PENGAJIAN DHUHA MASJID
BAITUSSALAM
Jum’at, 18 Sya’ban 1439H – 4 Mei
2018.
Assalamu’alaikum wr.wb.,
Muslimin dan muslimah yang dirahmati Allah subhanahu wata’ala,
Allah berfirman dalam AlQur’an Surat Al Baqarah ayat 1 – 5 :
بِسۡمِ اللهِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِيۡمِ
الٓمّٓۚ ﴿۱﴾ ذٰ لِكَ الۡڪِتٰبُ لَا رَيۡبَۛۚۖ فِيۡهِۛۚ هُدًى
لِّلۡمُتَّقِيۡنَۙ ﴿۲﴾ الَّذِيۡنَ يُؤۡمِنُوۡنَ بِالۡغَيۡبِ وَ
يُقِيۡمُوۡنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقۡنٰهُمۡ يُنۡفِقُوۡنَۙ ﴿۳﴾
وَالَّذِيۡنَ يُؤۡمِنُوۡنَ بِمَۤا اُنۡزِلَ اِلَيۡكَ وَمَاۤ اُنۡزِلَ مِنۡ
قَبۡلِكَۚ وَبِالۡاٰخِرَةِ هُمۡ يُوۡقِنُوۡنَؕ ﴿۴﴾ اُولٰٓٮِٕكَ
عَلٰى هُدًى مِّنۡ رَّبِّهِمۡ
وَاُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الۡمُفۡلِحُوۡنَ ﴿۵﴾
1.
Alif laam miin.
2.
Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa,
3.
(Yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan
sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.
4.
Dan mereka yang beriman kepada kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu
dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu serta mereka yakin akan adanya
(kehidupan) akhirat.
5.
Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka dan merekalah
orang-orang yang beruntung.
Pertama,
Allah firmankan, beritahukan kepada manusia bahwa Kitab AlQur’an adalah satu-satunya
Kitab yang tidak diragukan lagi isinya, merupakan petunjuk bagi orang-orang
yang bertaqwa.
Untuk menjadi
orang ber-Taqwa syaratnya ada 5 :
1.
Percaya dengan yang Ghaib,
2.
Mendirikan Sholat
3.
Meng-infaq-kan sebagian rezeki yang
Allah berikan kepada mereka
4.
Percaya kepada Kitab AlQur’an dan
Kitab-kitab sebelumnya,
5.
Percaya dengan Hari Akhirat.
Mereka itulah
orang yang mendapat petunjuk (Hidayah) AlQur’an dan merekalah orang-orang
beruntung, kalau ia membaca AlQur’an
dan mengamalkan lima syarat tersebut di atas.
Kalau tidak mengamalkan lima tersebut maka tidak akan mendapat petunjuk
sampai kapan-pun juga.
Bahayanya kalau
orang tidak “mengaji”, tidak tahu
bahwa lima hal tersebut merupakan modal-dasar untuk mendapatkan Petunjuk (Hidayah). Kurang satu saja
dari lima tersebut, maka ia tidak akan bisa menjadi orang yang beruntung.
Maka berbahaya sekali
kalau orang tidak membaca dan mempelajari AlQur’an.
Lihat
Surat Ali Imran ayat 138 – 139 :
هٰذَا بَيَانٌ لِّلنَّاسِ وَهُدًى وَّمَوۡعِظَةٌ
لِّلۡمُتَّقِيۡنَ ﴿۱۳۸﴾ وَلَا تَهِنُوۡا وَ لَا تَحۡزَنُوۡا وَاَنۡتُمُ
الۡاَعۡلَوۡنَ اِنۡ كُنۡتُمۡ مُّؤۡمِنِيۡنَ ﴿۱۳۹﴾
138. (Al Quran) ini
adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi
orang-orang yang bertakwa.
139.
janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, Padahal
kamulah orang-orang yang paling Tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang
beriman.
Bahwa Allah subhanahu wata’ala menjelaskan, AlQur’an ini merupakan keterangan (ajaran) bagi
seluruh umat manausia, orang Islam maupun Non Islam, selama ia mengaku dirinya manusia dan mau menerima keterangan yang
benar, yang tidak pernah berubah, maka bacalah AlQur’an.
Bukan saja
keterangan, melainkan AlQur’ana adalah Petunjuk
Hidup agar manusia selamat di dunia dan selamat di Akhirat. Juga AlQur’an
merupakan pelajaran bagi orang-orang yang ber-Taqwa.
Allah subhanahu wata’ala menjamin, bahwa bila
kita sudah membaca dan mempelajari AlQur’an, dan menjadikannya sebagai pedoman
hidup, maka kita jangan merasa hina dan takut (khawatir) hidup di dunia ini.
Kita akan menjadi orang terbaik di dunia. Demikian itu pernyataan dari Allah
dalam AlQur’an.
Hidup manusia di
dunia ini kadang di atas, kadang dibawah, kadang dicemooh, bahkan Islam sering dicemooh, dicaci-maki, tetapi
akhirnya yang menang adalah Islam. Maka
kalau orang tidak membaca dan mempelajari (mengaji) AlQur’an, maka ia tidak
tahu. Itulah bahayanya kalau tidak
membaca dan mempelajari AlQur’an.
Seperti dinyatakan
dalam AlQur’an juga dalam sejarah Islam, ketika Perang Badar Islam menang
tetapi ketika Perang Uhud Islam kalah. Itu terjadi karena Allah subhanahu wata’ala ingin menunjukkan
siapa yang benar-benar beriman dan siapa yang tidak sungguh-sungguh beriman.
Dan Allah ingin membersihkan orang-orang yang beriman dari orang-orang yang
pura-pura beriman.
Adapun orang hidup
didunia ini pasti diuji oleh Allah subhanahu
wata’ala. Ada yang diuji dengan berat tetapi ada yang ujiannya ringan dan
sedang.
Nabi-Nabi pun di
uji, Nabi Muhammad saw-pun diuji. Misalnya ketika Perang Uhud beliau dan kaum
muslimin kalah perang. Juga Nabi Ibrahim ‘alaihissalam
diuji, Nabi Musa ‘alaihissalam
diuji. Maka janganlah orang mengira
masuk surga itu mudah. Pasti melalui
ujian hidup di dunia. Maka bila orang
tidak mengaji, tidak membaca dan mempelajari AlQur’an, pasti tidak tahu apa itu
surga dan neraka.
Orang mengira
kalau sudah sholat dengan baik, puasa, membayar zakat, akan mulus hidupnya,
belum tentu. Ia pasti akan tetap diuji oleh Allah sampai dimana bersyukurnya dan sampai dimana sabarnya. Nabi Muhammad saw juga tidak
lepas dari ujian Allah subhanahu wata’ala.
Beliau dakwah tetapi selalu dihalang-halangi, dimusuhi, dicaci maki bahkan
diancam hendak di bunuh. Padahal beliau menyampaikan kebenaran. Tetapi beliau tetap bersabar.
Karena beliau
tetap bersabar, maka semakin dihina, semakin naik nama beliau. Semua itu akan
kita ketahui dari membaca dan mempelajari AlQur’an. Orang yang tidak membaca
dan mempeljari AlQur’an tidak akan tahu semua itu. Tidak akan tahu sejarah
manusia sejak Adam sampai saat ini. Tidak akan tahu peristiwa-peristiwa sejarah
manusia di muka bumi.
Maka membaca dan
mempelajari AlQur’an itu sangat penting.
Lihat Surat Al An’am ayat 115 – 116 :
وَتَمَّتۡ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدۡقًا وَّعَدۡلاً ؕ لَا
مُبَدِّلَ لِكَلِمٰتِهٖ ۚ وَهُوَ السَّمِيۡعُ الۡعَلِيۡمُ ﴿۱۱۵﴾
وَاِنۡ تُطِعۡ اَكۡثَرَ مَنۡ فِى الۡاَرۡضِ يُضِلُّوۡكَ عَنۡ سَبِيۡلِ
اللّٰهِؕ اِنۡ يَّتَّبِعُوۡنَ اِلَّا الظَّنَّ وَاِنۡ هُمۡ اِلَّا يَخۡرُصُوۡنَ
﴿۱۱۶﴾
115. Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quran) sebagai
kalimat yang benar dan adil. tidak ada yang dapat mengubah-ubah
kalimat-kalimat-Nya dan Dia lah yang Maha Mendenyar lagi Maha mengetahui.
116. Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang
di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. mereka
tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain
hanyalah berdusta (terhadap Allah)*].
*] Seperti
menghalalkan memakan apa-apa yang telah diharamkan Allah dan mengharamkan
apa-apa yang telah dihalalkan Allah, menyatakan bahwa Allah mempunyai anak.
Maksud ayat
tersebut: Bahwa AlQur’an adalah sempurna dan
benar. Maka kalau kita meng-kaji AlQur’an, Kitabnya,
Kurikulumnya dan Silabus-nya serta Dosennya langsung dari Allah subhanahu wata’ala.
Dan Kitab AlQur’an
tidak pernah akan berubah-ubah sampai Hari Kiamat.
Sampai-sampai
dinyatakan bahwa bila orang hanya mengikuti pendapat atau paham orang
lain, tidak membaca AlQur’an, pasti
orang itu sesat. Karena pendapat kebanyakan orang itu hanyalah persangkaan dan
praduga belaka, yang sama sekali tidak benar. Misalnya orang mengatakan Isa (Yesus) Anak Allah, lalu dipertuhankan,
dst. Maka membaca dan mempelajari
AlQur’an adalah perlu dan penting.
Bahayanya lagi,
bila umat Islam tidak membaca AlQur’an dengan benar, umat Islam akan terpecah-belah.
Lihat Surat Al An’am ayat 153 :
وَاَنَّ هٰذَا صِرَاطِىۡ مُسۡتَقِيۡمًا فَاتَّبِعُوۡهُ
ۚ وَلَا تَتَّبِعُوۡا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمۡ عَنۡ سَبِيۡلِهٖ ؕ ذٰ لِكُمۡ
وَصّٰٮكُمۡ بِهٖ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُوۡنَ ﴿۱۵۳﴾
Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang
lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain),
karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. yang demikian itu
diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.
Maksudnya, bahwa jalan
yang lurus adalah AlQur’an, maka
manusia jangan mencari jalan lain selain AlQur’an. Bila mencari jalan lain,
maka kita manusia ini akan terpecah-belah. Termasuk umat Islam. Karena
masing-masing kelompok akan berpendapat yang berbeda-beda. Itulah Nasihat
Allah sejak 14 abad lalu agar kita menjadi orang yang bertakwa.
Bahayanya lagi
kalau tidak membaca dan mempelajari AlQur’an, lihat Surat Al A’raaf ayat 1 – 4 :
الۤمّۤصۤ ﴿۱﴾ كِتٰبٌ اُنۡزِلَ اِلَيۡكَ فَلَا يَكُنۡ فِىۡ
صَدۡرِكَ حَرَجٌ مِّنۡهُ لِتُنۡذِرَ بِهٖ وَذِكۡرٰى لِلۡمُؤۡمِنِيۡنَ ﴿۲﴾
اِتَّبِعُوۡا مَاۤ اُنۡزِلَ اِلَيۡكُمۡ مِّنۡ رَّبِّكُمۡ وَلَا تَتَّبِعُوۡا
مِنۡ دُوۡنِهٖۤ اَوۡلِيَآءَ ؕ قَلِيۡلًا مَّا تَذَكَّرُوۡنَ ﴿۳﴾
وَكَمۡ مِّنۡ قَرۡيَةٍ اَهۡلَـكۡنٰهَا فَجَآءَهَا بَاۡسُنَا بَيَاتًا اَوۡ
هُمۡ قَآٮِٕلُوۡنَ ﴿۴﴾
1. Alif laam mim shaad
2. Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu
(Muhammad), maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu karenanya, supaya
kamu memberi peringatan dengan kitab itu (kepada orang kafir), dan menjadi
pelajaran bagi orang-orang yang beriman.
3. Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan
janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. Amat sedikitlah kamu
mengambil pelajaran (daripadanya).
4. Betapa banyaknya negeri yang telah Kami binasakan, maka
datanglah siksaan Kami (menimpa penduduk)nya di waktu mereka berada di malam
hari, atau di waktu mereka beristirahat di tengah hari.
Bahwa AlQur’an ini
untuk peringatan, bukanlah menjadikan dada manusia menjadi sesak, melainkan
pelajaran bagi orang yang beriman. Justru
kita manusia bersyukur dan berterima-kasih,
sehingga kita tahu mana yang
halal dan mana yang haram, yang boleh dan mana yang dilarang.
Maka ikutilah
AlQur’an, jangan ikuti selain AlQur’an, Banyak
negeri dan bangsa yang dihancurkan oleh Allah subhanahu wata’ala ketika malam atau siang hari, karena mereka
tidak mengikuti AlQur’an. Artinya,
berbahaya sekali bagi orang tidak membaca dan mempelajari AlQur’an itu.
Kecuali itu, di
tempat atau rumah yang tidak dibacakan AlQur’an akan banyak sekali syaithan-nya, banyak iblis-nya. Lihat
Surat Al A’raaf ayat 175 :
وَاتۡلُ عَلَيۡهِمۡ نَبَاَ الَّذِىۡۤ اٰتَيۡنٰهُ
اٰيٰتِنَا فَانْسَلَخَ مِنۡهَا فَاَتۡبَعَهُ الشَّيۡطٰنُ فَكَانَ مِنَ
الۡغٰوِيۡنَ ﴿۱۷۵﴾
Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah
Kami(Allah) berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al
Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti
oleh syaitan (sampai dia tergoda),
maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat.
Maksudnya, Wahai
Muhammad, bacakanlah Ayat-ayat AlQur’an kepada umatmu, karena orang yang semula
suka membaca AlQur’an lalu ia tinggalkan AlQur’an, tidak pernah lagi
membacanya, maka ia digoda oleh syaithan
sehingga ia menjadi orang yang sesat karena
mengikuti syaithan itu.
Sedangkan bila
tempat atau rumah yang dibacakan AlQur’an, maka syaithan akan lari
terbirit-birit dan tempat/rumah itu akan dirahmati oleh Allah subhanahu wata’ala.
Dan bila hendak
membaca AlQur’an, mulailah dengan Ta’awudz (membaca A’udzubillahiminasysyaithanirrojim). Lihat
Surat An Nahl ayat 98 – 99 – 100 :
فَاِذَا قَرَاۡتَ الۡقُرۡاٰنَ فَاسۡتَعِذۡ بِاللّٰهِ
مِنَ الشَّيۡطٰنِ الرَّجِيۡمِ ﴿۹۸﴾ اِنَّهٗ لَـيۡسَ لَهٗ سُلۡطٰنٌ عَلَى الَّذِيۡنَ
اٰمَنُوۡا وَعَلٰى رَبِّهِمۡ يَتَوَكَّلُوۡنَ ﴿۹۹﴾ اِنَّمَا
سُلۡطٰنُهٗ عَلَى الَّذِيۡنَ يَتَوَلَّوۡنَهٗ وَالَّذِيۡنَ هُمۡ بِهٖ مُشۡرِكُوۡنَ ﴿۱۰۰﴾
98.
Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah
dari syaitan yang terkutuk.
99.
Sesungguhnya syaitan itu tidak ada
kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya.
100.
Sesungguhnya kekuasaannya (syaitan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya
jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah.
Sebetulnya
syaithan tidak punya kekuatan apa-apa.
Kekuatan syaithan ada pada orang yang mengambilnya menjadi pemimpin, dan
orang-orang musyrik.
Itulah
pemberitahuan langsung dari Allah subhanahu
wata’ala. Maka bila orang tidak pernah mengaji (mambaca/mempelajari
AlQur’an) tidak akan tahu bagaimana
syaithan itu.
Surat
Al A’raf ayat 176 :
وَلَوۡ شِئۡنَا لَرَفَعۡنَـٰهُ بِہَا
وَلَـٰكِنَّهُ ۥۤ أَخۡلَدَ إِلَى ٱلۡأَرۡضِ وَٱتَّبَعَ هَوَٮٰهُۚ
فَمَثَلُهُ ۥ كَمَثَلِ ٱلۡڪَلۡبِ إِن تَحۡمِلۡ عَلَيۡهِ يَلۡهَثۡ أَوۡ
تَتۡرُڪۡهُ يَلۡهَثۚ ذَّٲلِكَ مَثَلُ ٱلۡقَوۡمِ ٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ
بِـَٔايَـٰتِنَاۚ فَٱقۡصُصِ ٱلۡقَصَصَ لَعَلَّهُمۡ يَتَفَكَّرُونَ (١٧٦)
Dan kalau Kami (Allah) menghendaki, sesungguhnya Kami
tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia(manusia) cenderung
kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, Maka perumpamaannya
seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu
membiarkannya Dia mengulurkan lidahnya (juga). demikian Itulah perumpamaan
orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka
ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.
Sebetulnya Allah
hendak meninggikan derajat seorang manusia, bila ia mau membaca
ayat-ayat AlQur’an. Tetapi karena
manusia itu lebih menuruti hawa nafsunya yaitu mencintai dunia, maka Allah
tidak mengangkat derajatnya. Derajat manusia itu hanya seperti anjing yang
selalu jalan kian-kemari dengan selalu menjulurkan lidahnya mencari makan.
Yang demikian itu
agar Nabi Muhammad saw menceritakan kepada manusia agar manusia berfikir. Maka akan hina sekali bila manusia tidak mau
membaca/mempelajari AlQur’an.
Bahkan orang yang
tidak mau mengaji (membaca/memepelajari
AlQur’an, maka ia akan dimasukkan ke dalam Neraka. Lihat Surat Al A’raaf ayat 179 :
وَلَقَدۡ ذَرَأۡنَا لِجَهَنَّمَ ڪَثِيرً۬ا مِّنَ
ٱلۡجِنِّ وَٱلۡإِنسِۖ لَهُمۡ قُلُوبٌ۬ لَّا يَفۡقَهُونَ بِہَا وَلَهُمۡ أَعۡيُنٌ۬
لَّا يُبۡصِرُونَ بِہَا وَلَهُمۡ ءَاذَانٌ۬ لَّا يَسۡمَعُونَ بِہَآۚ
أُوْلَـٰٓٮِٕكَ كَٱلۡأَنۡعَـٰمِ بَلۡ هُمۡ أَضَلُّۚ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ
ٱلۡغَـٰفِلُونَ (١٧٩)
Dan sesungguhnya Kami(Allah) jadikan untuk (isi neraka
Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak
dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata
(tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan
mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar
(ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih
sesat lagi. mereka itulah orang-orang yang lalai.
Bahwa Neraka
Jahannam itu isinya Jin dan Manusia. Mereka
ketika di dunia tidak mau membaca dan mempelajari AlQur’an. Mereka punya hati,
mata, telinga, tetapi tidak dipergunakan untuk meng-kaji AlQur’an. Setidaknya
mendengarkan ayat-ayat AlQur’an yang dibacakan, itupun tidak mereka lakukan.
Maka di dunia derajat mereka hanya setara dengan binatang ternak (kambing, sapi, unta, dst). Bahkan lebih sesat lagi
daripada binatang ternak. Na’udzubillah min dzalik !
Lihat ayat yang
lain, yaitu Surat Thaha ayat 123 – 124 :
قَالَ ٱهۡبِطَا مِنۡهَا جَمِيعَۢاۖ بَعۡضُكُمۡ لِبَعۡضٍ
عَدُوٌّ۬ۖ فَإِمَّا يَأۡتِيَنَّڪُم مِّنِّى هُدً۬ى فَمَنِ ٱتَّبَعَ هُدَاىَ فَلَا
يَضِلُّ وَلَا يَشۡقَىٰ (١٢٣) وَمَنۡ أَعۡرَضَ عَن ذِڪۡرِى فَإِنَّ لَهُ ۥ
مَعِيشَةً۬ ضَنكً۬ا وَنَحۡشُرُهُ ۥ يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِ أَعۡمَىٰ (١٢٤)
123.
Allah berfirman: "Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian
kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk
daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat
dan tidak akan celaka.
124.
Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya
penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam
keadaan buta".
Ketika Adam dan
Hawa hendak diturunkan dari Surga ke bumi, maka Allah subhanahu wata’ala memberitahukan kepada Adam dan Hawa, bahwa kelak
anak-turun mereka (manusia) di dunia akan bermusuh-musuhan.
Ternyata
benar. Di dunia ini antar kelompok
manusia bermusuhan, antara partai bermusuhan, antara bangsa bermusuhan dst. Beda
partai menjadi bermusuhan. Antar sekolah tawuran, dst.
Selanjutnya dalam ayat 24 Allah subhanahu wata’ala mengingatkan agar selalu mengikuti
petunjuk AlQur’an, barang siapa berpaling dari AlQur’an maka ia akan mendapatkan
penghidupan yang sempit (sulit) dan kelak
di Akhirat akan dihimpun dalam keadaan buta.
Padahal Rasulullah
shollllahu ‘alaihi wasallam sebagai
teladan kita semua, beliau sangat rendah
hati, dijahati orang tetapi dibalas dengan kebaikan. Kenapa kita saat
ini jauh dengan teladan Rasulullah saw. ?.
Lihat Surat
Az Zukhruf ayat 36 :
وَمَن يَعۡشُ عَن ذِكۡرِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ نُقَيِّضۡ
لَهُ ۥ شَيۡطَـٰنً۬ا فَهُوَ لَهُ ۥ قَرِينٌ۬ (٣٦)
Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan yang
Maha Pemurah (Al Quran), Kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) Maka
syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.
Surt
Az Zukhruf Ayat 37
وَإِنَّہُمۡ لَيَصُدُّونَہُمۡ عَنِ ٱلسَّبِيلِ
وَيَحۡسَبُونَ أَنَّہُم مُّهۡتَدُونَ (٣٧)
Dan
sesungguhnya syaitan-syaitan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang
benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk.
Itulah bahayanya.
Barang siapa yang berpaling dari AlQur’an, tidak mau membaca/mempelajarinya,
maka Allah akan membiarkan syaithan masuk ke dalam dirinya, menjadi teman
setia, namnya Qorin, lalu menyesatkannya. Dan orangnya merasa
mendapat petunjuk, padahal syaithan itu yang menyesatkannya.
Karena orang tidak
pernah membaca dan mempelajari AlQur’an, maka Kitab Suci (AlQur’an) dikatakan Fiksi, dikatakan puisi lebih baik dari Adzan, dst.
Terlihat sekali betapa bodohnya mereka.
Bila kita membaca
dan mempelajari AlQur’an, maka kita akan tahu tentang Hadits. Kita menjadi tahu mana Hadits yang Shahih, yang
Dho’if, mana yang palsu dan mana Hadits Mutawatir .
Hadits Mutawatir,
Hadits Shahih pasti cocok dengan
AlQur’;an. Tidak mungkin Hadits bertentangan dengan AlQur’an. Hadits Shahih,
Mutawatir pasti nyambung dengn
AlQur’an.
Lihat AlQur’an Surat 53 ayat 3 – 4 :
وَمَا يَنطِقُ عَنِ ٱلۡهَوَىٰٓ (٣) إِنۡ هُوَ إِلَّا
وَحۡىٌ۬ يُوحَىٰ (٤)
3. Dan tiadalah yang diucapkannya itu
(Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya.
4.
Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).
Bahwa Nabi
Muhammad saw tidak akan berbicara kecuali yang diwahyukan kepada beliau. Berarti bila Nabi Muhammad saw berbicara
seperti AlQur’an tetapi kalimatnya (redaksinya) dari beliau sendiri. Berbeda
dengan AlQur’an yang susunan kalimatnya (kata-katanya) langsung dari Allah subhanahu wata’ala.
Tentang Mahrom (Orang yang haram
dinikahi, dinikahkan).
سُوۡرَةُ النِّسَاء
وَلَا تَنكِحُواْ مَا نَكَحَ ءَابَآؤُڪُم مِّنَ
ٱلنِّسَآءِ إِلَّا مَا قَدۡ سَلَفَۚ إِنَّهُ ۥ ڪَانَ فَـٰحِشَةً۬
وَمَقۡتً۬ا وَسَآءَ سَبِيلاً (٢٢) حُرِّمَتۡ عَلَيۡڪُمۡ أُمَّهَـٰتُكُمۡ
وَبَنَاتُكُمۡ وَأَخَوَٲتُڪُمۡ وَعَمَّـٰتُكُمۡ وَخَـٰلَـٰتُكُمۡ وَبَنَاتُ
ٱلۡأَخِ وَبَنَاتُ ٱلۡأُخۡتِ وَأُمَّهَـٰتُڪُمُ ٱلَّـٰتِىٓ أَرۡضَعۡنَكُمۡ
وَأَخَوَٲتُڪُم مِّنَ ٱلرَّضَـٰعَةِ وَأُمَّهَـٰتُ نِسَآٮِٕكُمۡ
وَرَبَـٰٓٮِٕبُڪُمُ ٱلَّـٰتِى فِى حُجُورِڪُم مِّن نِّسَآٮِٕكُمُ ٱلَّـٰتِى
دَخَلۡتُم بِهِنَّ فَإِن لَّمۡ تَكُونُواْ دَخَلۡتُم بِهِنَّ فَلَا جُنَاحَ
عَلَيۡڪُمۡ وَحَلَـٰٓٮِٕلُ أَبۡنَآٮِٕڪُمُ ٱلَّذِينَ مِنۡ أَصۡلَـٰبِڪُمۡ وَأَن
تَجۡمَعُواْ بَيۡنَ ٱلۡأُخۡتَيۡنِ إِلَّا مَا قَدۡ سَلَفَۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ
غَفُورً۬ا رَّحِيمً۬ا (٢٣)
22. Dan janganlah
kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayahmu, terkecuali pada masa
yang telah lampau. Sesungguhnya perbuatan itu Amat keji dan dibenci Allah dan
seburuk-buruk jalan (yang ditempuh).
23.
Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan[281];
saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan;
saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari
saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu
yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan;
ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari
isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu
itu (dan sudah kamu ceraikan), Maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan
diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan
(dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi
pada masa lampau; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Demikianlah
pelajaran yang sangat berhrga dari AlQur’an, dan masih banyak lagi pelajaran
dan ilmu-ilmu yang lain. Maka sangat
rugi kalau orang tidak mau membaca AlQur’an.
Dan berbahaya kalau orang tidak mengerti dengan Hukum-hukum AlQur’an. Hidupnya akan sesat, tidak ber-ilmu dan tidak
punya harga diri.
Hendaknya orang “mengaji” (membaca dan mempelajari
AlQur’an) jangan mengejar Khatam saja, tetapi harus didalami, dipahami dan
dihayati, lalu diterapkan dalam hidup sehari-hari. Sementara banyak di antara kita ketika
Romadhon membaca AlQur’an hanya mengejar
Khatam, sudah berapa kali Khatam
dst. Padahal tidak ada perintah
baik dalam AlQur’an maupun Hadits agar bulan Romadhon harus Khatam Al Qur’an
sekian kali. Tidak ada. Yang ada adalah perintah memperbanyak membaca AlQur’an dalam bulan
suci Romadhon.
Karena kita
mengejar Khatam, lalu kita membacanya cepat-cepatan. Padalah Allah subhanahu wata’ala melarang membaca AlQur’an dengan cepat.
Lihat
Surat Al Qiyamah ayat 16 – 19 :
لَا تُحَرِّكۡ بِهِۦ لِسَانَكَ لِتَعۡجَلَ بِهِۦۤ (١٦)
إِنَّ عَلَيۡنَا جَمۡعَهُ ۥ وَقُرۡءَانَهُ ۥ (١٧) فَإِذَا
قَرَأۡنَـٰهُ فَٱتَّبِعۡ قُرۡءَانَهُ ۥ (١٨) ثُمَّ إِنَّ عَلَيۡنَا
بَيَانَهُ ۥ (١٩)
16.
Janganlah kamu(Muhammad) gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Quran karena
hendak cepat-cepat (menguasai)nya.
17.
Sesungguhnya atas tanggungan Kami-lah mengumpulkannya (di dadamu) dan
(membuatmu pandai) membacanya.
18.
Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu.
19.
Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan kamilah penjelasannya.
Maksudnya, membaca
AlQur’an tidak boleh cepat-cepat (tergesa-gesa). Tetapi pelan-pelan, baca satu
ayat lalu dimengerti artinya, lalu ayat berikutnya, dimengerti maknanya, dst.
Dan dalam Hadits
shahih Rasulullah shollllahu ‘alaihi
wasallam bersabda : “Sebaik-baik
manusia adalah orang yang mempelajari AlQur’an dan mengajarkan-nya.”.
Maka kalau ada
orang mengatakan bahwa AlQur’an itu
Fiksi, AlQur’an bohong, dst, itu karena mereka yang mengatakan demikian
tidak pernah membaca dan mempelajari AlQur’an, dan mereka tidak tahu dan paham
akan isi AlQur’an. Kalau mereka paham
tentang isi AlQur’an pasti tidak mengatakan seperti tersebut di atas.
Lihat
Surat An Nisa’ ayat 56 :
إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ بِـَٔايَـٰتِنَا سَوۡفَ
نُصۡلِيہِمۡ نَارً۬ا كُلَّمَا نَضِجَتۡ جُلُودُهُم بَدَّلۡنَـٰهُمۡ جُلُودًا
غَيۡرَهَا لِيَذُوقُواْ ٱلۡعَذَابَۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَزِيزًا حَكِيمً۬ا (٥٦)
Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat
Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami
ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab.
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Maksudnya
orang-orang yang mengingkari ayat Allah (AlQur’an) maka kelak di neraka akan
dibakar dengan api yang sangat panas,
setiap kali kulitnya hangus terbakar (sangat sakit tak terhingga) maka diganti
dengan kulit yang baru dan dibakar lagi, demikian terus-menerus selamanya tanpa
henti, dan kekal selamanya.
Itulah janji Allah
subhanahu wata’ala kepada orang-orang
yang ingkar (kafir) terhadap AlQur’an.
Lihat
Surat Al A’raaf ayat 40 :
إِنَّ ٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ بِـَٔايَـٰتِنَا وَٱسۡتَكۡبَرُواْ
عَنۡہَا لَا تُفَتَّحُ لَهُمۡ أَبۡوَٲبُ ٱلسَّمَآءِ وَلَا يَدۡخُلُونَ ٱلۡجَنَّةَ
حَتَّىٰ يَلِجَ ٱلۡجَمَلُ فِى سَمِّ ٱلۡخِيَاطِۚ وَڪَذَٲلِكَ نَجۡزِى
ٱلۡمُجۡرِمِينَ (٤٠)
Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami
dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi
mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta
masuk ke lubang jarum. Demikianlah
Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan.
Ayat
41 :
لَهُم مِّن جَهَنَّمَ مِهَادٌ۬ وَمِن فَوۡقِهِمۡ
غَوَاشٍ۬ۚ وَكَذَٲلِكَ نَجۡزِى ٱلظَّـٰلِمِينَ (٤١)
Mereka
mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka). Demikianlah Kami memberi balasan kepada
orang-orang yang zalim,
Maksudnya,
orang-orang yang mendustakan AlQur’an, maka ia atidak akan mendapatkan berkah.
Lihat
ayat 6 yat 93 :
وَمَنۡ أَظۡلَمُ مِمَّنِ ٱفۡتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ
كَذِبًا أَوۡ قَالَ أُوحِىَ إِلَىَّ وَلَمۡ يُوحَ إِلَيۡهِ شَىۡءٌ۬ وَمَن قَالَ
سَأُنزِلُ مِثۡلَ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُۗ وَلَوۡ تَرَىٰٓ إِذِ ٱلظَّـٰلِمُونَ فِى
غَمَرَٲتِ ٱلۡمَوۡتِ وَٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةُ بَاسِطُوٓاْ أَيۡدِيهِمۡ أَخۡرِجُوٓاْ
أَنفُسَڪُمُۖ ٱلۡيَوۡمَ تُجۡزَوۡنَ عَذَابَ ٱلۡهُونِ بِمَا كُنتُمۡ تَقُولُونَ
عَلَى ٱللَّهِ غَيۡرَ ٱلۡحَقِّ وَكُنتُمۡ عَنۡ ءَايَـٰتِهِۦ تَسۡتَكۡبِرُونَ (٩٣)
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat
kedustaan terhadap Allah atau yang berkata: "Telah diwahyukan kepada
saya", Padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang
berkata: "Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah."
Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim
berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para Malaikat memukul dengan
tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu" di hari ini kamu
dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan
terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan
diri terhadap ayat-ayatNya.
Maksudnya, bagi
orang-orang yang membuat kedustaan terhadap Allah dan menyombongkan diri (orang
kafir), maka ketika menjelang
kematiannya, sakaratul maut, dan itu pasti terjadi atas orang-orang tersebut,
ketika dicabut nyawanya dengan paksa
sambil dipukuli oleh Malaikat, dan mereka akan disiksa dengan sangat keras dan
menghinakan.
Maka jangan sampai
kita tidak membaca dan mempelajari AlQur’an agar kita tahu isi AlQur’an dan
melaksanakan dalam kehidupan
sehari-hari.
Sekian bahasan,
mudah-mudahan bermanfaat.
SUBHANAKALLAHUMMA
WABIHAMDIKA ASUHADU AN LAILAHA ILLA
ANTA, ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIK.
Wassalamu’alaikum
warohmatullahi wabarokatuh.
_______________
No comments:
Post a Comment