artikel apapun yang sebaik AlQur’an. Bila kita membaca buku-buku tentang bisnis, politik, atau ekonomi, maka hati kita tetap kosong. Kosong dari dzikir, bermunajat dan berkomunikasi  kepada Allah subhanahu wata’ala.

Kedua :Bacaan AlQur’an bagi orang yang beriman akan membuat gemetar seluruh badannya ketika mendapatkan ayat-ayat peringatan. Misalnya Surat Yaasin, isinya 80% adalah mengisahkan tentang Akhirat. Tentang amal baik dan amal buruk manusia,  tentang orang taat dan orang durhaka, dikisahkan tentang keadaan Hari Kiamat,  maka gemetarlah orang yang tahu dan beriman.

Demikian juga Surat Al Zalzalah, Allah berbicara tentang sebab-akibat, akan berbicara persaksian makhluk Allah di hadapan Allah subhanahu wata’ala kelak di Hari Kiamat. Bagi orang  beriman : Fikirkan itu masak-masak oleh kita semua.

Ketiga : AlQur’an adalah petunjuk yang pasti. Mampu menyelamatkan setiap orang tentang urusan dunia dan Akhirat.

Setiap ayat AlQur’an adalah Anak-Tangga menuju Surga.
Pelaku AlQur’an adalah orang yang memperlakukan AlQur’an, membaca, mempelajari, menghafal atau meng-kajinya. Penghafal AlQur’an akan Allah naikkan derajatnya di Surga kelak.  Orang yang sampai saat ini baru bisa hafal Surat Al Ikhlas, Al Falaq dan An Naas, bisa masuk Surga.

Hendaklah kita memikirkan Surga.  Bagaimana agar kita bisa masuk surga. Dalam Hadits Shahih, Rasulullah saw bersabda : “Jika kalian minta Surga kepada Allah, mintalah Surga yang paling tinggi”.

Maknanya, bahwa Surga harus kita fikirkan sejak kita di dunia. Kalau untuk punya rumah saja kita harus fikirkan, untuk punya ini dan itu sebagai kebutuhan hidup di dunia kita harus fikirkan, kenapa untuk Surga kita tidak pernah memikirkannya ?
Kita baru bicara AlQur’an, belum lagi tentang zakat, sholat berjamaah, Haji, dst. yang itu semua menjadi penopang kita untuk masuk Surga.

Maka kita hendaknya pikirkan lebih serius, lebih detail : Sudah layakkah kita masuk surga melalui AlQur’an ?

AlQur’an akan menjadi Syafaat bagi pelakunya.
Dalam Hadits Shahih Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallambersabda : “Bacalah AlQur’an, karena sesungguhnya ia (AlQur’an) akan datang pada Hari Kiamat menjadi Syafaat (pembela, penolong) bagi orang yang membacanya”. 

Maka janganlah kita menjadi orang yang “keterlaluan”, yaitu seumur hidup tidak pernah membuka Mushaf AlQur’an. membaca AlQur’an atau mempelajari AlQur’an. Jangan membaca AlQur’an hanya ketika permulaan Romadhon saja, selanjutnya tidak lagi.

Dalam Hadits Shahih, Rasulullah saw bersabda : “Siapa yang membaca Surat Al Kahfi di hari Jum’at, maka ia akan dijauhkan dari fitnah Dajjal, akan diberikan cahaya hati, ketenangan hati sampai Jum’at pekan berikutnya”.

Maka fikirkanlah, barangkali dengan bacaan Surat Al Kahfi itu Allah subhanahu wata’ala akan mengangkat derajat kita sebagai tangga untuk naik ke Surga. Di tambah lagi merupakan Syafaat di Hari Kiamat.

AlQur’an adalah Surat Cinta dari Allahsubhanahu wata’ala.
Lihat Surat Ali Imran ayat 101 :

وَكَيۡفَ تَكۡفُرُونَ وَأَنتُمۡ تُتۡلَىٰ عَلَيۡكُمۡ ءَايَـٰتُ ٱللَّهِ وَفِيڪُمۡ رَسُولُهُ ۥ‌ۗ وَمَن يَعۡتَصِم بِٱللَّهِ فَقَدۡ هُدِىَ إِلَىٰ صِرَٲطٍ۬ مُّسۡتَقِيمٍ۬ (١٠١)

Bagaimanakah kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan Rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kamu? Barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.

Maksudnya, Allah subhanahu wta’ala menyindir kepada kita : Wahai hamba-Ku, kalau kamu membaca AlQur’an masih juga tidak percaya juga dengan ke-Imanan dan ke-Islaman Nabi Muhmmad saw dan Allah subhanahu wata’ala serta Akhirat, maka kamu sudah keterlaluan.

AlQur’an sudah ada (diturunkan), Nabi Saw sudah diutus, Ulama banyak, Pengajian di mana-mana, tidak juga mau membaca AlQur’an, maka kamu keterlaluan. Maka bacalah AlQur’an agar kita diberikan Syafaat (pertolongan) ketika kelak di Hari Kiamat.

AlQur’an Plus.
Bagaimana kondisi manusia di Akhirat, ada dua jenis manusia di sana. Yaitu Mukmin (orang beriman)  danKafir.

Lihat Surat ‘Abasa ayat 33 – 42.
فَإِذَا جَآءَتِ ٱلصَّآخَّةُ (٣٣) يَوۡمَ يَفِرُّ ٱلۡمَرۡءُ مِنۡ أَخِيهِ (٣٤) وَأُمِّهِۦ وَأَبِيهِ (٣٥) وَصَـٰحِبَتِهِۦ وَبَنِيهِ (٣٦) لِكُلِّ ٱمۡرِىٍٕ۬ مِّنۡہُمۡ يَوۡمَٮِٕذٍ۬ شَأۡنٌ۬ يُغۡنِيهِ (٣٧) وُجُوهٌ۬ يَوۡمَٮِٕذٍ۬ مُّسۡفِرَةٌ۬ (٣٨) ضَاحِكَةٌ۬ مُّسۡتَبۡشِرَةٌ۬ (٣٩) وَوُجُوهٌ۬ يَوۡمَٮِٕذٍ عَلَيۡہَا غَبَرَةٌ۬ (٤٠) تَرۡهَقُهَا قَتَرَةٌ (٤١) أُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡكَفَرَةُ ٱلۡفَجَرَةُ (٤٢)
33. dan apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua),
34. pada hari ketika manusia lari dari saudaranya,
35. dari ibu dan bapaknya,
36. dari istri dan anak-anaknya.
37. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.
38. banyak muka pada hari itu berseri-seri,
39. tertawa dan bergembira ria,
40. dan banyak (pula) muka pada hari itu tertutup debu,
41. dan ditutup lagi oleh kegelapan*].
42. mereka itulah orang-orang kafir lagi durhaka.

*] Maksudnya mereka ditimpa kehinaan dan kesusahan.

Dalam Hadits Shahih yang panjang, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam menggambarkan keadaan manusia ketika di Padang Mahsyar dalam keadaan telanjang bulat. Tanpa alas kaki, tanpa khitan. Matahari ada dekat sekali di atas kepala manusia. Di sana akan banjir keringat manusia.

Semua manusia tergantung amalnya. Setiap manusia (yang beriman) menunggu panggilan Allah yaitu peng-Hisaban Allah selama 40 tahun. Selama itu manusia tidak ada yang lapar, tidak ada yang  mengantuk, tidur atau buang air. Selalu menunggu panggilan Allah untuk menghadap-Nya.
Ketika menghadap Allah subhanahu wata’ala di Padang Mahsyar, maka manusia akan diberi pakaian, supaya tidak telanjang.  Dan orang pertama yang akan diberi pakaian adalah Nabi Ibrahimalaihissalam.

Dalam Hadits tersebut, Rasulullah saw bersabda : Ketika hendak menghadap Allah, manusia akan diberi pakaian sebagaimana pakaian yang terakhir ia kenakan di dunia. Tergantung pakaian terakhir yang dikenakan ketika di dunia. Kalau kita ketika meninggal dunia dibungkus dengan kain kafan, maka ketika menghadap Allah kita akan memakai kain kafan.

Dalam Hadits Rasulullah saw bersabda : “Ada tujuh golongsn manusia yang akan mendapatkan naungan dari Allah, pada hari tidak ada naungan kecuali naungan dari Allah subhanahu wata’ala :
1.     Pemimpin yang adil,
2.     Pemuda yang hidupnya dalam kondisi beribadah kepada Allah.
3.     Orang yang hatinya selalu terpaut kepada Masjid.
4.     Dua orang yang saling mencintai karena Allah, bertemu dan berpisah karena Allah.
5.     Seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang perempuan cantik dan punya jabatan, menolak dengan mengatakan : Sungguh aku takut akan adzab Allah karena perbuatan ini.
6.     Seorang yang bersedekah lalu merahasiakan sedekahnya, seakan-akan tangan kirinya tidak tahu apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya.
7.     Seorang ber-dzikir lalu menangis dalam kesendirian.

Baik-buruknya seseorang tercermin dari Membaca AlQur’an.
Hadits diriwayatkan oleh Abdurrozaq dan Ad Dailami, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam  bersabda: “Rumah yang dibacakan AlQur’an, maka malaikat akan berdatangan dan syaithan akan lari. Rumah yang tidak pernah dibacakan AlQur’an, maka malaikat akan menjauh dari rumah itu dan syaithan akan berdatangan. Si empunya rumah akan sesak dadanya”.

Sekian bahasan, mudah-mudahan bermanfaat.


SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIK. 

Wassalamu'alaikum Wb. Wb.

No comments:

Post a Comment