Bulan Ramadhan
Oleh : Kang
Rasyid
Jum’at, 25
Sya’ban 1439 H – 11 Mei 2018.
Assalamu’alaikum
wr.wb.,
Muslimin
dan muslimah yang dirahmati Allah subhanahu
wata’ala,
Sebuah Hadits dalam Kitab Sunan Ibnu
Majah, dari Anas bin Malik rodhiyallahu
‘anhu, Rasulullah shollallahu ‘alaihi
wasallam bersabda : “Bahwa bulan
Romadhon telah hadir dalam kehidupan kalian,
di dalamnya ada satu malam dimana bila kalian menghidupkan malam
tersebut, maka kalian akan mendapatkan seribu bulan kebaikan. Malam itu adalah
Lailatul Qadar”.
Dalam AlQur’an Surat Al Baqarah ayat 183 Allah subhanau
wata’ala berfirman
يٰٓـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا
كُتِبَ عَلَيۡکُمُ الصِّيَامُ کَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِکُمۡ
لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُوۡنَۙ ﴿۱۸۳﴾
(Beberapa
hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya
diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan
yang bathil). karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya)
di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit
atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa),
sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah
menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan
hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah
atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.
Satu-satunya bulan yang disebut dalam
AlQur’an adalah Romadhon.
Ini menunjukkan bahwa bulan Romadhon
adalah istimewa dan mahal. Pasti ada sesuatu di dalam bulan Romadhon itu. Maka
cara menyambutnya dan cara mengi-sinyapun harus berbeda, karena bulan tersebut
adalah bulan yang mahal.
Kalau orang dari seluruh penjuru dunia
pergi Ibadah Haji ke Mekkah, wukuf (diam) di Arofah, maka mereka disebut Dhuyufullah (Tamu Allah), tetapi
dibulan Romadhon orang yang melaksanakan ibadah Romadhon disebut Dhiyafatullah
(Yang dikunujungi Allah). Berarti semua orang baik yang mampu maupun
yang tidak, yang lemah dan yang kuat akan dikunjungi oleh Allah subahanahu wata’ala.
Bulan Romadhon Allah subhanahu wata’ala akan hadir kepada kita.
Maka untuk memasuki bulan Romadhon kita
harus mempersiapkan diri dimana Allah subhanahu
wata’ala dekat sekali dengan kita, dan dalam bulan Romadhon ada malam yang
istimewa, yaitu Lailatul Qadar, malam yang lebih baik daripada seribu bulan (83 tahun 4 bulan)
beribadah.
Dalam Hadits yang shahih Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam berkisah di
hadapan para sahabat : Ada seorang pemuda
dari kalangan Yahudi yang rajin beribadah selama 80 tahun, siang untuk Jihad dan malam untuk Munajat kepada Allah subhanahu wata’ala. Pemuda ini tidak pernah berbuat maksiat,
walaupun sekejap-mata. Selama 80 tahun total untuk beribadah, tidak sekalipun untuk maksiat.
Para sahabat mendengar kisah dari
Rasulullah swt. itu semua tertunduk wajahnya, karena mereka merasa malu. Seorang Yahudi saja 80 tahun beribadah
terus-menerus, tidak pernah maksiat, lalu kita bagaimana ? Umat Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam
diperkirakan rata-rata umurnya antara 60 – 70 tahun,
Rupnya Rasulullah saw paham dan mengerti
akan perasaan para sahabat, dan Allah subhanahu
wata’ala menjawab suasana itu.
Maka turunlah Surat Al Qadr :
اِنَّاۤ اَنۡزَلۡنٰهُ فِىۡ لَيۡلَةِ الۡقَدۡرِ ۖ ۚ ﴿۱﴾
وَمَاۤ اَدۡرٰٮكَ مَا لَيۡلَةُ الۡقَدۡرِؕ ﴿۲﴾ لَيۡلَةُ
الۡقَدۡرِ ۙ خَيۡرٌ مِّنۡ
اَلۡفِ شَهۡرٍؕ ﴿۳﴾ تَنَزَّلُ الۡمَلٰٓٮِٕكَةُ وَالرُّوۡحُ فِيۡهَا
بِاِذۡنِ رَبِّهِمۡۚ مِّنۡ كُلِّ اَمۡرٍ ۛۙ ﴿۴﴾ سَلٰمٌ ۛهِىَ
حَتّٰى مَطۡلَعِ الۡفَجۡرِ ﴿۵﴾
1.
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan*].
2.
dan tahukah kamu Apakah malam kemuliaan itu?
3.
malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
4.
pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya
untuk mengatur segala urusan.
5.
malam itu (penuh) Kesejahteraan sampai terbit fajar.
*] Malam kemuliaan dikenal dalam bahasa
Indonesia dengan malam Lailatul Qadr Yaitu suatu malam yang penuh kemuliaan,
kebesaran, karena pada malam itu permulaan turunnya Al Quran.
Maksud Surat tersebut, Allah subhanahu wata’ala ingin menggembirakan
umat-Nya, bahwa tidak usah iri dan rendah hati pada umat-umat terdahulu, yang
beribadahnya hebat-hebat, kuat-kuat, bahwa Umat Muhammad shollallahu ‘alaihi wassalam juga akan diberi hadiah berupa Lailatul
Qadar, (Malam yang penuh dengan Kemuliaan). Yang apabila umat Islam
dalam malam tersebut beribadah, sholat malam, dzikir, Munajat kapada
Allah, I’tikaf dalam masjid maka Allah subhanahu wata’ala akan memberikan
pahala seperti orang beribadah seribu
bulan. Dan itu hanya didapat pada Malam Lailatul
Qadar.
Maka marilah kita umat Islam bersiap-siap
untuk melaksanakan ibadah Romadhon dan yang di dalamnya ada
malam Lailatul Qadar itu. Hadiah seribu bulan diberikan hanya kepada
Umat Muhammad saw saja, tidak kepada umat yang lain. Dan malam itu hanya
terdapat dalam bulan Romadhon saja, tidak dalam bulan yang lain.
Hadits tersebut dilanjutkan dengan sabda
beliau : Barangsiapa yang tidak mendapatkan
kebaikan bulan Romadhon, maka ia tidak akan mendapatkan kebaikan di bulan
lainnya.
Berarti kebaikan pada bulan Romadhon akan
menjadi barometer bagi kegiatan ibadah di luar bulan Romadhon. Bila di bulan Romadhon
tidak pernah absen Sholat Tarawih berjamaah maka insya Allah di luar bulan
Romadhon tidak akan berani meninggalkan sholat-sholat Sunnat.
Bila di bulan Romadhon sudah tidak peduli
dengan sholat Tarawih berjamaah, tidak tertarik dengan membaca AlQur’an, maka
di luar Romadhon akan malas juga membaca AlQur’an setip malam. Bila di bulan
Romadhon tidak ada gairah untuk ibadah, apalagi di luar bulan Romadhon.
Imam Anas bin Malik menjelaskan bahwa yang
dimakusd Kebaikan-Kebaikan Romadhon ada tiga :
1. Luthfullah, (kelembutan dan
Rahman serta Rahim Allah subhnahu
wata’ala). Ketika hari-hari menjelang Romnadhon, hati kita bergetar saking senangnya mendekati
Romadhon. Kita rindu dengan sholat Tarawihnya, rindu dengan bacaan AlQur’nnya,
dengan makan bersamanya ketika buka dan sahur-nya. Dst. Yang demikian itu merupakan bagian dari
Kelembutan Allah subhanhau wata’ala. yang
disisipkan ke dalam hati kita.
2. Taufiqullah, (Ingin mendekat kepada Allah).
Dengan cara memperbanyak ibadah, sholat malam, bersedekah, memperbanyak membaca
AlQur’an dst. Taufiq juga diartikan sebagai kehendak seseorang yang sesuai
dengan Kehendak Allah subhanahu wata’ala.
3. Tha’atullah, (Taat pada
perintah Allah), ketika bulan
Romadhon kita merasa ringan dan ingin selalu beribadah baik yang Ibadah Fardhu
maupun ibadah Sunnah. Dan selalu ingin meningkatkan kualitas ibadah.
Tentang Tha’at kepada Allah swt. Bisa kita lihat pada Hadits-Hadits yang
meriwayatkan cara ibadah Nabi Muhammad saw dan para sahabat.dan para Ulama Salafushshalih,
Rasulullah saw bersabda : Wajib atas kalian untuk mengikuti
perbuatanku, sunnahku dan ucapanku juga perbuatan Khulafaurrasyidin.
Maksudnya : Bagaimana beribadah, menikah,
berbisnis, Jihad dan lain-lainnya lihatlah cara yang dilakukan oleh Rasulullah
saw, jangan menambah dan menguranginya. Juga perbuatan para Khulafaurrasyidin (Sahabat yang empat : Ababakar
as Siddiq, Umar bin Khathab, ‘Utsman bin ‘Affan dan Alib bin Abi Thalib rodhiyallahu
‘anhum), sesudahnya dan sesudahnya. (Maksudnya
: Para Tabi’in dan Tabi’uttabi’in). Mereka itu disebut Ulama Salafushshalih.
Itulah yang sering disebut Ulama Salaf. Dan
ulama generasi sesudahnya disebut Ulama Khalaf.
Kita umat Islam diperintahkan untuk
mengikuti (meniru) ibadah para Ulama Salafushshalih (Para Sahabat,
Tabi’in dan Tabi’uttabi’in). Jangan beribadah dengan cara-cara di luar
Salafushshalih, jangan mengarang sendiri atau ibadah karangan orang.
Kita lihat Imam Malik, yang menulis Kitab Al Muwatho’. Imam Malik adalah
guru Hadits di Masjid Nabawi Madinah. Beliau banyak sekali meriwayatkan
Hadits-Hadits shahih Nabi Muhammad saw. Dan beliau mendermakan dirinya,
me-Waqaf-kan dirinya untuk mengajarkan Hadits di Masjid Nabawi, sehingga
tersusunlah Kitab Al Muwatho sebagaimana
disebutkan di atas.
Ketika bulan Romadhon beliau libur
mengajar di Masjid Nabawi, beliau Tawaquf, berhenti mengajar mengaji,
untuk lebih mendalami AlQur’an. Beliau hafidz AlQur’an, tetapi di bulan
Romadhon beliau membaca AlQur’an, untuk Muroja’ah dan Muthola’ah. (Beliau libur
mengaji dan meningkatkan ibadahnya).
Ulama
Imam Bukhari,
salah seorang pencatat Hadits terbaik, beliau per-tiga hari khatam AlQur’an
dalam bulan Romadhon.
Imam
Syafi’i, yang menulis Kitab Al Um, beliau selama bulan
Romadhon mampu meng-khatamkan AlQur’an 60 kali khatam. Berarti beliau sehari bisa dua kali
meng-khatamkan AlQur’an. Saking taatnya beliau
dalam mengisi bulan Romadho.
Bahkan Rasulullah saw beserta para sahabat
6 bulan sebelumnya sudah menyambut kedatangannya bulan Romadhon, sambil berdo’a
: Ya Allah, temukan kami dengan Romadhon.
Sebagaimana disebutkan di atas untuk
menjadi Tamu Allah maka orang akan mendapat “Hidangan-Nya”. Hidangan Allah subhanahau wata’ala khusus di bulan Romadhon sesuai dengan doa
Rasulullah saw setiap malam Romadhon :
Allahumma innalaka fi kulli lailatin min
layalisyahri romadhon nafahatin wa mawahib wa’atiyatin (Ya Allah
sesungguhnya Engkau setiap malam Romadhon selalu menyiapkan hidangan buat kami,
maka tolong hidangan itu cicipkan kepada umat kami, atau suami kami atau isteri kami, anak dan
bangsa kami).
Dan siapa yang mencicipi hidangan itu akan
merasakan nikmat yang agung.
Hidangan tersebut adalah
1.
Nafahat : Hembusan Ampunan
dan Rahmat Allah subhanahu wata’ala.
2. Mawahib : Hadiah dari Allah
subhanahu wata’ala diperuntukkan
khusus orang-orang yang Tha’at. Orang yang meng-upgrade ketaatannya, seperti membaca AlQur’an (sebelumnya jarang
membaca AlQur’an), sholat selalu berjamaah (sebelumnya sholat sendiri di
rumahnya). Mawahib berupa : Karomah, atau Maunah.
3. ‘Atiyatin : Waktu-waktu yang mahal (Prime Time) dari Allah yang harus diminta. Waktu tersebut adalah antara waktu buka-puasa sampai waktu Sahur.
Bila waktu-waktu tersebut untuk berdo’a maka do’anya makbul. Bila diminta maka
akan diberi, bila tidak diminta maka tidak diberi. Dan waktu-waktu tersebut
hanya ada di dalam bulan Romadhon.
Mudah-mudahan kita semua bisa menyambut bulan
Romadhon. Sambil berdoa : Seandainya tahun ini bulan Romadhon
merupakan Romadhon terakhir bagi saya, maka tingkatkan ke-Taqwaan saya, agar
mendapat Nafahat, Mawahib dan ‘Atiyatin sebagaimana disebutkan di
atas.
Sekian bahasan mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN
LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIK.
Wassalamu’alaikum
warohmatullahi wabarokatuh.
No comments:
Post a Comment