PENGAJIAN DHUHA
MASJID BAITUSSALAM
Jum’at, 29
Syawal 1439 H – 13 Juli 2018.
Muslimin
dan muslimah yang dirahmati Allah subhanahu
wata’ala,
Menengok sedikit kehidupan kita manusia,
khususnya kaum muslimin dan muslimah, yang tentunya akan sampai pada ujung
kehidupan didunia (yaitu mati) menuju Akhirat yang di sana mau atau tidak mau,
kita akan menghadapi dua kemungkinan : Masuk
Surga atau masuk Neraka. Bila kita selamat dan mendapatkan Rahmat
dari Allah subhanahu wata’ala, maka
kita akan masuk dan menempati ke dalam tempat yang sangat nikmat dan sangat
mulia, yang tidak bisa dibayangkan oleh mata, telinga dan hati manusia, yaitu Surga Allah subhanahu wata’ala. Atau kemungkinan di antara kita akan masuk ke
tempat yang sangat hina, sangat menyengsarakan dan sangat tidak enak di
dalamnya, yaitu Neraka.
Maka dari itu marilah kita coba menengok
sedikit tentang Akhirat. Bila kita pagi-pagi
dari rumah (misalnya) di Depok berangkat
menuju Jakarta, ke tempat bekerja setelah
Sholat Subuh, Masya-Allah, manusia ramai
berlalu-lalang, beradu cepat naik kendaraan, berebut jalan, berebut Halte,
berebut antrian dan sejenisnya, demi memenuhi kebutuhan dunianya. Namun sangat disayangkan, bahwa di antara
manusia itu tidak ada yang terbersit ingatan untuk menengok Akhirat-nya,
kecuali mungkin hanya sedikit sekali.
Untuk itu marilah kita lebih menengok
barang sedikit tentang Akhirat, meskipun semua kita untuk bicara Akhirat sudah
tidak ragu lagi. Namun tidak sekedar
yakin, tetapi kita harus tahu
tentang perjalanan menuju Akhirat dengan selamat.
Bukan hanya sekedar tahu, karena bila
hanya sekedar tahu, seperti kita main
panahan dengan satu target
(sasaran). Kita bermain panah, dengan
satu target,. Tetapi tidak tahu caranya, maka kita tidak akan sampai kepada
target. Seberapa jauh target, sasaran kita, itupun belum tentu sampai kepada
yang kita tuju.
Apa yang harus kita lakukan bila kita
sudah tahu tujuan kita?. Yaitu agar kita selamat sampai ke Surga. Kita ambil
dari Kitab
Rihlah Ila Daaril Akhirah yang ditulis oleh Syaikh
Mahmud Mashry Abu ‘Ammar, seorang ulama muda dari Mesir. Pembahasan-pembahasan
dalam kitab tersebut tidak sekedar membahas melainkan 95% berdasarkan
dalil-dalil dari AlQur’an dan As Sunnah.
Hari
Qiyamat.
Kita sudah tahu apa makna Qiyamat. Yang kita bahas adalah Qiyamat Qubra (Kiamat
Besar) :
1. Apa itu Kiamat ?,
2.
Hukum terhadap
Hari Kiamat dan Urgensinya. Salah-satu perbuatan (perasaan) yang membatalkan
ke-Islaman seseorang adalah ketika ia ragu terhadap kejadian Hari Kiamat. Kita
ingat ada orang yang memperkirakan bahwa akan terjadi Kiamat pada tanggal 9 – 9
– 1999. Atau yang terkhir ada orang
mengatakan bahwa akan terjadi Kiamat tanggal 12 – 12 – 2012. Artinya ada pendangkalan Aqidah bahwa kita
ragu-ragu akan terjadinya hari Kiamat.
Lalu seperti apa urgensinya Hukum Beriman terhadap hari Kiamat ?
3. Berapa jumlah penyebutan “Qiyamat” dalam AlQur’an ?
4.
Bagaimana
persiapan hari keberangkatan ke Akhiat ? Suatu Keberangkatan yang yang mutlak tidak bisa diganggu-gugat, tidak
bisa ditawar-tawar, tidak ada kabar, tidak ada telepon, tidak ada WA, Misscall,
dst. Mau tidak mau kita harus berangkat.
Siap-kah ketika waktu berangkat kita sudah cukup bekal kita? Tidak usah
banyak-banyak, tetapi asal cukup saja sudah baik. Yaitu cukup untuk
menyelamatkan kita di hadapan Allah subhanahu
wata’ala. Yaitu cukup ketika dihisab, cukup ketika ditimbang, dst. Cukup
ketika di Padang Mahsyar. Dst.
5.
Kiamat itu
datang (Terjadi) secara tiba-tiba. Ini yang lebih penting daripada
sekedar materi.
6.
Hikmah datangnya
(terjadinya) Kiamat.
Bayangkan, apa gunanya kita beribadah kalau tidak terjadi Kiamat. Sehingga
Kiamat adalah pintu untuk memetik (memanen) hasil Ibadah kita berupa pahala.
7. Puncak (Ujung) penyebab terjadinya Kiamat. Rasulullah saw
bersabda : Tidak akan terjadi Kiamat
kecuali terjadinya pada Hari Jum’at. Tetapi
Jum’at kapan tidak disebutkan.
8.
Istimbath
(Intisari) Pembahasan.
1.Apa
itu Kiamat ? (Qiyamat Qubra, Kiamat Besar).
Kiamat
secara
makna bahasa adalah : Terjadinya
(Berdirinya) hari dimana semua urusan hanya Allah subhanahu wata’ala
yang memutuskan hukum. Mungkin hari ini (saat
ini) kita masih bisa memutuskan Hukum, bahwa si A bersalah kepada si B,
lalu si C yang memutuskan masalah. Si
Fulan dan si Fulan berperkara lalu Hakim memtuskan vonisnya. Tetapi Kiamat nanti semuanya hanya Allah subhanahu wata’ala yang memutuskan.
Definisi
I.
Kiamat adalah suatu peristiwa hancurnya
dan binasa-nya alam semesta serta berhentinya kehidupan di dalamnya, secara total. Tidak ada lagi kehidupan,
manusia dan tumbuhhan, semua mati, bahkan Malaikat-pun mati, kecuali yang
dikehendaki oleh Allah subhanahu wata’ala
untuk hidup. Bila Kiamat terjadi, maka
semuanya mati. Alampun behenti, tidak ada angin, tidak ada tumbuhan, tidak ada batu-batuan,
tidak ada matahari dan rembulan. Alam semesta berhenti secara total.
Definisi
II.
Kiamat adalah Fase (Masa, kondisi) di
mana seluruh manusia memasuki kehidup-an Akhirat dan dimulainya kehidupan itu.
Antara definisi I dan II berbeda
tipis. Antara kehidupan dunia dan
kehidupan Akhirat disebut Kiamat. Ibarat orang tidur lalu bangun selisihnya
hanya beberapa detik. Demikianlah kecepatan Kiamat seperti orang bangun dari
tidurnya yang lelap.
Bila manusia sudah mati lalu terjadi
Kiamat, maka itulah yang disebut Akhirat.
Terjadinya Hari Kimat tentu dipercayai dan mempunyai dalil yang jelas dalam
masing-masing Kitab Suci agama Samawi. (Agama Langit : Masihi, Yahudi, Islam),
selain itu ada agama Ardhi (Agama Bumi, yang dibuat oleh manusia, seperti : Hindu, Budha, dll).
Khususnya dalam Islam Hari Kiamat
merupakan salah satu Rukun dalam beragama Islam.
Konsekuensi
seorang Beriman terhadap Hari Kiamat.
Lihat AlQur’an Surat Al Baqarah ayat 177 :
لَيۡسَ الۡبِرَّ اَنۡ تُوَلُّوۡا وُجُوۡهَكُمۡ قِبَلَ
الۡمَشۡرِقِ وَ الۡمَغۡرِبِ وَلٰـكِنَّ الۡبِرَّ مَنۡ اٰمَنَ بِاللّٰهِ
وَالۡيَوۡمِ الۡاٰخِرِ وَالۡمَلٰٓٮِٕکَةِ وَالۡكِتٰبِ وَالنَّبِيّٖنَۚ وَاٰتَى
الۡمَالَ عَلٰى حُبِّهٖ ذَوِى الۡقُرۡبٰى وَالۡيَتٰمٰى وَالۡمَسٰكِيۡنَ وَابۡنَ
السَّبِيۡلِۙ وَالسَّآٮِٕلِيۡنَ وَفِى الرِّقَابِۚ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى
الزَّکٰوةَ ۚ وَالۡمُوۡفُوۡنَ بِعَهۡدِهِمۡ اِذَا عٰهَدُوۡا ۚ
وَالصّٰبِرِيۡنَ فِى الۡبَاۡسَآءِ وَالضَّرَّآءِ وَحِيۡنَ الۡبَاۡسِؕ
اُولٰٓٮِٕكَ الَّذِيۡنَ صَدَقُوۡا ؕ وَاُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الۡمُتَّقُوۡنَ ﴿۱۷۷﴾
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu
suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, Hari Kemudian (Hari Kiamat), Malaikat-malaikat,
Kitab-kitab, Nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan
orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan
shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia
berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam
peperangan. mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah
orang-orang yang bertakwa.
Inti ayat tersebut adalah berkaitan dengan :
1. Kiblat,
2. Tauhid,
meng-Esakan Allah,
3. Ke-Imanan,
4. Sosial (Muamalah).
Ayat tersebut turun di Madinah, sebelum
perpindahan Kiblat dari Baitul Maqdis ke Masjidil Haram.
Aqidah
adalah harga-mati.
Yaitu harga yang harus dibawa sampai mati.
Kebaikan adalah harga mati, yaitu kebaikan
di sisi Allah subhanahu wata’ala.
Kebaikan 1 : Beriman kepada Allah subhanahu wata’ala,
Kebaikan 2 : Beriman kepada Hari Kiamat.
Itulah hakekat keimanan kepada Hari
Kiamat. Maka Iman kepada Hari Kiamat adalah Harga-Mati, disamping kita beriman
Kepada Allah, kepada Para Nabi dan beriman kepada Kitab-Kitab-Nya.
Selanjutnya, urgensi beriman kepada Hari
Kiamat bukan sekedar wajib, tetapi “sangat wajib”.
Bila kita belajar tentang Ilmu Keimanan
dan Keyakinan, efeknya adalah kepada perbuatan. Bila kita beriman kepada Hari
Kiamat kita harus takut, kemudian kita harus berharap.
2. Hukum
Terhadap Hari Kiamat dan Urgensinya
Urgensi pertama, Keimanan kepada Hari Kiamat adalah salah satu dari 6
(enam) Pilar Bangunan seorang
Mukmin. Sehingga Aqidah seseorang tidak
akan sempurna dan tidak sah kecuali dengan Keimanan yang sepenuhnya terhadap
Hari Kiamat.
Keimanan terhadap Hari Kiamat jangan
dianggap remeh dan tidak boleh ragu-ragu.
Urgensi kedua, bahwa bagi seorang Mukmin, meng-imani Hari Kiamat akan
memberikan dampak kebaikan (positif) dan ke-Istiqomahan
yang sangat besar serta ke-sholihan
dalam beramal.
3.Jumlah
penyebutan “Qiyamat” dalam AlQur’an.
- Yaumul Qiyamah.
Ada kurang-lebih 83 kali penyebutan
“Qiyamat” dalam AlQur’an. Imam Ibnu Katsir rohimullah telah menyebutkan dalam Tafsirnya bahwa di
dalam AlQur’an ada lebih dari 80 nama-nama Hari Kiamat. Tetapi kita ambil contoh yang sering kita
dengar saja : Seseorang yang sedang membaca AlQur’an, tiba-tiba menangis,
meneteskan air-matanya, karena ia menghayati kalimat-kalimat Hari Kiamat, yang
menunjukkan ke-dahsyatannya, kesengsaraannya, bagi orang-orang yang ditimpa
Hari Kiamat. Salah-satunya, yang sering
kita dengar : Yaumul Qiyamah.
Lihat Surat
An Nisaa’ ayat 87 :
اللّٰهُ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَؕ لَيَجۡمَعَنَّكُمۡ
اِلٰى يَوۡمِ الۡقِيٰمَةِ لَا رَيۡبَ فِيۡهِؕ وَمَنۡ اَصۡدَقُ مِنَ اللّٰهِ
حَدِيۡثًا ﴿۸۷﴾
Allah,
tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Sesungguhnya Dia akan
mengumpulkan kamu di hari kiamat,
yang tidak ada keraguan terjadinya. dan siapakah orang yang lebih benar
perkataan(nya) dari pada Allah ?
-Hari Pengumpulan Manusia.
Lihat Surat
At Taghabun ayat 8 :
يَوۡمَ يَجۡمَعُكُمۡ لِيَوۡمِ الۡجَمۡعِ ذٰ لِكَ يَوۡمُ
التَّغَابُنِ ؕ وَمَنۡ يُّؤۡمِنۡۢ بِاللّٰهِ وَيَعۡمَلۡ صَالِحًـا يُّكَفِّرۡ
عَنۡهُ سَيِّاٰتِهٖ وَيُدۡخِلۡهُ جَنّٰتٍ تَجۡرِىۡ مِنۡ تَحۡتِهَا الۡاَنۡهٰرُ
خٰلِدِيۡنَ فِيۡهَاۤ اَبَدًا ؕ ذٰ لِكَ الۡفَوۡزُ الۡعَظِیْمُ ﴿۹﴾
(Ingatlah) hari
(dimana) Allah mengumpulkan kamu pada hari pengumpulan, itulah hari dinampakkan
kesalahan-kesalahan. dan Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan beramal
saleh, niscaya Allah akan menutupi kesalahan-kesalahannya dan memasukkannya ke
dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya.
Itulah keberuntungan yang besar.
Maksud Hari
pengumpulan adalah Hari Kiyamat.
-Hari Pertemuan.
Lihat Surat Ghofir (Al Mu’min) ayat 15 :
رَفِيۡعُ الدَّرَجٰتِ ذُو الۡعَرۡشِ ۚ يُلۡقِى
الرُّوۡحَ مِنۡ اَمۡرِهٖ عَلٰى مَنۡ يَّشَآءُ مِنۡ عِبَادِهٖ لِيُنۡذِرَ يَوۡمَ
التَّلَاقِ ۙ ﴿۱۵﴾
(Dialah) yang Maha
Tinggi derajat-Nya, yang mempunyai 'Arsy, yang mengutus Jibril dengan (membawa)
perintah-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya,
supaya Dia memperingatkan (manusia) tentang
hari Pertemuan (hari kiamat).
-Hari Pembalasan.
Lihat Surat
Al Ghasyiyah ayat 1:
هَلۡ اَتٰٮكَ حَدِيۡثُ الۡغَاشِيَةِؕ ﴿۱﴾
Sudah
datangkah kepadamu berita (Tentang) hari
pembalasan
(Kiamat)?
-Hari Kemudian.
Lihat
Surat Al Baqarah ayat 232:
وَاِذَا طَلَّقۡتُمُ النِّسَآءَ فَبَلَغۡنَ اَجَلَهُنَّ
فَلَا تَعۡضُلُوۡهُنَّ اَنۡ يَّنۡكِحۡنَ اَزۡوَاجَهُنَّ اِذَا تَرَاضَوۡا
بَيۡنَهُمۡ بِالۡمَعۡرُوۡفِؕ ذٰ لِكَ يُوۡعَظُ بِهٖ مَنۡ كَانَ مِنۡكُمۡ يُؤۡمِنُ
بِاللّٰهِ وَالۡيَوۡمِ الۡاٰخِرِؕ ذٰ لِكُمۡ اَزۡکٰى لَـكُمۡ وَاَطۡهَرُؕ
وَاللّٰهُ يَعۡلَمُ وَاَنۡـتُمۡ لَا تَعۡلَمُوۡنَ ﴿۲۳۲﴾
Apabila kamu mentalak isteri-isterimu, lalu habis masa
iddahnya, maka janganlah kamu (para wali) menghalangi mereka kawin lagi dengan
bakal suaminya, apabila telah terdapat kerelaan di antara mereka dengan cara
yang ma'ruf.
Itulah
yang dinasehatkan kepada orang-orang yang beriman di antara kamu kepada Allah
dan hari kemudian. itu lebih baik
bagimu dan lebih suci. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
-Assaa’ah (Datangnya Kiamat).
Datangnya Kiamat sangat cepat dan
tiba-tiba, sebagaimana disebutkan di atas.
-Yumil Ba’ats (Hari Kebangkitan).
Lihat Surat Ar Ruum ayat 56 :
وَقَالَ الَّذِيۡنَ اُوۡتُوا الۡعِلۡمَ وَ الۡاِيۡمَانَ لَقَدۡ لَبِثۡـتُمۡ فِىۡ كِتٰبِ اللّٰهِ اِلٰى يَوۡمِ الۡبَـعۡثِ فَهٰذَا يَوۡمُ الۡبَـعۡثِ وَلٰـكِنَّكُمۡ كُنۡـتُمۡ لَا تَعۡلَمُوۡنَ ﴿۵۶﴾
Dan
berkata orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dan keimanan (kepada
orang-orang yang kafir): "Sesungguhnya kamu telah berdiam (dalam kubur)
menurut ketetapan Allah, sampai Hari Berbangkit;
Maka inilah hari berbangkit itu akan
tetapi kamu selalu tidak meyakini(nya)."
-Yaumuddin
(Hari Agama, Hari Kiamat. Hari Pembalasan).
Surat
Al Fatihah ayat 4 :
اِيَّاكَ نَعۡبُدُ وَاِيَّاكَ نَسۡتَعِيۡنُؕ ﴿۴﴾
Yang
menguasai di hari Pembalasan.
-Yaumul
Hasrah
(Hari dikumpulkan semua manusia). .
-Ad Daarul Akhirah, (Hari Akhir ).
Lihat Surat
Al Ankabut ayat 64 :
وَمَا هٰذِهِ الۡحَيٰوةُ الدُّنۡيَاۤ اِلَّا لَهۡوٌ
وَّلَعِبٌؕ وَاِنَّ الدَّارَ الۡاٰخِرَةَ لَهِىَ الۡحَـيَوَانُۘ لَوۡ كَانُوۡا
يَعۡلَمُوۡنَ ﴿۶۴﴾
Dan
tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. dan
Sesungguhnya Akhirat itulah yang
sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.
Dan masih banyak lagi tentang Hari Qiyamat disebutkan dalam
Surat-Surat yang ada dalam AlQur’an.
4.Persiapan
Keberangkatan ke Akhirat.
Hadits diriwayatkan oleh Ibnu ‘Abbas rodhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda : Pergunakanlah
lima perkara sebelum datangnya lima perkara. Pertama,hidupmu(dalam ketaatan)
sebelum matimu. Kedua, sehatmu sebelum sxakitmu. Ketiga, waktu lapangmu sebelum
waktu sempitmu. Ke-empat, masa mudamu sebelum masa tuamamu. Kelima,masa kayamu
sebelum fakirmu.
(Hadits riwayat Imam Muslim , Hadits nomor
1077).
Keterangan
Hadits tersebut :
1. Pergunakan hidupmu (dalam ketaatan) sebelum matimu, maksudnya : Pergunakan
(lakukan) hidup di dunia dalam ketaatan kepada Allah subhanahu wata’ala, bukan
untuk maksiat. Sebelum mati.
2. Pergunakan sehatmu sebelum sakitmu, maksudnya : Selagi
dalam keadaan sehat pergunakan untuk banyak-banyak beribadah, sebelum datang
sakit.
3. Perguinakan waktu lapangmu sebelum waktu sibukmu, maksudnya: Waktu
luang pergunakan waktu untuk membaca AlQur’an dan kitab-kitab Ilmu yang bermanfaat, untuk Dzikir, Sholawat,
dst. Bukan membaca koran atau novel yang tidak bermanfaat.
4. Pergunakan masa-mudamu sebelum masa-tuamu, maksudnya :
Masa-muda dalam hal ini adalah siapa saja yang masih kuat bekerja (masih
produktif) pergunakan untuk banyak beribadah, mencari pahala
sebanyak-banyaknya.
5. Pergunakan masa-kayamu sebelum masa fakirmu, maksudnya : Perbanyak
shodakoh, infak, menolong fakir-miskin. dst.
Demikian antara lain Persiapan sebelum keberangkatan, artinya sebelum kita mati. Ketika
kita mati tidak mungkin bisa kembali ke dunia lagi, tidak bisa berbuat apa-apa
lagi.
Persiapan sebelum Hari Keberangkatan
(mati) adalah :
Menuju ampunan Allah subhanahu wata’ala. Makna ampunan :
1. Kembali kepada
Agama Allah (men-Tauhidkan Allah),
2.
Kembali kepada Perintah Allah subhanahu wata’ala,
3. Ber-Taubat.
Setelah bertaubat, maka kita langsung minta kepada Allah subhanahu wata’ala, yaitu Surga. Sebagaimana dalam Surat Ali Imran ayat 133 – 136.
اُولٰٓٮِٕكَ جَزَآؤُهُمۡ مَّغۡفِرَةٌ مِّنۡ رَّبِّهِمۡ
وَ جَنّٰتٌ تَجۡرِىۡ مِنۡ تَحۡتِهَا الۡاَنۡهٰرُ خٰلِدِيۡنَ فِيۡهَا ؕ وَنِعۡمَ
اَجۡرُ الۡعٰمِلِيۡنَؕ ﴿۱۳۶﴾
Mereka itu balasannya
ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir
sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala
orang-orang yang beramal. (136)
Kita diperintahkan untuk segera bertaubat.
Segera menuju ampunan Allah.
Mengharap Surga dengan cara :
1. Ber-Shodakoh,
ber-Infaq dalam kondisi lapang maupun sempit.
2. Menahan marah,
3. Memberi maaf
kepada orang lain.
Keutamaan
memberi maaf.
Di zaman Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam, ketika beliau sedang duduk di majlis
menyampaikan tausiyahnya, beliau bersabda : “Sebentar lagi akan datang seorang pemuda ahli Surga yang akan masuk ke
mesjid kita ini”. Para sahabat
menengok ke kiri dan kanan mencari-cari mana orangnya. Tiba-tiba datang seorang laki-laki dengan
jenggotnya yang basah dengan memakai sandal.
Para sahabat mengira itulah yang dimaksud oleh Rasulullah saw.
Esok harinya lagi datang orang yang
sama. Sampai hari ketiga datang lagi
orang yang sama. Para sahabat bertanya-tanya, apa kelebihan pemuda itu sehingga
dikatakan oleh Rasulullah Saw sebagai penduduk Surga. Salah seorang sahabat penasaran lalu ia minta
ijin untuk mendatangi rumah pemuda tersebut.
Ternyata dalam keseharinnya ia (pemuda tersebut) biasa-biasa saja, tidak
ada ibadah yang istimewa. Tetapi kenapa
disebutkan oleh Rasulullah saw bahwa
orang itu calon Ahli Surga.
Setelah ditanya secara mendetail, orang
tersebut mengatakan : Sesungguhnya aku adalah apa yang engkau lihat.
Biasa-biasa saja, setiap hari aku sholat berjamaah di masjid, aku berdagang
seperti orang-orang lain berdagang. Tetapi memang ada amalan hati dalam diriku
yang setiap hari aku lakukan, yaitu aku selalu mawas-diri, dan setiap aku hendak tidur aku memaafkan semua
orang yang bergaul dengan aku. Bila
ada orang bersalah baik sengaja atau tidak, aku selalu memaafkannya.
Ternyata itulah yang menjadikan Rasulullah
saw men-cap ia Ahli Surga. Orang itu
selalu memaafkan setiap orang yang bergaul dengannya, setiap malam ketika hendak tidur. Ia tidak
pernah ada dendam. Kemudian ia ber-Istighfar ketika mendzolimi diri
sendiri maupun orang lain, serta tidak akan mengulangi perbuatan dosanya.
5.Hari
Kiamat datang secara tiba-tiba (Dalam waktu sangat cepat).
Dalam Hadits riwayat Imam Bukhari, Imam
Muslim dan Imam Ibnu Majah, yaitu Hadits nomor 7411, dari Abu Hurairah rodhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam, bersabda :
Sungguh,
Kiamat akan datang seperti ketika dua orang laki-laki membentangkan baju
keduanya, kemudian mereka tidak sempat melipat baju itu kembali, Kiamat sudah
datang. Kedua, Kiamat akan datang seperti ketika seorang
laki-laki pulang dengan membawa susu yang telah diperahnya tetapi ia tidak
sempat meminumnya.
Selanjutnya Rasulullah saw bersabda : “Sungguh,
Kiamat datang ketika seseorang menemukan sumber air tetapi ia tidak sempat
meminum air yang ia peroleh”.
Banyak lagi Hadits yang berkaitan dengan
datangnya Hari Kiamat dengan tiba-tiba, seluruh alam semesta ini hancur tanpa
tahapan.
6.Hikmah
Terjadinya Kiamat.
Ada lima point tentang datangnya Hari
Kiamat :
1. Bagi seorang
mukmin yang sholih, Kiamat adalah pintu menuju Hakekat Kehidupan. Bagi orang
yang beriman dan beramal-sholih, Kiamat adalah puncak Ketakutan dan
Kelelahan.
2. Di hari Kimat
kelak semua manusia berkumpul dan tidak saling mengenal, berdiri menunggu
selama 40 tahun di hadapan Allah subhanahu
wata’ala. Kelelahan yang luar biasa. Tidak ada makanan dan tempat
istirahat. Semua berdiri menunggu panggilan pengadilan Allah, satu per-satu.
Namun kelelahan dan ketakutan itu akan mengantar kepada kenikmatan. Yaitu
Surga.
3. Di Hari Kiamat bagi
seorang mukmin yang sholih, Kiamat adalah jalan untuk mengambil balasan (hasil)
dari seluruh amalan ketika di dunia.
Ibaratnya, seperti seorang pegawai di akhir bulan, ia mendapatkan
gaji/upahnya.
4. Bagi seorang
mukmin yang sholih Kiamat adalah proses
untuk masuk Surga.
5. Bagi seorang
mukmin yang sholih Kiamat adalah satu-satunya fasilitas untuk bertemu Allah subhanahu
wata’ala. Tanpa Hari Kiamat kita tidk akan bisa melihat Wajah Allah subhanahu wata’ala. Kenikmatan terbesar
di sisi Allah di Akhirat adalah berjumpa
dengan Allah subhanahu wata’ala.
Puncak/Ujung
terjadinya Kiamat.
Ada tiga Hadits sebagai referensi :
Pertama, Hadits shahaih,
Rasulullah saw bersabda : Tidak akan
terjadi Kiamat, kecuali kejahatan manusia sudah mencapai puncaknya. Puncak
Kejahatan/Keburukan manusia yaitu manusia melakukan zina secara terang-terangan,
dan tidak ada orang yang berani menegur atau melarang. (Hadits riwayat Imam
Muslimdan Imam Ahmad).
Kedua, Hadits dari Anas
bin Malik rodhiyallahu ‘anhu berkata
bahwa Rasulullah shollllahu ‘alaihi
wasallam bersabda : Tidak akan
terjadi Hari Kiamat sampai tidak ada lagi ucapan (dikumandangkan) Allahu Akbar.
Ketiga, Hadits shahih,
Rasulullah saw bersabda : Terjadinya
Kiamat adalah Allah subhanahu wata’ala akan mengutus angin, dimana selama dua
tahun tidak ada permusuhan, lalu Allah mengirim angin dingin dari arah
Syam sehingga tidak lagi manusia tersisa
di muka bumi yang dalam hatinya terdapat kebaikan keimanan, maka Allah akan
mematikan semua itu termasuk manusia yang berdzikir dan punya iman, semua akan
Allah matikan. Sampai-sampai bila ada seseoranag dari kalian yang memasuki gua
atau lereng gunung, angin itu akan mematikannya. Sebelum Kiamat itu terjadi, maka orang-orang beriman
akan mati terlebih dahulu.
Sekian bahasan, mudah-mudahan bermanfaat.
No comments:
Post a Comment