Translate

Friday, May 11, 2018

Bulan Ramadhan, Oleh : Kang Rasyid (late Post)


Bulan Ramadhan
Oleh : Kang Rasyid


Jum’at,  25 Sya’ban 1439 H – 11 Mei 2018.

  
Assalamu’alaikum wr.wb.,

Muslimin dan muslimah yang dirahmati Allah subhanahu wata’ala,
Sebuah Hadits dalam Kitab Sunan Ibnu Majah, dari Anas bin Malik rodhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Bahwa bulan Romadhon telah hadir dalam kehidupan kalian,  di dalamnya ada satu malam dimana bila kalian menghidupkan malam tersebut, maka kalian akan mendapatkan seribu bulan kebaikan. Malam itu adalah Lailatul Qadar”.

Dalam AlQur’an Surat Al Baqarah ayat 183 Allah subhanau wata’ala berfirman

يٰٓـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا كُتِبَ عَلَيۡکُمُ الصِّيَامُ کَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِکُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُوۡنَۙ‏ ﴿۱۸۳﴾  

(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.

Satu-satunya bulan yang disebut dalam AlQur’an adalah Romadhon.
Ini menunjukkan bahwa bulan Romadhon adalah istimewa dan mahal. Pasti ada sesuatu di dalam bulan Romadhon itu. Maka cara menyambutnya dan cara mengi-sinyapun harus berbeda, karena bulan tersebut adalah bulan yang mahal.

Kalau orang dari seluruh penjuru dunia pergi Ibadah Haji ke Mekkah, wukuf (diam) di Arofah,  maka mereka disebut Dhuyufullah (Tamu Allah), tetapi dibulan Romadhon orang yang melaksanakan ibadah Romadhon disebut Dhiyafatullah (Yang dikunujungi Allah). Berarti semua orang baik yang mampu maupun yang tidak, yang lemah dan yang kuat akan dikunjungi oleh Allah subahanahu wata’ala.
Bulan Romadhon Allah subhanahu wata’ala akan hadir kepada kita.

Maka untuk memasuki bulan Romadhon kita harus mempersiapkan diri dimana Allah subhanahu wata’ala dekat sekali dengan kita, dan dalam bulan Romadhon ada malam yang istimewa, yaitu Lailatul Qadar, malam yang lebih baik daripada seribu bulan (83 tahun 4 bulan) beribadah.

Dalam Hadits yang shahih Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam berkisah di hadapan para sahabat : Ada seorang pemuda dari kalangan Yahudi yang rajin beribadah selama 80 tahun, siang untuk Jihad dan malam untuk Munajat kepada Allah subhanahu wata’ala.  Pemuda ini tidak pernah berbuat maksiat, walaupun sekejap-mata. Selama 80 tahun total untuk  beribadah, tidak sekalipun untuk maksiat.

Para sahabat mendengar kisah dari Rasulullah swt. itu semua tertunduk wajahnya, karena mereka merasa malu.  Seorang Yahudi saja 80 tahun beribadah terus-menerus, tidak pernah maksiat, lalu kita bagaimana ? Umat Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam diperkirakan rata-rata umurnya antara 60 – 70 tahun,
Rupnya Rasulullah saw paham dan mengerti akan perasaan para sahabat, dan Allah subhanahu wata’ala menjawab suasana itu.
Maka turunlah Surat Al Qadr :


اِنَّاۤ اَنۡزَلۡنٰهُ فِىۡ لَيۡلَةِ الۡقَدۡرِ ۖ ۚ‏ ﴿۱﴾  وَمَاۤ اَدۡرٰٮكَ مَا لَيۡلَةُ الۡقَدۡرِؕ‏ ﴿۲﴾  لَيۡلَةُ الۡقَدۡرِ  ۙ خَيۡرٌ مِّنۡ اَلۡفِ شَهۡرٍؕ‏ ﴿۳﴾  تَنَزَّلُ الۡمَلٰٓٮِٕكَةُ وَالرُّوۡحُ فِيۡهَا بِاِذۡنِ رَبِّهِمۡ‌ۚ مِّنۡ كُلِّ اَمۡرٍ ۛۙ‏ ﴿۴﴾  سَلٰمٌ   ۛهِىَ حَتّٰى مَطۡلَعِ الۡفَجۡرِ‏ ﴿۵﴾  

1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan*].
2. dan tahukah kamu Apakah malam kemuliaan itu?
3. malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
4. pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
5. malam itu (penuh) Kesejahteraan sampai terbit fajar.

*] Malam kemuliaan dikenal dalam bahasa Indonesia dengan malam Lailatul Qadr Yaitu suatu malam yang penuh kemuliaan, kebesaran, karena pada malam itu permulaan turunnya Al Quran.

Maksud Surat tersebut, Allah subhanahu wata’ala ingin menggembirakan umat-Nya, bahwa tidak usah iri dan rendah hati pada umat-umat terdahulu, yang beribadahnya hebat-hebat, kuat-kuat, bahwa Umat Muhammad shollallahu ‘alaihi wassalam juga akan diberi hadiah berupa Lailatul Qadar, (Malam yang penuh dengan Kemuliaan). Yang apabila umat Islam dalam malam tersebut beribadah, sholat malam, dzikir, Munajat kapada Allah,  I’tikaf dalam masjid maka Allah subhanahu wata’ala akan memberikan pahala seperti orang beribadah seribu bulan.  Dan itu hanya didapat pada Malam Lailatul Qadar.

Maka marilah kita umat Islam bersiap-siap untuk melaksanakan ibadah Romadhon dan yang di dalamnya ada malam Lailatul Qadar itu. Hadiah seribu bulan diberikan hanya kepada Umat Muhammad saw saja, tidak kepada umat yang lain. Dan malam itu hanya terdapat dalam bulan Romadhon saja, tidak dalam bulan yang lain.

Hadits tersebut dilanjutkan dengan sabda beliau : Barangsiapa yang tidak mendapatkan kebaikan bulan Romadhon, maka ia tidak akan mendapatkan kebaikan di bulan lainnya.
Berarti kebaikan pada bulan Romadhon akan menjadi barometer bagi kegiatan ibadah  di luar bulan Romadhon. Bila di bulan Romadhon tidak pernah absen Sholat Tarawih berjamaah maka insya Allah di luar bulan Romadhon tidak akan berani meninggalkan sholat-sholat Sunnat.
Bila di bulan Romadhon sudah tidak peduli dengan sholat Tarawih berjamaah, tidak tertarik dengan membaca AlQur’an, maka di luar Romadhon akan malas juga membaca AlQur’an setip malam.  Bila di bulan  Romadhon tidak ada gairah untuk ibadah, apalagi di luar bulan Romadhon.

Imam Anas bin Malik menjelaskan bahwa yang dimakusd Kebaikan-Kebaikan Romadhon ada tiga :

1.   Luthfullah, (kelembutan dan Rahman serta Rahim Allah subhnahu wata’ala). Ketika hari-hari menjelang Romnadhon,  hati kita bergetar saking senangnya mendekati Romadhon. Kita rindu dengan sholat Tarawihnya, rindu dengan bacaan AlQur’nnya, dengan makan bersamanya ketika buka dan sahur-nya. Dst.  Yang demikian itu merupakan bagian dari Kelembutan Allah subhanhau wata’ala. yang disisipkan ke dalam hati kita.

2. Taufiqullah, (Ingin mendekat kepada Allah). Dengan cara memperbanyak ibadah, sholat malam, bersedekah, memperbanyak membaca AlQur’an dst. Taufiq juga diartikan sebagai kehendak seseorang yang sesuai dengan Kehendak Allah subhanahu wata’ala.

3.  Tha’atullah, (Taat pada perintah Allah), ketika bulan Romadhon kita merasa ringan dan ingin selalu beribadah baik yang Ibadah Fardhu maupun ibadah Sunnah. Dan selalu ingin meningkatkan kualitas ibadah.

Tentang Tha’at kepada Allah swt. Bisa kita lihat pada Hadits-Hadits yang meriwayatkan cara ibadah Nabi Muhammad saw dan para sahabat.dan para Ulama Salafushshalih, Rasulullah saw bersabda : Wajib atas kalian untuk mengikuti perbuatanku, sunnahku dan ucapanku juga perbuatan Khulafaurrasyidin.

Maksudnya : Bagaimana beribadah, menikah, berbisnis, Jihad dan lain-lainnya lihatlah cara yang dilakukan oleh Rasulullah saw, jangan menambah dan menguranginya. Juga perbuatan para Khulafaurrasyidin (Sahabat yang empat : Ababakar as Siddiq, Umar bin Khathab, ‘Utsman bin ‘Affan dan Alib bin Abi Thalib  rodhiyallahu ‘anhum), sesudahnya dan sesudahnya. (Maksudnya : Para Tabi’in dan Tabi’uttabi’in). Mereka itu disebut Ulama Salafushshalih.
Itulah yang sering disebut Ulama Salaf. Dan ulama generasi sesudahnya disebut Ulama Khalaf.

Kita umat Islam diperintahkan untuk mengikuti (meniru) ibadah para Ulama Salafushshalih (Para Sahabat, Tabi’in dan Tabi’uttabi’in). Jangan beribadah dengan cara-cara di luar Salafushshalih, jangan mengarang sendiri atau ibadah karangan orang.

Kita lihat Imam Malik, yang menulis Kitab Al Muwatho’. Imam Malik adalah guru Hadits di Masjid Nabawi Madinah. Beliau banyak sekali meriwayatkan Hadits-Hadits shahih Nabi Muhammad saw. Dan beliau mendermakan dirinya, me-Waqaf-kan dirinya untuk mengajarkan Hadits di Masjid Nabawi, sehingga tersusunlah Kitab Al Muwatho sebagaimana disebutkan di atas.

Ketika bulan Romadhon beliau libur mengajar di Masjid Nabawi, beliau Tawaquf, berhenti mengajar mengaji, untuk lebih mendalami AlQur’an. Beliau hafidz AlQur’an, tetapi di bulan Romadhon beliau membaca AlQur’an, untuk Muroja’ah dan Muthola’ah. (Beliau libur mengaji dan meningkatkan ibadahnya).  

Ulama Imam Bukhari, salah seorang pencatat Hadits terbaik, beliau per-tiga hari khatam AlQur’an dalam bulan Romadhon.
Imam Syafi’i,  yang menulis Kitab Al Um, beliau selama bulan Romadhon mampu meng-khatamkan AlQur’an 60 kali khatam.  Berarti beliau sehari bisa dua kali meng-khatamkan AlQur’an.  Saking taatnya beliau dalam mengisi bulan Romadho.

Bahkan Rasulullah saw beserta para sahabat 6 bulan sebelumnya sudah menyambut kedatangannya bulan Romadhon, sambil berdo’a : Ya Allah, temukan kami dengan Romadhon. 

Sebagaimana disebutkan di atas untuk menjadi Tamu Allah maka orang akan mendapat “Hidangan-Nya”.   Hidangan Allah subhanahau wata’ala khusus di bulan Romadhon sesuai dengan doa Rasulullah saw setiap malam Romadhon :
Allahumma innalaka fi kulli lailatin min layalisyahri romadhon nafahatin wa mawahib wa’atiyatin (Ya Allah sesungguhnya Engkau setiap malam Romadhon selalu menyiapkan hidangan buat kami, maka tolong hidangan itu cicipkan kepada umat kami,  atau suami kami atau isteri kami, anak dan bangsa kami).
Dan siapa yang mencicipi hidangan itu akan merasakan nikmat yang agung.

Hidangan tersebut adalah

1.     Nafahat : Hembusan Ampunan dan Rahmat Allah subhanahu wata’ala.
2.  Mawahib : Hadiah dari Allah subhanahu wata’ala diperuntukkan khusus orang-orang yang Tha’at. Orang yang meng-upgrade ketaatannya, seperti membaca AlQur’an (sebelumnya jarang membaca AlQur’an), sholat selalu berjamaah (sebelumnya sholat sendiri di rumahnya).  Mawahib berupa : Karomah, atau Maunah.
3.   ‘Atiyatin : Waktu-waktu yang mahal (Prime Time) dari Allah yang harus diminta.  Waktu tersebut adalah  antara waktu buka-puasa sampai waktu Sahur. Bila waktu-waktu tersebut untuk berdo’a maka do’anya makbul. Bila diminta maka akan diberi, bila tidak diminta maka tidak diberi. Dan waktu-waktu tersebut hanya ada di dalam bulan Romadhon.

Mudah-mudahan kita semua bisa menyambut bulan Romadhon.  Sambil berdoa : Seandainya tahun ini bulan Romadhon merupakan Romadhon terakhir bagi saya, maka tingkatkan ke-Taqwaan saya, agar mendapat Nafahat, Mawahib dan ‘Atiyatin sebagaimana disebutkan di atas.

Sekian bahasan mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU AN LAILAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIK.

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.


No comments:

Post a Comment